Penggunaan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Perubahan Kenampakan Permukaan Bumi dan Benda Langit | M. Ismail S, Idam Ragil WA. | Jurnal Didaktika Dwija Indria (SOLO) 8

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS
UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP
PERUBAHAN KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI DAN BENDA LANGIT
Santy Dinar Permata1), Sutijan2), M. Ismail Sriyanto3)
PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta
e-mail: santy.permata@gmail.com
Abtract:The present research sought to enhance concept mastery of change in the appearance of Earth’s surface
and celestial bodies through the implementation of ARIAS instructional design model to the grade IV students of
Soropadan Government Primary School of Surakarta Academic Year 2015/2016.The research was classroom
action research which was conducted in two cycles, each of which involved four stages including planning,
acting, observing, and reflecting. The variables which were used covered the concept mastery of change in the
appearance of Earth’s surface and celestial bodies, and the ARIAS instructional design model. The subject of the
research was the grade IV students of Soropadan Government Primary School of Surakarta Academic Year
2015/2016. Data were collected through tests, interviews, observation, and content analysis. In order to validate
the data, content validation was applied. The data were later analyzed by using interactive analysis, critical
analysis, and descriptive and comparative analysis. The research findings denoted that the average score of the
pretest was 56.93 with subject completion rate of 25.7%. In cycle I and II the score increased to 64.64 with
subject completion rate of 45.7% and to 86.6 with subject completion rate of 100% respectively. Based on the
aforementioned findings, clearly, the implementation of ARIAS enabled the grade IV students of Soropadan
Government Primary School of Surakarta Academic Year 2015/2016 to enhance their concept mastery of change
in the appearance of Earth’s surface and celestial bodies.

Abstrak:Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan penguasaan konsep perubahan kenampakan
permukaan bumi dan benda langit melalui penerapan model pembelajaran ARIASpada siswa kelas IV SDN
Soropadan No 108 Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas
(PTK). Prosedur penelitian ini terdiri dari dua siklus, setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan,
pelaksanaan, observasi atau pengamatan dan refleksi. Variabel penelitian tindakan kelas ini adalah penguasaan
konsep perubahan kenampakan permukaan bumi dan benda langit, sedangkan variabel tindakan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran ARIAS. Subjek penelitian
ini adalah siswa kelas IV SDN Soropadan No 108 Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016. Teknik pengumpulan
data dalam penelitian ini adalah tes, wawancara, observasi, dan kajian dokumen. Validitas data yang digunakan
adalah validasi isi. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif, analisis kritis dan
deskriptif komparatif. Nilai rerata hasil tes pratindakan yaitu 58,03 dengan ketuntasan klasikal 25,7%. Pada
siklus I nilai rerata kelas meningkat mencapai 65,9 dengan ketuntasan klasikal 45,7%. Pada siklus II nilai rerata
kelas meningkat menjadi 86,5 dengan ketuntasan klasikal 94,2%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
penerapan model pembelajaran ARIASdapat meningkatkan penguasaan konsep perubahan kenampakan
permukaan bumi dan benda langit pada siswa kelas IV SDN Soropadan No 108 Surakarta Tahun Pelajaran
2015/2016.
Kata kunci: model ARIAS, penguasaan konsep,perubahan kenampakan permukaan bumi dan benda langit

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah
ilmu yang mempelajari alam dengan segala

isinya atau secara sederhana merupakan
suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun
secara sistematis tentang gejala alam
(Sukardjo,dkk, 2005: 1). Pendapat tersebut
menunjukkan
IPA
merupakan
ilmu
pengetahuan yang berawal dari fenomena
alam yang diperoleh dari hasil pemikiran dan
penyelidikan ilmuwan yang di-lakukan
dengan keterampilan bereksperimen melalui
metode ilmiah. Gejala alam yang ada dan

melalui suatu proses ilmiah menjelaskan
bahwa IPA membahas tentang fakta, konsep,
prinsip dan hukum yang teruji kebenarannya
melalui suatu rangkaian kegiatan dalam
meto-de ilmiah sehingga bersifat empirik.
Berperan sebagai ilmu pengetahuan yang

mengungkap fenomena dan gejala alam
beser-ta isinya membuat IPA mengalami
pengem-bangan. Pengembangan yang terjadi
membe-rikan pengaruh kepada kehidupan
manusia, sebagai contoh yaitu adanya
teknologi. IPA dikatakan sebagai dasar dari

1) Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS
2), 3), 4) Dosen Prodi PGSD FKIP UNS
1

2
terciptanya tek-nologi. Teknologi sering
disebut sebagai dasar atau fondasi dari
sebuah pembangunan. Dapat dikatakan IPA
merupakan dasar adanya pem-bangunan di
peradaban manusia. Peran yang dimiliki oleh
IPA sangatlah penting bagi kehi-dupan
manusia sehingga perlulah untuk dipe-lajari
sedari dini salah satunya pada tingkat sekolah dasar.

