Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank CIMB Niaga Sebelum dan Setelah Merger.

(1)

ABSTRAK

Perkembangan dunia bisnis pada saat ini sedang melaju pesat. Hal ini disebabkan adanya persaingan bebas dan globalisasi. Salah satu strategi untuk menghadapi persaingan bebas dan globalisasi ini adalah dengan melakukan Merger. Cara ini yang dilakukan oleh salah satu perusahaan perbankan di Indonesia, yaitu Bank CIMB Niaga (Bank Lippo dan Niaga). Dengan melakukan merger, tentu saja pemilik saham berharap perusahaannya mengalami perubahan kearah yang lebih baik. Hal ini dapat dilihat dari kinerja keuangan Bank CIMB Niaga. Dengan demikian, dilakukan sebuah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan bank CIMB Niaga sebelum dan setelah merger yang dilakukan dengan menggunakan metode CAMEL (CAR, NPL, BOPO, ROA, ROE, NIM, LDR) dan data yang digunakan adalah data sekunder. Berdasarkan hasil penelitian, kinerja keuangan Bank CIMB Niaga lebih baik pada saat setelah merger dibandingkan sebelum merger.

Kata Kunci : Merger, Kinerja Keuangan, CAMEL, Data Sekunder


(2)

ABSTRACT

The development of the business world today is moving rapidly. This is due to the existence of free competition and globalization. One strategy to face free competition and globalization are the implementation of the Merger. The way this is done by one of the banks in Indonesia, Bank CIMB Niaga (Bank Lippo and Niaga). With the merger, of course shareholders expect the company to change towards the better. It can be seen from the performance of Bank CIMB Niaga. Thus, conducted a study that aims to determine the CIMB Niaga bank's financial performance before and after the merger is done by using the CAMEL (CAR, NPLs, ROA, ROA, ROE, NIM, LDR) and the data used is secondary data. Based on this research, the performance of Bank CIMB Niaga better in time after the merger than before the merger.

Keywords : Merger, Financial Performance, CAMEL, Secondary Data


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ……… i

ABSTRAK ……….. iii

ABSTRACT ……… iv

DAFTAR ISI ……… v

DAFTAR LAMPIRAN ……… vii DAFTAR TABEL ……… viii BAB 1 PENDAHULUAN ………. 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ………. 1

1.2 Rumusan Masalah ………. 7

1.3 Tujuan Penelitian ………... 7

1.4 Manfaat Penelitian ………. 8

BAB 2 LANDASAN TEORI ………. 10

2.1 Kajian Pustaka ……… 10

2.1.1 Pengertian Merger ……….. 10

2.1.2 Tahapan Dalam Merger ………. 11

2.1.3 Macam-Macam Bentuk Merger ……… 12

2.1.4 Manfaat dan Risiko Merger ……….. 13

2.1.5 Kinerja Keuangan Bank ……….... 13

2.1.6 Tingkat Kesehatan Bank ……… 14

2.2 Penelitian Terdahulu ………. 20

2.3 Rerangka Pemikiran ………. 25

BAB 3 METODE PENELITIAN ……….. 32

3.1 Jenis Penelitian ………. 32

3.2 Definisi Operasional Variabel ………... 32 v


(4)

