Uji Efektivitas Ekstrak Daun Tahi Ayam (Lantana camara L.) Sebagai Herbisida Alami Terhadap Perkecambahan Biji Akasia Berduri (Acacia nilotica (L.) Willd. ex Delile) | Mirnawati | Natural Science: Journal of Science and Technology 8659 28413 1 PB

Natural Science: Journal of Science and Technology
Vol 6(2) :116-128. (Agustus 2017)

ISSN-p : 2338-0950
ISSN-e : 2541-1969

Uji Efektivitas Ekstrak Daun Tahi Ayam (Lantana camara L.)
Sebagai Herbisida Alami Terhadap Perkecambahan Biji Akasia
Berduri (Acacia nilotica (L.) Willd. ex Delile)
Effectiveness of Leaf Extract of Tahi Ayam (Lantana Camara L.) As
A Natural Herbicide against Seed Germination of Akasia Berduri
(Acacia nilotica (L.) Willd. Ex Delile)
Mirnawati*), Ramadhanil Pitopang dan I Nengah Suwastika
Jurusan Biologi FMIPA, Universitas Tadulako
Kampus Bumi Tadulako Jl. Soekarno-Hatta Km.9 Palu, Sulawesi Tengah 94118

ABSTRACT
A study the test effectiveness leaf extract tahi ayam ( Lantana camara L.) as a natural
herbicide against seed germination akasia berduri ( Acacia nilotica (L.) Willd. ex Delile) was
conducted from April to December 2016 at the Department Biology Laboratory Unit
Biotechnology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Tadulako University. The

purpose of this study was to determine the concentration of L. camara leaft extract is most
effective as a natural herbicide and how they affect seed germination A. nilotica . The study
was designed using a completely randomized design method (RAL) which consists of five
treatments and three replications, with the extract concentration of P0= 0%, P1= 5%, P2=
10%, P3= 20%, P4= 30%. Observation variables are consists of germination (germination
persentage), the emergence of sedlings, hypocotyl length and fresh weight. The results
showed that application of L. camara leaft extract significantly inhibit seed germination A.
nilotica , the higher the concentration of the extract it will be the potential to inhibit the
germination is reflected in declining percentage of germination and seedling emergence
slowing and the low value of the hypocotyl length and weight measurements wet. There is a
natural herbicide effectiveness of L. camara leaf extract at a concentration of 30% which can
be used as an alternative to inhibit the germination and seedling A. nilotica .
Keywords: Acacia nilotica (L.) Willd. ex Delile, Leaves of Lantana camara (L.),
Natural Herbicides, Germination.

Coresponding author: mirnawati_71@yahoo.com
116

Natural Science: Journal of Science and Technology
Vol 6(2) :116-128. (Agustus 2017)


ISSN-p : 2338-0950
ISSN-e : 2541-1969

ABSTRAK
Penelitian tentang “Uji Efektivitas Ekstrak Daun Tahi Ayam ( Lantana camara L.)
sebagai Herbisida Alami Terhadap Perkecambahan Biji Akasia Berduri (Acacia nilotica (L.)
Willd. ex Delile)” telah dilaksanakan pada bulan April sampai Desember 2016 di
Laboratorium Jurusan Biologi Unit Bioteknologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Tadulako. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui
konsentrasi pemberian ekstrak daun L. camara yang paling efektif sebagai herbisida alami
dan bagaimana pengaruhnya terhadap perkecambahan biji A. nilotica . Penelitian didesain
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas lima perlakuan dan tiga
ulangan dengan konsentrasi ekstrak P0= 0%, P1= 5%, P2= 10%, P3= 20%, P4= 30%. Variabel
pengamatan meliputi daya kecambah (persentase perkecambahan), hari munculnya
kecambah, panjang hipokotil, dan berat basah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pemberian ekstrak daun L. camara berpengaruh nyata menghambat perkecambahan biji A.
nilotica , semakin tinggi konsentrasi ekstrak maka akan semakin berpotensi menghambat
perkecambahan yang ditunjukkan dengan menurunnya persentase perkecambahan dan
melambatnya munculnya kecambah serta rendahnya nilai pengukuran panjang hipokotil dan

berat basah. Terdapat efektivitas herbisida alami ekstrak daun L. camara pada konsentrasi
30% yang dapat digunakan sebagai salah satu alternatif untuk menghambat perkecambahan
dan anakan A. nilotica .
Kata kunci: Acacia nilotica (L.) Willd. ex Delile, daun Lantana camara (L.),
Herbisida Alami, Perkecambahan.
melokalisir terjadinya kebakaran di Savana.

LATAR BELAKANG

Setelah
Akasia berduri (Acacia nilotica (L.)

tumbuhan

A.

nilotica

ditanam di Kebun Raya Bogor dan Taman


Willd. ex Delile) merupakan tumbuhan

Nasional

yang secara alami menyebar luas di daerah

getahnya sangat rendah sehingga pohon-

kering Afrika dari senegal, Mesir, dan

pohon

Afrika Selatan (Brenan, 1983). Tumbuhan

kemudian.

ini disebarkan pertama kali ke Indonesia

pertumbuhan A. nilotica semakin meluas


yaitu di Kebun Raya Bogor tahun 1850 dari

ke arah bagian tengah Savana Bekol dan

Kebun Raya Calcuta-India (Zuraida, 2011)

mengakibatkan penurunan kualitas dan

dan tahun 1969 di bagian Selatan area

kuantitas savana Baluran, serta

Savana Bekol Taman Nasional Baluran

struktur dan komposisi spesies penyusun

(Djufri,

dilakukannya


padang rumput di tempat tersebut (Djufri,

ini yaitu sebagai tanaman

2002). Rumput sebagai sumber pakan

penghasil getah yang berkualitas dan

utama satwa telah tergeser keberadaannya

memiliki

serta

oleh A. nilotica , sehingga satwa mencari

digunakan sebagai sekat bakar untuk

alternatif pakan lain. Salah satunya adalah


2002).

