Analisis Faktor yang Mempengaruhi Strukt (1)
ANALISIS PENGARUH AKTIVA BERWUJUD, UKURAN PERUSAHAAN,
PROFITABILITAS, DAN LIKUIDITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI
Lita Christina
Fakultas Ekonomi
Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Internasional Batam
ABSTRACT
Firm is definite as a legal entity that operates due to economic policy which is not only
oriented to achieve maximum profit, but in addition it also needs to show a good performance to
maintain the existence of the firm through the competition. Therefore, the analysis of capital
structure can be use by the firm to determine its performance that using debt to equity ratio as an
indicator of measurement. Hence, there are few factors that relevance to capital structure of the
firm, such as: tangibility, firm size, profitability, and liquidity.
This study is using causal comparative research method which represents the relationship
between one variable to another variable by using the facts that have been occurred (ex post facto).
Thus, this study is using five period samples (2007-2011) from the manufacturing firms that listed
on Bursa Efek Indonesia (BEI) as objects of research.
The results of this study indicate the different effect of significance on tangibility variable
and profitability variable to capital structure in the manufacturing firms listed on Bursa Efek
Indonesia (BEI). Furthermore, the results indicate there are no different effect of significance on
two other variables such as firm size variable and liquidity variable to capital structure in the
manufacturing firms that listed on Bursa Efek Indonesia (BEI).
Key words: capital structure, tangibility, firm size, profitability, liquidity.
PENDAHULUAN
Seiring dengan perkembangan zaman yang membawa dampak globalisasi bagi kehidupan
kita, banyak hal yang berubah dan melahirkan hal-hal baru dalam berbagai aspek kehidupan kita,
khususnya dalam sektor perekonomian. Perkembangan dalam sektor perekonomian ditandai
dengan lahirnya perusahaan-perusahaan baru yang selalu berusaha untuk memenuhi
keanekaragaman kebutuhan manusia, yakni dari kebutuhan primer, kebutuhan sekunder, sampai
dengan kebutuhan tersier.
Menurut Lagarde (dalam Kertiyasa, 2012), indikator perekonomian global telah
menunjukkan adanya perbaikan, namun kegiatan perekonomian ini masih jauh dari kestabilan.
Oleh karena itu, setiap negara masih dianggap perlu untuk memperkuat ketahanan terhadap
guncangan lebih lanjut yang dapat terjadi akibat sistem keuangan yang masih rapuh, hutang publik
dan swasta yang tinggi, harga minyak dunia yang semakin melambung, serta tingkat pengangguran
yang masih terlalu tinggi pada kebanyakan negara (Murti, 2011).
Memasuki perdagangan bebas di era globalisasi tahun 2012, perusahaan semakin mudah
untuk menarik investor asing yang akan berinvestasi dalam perusahaan lokal. Kemudahan
mendapatkan investor asing semakin diperkuat dengan penghargaan deals and solution awards
2011 yang berhasil diraih oleh Indonesia berdasarkan “Kesepakatan obligasi dana luar negeri
terbaik di Asia Tenggara" pada tahun 2011. Transaksi obligasi Republik Indonesia senilai USD 2,5
miliar telah menunjukkan ketertarikan investor asing terhadap negara Indonesia yakni mencakup
49% untuk investor Amerika Serikat, sementara Eropa dan Asia masing-masing mencakup 22%
dan 29% (Adityawarman, 2012).
1
Penulisan Malau (2012) menyatakan bahwa negara Indonesia sebagai negara yang sedang
berkembang memiliki perkembangan yang signifikan dibidang perekonomian. Dimana pada
kuartal ketiga 2011, Badan Pusat Statistik melaporkan perekonomian Indonesia mengalami
pertumbuhan sebesar 6,5%. Hal ini terbukti dengan peningkatan produk domestik bruto senilai Rp.
1.923,6 triliun atau bertumbuh 3,5% dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Peningkatan ini
terjadi seiring dengan peningkatan permintaan konsumsi rumah tangga. Badan Pusat Statistik juga
menambahkan bahwa jumlah pengangguran secara umum telah mengalami penurunan sebesar
8,12 juta orang atau terjadi penurunan sekitar 470.000 orang dibandingkan dengan periode
Februari 2010 yang mencapai 8,59 juta orang (Rahman, 2012).
Napa dan Muljadi (dalam Yuniati, 2011) mendefinisikan perusahaan sebagai suatu entitas
yang beroperasi dengan menerapkan prinsip-prinsip ekonomi, umumnya tidak hanya berorientasi
pada pencapaian laba maksimal, tetapi juga berusaha meningkatkan nilai perusahaan dan
kemakmuran pemilik, serta untuk menghindari risiko kebangkrutan. Untuk mencapai tujuan
tersebut, perusahaan harus melakukan perencanaan struktur modal yang tepat, sehingga sumber
dana yang tersedia dalam perusahaan dapat dikelola dengan tepat.
Terdapat dua alternatif yang dapat digunakan perusahaan dalam struktur modal
perusahaan, yakni: sumber dana dari dalam yang berasal dari laba ditahan ataupun depresiasi dan
sumber dana dari luar yang berasal dari para kreditur yang menjadi hutang bagi perusahaan yang
terdiri dari hutang, saham biasa, dan saham preferen (Kolasinski, 2010).
Menurut hasil penelitian dari Sabir dan Malik (2012), Tamulyte (2012), Jumaev,
Hanaysha, dan Abaji (2012), dan Ghatak (2011), terdapat sejumlah faktor-faktor ekonomi mikro
yang juga mempengaruhi hutang dalam struktur modal perusahaan. Adapun variabel yang
termasuk kedalam faktor ekonomi mikro tersebut meliputi: aktiva berwujud, ukuran perusahaan,
profitabilitas, dan likuiditas.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk untuk melakukan analisis mengenai
struktur modal perusahaan pada perusahaan-perusahaan dua negara dengan latar belakang yang
hampir sama, yakni antara negara Indonesia dengan judul: “Analisis Pengaruh Aktiva Berwujud,
Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan Likuiditas terhadap Struktur Modal pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI.”
KERANGKA TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
Perencanaan struktur modal merupakan salah satu faktor penting yang perlu dilakukan
perusahaan untuk keberlangsungan aktivitas perusahaan yang efektif dan efisien, serta untuk
mencegah risiko terjadinya kebangkrutan pada perusahaan yang bersangkutan. Hal ini telah
dibuktikan oleh beberapa peneliti sebelumnya, diantaranya seperti: Sabir dan Malik (2012), Duca
(2012), Caglayan (2011), dan Shamsur (2011).
Model penelitian yang telah dilakukan oleh Sabir dan Malik (2012) menggunakan variabel
independen (aktiva berwujud, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan likuiditas) dalam
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi variabel dependen (struktur modal) dengan
menggunakan debt equity ratio pada sampel perusahaan negara Pakistan dari periode 2005 sampai
dengan 2010. Dimana hasil penelitian menunjukkan profitabilitas memiliki pengaruh signifikan
negatif terhadap struktur modal, sedangkan tiga variabel lainnya seperti: aktiva berwujud, ukuran
perusahaan, dan likuiditas memiliki pengaruh signifika positif terhadap struktur modal.
Model penelitian yang telah dilakukan oleh Shamsur (2011) menggunakan variabel
independen (aktiva berwujud dan ukuran perusahaan) dalam menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi variabel dependen (struktur modal) dengan menggunakan debt equity ratio pada
sampel perusahaan negara Central European dan Eastern European dari periode 1996 sampai
dengan 2006. Dimana hasil penelitian menunjukkan aktiva berwujud dan ukuran perusahaan
memiliki pengaruh signifikan positif terhadap struktur modal.
2
Secara spesifik, perusahaan mempunyai urutan-urutan prefensi dalam penggunaan dana.
Skenario urutan dalam pecking order theory adalah perusahaan akan mengawali dengan memilih
pandangan internal yakni menggunakan sumber dana yang diperoleh dari laba yang dihasilkan dari
aktivitas perusahaan dan kemudian apabila pandangan eksternal diperlukan, perusahaan dapat
menggunakan beberapa alternatif yakni perusahaan akan mengeluarkan surat berharga dari yang
berkategori aman hingga yang berisiko, seperti: dari obligasi hingga saham yang menjadi alternatif
terakhir bagi perusahaan. Pendekatan kedua dikemukakan oleh Myers (1984) sehubungan dengan
trade off theory yang menjelaskan adanya hubungan antara penggunaan hutang perusahaan dengan
risiko biaya kebangkrutan. Pendekatan ketiga yaitu agency cost theory, struktur modal disusun
untuk mengurangi konflik antar berbagai kelompok kepentingan, seperti: konflik konsep free cash
flow yang terjadi antara pemegang saham dengan manajer. Terjadi kecenderungan dimana manajer
ingin menahan sumber daya sehingga mempunyai kontrol atas sumber daya tersebut, sehingga
hutang dapat digunakan sebagai cara untuk mengurangi konflik keagenan free cash flow karena
jika perusahaan menggunakan hutang, maka manajer akan diwajibkan mengeluarkan kas dari
perusahaan untuk membayar bunga atas pinjaman tersebut. Pendekatan terakhir yang dapat
digunakan dalam perencanaan struktur modal yaitu dengan menggunakan pendekatan market
timing theory. Dimana teori yang diungkapkan oleh Baker dan Wurgler (2002) menyatakan bahwa
perusahaan-perusahaan akan menerbitkan ekuitas pada saat nilai pasar tinggi dan akan membeli
kembali ekuitas pada saat nilai pasar rendah.
