this file 7111 14185 1 SM

Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.1, Februari 2017

UNIVERSITY STUDENTS’ PERCEPTION ON CONFLICTS IN LEARNING
CONFLICT RESOLUTION COURSE
PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KONFLIK DALAM

PEMBELAJARAN MATA KULIAH PENDIDIKAN RESOLUSI KONFLIK
Oleh :
Rika Sartika
Departemen Pendidikan Umum
Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Universitas Pendidikan Indonesia
Email:rikasartika@upi.edu

Abstract. Every year the number of conflict has increase, even the college student faced
conflict in their life. There many case of college student conflict and its need conflict resolution
subject so that they have skill to resolve the conflict. This article aims to analyze the perception of
college student to conflict especially in conflict resolution subject. Perception include cognitive,
affective, and psychomotor aspect at before and after conflict resolution teaching. The article
based observation and questionnaire to seventy eight college students in Sociology Education
Major. The result before conflict resolution teaching are 95% responden has negative perseption

to conflict, 91% responden need others to resolve their conflict, 82% difficult to resolved conflict
and 90% faced conflict with relented. There are different perception after conflict resolution
teaching that change to positive perception, 76% responden has positive perception to conflict,
73% need others to solve their conflict, 62% difficult to resolve their conflict and 66% faced
conflict with relented. The suggetion for this problem are learning methode of conflict resolution
education touch affective aspect such as how to control emotion, how confidently resolve conflict,
and how to use problem solving methode. The responden problem in faced conflict can depend on
many factors like psychology and culture in their society.
Keywords : Perception, College Student, Conflict Resolution Education
Abstrak. Jumlah konflik setiap tahun semakin meningkat bahkan kalangan mahasiswa
sebagai kalangan akademisi tak luput menghadapi konflik. Terdapat beberapa kasus konflik yang
menyangkut mahasiswa dan tentunya diperlukan mata kuliah Pendidikan Resolusi Konflik
sehingga mereka memiliki kemampuan menyelesaikan konflik secara konstruktif. Artikel ini
bertujuan menganalisis persepsi mahasiswa terhadap konflik dalam pembelajaran mata kuliah
Pendidikan Resolusi Konflik. Persepsi yang dianalisis terkait dengan aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor. Data yang didapat berasal dari observasi dan angket kepada 79 mahasiswa Prodi
Pendidikan Sosiologi. Hasil sebelum pembelajaran pendidikan resolusi konflik diperoleh data
bahwa 95% responden memiliki persepsi negatif terhadap konflik, 91% responden membutuhkan
orang lain untuk menyelesaikan konflik, 82% kesulitan dalam menyelesaikan konfilik, dan 90%
sering mengalah dalam menyelesaikan konflik. Terdapat perubahan persepsi setelah pembelajaran

Pendidikan Resolusi Konflik yang mengarah pada peningkatan positif yaitu 76% responden
memiliki persepsi positif terhadap konflik, 73% responden membutuhkan orang lain dalam
menyelesaikan konflik, 62% kesulitan dalam menyelesaikan konflik, dan 66% menghadapi
konflik dengan mengalah. Saran bagi permasalahan tersebut yaitu metode pembelajaran
Pendidikan Resolusi Konflik lebih menitikberatkan pada aspek afektif seperti bagaimana
mengontrol emosi, menumbuhkan kepercayaan diri dalam menyelesaikan konflik, dan berlatih
menggunakan metode problem solving. Permasalahan yang dihadapi responden dipengaruhi pula
oleh aspek psikologis dan budaya dalam masyarakatnya.
Kata Kunci : Persepsi, Mahasiswa, Pendidikan Resolusi Konflik

85 Persepsi Mahasiswa Terhadap Konflik Dalam Pembelajaran Mata Kuliah Pendidikan
Resolusi Konflik

Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.1, Februari 2017

A. PENDAHULUAN

aksi tawuran, sisanya mengalami luka

Konflik merupakan kejadian alami


berat dan ringan. Tawuran di Jakarta

melekat pada kehidupan manusia yang

pada 2013 mencapai 112 kasus, jumlah

tidak

Manusia

ini meningkat dibanding tahun 2012

kepada pilihan-pilihan

yang berjumlah 98 kasus dengan 12

dapat

dihadapkan

dalam

dihindari.