penyebaran

nilai

Tujuan

komersial

tinggi

Baluran,

tersebut

ternyata

ditebang


Setelah

produksi

40

tahun

periode

itu,

merubah

Uji Efektivitas Ekstrak Daun Tahi Ayam (Lantana camara L.) Sebagai Herbisida Alami
Terhadap Perkecambahan Biji Akasia Berduri (Acacia nilotica (L.) Willd. ex Delile)
(Mirnawati dkk)
117

Natural Science: Journal of Science and Technology

Vol 6(2) :116-128. (Agustus 2017)

ISSN-p : 2338-0950
ISSN-e : 2541-1969

daun dan biji A. nilotica , namun sebagai

tertinggal dipermukaan tanah dan akan

sumber pakan utama rumput tetap tidak

tumbuh kembali menjadi suatu individu.

dapat tergantikan (Sabarno, 2002).

Salah

satu

cara


untuk

Saat ini kehadiran A. nilotica tidak

pertumbuhan

hanya di Taman Nasional Baluran Jawa

memberikan

Timur,

berupa senyawa kimia.

namun

pertumbuhannya

sudah


biji
zat

menghambat

adalah
penghambat

dengan
tumbuh

tersebar luas di seluruh Indonesia salah

Adanya fenomena tersebut maka

satunya di Kota Palu Sulawesi Tengah.

menjadi dasar munculnya banyak penelitian

Tumbuhan ini dipandang sebagai gulma

yang berusaha untuk mencari alternatif

yang sangat mengkhawatirkan, sebab telah

pengendalian gulma secara kimiawi yang

menjadi ancaman bagi kelestarian tanaman

ramah lingkungan. Upaya tersebut dapat

lain. Selain itu pertumbuhan A. nilotica ini

dilakukan

sangat rapat sehingga membentuk kanopi

senyawa kimia yang berasal dari tumbuhan

tertutup, akibatnya beberapa tumbuhan lain

(alelokemi)

yang ada disekitar tanaman tersebut sulit

sebagai herbisida alami (Setyowati dan

untuk

Suprijono, 2001).

mendapatkan

cahaya

sehingga

untuk

dilakukan

mengendalikan

sejumlah

menggali

dapat

potensi

dimanfaatkan

sebelumnya

telah

dilakukan pengendalian A. nilotica dengan

upaya

pertumbuhan

yang

Penelitian

pertumbuhannya terganggu (Djufri, 2004).
Telah

dengan

menggunakan

A.

senyawa

kimia

yang

nilotica , namun saat ini belum berhasil

terkandung dalam tumbuhan (alelopati).

ditemukan suatu strategi yang jitu untuk

Senyawa ini dapat dijadikan herbisida

mengendalikan invasi A. nilotica . Oleh

alami

karenanya, perlu adanya penelitian yang

pertumbuhan lain dan tidak menimbulkan

serius

pengendalian

residu bagi lingkungan sekitar. Contoh

pertumbuhan tanaman tersebut. Salah satu

penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

alternatif yang dapat dilakukan adalah

Hartini

dengan cara memutus siklus hidupnya,

Perkecambahan Biji

yaitu dengan pengendalian secara mekanik

Anakan (Acacia

dan kimiawi. Pengendalian secara mekanik

Penghambat Tumbuh dan Naungan. Zat

dapat dilakukan dengan cara menebang

penghambat tumbuh yang digunakan yaitu

atau memangkas pohon-pohon tersebut,

ekstrak alang-alang (Imperata cylindrica ),

kemudian dilanjutkan dengan pengendalian

sereh wangi (Cymbopogon nodus) dan air

secara kimiawi terhadap anakan dan biji-

laut. Pemberian ekstrak tumbuhan yang

biji A. nilotica yang kemungkinan besar

paling efektif menghambat perkecambahan

untuk

upaya

karena

(2006),

dapat

yaitu

menghambat

Penghambatan

dan Pertumbuhan

nilotica ) dengan Zat

Uji Efektivitas Ekstrak Daun Tahi Ayam (Lantana camara L.) Sebagai Herbisida Alami
Terhadap Perkecambahan Biji Akasia Berduri (Acacia nilotica (L.) Willd. ex Delile)
(Mirnawati dkk)
118

Natural Science: Journal of Science and Technology
Vol 6(2) :116-128. (Agustus 2017)

ISSN-p : 2338-0950
ISSN-e : 2541-1969

A. nilotica adalah ekstrak dari sereh wangi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

pada konsentrasi 40%-100%, namun untuk

Universitas Tadulako Palu.

ekstrak

alang-alang

tidak

Metode

memberikan

yang

digunakan

adalah

Eksperimental, konsentrasi ekstrak yang

pengaruh yang efektif.
Tumbuhan Tahi

Ayam

berbeda diujikan terhadap kecambah

(Lantana

A.

camara ) dilaporkan bersifat alelopati dan

nilotica . Penelitian disusun berdasarkan

mengandung senyawa aleokemi (Steenis,

model Rancangan Acak Lengkap (RAL)