3.3 Metode Pengumpulan Data ……….. 36

3.4 Metode Analisis Data ……… 37

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………...……….. 39

4.1 Hasil Penelitian ………. 39

4.1.1 Kinerja Keuangan Bank CIMB Niaga Sebelum dan Setelah Merger ………. 39

4.1.1.1 Permodalan (Capital) ………... 39

4.1.1.2 Kualitas Aktiva Produk (Aset) ………. 41

4.1.1.3 Manajemen ………... 43

4.1.1.4 Rentabilitas (Earning) ……….. 46

4.1.1.5 Likuiditas ………. 52

4.2 Pembahasan ……… 54

4.2.1 Perbandingan Kinerja Keuangan Bank CIMB Niaga Sebelum dan Setelah Merger ………. 54

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN ……… 58

5.1 Simpulan ………. 58

5.2 Keterbatasan Penelitian ……….. 60

5.3 Saran ………... 60

DAFTAR PUSTAKA ……….. 62

LAMPIRAN ……… 65

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS (CURRICULUM VITAE) ……… 69


(5)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ………. 21

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel ……….. 33

Tabel 4.10 Tabel CAR Sebelum Merger ……… 39

Tabel 4.11 Tabel CAR Setelah Merger ……….. 40

Tabel 4.20 Tabel NPL Sebelum Merger ………. 42

Tabel 4.21 Tabel NPL Setelah Merger ……… 42

Tabel 4.30 Tabel BOPO Sebelum Merger ……… 44

Tabel 4.31 Tabel BOPO Setelah Merger ……….. 44

Tabel 4.40 Tabel ROA Sebelum Merger ……….. 46

Tabel 4.41 Tabel ROA Setelah Merger ………. 47

Tabel 4.42 Tabel ROE Sebelum Merger ……… 48

Tabel 4.43 Tabel ROE Setelah Merger ………. 49

Tabel 4.44 Tabel NIM Sebelum Merger ……… 50

Tabel 4.45 Tabel NIM Setelah Merger ……….. 51

Tabel 4.50 Tabel LDR Sebelum Merger ……… 53

Tabel 4.51 Tabel LDR Setelah Merger ……….. 53


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Laporan Keuangan CIMB Niaga Tahun 2002-2004 ………. 65

Lampiran 2 Laporan Keuangan CIMB Niaga Tahun 2005-2007 ………. 66

Lampiran 3 Laporan Keuangan CIMB Niaga Tahun 2008-2010 ………. 67

Lampiran 4 Laporan Keuangan CIMB Niaga Tahun 2011-2014 ………. 68


(7)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan dunia bisnis pada saat ini sedang melaju pesat. Hal ini disebabkan adanya persaingan bebas dan globalisasi. Persaingan bebas dalam dunia bisnis ditandai dengan semakin banyaknya perusahaan-perusahaan baru yang ikut masuk dalam kompetisi, sehingga membuat perusahaan mengembangkan strategi untuk tetap dapat mengikuti persaingan.

Kemudian muncul beberapa masalah perbankan nasional, diantaranya kualitas sumber daya yang rendah, persaingan sengit yang diakibatkan oleh munculnya beberapa bank baru dengan tidak merata, persaingan struktur modal dan manajemen, serta adanya bebearapa bank yang tidak memenuhi ketentuan dalam prinsip yang telah ditetapkan.

Hal ini menyebabkan banyak bank yang bermasalah, kemudian banyak yang melakukan valuta asing dan saham yang memiliki risiko yang tinggi dan bukan dunia perbankan. Rendahnya pemerintah dalam melakukan pengawasan serta dekatnya hubungan pemerintah dengan pemilik bank dapat menimbulkan masalah baru bagi dunia perbankan di Indonesia.

Struktur perbankan di Indonesia sudah dianggap melebihi kapasitas (Overbanked), yaitu jumlah bank yang ada telah melebihi tingkat rasio kecukupan jumlah bank per jumlah penduduk (Cevi,2008).


(8)

Kemudian, ketika krisis ekonomi terjadi dengan penarikan besar – besaran dana perbankan, penurunan nilai tukar yang mempengaruhi kinerja perusahaan swasta untuk melakukan pembayaran kredit valas, maka dampaknya adalah gelombang krisis menimpa sektor perbankan akibat macetnya kredit, hutang valas, dan menurunnya jumlah simpanan sehingga perbankan mengalami kesulitan likuiditas serta penurunan kinerja hingga mengalami nilai yang negatif (Cevi,2008).

Hal ini telah diprediksikan oleh Gubernur Bank Indonesia pada tahun 1992 yaitu Adrianus Mooy, beliau mengatakan :

“ Yang di khawatirkan adalah capital inflow yang begitu positif pada saat ini dapat saja berubah menjadi capital outflow, mengalirnya modal keluar dimungkinkan karena dianutnya sistem rezim devisa bebas di Indonesia” (Syahrir,1995:300).

