PENGARUH PENGGUNAAN CAMPURAN DEDAK DAN DARAH FERMENTASI DENGAN Bacillus amyloliquefaciens DALAM RANSUM TERHADAP KUALITAS KARKAS AYAM BROILER.

PENGARUH PENGGUNAAN CAMPURAN DEDAK DAN DARAH
FERMENTASI DENGAN Bacillus amyloliquefaciens DALAM RANSUM
TERHADAP KUALITAS KARKAS AYAM BROILER

SKRIPSI

Oleh
HIFNI RAMADHAN
1010611056

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG, 2014

PENGARUH PENGGUNAAN CAMPURAN DEDAK DAN DARAH
FERMENTASI DENGAN Bacillus amyloliquefaciens DALAM RANSUM
TERHADAP KUALITAS KARKAS AYAM BROILER
Hifni Ramadhan1, Wizna2, Helmi Muis2,
1)
Mahasiswa Program Studi Peternakan, Fakultas Peternakan
Universitas Andalas Padang

2)
Bagian Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan
Universitas Andalas Kampus Limau Manis Padang

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan campuran
dedak dan darah fermentasi (CDDF) dengan Bacillus amyloliquefaciens dalam
ransum terhadap kualitas karkas pada ayam broiler. Penelitian ini menggunakan
100 ekor ayam strain Arbor Acres CP 707 dengan metode eksperimen
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan yaitu A
(pakan kontrol), B (5% CDDF), C (10% CDDF), D (15% CDDF) dan E (20%
CDDF) dalam ransum dengan 4 kali ulangan. Peubah yang diamati adalah bobot
hidup, persentase karkas, persentase lemak abdomen dan kadar kolesterol daging
ayam broiler. Hasil penelitian menunjukan penggunaan CDDF dalam ransum
berbeda sangat nyata (P0,05) terhadap persentase lemak
abdomen dan kadar kolesterol daging. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa penggunaan campuran dedak darah fermentasi dapat dipakai sampai level
15% dalam ransum ayam broiler karena dapat meningkatkan bobot hidup serta
tidak mempengaruhi persentase lemak abdomen dan kadar kolesterol daging.


Kata kunci : Dedak darah fermentasi, Bacillus amyloliquefaciens, Broiler,
Kualitas Karkas

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Biaya pakan terutama pakan unggas merupakan komponen biaya produksi
yang terbesar 60-75% dari biaya produksi (Rasyaf, 2000). Dalam penyusunan
ransum unggas kandungan zat makanan yang perlu diperhatikan adalah protein
dan energi, sedangkan bahan pakan sumber protein dan energi tersebut
ketersediaannya tidak tetap sehingga harganya tinggi, untuk itu perlu dicari bahan
pakan alternatif yang mudah didapatkan, mempunyai kandungan gizi yang cukup
dan harga relatif murah. Salah satu bahan yang dapat digunakan adalah dedak dan
darah sapi yang berasal dari limbah rumah potong hewan.
Dedak padi merupakan hasil samping dari pemisahan beras dengan sekam
(kulit gabah) pada gabah yang telah dikeringkan melalui proses pemisahan dengan
digiling atau ditumbuk yang dapat digunakan sebagai pakan ternak. Menurut
Utami (2011) kandungan zat makanan dedak padi yakni bahan kering 88,93%,
protein kasar 12,39%, serat kasar 12,59%, kalsium 0,09% dan posfor 1,07%.
Permasalahan lain yang ada dalam penggunaan dedak padi sebagai pakan ternak

adalah kandungan asam fitat dan kandungan serat kasarnya yang cukup tinggi.
Darah merupakan hasil sampingan pemotongan ternak sapi atau kerbau
yang dapat diolah menjadi tepung darah. Komposisi zat-zat makanan darah segar
yaitu bahan kering 20,2%, protein 95,7%, abu 4,1%, lemak 0,2%, kalsium 0,89%,
fosfor 0,25% (Khalil dan Yuniza, 2011).

1

Menurut Donkoh et al., (1999) tepung darah adalah sumber protein hewani
karena mengandung protein yang tinggi yaitu lebih dari 80% dan memiliki
kandungan asam amino esensial yang cukup lengkap yaitu asam amino lisin,
metionin, dan triptopan yang cukup tinggi, oleh karena itu tepung darah dapat
dimanfaatkan sebagai penyusun ransum. Menurut Sutrisno (2012) kandungan
Metabolisme Energi tepung darah sebesar 2750 kkal/kg namun tingkat
palatabilitas dari tepung darah relatif rendah dan tingkat pemakaian 5 – 9 % saja,
hal ini disebabkan karena protein ini mempunyai nilai biologis yang rendah.

Oleh karena itu untuk meningkatkan kualitas dedak padi dan darah agar
pemanfaatannya lebih optimal dalam ransum broiler diperlukan upaya untuk
meningkatkan protein kasar dan menurunkan serat kasar melalui teknik

fermentasi.
Menurut Muis (2013) campuran dedak padi dan darah yang difermentasi
dengan Bacillus amyloliquefaciens pada dosis 3% dan lama fermentasi 3 hari
terjadi peningkatan kualitas dari campuran tersebut, yang mana kandungan
sebelum fermentasi protein kasar 40,27%, lemak kasar 7,59%, serat kasar 10,27%,
Ca 0,76%, P 0,09%, ME 3136 kkal/kg dan kandungan sesudah fermentasi protein
kasar 42,73%, lemak kasar 9,2%, serat kasar 7,17%, Ca 0,21%, P 1,28%, ME
3195 kkal/kg (Muis, 2013). Dengan adanya peningkatan kandungan nutrient
diharapkan bisa menjadi bahan pakan alternative yang digunakan dalam ransum
unggas.
Kualitas campuran dedak padi dan darah pemanfaatannya dapat
ditingkatkan dengan difermentasi menggunakan Bacillus amyloliquefaciens.
Untuk mengimbangi kekurangan pada ransum dan melihat seberapa besar
2

kemampuan bakteri ini mengubah zat makanan yang tidak bisa dicerna oleh
unggas menjadi lebih tersedia dan bermanfaat. Kekurangan nutrien dan energi
dari bahan campuran dedak padi dan darah fermentasi diharapkan dapat ditutupi
oleh aktivitas Bacillus amyloliquefaciens yang terkandung didalam produk
tersebut karena dapat berperan sebagai probiotik.

