Penjadwalan Produksi Dengan Menggunakan Metode Cross Entropy Genetic Algorithm Untuk Tipe Produksi Flow Shop Pada PT. Socfin Indonesia Kebun Tanah Besih

BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1.

Sejarah Perusahaan
PT. Socfin Indonesia (SOCFINDO) berdiri pada tanggal 7 Desember 1930

dengan nama Socfin Medan S.A. Pada tahun 1965, PT. Socfin Indonesia dialihkan
di bawah pengawasan pemerintah Indonesia berdasarkan peraturan Presiden No. 6
Tahun 1965. Pada tahun 1968, PT. Socfin Indonesia menjadi perusahaan
gabungan antara Plantation Nord Sumatra S.A.-Belgia (pemilik saham
SOCFINDO) dengan pemerintah R.I dengan nama PT. Socfin Indonesia
berdasarkan UU penanaman modal asing No. 01/1967 dengan perbandingan
kepemilikan 60% saham Plantation Nord Sumatra dan 40% saham pemerintah
R.I..

2.2.

Ruang Lingkup Bidang Usaha
PT. Socfin Indonesia adalah perusahaan yang bergerak dibidang


pengolahan karet SIR 3CV dan SIR 10 dengan jenis produk latex grade dan lower
grade. Hasil produksi karet digunakan oleh perusahan-perusahaan luar negeri
yang bergerak di bidang manufaktur untuk memproduksi produk-produk yang
menggunakan bahan baku karet.

Universitas Sumatera Utara

2.3.

Lokasi Perusahaan
PT. Socfin Indonesia berdasarkan akta pendiriannya beralamat di Jl. K.L.

Yos Sudarso No.106, Medan, merupakan perusahaan agribisnis yang bergerak di
bidang perkebunan kelapa sawit dan karet, serta produksi benih unggul kelapa
sawit.
Dan lokasi pabrik beralamat di Jl. Lintas Sumatera, Sumatera Utara.

Gambar 2.1. Denah Lokasi Pabrik Kebun Tanah Besih PT. Socfin
Indonesia


2.4.

Daerah Pemasaran
Daerah pemasaran dari hasil produksi perusahaan diekspor seluruhnya

keluar negeri, yaitu Eropa dan Amerika.

Universitas Sumatera Utara

2.5.

Dampak Sosial Ekonomi Terhadap Lingkungan
PT. Socfin Indonesia memiliki tingkat sosialitas yang tinggi. Perusahaan

ini selalu menyalurkan bantuan setiap tahun di daerah sekitar lingkungan
perusahaan. Setiap bulan Ramadhan PT. Socfin Indonesia memberikan sembako
kepantiasuhan, masjid, serta kepada orang-orang yang tidak mampu untuk berbagi
bersama masyarakat sekitar. Pada perayaan natal, perusahaan juga memberikan
kado natal pada organisasi-organisasi yang memiliki visi sosial terhadap penganut

agama kristiani untuk saling berbagi. Perusahaan juga memberikan bantuan di
lingkungan sekitar seperti pembangunan jalan, sumbangan irigasi, dan bantuan
pembangunan tempat-tempat sosial lainnya.
Selain

itu,

secara

tidak

langsung

perusahaan

telah

membantu

perekonomian masyarakat sekitar, karena dengan adanya perusahaan membuat

beberapa orang membuka usaha, seperti rumah makan dilingkungan perusahaan.
Limbah yang dihasilkan dari pabrik perusahaan telah dikelola dengan baik.
Limbah ditampung dalam kolam-kolam limbah yang berjumlah sebanyak 6 buah,
yang terletak di sekitar lingkungan pabrik. Selain itu, jarak antara pabrik dengan
rumah penduduk cukup jauh sehingga tidak mengganggu penduduk dengan bau
karet dan bau limbah yang dihasilkan.

2.6.

Organisasi dan Manajemen

2.6.1. Struktur Organisasi Perusahaan
Secara umum, struktur organisasi di PT. Socfin Indonesia Kebun Tanah
Besih memiliki struktur organisasi lini dan fungsional. Alasan dikatakan lini dan

Universitas Sumatera Utara

fungsional karena wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada kepala
bagian yang mempunyai jabatan fungsional untuk dikerjakan kepada para
pelaksana yang mempunyai keahlian khusus. Struktur organisasi dapat dilihat

pada Gambar 2.2.

Universitas Sumatera Utara

PENGURUS KEBUN /
ADM

TEKNIKER – I
(KEPALA PABRIK)

TEKNIKER – II
(ASISTEN PABRIK)

PENGOLAHAN/
PACKING

LABORATORIUM

ASISTEN KEBUN/
LAPANGAN


ADMINISTRASI
PABRIK

MESIN INDUK / PLN

BENGKEL UMUM

TRANSPORT

GU D ANG

TUKANG KAYU /
KARYAWAN SIPIL

Keterangan
Hubungan Lini
Hubungan Fungsional

Sumber: PT. Socfin Indonesia Kebun Tanah Besih


Gambar 2.2. Struktur Organisasi PT. Socfin Indonesia Kebun Tanah Besih

Universitas Sumatera Utara

2.7.

Proses Produksi
Industri manufaktur memiliki proses pengolahan dari mulai bahan baku

hingga menjadi produk jadi. Proses ini disebut proses produksi yang dapat
didefinisikan sebagai suatu cara, metode, dan teknik-teknik untuk mengubah input
menjadi output, sehingga hasil yang berupa barang atau jasa serta hasil
sampingnya memiliki nilai tambah yang lebih bermanfaat.
Proses produksi yang dilakukan perusahaan PT. Socfin Indonesia Kebun
Tanah Besih menggunakan teknologi yang memanfaatkan tenaga listrik PLN
untuk menggerakkan sistem permesinan dan bekerja secara otomatis dan untuk
kebutuhan akan sumber air, PT. Socfin Indonesia Kebun Tanah Besih
menggunakan sumur bor untuk memenuhi kebutuhan air pada pabrik. Proses
produksi yang dilakukan untuk pengolahan latex grade menjadi SIR 3CV dan

lower grade menjadi SIR 10.