Berdasarkan pada penelitian-penelitian sebelumnya, maka rumusan hipotesis yang akan
diuji adalah sebagai berikut:
H1:
Terdapat pengaruh secara signifikan antara aktiva berwujud terhadap struktur modal pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
H2:
Terdapat pengaruh secara signifikan antara ukuran perusahaan terhadap struktur modal
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
H3:
Terdapat pengaruh secara signifikan antara profitabilitas terhadap struktur modal pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
H4:
Terdapat pengaruh secara signifikan antara likuiditas terhadap struktur modal pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode yang bersifat kuantitatif,
yaitu menggunakan data yang disajikan dalam bentuk angka-angka. Dimana angka-angka yang
tersajikan dalam laporan keuangan merupakan jenis data kuantitatif yang akan digunakan dalam
penelitian dasar ini untuk pengujian hipotesis terhadap berbagai faktor-faktor independen yang
mempengaruhi struktur modal perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu sehingga dapat
diketahui variabel independen (aktiva berwujud, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan likuiditas)
merupakan variabel yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal perusahaan
sebagai variabel dependen.
Ditinjau dari permasalahan penelitian maka penelitian ini menggunakan metode kausal
komparatif (causal comparative research ). Dimana penelitian yang dilakukan diarahkan untuk
mengetahui hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih dengan menggunakan tipe
penelitian ex post facto, yaitu tipe penelitian terhadap data-data yang dikumpulkan setelah
terjadinya suatu kejadian atau peristiwa.
Pemilihan sampel penelitian dipilih berdasarkan purposive sampling dengan kriteria
pemilihan sebagai berikut:
a.
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
b.
Perusahaan manufaktur yang telah menyajikan laporan keuangan untuk 5 tahun terakhir,
yakni dari tahun 2007 sampai dengan 2011.
c.
Laporan keuangan perusahaan yang menyajikan laporan keuangan untuk 5 tahun terakhir
yang telah diaudit dan berakhir pada bulan Desember.
3
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah struktur modal yang dihitung dengan debt
to equity ratio (DER). Dimana debt to equity ratio mencerminkan besarnya proporsi hutang yang
digunakan perusahaan dalam struktur modal perusahaan. Rumus perhitungan DER dapat
diformulasikan sebagai berikut:
Total Hutang
Total Ekuitas
DER =
Sumber: Ellili dan Farouk (2011).
Aktiva berwujud merupakan rasio yang membandingkan aset tetap perusahaan terhadap
total aset. Dimana rasio aktiva berwujud menunjukkan besarnya aset tetap yang digunakan oleh
perusahaan. Rumus perhitungan aktiva berwujud dapat diformulasikan sebagai berikut:
Aktiva Berwujud =
Aset Tetap
Total Aset
Sumber: Najjar dan Petrov (2011).
Ukuran perusahaan menyatakan besar kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya nilai
ekuitas, penjualan, dan total aset. Penelitian kali ini menggunakan analisis perbandingan antara
dua negara yang menyajikan laporan keuangan perusahaan dalam mata uang yang berbeda,
sehingga perhitungan ukuran perusahaan menggunakan fungsi logaritma (Ln) supaya terjadi
keseragaman hasil perhitungan meskipun menggunakan data dengan dua jenis mata uang yang
berbeda. Rumus perhitungan ukuran perusahaan dapat diformulasikan sebagai berikut:
Ukuran Perusahaan = Ln (Total Aset)
Sumber: Najjar dan Petrov (2011).
Profitabilitas merupakan perbandingan antara laba bersih dengan total aset perusahaan.
Dimana rasio return on asset (ROA) dapat digunakan sebagai salah satu indikator untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam mengefisiensikan penggunaan total aktiva perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan. Rumus perhitungan profitabilitas dapat diformulasikan sebagai berikut:
ROA =
Laba Bersih
Total Aset
Sumber: Najjar dan Petrov (2011).
Likuiditas merupakan rasio perbandingan antara total aset lancar terhadap total hutang
lancar. Dimana rasio ini menunjukkan tingkat likuiditas perusahaan dan kemampuan perusahaan
untuk menutupi hutang perusahaan. Rumus perhitungan likuiditas dapat diformulasikan sebagai
berikut:
Total Aset Lancar
Likuiditas =
Total Hutang Lancar
Sumber: Najjar dan Petrov (2011).
Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh
dari laporan keuangan perusahaan go public dan terdaftar di BEI yang diperoleh melalui situs
resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id). Dimana data-data yang digunakan harus memenuhi
kriteria daripada sampel penelitian sebagaimana dijelaskan dalam kriteria pemilihan sampel.
Statistik deskriptif merupakan metode-metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan
penyajian suatu gugusan data sehingga memberikan informasi yang berguna. Informasi-informasi
dari data uji dengan menggunakan metode statistik deskriptif seperti minimum, maksimum, mean,
dan standar deviasi (Nugroho, 2005).
Uji hipotesis menggunakan teknik regresi berganda karena model regresi dalam penelitian
ini terdiri dari lebih dari 1 (satu) variabel independen. Metode regresi berganda berguna untuk
menganalisis pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen (Nugroho,
2005). Analisis penelitian ini bertujuan memprediksi tingkat pengaruh dari variabel aktiva
berwujud, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan likuiditas terhadap struktur modal.
4
Uji F dilakukan untuk menguji pengaruh semua variabel independen secara bersama-sama
terhadap variabel dependen. Jika tingkat probabilitas < 0,05 maka model regresi dapat digunakan
untuk memprediksikan variabel dependen atau dapat dikatakan variabel independen secara
keseluruhan memberikan pengaruh pada variabel dependen (Nugroho, 2005).
Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing–masing variabel independen dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Jika probabilitas lebih kecil atau sama dengan 0,05 maka
variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Jika
probabilitas lebih besar atau sama dengan 0,05 maka variabel independen mempunyai pengaruh
yang tidak signifikan terhadap variabel dependen (Nugroho, 2005).
Uji koefisien korelasi determinasi (adjusted R2) dilakukan untuk mengetahui seberapa
besar variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen. Sedangkan sisanya dijelaskan
oleh faktor-faktor lain (Nugroho, 2005).
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan populasi dalam
penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2007-2011. Jumlah populasi
perusahaan yang terdaftar di BEI sebanyak 440 perusahaan. Jumlah sampel yang memenuhi
kriteria sebanyak 115 perusahaan (575 data observasi) disajikan pada Tabel 1 di bawah ini:
Tabel 1
Jumlah Perusahaan Indonesia yang Dijadikan sebagai Sampel
Keterangan
Perusahaan yang terdaftar di BEI 2007-2011
Perusahaan yang tidak memenuhi kriteria
Perusahaan yang dijadikan sampel
Total data selama periode 5 tahun
Total data outlier
Total data setelah outlier
Sumber: Data sekunder diolah (2012).
Jumlah
440 perusahaan
(325) perusahaan
115 perusahaan
575 data
(288) data
287 data
Hasil pengolahan statistik deskriptif (BEI) atas data-data tersebut disajikan pada Tabel 2 di
bawah ini:
Tabel 2
Statistik Deskriptif (BEI)
Model
N Minimum Maksimum
Rata-Rata
Standar Deviasi
287
-1,01394
1,26163
0,60861
0,32219
Struktur Modal (DER)
287
0,00071
0,98387
0,35616
0,20792
Aktiva Berwujud
287
21,52628
32,66486
27,64328
1,75267
Ukuran Perusahaan
287 -112,47668
1,47818
-0,30242
6,64605
Profitabilitas
287
0,01175
8,09778
2,60574
1,77222
Likuiditas
287
Valid N (listwise)
Sumber: Data sekunder diolah (2012); DER: hutang ekuitas ratio; ROA: return on asset.
Berdasarkan hasil uji F untuk model regresi (BEI) diperoleh nilai F sebesar 129,193. Nilai
signifikansi model regresi (BEI) sebesar 0,000. Karena model memiliki nilai signifikansi lebih
kecil dari 0,05, maka dapat dikatakan bahwa model regresi tersebut dapat digunakan untuk
memprediksi variabel struktur modal, atau dapat dikatakan aktiva berwujud, ukuran perusahaan,
profitabilitas, dan likuiditas berpengaruh terhadap struktur modal. Hasil uji F untuk model regresi
disajikan pada Tabel 3 di bawah ini:
5
Tabel 3
Hasil Uji F (BEI)
Negara
F
Sig.
Indonesia
129,193
0,000
Sumber: Data sekunder diolah (2012).
Kesimpulan
Signifikan
Berdasarkan hasil uji t model penelitian pada perusahaan Indonesia yang terdaftar di BEI
seperti yang terpapar pada Tabel 4 menunjukkan bahwa nilai t dari variabel aktiva berwujud
sebesar 0,156 dengan nilai signifikansi dari variabel aktiva berwujud sebesar 0,876. Nilai t dari
variabel ukuran perusahaan sebesar 2,363 dengan nilai signifikansi dari variabel ukuran
perusahaan sebesar 0,019. Nilai t dari variabel profitabilitas sebesar 9,288 dengan nilai signifikansi
dari variabel profitabilitas sebesar 0,000. Nilai t dari variabel likuiditas sebesar -17,558 dengan
nilai signifikansi dari variabel likuiditas sebesar 0,000. Hasil uji t membuktikan bahwa variabel
ukuran perusahaan, profitabilitas, dan likuiditas memiliki nilai signifikansi di bawah 0,05 sehingga
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal (DER), dan sebaliknya variabel aktiva
berwujud memiliki nilai signifikansi diatas 0,05 sehingga variabel-variabel tersebut tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal (DER).