1987). Daun L. camara juga mengandung

terdiri dari 5 perlakuan, setiap perlakuan

alkaloid, flavonoid, saponin, terpenoid,

diulangi

tanin dan kuinon. hal ini dibuktika oleh

perlakuannya yaitu P0, P1, P2, P3, P4 dengan

penelitian Darana (2006), tentang Aktifitas

konsentrasi ekstrak yang berbeda yaitu 0%,

alelopati

kirinyuh

5%, 10%, 20%, dan 30%. Setiap seri

(Chromolaena odorata ) dan tahi ayam (L.

konsentrasi dibuat 100 ml stok dengan

camara ) terhadap gulma di perkebunan teh

jumlah

(Camellia sinensis), pertumbuhan gulma

berturut-turut sebesar 0 g, 0,5 g, 10 g, 20 g,

terhambat

dan 30 g.

ekstrak

pada

daun

perlakuan

konsentrasi

sebanyak

ekstrak

3

kali.

Susunan

masing-masing

secara

20%.

Ekstraksi daun L. camara dilakukan

Berdasarkan hal tersebut, perlu dikaji lebih

menggunakan metode maserasi, karena

lanjut tentang uji efektivitas ekstrak daun

struktur sampel daun yang cukup kecil dan

tahi ayam (Lantana camara L.) sebagai

lunak. Daun tua L. camara

herbisida alami terhadap perkecambahan

diambil

biji akasia berduri (Acacia nilotica ).

basah) dan ditimbang untuk mengetahui

ekstrak

dimulai

dari

10%-

berat

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk

yang telah

kemudian dibersihkan (sortasi

basah dari simplisia, kemudian

mengetahui konsentrasi pemberian ekstrak

simplisia

daun tahi ayam (L. camara) yang paling

sampai bersih, selanjutnya daun tersebut

efektif

dan

dipotong-potong sampai berukuran kecil

terhadap

dan dikeringkan dengan menggunakan

perkecambahan biji akasia berduri (Acacia

oven pada suhu 40o C selama ± 8 jam,

nilotica).

tujuannya

sebagai

bagaimana

herbisida
pengarunya

alami

mencegah

Penelitian dilaksanakan pada bulan
sampai

Desember

yaitu

dengan

untuk

air

mengalir

mengurangi

kandungan air dari simplisia sehingga

BAHAN DAN METODE

April

dicuci

2016,

tumbuhnya

jamur.

Menurut

Katno dan Sutjipto (2008), pengeringan

di

yang dilakukan pada suhu 40o C selama ± 8

Laboratorium Bioteknologi Jurusan Biologi

jam dapat mengurangi jumlah kadar air
Uji Efektivitas Ekstrak Daun Tahi Ayam (Lantana camara L.) Sebagai Herbisida Alami
Terhadap Perkecambahan Biji Akasia Berduri (Acacia nilotica (L.) Willd. ex Delile)
(Mirnawati dkk)
119

Natural Science: Journal of Science and Technology
Vol 6(2) :116-128. (Agustus 2017)
3. Flavonoid
Ekstrak

lebih dari 5%. Daun yang telah kering
kemudian

dihaluskan

menggunakan

dihasilkan

serbuk

ditambahkan

4. Alkaloid
Ekstrak

menggunakan

kertas saring dan dilakukan pemisahan

ditambah

ekstraksi dengan menggunakan alat rotari

2M

dan

diaduk dan disaring, kemudian filtrat

yang terkandung dalam daun L. camara

ditambah

dilakukan dengan uji kualitatif, adapun

HCl

2M

setelah

itu

ditambahkan pereaksi Wagner. Hasil

senyawa yang diuji yaitu:

positif jika terbentuk warna coklat

sebanyak

0,5

tabung

(Resmi, 2011)

gram

5. Fenolik
Ekstrak

reaksi,

ditambahkan air dan dipanaskan di

adanya

gram

warna hijau, merah ungu, biru/hitam

saponin (Ramyasheer et al., 2012).

(Resmi, 2011).

2. Tanin

Perendaman biji Acacia nilotica ke

Ekstrak sebanyak 0,5 gram diaduk

dalam larutan Asam sulfat selama 10-30

dengan 10 ml aquades, disaring dan

menit guna untuk mematahkan dormansi

ditambahkan reagen FeCl3. Adanya

karna biji tersebut memiliki struktur kulit

kehitaman
adanya

0,5

adanya fenolik jika terjadi perubahan

kandungan

hijau/biru

sebanyak

ditambahkan larutan FeCl3 1%, positif

water bath. Adanya busa yang stabil

positif

HCl

gelas piala,

suhu kamar. NaCl serbuk ditambahkan,

mengetahui senyawa metabolit sekunder

menunjukkan

dengan

gram

diaduk, kemudian didinginkan hingga

Skrining fitokimia dilakukan untuk

warna

dalam

0,5

dipanaskan di atas penangas air sambl

evaporator (Harborne, 1987).

menunjukkan

sebanyak

dimasukkan ke

antara zat pelarut dan senyawa aktif hasil

dalam

berubah

(Pakaya, 2015).

didiamkan selama 5 hari. Setelah 5 hari,

dimasukkan

sampai

berarti menandakan adanya flavonoid

volume pelarut sebanyak 3 liter dan

1. Saponin
Ekstrak

HCl

merah dan merah bata atau kuning

direndam dengan pelarut etanol 96%,

disaring

gram

warna. Apabila terbentuk warna orange,

Serbuk hasil ayakan tersebut kemudian

ekstraksi

0,5

dengan serbuk Mg sebanyak 0,1 mg, lalu

simplisia.