Kemudian bank Indonesia sebagai bank sentral melakukan beberapa program, diantaranya program restrukturisasi perbankan nasional dan mengeluarkan peraturan Single Presence Policy. Beberapa langkah restrukturisasi yang ditempuh adalah :

1. Memperlambat pendirian bank baru

2. Mendorong pelaksanaan merger antar bank – bank yang sehat maupun yang kurang sehat

3. Mendorong nilai peningkatan kesehatan bank melalui pembinaan dan pengawasan termasuk menyempurnakan nilai – nilai serta peraturan yang telah ditetapkan.

Sedangkan Bank Indonesia mengeluarkan peraturan kebijakan kepemilikan tunggal pada bulan Oktober 2006 dan mulai diimplementasikan pada tahun 2008 (pasal 8 butir 4


(9)

Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006). tentang kepemilikan tunggal (Single Presence Policy), menjelaskan pengertian kepemilikan tunggal adalah suatu kondisi dimana suatu pihak hanya menjadi pemegang saham pengendali dalam satu bank. Maksudnya jika ada dua bank atau lebih yang dimiliki oleh pemilik yang sama, maka diharuskan untuk melakukan merger.

Sedangkan Benny (2008) mengemukakan, kepemilikan tunggal adalah suatu kondisi dimana suatu pihak hanya menjadi pemegang saham pengendali pada satu bank. Bank yang terkena dampak dari kebijakan single presence policy yaitu bank Niaga dan bank Lippo yang dimiliki oleh Khazanah, serta bank milik pemerintah seperti Bank Mandiri, Bank BNI46, Bank BRI, dan Bank BTN. Bank Niaga dan Bank Lippo sudah melakukan merger terhitung tanggal 1 November 2008. Pada 1 November 2008, Khazanah sebagai pemilik kedua Bank CIMB Niaga (dahulu Bank Niaga) dan Bank Lippo, dua entitas bank terkemuka di Indonesia, telah bergabung menjadi Bank CIMB Niaga. Penggabungan kedua bank tersebut merupakan opsi terbaik bagi seluruh pemangku kepentingan (Stakeholder) yang diambil oleh pemegang saham dalam rangka mematuhi kebijakan Bank Indonesia (BI) khususnya mengenai Kebijakan Kepemilikan Tunggal atau Single Presence Policy.

Deputi Gubernur Bank Indonesia menyatakan, kebijakan kepemilikan tunggal adalah kebijakan yang mengatur agar bank-bank yang dimiliki oleh perusahaan atau seseorang yang sama diharuskan untuk merger. Tujuannya untuk meningkatkan efektivitas pengawasan, dan mendorong konsolidasi perbankan agar bank-bank memiliki modal yang kuat sehingga bank menjadi lebih lebih kuat,berdaya saing tinggi, mempunyai nilai, dan berskala global. Tingginya kredit bermasalah (non performing loan) pada beberapa


(10)

bank yang kepemilikannya kebetulan dipegang sedikit pengendali saham, menjadi salah satu pemicu kebijakan itu (Ahmad Erani Yustika, 2006). Bank yang terkena dampak dari kebijakan single presence policy yaitu bank Niaga dan bank Lippo yang dimiliki oleh Khazanah, serta bank milik pemerintah seperti Bank Mandiri, Bank BNI46, Bank BRI, dan Bank BTN.

Kebijakan pemerintah dalam menstrukturisasi BUMN – BUMN yang tidak sehat menjadi sebuah pilihan yang harus diikuti, agar BUMN tersebut dapat bersaing secara sehat baik didalam maupun diluar negeri.

Kemudian bank Indonesia membuat beberapa strategi yang diharapkan mampu membantu dunia perbankan di Indonesia pada saat itu. Strategi yang dikembangkan dapat dilakukan secara internal maupun eksternal. Secara internal dilakukan dengan memperluas perusahaan dari dalam, seperti peningkatan kapasitas produksi, menambah produk, efisiensi biaya atau mencari pasar baru. Sedangkan strategi eksternal adalah meningkatkan nilai perusahaan dengan menggabungkan dua atau lebih perusahaan. Merger dan akuisisi adalah cara yang biasa dipilih perusahaan sebagai strategi eksternal dalam mempertahankan hidupnya.

