Contoh data untuk laporan docx

Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kepata Tuhan yang Maha Esa karena telah memberikan kami
kesempatan untuk menyelesaikan laporan dasar-dasar agronomi ini. Laporan ini kami buat
dengan semaksimal mungkin agar dapat menghasilkan laporan akhir yang maksimal berdasarkan
data yang aktual, faktual, berdasarkan hasil praktikum dan pengamatan kami di lapangan.
Praktikum dasar agronomi ini merupakan praktikum yang membantu mahasiswa dalam
memperoleh ilmu dasar teknik budidaya pertanian, baik secara mookultur maupun tumpang
saru. Kelompok kami diberi kesempatan untuk mempraktekkan budidaya kacang tanah secara
monokultur di lahan belakang Universitas Terbuka.
Alasan dibuatnya laporan ini adalah sebagai persyaratan dari mata kuliah dasar agronomi
dan juga sebagai bukti telah dilakukannya praktikum ini. Selain itu, laporan ini juga berisi hasil
analisis dan reproduksi hasil dari penelitian dan pengamatan kelompok kami di lapangan.
Terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada Tuhan yang Maha Esa dan para
dosen dan asisten yang memfasilitasi kami dengan bahan dan informasi. Terakhir, kami ingin
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang saling mendukung dan orang tua kami di
rumah yang turut mendoakan kami agar semuanya berlangsung dengan baik.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.


Latar Belakang
Mata kuliah Dasar-dasar Agronomi adalah mata kuliah yang berisikan prinsipprinsip dasar pengusahaan tanaman, pengenalan faktor-faktor produksi dan pengaruhnya
terhadap pertumbuhan tanaman. Kegiatan praktikum diselenggarakan sebagai sarana
untuk melengkapi dan mendukung pemahaman teori yang diberikan dalam perkuliahan.
Pemahaman meteri praktikum diharapkan dapat dicapai melalui kegiatan di lapangan dan
penelaahan bahan bacaan yang materinya disusun sesuai dengan materi pokok
perkuliahan. Praktikum lapangan Dasar-dasar Agronomi merupakan serangkaian
kegiatan di lapangan (kebun percobaan) yang berisikan materi identifikasi dan praktik
kegiatan budidaya tanaman. Melalui praktikum ini mahasiswa akan memperoleh
pengalaman empiris melakukan kegiatan mulai dari pengenalan tanaman, prinsip-prinsip
penggunaan sarana produksi (benih, pupuk, pestisida), penanaman benih, pembibitan
tanaman, pemeliharaan tanaman yang meliputi penyulaman, penyiraman, pemupukan,
pengendalian hama penyakit dan pengendalian gulma serta pemanenan. Selain itu
mahasiswa juga menghitung dan menganalisis penggunaan sarana produksi, mengamati
morfologi, pertumbuhan dan perkembangan tanaman serta mengamati dan menghitung
hasil panen, komponen hasil dan produktivitas tanaman. tanaman juga memperoleh
wawasan kegiatan budidaya sebagai salah satu subsistem dari sistem agribisnis. Dan
praktikum kali ini, digunakan sistem monokultur yaitu jagung bersari bebas.

1.2. Tujuan

Tujuan dilakukannya praktikum “Monokultur Jagung“ adalah:
1. Mengenal pola tanam tunggal (monokultur).
2. Mahasiswa diharapkan memahami prinsip-prinsip dasar kegiatan budidaya.
3. Mahasiswa dapat menentukan dan menghitung kebutuhan sarana produksi
seperti pupuk, benih, pestisida, dan alat-alat atau mesin pertanian.
4. Mahasiswa dapat menjelaskan fase-fase pertumbuhan dan perkembangan
tanaman, serta peranan faktor produksi dan tindakan budidaya terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam
80- 150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua
untuk tahap pertumbuhan generatif. Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman

jagung umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi
6m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga
jantan. Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun
sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar
adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman

(Purwono dan Hartono, 2002).
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain
gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan, jagung
juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di
Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai bahan
makanan pokok. Tanaman ini mempunyai fungsi banyak yaitu:
a.
Sumber karbohidrat
b.
Pakan ternak (hijauan maupun tongkolnya),
c.
Diambil minyaknya (dari biji)
d. Tepung (dari biji, dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena),
e.
Bahan baku industri (dari tepung biji dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya
akan pentosa, yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural.
f.
Bahan farmasi, jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang ditanam sebagai
bahan farmasi (Hanum, 2008).
Jagung ( Zea mays L.) berada di peringkat ketiga setelah gandum dan beras dan ditanam di

seluruh dunia dalam berbagai kondisi iklim. Jagung yang tumbuh di bawah salinitas akan
menyebabkan pengurangan pertumbuhan dan hasilnya. Jagung yang termasuk tanaman dengan
metabolism C4 juga diklasifikasikan sebagai tanaman yang cukup sensitive terhadap salinitas
(Carpici ,dkk., 2009).
Jagung yang ditanam untuk dipetik hasilnya yang berupa biji jagung. Biji-biji ini terbentuk
dalam satu kesatuan yang melekat pada tongkol/janggel. Petani jagung selalu berupaya agar
tanaman yang dikelola dapt berproduksi tinggi. Para peneliti pun dan pemulia tanamn pun juga
berupaya mengikuti perkebangan dunia pertanian yang semakin maju dan dituntut untuk dapat
memenuhi permintaan konsumsi jagung (Aak, 1993).
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman yang paling penting di daerah barat
laut di Cina. Hasil yang diperoleh sangat efektif sebagai akibat dari tingkat radiasi yang tinggi di
musim panas yang juga dikombinasikan dengan teknologi modern. Karena daerah tersebut
sangat kering sehingga irigasi sangat mutlak diperlukan agar hasil yang diperoleh dapat
diandalkan. 80% air irigasi dari penggunaan sumber daya air tawar di barat laut Cina. Namun
jumlah air yang dialirkan untuk irigasi tidak efektif diguakan untuk tanaman
produksi.Ketergantungan pada air untuk produksi pangan menjadi kendala untuk meningkatkan
produksi pangan (Chuanyan dan Zhongren, 2007).
Kerusakan yang terjadi pada tanaman jagung meliputi pembentukan serta petumbuhannya
rendah, mati pada saat tanaman masih muda, mengurangi hasil biji-bijian. Beberapa penelitian
ini menunjukkan kerugian hasil panen akibat serangan dari hama penggerek. Beberapa studi

telah menunjukkan kehilangan hasil panen akibat serangan hama penggerek mencapai 46% atau
58% hasil rendah meskipun telah menggunakan bahan kimia untuk perlindungan (Olaoye, dkk.,
2009).
Upaya peningkatan produksi jagung terus dilakukan melalui usaha secara ekstensifikasi
dan intensifikasi. Secara ekstensifikasi dengan pembukaan dan perluasan lahan memerlukan

biaya dan tenaga yang cukup besar, sehingga dengan pengelolaan lahan yang telah ada secara
intensif merupakan pilihan kebanyakan petani (Dasmal, 2009).
Program peluasan areal tanaman jagung selain memanfaatkan lahan kering juga lahan
sawah, baik sawah irigasi maupun lahan sawah tadah hujan melalui pengaturan pola tanam.
Usaha peningkatan produksi jagung melalui program intensifikasi adalah dengan melakukan
perbaikan teknologi dan manajemen pengelolaan. Usaha-usaha tersebut nyata meningkatkan
produktivitas jagung terutama dengan penerapan teknologi inovatif yang lebih berdaya saing
(produktif, efisien dan berkualitas) telah dapat menghasilkan jagung sebesar 7 – 9 ton/ha seperti
ditem ukannya varietas ungul baru dengan tingkat produktvitas tinggi dan metode manajemen
pengelolaan tanaman dan sumberdaya secara terpadu (Bahri, 2007).
Salah satu usaha yang dilakukan dalam meningkatkan produksi tanaman jagung manis
yaitu dengan cara pemupukan, baik pupuk organik maupun pupuk anorganik. Menurut Harjadi
(1989), pertumbuhan dan mutu hasil jagung manis diduga dipengaruhi oleh faktor lingkungan
kesuburan tanah. Oleh karena itu pemupukan merupakan salah satu cara yang digunakan untuk

