Pengelolaan Sampah Di Tpa Klotok Kota Kediri cover

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

2.1.

Tinjauan Pustaka

Menurut Ir. Yul H. Bahar, 1986 dalam bukunya, sampah memiliki arti suatu
buangan yang berupa bahan padat merupakan polutan umum yang menyebabkan
turunnya nilai

estetika lingkungan, membawa berbagai jenis

penyakit,

menurunkan nilai sumber daya, menimbulkan polusi, menyumbat saluran air, dan
berbagai akibat nilai negatifnya. Dalam kehidupan ini jumlah volume sampah

akan terus bertambah dan beraneka ragam jenisnya, hal ini disebabkan dengan
bertambah banyaknya jumlah penduduk yang di ikuti dengan bertambahnya
kebutuhan masyarakat. Sampah akan menjadi permasalahan yang sangat
berbahaya jika tidak dikelola dengan maksimal, maka dari itu setiap Kota mulai
memikirkan inovasi baru dalam pengelolaan sampah.
Sampah secara umum sampah dibagi menjadi 2 jenis sampah, yaitu sampah yang
mudah terurai dan sampah yang tidak dapat terurai. Sampah yang mudah terurai
akan mudah melebur secara alami, dan sampah yang seperti ini contohnya adalah
sampah yang berasal dari bahan-bahan organik seperti daun, kayu, bangkai
binatang, sisa makanan dan lain-lain. Sampah yang tidak dapat terurai akan sulit
untuk diuraikan dengan bantuan alam atau proses biologis, contoh bahan-bahan
anorganik seperti kaca, bahan sintetis, keramik dan lain-lain.
Menurut Kasubdit Persampahan Direktorat PPLP dalam laporanya yang berjudul
Opsi Teknologi Persampahan, pengolahan sampah merupakan sebuah kegiatan
yang memiliki tujuan mengurangi jumlah sampah, memanfaatkan nilai yang ada
dalam sampah baik berupa bahan daur ulang, produk lain maupun menjadi energi
terbarukan.
Dari beberapa penilitian yang dilakukan untuk mengolah sampah yang ada di
Kota Kediri, proses pengomposan adalah salah satu kesimpulan yang banyak


5

6
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

diambil untuk memaksimalkan dalam mengurangi volume sampah yang
ditimbulkan oleh masyarakat Kota Kediri.
Menurut

E. Damanhuri dan

Tri Padmi.2010

dalam

jurnalnya, proses

pengomposan adalah proses dekomposisi yang dilakukan oleh mikroorganisme

terhadap bahan organik yang mudah terurai. Dalam proses pengolohan sampah di
TPA Klotok Kediri proses pengomposan harus dimaksimalkan karena 87,5%
sampah yang masuk setiap harinya ke TPA Klotok Kediri adalah sampah organik.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Achmad Zubair dan Haeruddin dalam
Studi Potensi Daur Ulang Sampah Di TPA Tamanggapa Kota Makassar
komposisi sampah yang dapat dilakukan proses pengomposan di TPA
Tamanggapa yang sangat besar sekitar 80,71% dari total sampah. proses
pengomposan hanya dilakukan terhadap sampah yang terdekomposisi yaitu
sampah organik, kertas, sampah halaman, kayu, sedangkan sampah plastik, karet
tidak terdekomposisi. Berdasarkan hasil penelitian sampah yang terdekomposisi,
sampah yang bisa dijadikan sebagai bahan baku kompos adalah 87,93%. Untuk
mendukung proses pengomposan , hal yang sangat penting adalah kadar
kelembapan sampah yang baik untuk dijadikan kompos adalah 50%-60%. Dari
penelitian juga diperoleh bahwa komposisi dan karakteristik sampah memenuhi
kriteria pengomposan, sehingga proses pengomposan akan berjalan dengan baik
dan pemilahan sampah sebaiknya dilakukan sejak dari sumbernya.
Berdasarkan kajian yang telah dilakukan oleh Tim Teknologi Kompos BPPT
didapatkan kesimpulan bahwa dalam teknologi pembuatan kompos secara
aerobik, sistem open windrow adalah yang paling tepat untuk diterapkan di
Indonesia. Pemilihan sistem


tersebut berdasarkan konsepsi yang dapat

dipertanggungjawabkan secara teknis, sosiologis dan ekonomis. Dengan sistem
open windrow secara teknis tidak diperlukan sarana dan prasarana yang kompleks

dan modern sehingga dapat diterapkan dengan mudah dan tepat guna. Demikian
pula jumlah modal, biaya operasional dan biaya pemeliharaan tempat
pengkomposan relatif lebih rendah dibandingkan dengan semua sistem
pengkomposan lainnya.