IPA pada tingkat sekolah dasar menurut
BSNP 2006 secara umum bertujuan agar siswa mampu menguasai konsep IPA dan keterkaitannya serta mampu mengembangkan sikap ilmiah untuk memecahkan masalah yang
dihadapinya sehingga lebih menyadari kebesaran dan kekuasaan ciptaan-Nya. Pada silabus KTSP kelas IV semester genap salah satu
materi yang dipelajari yaitu memahami perubahan kenampakan permukaan bumi dan
ben-da langit. Materi tersebut bertujuan agar
siswa mampu memahami pengaruh dan
dampak yang terjadi akibat adanya
perubahan kenam-pakan pada permukaan
bumi dan benda langit. Selain dapat
mengetahui dan mengungkap ba-gian dari
bumi dan benda langit siswa akan mendapat
wawasan dan pengetahuan yang le-bih luas.
Diharapkan pula siswa akan lebih menyadari
akan kebesaran dan kekuasaan Tu-han atas
apa yang terjadi di bumi dan di langit.
Menurut Dahar (2011: 62) belajar
konsep merupakan hasil utama pendidikan.
Konsep merupakan batu pembangun
berpikir. Konsep merupakan dasar bagi
proses mental yang le-bih tinggi untuk

merumuskan prinsip dan ge-neralisasi. Untuk
memecahkan masalah, seo-rang siswa harus
mengetahui aturan-aturan yang relevan dan
aturan-aturan ini didasarkan pada konsepkonsep yang diperolehnya. Me-nurut
Nugraha (2005: 37) pembelajaran IPA pada
ranah pengembangan kognitif hendaklah
lebih mengarahkan kepada dua dimensi yaitu
menguasai isi pengetahuan dan dilakukan
me-lalui proses atau aktivitas yang
bermakna.
Sis-wa
diarahkan
untuk
menemukan dan juga dia-rahkan pada
perkembangan kognitif yang be-nar, yaitu
menguasai konsep yang sekaligus memahami
cara mengaplikasikannya sehing-ga produk
dan pengembangan IPA menjadi sesuatu
yang lebih bermakna dan fungsional bagi


kehidupan anak. Berdasarkan BSNP (2006:
161) menyatakan penerapan IPA di tingkat
SD diharapkan ditekankan pada pembelajaran Salingtemas yang diarahkan pada
pengalaman belajar untuk merancang dan
membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut maka pembelajaran konsep IPA di SD
sebaiknya diarahkan pada kegiatan yang
lebih bermakna, berhubungan dengan
pengalaman kehidupan mereka agar siswa
mampu mengu-asai dan menerapkan konsep
dalam kehidupan sehari-harinya.
Penguasaan konsep IPA yang kurang baik dapat terjadi dikarenakan siswa tidak
mem-perhatikan dengan baik saat guru
menjelaskan dalam proses pembelajaran,
lingkungan bela-jar yang tidak mendukung
ataupun guru sen-diri yang dalam
menjelaskan, menanamkan konsep dasar IPA
kurang bermakna sehingga konsep yang
diberikan salah dan berpengaruh pada
penguasaan konsep siswa tentang IPA.
Iskandar (2001: 33) menyatakan bila konsep

IPA yang diterima salah atau hanya sebagian
maka informasi serta penerapan dari konsep
IPA tersebut hanya sebagian dan mampu
men-jadi suatu kesalahan sehingga akan
terjadi miskonsepsi dalam IPA. Miskonsepsi
yang terjadi akan berdampak pada
penguasaan sis-wa tentang IPA.
Pada siswa kelas IV SDN Soropadan
dite-mukan adanya penguasaan konsep IPA
yang kurang baik atau masih rendah.
Pernyataan tersebut berdasarkan hasil
wawancara dan pe-ngamatan pada guru serta
siswa kelas IV yang dilaksanakan tanggal 15
Desember 2015 dipe-roleh data bahwa
penguasaan konsep pembe-lajaran IPA masih
rendah. Hasil wawancara dan pengamatan
menunjukkan bahwa pelak-sanaan proses
pembelajaran di kelas IV ini kurang baik
meskipun guru sudah berusaha dengan
semaksimal mungkin menggunakan model

pembelajaran beragam yang dirasakan sesuai
dan dapat diterapkan dengan baik di ke-las
tersebut. Tetapi usaha yang dilakukan kurang mampu membuat siswa dapat
menguasai konsep IPA dengan baik.
Penerapan model pembelajaran yang pernah
dilakukan oleh gu-ru kurang tepat dan kurang
sesuai dengan ka-rakteristik siswa kelas IV

3
SDN Soropadan se-hingga berdampak pada
penguasaan konsep siswa pada suatu mata
pelajaran khususnya mata pelajaran IPA.
Penyataan tersebut didu-kung dengan nilai
uji pratindakan yang diper-oleh peneliti.
Hasil uji pratindakan menunjuk-kan bahwa
rerata nilai penguasaan siswa da-lam
pembelajaran IPA rendah. Nilai rerata penguasaan konsep pada mata pelajaran IPA
ya-itu 58,03 dengan Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) mata pelajaran IPA yang
ditetapkan pada penelitian ini yaitu 70. Hal

ini ditunjuk-kan dari 35 siswa, sebanyak 9
siswa (25,7%) memiliki nilai di atas batas
tuntas. Data terse-but menunjukkan bahwa
penguasaan konsep pada mata pelajaran IPA
yang ditunjukkan masih rendah.
Berkaitan dengan masih rendahnya
peng-uasaan konsep IPA maka diperlukan
suatu al-ternatif yang mampu memecahkan
masalah
dalam
upaya
meningkatkan
penguasaan kon-sep siswa pada mata
pelajaran
IPA
dan
mam-pu
pula
meningkatkan hasil belajar serta menerapkan prinsip–prinsip pembelajaran di
SD. Salah satu cara yang dapat mengatasi

masalah tersebut adalah dengan menerapkan
model pembelajaran. Model pembelajaran
menurut Huda menyatakan bahwa, “Model
pembelaja-ran harus dianggap sebagai
kerangka kerja struktural yang juga dapat
digunakan
sebagai
pemandu
untuk
mengembangkan lingkungan dan aktivitas
belajar yang kondusif” (2014: 143). Pendapat
ini menjelaskan bahwa model pembelajaran
membantu guru untuk merenca-nakan dan
menyusun langkah-langkah pem-belajaran
dengan baik sehingga lingkungan dan
kondisi belajar lebih kondusif. Model
pembelajaran yang tepat digunakan untuk
me-ningkatkan penguasaan konsep pada
mata pel-ajaran IPA adalah dengan model
pembelajar-an