memperbaiki kesuburan tanah terhadap pertumbuhan dan hasil jagung manis. Aplikasi pupuk
tidak selamanya memberikan hasil yang efektif karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain takaran, cara dan waktu pemberian yang tepat (Made, 2010).
Tanaman jagung membutuhkan air sekitar 100-140 mm/bulan. Oleh karena itu waktu
penanaman harus memperhatikan curah hujan dan penyebarannya. Penanaman dimulai bila
curah hujan sudah mencapai 100 mm/bulan. Jagung menghendaki tanah yang subur untuk dapat
berproduksi dengan baik. Hal ini dikarenakan tanaman jagung membutuhkan unsur hara
terutama nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K) dalam jumlah yang banyak (Makka dan Wylis,
2008).
Penggunaan varietas unggul (baik hibrida maupun komposit) mempunyai peranan penting
dalam upaya peningkatan produktivas jagung. Memilih varietas hendaknya melihat deskripsi
varietas terutama potensi hasilnya, ketahanannya terhadap hama atau penyakit, ketahanannya
terhadap kekeringan, tanah masam, umur tanaman, warna biji dan disenangi baik petani maupun
pedagang. Gunakan benih bersertifikat dengan vigor tinggi. Sebelum ditanam hendaknya
dilakukan pengujian daya kecambah benih. Benih yang baik adalah yang mempunyai daya
tumbuh lebih dari 95%. Hal ini penting karena dalam budidaya jagung tidak dianjurkan
melakukan penyulaman tanaman yang tidak tumbuh dengan menanam ulang benih pada tempat
tanaman yang tidak tumbuh (Makka dan Wylis, 2008). Penggunaan pupuk NPK sangat baik
dilakukan dengan mempertimbangkan kebutuhan unsure hara selama tahap petumbuhan tanaman
jagung, sehingga produksi yang dihasilkan mendekati titik optimum/maksimum (Aak, 1993).

.

BAB III
BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Dasar-Dasar Agronomi ini dilaksanakan setiap satu minggu sekali di kebun percobaan
Leuwikopo yaitu setiap hari Rabu, mulai 1 September 2010 hingga minggu ke-10 yang
dilaksanakan pada hari Jum’at, 19 November 2010 karena perubahan jadwal akibat libur
nasional.
3.2 Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah
1. Benih Jagung varietas Bisma
2. Pupuk Urea (1125 gr)
3. Pupuk SP-18 (540 gr)
4. Pupuk KCl (450 gr)
5. Insektisida (Supracide 25 wp 12 gr)
6. Furadan
Peralatan yang diperlukan berupa cangkul, kored, tali rafia, tugal, meteran, ember, dan
perlengkapan lain seperti label percobaan dan ajir contoh.
3.3 Pelaksanaan Penanaman

Perlakuan dilakukan satu kali yaitu hanya pada varietas Bisma dengan populasi tanaman
sebanyak 444 tanaman/ha. Dosis pupuk yang digunakan sama untuk semua perlakuan yaitu:
Urea (1125 gr), pupuk SP-18 (540 gr), KCl (450 gr). Semua jenis pupuk tersebut diaplikasikan
secara bersama-sama pada saat penanaman. Pada saat 4 MST juga diaplikasikan Urea dengan
dosis 1125 gr. Ukuran petakan lahan 10 m x 7,5 m dan jarak tanam 80 cm x 20 cm.
3.3.1 Penanaman
1. Penentuan jarak tanam tanaman dalam baris dan jumlah baris (80×20) dengan menggunakan
tali rafia yang sudah ditentukan batas tanamnya yang sudah dipasang ajir patok untuk setiap
ujung tali dan di patok pada lahan yang tersedia.
2. Menugal tanah dengan jarak 80 cm antar baris dan 20 cm dalam baris.
3. Mengisi benih jagung satu benuh perlubang dan sejumput furadan setiap lubangnya.
4. Membuat alur pupuk pada jarak 7 cm sebelah selatan alur tanaman (kecuali yang terakhir, alur
pupuk berada disebelah utara).
5. Mengaduk pupuk SP-18 540 gr, Urea 1125 gr, KCl 450 gr secara merata dan bagi menjadi 12
bagian.
6. Menabur pupuk pada alur yang telah disediakan.
7. Menutup lubang pupuk dan lubang benih.
8. Pasan etiket petak yang tepat.
9. Siramkan air secukupnya, hingga lembab, pada barisan tanam (apabila pada saat tanam tidak
ada hujan atau tanah kering).