Setelah itu serbuk ditimbang kembali.

hasil

sebanyak

dicampur dengan aquades dan dilarutkan

blender dan diayak menggunakan mess 40
sehingga

ISSN-p : 2338-0950
ISSN-e : 2541-1969

biji

tanin

yang

keras

sehingga

akan

memperlambat perkecambahan. Menurut

(Ramyasheer et al., 2012).

Bamel et al., (2007) perlakuan benih
direndam dengan Asam sulfat selama 20-50
Uji Efektivitas Ekstrak Daun Tahi Ayam (Lantana camara L.) Sebagai Herbisida Alami
Terhadap Perkecambahan Biji Akasia Berduri (Acacia nilotica (L.) Willd. ex Delile)
(Mirnawati dkk)
120

Natural Science: Journal of Science and Technology
Vol 6(2) :116-128. (Agustus 2017)

Parameter pengamatan terdiri dari:

menit menghasilkan daya berkecambah

 Daya kecambah Acacia nilotica (%)

terbaik bagi beberapa jenis Acacia . Selain
itu keberhasilan penggunaan Asam sulfat
telah

dibuktikan

pada

jenis

dengan

auriculiformis

perkecambahan

Menurut

Acacia

daya

Menggunakan rumus sebagai berikut :

hambat

kecambah
 Hari Munculnya
nilotica

menggunakan metode Uji di atas Kertas
(UDK) dengan media substrat kertas saring.
Metode

ini

digunakan

membutuhkan
perkecambahannya

(2004)

dengan menghitung kecambah normal.

92-96%

(Olatunji et al., 2013).
Uji

Sutopo

pengamatan dilakukan pada hari ke-15

persentase

mencapai

ISSN-p : 2338-0950
ISSN-e : 2541-1969

karna

cahaya
(Sutopo,

Kecambah

Acacia

Sutopo

(2004)

biji
Menurut

dalam

pengamatan dilakukan setiap hari setelah

2004).

tanam dengan menghitung lama waktu

Langkah-langkah yang dilakukan yaiu:

munculnya kecambah dalam satuan hari
setelah tanam, menggunakan rumus

1. Kertas saring (3 lembar) diletakkan pada
cawan petri.
2. Biji A. nilotica yang telah steril ditanam
di atas lembar kertas saring dengan
pinset sebanyak 10 butir.
3. Kertas saring dibasahi larutan ekstrak
sebanyak (10-20 ml) sesuai dengan
perlakuan konsentrasi 0%, 5%, 10%,
20% dan 30%.
4. Biji yang telah ditanam di cawan petri
kemudian dipelihara pada suhu kamar.
Selanjutnya dilakukan pengamatan
sampai hari ke-15.
5. Kelembaban media tumbuh dijaga
selama penelitian berlangsung dengan
pemberian aquades steril.

sebagai berikut:

Keterangan:
N = Jumlah kecambah yang muncul
pada waktu tertentu
T = Jumlah waktu antara awal suatu
pengujian sampai dengan akhir
dari interval tertentu.
 Panjang Hipokotil Acacia nilotica (cm)
Pengukuran

6.

panjang

hipokotil

dimulai dari leher akar sampai pangkal
kotiledon

dengan

menggunakan

penggaris dilakukan 3 kali ulangan
kemudian dihitung rata-ratanya.
Gambar 1. Penanaman benih dengan metode
UDK (Sutopo, 2004)

Uji Efektivitas Ekstrak Daun Tahi Ayam (Lantana camara L.) Sebagai Herbisida Alami
Terhadap Perkecambahan Biji Akasia Berduri (Acacia nilotica (L.) Willd. ex Delile)
(Mirnawati dkk)
121

Natural Science: Journal of Science and Technology
Vol 6(2) :116-128. (Agustus 2017)

 Berat Basah Kecambah Acacia nilotica

ISSN-p : 2338-0950
ISSN-e : 2541-1969

mempengaruhi
berbeda pula.

Pengukuran berat basah dilakukan

daya

kecambah

yang

Daya kecambah tanaman

pada hari ke-15 dengan menggunakan

tertinggi diperoleh pada pemberian ekstrak

neraca analitik.

0% dari perlakuan P0 (kontrol), berturutturut sampai yang terendah diperoleh pada

Analisis Data

pemberian ekstrak 30% dari perlakuan P4
Hasil

pengamatan

parameter

dari

pengamatan

menggunakan

ANOVA

setiap

(Gambar 2).

dianalisis
(Analysis

Of

Varian) one way ANOVA dengan software

SPSS, dan jika berbeda nyata, maka
dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan pada
taraf uji 5 %.
HASIL
Skrining Fitokimia
Berdasarkan hasil
skrining fitokimia
ekstrak

daun

Gambar

penelitian,

2.

uji

menunjukkan bahwa
L.

positif

camara

mengandung senyawa metabolit sekunder
(tabel 1).
Tabe l. Hasil skrining fitokimia ekstrak daun
Lantana camara.

Hari

Grafik data daya kecambah
tanaman umur 15 hari setelah
tanam dengan konsentrasi ekstrak
yang diberikan yaitu 0 % (P0), 5
% (P1), 10 % (P2), 20 % (P3), dan
30 % (P4). Nilai yang ditunjukkan
pada grafik adalah nilai rata-rata ±
standar deviasi. Grafik yang
diikuti oleh huruf yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata
pada taraf uji 5 % (P ≥ 0,05).