Assurance,
Relevance,
Interest, Assess-ment, Satisfaction (ARIAS).
Model pembelajaran ARIAS merupakan
modifikasi yang dilakukan oleh Djamaah Sopah dari model ARCS. Model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction), dikembangkan oleh John M. Keller. Pengembangan model pembelajaran yang dilakukan
ini merupakan cara merancang pembelajaran
yang
dapat
mempengaruhi
motivasi

berpresta-si dan hasil belajar. Model
pembelajaran ARIAS terdiri dari lima
komponen (Rahman dan Amri, 2014: 2)
yaitu Assurance (percaya diri), Relevance
(sesuai dengan kehidupan sis-wa), Interest
(minat dan perhatian siswa), As-sessment
(evaluasi), dan Satisfaction (pengua-tan).
Kelima komponen model pembelajaran
tersebut sekaligus merupakan langkah pelaksanaan dalam model pembelajaran ARIAS.
Langkah pelaksanaan pembelajaran model pembelajaran ARIAS bermaksud agar
sis-wa memiliki rasa percaya diri akan
dirinya ke-mudian pembelajaran akan
diarahkan kepada sesuatu hal yang
berhubungan langsung de-ngan kehidupan
siswa. Hal tersebut dilakukan untuk menarik
minat dan perhatian siswa un-tuk belajar.
Apabila siswa telah berminat dan
memberikan perhatiannya kepada pelajaran
maka proses pembelajaran akan berjalan dengan baik. Selain memperhatikan minat siswa, pengalaman siswa, penguatan dan percaya diri, model pembelajaran ARIAS
memper-hatikan hasil akhir dari proses
pembelajaran. Hal tersebut ditunjukkan
dengan adanya fase assessment di akhir
langkah kegiatan sehing-ga guru dan siswa
mampu mengetahui materi yang sudah
tersampaikan dan dipahami oleh siswa. Serta
terdapat fase satisfaction yaitu penguatan
yang bermaksud agar siswa terus termotivasi
untuk belajar.
Kelebihan dari model ARIAS menurut
Umroh (2013: 16-17) yaitu (1) Memungkinkan dapat dipadukan dengan metode, strategi,
media pembelajaran apapun sehingga tidak
monoton dalam pelaksanaannya. Kolaborasi
antara strategi, metode dan media
pembelajar-an inilah yang mampu membuat
penerapan pembelajaran ARIAS di kelas
menjadi sebuah pembelajaran yang aktif,
inovatif,
kreatif,
me-nyenangkan,
memuaskan sehingga menjadi pembelajaran
yang bermakna; (2) Adanya re-levansi
dengan kehidupan siswa sehari-hari; (3)
Menanamkan rasa percaya diri kepada sis-wa
sehingga siswa terpacu untuk berhasil; (4)
Siswa tertantang untuk terus memperbaiki diri.
Kelebihan yang dimiliki model ARIAS
dirasa mampu untuk meningkatkan pengua-

4
saan konsep IPA pada siswa. Meningkatnya
hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran ARIAS dapat dibuktikan dengan
pe-nelitian yang dilakukan oleh Hasnah
(2015) dengan judul Penerapan Model
Pembelajaran ARIAS Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Menulis Karangan Narasi Pada
Siswa Kelas IV SDN 118 Pinrang. Penelitian
ini me-nyimpulkan bahwa hasil belajar
menulis ka-rangan narasi meningkat dengan
adanya pene-rapan model pembelajaran
ARIAS. Berdasar-kan hasil penelitian
diperoleh data hasil bela-jar menulis
karangan narasi siswa meningkatdari 52%
pada siklus I menjadi 80% pada si-klus II.
Penelitian lain yaitu penelitian yang dilakukan oleh Anjarsari (2015) dengan judul
Pe-nerapan Model ARIAS (Assurance,
Relevan-ce,
Interest,
Assessment,
Satisfaction) Untuk Meningkatkan Motivasi
dan Hasil Belajar Sis-wa Pada Konsep Daur
Air Pada Siswa Kelas V SDN Cihanjuang 4
Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung
Barat. Hasil penelitian menunjukkan
meningkatnya nilai angket mo-tivasi siswa
dan nilai rerata hasil belajar siswa pada setiap
siklusnya. Nilai angket motivasi siswa pada
siklus 1 sebesar 1271, pada siklus 2 sebesar
1355, dan pada siklus 3 sebesar 1503.
Sedangkan untuk nilai rerata hasil bela-jar
siswa pada siklus 1 yaitu 68,6, pada siklus 2
yaitu 70,94 dan pada siklus 3 yaitu 81,01.
Berdasarkan data hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran ARIAS dapat meningkatkan motivasi
dan hasil belajar siswa pada konsep daur air.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas
maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dalam pembelajaran IPA mengenai perubahan kenampakan permukaan bumi dan
benda langitdengan penggunaan model ARIAS adapun judul yang di angkat dalam
peneli-tian ini adalah Penerapan Model
Pembelajar-an
ARIAS
(Assurance,
Relevance, Interest, Assesment, Satisfaction)
Untuk Meningkat-kan Penguasaan Konsep
Perubahan Kenam-pakan Permukaan Bumi
dan Benda Langit Pa-da Kelas IV SD Negeri
Soropadan No 108 Su-rakarta Tahun Ajaran
2015/2016.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas
maka dikemukakan rumusan masalah dalam

