PENGARUH FERMENTASI CAMPURAN DEDAK PADI DAN DARAH DENGAN Bacillus amyloliquefaciens TERHADAP KETERSEDIAAN KALSIUM DAN FOSFOR SERTA KANDUNGAN ASAM FITAT.

PENGARUH FERMENTASI CAMPURAN DEDAK PADI DAN DARAH
DENGAN Bacillus amyloliquefaciens TERHADAP KETERSEDIAAN
KALSIUM DAN FOSFOR SERTA KANDUNGAN ASAM FITAT

SKRIPSI

OLEH:

FADLI
09 1061 21 74

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada Fakultas
Peternakan Universitas Andalas

PROGRAM STUDI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2014

PENGARUH FERMENTASI CAMPURAN DEDAK PADI DAN DARAH

DENGAN Bacillus amyloliquefaciens TERHADAP KETERSEDIAAN
KALSIUM DAN FOSFOR SERTA KANDUNGAN ASAM FITAT
Fadli1, Wizna2, Yuliaty Shafan Nur3
1)
Mahasiswa Program Studi Ilmu Peternakan, Fakultas Peternakan
Universitas Andalas Padang
2)
Bagian Nutrisi dan Teknologi Pakan Ternak, Fakultas Peternakan
Universitas Andalas Kampus Limau Manis Padang
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dosis inokulum dan lama
fermentasi campuran dedak padi dan darah dengan Bacillus amyloliquefaciens
terhadap kandungan asam fitat serta ketersediaan kalsium dan fosfor. Penelitian
ini menggunakan campuran dedak padi dan darah yang di fermentasi dengan
Bacillus amyloliquefaciens. Penelitian ini juga menggunakan 18 ekor ayam broiler
umur 6 minggu yang telah dipuasakan selama 36 jam untuk proses pencekokan.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak
Lengkap (RAL) pola factorial 2 x 3 dan 3 ulangan. Faktor perlakuan tersebut
tediri dari faktor A (level inokulum) terdiri dari A1(1% ), A2(3%). Perlakuan
faktor B (lama fermentasi) terdiri dari B1 ( 1 hari), B2 (3 hari), dan B3 (5 hari),

dan Student-test (uji-t) untuk membandingkan 2 perlakuan. Parameter yang
diamati adalah ketersediaan kalsium dan fosfor serta kandungan asam fitat. Hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa tidak ada interaksi antara campuran dedak
padi dan darah yang difermentasi dengan Bacillus amyloliquefaciens terhadap
ketersediaan kalsium dan fosfor serta kandungan asam fitat
Kata kunci: dedak padi, darah, Bacillus amyloliquefaciens, asam fitat, kalsium
dan fosfor.

I.

1.1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Dalam suatu usaha peternakan unggas, faktor terpenting dalam

peningkatan produktivitas dan populasi ternak adalah faktor bahan pakan, namun
bahan pakan yang berkualitas baik sering mengakibatkan harga ransum yang
cukup tinggi sehingga mengeluarkan biaya terbesar dari biaya produksi. Murtidjo

(1987), menyatakan bahwa makanan unggas merupakan faktor terpenting dan
kebutuhan yang mutlak untuk kelangsungan hidup ternak unggas, karena dalam
usaha peternakan unggas 60-70% dari total biaya produksi adalah biaya ransum
(Siregar dan Sabrani, 1980). Karena itu perlu dicari bahan pakan alternatif yang
murah didapat dan yang baik kandungan nutrisinya serta murah harganya. Salah
satu bahan pakan alternatif tersebut adalah dedak padi.
Dedak padi merupakan limbah proses pengolahan gabah yang cukup
potensial untuk dijadikan bahan pakan unggas. Kandungan zat makanan dedak
padi yakni BK sebesar 88,93%, PK sebesar 12,39%, SK sebesar 12,59%, Ca
sebesar 0,09% dan P sebesar 1,07% (Analisis laboratorium Nutrisi Non
Ruminansia, Fakultas Peternakan Universitas Andalas, 2010). Kelemahan utama
dedak padi sebagai pakan unggas adalah kandungan serat kasarnya yang cukup
tinggidan adanya senyawa fitat yang dapat mengikat mineral dan protein. Sumiati
(2005) menunjukkan bahwa dedak padi mengandung asam fitat sebesar 6,9%.
Darah merupakan hasil sampingan pemotongan ternak sapi atau kerbau
yang dapat diolah menjadi tepung darah. Tepung darah mengandung 80-82%
protein kasar dan sangat baik sebagai sumber asam amino lisin (kira-kira dua per