Munculnya

Kecambah

Acacia

nilotica

Berdasarkan

hasil

analisis

hari

munculnya kecambah menunjukkan hasil
Ket:

(+)= Positif mengandung
metabolit sekunder.

senyawa

yang berbeda nyata. Pemberian ekstrak L.
camara dapat memperlambat munculnya

Daya Kecambah Acacia nilotica (%)
Berdasarkan

daya

memerlukan waktu berkecambah tercepat

kecambah menunjukkan hasil yang berbeda

yaitu pada pemberian ekstrak 0% dari

nyata

perlakuan P0 (kontrol), dan biji yang

dan

terdapat

hasil

analisis

kecambah biji A. nilotica . Biji yang

masing-masing

pengaruh

yang

perlakuan
signifikan.

Pemberian ekstrak L. camara
konsentrasi

yang

berbeda

memerlukan waktu yang lama

dengan

untuk

berkecambah yaitu pada pemberian ekstrak

dapat

30% dari perlakuan P4 (Gambar 3).

Uji Efektivitas Ekstrak Daun Tahi Ayam (Lantana camara L.) Sebagai Herbisida Alami
Terhadap Perkecambahan Biji Akasia Berduri (Acacia nilotica (L.) Willd. ex Delile)
(Mirnawati dkk)
122

Natural Science: Journal of Science and Technology
Vol 6(2) :116-128. (Agustus 2017)

ISSN-p : 2338-0950
ISSN-e : 2541-1969

Gambar 4.

Gambar 3. Grafik data Hari munculnya
kecambah tanaman 1-15 hari
setelah tanam dengan konsentrasi
ekstrak yang diberikan yaitu 0 %
(P0), 5 % (P1), 10 % (P2), 20 %
(P3), dan 30 % (P4). Nilai yang
ditunjukkan pada grafik adalah
nilai rata-rata ± standar deviasi.
Grafik yang diikuti huruf yang
sama menunjukkan tidak berbeda
nyata pada taraf 5 % (P ≥ 0,05).

Grafik data panjang hipokotil
tanaman umur 15 hari setelah
tanam dengan konsentrasi ekstrak
yang diberikan yaitu 0 % (P0), 5
% (P1), 10 % (P2), 20 % (P3), dan
30 % (P4). Nilai yang ditunjukkan
pada grafik adalah nilai rata-rata ±
standar deviasi. Grafik yang
diikuti oleh huruf yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata
pada taraf 5 % (P ≥ 0,05).

Berat Basah Kecambah Acacia nilotica.
Berdasarkan hasil analisis berat basah
kecambah menunjukkan hasil yang berbeda
nyata

dan

masing-masing

perlakuan

terdapat pengaruh yang signifikan. Berat

Panjang Hipokotil Kecambah Acacia
nilotica (cm)

basah tertinggi diperoleh pada pemberian

Berdasarkan hasil analisis panjang

ekstrak 0% dari perlakuan P0 (kontrol),

hipokotil menunjukkan hasil yang berbeda

berturut-turut sampai terendah diperoleh

nyata

perlakuan

pada sampel dengan pemberian ekstrak

signifika.

30% dari perlakuan P4 (Gambar 5).

dan

terdapat

masing-masing

pengaruh

yang

Pemberian ekstrak L. camara
konsentrasi

yang

berbeda

mempengaruhi panjang hipokotil

dengan
dapat
yang

berbeda pula. Panjang hipokotil tertinggi
diperoleh pada pemberian ekstrak 0% dari
perlakuan

P0

(kontrol),

berturut-turut

sampai terendah diperoleh pada pemberian

Gambar 5. Grafik data berat basah tanaman
umur 15 hari setelah tanam
dengan konsentrasi ekstrak yang
diberikan yaitu 0 % (P0), 5 %
(P1), 10 % (P2), 20 % (P3), dan
30 % (P4). Nilai yang
ditunjukkan pada grafik adalah
nilai rata-rata ± standar deviasi.
Grafik yang diikuti huruf yang
sama menunjukkan tidak berbeda
nyata pada taraf 5 % (P ≥ 0,05).

ekstrak 30% dari perlakuan P4 (Gambar 4).

Uji Efektivitas Ekstrak Daun Tahi Ayam (Lantana camara L.) Sebagai Herbisida Alami
Terhadap Perkecambahan Biji Akasia Berduri (Acacia nilotica (L.) Willd. ex Delile)
(Mirnawati dkk)
123

Natural Science: Journal of Science and Technology
Vol 6(2) :116-128. (Agustus 2017)
alkaloid,

PEMBAHASAN
Pada

tanaman

menghasilkan

ISSN-p : 2338-0950
ISSN-e : 2541-1969

metabolit

komponen

fenolik,

karotenoid, dan tanin. (Harborne, 1987)

metabolisme
primer

saponin,

Alelopati

dan

langsung

senyawa-senyawa yang digunakan dalam

merugikan atau menguntungkan dari suatu

proses

yaitu

tumbuhan terhadap tumbuhan lain melalui

karbohidrat, protein, lemak dan asam

pelepasan produksi senyawa kimianya ke

nukleat. Sedangkan metabolit sekunder

lingkungan. Alelopati di sebabkan oleh

merupakan senyawa kimia yang dihasilkan

senyawa alelokemi yaitu hasil metabolit

oleh tumbuhan yang tidak memiliki fungsi

sekunder yang bersifat racun bagi tanaman

khusus

dan lingkungan sekitarnya (Sastroutomo,

sehari-hari,

dalam

pertumbuhan

dan

tidak

pengaruh

sekunder. Metabolit primer merupakan

biosintesis

atau

merupakan

langsung

yang

1999).