3.3.2 Pemeliharaan
1. Penyulaman dilakukan pada umur 1 MST setelah dilakukan pengamatan daya kecambah.

2. Menghitung daya tumbuh tanaman untuk semua populasi (375 tanaman)
3. Menyiangi gulma yang tumbuh dekat barisan-barisan tanaman dan diantara barisan tanaman.
4. Pada saat 3 MST, memilih 10 tanaman sampel dengan memilih secara acak dan mengukur
tinggi serta menghitung jumlah daun tanaman.
5. Pada 4 MST, dilakukan pemupukan nitrogen pada dua varietas jagung.
6. Penyiangan gulma yang tumbuh dekat barisan tanaman dan diantara tanaman.
7. Pemupukan (Urea) dengan dosis 1125 gr dengan membuat alur disamping barisan tanam pada
sisi yang berbeda dengan alur pemupukan sewaktu penanaman.
8. Membunuh ulat yang mengganggu tanaman.
9. Penyiangan dan penggemburan tanah; lakukan penyiangan pada gulma yang tumbuh dekat
barisan tanam dan di antarbarisan tanaman sekaligus untuk menggemburkan tanah, secara
manual dengan cangkul atau kored. Usahakan gulma dicabut sampai perakarannya.
10. Pengendalian hama penyakit; lakukan penyemprotan insektisida dan fungisia jika diperlukan,
sesuai dosis dan volume semprot anjuran yang tertera pada label.
11. Pemasukan dan pembuangan air; bila tanah terlalu kering bagi tanaman, alirkan air masuk ke
dalam petakan; sebaliknya, apabila curah hujan tinggi perbaiki saluran air sekeliling petakan
sehingga pembuangan air lancar.

3.3.3 Pengamatan
Selama pertumbuhan sampai panen jagung, lakukan pengamatan terhadap hal-hal berikut:
3.3.3.1 Pertumbuhan
1. Pada saat 3 MST hitunglah jumlah benih yang tumbuh dari seluruh lubang tanam, kemudian
persentasikan terhadap seluruh jumlah benih yang ditanam.
2. Ambilah 10 tanaman contoh secara acak yang mewakili seluruh petakan (jangan ambil dari
tanaman pinggir). Amati tanaman contoh tersebut setiap minggunya dengan pengamatan sebagai
berikut:
Tinggi tanaman
Jumlah daun (helai); hitung jumlah daun yang membuka sempurna.
Amati jumlah daun-daun yang mengalami perubahan (menguning, keriting dan berlubang)
Luas daun pertanaman. Saat 6 MST cabut satu buah tanaman selain tanaman contoh dan tanaman
pinggir, ukur indeks luas daun dengan metode gravimetrik, yaitu menggambarkan semua daun
pada kertas koran kemudian di gunting dan timbang di Laboratorium, timbang juga berat kertas
yang sama dengan luas kertas koran 10 cm x 10 cm. (Koran harus dari jenis yang sama)
3. Saat 8 MST, amati apakah muncul bunga dan tongkol pada setiap tanaman contoh.
4. Amati dan tentukan jenis hama penyakit yang menyerang tanaman.
3.3.3.2 Komponen Produksi
Pada saat panen, untuk 10 tanaman contoh, lakukan pengukuran komponen produksi sebagai
berikut:

a. Bobot akar, dengan mencuci akar per tanaman agar tanahnya tidak ikut.
b. Bobot batang yang sudah di pisahkan dari akar dan jagungnya.
c. Bobot tongkol jagung yang masih berkelobot.
d. Bobot tongkol jagung yang sudah di pisahkan dar kelobotnya dengan ketentuan siap
dipasarkan, tanpa kelobot, lingkar tongkol, panjang tongkol, panjang tongkol berbiji.
e. Lingkar batang yang paling besar dari setiap tanaman.
f. Hitung rata-rata dari semua ketentuan tanaman contoh.