1


tiga lisin dapat dimanfaatkan oleh unggas). Komposisi zat makanan darah segar
yakni BK sebesar 20,2%, Protein 95,7%, Abu 4,1%, Lemak 0,2%, Ca 0,89%, P
0,25% (Khalil dan Yuniza, 2011). Tepung darah mengandung 80-82% protein
kasar dan sangat baik sebagai sumber asam amino lisin (kira-kira dua per tiga
lisin dapat dimanfaatkan unggas). Kandungan ME tepung darah = 2750 kkal/kg
(Scott et al.,1982). Protein tepung darah kurang dapat dimanfaatkan unggas
karena didalam proses pembuatannya

menggunakan suhu tinggi, sehingga

sebagian asam amino menjadi rusak. Selain dari itu kandungan asam amino yang
mengandung sulfur (metionin, sistin dan sistein) juga tidak bisa dimanfaatkan,
serta kandungan kalsium (Ca) dan fosfor (P) tepung darah juga lebih rendah dari
pada tepung daging.
Kendala serat kasar yang cukup tinggi, protein kasar yang rendah dan
adanya asam fitat pada dedak padi yang akan menyebabkan penggunaannya
sebagai pakan hewan monogastrik terbatas, dan hal ini dapat diatasi dengan
mencampur dengan darah dan menggunakan teknik fermentasi. Fermentasi
merupakan proses perubahan kimiawi pada substrat organik melalui aksi enzim
yang dihasilkan oleh mikroorganisme (Winarno, 1997). Pederson (1971)

menyatakan bahwa kandungan asam amino, lemak, karbohidrat, vitamin dan
mineral bahan akan mengalami perubahan akibat aktifitas dan perkembangbiakan
mikroorganisme selama fermentasi.
Salah satu mikroorganisme yang dapat digunakan adalah Bacillus
amyloliquefaciens. Bacillus amyloliquefaciens dapat menghasilkan beberapa
enzim seperti alfa amylase, alfa acetolactate decarboxylase, beta glucanase,
hemicellulase, maltogenic amylase, urease, protease, xilanase, khitinase dan

2

enzim fitase serta enzim ekstraseluler selulase dan hemiselulase (Luizmeira, 2005;
Kim et al.,1998 ; Wizna et al., 2007). Menurut Irvan (2009) aktifitas enzim
protease di usus halus ayam broiler umur 5 minggu yang mendapatkan probiotik
Bacillus amyloliquefacienslebih tinggi (7,681 U/ml) dari aktifitas enzim pada
ayam yang tidak diberi probiotik (0,12 U/ml). Menurut Dilahari (2012) aktivitas
enzim fitase dedak padi fermentasi dengan Bacillus amyloliquefaciens selama 1
hari (40.56 U/ml) lebih tinggi dari aktifitas enzim fitase dedak padi tanpa
fermentasi (0,06 U/ml).
Fermentasi terhadap campuran dedak padi dan darah (1:1v/v) diharapkan
kualitas dari campuran tersebut akan lebih baik. Proses fermentasi sangat

dipengaruhi oleh faktor dosis inokulum dan lama fermentasi, tingkat dosis
berkaitan dengan besaran populasi mikroba yang berpeluang menentukan cepat
tidaknya perkembangan mikroba dalam menghasilkan enzim (fitase) untuk
merombak substrat (asam fitat), sehingga pada gilirannya akan berpengaruh
terhadap produk akhir terutama ketersediaan mineral kalsium dan fosfor. Asam
fitat merupakan penyimpanan fosfor dalam tanaman, fosfor hanya dapat
digunakan setelah dihidrolisis menjadi fosfat organik oleh enzim fitase. Salah satu
usulan meningkatkan nilai manfaat dari zat-zat yang berikatan dengan asam fitat
adalah suplementasi enzim fitase ke dalam bahan pakan yang mengandung asam
fitat tinggi karena saluran pencernaan monogastrik khususnya unggas tidak
memiliki enzim yang dapat menghidrolisis fitat. Enzim fitase berperan
mengoptimalkan pemanfaatan unsur phosfor dalam tubuh hewan ternak
monogastrik (non ruminansia) seperti unggas dan ikan, serta guna mereduksi
polusi unsur fosfor di lingkungan, sehingga eutrifikasi dipermukaan perairan
(waduk dan sungai) dapat dicegah (Skinner et al.,1992). Aktifitas enzim fitase
dapat menghilangkan sifat pengkelat mineral dari asam fitat dengan menghasilkan