Tabel 4
Hasil Uji t (BEI)
Model
Unstandardized
Coefficients
B
0,518
(Constant)
0,010
Aktiva Berwujud
0,016
Ukuran Perusahaan
0,017
Profitabilitas
-0,133
Likuiditas
Sumber: Data sekunder diolah (2012).
Kesimpulan Hipotesis
t
2,699
0,156
2,363
9,288
-17,558
Sig.
0,007
0,876
0,019
0,000
0,000
Tidak signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Persamaan regresi yang terbentuk berdasarkan hasil uji t (BEI) pada Tabel 4 untuk model
regresi adalah sebagai berikut:
Struktur Modal = 0,518 + 0,010 Aktiva Berwujud + 0,016 Ukuran Perusahaan + 0,017
Profitabilitas - 0,133 Likuiditas + e
Nilai konstanta variabel struktur modal (DER) adalah 0,518, yang menyatakan bahwa
dalam kondisi ceteris paribus dimana nilai variabel independen dianggap konstan, maka nilai
struktur modal dianggap 0,518. Dari keempat variabel independen yang dimasukkan dalam model
regresi ini, variabel independen (ukuran perusahaan, profitabilitas, dan likuiditas) memiliki
pengaruh signifikan terhadap variabel dependen (struktur modal), sedangkan variabel independen
(aktiva berwujud) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen (struktur
modal).
Variabel aktiva berwujud memiliki koefisien regresi sebesar 0,010 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,876. Nilai tersebut menunjukkan bahwa variabel aktiva berwujud tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal.
Variabel ukuran perusahaan memiliki koefisien regresi sebesar 0,016 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,019. Nilai tersebut menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan
memiliki pengaruh signifikan positif terhadap struktur modal. Hal ini berarti setiap peningkatan
nilai variabel ukuran perusahaan sebesar 1% akan meningkatkan nilai struktur modal sebesar
0,016%.
6
Variabel profitabilitas memiliki koefisien regresi sebesar 0,017 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,000. Nilai tersebut menunjukkan bahwa variabel profitabilitas memiliki
pengaruh signifikan positif terhadap struktur modal. Hal ini berarti setiap peningkatan nilai
variabel profitabilitas sebesar 1% akan meningkatkan nilai struktur modal sebesar 0,017%.
Variabel likuiditas memiliki koefisien regresi sebesar -0,133 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,000. Nilai tersebut menunjukkan bahwa variabel likuiditas memiliki pengaruh signifikan
negatif terhadap struktur modal. Hal ini berarti setiap peningkatan nilai variabel likuiditas sebesar
1% akan menurunkan nilai struktur modal sebesar 0,133%.
Tabel 5 di bawah ini menyajikan tingkat signifikansi dan pengaruh dari setiap variabel
independen terhadap variabel dependen pada sampel yang diteliti di Indonesia.
Tabel 5
Hasil Uji t Model Regresi di Indonesia
Variabel
Indonesia
B
Sig
Keterangan
0,010 0,876
Tidak Signifikan
Aktiva Berwujud
0,016 0,019
Signifikan
Ukuran Perusahaan
0,017 0,000
Signifikan
Profitabilitas
-0,133 0,000
Signifikan
Likuiditas
Variabel dependen: struktur modal (DER).
Berdasarkan hasil uji t negara Indonesia pada Tabel 5 di atas, dapat dilihat bahwa variabel
aktiva berwujud perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI memiliki nilai koefisien regresi
sebesar 0,010 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,876 yang menyatakan bahwa aktiva berwujud
perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
struktur modal (DER) perusahaan-perusahaan tersebut. Pada variabel kedua, dapat dilihat bahwa
variabel ukuran perusahaan untuk perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI memiliki nilai
koefisien regresi sebesar 0,016 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,019 yang menyatakan bahwa
ukuran perusahaan perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI memiliki pengaruh signifikan
positif terhadap struktur modal (DER) perusahaan-perusahaan tersebut. Dilanjutkan dengan
variabel ketiga, dapat dilihat bahwa variabel profitabilitas perusahaan-perusahaan yang terdaftar di
BEI memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,017 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 yang
menyatakan bahwa profitabilitas perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI memiliki pengaruh
signifikan positif terhadap struktur modal (DER) perusahaan-perusahaan tersebut. Pada variabel
terakhir, dapat dilihat bahwa variabel likuiditas perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI
memiliki nilai koefisien regresi sebesar -0,133 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 yang
menyatakan bahwa likuiditas perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI berpengaruh signifikan
negatif terhadap struktur modal (DER) perusahaan-perusahaan tersebut.
Hasil pengujian koefisien korelasi dan koefisien determinasi disajikan pada Tabel 6
dibawah ini:
Tabel 6
Hasil Uji Koefisien Determinasi (BEI)
Negara
R
R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate (e)
0,804
0,647
0,642
0,19279015
Indonesia
Sumber: Data sekunder diolah (2012).
Hasil uji koefisien determinasi (adjusted R square) pada Tabel 6 menunjukkan bahwa
nilai adjusted R square sebesar 0,642. Hal ini menunjukkan bahwa 64,20% dari variabel dependen
(struktur modal) pada perusahaan Indonesia yang terdaftar di BEI dapat dijelaskan oleh variabel
independen yang digunakan dalam penelitian ini yakni: aktiva berwujud, ukuran perusahaan,
profitabilitas, dan likuiditas; sedangkan sisanya sebesar 35,80% dijelaskan oleh faktor-faktor lain
diluar dari variabel-variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini.
7
KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, variabel independen aktiva berwujud pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
struktur modal perusahaan. Hal ini dikarenakan perusahaan dengan jaminan yang besar nilainya
tidak menunjukkan peningkatan kapasitas hutang yang diperoleh perusahaan (Nunes dan
Serrasqueiro, 2008). Disamping itu, dengan maraknya penyaluran modal kerja yang ditawarkan
oleh bank tanpa jaminan aset juga turut menyebabkan variabel aktiva berwujud tidak dapat
digunakan sebagai tolok ukur atas besarnya hutang perusahaan. Hasil penelitian yang
membuktikan bahwa variabel aktiva berwujud tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
struktur modal konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Shen (2008), Buvanendra
(2009), Chikolwa (2009). Namun hasil penelitian ini, tidak konsisten dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Niu (2008), Hongyan (2009), Shamsur (2011). Dengan demikian, aktiva berwujud
tidak dapat digunakan untuk memprediksi besarnya struktur modal yang digunakan oleh
perusahaan di negara Indonesia.
Variabel independen ukuran perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI memiliki pengaruh signifikan positif terhadap struktur modal perusahaan. Hal ini dikarenakan
perusahaan besar membutuhkan dana yang banyak, sehingga perusahaan yang besar cenderung
menggunakan proporsi hutang yang tinggi (Sabir dan Malik, 2012). Hasil penelitian yang
membuktikan bahwa variabel ukuran perusahaan memiliki pengaruh signifikan positif terhadap
struktur modal konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Abor (2008), Buvanendra
(2009), Shamsur (2011), Ghatak (2011). Namun hasil penelitian ini, tidak konsisten dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Chen (2003), Ren, Liu, dan Zhuang (2009), Afza dan Hussain
(2011). Dengan demikian, ukuran perusahaan dapat dijadikan sebagai salah satu faktor yang
digunakan untuk memprediksi besarnya struktur modal yang digunakan oleh perusahaan di negara
Indonesia.
Variabel profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI memiliki
pengaruh signifikan positif terhadap struktur modal perusahaan. Hal ini dikarenakan perusahaan
dengan profitabilitas tinggi cenderung menggunakan hutang yang lebih besar dibandingkan
perusahaan dengan profitabilitas rendah karena kecenderungan untuk melindungi pendapatan
perusahaan dari pajak yang tinggi (Duca, 2012). Hasil penelitian yang membuktikan bahwa
variabel profitabilitas memiliki pengaruh signifikan positif terhadap struktur modal konsisten
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Pralahathan (2010), Ibrahim dan Masron (2011), Duca
(2012). Namun hasil penelitian ini, tidak konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Ramlall (2009), Rafique (2011), Sayeed (2011). Dengan demikian, profitabilitas dapat dijadikan
sebagai salah satu faktor yang digunakan untuk memprediksi besarnya struktur modal yang
digunakan oleh perusahaan di negara Indonesia.
Variabel likuiditas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI memiliki pengaruh
signifikan negatif terhadap struktur modal perusahaan-perusahaan tersebut. Hal ini dikarenakan
perusahaan dengan tingkat likuiditas tinggi cenderung memilih sumber dana internal untuk
investasi kedepannya, yang akan menghindarkan perusahaan dari kemungkinan terjadinya
kelebihan dana perusahaan, sehingga perusahaan dengan rasio likuiditas yang tinggi cenderung
memiliki hutang yang rendah dalam perencanaan struktur modal perusahaan (Tamulyte, 2012).