Bobot basah per petak. Panen seluruh tanaman pada tanaman petak selain tanaman pinggir.
Kemudian cabut seluruh jagungnya lalu timbang. Hasil dari timbangan ini ditambah dengan
jumlah bobot jagung dari 10 tanaman contoh.
3.3. Langkah Kerja
a. Penanaman
1) Membuat jarak tanam barisan tanaman pertama yaitu setengah
jarak tanam antar barisan dan pinggir petakan. Merentangkan dua
tali bertanda jarak antar baris (50 cm atau 40 cm) pada sisi Utara
dan Selatan sebagai acuan baris tanaman atau gunakan ajir
sebagai acuan.
2) Mengikat tali yang telah diberi tanda jarak dalam baris (10 cm)
pada 2 ajir dan menggunakan tali tersebut sebagai acuan lubang
tanam, menggerakannya sesuai jarak antar baris (arah TimurBarat).
3) Membuat lubang tanam sedalam 4-5 cm di samping tali.
4) Kemudian membuat alur pupuk pada jarak sekitar 7 cm dari alur
tanam dengan kedalaman alur sekitar 7 cm.
5) Lalu menanam benih pada alur tanam 1 butir per lubang sesuai
jarak tanam dalam baris.
6) Kemudian menaburkan insektisida Furadan ke dalam alur dengan
dosis 20 kg ha-1.
7) Mencampurkan seluruh dosis pupuk Urea, SP-36, dan KCl secara
merata. Kemudian, dibagi menjadi jumlah yang sama dengan baris
tanaman.
8) Menaburkan jatah pupuk ke dalam alur secara merata dari ujung ke
ujung.
9) Kemudian menutup alur pupuk dan alur benih dengan baik,
usahakan ditutup dengan tanah yang lembut dan gembur.
10) Selanjutnya memasang etiket pada petak sesuai perlakuan
11) Dan yang terakhiir yaitu menyiram lahan dengan air secukupnya,
hingga lembab pada barisan tanam (apabila pada saat tanam tidak
ada hujan atau tanah kering).
b. Pemeliharaan
1) Menyulam benih dilakukan pada umur 1 MST, setelah dilakukan
pengamatan daya berkecambah.
2) Menyiang dan menggemburkan tanah. Melakukan penyiangan
gulma ini di arean dekat tanaman tanaman tumbuh sekaligus untuk
menggemburkan tanah dengan cangkul atupun kored.
3) Mengendalikan hama penyakit dengan menyemprot insektisida dan
fungisida sesuai dosis.
4) Memasukan dan membuang air bila tanah terlalu kering dan saat
curah hujan tinggi saluran air disekeliling petakan diperbaiki agar
pembungan air lancar.