perkembangan tanaman, namun berfungsi
kelangsungan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

hidup tanaman itu sendiri dari pengaruh

semua parameter pengamatan yang diujikan

buruk lingkungan atau serangan hama

pada

penyakit. Contoh pertahanan diri terhadap

dipengaruhi oleh senyawa alelokemi yang

lingkungan yaitu memenangkan persaingan

terkandung dalam ekstrak daun L. camara .

dengan cara menghasilkan senyawa yang

Perlakuan pemberian ekstrak daun L.

bersifat

alelopati,

terhadap

camara yang tinggi dapat menghambat

tanaman

lain

Kelompok

perkecambahan biji A. nilotica , karena

utama metabolit sekunder ada tiga, yaitu

semakin tinggi konsentrasi ekstrak yang

terpen,

diberikan maka semakin tinggi konsentrasi

untuk

mempertahankan

beracun

disekitarnya.

senyawa

fenol,

dan

senyawa

perkecambahan

biji

senyawa alelokemi yang

nitrogen (Mastuti, 2016).

A.

nilotica

berpengaruh

Hasil ekstraksi daun L. camara yang

sebagai alelopati terhadap perkecambahan

menggunakan metode maserasi dengan

biji tersebut. Hal ini dapat dilihat dari nilai

pelarut etanol menunjukkan bahwa uji

yang dihasilkan pada setiap parameter daya

fitokimia

positif

kecambah, hari

tanin,

panjang hipokotil dan berat basah.

ekstrak

tersebut

mengandung

senyawa

flavonoid,

alkaloid

saponin,
dan

munculnya

kecambah,

Pengamatan daya kecambah (%) dan

fenolik.

Penggunaan pelarut polar sering digunakan

hari

untuk ekstraksi simplisia. Pelarut polar

menunjukkan persentase perkecambah dan

seperti etanol yang digunakan pada uji

lamanya waktu biji untuk berkecambah.

ekstraksi

mampu

senyawa-

Hasil analisis menunjukkan beda nyata, hal

senyawa

metabolit

seperti

ini dapat dilihat dari nilai tertinggi daya

menarik
sekunder

munculnya

kecambah

(hari)

Uji Efektivitas Ekstrak Daun Tahi Ayam (Lantana camara L.) Sebagai Herbisida Alami
Terhadap Perkecambahan Biji Akasia Berduri (Acacia nilotica (L.) Willd. ex Delile)
(Mirnawati dkk)
124

Natural Science: Journal of Science and Technology
Vol 6(2) :116-128. (Agustus 2017)

ISSN-p : 2338-0950
ISSN-e : 2541-1969

kecambah berturut-turut sampai terendah

konsentrasi ekstrak maka semakin menekan

dimulai dari perlakuan P0, P1, P2, P3, dan P4

perkecambahan. Hal ini dapat dilihat dari

dengan nilai rata-rata sebagai berikut

perlakuan yang paling menghambat yaitu

96,7%, 73,3%, 46,7%, 26,7%, dan 16,7%.

pada perlakuan dengan konsentrasi ekstrak

Kemudian untuk nilai hari munculnya

tertinggi (30%) P4 memiliki nilai rata-rata

kecambah berturut-turut dari yang tercepat

terendah panjang hipokotil 1,6 cm dan

yaitu dimulai dari perlakuan P0, P1, P3, P2,

berat basah kecambah 0,53 g. Tingginya

dan P4 dengan nilai rata-rata sebagai berikut

nilai rata-rata panjang hipokotil dan berat

3,5; 3,7; 3,8; 4,0; dan 5,0 hari. Berdasarkan

basah menunjukkan bahwa biji Acacia

uraian

bahwa

nilotica mengalami perkecambahan normal

pemberian ekstrak yang paling berpengaruh

yang ditandai dengan bertambahnya tinggi

nyata menekan perkecambahan biji Acacia

kecambah, semakin tinggi kecambah maka

nilotica yaitu pada perlakuan P4 memiliki

semakin tinggi pula berat kecambah jika

nilai persentase perkecambahan terendah

ditimbang, hal ini menunjukkan bahwa

16,7%

kecambah

di

atas

menunjukkan

dengan

memerlukan

waktu

mengalami

pertumbuhan.

berkecambah selama 5,0 hari. Selanjutnya

Namun sebaliknya, jika tinggi dan berat

untuk pengamatan panjang hipokotil (cm)

kecambah rendah menunjukkan bahwa biji

dan berat basah (g) juga menunjukkan hasil

tidak mengalamai perkecambahan normal

yang berbeda nyata pula, hal ini dapat

dan pertumbuhannya melambat. Hal ini

dilihat dari nilai panjang hipokotil berturut-

sejalan dengan penelitian sebelumnya yang

turut dari yang tertinggi sampai terendah

dilakukan oleh Abiyu and Hagappan

diperoleh pada perlakuan P0, P1, P2, P3, dan

(2015), yang menunjukkan bahwa ekstrak

P4 dengan nilai rata-rata sebagai berikut 5,3

L. camara dengan konsentrasi ekstrak 25-

cm, 2,9 cm, 2,3 cm, 2,1 cm, dan 1,6 cm.