hidupnya

memenuhi

orang meninggal dunia (sumber :

kebutuhan yang pada pelaksanaannya

www.tribunnews.com). Data tersebut

tentunya dapat bertentangan dengan

menunjukkan bahwa kasus konflik

hati nurani (intrapersonal) maupun


berupa tawuran pelajar dari tahun ke

dengan manusia lain (interpersonal)

tahun

sehingga menimbulkan konflik. Konflik

tawuran

jika

menjadi

masalah

berbagai

macam


memiliki

pandangan

terhadap

untuk

ketika
yang

konflik

menyebabkan

terhadap

individu
negatif
sehingga


ketidakmampuan

konflik

yang

cenderung

mengarah pada perilaku kekerasan.

semakin

meningkat.
dihubungkan

maka termasuk

Kasus
dengan


bentuk kekerasan
kedalam kekerasan

fisik dan psikologis yang dilakukan
secara kolektif (WHO 2002).

Kasus konflik dihadapi pula oleh
mahasiswa yang notabene memiliki

Konflik tidak hanya terjadi dalam

peran sebagai agent of change dan

masyarakat luas namun dalam dunia

memiliki kematangan usia dibanding

pendidikan


sehingga

siswa di jenjang pendidikan lainnya.

mengatasi

Seperti kasus di Universitas Hasanudin

konflik tidak terikat kepada status

pada tahun 2013 antara Fakultas Isipol

pendidikan.

didunia

dan Fakultas Teknik (Rahmatia, 2014).

pendidikan dapat terjadi antara peserta


Konflik terjadi didalam kampus sebagai

didik, antara pendidik, maupun antar

daerah akademis. Kasus selanjutnya

peserta didik - pendidik. Data Komnas

ialah pembunuhan yang dilakukan oleh

Perlindungan

mahasiswa Universitas Muhammadiyah

sekalipun,

ketidakmampuan

dalam


Kasus

konflik

Anak

menunjukkan

sepanjang 2013 ada 255 kasus tawuran

Sumatera

antar-pelajar di Indonesia. Angka ini

(m.tempo.co.id). Kejadian ini tentunya

meningkat

memperihatinkan

tajam

dibanding

tahun

Utara

kepada
dunia

dosennya
pendidikan

sebelumnya, yang hanya 147 kasus.

sebagai sarana pembentukan karakter

Dari

bangsa.

jumlah

tersebut,

20

pelajar

meninggal dunia, saat terlibat atau usai

Berdasarkan

permasalahan

86 Persepsi Mahasiswa Terhadap Konflik Dalam Pembelajaran Mata Kuliah Pendidikan
Resolusi Konflik

Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.1, Februari 2017

tersebut maka artikel ini mengulas

strategi

“Persepsi Mahasiswa terhadap Konflik

mengembangkan model-model pendidi-

dalam

Kuliah

kan resolusi konflik untuk di sekolah

Konfilik”

maupun di masyarakat. Mata kuliah ini

akan

sangat penting dipelajari dikarenakan

sikap

mahasiswa memiliki peran sebagai ma-

mahasiswa dalam menghadapi konflik.

khluk sosial akan berprofesi di tengah

Persepsi mahasiswa tentunya sangat

masyarakat tentunya memerlukan ke-

berdampak

bagi

maupun

mampuan dalam menyelesaikan konflik

lingkungan

dikarenakan

mahasiswa

secara konstruktif. Khususnya maha-

merupakan tingkatan yang siap terjun

siswa Universitas Pendidikan Indonesia

ke dunia kerja. Chaos yang menandai

sebagai calon pendidik perlu menguat-

konflik hanya dapat menjadi peluang

kan dan mempraktekkan hal-hal positif

masa

kepada anak didiknya.

pembelajaran

Pendidikan

Mata

Resolusi

dikarenakan

persepsi

mempengaruhi

kognisi

depan

akan

dirinya

bila

kita

mengubah

penyelesaian

konflik;

dan

padangan dunia (world view) dengan

Mata Kuliah Pendidikan Resolusi

membalik paradigma negatif chaos ke

Konflik yang dibahas dalam artikel ini

positive

ialah

chaos

dinamika

seingga

menjadikan

memperkuat

kerja-kerja

yang

Pendidikan

dilaksanakan
Sosiologi

di

Prodi

Fakultas

yang

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

2012).