Ada kecenderungan perusahaan lebih memilih strategi merger dan akuisisi dari waktu ke waktu (Hitt, 2002). Strategi eksternal dengan merger dan akuisisi lebih cepat menunjukkan peningkatan dibanding strategi internal. Hal ini dianggap sesuai dengan tuntutan persaingan yang mengharuskan perusahaan untuk menghasilkan peningkatan dengan cepat. Perusahaan melakukan merger sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan juga sebagai cara bertahan dalam kompetisi (Lyroudi, 2000). Merger adalah penggabungan dua perusahaan atau lebih dengan tetap menggunakan nama salah


(11)

satu perusahaan. Sedangkan akuisisi adalah penggabungan dua atau lebih perusahaan dengan membeli sebagian saham yang dimiliki perusahaan lain, nama perusahaan tersebut masih berdiri sendiri-sendiri.

Di Indonesia, aktivitas merger dan akuisisi mulai banyak dilakukan sejalan dengan semakin majunya pasar modal di Indonesia. Alasan perusahaan lebih memilih merger dan akuisisi karena dengan strategi tersebut, tujuan perusahaan akan lebih cepat tercapai dibandingkan jika perusahaan memulai usahanya dari awal. Nilai perusahaan juga akan meningkat setelah melakukan merger dan akuisisi dibanding jika perusahaan dijual secara terpisah. Manfaat lain dari merger dan akuisisi adalah adanya peningkatan skill manajerial, transfer teknologi, dan efisiensi biaya (Hitt, 2002).

Semakin banyaknya merger dan akuisisi antar perusahaan juga terjadi pada antar bank. Bank adalah badan usaha yang kegiatannya menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat. Untuk menciptakan perbankan yang sehat, efisien dan mampu bersaing dalam persaingan bebas dan globalisasi, perlu adanya peraturan yang mengatur merger dan akuisisi antar bank. Salah satu peraturan yang mengatur merger dan akuisisi antar bank adalah Peraturan Pemerintah RI no.28 tahun 1999. Dalam peraturan tersebut, merger adalah penggabungan dua bank atau lebih dengan mempertahankan salah satu bank dan membubarkan bank-bank lain tanpa likuidasi. Sedangkan akuisisi adalah pengambilalihan kepemilikan suatu bank sehingga terjadi perubahan dalam pengendalian bank tersebut.

Merger dan akuisisi antar bank terjadi sesuai dengan permintaan bank yang bersangkutan, permintaan Bank Indonesia, ataupun permintaan badan khusus yang bersifat sementara dalam rangka penyehatan perbankan. Bank Indonesia memiliki


(12)

kewenangan untuk meminta bank-bank untuk melakukan merger dan akuisisi apabila bank tersebut menunjukan ketidaksehatan dalam laporan kinerjanya.

Aspek penilaian tingkat kesehatan bank menurut peraturan Bank Indonesia No.6/10/PBI/2004 yaitu dilihat dari aspek permodalan, kualitas aktiva, manajemen, rentabilitas, dan likuiditas terhadap risiko pasar. Rasio CAMEL digunakan untuk menghitung ke-enam aspek tersebut. Capital adequacy ratio (CAR) digunakan untuk menghitung aspek permodalan, non performing loan (NPL) menghitung kualitas asset, aspek rentabilitas dihitung menggunakan rasio return on asset (ROA), return on equity (ROE), net interest margin (NIM), dan biaya operasional dibandingkan dengan pendapatan operasional (BOPO), serta aspek likuiditas dihitung menggunakan loan to deposit ratio (LDR). Penilaian terhadap aspek manajemen dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen manajemen umum, penerapan manajemen risiko, dan kepatuhan bank terhadap ketentuan yang berlaku serta komitmen kepada Bank Indonesia dan atau pihak lainnya. Aspek sensitivitas dilakukan melalui penilaian terhadap komponen - komponen modal atau cadangan yang dibentuk untuk meng-cover fluktuasi suku bunga dibandingkan dengan potential loss sebagai akibat fluktuasi (adverse movement) suku bunga, modal atau cadangan yang dibentuk untuk meng-cover fluktuasi nilai tukar dibandingkan dengan potential loss sebagai akibat fluktuasi (adverse movement) nilai tukar, dan kecukupan penerapan sistem manajemen risiko pasar.