Hasil penelitian yang membuktikan bahwa variabel likuiditas memiliki pengaruh signifikan negatif
terhadap struktur modal konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mazur (2007),
Ramlall (2009), Janbaz (2010). Namun hasil penelitian ini, tidak konsisten dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Dohaiman (2008), Mgudlawa (2009), Olayinka (2011) yang membuktikan
likuiditas tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal. Dengan demikian,
likuiditas dapat dijadikan sebagai salah satu faktor yang digunakan untuk memprediksi besarnya
struktur modal yang digunakan oleh perusahaan di negara Indonesia.
8
Adapun keterbatasan sampel dalam penelitian ini, yaitu hanya terbatas pada perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, terdapat banyak perusahaan yang tidak memenuhi
persyaratan untuk dijadikan sampel, periode penelitian yang sempit, serta minimnya literaturliteratur pendukung yang didapatkan mengenai pengaruh aktiva berwujud, ukuran perusahaan,
profitabilitas, dan likuiditas terhadap struktur modal. Rekomendasi yang dapat diberikan untuk
penelitian berikutnya adalah agar dapat memperluas populasi penelitian dan dapat mengumpulkan
lebih banyak teori-teori pendukung yang dapat dijadikan sebagai pembanding dalam rangka
pengambilan kesimpulan.
Implikasi manajerial bagi perusahaan yaitu mengontrol aktiva perusahaan, profit
perusahaan dan likuiditas perusahaan, karena ketiga komponen di atas memiliki pengaruh secara
signifikan terhadap struktur modal perusahaan. Ketiga komponen dapat dikontrol melalui
pengawasan dalam hal pengadaan aset berwujud, baik dengan menggunakan pendanaan internal
maupun pendanaan eksternal. Hal ini dikarenakan pengadaan aset akan mengurangi laba
perusahaan serta pendanaan internal lainnya yang berhubungan dengan struktur modal perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Abor. 2008. Determinants of the Capital Structure of Ghanaian Firms. The African Economic
Research Consortium. Legon: University of Ghana Business School.
Adityawarman. 2012. Indonesia Mencapai Kesepakatan Obligasi Dana Luar Negeri Terbaik dan
Kesepakatan
Pembiayaan
Proyek
Terbaik.
[Online]
http://www.antaranews.com/berita/298208/indonesia-mencapai-kesepakatan-ob
ligasi.
Diakses tanggal 19 Mei 2012.
Afza dan Hussain. 2011. Determinants of Capital Structure Across Selected Manufacturing
Sectors of Pakistan. International Journal of Humanities and Social Science. Volume 1,
Number 12, Page 254-262.
Baker dan Wurgler. 2002. Market Timing and Capital Structure. The Journal of Finance. Volume
7, Number 1, Page 1-32.
Buvanendra. 2009. Capital Structure Determinants: Eviedence from Manufacturing and Services
Sector Companies in Sri Lanka . Journal. Sri Lanka: University of Colombo.
Caglayan. 2011. An Empirical Investigation on The Determinants of Capital Structures of Turkish
Firms. Middle Eastern Finance and Economics. Issue 9, Page 35-42.
Chen. 2003. Determinants of Capital Structure of Chinese-Listed Companies. Journal of Business
Research. Volueme 57, Page 1341– 1351.
Chikolwa. 2009. Determinants of Capital Structure for A-REITs. Digital Repository. Australia:
Queensland University of Technology.
Dohaiman. 2008. Capital Structure in Saudi Arabian Listed and Unlisted Companies . Thesis.
Stirling: University of Stirling.
Duca. 2012. What Determines The Capital Structure of Listed Firms in Romania. Journal.
Romania: The Bucharest University. Journal. New Zealand: The University of Waikato.
Ellili dan Farouk. 2011. Examining The Capital Structure Determinants: Empirical Analysis of
Companies Traded on Abu Dhabi Stock Exchange. International Research Journal of
Finance and Economics. Issue 67, Page 82-96.
Ghatak. 2011. A Study On The Determinants Of Capital Structure Of SME’S Manufacturing
Sector Organizations in India. The International Journal’s Research Journal of Commerce
& Behavioural Science. Volume 1, Number 2, Page 7-25.
Hongyan. 2009. The Determinants of Capital Structure of The SMEs: an Empirical Study of
Chinese Listed Manufacturing Companies . Journal. Beijing: Beijing Union University.
Ibrahim dan Masron. 2011. Capital Structure and The Firm Determinants: Evidence from Small
and Medium Enterprises (SMEs) in Malaysia. 2011 International Conference on
Economics, Trade and Development. Volume 7, Page 25-28.
Janbaz. 2010. Capital Structure Decisions in The Iranian Corporate Sector . International Research
Journal of Finance and Economics. Issue 58, Page 24-31.
9
Jumaev, Hanasha, dan Abaji. 2012. Finding The Determinants of Capital Structure: a Case Study
of UK Companies. International Journal of Research in Computer Application &
Management. Volume 2, Number 2, Page 21-26.
Kertiyasa.
2012.
IMF:
Kondisi
Ekonomi
Global
Belum
Aman.
[Online]
http://economy.okezone.com/read/2012/02/27/213/583268/imf-kondisi-ekonom i-globalbelum-aman. Diakses tanggal 19 Mei 2012.
Kolasinski. 2011. Subsidiary Debt, Capital Structure and Internal Capital Markets. Washington:
University of Washington Business School.
Malau. 2012. Wow, Pertumbuhan Ekonomi Malaysia Gapai 5,8 Persen. [Online]
http://www.tribunnews.com/2011/11/19/wow-pertumbuhan-ekonomi-malaysia-gapai-58persen. Diakses tanggal 19 Mei 2012.
Mazur. 2007. The Determinants of Capital Structure Choice: Evidence from Polish Companies.
International Atlantic Economic Society 2007. Volume 13, Page 495–514.
Mgudlwa. 2009. Size and Other Determinants of Capital Structure in South African
Manufacturing Listed Companies. Dissertation. South Africa: Nelson Mandela
Metropolitan University.
Murti.
2011.
Kondisi
Ekonomi
Nasional
Waspada.
[Online]
http://economy.okezone.com/read/2011/09/27/20/507716/kondisi-ekonomi-nasi
onalwaspada. Diakses tanggal 19 Mei 2012.
Myers. 1984. Capital Structure Puzzle. Journal of Finance. Volume 39, Page 575-592.
Najjar dan Petrov. 2011. Capital Structure of Insurance Companies in Bahrain. International
Journal of Business and Management. Volume 6, Number 11, Page 138-145.
Niu. 2008. Theoretical and Practical Review of Capital Structure and Its Determinants.
International Journal of Business and Management. Volume 3, Number 3, Page 133-139.
Nugroho. 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik. Penelitian dengan SPSS. Yogyakarta:
Penerbit Andi.
Nunes dan Serrasquerro. 2008. Determinants of Capital Structure: Comparison of Empirical
Evidence from the Use of Different Estimators . International Journal of Applied
Economics. Volume 5, Number 1, Page 14-29.
Olayinka. 2011. Determinants of Capital Structure: Evidence from Nigerian Panel Data . African
Economic and Business Review. Volume 9, Number 1, Page 1-16.
Pralahathan. 2010. The Determinants of Capital Structure: An empirical Analysis of Listed
Manufacturing Companies in Colombo Stock Exchange Market in SriLanka . Journal. Sri
Lanka: University of Kelaniya.
Rafique. 2011. Effect of Profitability & Financial Leverage on Capital Structure: a Case of
Pakistan’s Automobile Industry. Economics and Finance Review. Volume 1, Number 4,
Page 50-58.
Rahman.
2012.
Persepsi
Publik
dan
Geliat
Ekonomi
Indonesia.
[Online]
http://news.okezone.com/read/2012/03/01/58/585147/persepsi-publik-dan-gelia
tekonomi-indonesia. Diakses tanggal 19 Mei 2012.
Ramlall. 2009. Determinants of Capital Structure Among Non-Quoted Mauritian Firms Under
Specificity of Leverage: Looking for a Modified Pecking Order Theory. International
Research Journal of Finance and Economics. Issue 31, Page 83-92.
Ren, Liu, dan Zhuang. 2009. An Empirical Analysis on the Capital Structure of Chinese Listed IT
Companies. International Journal of Business and Management. Volume 4, Number 8,
Page 46-51.
Sabir dan Malik. 2012. Determinants of Capital Structure – A Study of Oil and Gas Sector of
Pakistan. Pakistan: Foundation University Islamabad.
Sayeed. 2011. The Determinants of Capital Structure for Selected Bangladeshi Listed Companies.
International Review of Business Research Papers. Volume 7, Number 2, Page 21-36.
Shamsur. 2011. Access to Capital and Capital Structure of The Firm. Working Paper Series.
Czech Republic: Charles University.
Shen. 2008. The Determinants of Capital Structure in Chinese Listed Companies. Journal.
Australia: University of Ballarat.
10
Tamulyte. 2012. The Determinants of Capital Structure in the Baltic States and Russia. Electronic
Publications of Pan-European Institute. (diakses tanggal 19 Mei 2012). Electronic
Publications of Pan-European Institute. United Kingdom: Pan-European Institute.