penelitian ini yaitu: apakah melalui penggunaan model pembelajaran ARIAS dapat meningkatkan penguasaan konsep IPA mengenai perubahan kenampakan permukaan bumi
dan benda langit pada siswa kelas IV SDN
Soropadan No 108 Surakarta Tahun Ajaran
2015/2016? Tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah untuk meningkatkan penguasaan konsep IPA siswa mengenai perubahan kenampakan permukaan bumi dan
ben-da langit pada siswa kelas IV SDN
Soropadan No 108 Surakarta Tahun Ajaran
2015/2016.

METODE
Penelitian ini dilaksanakan di SDNSoropadan No 108 Surakarta, pada semester
genap tahun ajaran 2015/2016. Subjek
penelitian ini adalah guru dan siswa kelas
IVSDN Soropa-dan No 108 Surakarta
2015/2016.
Penelitian dilaksanakan dalam dua
siklus.Setiap siklus dilaksanakan dalam dua
perte-muan. Masing-masing siklus terdiri
dari em-pattahapan, yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Jenis
data yang di-gunakan adalah data kuantitaif
dan data kuali-tatif. Data kuantitatif yang
digunakan terdiri dari nilai penguasaan
konsep perubahan ke-nampakan permukaan
bumi dan benda langit siswa, nilai aktivitas
siswa dalam pembelajar-an IPA pada
pratindakan, siklus I dan siklus II, nilai
efektivitas proses pembelajaran IPA pada
pratindakan, siklus I dan siklus II serta nilai
kinerja guru pada pratindakan, siklus I dan
siklus II. Data kualitatif yang digunakan
terdiri dari hasil wawancara kepada guru dan
siswa sebelum dan sesudah menggunakan
model pembelajaran ARIAS pada materi perubahan kenampakan permukaan bumi dan
benda langit. Sumber data yang digunakan
da-lam penelitian ini berasal dari siswa dan
guru kelas IVSDN Soropadan No 108
Surakarta tahun ajaran 2015/2016. Sumber
data primer, yaitu hasil tes siswa berupa nilai
penguasaan konsep IPA materi perubahan
kenampakan permukaan bumi dan benda
langit, hasil wa-wancara terhadap guru dan
siswa kelas IV SDN Soropadan No 108

5
Surakarta serta hasil observasi berupa data
pengamatan guru dan siswa.Sumber data
sekunder, yaitu hasil kerja siswa dan
dokumenberupa arsip pendukung seperti
silabus dan RPP serta daftar siswa ke-las IV
SDN Soropadan No 108 Surakarta.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, tes dan dokumen.Teknik uji validitas data menggunakan validasi isi. Validasi isi menurut
Arikunto (2012: 82)yaitu pengujian validasi
yang digu-nakan untuk instrumen yang
berbentuk tes. Teknik analisis data yang
digunakan adalah model analisis interaktif,
terdiri dari tahap pe-ngumpulan data, reduksi
data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan (Sugiyono, 2010: 338-345),
analisis kritis digunakan untuk me-ngungkap
kelebihan dan kelemahan kinerja siswa dan
guru dalam proses belajar mengajar
berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan
(Suwandi, 2009: 61) dan deskriptif
komparatif
yang
digunakan
untuk
membandingkan hasil pembelajaran antar
siklus (Suwandi, 2009: 61).Penelitian ini
dikatakan
berhasil
dan
me-ngalami
peningkatan apabila ketuntasan kla-sikal
penguasaan konsep IPA pada materi perubahan kenampakan permukaan bumi dan
benda langitsiswa mencapai 85% atau 30 siswa dari 35 siswa mendapat nilai di atas
nilaiketuntasan minimal yaitu ≥70.
HASIL
Berdasarkan hasil wawancara, observasi
dan uji pratindakan, diperoleh hasil bahwa
pe-nguasaan
konsep
IPA
mengenai
perubahan kenampakan permukaan bumi dan
benda la-ngitpada siswa kelas SDN
Soropadan No108 Surakartamasih rendah.
Hasil tersebut ditun-jukkan dengan dari
35terdapat9 siswa atau 25,7% siswa yang
mencapai KKM (70).Se-lain itu didapatkan
hasil nilai rerata kinerja guru adalah 1,7
termasuk dalam kategori ku-rang, skor rerata
efektivitas
pembelajaran
ada-lah
1,5
termasuk dalam kategori tidak efektif,
selanjutnya untuk skor rerataaktivitas siswa
adalah 1,54 termasuk dalam kategori kurang.
Data hasil uji pratindakan dapat dilihat pada
Tabel 1 berikut ini:

Tabel 1. Distribusi
Frekuensi
Pengu-asaan
Konsep
Pratindakan
Interval
Nilai
15-25
26-36
37-47
48-58
59-69
70-80
Jumlah

Nilai
IPA

Nilai
tengah
(xi)
20
31
42
53
64
75

FrekuPersen
ensi
-tase Ket.
fi.xi
(fi)
(%)
1
20
2,9
TT
1
31
2,9
TT
5
210
14,2
TT
11
583
31,4
TT
8
512
22,9
TT
9
675
25,7
T
35
2031
100
Nilai Rerata = 58,03
Ketuntasan Klasikal = 25,7 %
Nilai Tertinggi = 80
Nilai Terendah = 25