Bank Niaga dan Bank Lippo sudah melakukan merger terhitung tanggal 1 November

2008. Merger pada Bank CIMB Niaga dengan Lippo Bank diharapkan dapat membawa

peningkatan value perusahaan, sehingga Bank CIMB Niaga tetap dapat memberikan pelayanan yang lebih optimal bagi pengusaha menengah kebawah. Keberhasilan merger


(13)

ini dapat diukur dari kinerja keuangan perusahaan tersebut. Kinerja keuangan diukur dari rasio keuangan.

Bergabungnya Lippo Bank ke dalam Bank CIMB Niaga merupakan sebuah lompatan besar di sektor perbankan Asia Tenggara. Bank CIMB Niaga kini menawarkan nasabahnya layanan perbankan yang komprehensif di Indonesia dengan menggabungkan kekuatan di bidang perbankan ritel, UKM dan korporat dan juga layanan transaksi pembayaran. Dengan komitmennya pada integritas, ketekunan untuk menempatkan perhatian utama kepada nasabah dan semangat untuk terus unggul, Bank CIMB Niaga akan terus memanfaatkan seluruh daya yang dimilikinya untuk menciptakan sinergi dari penggabungan ini. Keseluruhannya merupakan nilai-nilai inti Bank CIMB Niaga dan merupakan kewajiban yang harus dipenuhi bagi masa depan yang sangat menjanjikan.

Penelitian ini terfokus kepada kinerja keuangan sebelum dan setelah merger, maka

judul dari penelitian ini adalah “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan CIMB

Niaga Sebelum dan Setelah Merger”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan konteks penelitian di atas, berikut diuraikan pertanyaan pokok yang akan dicari jawabannya melalui penelitian ini, yaitu :

1. Bagaimana kinerja keuangan CIMB Niaga sebelum merger ? 2. Bagaimana kinerja keuangan CIMB Niaga setelah merger ?

3. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan sebelum dan setelah merger ?

1.3 Tujuan Penelitian


(14)

Merger dan akuisisi dikatakan berhasil jika telah membawa peningkatan pada perusahaan yang bergabung. Dengan peningkatan tersebut diharapkan perusahaan dapat bertahan dalam persaingan yang semakin ketat. Tujuan merger dan akuisisi adalah mencapai pasar yang lebih luas, efisiensi biaya, peningkatan teknologi, serta mendapatkan profit yang lebih besar.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk : 1. Dapat mengetahui kinerja keuangan CIMB Niaga sebelum merger 2. Dapat mengetahui kinerja keuangan CIMB Niaga setelah merger

3. Dapat mengetahui perbedaan kinerja keuangan sebelum dan setelah merger

1.4 Manfaat Penelitian

Kegunaan atau manfaat dari penelitian ini adalah untuk :

1. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi mengenai pengaruh merger terhadap kinerja keuangan suatu perusahaan.

2. Menjadi bahan pertimbangan bagi pemilik modal untuk menanamkan modalnya pada suatu perusahaan khususnya di dunia perbankan.

3. Bagi pengelola, dapat memberikan informasi dalam menentukan langkah-langkah keuangannya serta dapat melakukan pengembangan usahanya.

4. Bagi masyarakat, informasi tentang kinerja keuangan bank ini dapat menjadi acuan yang baik dalam memilih perusahaan perbankan, agar masyarakat tidak


(15)

terjerumus oleh iklan yang ditampilkan oleh pihak – pihak tertentu.

5. Untuk perusahaan, dapat mengevaluasi seluruh tindakan-tindakan yang telah dilakukan sebelumnya dalam melakukan kinerja terutama dalam bidang keuangan, agar tidak salah dalam mengambil keputusan.