Yuniati. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004-2009. Jurnal Ekonomi. Semarang:
Universitas Diponegoro.
11
PROFITABILITAS, DAN LIKUIDITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI
Lita Christina
Fakultas Ekonomi
Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Internasional Batam
ABSTRACT
Firm is definite as a legal entity that operates due to economic policy which is not only
oriented to achieve maximum profit, but in addition it also needs to show a good performance to
maintain the existence of the firm through the competition. Therefore, the analysis of capital
structure can be use by the firm to determine its performance that using debt to equity ratio as an
indicator of measurement. Hence, there are few factors that relevance to capital structure of the
firm, such as: tangibility, firm size, profitability, and liquidity.
This study is using causal comparative research method which represents the relationship
between one variable to another variable by using the facts that have been occurred (ex post facto).
Thus, this study is using five period samples (2007-2011) from the manufacturing firms that listed
on Bursa Efek Indonesia (BEI) as objects of research.
The results of this study indicate the different effect of significance on tangibility variable
and profitability variable to capital structure in the manufacturing firms listed on Bursa Efek
Indonesia (BEI). Furthermore, the results indicate there are no different effect of significance on
two other variables such as firm size variable and liquidity variable to capital structure in the
manufacturing firms that listed on Bursa Efek Indonesia (BEI).
Key words: capital structure, tangibility, firm size, profitability, liquidity.
PENDAHULUAN
Seiring dengan perkembangan zaman yang membawa dampak globalisasi bagi kehidupan
kita, banyak hal yang berubah dan melahirkan hal-hal baru dalam berbagai aspek kehidupan kita,
khususnya dalam sektor perekonomian. Perkembangan dalam sektor perekonomian ditandai
dengan lahirnya perusahaan-perusahaan baru yang selalu berusaha untuk memenuhi
keanekaragaman kebutuhan manusia, yakni dari kebutuhan primer, kebutuhan sekunder, sampai
dengan kebutuhan tersier.
Menurut Lagarde (dalam Kertiyasa, 2012), indikator perekonomian global telah
menunjukkan adanya perbaikan, namun kegiatan perekonomian ini masih jauh dari kestabilan.
Oleh karena itu, setiap negara masih dianggap perlu untuk memperkuat ketahanan terhadap
guncangan lebih lanjut yang dapat terjadi akibat sistem keuangan yang masih rapuh, hutang publik
dan swasta yang tinggi, harga minyak dunia yang semakin melambung, serta tingkat pengangguran
yang masih terlalu tinggi pada kebanyakan negara (Murti, 2011).
Memasuki perdagangan bebas di era globalisasi tahun 2012, perusahaan semakin mudah
untuk menarik investor asing yang akan berinvestasi dalam perusahaan lokal. Kemudahan
mendapatkan investor asing semakin diperkuat dengan penghargaan deals and solution awards
2011 yang berhasil diraih oleh Indonesia berdasarkan “Kesepakatan obligasi dana luar negeri
terbaik di Asia Tenggara" pada tahun 2011. Transaksi obligasi Republik Indonesia senilai USD 2,5
miliar telah menunjukkan ketertarikan investor asing terhadap negara Indonesia yakni mencakup
49% untuk investor Amerika Serikat, sementara Eropa dan Asia masing-masing mencakup 22%
dan 29% (Adityawarman, 2012).
1
Penulisan Malau (2012) menyatakan bahwa negara Indonesia sebagai negara yang sedang
berkembang memiliki perkembangan yang signifikan dibidang perekonomian. Dimana pada
kuartal ketiga 2011, Badan Pusat Statistik melaporkan perekonomian Indonesia mengalami
pertumbuhan sebesar 6,5%. Hal ini terbukti dengan peningkatan produk domestik bruto senilai Rp.
1.923,6 triliun atau bertumbuh 3,5% dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Peningkatan ini
terjadi seiring dengan peningkatan permintaan konsumsi rumah tangga. Badan Pusat Statistik juga
menambahkan bahwa jumlah pengangguran secara umum telah mengalami penurunan sebesar
8,12 juta orang atau terjadi penurunan sekitar 470.000 orang dibandingkan dengan periode
Februari 2010 yang mencapai 8,59 juta orang (Rahman, 2012).
Napa dan Muljadi (dalam Yuniati, 2011) mendefinisikan perusahaan sebagai suatu entitas
yang beroperasi dengan menerapkan prinsip-prinsip ekonomi, umumnya tidak hanya berorientasi
pada pencapaian laba maksimal, tetapi juga berusaha meningkatkan nilai perusahaan dan
kemakmuran pemilik, serta untuk menghindari risiko kebangkrutan. Untuk mencapai tujuan
tersebut, perusahaan harus melakukan perencanaan struktur modal yang tepat, sehingga sumber
dana yang tersedia dalam perusahaan dapat dikelola dengan tepat.
Terdapat dua alternatif yang dapat digunakan perusahaan dalam struktur modal
perusahaan, yakni: sumber dana dari dalam yang berasal dari laba ditahan ataupun depresiasi dan
sumber dana dari luar yang berasal dari para kreditur yang menjadi hutang bagi perusahaan yang
terdiri dari hutang, saham biasa, dan saham preferen (Kolasinski, 2010).
Menurut hasil penelitian dari Sabir dan Malik (2012), Tamulyte (2012), Jumaev,
Hanaysha, dan Abaji (2012), dan Ghatak (2011), terdapat sejumlah faktor-faktor ekonomi mikro
yang juga mempengaruhi hutang dalam struktur modal perusahaan. Adapun variabel yang
termasuk kedalam faktor ekonomi mikro tersebut meliputi: aktiva berwujud, ukuran perusahaan,
profitabilitas, dan likuiditas.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk untuk melakukan analisis mengenai
struktur modal perusahaan pada perusahaan-perusahaan dua negara dengan latar belakang yang
hampir sama, yakni antara negara Indonesia dengan judul: “Analisis Pengaruh Aktiva Berwujud,
Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan Likuiditas terhadap Struktur Modal pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI.”
KERANGKA TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
Perencanaan struktur modal merupakan salah satu faktor penting yang perlu dilakukan
perusahaan untuk keberlangsungan aktivitas perusahaan yang efektif dan efisien, serta untuk
mencegah risiko terjadinya kebangkrutan pada perusahaan yang bersangkutan. Hal ini telah
dibuktikan oleh beberapa peneliti sebelumnya, diantaranya seperti: Sabir dan Malik (2012), Duca
(2012), Caglayan (2011), dan Shamsur (2011).
Model penelitian yang telah dilakukan oleh Sabir dan Malik (2012) menggunakan variabel
independen (aktiva berwujud, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan likuiditas) dalam
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi variabel dependen (struktur modal) dengan
menggunakan debt equity ratio pada sampel perusahaan negara Pakistan dari periode 2005 sampai
dengan 2010. Dimana hasil penelitian menunjukkan profitabilitas memiliki pengaruh signifikan
negatif terhadap struktur modal, sedangkan tiga variabel lainnya seperti: aktiva berwujud, ukuran
perusahaan, dan likuiditas memiliki pengaruh signifika positif terhadap struktur modal.
Model penelitian yang telah dilakukan oleh Shamsur (2011) menggunakan variabel
independen (aktiva berwujud dan ukuran perusahaan) dalam menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi variabel dependen (struktur modal) dengan menggunakan debt equity ratio pada
sampel perusahaan negara Central European dan Eastern European dari periode 1996 sampai
dengan 2006. Dimana hasil penelitian menunjukkan aktiva berwujud dan ukuran perusahaan
memiliki pengaruh signifikan positif terhadap struktur modal.
2
Secara spesifik, perusahaan mempunyai urutan-urutan prefensi dalam penggunaan dana.
Skenario urutan dalam pecking order theory adalah perusahaan akan mengawali dengan memilih
pandangan internal yakni menggunakan sumber dana yang diperoleh dari laba yang dihasilkan dari
aktivitas perusahaan dan kemudian apabila pandangan eksternal diperlukan, perusahaan dapat
menggunakan beberapa alternatif yakni perusahaan akan mengeluarkan surat berharga dari yang
berkategori aman hingga yang berisiko, seperti: dari obligasi hingga saham yang menjadi alternatif
terakhir bagi perusahaan. Pendekatan kedua dikemukakan oleh Myers (1984) sehubungan dengan
trade off theory yang menjelaskan adanya hubungan antara penggunaan hutang perusahaan dengan
risiko biaya kebangkrutan. Pendekatan ketiga yaitu agency cost theory, struktur modal disusun
untuk mengurangi konflik antar berbagai kelompok kepentingan, seperti: konflik konsep free cash
flow yang terjadi antara pemegang saham dengan manajer. Terjadi kecenderungan dimana manajer
ingin menahan sumber daya sehingga mempunyai kontrol atas sumber daya tersebut, sehingga
hutang dapat digunakan sebagai cara untuk mengurangi konflik keagenan free cash flow karena
jika perusahaan menggunakan hutang, maka manajer akan diwajibkan mengeluarkan kas dari
perusahaan untuk membayar bunga atas pinjaman tersebut. Pendekatan terakhir yang dapat
digunakan dalam perencanaan struktur modal yaitu dengan menggunakan pendekatan market
timing theory. Dimana teori yang diungkapkan oleh Baker dan Wurgler (2002) menyatakan bahwa
perusahaan-perusahaan akan menerbitkan ekuitas pada saat nilai pasar tinggi dan akan membeli
kembali ekuitas pada saat nilai pasar rendah.