2.7.1.

Standar Mutu Bahan / Produk
PT. Socfin Indonesia Kebun Tanah Besih menerapkan standar mutu

yang tinggi melalui aplikasi ISO 9001:2008, ISO 14001:2007, OHSAS
18001:2007, dan juga sebagai anggota dari RSPO standar ini merupakan standar
internasional untuk sistem manajemen mutu/kualitas. ISO 9001:2008 menetapkan
persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penilaian suatu sistem manajemen
mutu. Quality Management Systems (ISO 9001:2008) merupakan prosedur
terdokumentasi dan praktek-praktek standar untuk manajemen sistem, yang
bertujuan menjamin kesesuaian suatu proses dan produk (barang atau jasa)

V-36
Universitas Sumatera Utara

terhadap kebutuhan atau persyaratan tertentu, dimana kebutuhan atau persyaratan
tertentu tersebut ditentukan oleh pelanggan dan organisasi. Untuk standar mutu

bahan dan produknya akan diperiksa dengan metode AQL (Acceptable Quality
Level), dimana metode ini merupakan proporsi maksimum dari cacat atau
kesalahan yang diperbolehkan untuk setiap 100 unit produk.

2.7.2.

Bahan yang Digunakan
Bahan-bahan yang digunakan pada proses produksi pengolahan crumb

rubber meliputi bahan baku, bahan penolong, dan bahan tambahan.

2.7.2.1. Bahan Baku
Bahan baku merupakan bahan utama yang digunakan dalam proses
produksi untuk menghasilkan sebuah produk. Bahan baku yang digunakan PT.
Socfin Indonesia Kebun Tanah Besih terbagi menjadi 2 jenis, yaitu latex grade
dan lower grade. Latex grade dan lower grade merupakan karet yang dihasilkan
dari perkebunan milik PT. Socfin Indonesia Kebun Tanah Besih.

2.7.2.2. Bahan Penolong
Bahan penolong merupakan bahan yang digunakan untuk memperlancar

proses produksi, namun tidak terlihat di bagian akhir produk. Bahan penolong
yang digunakan antara lain sebagai berikut.
1. Air sebagai pelarut dan pencampur zat-zat kimia dengan karet.

Universitas Sumatera Utara

2. Hydroxylamine Ammonium Sulphate (HAS) digunakan sebagai memantapkan
viskositas Mooney karet.
3. Sodium Metabisulfite (SMBS) digunakan sebagai bahan pengawet pada latex
grade.
4. HCOOH digunakan sebagai koagulan latex.
5. Ammonia digunakan agar latex tidak membeku.

2.7.2.3. Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi
dan berfungsi memberikan nilai tambah pada produk serta merupakan bagian dari
produk akhir. Bahan tambahan yang digunakan antara lain sebagai berikut.
1. Plastik Pembungkus digunakan sebagai pembungkus crumb rubber yang
sudah jadi.
2. Pallet

Pallet digunakan untuk membatasi produk yang akan dimasukkan ke dalam
panel box.
3. Panel Box merupakan kotak-kotak yang berfungsi sebagai packaging produk
akhir.

2.7.3. Uraian Proses
Berikut ini merupakan uraian proses pembuatan crumb rubber di PT.
Socfin Indonesia Kebun Tanah Besih:

Universitas Sumatera Utara

1. Proses Pencampuran (Compounding)
Pada tahap ini, latex grade yang sudah diterima pabrik dari kebun
dicampurkan dengan Hydroxylamine Ammonium Sulphate (HAS). Setelah itu
ditambahkan dengan Sodium Metabisulfite (SMBS).
2. Proses Koagulasi (Coagulating)
Pada tahap ini latex dipadatkan menjadi balok-balok dengan dicampurkan
HCCOH.
3. Proses Coagulating Trough
Pada tahap ini dilakukan pemecahan latex.
4. Proses Pengeringan
Latex yang sudah dipecahkan kemudian dimasukkan ke dalam Box Dryer.
5. Proses Inspeksi Mutu
Pada tahap ini diambil sampel dari latex yang sudah dikeringkan untuk
diperiksa tingkat viskositasnya.
6. Proses Finishing
Tahap pada proses finishing adalah sebagai berikut :
a. Penimbangan
b. Proses Pengepressan
c. Proses Pemeriksaan Kadar Besi
d. Packing

Universitas Sumatera Utara

2.8.

Mesin dan Peralatan

2.8.1. Mesin Produksi
Mesin produksi adalah mesin-mesin yang secara langsung berperan dalam
proses produksi. Berikut adalah beberapa mesin yang digunakan oleh PT. Socfin
Indonesia Kebun Tanah Besih.
1. Mesin Prebreaker.
2. Bucket Elevator.
3. Mesin extruder.
4. Mesin Single Dryer.
5. Mesin Press.
6. Mesin Metal Detector.

2.8.2

Peralatan (Equipment)
Peralatan yang digunakan oleh PT. Socfin Indonesia Kebun Tanah Besih

adalah sebagai berikut:
1. pH meter.
2. Metrolax.
3. Viscosity.
4. Stopwatch.
5. Beaker glass.
6. Kipas.
7. Mesin Wallace.
8. Timbangan digital.

Universitas Sumatera Utara