(16)

DAFTAR PUSTAKA

Aprilia, S.N., dan Oetomo, W.H. (2015). Perbandingan Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Akuisisi pada Perusahaan Manufaktur. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen Vol 4 No 12.

Aris, R. (2012). Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Sebelum dan Setelah Merger (Studi Pada Bank CIMB Niaga).

Chrismatani, H.H., dan Prijati (2014). Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Merger dengan Menggunakan Metode CAMEL. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen Vol 3 No 3.

Dendawijaya, dan Lukman. (2006). Manajemen Perbankan, Jakarta, Ghalia, Indonesia.

Gitman, dan Lawrence, J. (2006). Principle Of Managerial Finance, Eleventh Edition, Boston, Pearson.

Haryadi, M.R. (2016). Dampak Akuisisi Terhadap Kinerja Perusahaan. Jurnal Ekonomi Manajemen Vol 10 No 1.

Indrawan, R., dan Yuniati, T. (2015). Analisis Kinerja Keuangan PT Smartfren Telecom Tbk Sebelum dan Sesudah Akuisisi. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen Vol 4 No 6.

Iskandar, dan Syamsu. (2008). Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Jakarta, PT Semesta Asa Bersama.

Kasmir (2008). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta, Raja Grafindo Persaja.

Kemal, dan Usman, M. (2011). Post-Merger Profitability : A Cast Of Royal Bank Of

Scotland. International Journal of Business and Social Science Vol 2 No 5.


(17)

Marzuki, A.M., dan Widyawati, N. (2013). Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Akuisisi : Studi Pada Bank CIMB Niaga Tbk. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen Vol 1 No 2.

Puspitawaty. (2010). Penilaian Perusahaan Merjer PT. Bank Niaga Tbk dan PT. Bank Lippo Tbk Terkait Single Presence Policy.

Retnadi, Djoko, dan Hassim, A. (2010) Kinerja Perbankan Semakin Bersinar http://ekonomi.kompasiana.com/ .

Rosdiana, Eka, dan Handayani, S. (2007). Peta Persaingan 11 Bank Papan Atas. Economic Review No 209.

Santoso, Tri, Y. (2010). Pengaruh Merger dan Akuisisi Terhadap Efisiensi Perbankan di Indonesia. Vol 12 No 2.

Santoso, Budi, T., dan Triandaru, S. (2006). Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Jakarta, Salemba Empat.

Sharkas, A.M., Hassan, K., dan Lawrence, S. (2008). The Impact of Mergers and

Acquisitions on The Efficiency of The US Banking Industry: Further Evidence.

Journal of Business and Finance & Accountin, Vol.35, No.1.

Soewita dan Benny (2008). Pelaksanaan Single Presence Policy di Bank. http://www.wealthindonesia.com/mutual-fund/index.php/pelaksanaansinglepresence-policy-di-bank-bumn.html .

Sundari, R. (2014). Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Setelah Merger dan Akuisisi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Vol 3 No2.

Suudyasana, A., dan Fitria, A. (2015). Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Sebelum dan Setelah Merger.


(18)

Syaichu, M. (2006). Merger dan Akuisisi : Alternatif Meningkatkan Kesejahteraan Pemegang Saham. Jurnal Studi Manajemen dan Organisasi Vol 3 No 2.

Taswan. (2006). Manajemen Perbankan Konsep, Teknik, dan Aplikasi, Yogyakarta, UPP STIM YKPN.

Yustika, dan Erani, A. (2006). Kebijakan Kepemilikan Tunggal, http://www.unisosdem.org /ekopol.php


(1)

ini dapat diukur dari kinerja keuangan perusahaan tersebut. Kinerja keuangan diukur dari rasio keuangan.

Bergabungnya Lippo Bank ke dalam Bank CIMB Niaga merupakan sebuah lompatan besar di sektor perbankan Asia Tenggara. Bank CIMB Niaga kini menawarkan nasabahnya layanan perbankan yang komprehensif di Indonesia dengan menggabungkan kekuatan di bidang perbankan ritel, UKM dan korporat dan juga layanan transaksi pembayaran. Dengan komitmennya pada integritas, ketekunan untuk menempatkan perhatian utama kepada nasabah dan semangat untuk terus unggul, Bank CIMB Niaga akan terus memanfaatkan seluruh daya yang dimilikinya untuk menciptakan sinergi dari penggabungan ini. Keseluruhannya merupakan nilai-nilai inti Bank CIMB Niaga dan merupakan kewajiban yang harus dipenuhi bagi masa depan yang sangat menjanjikan.