Berdasarkan pada penelitian-penelitian sebelumnya, maka rumusan hipotesis yang akan
diuji adalah sebagai berikut:
H1:
Terdapat pengaruh secara signifikan antara aktiva berwujud terhadap struktur modal pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
H2:
Terdapat pengaruh secara signifikan antara ukuran perusahaan terhadap struktur modal
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
H3:
Terdapat pengaruh secara signifikan antara profitabilitas terhadap struktur modal pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
H4:
Terdapat pengaruh secara signifikan antara likuiditas terhadap struktur modal pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode yang bersifat kuantitatif,
yaitu menggunakan data yang disajikan dalam bentuk angka-angka. Dimana angka-angka yang
tersajikan dalam laporan keuangan merupakan jenis data kuantitatif yang akan digunakan dalam
penelitian dasar ini untuk pengujian hipotesis terhadap berbagai faktor-faktor independen yang
mempengaruhi struktur modal perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu sehingga dapat
diketahui variabel independen (aktiva berwujud, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan likuiditas)
merupakan variabel yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal perusahaan
sebagai variabel dependen.
Ditinjau dari permasalahan penelitian maka penelitian ini menggunakan metode kausal
komparatif (causal comparative research ). Dimana penelitian yang dilakukan diarahkan untuk
mengetahui hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih dengan menggunakan tipe
penelitian ex post facto, yaitu tipe penelitian terhadap data-data yang dikumpulkan setelah
terjadinya suatu kejadian atau peristiwa.
Pemilihan sampel penelitian dipilih berdasarkan purposive sampling dengan kriteria
pemilihan sebagai berikut:
a.
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
b.
Perusahaan manufaktur yang telah menyajikan laporan keuangan untuk 5 tahun terakhir,
yakni dari tahun 2007 sampai dengan 2011.
c.
Laporan keuangan perusahaan yang menyajikan laporan keuangan untuk 5 tahun terakhir
yang telah diaudit dan berakhir pada bulan Desember.
3
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah struktur modal yang dihitung dengan debt
to equity ratio (DER). Dimana debt to equity ratio mencerminkan besarnya proporsi hutang yang
digunakan perusahaan dalam struktur modal perusahaan. Rumus perhitungan DER dapat
diformulasikan sebagai berikut:
Total Hutang
Total Ekuitas
DER =
Sumber: Ellili dan Farouk (2011).
Aktiva berwujud merupakan rasio yang membandingkan aset tetap perusahaan terhadap
total aset. Dimana rasio aktiva berwujud menunjukkan besarnya aset tetap yang digunakan oleh
perusahaan. Rumus perhitungan aktiva berwujud dapat diformulasikan sebagai berikut:
Aktiva Berwujud =
Aset Tetap
Total Aset
Sumber: Najjar dan Petrov (2011).
Ukuran perusahaan menyatakan besar kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya nilai
ekuitas, penjualan, dan total aset. Penelitian kali ini menggunakan analisis perbandingan antara
dua negara yang menyajikan laporan keuangan perusahaan dalam mata uang yang berbeda,
sehingga perhitungan ukuran perusahaan menggunakan fungsi logaritma (Ln) supaya terjadi
keseragaman hasil perhitungan meskipun menggunakan data dengan dua jenis mata uang yang
berbeda. Rumus perhitungan ukuran perusahaan dapat diformulasikan sebagai berikut:
Ukuran Perusahaan = Ln (Total Aset)
Sumber: Najjar dan Petrov (2011).
Profitabilitas merupakan perbandingan antara laba bersih dengan total aset perusahaan.
Dimana rasio return on asset (ROA) dapat digunakan sebagai salah satu indikator untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam mengefisiensikan penggunaan total aktiva perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan. Rumus perhitungan profitabilitas dapat diformulasikan sebagai berikut:
ROA =
Laba Bersih
Total Aset
Sumber: Najjar dan Petrov (2011).
Likuiditas merupakan rasio perbandingan antara total aset lancar terhadap total hutang
lancar. Dimana rasio ini menunjukkan tingkat likuiditas perusahaan dan kemampuan perusahaan
untuk menutupi hutang perusahaan. Rumus perhitungan likuiditas dapat diformulasikan sebagai
berikut:
Total Aset Lancar
Likuiditas =
Total Hutang Lancar
Sumber: Najjar dan Petrov (2011).
Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh
dari laporan keuangan perusahaan go public dan terdaftar di BEI yang diperoleh melalui situs
resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id). Dimana data-data yang digunakan harus memenuhi
kriteria daripada sampel penelitian sebagaimana dijelaskan dalam kriteria pemilihan sampel.
Statistik deskriptif merupakan metode-metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan
penyajian suatu gugusan data sehingga memberikan informasi yang berguna. Informasi-informasi
dari data uji dengan menggunakan metode statistik deskriptif seperti minimum, maksimum, mean,
dan standar deviasi (Nugroho, 2005).
Uji hipotesis menggunakan teknik regresi berganda karena model regresi dalam penelitian
ini terdiri dari lebih dari 1 (satu) variabel independen. Metode regresi berganda berguna untuk
menganalisis pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen (Nugroho,
2005). Analisis penelitian ini bertujuan memprediksi tingkat pengaruh dari variabel aktiva
berwujud, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan likuiditas terhadap struktur modal.
4
Uji F dilakukan untuk menguji pengaruh semua variabel independen secara bersama-sama
terhadap variabel dependen. Jika tingkat probabilitas < 0,05 maka model regresi dapat digunakan
untuk memprediksikan variabel dependen atau dapat dikatakan variabel independen secara
keseluruhan memberikan pengaruh pada variabel dependen (Nugroho, 2005).
Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing–masing variabel independen dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Jika probabilitas lebih kecil atau sama dengan 0,05 maka
variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Jika
probabilitas lebih besar atau sama dengan 0,05 maka variabel independen mempunyai pengaruh
yang tidak signifikan terhadap variabel dependen (Nugroho, 2005).
Uji koefisien korelasi determinasi (adjusted R2) dilakukan untuk mengetahui seberapa
besar variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen. Sedangkan sisanya dijelaskan
oleh faktor-faktor lain (Nugroho, 2005).
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan populasi dalam
penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2007-2011. Jumlah populasi
perusahaan yang terdaftar di BEI sebanyak 440 perusahaan. Jumlah sampel yang memenuhi
kriteria sebanyak 115 perusahaan (575 data observasi) disajikan pada Tabel 1 di bawah ini:
Tabel 1
Jumlah Perusahaan Indonesia yang Dijadikan sebagai Sampel
Keterangan
Perusahaan yang terdaftar di BEI 2007-2011
Perusahaan yang tidak memenuhi kriteria
Perusahaan yang dijadikan sampel
Total data selama periode 5 tahun
Total data outlier
Total data setelah outlier
Sumber: Data sekunder diolah (2012).
Jumlah
440 perusahaan
(325) perusahaan
115 perusahaan
575 data
(288) data
287 data
Hasil pengolahan statistik deskriptif (BEI) atas data-data tersebut disajikan pada Tabel 2 di
bawah ini:
Tabel 2
Statistik Deskriptif (BEI)
Model
N Minimum Maksimum
Rata-Rata
Standar Deviasi
287
-1,01394
1,26163
0,60861
0,32219
Struktur Modal (DER)
287
0,00071
0,98387
0,35616
0,20792
Aktiva Berwujud
287
21,52628
32,66486
27,64328
1,75267
Ukuran Perusahaan
287 -112,47668
1,47818
-0,30242
6,64605
Profitabilitas
287
0,01175
8,09778
2,60574
1,77222
Likuiditas
287
Valid N (listwise)
Sumber: Data sekunder diolah (2012); DER: hutang ekuitas ratio; ROA: return on asset.
Berdasarkan hasil uji F untuk model regresi (BEI) diperoleh nilai F sebesar 129,193. Nilai
signifikansi model regresi (BEI) sebesar 0,000. Karena model memiliki nilai signifikansi lebih
kecil dari 0,05, maka dapat dikatakan bahwa model regresi tersebut dapat digunakan untuk
memprediksi variabel struktur modal, atau dapat dikatakan aktiva berwujud, ukuran perusahaan,
profitabilitas, dan likuiditas berpengaruh terhadap struktur modal. Hasil uji F untuk model regresi
disajikan pada Tabel 3 di bawah ini:
5
Tabel 3
Hasil Uji F (BEI)
Negara
F
Sig.
Indonesia
129,193
0,000
Sumber: Data sekunder diolah (2012).
Kesimpulan
Signifikan
Berdasarkan hasil uji t model penelitian pada perusahaan Indonesia yang terdaftar di BEI
seperti yang terpapar pada Tabel 4 menunjukkan bahwa nilai t dari variabel aktiva berwujud
sebesar 0,156 dengan nilai signifikansi dari variabel aktiva berwujud sebesar 0,876. Nilai t dari
variabel ukuran perusahaan sebesar 2,363 dengan nilai signifikansi dari variabel ukuran
perusahaan sebesar 0,019. Nilai t dari variabel profitabilitas sebesar 9,288 dengan nilai signifikansi
dari variabel profitabilitas sebesar 0,000. Nilai t dari variabel likuiditas sebesar -17,558 dengan
nilai signifikansi dari variabel likuiditas sebesar 0,000. Hasil uji t membuktikan bahwa variabel
ukuran perusahaan, profitabilitas, dan likuiditas memiliki nilai signifikansi di bawah 0,05 sehingga
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal (DER), dan sebaliknya variabel aktiva
berwujud memiliki nilai signifikansi diatas 0,05 sehingga variabel-variabel tersebut tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal (DER).