3

inositol dan asam fosfat mudah larut. Pertumbuhan mikroba ditandai dengan

lamanya waktu yang digunakan, sehingga kosentrasi metabolik semakin
meningkat sampai akhirnya menjadi terbatas yang kemudian dapat menyebabkan
laju pertumbuhan menurun (Fardiaz, 1992). Oleh karena itu, perlu diketahui
tingkat dosis dan lama fermentasi yang optimum untuk menghasilkan kandungan
nutrien terbaik.
Dari kendala yang dihadapi diatas sehingga dilakukan penelitian yang
bertujuan untuk melihat pengaruh dosis inokulum dan lama fermentasi campuran
dedak padi dan darah dengan Bacillus amyloliquefaciens terhadap kandungan
kalsium dan fosfor serta kecernaan kalsium dan fosfor.
1.2

Rumusan Masalah
Apakah ada pengaruh dosis inokulum dan lama fermentasi campuran

dedak padi dan darah dengan Bacillus amyloliquefaciens terhadap ketersediaan
kalsium dan fosfor serta kandungan asam fitat.
1.3

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dosis inokulum dan lama


fermentasicampuran dedak padi dan darah dengan Bacillus amyloliquefaciens
terhadap ketersediaan kalsium dan fosfor serta kandungan asam fitat.
1.4

Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian ini adalah adanya interaksi antara dosis inokulum dan

lama

fermentasi

campuran

dedak

padi

dan


darah

dengan

Bacillus

amyloliquefaciens dapat menurunkan kandungan asam fitat dan meningkatkan
ketersediaan kalsium dan fosfor.

4

Dokumen yang terkait

Kandungan Fosfor dan Kalsium Serta Penyebarannya pada Tanah dan Tumbuhan Hutan Rawa Gambut

0 3 202

Kandungan Asam Fitat dan Kualitas Dedak Padi yang Disimpan dalam Keadaan Anaerob.

0 9 70

PENGARUH PENGGUNAAN CAMPURAN DEDAK PADI DAN DARAH FERMENTASI DENGAN Bacillus amyloliquefaciens DALAM RANSUM TERHADAP BOBOT HIDUP, BOBOT KARKAS, PERSENTASE KARKAS DAN IOFC PADA ITIK LOKAL.

1 5 9

PENGARUH PENGGUNAAN CAMPURAN DEDAK DAN DARAH FERMENTASI DENGAN Bacillus amyloliquefaciens DALAM RANSUM TERHADAP KUALITAS KARKAS AYAM BROILER.

0 1 6

PENGARUH SUHU DAN DOSIS ENZIM THERMOPHYTASE TERHADAP SISA AKTIVITAS ENZIM, KADAR ASAM FITAT DAN RETENSI KALSIUM PADA PAKAN DEDAK PADI.

0 0 6

SUPLEMENTASI Zn, UREA, SULFUR PADA DEDAK PADI YANG DIFERMENTASI DENGAN Bacillus amyloliquefuciers TERHADAP RETENSI ABU, KALSIUM DAN FOSFOR PADA BROILER.

0 0 6

PENGARUH IMBANGAN FEED SUPLEMEN TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN KASAR, KALSIUM DAN FOSFOR DEDAK PADI YANG DIFERMENTASI DENGAN Bacillus amyloliquefaciens.

1 2 6

PENGARUH PEMBERIAN PRODUK ONGGOK FERMENTASI DENGAN Bacillus amyloliquefaciens DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA AYAM BROILER.

0 0 7

Pemberian Dedak Padi yang Difermentasi dengan Bacillus amyloliquefaciens sebagai Pengganti Ransum Komersil Ayam Ras Petelur

0 0 6

Pengaruh Dosis Inokulum dan Lama Fermentasi Campuran Dedak Padi dan Darah dengan Bacillus amyloliquefaciens terhadap Kandungan Serat Kasar, Kecernaan Serat Kasar dan Energi Metabolisme The Effect of Innocullum Dosage and Fermentation Period of Mixtured Ri

0 1 6