Penelitian ini terfokus kepada kinerja keuangan sebelum dan setelah merger, maka judul dari penelitian ini adalah “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan CIMB Niaga Sebelum dan Setelah Merger”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan konteks penelitian di atas, berikut diuraikan pertanyaan pokok yang akan dicari jawabannya melalui penelitian ini, yaitu :

1. Bagaimana kinerja keuangan CIMB Niaga sebelum merger ? 2. Bagaimana kinerja keuangan CIMB Niaga setelah merger ?

3. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan sebelum dan setelah merger ?


(2)

Merger dan akuisisi dikatakan berhasil jika telah membawa peningkatan pada perusahaan yang bergabung. Dengan peningkatan tersebut diharapkan perusahaan dapat bertahan dalam persaingan yang semakin ketat. Tujuan merger dan akuisisi adalah mencapai pasar yang lebih luas, efisiensi biaya, peningkatan teknologi, serta mendapatkan profit yang lebih besar.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk : 1. Dapat mengetahui kinerja keuangan CIMB Niaga sebelum merger 2. Dapat mengetahui kinerja keuangan CIMB Niaga setelah merger

3. Dapat mengetahui perbedaan kinerja keuangan sebelum dan setelah merger

1.4 Manfaat Penelitian

Kegunaan atau manfaat dari penelitian ini adalah untuk :

1. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi mengenai pengaruh merger terhadap kinerja keuangan suatu perusahaan.

2. Menjadi bahan pertimbangan bagi pemilik modal untuk menanamkan modalnya pada suatu perusahaan khususnya di dunia perbankan.

3. Bagi pengelola, dapat memberikan informasi dalam menentukan langkah-langkah keuangannya serta dapat melakukan pengembangan usahanya.

4. Bagi masyarakat, informasi tentang kinerja keuangan bank ini dapat menjadi acuan yang baik dalam memilih perusahaan perbankan, agar masyarakat tidak


(3)

terjerumus oleh iklan yang ditampilkan oleh pihak – pihak tertentu.

5. Untuk perusahaan, dapat mengevaluasi seluruh tindakan-tindakan yang telah dilakukan sebelumnya dalam melakukan kinerja terutama dalam bidang keuangan, agar tidak salah dalam mengambil keputusan.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Aprilia, S.N., dan Oetomo, W.H. (2015). Perbandingan Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Akuisisi pada Perusahaan Manufaktur. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen Vol 4 No 12.

Aris, R. (2012). Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Sebelum dan Setelah Merger (Studi Pada Bank CIMB Niaga).

Chrismatani, H.H., dan Prijati (2014). Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Merger dengan Menggunakan Metode CAMEL. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen Vol 3 No 3.

Dendawijaya, dan Lukman. (2006). Manajemen Perbankan, Jakarta, Ghalia, Indonesia.

Gitman, dan Lawrence, J. (2006). Principle Of Managerial Finance, Eleventh Edition, Boston, Pearson.

Haryadi, M.R. (2016). Dampak Akuisisi Terhadap Kinerja Perusahaan. Jurnal Ekonomi Manajemen Vol 10 No 1.

Indrawan, R., dan Yuniati, T. (2015). Analisis Kinerja Keuangan PT Smartfren Telecom Tbk Sebelum dan Sesudah Akuisisi. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen Vol 4 No 6.

Iskandar, dan Syamsu. (2008). Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Jakarta, PT Semesta Asa Bersama.

Kasmir (2008). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta, Raja Grafindo Persaja.

Kemal, dan Usman, M. (2011). Post-Merger Profitability : A Cast Of Royal Bank Of Scotland. International Journal of Business and Social Science Vol 2 No 5.