75%

Selanjutnya

perkecambahan,

untuk

nilai

berat

basah

mampu menghambat persentase
waktu

perkecambahan,

berturut-turut dari tertinggi sampai terendah

panjang akar, dan tebal batang pada

dimulai pada perlakuan P0, P1, P2, P3, dan P4

gandum dan jagung.
Berdasarkan

dengan nilai rata-rata sebagai berikut 4,62

daya

dihasilkan

Berdasarkan uraian panjang hipokotil dan

perkecambah biji A. nilotica dipengaruhi

berat basah di atas menunjukkan bahwa

oleh pemberian ekstrak daun L. camara

perkecambahan

nilotica

yang bersifat alelopati,

ekstrak

bahwa

dipengaruhi

oleh

Acacia

pemberian

senyawa

Lantana camara , semakin tinggi pemberian

daun

L.

dikatakan

yang

g, 3,29 g, 1,43 g, 0,95 g, dan 0,53 g.

biji

dapat

hambat

telah diketahui

camara

metabolit

bahwa

mengandung

sekunder

seperti

Uji Efektivitas Ekstrak Daun Tahi Ayam (Lantana camara L.) Sebagai Herbisida Alami
Terhadap Perkecambahan Biji Akasia Berduri (Acacia nilotica (L.) Willd. ex Delile)
(Mirnawati dkk)
125

Natural Science: Journal of Science and Technology
Vol 6(2) :116-128. (Agustus 2017)

ISSN-p : 2338-0950
ISSN-e : 2541-1969

saponin, tanin, flavonoid, alkaloid, dan

degradasi

fenolik.

Beberapa

diidentifikasi

sebagai

protein, enzim

lipase

pada

senyawa

yang

degradasi lipida dalam benih menyebabkan

alelopati

adalah

energi tumbuh yang dihasilkan selama

flavanoid, tanin, asam fenolat, asam ferulat,

proses perkecambahan menjadi

sangat

kumarin, terpenoid, stereoid, sianohidrin,

sedikit

proses

quinon, asam sinamik dan derivatnya (Rice,

perkecambahan menurun yang dicerminkan

1984).

pada penurunan persentase perkecambahan

Tanin
golongan

dan

flavonoid

senyawa

ke

dalam

tanah

Selain itu alelopati menyebabkan
penurunan permeabilitas membran sel,

akan

menghambat

menghambat tumbuhan lain.
Pemberian

ekstrak

yang

sehingga

berkecambah.

Menurut

Mastuti (2016) senyawa fenolik yang
dilepaskan

lambat,

dan meningkatnya lama waktu untuk

merupakan

fenolik.

dan

dan

diduga

pembelahan,

pembesaran

pemanjangan

sel,

menurunkan

mengandung alelopati mampu menurunkan

kemampuan penyerapan air dan unsur hara

perkecambahan benih dan memperlama

terlarut (Sastroutomo, 1999). Penurunan

waktu

permeabilitas

untuk

berkecambah

maupun

sel

akibat

alelopati

kemunculan bibit di permukaan tanah

menjadikan sel tidak elastis sehingga

dibanding tanpa pemberian ekstrak, karena

menghambat lalu lintas air dan hara terlarut

aelopati mengakibatkan hambatan aktivitas

melewati membran sel.

enzim-enzim yang melakukan degradasi

Pertumbuhan memanjang dari batang

cadangan makanan dalam benih sehingga

merupakan akibat pemanjangan dari sel-sel

energi tumbuh yang dihasilkan sangat

penyusunnya. Proses pemanjangan tersebut

rendah dan dalam waktu lebih lama yang

dipengaruhi

selanjutnya

pertumbuhan yaitu giberelin, auksin, dan

perkecambahan.

menurunkan
Menurut

potensi

sitokinin.

Sastroutomo

oleh

Menurut

aktivitas

hormon

Rice

(1984)

pertumbuhan

dapat

(1999) bahwa mekanisme alelopati antara

menurunnya

lain menghambat aktivitas enzim, bahkan

disebabkan oleh senyawa alelokemi yang

menurut Fitter dan Hay (1991) alelopati

meningkatkan sintesis hormon ABA yang

dapat menyebabkan terjadinya degradasi

menghambat pertumbuhan dan mencegah

enzim dari dinding sel, sehingga aktivitas

terbentuknya hormon pertumbuhan.
Sebagaimana hasil dari penelitian ini

enzim menjadi terhambat atau mungkin
menjadi tidak berfungsi. Hambatan fungsi

dapat

disimpulkan,

enzim A amylase dan B amylase pada

ekstrak

degradasi karbohidrat, enzim protease pada

menghambat

L.

camara

bahwa

pemberian

cukup

perkecambahan

efektif
biji

A.

Uji Efektivitas Ekstrak Daun Tahi Ayam (Lantana camara L.) Sebagai Herbisida Alami
Terhadap Perkecambahan Biji Akasia Berduri (Acacia nilotica (L.) Willd. ex Delile)
(Mirnawati dkk)
126

Natural Science: Journal of Science and Technology
Vol 6(2) :116-128. (Agustus 2017)
nilotica