Berdasarkan Tabel 1 dapat dijelaskan
bahwa nilai rerata siswa kelas IV yaitu 58,03.
Siswa yang mendapat nilai antara 15-25 sebanyak 1 siswa atau 2,9%. Siswa yang
menda-pat nilai antara 26-36 sebanyak 1
siswa atau 2,9%. Siswa yang mendapat nilai
antara 37-47 sebanyak 5 siswa atau 14,2%.
Siswa yang mendapat nilai antara 48-58
sebanyak 11 sis-wa atau 31,4%. Siswa yang
mendapat nilai an-tara 59-69 sebanyak 8
siswa atau 22,9%. Sis-wa yang mendapat
nilai antara 70-80 seba-nyak 9 siswa atau
25,7%.Berdasarkan hasil penguasaan konsep
IPAperubahan kenam-pakan bumi dan benda
langitpada uji pratin-dakan, perlu diadakan
perbaikan terhadap pe-nguasaan konsep IPA
perubahan kenampakan permukaan bumi dan
benda langit.
Penggunaan model pembelajaran ARIAS
pada siklus I dapat meningkatkan penguasaan konsep IPA perubahan kenampakan permukaan bumi dan benda langit dibandingkan
dengan hasil pratindakan.Hal tersebut terbukti adanya peningkatan kualitas proses
pembel-ajaran meliputi nilai rerata kinerja
guru me-ningkat yaitu 2,2 dalam kategori
cukup, skor rerata efektivitas pembelajaran
adalah 2,25 dalam kategori kurang efektif.
Selanjutnya untuk skor rerataaktivitas siswa
adalah 2,15 termasuk dalam kategori cukup
baik dan un-tuk nilai rerata evaluasi di akhir
pertemuan ya-itu 65,9. Hasil penguasaan
konsep IPAsiswa pada siklus I ditunjukan
pada Tabel 2 berikut ini:
Tabel 2. Distribusi
Frekuensi
Nilai
Pengu-asaan Konsep IPASiklus I

6
Interval
Nilai

Nilai
tengah
(xi)

34-45
46-57
58-69
70-81
82-93
Jumlah

39,5
51,5
63,5
75,5
87,5

Freku
-ensi
(fi)

fi.xi

3
118,5
7
360,5
9
571,5
12
906
4
350
35
2306,5
Nilai Rerata = 65,9
Ketuntasan Klasikal = 45,7 %
Nilai Tertinggi = 93
Nilai Terendah = 37

Persentase Ket.
(%)

8,6
20
25,7
34,3
11,4
100

TT
TT
TT
T
T

Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui
bahwa nilai rerata kelas menunjukkan
sebesar 66,6. Pada siklus I siswa yang
mendapat nilai 34-45 sejumlah 3 siswa atau
8,6%. Siswa yang mendapat nilai 46-57
sejumlah 7 siswa atau 20%. Siswa yang
mendapat nilai 58-69 sejumlah 9 siswa atau
25,7%. Siswa yang mendapat nilai 70-81
sejumlah 12 siswa atau 34,3%. Siswa yang
mendapat nilai 82-93 se-jumlah 4 siswa atau
11,4%.
Sejumlah 16 siswa atau 45,7% dari 35
siswa telah mencapai nilai ketuntasan maksimal.Sejumlah19 siswa atau 54,3% berada
dibawah batas kentuntasan penguasaan
konsep IPA pada penelitian ini yakni ≥ 70.
Nilai ter-tinggi pada siklus I yang diperoleh
siswa ada-lah 93 dan nilai terendah adalah
37.Berdasar-kan hasil yang ditampilkan
tersebut dapat di-ketahui bahwa ada
peningkatan
penguasaan
konsep
IPAdibandingkan ketika uji pratinda-kan.
Tetapi, hasil tersebut belum memenuhi
indikator kinerja penelitian yang telah
ditetap-kan sebelumnya yaitu 85% atau 30
siswa me-nguasai konsep IPA dengan nilai ≥
70sehing-ga penelitian ini dilanjutkan pada
siklus II.
Data hasil dari pelaksanaan siklus II
jugamengalami peningkatan. Kualitas proses
pem-belajaran pada skorrerata kinerja guru
me-ningkat menjadi 3,22 kategori sangat
baik.Skor rerata efektivitas pembelajaran
adalah 3,58 kategori sangat efektif. Pada
aspek akti-vitas siswa, skor rerata adalah
3,2dengan ka-tegori aktivitas siswa sangat
baik. Peningkat-an penguasaan konsep
IPAdapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini :

Tabel 3. Distribusi
Frekuensi
Nilai
Pengu-asaan Konsep IPASiklus
II
Interval
Nilai
50-59
60-69
70-79
80-89
90-99
100keatas
Jumlah

Nilai
tengah
(xi)
54,5
64,5
74,5
84,5
94,5
104,5

Frekuensi
(fi)
1
1
5
12
15
1

fi.xi
54,5
64,5
372,5
1014
1417,5
104,5

Persen
-tase
(%)
2,9
2,9
14,2
34,2
42,9
2,9

Ket
TT
TT
T
T
T
T

35
3027,5
100
Nilai Rerata = 86,5
Ketuntasan Klasikal = 94,2 %
Nilai Tertinggi = 100
Nilai Terendah = 53