Tabel 4
Hasil Uji t (BEI)
Model
Unstandardized
Coefficients
B
0,518
(Constant)
0,010
Aktiva Berwujud
0,016
Ukuran Perusahaan
0,017
Profitabilitas
-0,133
Likuiditas
Sumber: Data sekunder diolah (2012).
Kesimpulan Hipotesis
t
2,699
0,156
2,363
9,288
-17,558
Sig.
0,007
0,876
0,019
0,000
0,000
Tidak signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Persamaan regresi yang terbentuk berdasarkan hasil uji t (BEI) pada Tabel 4 untuk model
regresi adalah sebagai berikut:
Struktur Modal = 0,518 + 0,010 Aktiva Berwujud + 0,016 Ukuran Perusahaan + 0,017
Profitabilitas - 0,133 Likuiditas + e
Nilai konstanta variabel struktur modal (DER) adalah 0,518, yang menyatakan bahwa
dalam kondisi ceteris paribus dimana nilai variabel independen dianggap konstan, maka nilai
struktur modal dianggap 0,518. Dari keempat variabel independen yang dimasukkan dalam model
regresi ini, variabel independen (ukuran perusahaan, profitabilitas, dan likuiditas) memiliki
pengaruh signifikan terhadap variabel dependen (struktur modal), sedangkan variabel independen
(aktiva berwujud) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen (struktur
modal).
Variabel aktiva berwujud memiliki koefisien regresi sebesar 0,010 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,876. Nilai tersebut menunjukkan bahwa variabel aktiva berwujud tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal.
Variabel ukuran perusahaan memiliki koefisien regresi sebesar 0,016 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,019. Nilai tersebut menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan
memiliki pengaruh signifikan positif terhadap struktur modal. Hal ini berarti setiap peningkatan
nilai variabel ukuran perusahaan sebesar 1% akan meningkatkan nilai struktur modal sebesar
0,016%.
6
Variabel profitabilitas memiliki koefisien regresi sebesar 0,017 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,000. Nilai tersebut menunjukkan bahwa variabel profitabilitas memiliki
pengaruh signifikan positif terhadap struktur modal. Hal ini berarti setiap peningkatan nilai
variabel profitabilitas sebesar 1% akan meningkatkan nilai struktur modal sebesar 0,017%.
Variabel likuiditas memiliki koefisien regresi sebesar -0,133 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,000. Nilai tersebut menunjukkan bahwa variabel likuiditas memiliki pengaruh signifikan
negatif terhadap struktur modal. Hal ini berarti setiap peningkatan nilai variabel likuiditas sebesar
1% akan menurunkan nilai struktur modal sebesar 0,133%.
Tabel 5 di bawah ini menyajikan tingkat signifikansi dan pengaruh dari setiap variabel
independen terhadap variabel dependen pada sampel yang diteliti di Indonesia.
Tabel 5
Hasil Uji t Model Regresi di Indonesia
Variabel
Indonesia
B
Sig
Keterangan
0,010 0,876
Tidak Signifikan
Aktiva Berwujud
0,016 0,019
Signifikan
Ukuran Perusahaan
0,017 0,000
Signifikan
Profitabilitas
-0,133 0,000
Signifikan
Likuiditas
Variabel dependen: struktur modal (DER).
Berdasarkan hasil uji t negara Indonesia pada Tabel 5 di atas, dapat dilihat bahwa variabel
aktiva berwujud perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI memiliki nilai koefisien regresi
sebesar 0,010 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,876 yang menyatakan bahwa aktiva berwujud
perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
struktur modal (DER) perusahaan-perusahaan tersebut. Pada variabel kedua, dapat dilihat bahwa
variabel ukuran perusahaan untuk perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI memiliki nilai
koefisien regresi sebesar 0,016 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,019 yang menyatakan bahwa
ukuran perusahaan perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI memiliki pengaruh signifikan
positif terhadap struktur modal (DER) perusahaan-perusahaan tersebut. Dilanjutkan dengan
variabel ketiga, dapat dilihat bahwa variabel profitabilitas perusahaan-perusahaan yang terdaftar di
BEI memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,017 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 yang
menyatakan bahwa profitabilitas perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI memiliki pengaruh
signifikan positif terhadap struktur modal (DER) perusahaan-perusahaan tersebut. Pada variabel
terakhir, dapat dilihat bahwa variabel likuiditas perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI
memiliki nilai koefisien regresi sebesar -0,133 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 yang
menyatakan bahwa likuiditas perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI berpengaruh signifikan
negatif terhadap struktur modal (DER) perusahaan-perusahaan tersebut.
Hasil pengujian koefisien korelasi dan koefisien determinasi disajikan pada Tabel 6
dibawah ini:
Tabel 6
Hasil Uji Koefisien Determinasi (BEI)
Negara
R
R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate (e)
0,804
0,647
0,642
0,19279015
Indonesia
Sumber: Data sekunder diolah (2012).
Hasil uji koefisien determinasi (adjusted R square) pada Tabel 6 menunjukkan bahwa
nilai adjusted R square sebesar 0,642. Hal ini menunjukkan bahwa 64,20% dari variabel dependen
(struktur modal) pada perusahaan Indonesia yang terdaftar di BEI dapat dijelaskan oleh variabel
independen yang digunakan dalam penelitian ini yakni: aktiva berwujud, ukuran perusahaan,
profitabilitas, dan likuiditas; sedangkan sisanya sebesar 35,80% dijelaskan oleh faktor-faktor lain
diluar dari variabel-variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini.
7
KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, variabel independen aktiva berwujud pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
struktur modal perusahaan. Hal ini dikarenakan perusahaan dengan jaminan yang besar nilainya
tidak menunjukkan peningkatan kapasitas hutang yang diperoleh perusahaan (Nunes dan
Serrasqueiro, 2008). Disamping itu, dengan maraknya penyaluran modal kerja yang ditawarkan
oleh bank tanpa jaminan aset juga turut menyebabkan variabel aktiva berwujud tidak dapat
digunakan sebagai tolok ukur atas besarnya hutang perusahaan. Hasil penelitian yang
membuktikan bahwa variabel aktiva berwujud tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
struktur modal konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Shen (2008), Buvanendra
(2009), Chikolwa (2009). Namun hasil penelitian ini, tidak konsisten dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Niu (2008), Hongyan (2009), Shamsur (2011). Dengan demikian, aktiva berwujud
tidak dapat digunakan untuk memprediksi besarnya struktur modal yang digunakan oleh
perusahaan di negara Indonesia.
Variabel independen ukuran perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI memiliki pengaruh signifikan positif terhadap struktur modal perusahaan. Hal ini dikarenakan
perusahaan besar membutuhkan dana yang banyak, sehingga perusahaan yang besar cenderung
menggunakan proporsi hutang yang tinggi (Sabir dan Malik, 2012). Hasil penelitian yang
membuktikan bahwa variabel ukuran perusahaan memiliki pengaruh signifikan positif terhadap
struktur modal konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Abor (2008), Buvanendra
(2009), Shamsur (2011), Ghatak (2011). Namun hasil penelitian ini, tidak konsisten dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Chen (2003), Ren, Liu, dan Zhuang (2009), Afza dan Hussain
(2011). Dengan demikian, ukuran perusahaan dapat dijadikan sebagai salah satu faktor yang
digunakan untuk memprediksi besarnya struktur modal yang digunakan oleh perusahaan di negara
Indonesia.
Variabel profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI memiliki
pengaruh signifikan positif terhadap struktur modal perusahaan. Hal ini dikarenakan perusahaan
dengan profitabilitas tinggi cenderung menggunakan hutang yang lebih besar dibandingkan
perusahaan dengan profitabilitas rendah karena kecenderungan untuk melindungi pendapatan
perusahaan dari pajak yang tinggi (Duca, 2012). Hasil penelitian yang membuktikan bahwa
variabel profitabilitas memiliki pengaruh signifikan positif terhadap struktur modal konsisten
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Pralahathan (2010), Ibrahim dan Masron (2011), Duca
(2012). Namun hasil penelitian ini, tidak konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Ramlall (2009), Rafique (2011), Sayeed (2011). Dengan demikian, profitabilitas dapat dijadikan
sebagai salah satu faktor yang digunakan untuk memprediksi besarnya struktur modal yang
digunakan oleh perusahaan di negara Indonesia.
Variabel likuiditas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI memiliki pengaruh
signifikan negatif terhadap struktur modal perusahaan-perusahaan tersebut. Hal ini dikarenakan
perusahaan dengan tingkat likuiditas tinggi cenderung memilih sumber dana internal untuk
investasi kedepannya, yang akan menghindarkan perusahaan dari kemungkinan terjadinya
kelebihan dana perusahaan, sehingga perusahaan dengan rasio likuiditas yang tinggi cenderung
memiliki hutang yang rendah dalam perencanaan struktur modal perusahaan (Tamulyte, 2012).
