Pengembangan Model Pendidikan Empat Pilar Bangsa dan Wawasan Kebangsaan untuk Menurunkan Ikatan Primordialisme Masyarakat Akar Rumput dalam Menciptakan Kehidupan Beragam Menuju Terwujudnya Integrasi Nasional dan Harmoni Sosial di Kota Surakarta.

(B. Sosial)
Pengembangan Model Pendidikan Empat Pilar Bangsa dan Wawasan Kebangsaan untuk
Menurunkan Ikatan Primordialisme Masyarakat Akar Rumput dalam Menciptakan Kehidupan
Beragam Menuju Terwujudnya Integrasi Nasional dan Harmoni Sosial di Kota Surakarta
Kata kunci: Model Pendidikan, Empat Pilar Bangsa, Masyarakat Akar Rumput, Integrasi dan Harmoni
Sosial
Haryono, Bagus; Sulistyo, Edy Tri; Zuber, Ahmad
Fakultas ISIP UNS, Penelitian, BOPTN UNS, Hibah Bersaing, 2012
Tujuan jangka panjang penelitian ini untuk Pengembangan Model Pendidikan Empat Pilar Bangsa dan
Wawasan Kebangsaan pada masyarakat akar rumput (grass root level), agar dapat lebih menjamin
terwujudnya Integrasi Nasional dan Harmoni Sosial di Kota Surakarta. Integrasi Nasional tetap
ditempatkan dalam konteks Indonesia, namun persoalan difokuskan di kota Surakarta, yang telah dikenal
sebagai daerah sumbu pendek. Kelurahan Sudiroprajan dipilih karena dikenal sebagai daerah yang
berhasil melakukan asimilasi alamiah. Integrasi sosial dijelaskan dengan pendekatan integrasionisnya
Horton dan Hunt, yang melibatkan sub-sistem ideologi, cross-cuting affiliation & ketergantungan
ekonomi. Integrasi budayanya menggunakan cultural hybridization dari Shin. Dimensinya meliputi
fungsional (ekonomi), struktural (normatif & politik), suku, dan budayanya Parsons, Werner S Lendecker,
Amitae Etzioni, dan Zamroni.
Penelitian ini dirancang dalam 2 tahun. Tahun I untuk menemukan draft modelnya, dan tahun ke II untuk
uji coba dan implementasi pengembangan Modelnya. Tahun I bermaksud memetakan Integrasi/DisIntegrasi Cina-Jawa golongan bawah/ Grass Root di Kelurahan Sudiroprajan-Surakarta. Penelitian ini
menggunakan mixed method, dengan menggabungkan pendekatan kualitatif dan kuantitatif.

Pengumpulan data tahun I dilakukan dengan tehnik Pengamatan, survey, Wawancara, FGD, Participatory
Action Research (PAR) awal; khususnya untuk menghasilkan draft Pengembangan Model Pendidikan dan
draft Pengembangan Model Pemberdayaan yang berbasis local wisdom, serta menghasilkan tulisan yang
dikirimkan ke Jurnal Ilmiah Terakreditasi Nasional. Analisis data untuk tahun I dengan eksploratif,
deskriptif kualitatif dan kuantitatif, serta Confirmatory Factor Analysis (CFA). Untuk tahun II dengan
menggabungkan analitis kuantitatif dan kualitatif, agar dapat menghasilkan pengembangan Model
Pendidikan dan Pemberdayaan, Uji Coba Model Pendidikan dan Pemberdayaan, Implementasi Model
Pendidikan dan Pemberdayaan yang berbasis local wisdom yang dihasilkan pada tahun I, serta
menghasilkan tulisan yang dimuat dalam Jurnal Ilmiah Terakreditasi Nasional. Levelnya dipilih
masyarakat akar rumput, karena dinilai rentan dimobilisasi dalam berbagai kerusuhan. Model pendidikan
dan model pemberdayaan dilakukan melalui model pendidikan partisipatif, dengan mengutamakan
musyawarah, atau dialog. Target khusus atau yang menjadi komitmen utamanya ditujukan bagi
kepentingan kaum marjinal. Temuan penelitian menunjukkan Draft Model Integrasi sosial mengikuti
pendekatan integrasionis, yang bertumpu pada integrasi secara alamiah. Draft Model pendidikan
cenderung mengikuti perspektif Paulo Freire yang menjadi jalan keluar bagi kaum marginal, dengan
tetap mengedepankan pendidikan partisipatif, serta menerapkan metode pembuatan keputusan secara
demokratis - yang mengutamakan musyawarah, atau dialog. Draft Model pemberdayaan cenderung
mengikuti pemberdayaan berbasis komunitas. Variabel yang menonjol adalah Pendidikan Nilai
Demokrasi yang Partisipatif, menguatkan ideologi kebangsaan; menekan ikatan Primordialisme Grass
Root, dan draft Aksi non Prejudice, non Diskriminatif ternyata memiliki potensi mengintegrasikan. Empat


Pilar Bangsa pada masyarakat akar rumput terbatas dipahami dalam koherensinya dengan kebutuhan
primernya.