(5)

Marzuki, A.M., dan Widyawati, N. (2013). Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Akuisisi : Studi Pada Bank CIMB Niaga Tbk. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen Vol 1 No 2.

Puspitawaty. (2010). Penilaian Perusahaan Merjer PT. Bank Niaga Tbk dan PT. Bank Lippo Tbk Terkait Single Presence Policy.

Retnadi, Djoko, dan Hassim, A. (2010) Kinerja Perbankan Semakin Bersinar

http://ekonomi.kompasiana.com/ .

Rosdiana, Eka, dan Handayani, S. (2007). Peta Persaingan 11 Bank Papan Atas. Economic Review No 209.

Santoso, Tri, Y. (2010). Pengaruh Merger dan Akuisisi Terhadap Efisiensi Perbankan di Indonesia. Vol 12 No 2.

Santoso, Budi, T., dan Triandaru, S. (2006). Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Jakarta, Salemba Empat.

Sharkas, A.M., Hassan, K., dan Lawrence, S. (2008). The Impact of Mergers and Acquisitions on The Efficiency of The US Banking Industry: Further Evidence. Journal of Business and Finance & Accountin, Vol.35, No.1.

Soewita dan Benny (2008). Pelaksanaan Single Presence Policy di Bank.

http://www.wealthindonesia.com/mutual-fund/index.php/pelaksanaansinglepresence-policy-di-bank-bumn.html .

Sundari, R. (2014). Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Setelah Merger dan Akuisisi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Vol 3 No2.

Suudyasana, A., dan Fitria, A. (2015). Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Sebelum dan Setelah Merger.


(6)

Syaichu, M. (2006). Merger dan Akuisisi : Alternatif Meningkatkan Kesejahteraan Pemegang Saham. Jurnal Studi Manajemen dan Organisasi Vol 3 No 2.

Taswan. (2006). Manajemen Perbankan Konsep, Teknik, dan Aplikasi, Yogyakarta, UPP STIM YKPN.

Yustika, dan Erani, A. (2006). Kebijakan Kepemilikan Tunggal, http://www.unisosdem.org /ekopol.php


Dokumen yang terkait

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SEBELUM DAN SESUDAH MERGER ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SEBELUM DAN SESUDAH MERGER (Studi Kasus Pada Bank Niaga dan Bank Lippo yang Merger menjadi Bank CIMB Niaga).

0 2 12

PENDAHULUAN ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SEBELUM DAN SESUDAH MERGER (Studi Kasus Pada Bank Niaga dan Bank Lippo yang Merger menjadi Bank CIMB Niaga).

0 2 10

ARSITEKTUR PERBANKAN INDONESIA DAN KINERJA KEUANGAN ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SEBELUM DAN SESUDAH MERGER (Studi Kasus Pada Bank Niaga dan Bank Lippo yang Merger menjadi Bank CIMB Niaga).

1 25 38

PENUTUP ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SEBELUM DAN SESUDAH MERGER (Studi Kasus Pada Bank Niaga dan Bank Lippo yang Merger menjadi Bank CIMB Niaga).

0 4 7

ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum Dan Sesudah Merger (Kasus Pada Bank CIMB Niaga Yang Terdaftar Di BEI).

3 14 95

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SEBELUM DAN SESUDAH MERGER Analisis Kinerja Keuangan Bank Sebelum Dan Sesudah Merger (Studi Kasus Pada PT Bank CIMB Niaga Tbk).

0 2 14

PENDAHULUAN Analisis Kinerja Keuangan Bank Sebelum Dan Sesudah Merger (Studi Kasus Pada PT Bank CIMB Niaga Tbk).

0 2 5

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SEBELUM DAN SESUDAH MERGER Analisis Kinerja Keuangan Bank Sebelum Dan Sesudah Merger (Studi Kasus Pada PT Bank CIMB Niaga Tbk).

0 4 15

Analisis Perbandingan Kinerja Perusahaan Pt. Bank Cimb Niaga Tbk Sebelum Dan Setelah Melakukan Tindakan Merger.

0 1 2

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA BANK CIMB NIAGA SETELAH DAN SEBELUM MERGER - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 30