Universitas Pendidikan Indonesia pada

umum

Semester Padat Genap 2015/2016. Mata

menangani

Kuliah ini memiliki pembahasan materi

berusaha

yang terdiri dari : Fenomena Konflik di

membangun hubungan baru yang tahan

Indonesia, Hakikat Konflik, Persepsi

lama

yang berbeda terhadap Konflik, Sumber

jaringan

menuju

berkelanjutan
Resolusi

perdamaian

(Buwono

Konflik

secara

mengajarkan

bagaimana

sebab-sebab

konflik

di

antara

X,

dan

kelompok

yang

bermusuhan (Fisher, 2007). Resolusi

-sumber

konflik

Pelajar

di

Perguruan

Tinggi

atau

Konflik,
dan

Sumber

Sosial

di

Konflik
Indonesia,

disebut Pendidikan Resolusi Konflik

Perbedaan Respon terhadap Konflik dan

bertujuan agar mahasiswa memiliki ke-

hasilnya, Strategi Umum Manajemen

mampuan

dan

dan Resolusi Konflik, Dasar Pemikiran

menganalisis fenomena konflik yang

dan Asumsi Dasar Pendidikan Resolusi

terjadi di masyarakat dan di kalangan

Konflik, Tujuan dan Prinsip Pendidikan

pelajar; memahami dan mempraktekkan

Resolusi Konflik, kemampuan yang

untuk

memahami

87 Persepsi Mahasiswa Terhadap Konflik Dalam Pembelajaran Mata Kuliah Pendidikan
Resolusi Konflik

Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.1, Februari 2017

dikembangkan
Resolusi

dalam

Pendidikan

Konflik,

Pendidikan

Jenis-jenis

Resolusi

Pengembangan
Pendidikan

Konflik,
Model-model

Resolusi

Konflik,

dan

a. Bagaimana persepsi mahasiswa
terhadap konflik sebelum mengikuti
pembelajaran mata kuliah
Pendidikan Resolusi Konflik?
b. Bagaimana persepsi mahasiswa

Kajian Hasil Penelitian Pendidikan

terhadap konflik setelah mengikuti

Resolusi Konflik.

pembelajaran mata kuliah

Hasil penelitian

terdahulu yang berkaitan dengan konflik
yang

dihadapi

umumnya

siswa

mereka

kemampuan

untuk

yaitu

tidak

pada

memiliki

menyelesaikan

Pendidikan Resolusi Konflik?
2. Metode
Penelitian menggunakan pendekatan
kuantitatif

yaitu

pendekatan

yang

konflik secara konstruktif (Ilfiandra,

berlandaskan pada filsafat positivisme,

2009), selain itu implementasi model

digunakan untuk meneliti pada populasi

pendidikan

atau

resolusi

konflik

belum

sampel

tertentu,

teknik

sehingga

pengambilan sampel pada umumnya

mahasiswa kurang memahami tahap

dilakukan secara random, pengumpulan

penyelesaian

data menggunakan instrumen penelitian,

sepenuhnya

dilakukan
konflik

secara

damai

analisis data bersifat kuantitatif/ statistik

(Malihah, 2012).
persepsi

dengan tujuan untuk menguji hipotesis

mahasiswa terhadap konflik maka akan

yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2009 :

diperoleh pengembangan materi dan

14).

metode yang tepat dalam pembelajaran

mahasiswa terhadap konflik pada awal

mata

mengikuti

Dengan

kuliah

mengetahui

Pendidikan

Resolusi

Penulis mengungkapkan persepsi
mata

kuliah

Pendidikan

Konflik sebagai suatu program yang

Resolusi Konflik dan pada akhir setelah

mendidik mahasiswa untuk memahami

mengontrak

konflik dengan lebih baik, mampu

Dengan

mengendalikan emosi, dan mempunyai

mahasiswa

keterampilan

angkatan 2014 kelas A dan B berjumlah

memecahkan

masalah

secara konstruktif (Maftuh, 2009: 53).

mata

sampel

kuliah

tersebut.

penelitian

Pendidikan

Sosiologi

79 orang yang mengikuti mata kuliah

1. Rumusan Masalah

Pendidikan

Berdasarkan latar belakang diatas maka

Semester Padat Genap 2015/2016.