5) Melakukan pemupukan kaptan atau CaCO3 Pada 4 MST dengan cara
membuat alur disamping barisan tanaman pada sisi yang berbeda
dengan alur pemupukan sewaktu penanaman.
c. Pengamatan
Pengamatan kacang tanah dilakukan selama pertumbuhan sampai
panen kacang tanah. Perubahan pertumbuhan yang diamati dan cara
mengamatinya adalah sebagai berikut:
1) Daya tumbuh benih; menghitung populasi tanaman per hektar dan
per petak, pada 1 MST kita hitung jumlah benih yang tumbuh
kemudian prosentasekan terhadap seluruh jumlah benih yang di
tanam.
2) Mengamati tipe perkecambahan, epigel ataupun hypogeal.
3) Mengambil 10 tanaman contoh secara acak pada saat umur 2 MST
untuk kita amati setiap minggunya untuk peubah-peubah sebagai
berikut:
a) Mengukur tinggi tanaman (cm) pada batang batang utama dari
permukaan tanah sampai titik tumbuh, tiap minggu mulai dari 2
MST sampai menjelang panen.
b) Jumlah daun tetrafoliet (helai), menghitung jumlah helaian daun
yang telah membuka sempurna.
c) Jumlah cabang, menghitung jumlah cabang yang muncul dari
batang utama.
d) Mengamati kapan bunga dan ginofor mulai muncul
e) Luas daun per tanaman, pada 6 MST menentukan luas daun dari
1 tanaman (jangan menggunakan tanaman contoh) kemudian
menghitung Indeks Luas Daun. Luas daun ditentukan dengan
metode gravimetri, yaitu menggambar semua daun pada kertas
(koran) kemudian digunting dan di timbang, timbang juga jenis
kertas yang sama seluas 20 cm x 20 cm sebagai acuan.
4) Mencabut satu tanaman pinggir pada 4 MST dan mengamati
apakah terdapat bintil akar aktif atau tidak. Bintil akar aktif, bila
dibelah berwarna merah muda artinya aktif memiksasi nitrogen dan
jika berwarna hijau berarti belum aktif dan cokelat kehitaman
berarti tidak aktif.
5) Menghitung umur tanaman pada saat keluar bunga 75% populasi..
6) Mengamati dan menentukan juga jenis hama penyakit yang
menyerang tanaman dan berapa persen serangannya.
d. Komponen produksi diamati pada saat panen adalah sebagai berikut:
1) Mengukur komponen produksi saat panen oada 10 tanaman
contoh, komponen yang diukur adalah sebagai berikut:
a) Bobot brangkasan tanaman contoh. Mencabut tanaman contoh,
membersihkan akar dari tanah yang melekat, kemudian
mempreteli polongnya. Lalu menimbang bobot brangkasan (akar,
daun, dan batang).

b) Menimbang polong yang telah dipreteli dari tanaman contoh juga
dan menghitung Indeks Panen.
c) Menghitung jumlah polong rata-rata per tanaman.
d) Menghitung jumlah polong yang bernas, hampa. dan cipo.
2) Bobot per petak.
a) Memanen seluruh tanaman di petak bersih selain tanaman
pinggir.
Kemudian
mempreteli
seluruh
polongnya
lalu
menimbangnya.
b) Menghitung bobot bersih hasil panen per petak dengan cara
menambah bobot polong dari tanaman petak dengan bobot
polong dari 10 tanaman contoh, dan kemudian konversikan ke
luasan.

DAFTAR PUSTAKA
Aak. 1993. Jagung. Yogyakarta (ID) : Kanisius
Bahri S. 2007. Budidaya Jagung Konsep Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT). Sulawesi Tengah (ID) :
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Tengah
Carpici EB. 2009. Effects of salt stress on germination of some maize (Zea mays L.) cultivars. African
Journal of Biotechnology 8 (19) : 4918-4922.
Chuanyan, Zhao, Zhongren, Nan. 2007. Estimating water needs of maize (Zea mays L.) using the dual
crop coefficient method in the arid region of northwestern China. African Journal of Agricultural
Research 2(7) : 325-333.
Dasmal. 2009. Penampilan Jagung Komposit Sukmaraga Pada Budidaya Tanpa Olah Tanah (TOT).
Jurnal Ilmiah Tambua 8 (3) : 413-420.
Hanum C. 2008. Teknik Budidaya Tanaman Jilid 2. Jakarta (ID) : Departemen Pendidikan Nasional
Made U. 2010. Respons Berbagai Populasi Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt.)
Terhadap Pemberian Pupuk UREA. Jurnal Agroland 17 (2) : 138 – 143.
Mejaya MJ, Marsum D, Marcia P.2006. Pola Heterosis dalam pembentukan varietas unggul jagung
bersari bebas dan hibrida. Bogor (ID) : Seminar Rutin Puslitbang Tanaman Pangan
Makka, Murni A, Wylis AR. 2008. Teknologi Budidaya Jagung. Jakarta (ID) : Balai Penelitian dan
Penelitian Pertanian

Olaoye G. 2009. Participatory selection of a maize (Zea mays L.) variety for the control of stem borers
in a southeastern Nigeria location. Journal of Food Agriculture & Environment Vol.7 (2) : 5 0 8
-512.
Purwono. 2000. Bertanam Jagung Unggul. Jakarta (ID) : Niaga Swadaya