Berdasarkan Tabel 3 di atas diketahui
bahwa nilai rerata siswa pada siklus II adalah
86,5. Siswa yang memiliki nilai antara 50-59
sejumlah 1 siswa atau 2,9%. Siswa yang memiliki nilai antara 60-69 sejumlah 1 siswa
atau 2,9%. Siswa yang memiliki nilai antara
70-79 sejumlah 5 siswa atau 14,2%. Siswa
yang me-miliki nilai antara 80-89 sejumlah
12 siswa atau 34,2%. Siswa yang memiliki
nilai antara 90-99 sejumlah 15 siswa atau
42,9%. Siswa yang memiliki nilai antara
100-keatas sejum-lah 1 siswa atau 2,9%.Pada
hasil siklus II jumlah siswa yang menguasai
konsep IPA yakni 33 siswa atau 94,2%.Nilai
tertinggi pa-da siklus II yang diperoleh siswa
adalah 100 dan nilai terendah adalah 53.
Berdasarkan ha-sil yang ditampilkan
diketahui
bahwa
ada
pe-ningkatan
penguasaan konsep IPA pada sis-wa.
PEMBAHASAN
Berdasarkan data hasil penelitian yang
telah diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran
ARIAS (Assurance,Relevance, Interest,Assessment,Satisfaction) dapat meningkatkan
penguasaan konsep perubahan kenampakan
permukaan bumi dan benda langit siswa
kelas IV SDN Soropadan No 108 Surakarta.
Dalam penelitian ini, nilai penguasaan
konsep peru-bahan kenampakan permukaan
bumi dan ben-da langit serta kualitas proses
pembelajaran siswa kelas IV SDN Soropadan
sudah menga-lami peningkatan. Kualitas
proses pembelaja-ran yang dimaksudkan

7
dalam penelitian ini yaitu meliputi kinerja
guru, aktivitas siswa, efektivitas proses
pembelajaran, nilai sikap dan keterampilan
siswa. Meningkatnya kuali-tas proses
pembelajaran berdampak mening-katnya
penguasaan konsep IPA siswa. Hal ter-sebut
dibuktikan dengan adanya perkembang-an
nilai rerata dan ketuntasan klasikal siswa
yang dicapai pada saat pratindakan, siklus I,
dan siklus II.
Pada pratindakan dapat dilihat bahwa nilai terendah adalah 25, nilai tertinggi mencapai nilai 80, nilai rerata kelasnya hanya mencapai 58,03, sedangkan untuk ketuntasan klasikalnya sebesar 25,7% atau sebanyak 9
siswa mencapai KKM yang digunakan dalam
pene-litian ini (≥70). Dengan kata lain,
terdapat 74,3% atau sebanyak 26 siswa yang
tidak tun-tas dalam mengikuti pembelajaran
dan memi-liki nilai dibawah KKM.
Sedangkan
hasil
kua-litas
proses
pembelajaran pada saat pratindak-an masih
menunjukkan hasil yang kurang ba-ik.
Kemudian pada siklus I mulai ada peningkatan untuk nilai terendahnya, nilai
teren-dah siswa dari 25 pada pratindakan
menjadi 37 pada siklus I, nilai tertinggi naik
dari 80 pa-da pratindakan menjadi 93 pada
siklus I, nilai rerata kelas naik dari 58,03
pada pratindakan menjadi 65,9 pada siklus I,
dan ketuntasan klasikalnya mencapai 45,7%
atau sejumlah 16 siswa sudah mencapai nilai
KKM yang digu-nakan dalam penelitian
(≥70). Dengan kata lain terdapat 54,3% atau
sejumlah 19 siswa yang belum tuntas dalam
mengikuti
pembela-jaran.
Selanjutnya
peningkatan juga terjadi pada kualitas proses
pembelajaran. Nilai rera-ta kinerja guru
meningkat dengan kategori cu-kup. Nilai
rerata aktivitas siswa juga mening-kat dengan
kategori cukup. Nilai rerata efekti-vitas
proses pembelajaran juga mengalami peningkatan dibandingkan dengan pratindakan
meskipun masih berada dalam kategori kategori kurang efektif.
Pelaksanaan pada siklus I menggunakan
model pembelajaran ARIAS sudah berjalan
cukup baik. Tetapi nilai siswa dalam
mengua-sai konsep IPA belum mencapai
indikator ki-nerja yang telah ditetapkan pada
penelitian ini. Hambatan yang terjadi pada
siklus I yaitu guru belum menguasai betul