7
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Menurut Ari Martyono Indarto dalam Tesis yang berjudul Pengaruh kematangan
sampah terhadap produksi gas metana di TPA Putri Cempo Mojosongo, metana
adalah gas yang molekulnya tersusun dari satu atom karbon dan empat atom
hidrogen. Metana merupakan gas rumah kaca yang dihasilkan dari proses

penguraian bahan organik oleh bakteri anaerob (bakteri yang hidup dalam kondisi
tanpa udara). Metana terdapat secara alami dan merupakan unsur utama biogas
dan gas bumi. Metana adalah gas rumah kaca lain yang terdapat secara alami.
Metana dihasilkan ketika jenis-jenis mikroorganisme tertentu menguraikan bahan
organik pada kondisi tanpa udara (anaerob). Gas ini juga dihasilkan secara alami
pada saat pembusukan biomassa.
Dalam pemanfaatan sampah untuk manfaat lainnya DKP Kota Kediri
menggunakan energi yang dihasilkan dari proses penimbunan sampah sanitary
landfill yang berupa gas metan untuk diolah menjadi bahan bakar gas pengganti

LPG yang dapat dimanfaatkan masyarakat di sekitar lokasi TPA Klotok Kediri.
2.2.

Dasar Teori

2.2.1. Volume Sampah
Volume sampah yang ditimbulkan oleh masyarakat pada suatu daerah dalam
satuan volume maupun satuan berat sering disebut timbulan sampah. Volume
sampah pada setiap kota akan memiliki perbedaan yang beragam, dalam hal ini
akan mempengaruhi volume sampah yang dihasilkan setiap harinya oleh

masyarakat pada suatu Kota. Volume sampah yang dihasilkan masyarakat Kota
Kediri memiliki jumlah yang berbeda-beda. Untuk mengurangi jumlah volume
sampah yang ada maka perlu dilakukan sistem pengolahan yang lebih maksimal,
salah satu pengolahan yang sering dilakukan adalah proses pengomposan.
Proses pengomposan yang akan dilakukan di TPA Klotok Kediri akan memilki
kapasitas pemprosesan sebesar 5% dari sampah organik yang masuk setiap
harinya ke TPA Klotok Kota Kediri, berikut rumus perhitungan volume sampah
yang terbuang ke TPA Klotok Kota Kediri:
Vorganik

=

x Vsampah

8
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Vanorganik


=

x Vsampah

Vsampah terbuang/hari = (Vorganik

5% Vorganik) + Vanorganik

Keterangan:
Vorganik

: Volume sampah organik (

Vanorganik

: Volume sampah anorganik (

)
)


Vsampah terbuang/hari : Volume sampah yang terbuang setiap hari (

)

Hasil perhitungan diatas akan menghasilkan volume sampah yang masuk dengan
proses pengolahan yaitu pengomposan, sehingga volume hasil perhitungan dapat
menjadi perbandingan dengan jumlah volume sampah yang ada.
2.2.2. Perhitungan Persentase Kandungan Gas Metan
Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan di negara maju, produksi
metana akan mancapai 51% adalah setelah 30-36 bulan dihitung dari penutupan
sel landfill . Penanganan sampah secara sanitary landfill dapat mengendalikan gas
metan jika penutupannya dilakukan setiap hari agar gas metan tidak menguap ke
udara. Menurut Tchobanoglous, Hilary Theisen dan Rolf Eliassen, kandungan gas
metan di TPA dapat dihitung menggunakan Estimasi Kandungan Produksi Gas
pada Sanitary Lndfill dalam buku Solid Wastes Engineering Principles And
Management Issues.

......................................................................................................(i)
= 57,1


= 84

= 38,5

=1

Dari persamaan 1 dimasukkan kedalam persamaan kimia berikut ini:
+

+
+ 17,6

(1.399,2)
Metana =

(316,8)

29,05
(464,8)


+ 28,05
(1.234,2)

sampah oreganik (kg)

= ...lb
Karbon Dioksida =
= ...lb

sampah oreganik (kg)

+

+
(17)

9
digilib.uns.ac.id


perpustakaan.uns.ac.id

Diasumsikan densitas metana adalah 0,0448 lb/
0,1235 lb/

dan karbon dioksida adalah

, maka:

Metana =
= ...

= ...

Karbon Dioksida =
= ...

= ...

Persentase gas metan dan karbon dioksida:
Metana (%) =
Karbon Dioksida (%) =

100
100