permasalahan dalam penelitian ini yaitu :

yaitu

Resolusi

Konflik

pada

Penulis menggunakan dua instrumen
pengumpul data yaitu observasi dan

88 Persepsi Mahasiswa Terhadap Konflik Dalam Pembelajaran Mata Kuliah Pendidikan
Resolusi Konflik

Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.1, Februari 2017

angket. Observasi dilakukan selama

B. HASIL DAN PEMBAHASAN

proses

1. Hasil Penelitian

pembelajaran

dan

angket

dilakukan pada saat pertemuan pertama

Data yang diperoleh dalam penelitian

dan ke lima belas dari mata kuliah

dianalisis

Pendidikan Resolusi Konflik. Tujuan

presentase. Analisis ini menggunakan

observasi

tingkat presentase yang menunjukkan

adalah

untuk

mengetahui

menggunakan

persepsi

responden

analisis

aktivitas mahasiswa dalam pembelajaran

tingkat

baik teori maupun praktek, sedangkan

pertanyaan yang terdapat di angket.

tujuan tes untuk mengetahui persepsi

Kriteria

mahasiswa terhadap konflik. Data dari

digunakan yaitu :

penilaian

terhadap

presentase

yang

hasil observasi dan tes ini saling
mendukung

dan

menjadi

perbaikan

untuk

bahan

pembelajaran

Pendidikan Resolusi Konflik.
Tabel 1.1 Kr iter ia Penilaian Pr esentase
Presentase

Kriteria

100%

Seluruhnya

75% - 99%

Sebagian besar

51% - 74%

Lebih besar dari setengahnya

50%

Setengahnya

25% - 49%

Kurang dari setengahnya

1% - 24%

Sebagian kecil

0%

Tidak ada/ tak seorangpun

Sumber : Effendi dan Manning (1991 : 263)

Persepsi
Mengikuti

Mahasiswa
Mata

Kuliah

sebelum
Pendidikan

Resolusi Konflik
Berdasarkan angket yang berisi 14
pertanyaan dan diberikan kepada 79
mahasiswa

pada

pertemuan pertama

mata kuliah Pendidikan Resolusi Konflik
diperoleh data sebagai berikut :

89 Persepsi Mahasiswa Terhadap Konflik Dalam Pembelajaran Mata Kuliah Pendidikan
Resolusi Konflik

Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.1, Februari 2017

Tabel 1.2 Per sepsi Aspek Kognitif
No.

Pernyataan

Jawaban

1.

Konflik memberikan dampak....

Positif 5% , Negatif 95%

2.

Sering terlibat konflik dengan....

Orang tua 12%, Teman 80%,

3.

Dalam menghadapi konflik

Dosen 8%
Pribadi 7%, Orang lain 6%,

mengutamakan kepentingan....

Bersama 87%

Berdasarkan data diatas maka dapat

(12%) konflik dengan orang tua serta

diketahui bahwa sebagian besar dari

dosen (8%). Sebagian besar responden

responden

(87%)

bahwa

(95%)

memiliki

persepsi

konflik memberikan dampak

mengutamakan

kepentingan

bersama dalam penyelesaian konflik, dan

negatif dan sebagian kecil (5%) menilai

sebagian

kecil

responden

(7%)

konflik memberikan dampak positif.

mengutamakan kepentingan pribadi serta

Mahasiswa sering terlibat konflik dengan

orang lain (6%).

teman dan sebagian kecil responden
Tabel 1.3 Per sepsi Aspek Afektif
No.

Pernyataan

Jawaban

1.

Sikap dalam menghadapi konflik....

Menghindari 8%,

2.

Membutuhkan orang lain dalam

Menyelesaikan 92%
Ya 91%, Tidak 9%

3.

menyelesaikan konflik...
Ingin cepat menyelesaikan konflik....

Ya 97%, 3%

4.

Sering tertekan menghadapi konflik....

Ya 82%, Tidak 8%

5.

Menghadapi konflik dengan kepala

Ya 74%,Tidak 26%

6.

dingin....
Setelah menyelesaikan konflik maka

Ya 69%, Tidak 31%

keadaan tidak seperti semula....

7.

Konflik membuat saya dewasa....