Menurut Stark dan Wilkinson (1989) probiotik yaitu suatu produk yang
mengandung mikroba hidup non patogen, yang diberikan pada hewan untuk
memperbaiki laju pertumbuhan, efisiensi konsumsi ransum, dan kesehatan hewan.
Sesuai dengan pendapat Siregar et al., (1980) menyatakan bahwa jumlah ransum
yang dikonsumsi akan menentukan besarnya bobot hidup, semakin banyak
ransum yang dikonsumsi akan semakin meningkatkan bobot hidup yang
dihasilkan. Produksi karkas erat kaitannya dengan bobot hidup, dimana semakin
bertambah bobot hidup produksi karkas juga akan semakin meningkat
(Rosmawati dan Dwijanto, 1997).
Pemberian bacteri Bacillus sebagai probiotik juga dapat menurunkan
kolesterol yang mana Bacillus juga memiliki kemampuan untuk meningkatkan
intestinal homoestatis yang memungkinkan mekanisme perombakan atau
degradasi kolesterol yang dilakukan oleh mikroba intestinal, yang mana mikroba
intestinal mendegradasi kolesterol menjadi coprostanol, yaitu sebuah sterol yang
tidak dapat diserap oleh usus. Selanjutnya coprostanol dan sisa kolesterol
dikeluarkan bersama-sama tinja. Dengan demikian jumlah kolesterol yang diserap
tubuh menjadi rendah dan kandungan kolesterol daging menurun (Fuller, 1992
dalam Daud et al., 2007).

3


Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik melakukan penelitian yang
berjudul “Pengaruh Penggunaan Campuran Dedak Padi dan Darah
Fermentasi dengan Bacillus amyloliquefaciens dalam Ransum Terhadap
Kualitas Karkas Ayam Broiler”.
1.2 Perumusan Masalah
Bagaimana pengaruh penggunaan campuran dedak dan darah fermentasi
dengan Bacillus amyloliquefaciens dalam ransum terhadap kualitas karkas ayam
broiler.
1.3 Tujuan Penelitian
Mengetahui pengaruh penggunaan campuran dedak dan darah fermentasi
dengan Bacillus amyloliquefaciens dalam ransum terhadap kualitas karkas ayam
broiler.
1.4 Hipotesis Penelitian
Penggunaan campuran

dedak dan darah fermentasi dengan Bacillus

amyloliquefaciens sampai 20% dalam ransum broiler dapat meningkatkan kualitas
karkas ayam broiler.


4

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penambahan Enzim Hemicell Dalam Ransum Terhadap Karkas Itik Peking Umur 8 Minggu

0 29 57

Pengaruh Penggunaan Onggok Fermentasi Dalam Ransum Terhadap Karkas Dan Boneless Itik Peking Umur 8 Minggu

0 26 55

Pengaruh penggunaan pruteen dalam ransum ayam broiler terhadap komposisi tubuh dan karkas

0 5 165

PENGARUH PENGGUNAAN ONGGOK FERMENTASI DENGAN Bacillus amyloliquefaciens DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN SERAT KASAR, RETENSI NITROGBN DAN EFISIENSI PENGGUNAAN ENERGI METABOLISME AYAM BROILER.

0 0 6

PENGARUH FERMENTASI CAMPURAN DEDAK PADI DAN DARAH DENGAN Bacillus amyloliquefaciens TERHADAP KETERSEDIAAN KALSIUM DAN FOSFOR SERTA KANDUNGAN ASAM FITAT.

0 0 6

PENGARUH PENGGUNAAN CAMPURAN DEDAK PADI DAN DARAH FERMENTASI DENGAN Bacillus amyloliquefaciens DALAM RANSUM TERHADAP BOBOT HIDUP, BOBOT KARKAS, PERSENTASE KARKAS DAN IOFC PADA ITIK LOKAL.

1 5 9

PENGARUH PENGGUNAAN CAMPURAN DEDAK DAN AMPAS TAHU FERMENTASI DENGAN Monascus purpureus DALAM RANSUM TERHADAP BOBOT HIDUP, PERSENTASE KARKAS DAN KOLESTEROL DAGING BROILER.

0 0 10

PENGARUH PEMAKAIAN ONGGOK FERMENTASI DENGAN Bucillus amyloliquefaciens DALAM RANSUM TERHADAP BOBOT HIDUP, PERSENTASE KARKAS DAN INCOME OVER FEED COST AYAM BROILER.

0 0 7

PENGARUH PEMBERIAN ONGGOK FERMENTASI DENGAN Bacillus amyloliquefaciens PADA TINGKAT ENERGI RANSUM YANG BERBEDA TERHADAP PERFORMA AYAM BROILER.

0 0 6

PENGARUH PEMBERIAN PRODUK ONGGOK FERMENTASI DENGAN Bacillus amyloliquefaciens DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA AYAM BROILER.

0 0 7