langkah-langkah
penerapan
model
pembelajaran ARIAS, pe-nyampaian materi
yang meluas dari tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai serta terlalu tergesa-gesanya
guru
dalam
menyampaikan
materi
pembelajaran ke siswa. Selain itu dite-mukan
siswa yang masih kurang perhatian ke-pada
guru pada saat pembelajaran. Masih ditemukan siswa yang tidak fokus terhadap pembelajaran dan kurang percaya diri dalam menyampaikan pendapat maupun bertanya
kepa-da guru. Hambatan-hambatan tersebut
dilaku-kan perbaikan dengan memperbaiki
kualitas proses pembelajaran yang meliputi
kinerja gu-ru, aktivitas siswa dan efektivitas
proses pem-belajaran dengan menggunakan
model pem-belajaran ARIAS.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa ketuntasan klasikal yang dicapai pada siklus I
belum mencapai indikator kinerja yang telah
ditetapkan. Sehingga peneliti melakukan tindak lanjut ke siklus II untuk memperbaiki kekurangan yang terjadi pada siklus I dan memaksimalkan penggunaan model pembelajaran ARIAS pada siklus II. Perbaikan yang
dila-kukan dengan cara mengoptimalkan
penggu-naan model pembelajaran ARIAS
pada pem-belajaran IPA dan lebih
memotivasi siswa agar siswa memiliki rasa
percaya diri dan le-bih aktif dalam
pembelajaran.
Pada siklus II terjadi peningkatan yang
lebih baik dibandingkan dengan siklus I.
Nilai terendah siswa naik dari 37 pada siklus
I men-jadi 53 pada siklus II, nilai tertinggi
naik dari 93 pada siklus I menjadi 100 pada
siklus II, ni-lai rerata kelas naik dari 65,9
pada siklus I menjadi 86,5 pada siklus II, dan
ketuntasan klasikalnya mencapai 94,2% atau
sejumlah 33 siswa mencapai nilai KKM
(≥70). Dengan ka-ta lain terdapat 2 siswa
yang mendapat nilai dibawah KKM yang
telah ditentukan. Hal ini di-karenakan siswa
yang kurang konsentrasi saat proses
pembelajaran dan memiliki kesulitan dalam
menerima pembelajaran dengan baik. Oleh
karena keterbatasan waktu dan kemam-puan
yang dilakukan dalam penelitian maka untuk
mengatasi permasalahan tersebut, pene-liti
melakukan diskusi dengan guru agar guru
melakukan pendekatan, perhatian dan pendalaman materi konsep perubahan kenampakan

8
permukaan bumi dan benda langit serta mengadakan remedial di luar kegiatan penelitian
kepada siswa tersebut. Dengan hasil
ketuntas-an yang diperoleh mencapai 94,2%
dapat di-simpulkan bahwa ketuntasan belajar
yang di-capai oleh siswa kelas IV SDN
Soropadan su-dah mencapai indikator kinerja
yang ditetap-kan. Peningkatan hasil belajar
pada penguasa-an konsep IPA juga terjadi
pada kualitas pro-ses pembelajaran yang juga
meningkat.
Kualitas proses pembelajaran telah meningkat dengan baik pada siklus II. Nilai rerata kinerja guru meningkat dengan kategori
sangat baik. Nilai rerata aktivitas siswa meningkat dengan kategori sangat baik dan nilai
rerata efektivitas proses pembelajaran meningkat dengan kategori pembelajaran sangat
efektif. Keberhasilan yang didapatkan di siklus II merupakan hasil dari perbaikan atas kekurangan yang terjadi pada siklus I.
Penerapan model pembelajaran ARIAS
terbukti mampu meningkatkan kualitas
proses pembelajaran dan penguasaan konsep
IPA sis-wa khususnya pada materi perubahan
kenam-pakan permukaan bumi dan benda
langit. Mo-del ARIAS membangkitkan rasa
percaya diri dalam diri siswa serta mampu
menarik perha-tian dan antusiasme siswa
dalam belajar se-hingga membantu bagi
siswa untuk memaha-mi materi yang
diajarkan. Penggunaan model ARIAS
membuat partisipasi siswa menjadi le-bih
aktif sehingga pembelajaran dapat berja-lan
secara efektif dan tepat sasaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Pernyataan tersebut didukung dengan
pendapat yang disampaikan oleh penelitian
yang dilakukan Hidayat (2013: 73) bahwa
model pembelajaran ARIAS mampu meningkatkan motivasi belajar pada siswa sehingga
berdampak pada hasil belajar siswa yang
juga mengalami peningkatan. Menimbulkan
moti-vasi belajar siswa dilakukan dengan
menim-bulkanrasa percaya diri dalam diri
siswa dan membuat siswa tertarik dengan
pembelajaran sehingga akan muncul motivasi
belajar yang baik.
Penerapan model pembelajaran ARIAS
yang dilaksanakan dengan baik mampu
mem-buat suatu kegiatan pembelajaran
bersifat ber-makna dan dapat terkenang

dalam long term memory (memori jangka
panjang) siswa. Hal tersebut sejalan dengan
pendapat Sopah (2001: 458) bahwa dengan
model pembelajar-an ARIAS maka dalam
kegiatan pembelajar-an akan ditanamkan rasa
yakin/percaya diri pada siswa. Kegiatan
pembelajaran akan me-narik, memelihara
minat dan perhatian siswa dengan
merelevansikan materi pembelajaran dengan
pengalaman yang dimiliki siswa da-lam
kehidupan sehari-hari. Kemudian diada-kan
evaluasi dan menumbuhkan rasa bangga pada
siswa dengan memberikan penguatan.
Komponen-komponen yang ada dalam model
pembelajaran ARIAS dimaksudkan agar
pem-belajaran memiliki arti kebermaknaan
pada diri siswa sehingga siswa mampu
mengingat pembelajaran tersebut dengan
baik dalam me-mori pikirannya.
Penerapan model pembelajaran ARIAS
yang dilakukan sejak awal perencanaan
mam-pu meningkatkan kemampuan pada
ranah kognitif, afektif dan psikomotorik
siswa. Hal tersebut sependapat dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Hasnah
(2015: 183) bah-wa penerapan model
pembelajaran ARIAS mampu meningkatkan
keterampilan siswa da-lam menulis karangan
narasi dan juga me-ningkatkan hasil belajar
menulis karangan na-rasi pada siswa. Hasil
tersebut
menyatakan
bahwa
dengan
menggunakan model pembela-jaran ARIAS
mampu mengembangkan ke-mampuan secara
menyeluruh yaitu pada ra-nah kognitif,afektif
dan psikomotorik.
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan serta dikaitkan dengan teori mengenai
mo-del pembelajaran ARIAS maka dapat
membe-rikan bukti bahwa penerapan model
pembela-jaran
ARIAS
(Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)
dapat meningkatkan penguasaan konsep IPA
perubahan kenampa-kan permukaan bumi
dan benda langit pada siswa kelas IV SDN
Soropadan No 108 Sura-karta tahun ajaran
2016/2017. Penelitian tin-dakan kelas ini
telah berhasil dan diakhiri pa-da siklus II.
Berikut ini disajikan perbandingan nilai
penguasaan konsep IPA perubahan kenampakan permukaan bumi dan benda langit dari
pratindakan, siklus I dan siklus II pada Tabel
4:

9
Tabel 4.

Perbandingan Nilai Penguasaan
Konsep IPA Pratindakan,
Siklus I, Siklus II

Keterangan
Nilai Terendah
Nilai tertinggi
Nilai Rerata
Jumlah Siswa
Belajar Tuntas
Ketercapaian

SIMPULAN

Pratind
akan
25
80
58,03

37
93
65,9

Siklus
II
53
100
86,5

9

16

33

25,7%

45,7

94,2%

Siklus I

Pada pratindakan belum mencapai KKM
dan kemudian terjadi peningkatan pada
siklus I dan siklus II. Hal tersebut
berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas
yang telah dilaksa-nakan dalam duasiklus,
disimpulkan bahwa penggunaan model
pembelajaran ARIAS(Assurance, Relevance,
Interest, Assessment, Satisfaction) dapat
meningkatkan penguasaan konsep perubahan
kenampakan permukaan bumi dan benda
langit pada siswa kelas IV SDN Soropadan
No 108 Surakartadengan ha-sil yang
memuaskan.

10
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara.
Anjarsari, G. (2015). Penerapan Model ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment,
Satisafaction) Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Konsep Daur
Air. Antologi Juni 2015, 1-10.
BSNP. (2006). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD/MI. Jakarta: BSNP.
Dahar, R. W. (2011). Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Erlangga.
Hasnah. (2015). Penerapan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, Satisfaction) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Menulis Karangan
Narasi Pada Siswa Kelas IV SDN 118 Pinrang. Jurnal Publikasi Pendidikan Volume V
Nomor 3 September 2015, 177-183.
Hidayat, M. A. (2013). Penerapan Model Pembelajaran ARIAS Terintegrasi Pada
Pembelajaran Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil
Belajar Matematika (PTK di Kelas XI IPA 1 Semester II SMA Muhammadiyah 2
Gemolong Tahun Ajaran 2012/2013). Surakarta: Skripsi Tidak Dipublikasikan.
Huda, M. (2014). Model-model Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Iskandar, S. M. (2001). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung: CV. Maulana.
Nugraha, A. (2005). Pengembangan Pembelajaran SAINS Pada Anak Usia Dini. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Rahman, M., & Amri, S. (2014). Model Pembelajaran ARIAS Terintegratif . Jakarta: Prestasi
Pustakaraya.
Sopah, D. (2001). Pengembangan dan Penggunaan Model Pembelajaran ARIAS. Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan No 031, 455-458.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukardjo, JS. (2005). Ilmu Alamiah Dasar . Surakarta: UNS Press
Suwandi, S. (2009). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya Tulis Ilmiah.
Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP UNS Surakarta.
Umroh, S. M. (2013). Efektivitas Model ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment
dan Satisfaction) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Motivasi Berprestasi
Peserta Didik Kelas X MA Miftahussalam Demak Tahun Ajaran 2012/2013 Materi
Pokok Stoikiometri. Semarang: Skripsi TIdak Dipublikasikan.

Dokumen yang terkait

Penerapan Model Pembelajaran Arias (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Dan Satisfaction) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ips Siswa Kelas V Mi Unwaanunnajah

1 9 186

peranan model pembelajaran arias (Assurance, relavance, interest, assessment dan satisfaction untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa; penelitian tindakan kelas di MTs. Sa'aadatul mahabbah Pondok Cabe

0 6 202

penggunaan model pembelajaran ARIAS untuk meningkatkan penguasaan konsep perubahan kenampakan permukaan bumi dan benda langit (penelitian tindakan kelas pada siswa kelas IV SDN Soropadan No 108 tahun ajaran 2015/2016.

0 1 19

PENERAPAN METODE ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, SATISFACTION) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS SURAT NIAGA ipi143058

0 0 6

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP ENERGI DAN PENGARUHNYA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI | Usada, Idam Ragil WA | Jurnal Didaktika Dwija Indria (SOLO) 6460 19130 1 PB

0 0 6

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SOAL CERITA PECAHAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, SATISFACTION (ARIAS) | Sularmi | Jurnal Didaktika Dwija Indria (SOLO) 10283 21910 1 PB

0 3 8

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA | joko daryanto, m.ismail s | Jurnal Didaktika Dwija Indria (SOLO) 6268 15719 1 PB

0 0 5

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN ISI BACAAN | M. Ismail S. | Jurnal Didaktika Dwija Indria (SOLO) 6562 17891 1 PB

0 0 5

Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning untuk Meningkatkan Keterampilan Eksperimen | M.Ismail.S | Jurnal Didaktika Dwija Indria (SOLO) 8595 19165 1 PB

0 0 6

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE BERBASIS EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA DAN GERAK BENDA | Idam Ragil Widianto Atmojo, | Jurnal Didaktika Dwija Indria (SOLO) 9154 20632 1 PB

0 0 6