Brenan, J. P. M. (1983). Manual on
taxonomy of Acacia species: present
taxonomi of four species of acacia (A.
albida, A. senegal, A. nilotica, A.
tortilis). Rome : FAO
Darana, S. (2006). Aktivitas alelopati
ekstrak daun kirinyuh (Chromolaena
odorata) dan saliara (Lantana
camara )
terhadap
gulma
di
perkebunan teh (Camellia sinensis).
Jurnal penelitian Teh dan Kina. 9(12), 15-20.
Djufri. (2002). Penentuan pola distribusi,
asosiasi, dan interaksi spesies
tumbuhan khususnya padang rumput
di Taman Nasional Baluran Jawa
Timur. Jurnal Biodiversitas. 3(1),
181-188.
Djufri. (2004). REVIEW: Acacia nilotica
(L.)
Willd.
ex
Del.
dan
permasalahannya di Taman Nasional
Baluran
Jawa
Timur.
Jurnal
Biodiversitas. 5(2), 96-104.
Fitter, A. H., dan Hay, R. K. M. (1991).
Fisiologi
lingkungan
tanaman.
Yogyakarta: Gajah Mada Press.
Harborne, J. B. (1987). Metode fitokimia:
Penuntun cara moderen menganalisis
tumbuhan. Padmawinata, K dan
Soediro, I. (penerjemah). Niksolihin,
S. (editor). Institut Teknologi
Bandung. Bandung.
Hartini,
S.
(2006).
Penghambatan
perkecambahan biji dan pertumbuhan
anakan Akasia Berduri (Acacia
nilotica) (L.) Willd. ex. Del. dengan
zat penghambat tumbuhan dan
naungan. Tesis. Institut Pertanian
Bogor.
Bogor.
(http://repository.ipb.ac.id/handle/12
3456789/43250). Di akses 20 Juli
2015.
Katno, A. P. K., dan Sutjipto. (2008).
Pengaruh
waktu
pengeringan
terhadap kadar tanin daun jati belanda
(Guazuma ulmifolia Lamk.). Balai
Besar Litbang tanaman obat dan obat
tradisional.
Tawangmangu.
Karanganyar. Jawa Tengah.

dilihat dari hasil pengamatan

parameter daya kecambah, hari munculnya
kecambah, panjang hipokotil dan berat
basah kecambah, menunjukkan bahwa
semakin tinggi konsentrasi ekstrak yang
diberikan

maka

semakin

tinggi

daya

hambat kecambah yang dihasilkan. Hal ini
diduga karena daun L. camara bersifat
alelopati. Berdasarkan daya hambat yang
dihasilkan maka ekstrak L. camara dapat
berpotensi sebagai herbisida alami untuk
menghambat perkecambahan dan anakan
A.

nilotica .

Saran

untuk

penelitian

selanjutnya yaitu perlu adanya pengujian
pengaplikasian

langsung

dilapangan

dengan konsentrasi ekstrak L. camara yang
lebih tinggi.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada
sahabat-sahabat

yang

telah

ISSN-p : 2338-0950
ISSN-e : 2541-1969

membantu

pengambilan sampel dan proses penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Abiyu, E., and Hagappan, R. (2015).
Allelopathic effect of Lantana
camara
L. leaf powder on
germination and growth behaviour of
maize, Zea mays Linn. and Wheat,
Triticum turgidum Linn. Cultivars.
Asian Journal of Agricultural Science
7(1), 4-10.
Bamel. J. S., Srinivasan, K., Saxena, S.,
Uprety, M., and Neelam, B. (2007).
Methods for breaking seed dormancy
in Acacia species. Indian Journal of
Plant Genetic Resources. 20(1), 2831.

Uji Efektivitas Ekstrak Daun Tahi Ayam (Lantana camara L.) Sebagai Herbisida Alami
Terhadap Perkecambahan Biji Akasia Berduri (Acacia nilotica (L.) Willd. ex Delile)
(Mirnawati dkk)
127

Natural Science: Journal of Science and Technology
Vol 6(2) :116-128. (Agustus 2017)

ISSN-p : 2338-0950
ISSN-e : 2541-1969

Mastuti, R. (2016). Modul 1 Fisiologi
Tumbuhan. Metabolit sekunder dan
pertahanan
tumbuhan.
Jurusan
Biologi,
FMIPA
Universitas
Brawijaya.
Olatunji, D., Maku, J. O., and Odumefun,
O. P. (2012). The Effect of Pretreatments on The Germination and
early seedlings growth of Acacia
auriculiformis Cunn. Ex. Benth.
African
journal
of
plant
science. 6(14), 364-369.
Pakaya, W. (2015). Analisis kadar
flavonoid dari ekstrak metanol daun
dan bunga tembelekan. Skripsi.
Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas
Matematika dan IPA, Universitas
Negeri Gorontalo. Gorontalo.
Ramyasheer, M., Krishna, R. H., and
Shivabasavaiah.
(2012).
Ethnomedicinal value of opuntia
elatior fruits and its effects in mice.
University of Mysore. Karnataka.
India.
Resmi, M. (2011). Metode penelitian obat.
Bandung.
Widya
Padjajaran.
Antapani.
Rice. (1984). Allelopathy. Basic Edition.
London:
Academic
Press
Inc.Sabarno, M. Y. (2002). Savana
Taman Nasional Baluran. Jurnal
Biodiversitas. 3(1), 207-212.
Sastroutomo. (1999). Ekologi gulma.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Setyowati, N., dan Suprijono, E. (2001).
Efikasi alelopati teki formulasi cairan
terhadap gulma Mimosa Invisa dan
Melochia Corchorifolia . Jurnal IlmuIlmu Pertanian Indonesia . 3(1), 16–
24.
Steenis, C. G. G. J. Van. (1987). Flora.
Jakarta: Pradya Paramita.
Sutopo, L. (2004). Teknologi benih.
Jakarta: PT. Raja Grafido Persada.
Zuraida. (2011). Potency of Acacia nilotica
as invasive species at Baluran
National Park. East Java-Indonesia.
Indian Journal of Ecology. 38: 216 217.
Uji Efektivitas Ekstrak Daun Tahi Ayam (Lantana camara L.) Sebagai Herbisida Alami
Terhadap Perkecambahan Biji Akasia Berduri (Acacia nilotica (L.) Willd. ex Delile)
(Mirnawati dkk)
128