Berdasarkan
diketahui

tabel

bahwa

responden

afektif

sebagian

dapat

konflik. Dalam menyelesaikan konflik

besar

diketahui

bahwa

sebagian

besar

bersikap

responden (91%) membutuhkan orang

menyelesaikan konflik dan sebagian

lain dalam menyelesaikan konflik dan

kecil

sebagian kecil responden (9%) tidak

responden

(92%)

Ya 96% tidak 4%

(8%)

menghindari

90 Persepsi Mahasiswa Terhadap Konflik Dalam Pembelajaran Mata Kuliah Pendidikan
Resolusi Konflik

Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.1, Februari 2017

membutuhkan

orang

lain

dalam

kepala dingin. Sebagian besar responden

menyelesaikan konflik. 97% responden

(96%)

ingin cepat menyelesaikan konflik dan

mereka menjadi dewasa dan sebagian

sebagian

cepat

kecil responden (4%) berpersepsi konflik

menyelesaikan konflik. 82% rseponden

tidak membuat mereka menjadi dewasa.

sering tertekan menghadapi konflik, dan

Tabeldapat diatas pun menunjukkan

sebagian kecil responden (8%) tidak

lebih

tertekan. Berdasarkan tabel diatas dapat

responden (69%) setelah menyelesaikan

diketahui

besar

konflik maka keadaan tidak seperti

responden (74%) menghadapi konflik

semula dan kurang dari setengah jumlah

dengan kepala dingin dan kurang dari

resonden (31%) berpersepsi keadaan

setengahnya (26%) tidak menggunakan

seperti semula.

kecil

(3%)

bahwa

tidak

sebagian

berpersepsi

besar

dari

konflik membuat

setengah

jumlah

Tabel 1.4 Per sepsi Aspek Psikomotor
No.

Pernyataan

Jawaban

1.

Kesulitan dalam menyelesaikan konflik....

Ya 82%, Tidak 8%

2.

Menyelesaikan konflik menggunakan....

Intuisi 11%, Problem solving

3.

Sering mengalah dalam menghadapi

42%, Refleksi 47%
Ya 90%, Tidak 10%

4.

konflik.....
Sering terlibat konflik yang dihadapi

Ya 55%, Tidak 45%

orang lain....

psikomotor

sering mengalah dalam menyelesaikan

dapat diketahui bahwa sebagian besar

konflik dan sebagian kecil responden

responden

(10%)

Berdasarkan
(82%)

tabel

kesulitan

dalam

tidak

mengalah

dalam

menghadapi konflik dan sisanya 8%

menyelesaikan konflik. Bahwa lebih

tidak menemukan kesulitan. Sebagian

besar dari setengah jumlah responden

kecil responden (11%) menggunakan

(55%) sering terlibat konflik yang

intuisi dalam menyelesaikan konflik,

dihadapi orang lain dan kurang dari

kurang

setengah jumlah responden (45%) tidak

dari

setengahnya

(42%)

menggunakan problem solving, dan
menggunakan refleksi sebanyak 47%.

terlibat.
Persepsi

Mahasiswa

setelah

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui

Mengikuti Mata Kuliah Pendidikan

bahwa sebagian besar responden (90%)

Resolusi Konflik

91 Persepsi Mahasiswa Terhadap Konflik Dalam Pembelajaran Mata Kuliah Pendidikan
Resolusi Konflik

Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.1, Februari 2017

Berdasarkan angket yang diberikan
kepada 79 mahasiswa pada pertemuan ke
lima belas mata kuliah Pendidikan

Resolusi Konflik diperoleh data sebagai
berikut :

Tabel 1.5 Per sepsi Aspek Kognitif
No.

Pernyataan

Jawaban

1.

Konflik memberikan dampak....

Positif 76% , Negatif 24%

2.

Sering terlibat konflik dengan....

Orang tua 15%, Teman 85%,

3.

Dalam menghadapi konflik

Dosen 0%
Pribadi 6%, Orang lain 4%,

mengutamakan kepentingan....

Bersama 90%

Berdasarkan tabel 5 dapat
diketahui
bahwa
sebagian
besar
responden (76%) memiliki persepsi
konflik memberikan dampak positif dan
sebagian kecil responden (23%) menilai
konflik berdampak negatif. Sebagian
besar responden (85%) sering terlibat
konflik dengan teman dan sebagian kecil
responden (15%) konflik dengan orang

tua serta tidak ada seorangpun yang
terlibat konflik dengan dosen (0%).
Berdasarkan tabel kognitif dapat
diketahui
bahwa
sebagian
besar
responden
(90%)
dalam
konflik
mengutamakan kepentingan bersama,
sebagian
kecil
mengutamakan
kepentingan pribadi (6%) dan orang lain
(4%).

Tabel 1.6 Per sepsi Aspek Afektif
No.

Pernyataan

Jawaban

1.

Sikap dalam menghadapi konflik....

Menghindari 7%,

2.

Membutuhkan orang lain dalam

Menyelesaikan 93%
Ya 73%, Tidak 27%

3.

menyelesaikan konflik...
Ingin cepat menyelesaikan konflik....