Hasil penelitian yang membuktikan bahwa variabel likuiditas memiliki pengaruh signifikan negatif
terhadap struktur modal konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mazur (2007),
Ramlall (2009), Janbaz (2010). Namun hasil penelitian ini, tidak konsisten dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Dohaiman (2008), Mgudlawa (2009), Olayinka (2011) yang membuktikan
likuiditas tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal. Dengan demikian,
likuiditas dapat dijadikan sebagai salah satu faktor yang digunakan untuk memprediksi besarnya
struktur modal yang digunakan oleh perusahaan di negara Indonesia.
8
Adapun keterbatasan sampel dalam penelitian ini, yaitu hanya terbatas pada perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, terdapat banyak perusahaan yang tidak memenuhi
persyaratan untuk dijadikan sampel, periode penelitian yang sempit, serta minimnya literaturliteratur pendukung yang didapatkan mengenai pengaruh aktiva berwujud, ukuran perusahaan,
profitabilitas, dan likuiditas terhadap struktur modal. Rekomendasi yang dapat diberikan untuk
penelitian berikutnya adalah agar dapat memperluas populasi penelitian dan dapat mengumpulkan
lebih banyak teori-teori pendukung yang dapat dijadikan sebagai pembanding dalam rangka
pengambilan kesimpulan.
Implikasi manajerial bagi perusahaan yaitu mengontrol aktiva perusahaan, profit
perusahaan dan likuiditas perusahaan, karena ketiga komponen di atas memiliki pengaruh secara
signifikan terhadap struktur modal perusahaan. Ketiga komponen dapat dikontrol melalui
pengawasan dalam hal pengadaan aset berwujud, baik dengan menggunakan pendanaan internal
maupun pendanaan eksternal. Hal ini dikarenakan pengadaan aset akan mengurangi laba
perusahaan serta pendanaan internal lainnya yang berhubungan dengan struktur modal perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Abor. 2008. Determinants of the Capital Structure of Ghanaian Firms. The African Economic
Research Consortium. Legon: University of Ghana Business School.
Adityawarman. 2012. Indonesia Mencapai Kesepakatan Obligasi Dana Luar Negeri Terbaik dan
Kesepakatan
Pembiayaan
Proyek
Terbaik.
[Online]
http://www.antaranews.com/berita/298208/indonesia-mencapai-kesepakatan-ob
ligasi.
Diakses tanggal 19 Mei 2012.
Afza dan Hussain. 2011. Determinants of Capital Structure Across Selected Manufacturing
Sectors of Pakistan. International Journal of Humanities and Social Science. Volume 1,
Number 12, Page 254-262.
Baker dan Wurgler. 2002. Market Timing and Capital Structure. The Journal of Finance. Volume
7, Number 1, Page 1-32.
Buvanendra. 2009. Capital Structure Determinants: Eviedence from Manufacturing and Services
Sector Companies in Sri Lanka . Journal. Sri Lanka: University of Colombo.
Caglayan. 2011. An Empirical Investigation on The Determinants of Capital Structures of Turkish
Firms. Middle Eastern Finance and Economics. Issue 9, Page 35-42.
Chen. 2003. Determinants of Capital Structure of Chinese-Listed Companies. Journal of Business
Research. Volueme 57, Page 1341– 1351.
Chikolwa. 2009. Determinants of Capital Structure for A-REITs. Digital Repository. Australia:
Queensland University of Technology.
Dohaiman. 2008. Capital Structure in Saudi Arabian Listed and Unlisted Companies . Thesis.
Stirling: University of Stirling.
Duca. 2012. What Determines The Capital Structure of Listed Firms in Romania. Journal.
Romania: The Bucharest University. Journal. New Zealand: The University of Waikato.
Ellili dan Farouk. 2011. Examining The Capital Structure Determinants: Empirical Analysis of
Companies Traded on Abu Dhabi Stock Exchange. International Research Journal of
Finance and Economics. Issue 67, Page 82-96.
Ghatak. 2011. A Study On The Determinants Of Capital Structure Of SME’S Manufacturing
Sector Organizations in India. The International Journal’s Research Journal of Commerce
& Behavioural Science. Volume 1, Number 2, Page 7-25.
Hongyan. 2009. The Determinants of Capital Structure of The SMEs: an Empirical Study of
Chinese Listed Manufacturing Companies . Journal. Beijing: Beijing Union University.
Ibrahim dan Masron. 2011. Capital Structure and The Firm Determinants: Evidence from Small
and Medium Enterprises (SMEs) in Malaysia. 2011 International Conference on
Economics, Trade and Development. Volume 7, Page 25-28.
Janbaz. 2010. Capital Structure Decisions in The Iranian Corporate Sector . International Research
Journal of Finance and Economics. Issue 58, Page 24-31.
9
Jumaev, Hanasha, dan Abaji. 2012. Finding The Determinants of Capital Structure: a Case Study
of UK Companies. International Journal of Research in Computer Application &
Management. Volume 2, Number 2, Page 21-26.
Kertiyasa.
2012.
IMF:
Kondisi
Ekonomi
Global
Belum
Aman.
[Online]
http://economy.okezone.com/read/2012/02/27/213/583268/imf-kondisi-ekonom i-globalbelum-aman. Diakses tanggal 19 Mei 2012.
Kolasinski. 2011. Subsidiary Debt, Capital Structure and Internal Capital Markets. Washington:
University of Washington Business School.
Malau. 2012. Wow, Pertumbuhan Ekonomi Malaysia Gapai 5,8 Persen. [Online]
http://www.tribunnews.com/2011/11/19/wow-pertumbuhan-ekonomi-malaysia-gapai-58persen. Diakses tanggal 19 Mei 2012.
Mazur. 2007. The Determinants of Capital Structure Choice: Evidence from Polish Companies.
International Atlantic Economic Society 2007. Volume 13, Page 495–514.
Mgudlwa. 2009. Size and Other Determinants of Capital Structure in South African
Manufacturing Listed Companies. Dissertation. South Africa: Nelson Mandela
Metropolitan University.
Murti.
2011.
Kondisi
Ekonomi
Nasional
Waspada.
[Online]
http://economy.okezone.com/read/2011/09/27/20/507716/kondisi-ekonomi-nasi
onalwaspada. Diakses tanggal 19 Mei 2012.
Myers. 1984. Capital Structure Puzzle. Journal of Finance. Volume 39, Page 575-592.
Najjar dan Petrov. 2011. Capital Structure of Insurance Companies in Bahrain. International
Journal of Business and Management. Volume 6, Number 11, Page 138-145.
Niu. 2008. Theoretical and Practical Review of Capital Structure and Its Determinants.
International Journal of Business and Management. Volume 3, Number 3, Page 133-139.
Nugroho. 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik. Penelitian dengan SPSS. Yogyakarta:
Penerbit Andi.
Nunes dan Serrasquerro. 2008. Determinants of Capital Structure: Comparison of Empirical
Evidence from the Use of Different Estimators . International Journal of Applied
Economics. Volume 5, Number 1, Page 14-29.
Olayinka. 2011. Determinants of Capital Structure: Evidence from Nigerian Panel Data . African
Economic and Business Review. Volume 9, Number 1, Page 1-16.
Pralahathan. 2010. The Determinants of Capital Structure: An empirical Analysis of Listed
Manufacturing Companies in Colombo Stock Exchange Market in SriLanka . Journal. Sri
Lanka: University of Kelaniya.
Rafique. 2011. Effect of Profitability & Financial Leverage on Capital Structure: a Case of
Pakistan’s Automobile Industry. Economics and Finance Review. Volume 1, Number 4,
Page 50-58.
Rahman.
2012.
Persepsi
Publik
dan
Geliat
Ekonomi
Indonesia.
[Online]
http://news.okezone.com/read/2012/03/01/58/585147/persepsi-publik-dan-gelia
tekonomi-indonesia. Diakses tanggal 19 Mei 2012.
Ramlall. 2009. Determinants of Capital Structure Among Non-Quoted Mauritian Firms Under
Specificity of Leverage: Looking for a Modified Pecking Order Theory. International
Research Journal of Finance and Economics. Issue 31, Page 83-92.
Ren, Liu, dan Zhuang. 2009. An Empirical Analysis on the Capital Structure of Chinese Listed IT
Companies. International Journal of Business and Management. Volume 4, Number 8,
Page 46-51.
Sabir dan Malik. 2012. Determinants of Capital Structure – A Study of Oil and Gas Sector of
Pakistan. Pakistan: Foundation University Islamabad.
Sayeed. 2011. The Determinants of Capital Structure for Selected Bangladeshi Listed Companies.
International Review of Business Research Papers. Volume 7, Number 2, Page 21-36.
Shamsur. 2011. Access to Capital and Capital Structure of The Firm. Working Paper Series.
Czech Republic: Charles University.
Shen. 2008. The Determinants of Capital Structure in Chinese Listed Companies. Journal.
Australia: University of Ballarat.
10
Tamulyte. 2012. The Determinants of Capital Structure in the Baltic States and Russia. Electronic
Publications of Pan-European Institute. (diakses tanggal 19 Mei 2012). Electronic
Publications of Pan-European Institute. United Kingdom: Pan-European Institute.
Yuniati. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004-2009. Jurnal Ekonomi. Semarang:
Universitas Diponegoro.
11