Ya 99%, 1%

4.

Sering tertekan menghadapi konflik....

Ya 71%, Tidak 29%

5.

Menghadapi konflik dengan kepala

Ya 89%,Tidak 11%

6.

dingin....
Setelah menyelesaikan konflik maka

Ya 61%, Tidak 39%

7.

keadaan tidak seperti semula....
Konflik membuat saya dewasa....

Ya 99% tidak 1%

Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui

Lebih dari setengah jumlah responden (73%)

bahwa sebagian besar responden (93%)

membutuhkan

bersikap menyelesaikan konflik dan sebagian

menyelesaikan konflik dan kurang dari

kecil responden (7%) menghindari konflik.

setengah jumlah responden (27%) tidak

orang

lain

dalam

92 Persepsi Mahasiswa Terhadap Konflik Dalam Pembelajaran Mata Kuliah Pendidikan
Resolusi Konflik

Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.1, Februari 2017

membutuhkan orang lain. Berdasarkan tabel

dingin dan sebagian kecil (11%) tidak

aspek afektif dapat diketahui bahwa sebagian

dengan kepala dingin.

besar responden

(99%)

ingin

cepat

menyelesaikan konflik dan sebagian
kecil

(1%)

tidak

ingin

cepat

menyelesaikan konflik.
Lebih

dari

responden

setengah

jumlah

sering

tertekan

(71%)

menghadapi konflik dan kurang dari
setengahnya

(29%)

tidak

tertekan.

Sebagian besar responden (89%) sering
menghadapi

konflik

dengan

kepala

Lebih

dari

setengah

jumlah

responden (61%) berpersepsi setelah
menyelesaikan konflik maka keadaan
tidak seperti semula dan kurang dari
setengahnya (39%) menjawab keadaan
sepert semula. Konflik dapat membuat
mereka menjadi lebih dewasa dirasakan
oleh 99% responden dan sebagian kecil
(1%) menjawab konflik tidak membuat
dewasa.

Tabel 1.7 Per sepsi Aspek Psikomotor ik
No.

Pernyataan

Jawaban

1.

Kesulitan dalam menyelesaikan konflik....

Ya 38%, Tidak 62%

2.

Menyelesaikan konflik menggunakan....

Intuisi 13%, Problem solving

3.

Sering mengalah dalam menghadapi

68%, Reflektif 21%
Ya 66%, Tidak 34%

4.

konflik.....
Sering terlibat konflik yang dihadapi

Ya 47%, Tidak 53%

orang lain....

Berdasarkan tabel 7 dapat diketahui

Dalam menghadapi konflik, lebih

kurang dari setengah jumlah responden

dari setengah jumlah responden (66%)

(38%) sering kesulitan menyelesaikan

sering mengalah dalam menyelesaikan

konflik

konflik dan kurang dari setengahnya

dan lebih dari setengahnya

(62%) tidak mengalami kesulitan. Lebih

(34%)

dari setengah responden (68%) bersikap

keterlibatan responden dalam konflik

menyelesaikan

yang dihadapi orang lain didapat kurang

problem

konflik

solving,

menggunakan

sebagian

tidak

mengalah.

Untuk

kecil

dari setengah jumlah responden (47%)

responden (21%) menggunakan refleksi

sering terlibat konflik yang dihadapi

dan sebagian kecil lainnya menggunakan

orang lain dan lebih dari setengahnya

intuisi (13%).

(53%) tidak sering terlibat konflik yang
dihadapi orang lain.

93 Persepsi Mahasiswa Terhadap Konflik Dalam Pembelajaran Mata Kuliah Pendidikan
Resolusi Konflik

Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.1, Februari 2017

2. Pembahasan

Keadaan ini sejalan dengan pilihan

Berdasarkan hasil penelitian maka

responden

yang

ingin

cepat

dapat diketahui persepsi awal sebagian

menyelesaikan konflik daripada memilih

besar

konflik

menggunakan problem solving yang

kuliah

dianggap membutuhkan proses berfikir

mahasiswa

sebelum

mengenai

mengikuti

mata

Pendidikan Resolusi

Konflik adalah

yang mendalam.

negatif sehingga mempengaruhi perilaku

Problem solving sangat disarankan

mahasiswa terhadap konflik diantaranya

dalam menyelesaikan konflik karena

sering kesulitan menghadapi konflik dan

menggunakan analisis kepentingan pihak

terdapat

yang berkonflik sehingga diperoleh hasil

perasaan

tertekan

sehingga

persepsi awal ini berdampak pada aspek

win

psikologis. Tanpa responden disadari

menggunakan frase ini menggunakan

konflik memiliki nilai positif diantaranya

analisis

meningkatkan kuantitas dan kualitas

(Burton, 1996). Adapun langkah-langkah

prestasi,

problem solving : menetapkan tujuan,

penalaran

tingkat

tinggi,

win

solution.

Resolusi

mendalam

tanpa

pemecahan masalah yang kreatif, dan

pemetaan

sangat

permasalahan, kembangkan

penting

kognitif,

unuk

sosial,

perkembangan

psikologis,

permasalahan,

konflik
paksaan

cari

akar

hipotesis,

serta

analisis hipotesis, alernatif solusi, seleksi

mendorong perubahan (Johnson dan

alternatif solusi, priorotas tindakan, dan

Johnson dalam Maftuh, 2008). Hal ini

kembangkan

sejalan dengan sebagian besar hasil

Dengan problem solving permasalahan

angket yang menyatakan bahwa konflik

dapat

membuat responden menjadi dewasa.

permasalahan mendasar.

Kesulitan dalam menghadapi konflik
pun

dihadapi

responden

rencana

dipecahkan

implementasi.

hingga

ke

Mahasiswa pada sebelum mengikuti

sebelum

mata kuliah Pendidikan Resolusi Konflik

mengikuti mata kuliah ini disebabkan

dominan mengalah ketika menghadapi

karena mereka belum dapat mengatasi

lawan dikarenakan mengalah adalah

emosi saat menghadapi konflik dan

jalan

belum mengetahui keterampilan dalam

padahal

menyelesaikan konflik. Hal ini terlihat

manajemen konflik destruktif (Gottman

dari penggunaan problem solving yang

dan Korkoff, dalam Kkurdek 1994)

hanya

dikarenakan terdapat kepentingan yang

kurang

responden

(42%)

dari

setengahnya

menggunakannya.

terbaik

daripada

mengalah

berargumen,
merupakan

terabaikan.

94 Persepsi Mahasiswa Terhadap Konflik Dalam Pembelajaran Mata Kuliah Pendidikan
Resolusi Konflik

Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.1, Februari 2017

Perbedaan yang tajam ditemukan

dari mereka yang terlibat konflik. Oleh

pada data setelah pembelajaran mata

karena itu diperlukan habituasi didalam

kuliah Pendidikan Resolusi Konflik.

dan diluar kelas. Didalam kelas melalui

Persepsi sebagian besar mahasiswa akan

pembelajaran

dampak konflik menunjukkan konflik

diluar kelas dapat menggunakan the

memberikan dampak positif. Melalui

cadre approach untuk permulaan yang

mata kuliah Pendidikan Resolusi Konflik

dapat

mahasiswa

konflik

comprehensive approach. The cadre

memberikan dampak positif baik secara

approach (pendekatan kader) merupakan

kognitif

maupun sosial. Mahasiswa

suatu

berlatih

merespon

secara

sejumlah kecil siswa yang dilatih dalam

mempraktekkan

keterampilan resolusi konflik, sedangkan

memahami

berprinsip

konflik

dan

Resolusi

Konflik

dikembangkan

dan

menjadi

pendekatan

dimana

the

hanya

kemampuan dasar resolusi konflik untuk

the

dikaitkan dengan permasalahan yang

(pendekatan

dihadapinya. Praktek didalam kelas ini

program sekolah (lembaga pendidikan)

berdampak pada jumlah mahasiswa yang

yang meluas difokuskan dengan ruang

mengalami kesulitan ketika menghadapi

lingkup dan isi yang luas (Maftuh, 2008 :

konflik sebesar 38%, dimana sebelumnya

65). Kedua pendekatan tersebut dapat

mencapai 82%.

digunakan dalam mengurangi sugesti

Mahasiswa

memerlukan

latihan

comprehensive
menyeluruh)

approach
merupakan

responden akan rasa kecemasan melukai

kemampuan persepsi dikarenakan jumlah

perasaan

mahasiswa

sehingga menimbulkan keadaan tertekan

menghadapi

yang

tertekan

konflik

dalam

dan

keadaan

dan

lawannya

cenderung

didalam

konflik

mengalah

interaksi tidak sama seperti semula tidak

menghadapi

mengalami penurunan yang signifikan.

responden mayoritas Suku Sunda yang

Hal

karena

memang cenderung berkarakter lembut.

budaya

Melalui pendekatan kader mereka dapat

ini

dapat

pengaruh

disebabkan

psikologis

dan

konflik.

saat

masyarakat seperti yang dikemukakan

belajar

bagaimana

Janie

Letherman

konflik

dengan

2015)

:

Resolusi

(dalam
konflik

Sulaeman
bersifat

indeginous yang artinya pencegahan dan

cara

Terutama

menghadapi

mempertahankan

kepentingannya namun di lain sisi lain
menghormati kepentingan lawannya.

Resolusi konflik tidak dapat dipisahkan
dari aktor, struktur, institusi, dan kultur
95 Persepsi Mahasiswa Terhadap Konflik Dalam Pembelajaran Mata Kuliah Pendidikan
Resolusi Konflik

Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.1, Februari 2017

C. SIMPULAN DAN SARAN
Persepsi responden setelah mengikuti
mata kuliah Pendidikan Resolusi Konfik
mengalami

peningkatan

dibandingkan

sebelum

pembelajaran

Pendidikan

positif
mengikuti
Resolusi

Konflik. Materi yang harus didalami

Fisher, Simon et al. 2001. Mengelola
Konflik, Keterampilan, dan
Strategi untuk Bertindak. The
British Council
Kurdek, LA. 1994. Conflict Resolution

responden dalam mata kuliah resolusi

in Gay, Lesbian, Heteroseksual

konflik yaitu kemampuan persepsi dan

Nonparents and Heteroseksual

kemampuan

Parents Couples. Journal of

berfikir

kritis

yang

menyangkut masih tingginya responden

Marriage and the Family, 56, 8,

yang tertekan ketika berhadapan dengan

706-722

konflik. Dukungan dari budaya dan
lingkungan
sehingga

diperlukan
metode

mahasiswa

pendekatan

Ilfiandra. 2009. Model Konseling
Resolusi Konflik Berlatar

kader

Belakang Bimbingan

sangat diperlukan untuk membiasakan

Komprehensif untuk

mahasiswa

Mengembangkan Kompetensi

mempraktekkan

resolusi

konflik diluar kelas.

Hidup Damai dan Harmoni Siswa

D. DAFTAR PUSTAKA

di Daerah Rawan Konflik.

Burton, John W.1996. Conflict

Letherman, Jane. 1999. Breaking Cycle

Resolution Its Language and

of Violence. New York : Kumarin

processes. London : The

Press

Scarecrow Press, Inc.
Buwono, Sri Sultan Hamengku.

Maftuh, B. 2008. Pendidikan Resolusi
Konflik. Bandung : Program Studi

2012.”Kecerdasan Sosial dalam

Pendidikan Kewarganegaraan

Mengelola Konflik”.Kecerdasan

Sekolah Pascasarjana Universitas

Sosial Mengelola Konflik , Seri

Pendidikan Indonesia

Konflik Kekerasan Muda dan
Gender. xvii
Effendi, T.N dan Manning C. 1991.
Urbanisasi, Pengangguran, dan
Sektor Informal di Kota Jakarta.
Jakarta : Yayasan Obor Indonesia

Malihah, dkk. 2012. Model Resolusi
Konflik dalam pembelajaran Mata
Kuliah Umum di Perguruan
Tinggi. http : //lppm.upi.edu
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung : Alfabeta

96 Persepsi Mahasiswa Terhadap Konflik Dalam Pembelajaran Mata Kuliah Pendidikan
Resolusi Konflik

Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.1, Februari 2017

Sumber Internet :
http://www.tribunnews.com/
nasional/2013/12/21/tahun-ini-20pelajar-indonesia-tewas-karenatawuran
Rahmatia, Iin. Mahasiswa Jago tawuran :
Kajian Antropologi tentang
Konflik Mahasiswa di Kampus
Universitas Hasanudin. http ://
repository.unhas.ac.id
Sulaeman, Munandar. Resolusi Konflik
Pengetahuan Ilmiah Modern dan
Model Tradisional Berbasis
Pengetahuan Lokal,
Sosiohumaniora Volume 17 No 1

Maret 2015. 41-48. http ://
pustaka.unpad.ac.id

97 Persepsi Mahasiswa Terhadap Konflik Dalam Pembelajaran Mata Kuliah Pendidikan
Resolusi Konflik