Analisis Tinggi Muka Air dan Daerah Genangan Banjir Sungai Krueng Pase Menggunakan Software Hec-Ras di Kabupaten Aceh Utara

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Sungai dapat dijadikan salah satu sumber air yang diandalkan untuk

memenuhi berbagai kebutuhan terhadap air, bila fungsi dan perilaku sungai dapat
terkendali secara terpadu dan menyeluruh. Fungsi dan perilaku tersebut akan
berubah sebagian besar disebabkan oleh perilaku manusia. Salah satu akibat dari
perilaku manusia yang dapat merubah fungsi sungai adalah tingginya kapasitas air
sungai yang dapat menyebabkan banjir di daerah hilir sungai.
Kabupaten Aceh Utara secara geografis terletak pada posisi 96°47'-97°31'
Bujur Timur dan 04°43'- 05°16' Lintang Utara dengan luas wilayah 3.296,86 km²
atau 329.686 Ha dengan batas-batas wilayah: Utara Kota Lhokseumawe, Selatan
Kabupaten Bener Meriah, Barat Kabupaten Bireuen, dan Timur berbatasan
dengan Kabupaten Aceh Timur.
Di Kabupaten Aceh Utara terdapat Sungai Krueng Pase yang mengalir dari
hulu di pegunungan Gunung Salak Kabupaten Bener Meriah sampai ke muara
(Selat Malaka) di Desa Blang Mee Kecamatan Samudera. Sungai Krueng Pase
memiliki panjang lebih kurang 120 Km dan cathment area 440 Km2

Pengaliran sungai Krueng Pasee melewati lima Kecamatan yaitu
Kecamatan Geureudong Pase, Meurah Mulia, Nibong, Samudera, dan Syamtalira
Aron. Aliran sungai ini dimanfaatkan mengaliri 8.391 Ha areal persawahan di
sejumlah Kecamatan Aceh Utara. Selain itu, aliran sungai Krueng Pase juga
menjadi sumber air bersih yang dikelola oleh PDAM Tirta Mon Pase milik
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara.

1

Universitas Sumatera Utara

2

Hampir setiap tahun dimusim penghujan terjadi banjir pada Sungai
Krueng Pase yang disertai putusnya tanggul dibeberapa tempat yang
mengakibatkan timbulnya genangan banjir di beberapa Kecamatan di wilayah
Kabupaten Aceh Utara. Hal ini dapat mengganggu kegiatan perekonomian di
daerah tersebut.
Kondisi Sungai Krueng Pase telah berubah fungsi baik untuk bangunan
(permukiman dan fasilitas umum), jalan, lapangan, areal pertanian dan perikanan

(tambak ikan), sehingga ketika musim hujan terjadi banjir yang mengakibatkan
luberan aliran dari Sungai Krueng Pase ke area tersebut. Selain karena perubahan
fungsi sungai, akibat banjir itu sendiri adalah terjadinya erosi dan gerusan di
pinggir sungai, yang akan berdampak buruk bagi permukiman warga.
Terdapat 7 (tujuh) desa yang tergenang yaitu : Blang Mee (area
perikanan), Desa Saramaba dan Blang Reuma (area kebun kelapa Saingon), Desa
Tanjong Putoh (area kebun pinang), Desa tanjung Baroe (area persawahan), Desa
Ranto dan Geudong (area pemukiman penduduk). Genangan tersebut merendam
daerah persawahan, pemukiman, dan perkebunan. Luas banjir terbesar terjadi
pada daerah persawahan dan pemukiman, tinggi genangan bisa mencapai 1 meter
dengan lama genangan lebih dari 3 hari. Sehingga petani dalam setahun menanam
padi hanya sekali tidak dapat dilaksanakan tiga kali, karena akibat banjir.
Memperhatikan keberadaan lingkungan sungai sebagai kawasan yang
sangat penting untuk dilindungi, khususnya areal genangan di kawasan
permukiman dan sarana prasarana lainnya, oleh sebab itu perlu diadakan analisis
tinggi muka air dan daerah genangan banjir di Sungai Krueng Pase. Untuk
menganalisa tinggi muka air dan daerah genangan banjir Sungai Krueng Pase

Universitas Sumatera Utara


3

menggunakan bantuan progam Hec-Ras. Dengan bantuan program ini diharapkan
dapat mengetahui perubahan tinggi muka air dan daerah genangan banjir di
sepanjang Sungai Krueng Pase di Kabupaten Aceh Utara.
1.2.

Perumusan Masalah
Kabupaten Aceh Utara adalah Kabupaten langganan banjir yang

diakibatkan oleh Sungai Krueng Pase. Begitu juga disejumlah desa seperti: Desa
Blang Mee (area perikanan), Desa Saramaba dan Blang Reuma (area kebun
kelapa Saingon), Desa Tanjong Putoh (area kebun pinang), Desa tanjung Baroe
(area persawahan), Desa Ranto dan Geudong (area pemukiman penduduk). Hal ini
terus terjadi setiap tahun sehingga membuat masyarakat resah dan kegiatan
perekonomian di daerah tersebut juga terganggu karena banjir mengenangi area
pertanian perikanan dan perkebunan. Dengan menganalisa tinggi muka air dan
daerah genangan banjir, maka perencanaan pengendalian banjir dapat dilakukan
oleh pemerintah daerah setempat.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dari penelitian

ini adalah:
1. Penyebab banjir sungai Krueng Pase disebabkan oleh tingginya curah
hujan, kondisi topografi yang datar dan perubahan tata guna lahan dimuara
sungai.
2. Daerah aliran Sungai Krueng Pase termasuk kawasan pertanian,
pemukiman dan perkebunan sehingga penanggulangan banjir Krueng Pase
harus dilakukan.

Universitas Sumatera Utara

4

1.3.

Tujuan Penelitian
Untuk dapat menganalisa tinggi muka air banjir Sungai Krueng Pase di

Kabupaten Aceh Utara maka penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Menganalisis tinggi muka air Sungai Krueng Pase dan debit banjir di
Kabupaten Aceh Utara.

2. Untuk mengetahui luas daerah genangan akibat banjir Sungai Krueng
Pase.
1.4.

Pembatasan Masalah
Batasan masalah yang diambil dalam penelitian ini antara lain :
1. Hanya menganalisis pada Daerah Aliran Sungai Krueng Pase
2. Analisis tinggi muka air Sungai Krueng Pase dilakukan di bagian
aliran sungai, mulai dari desa Mamplam menuju hilir sampai ke desa
Madan kecamatan Samudera Kabupaten Aceh Utara, Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam.

1.5.

Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi penulis; sebagai studi mahasiswa tentang mata kuliah yang
berkaitan dengan aplikasi dilapangan.
2. Bagi akademik; sebagai pembelajaran bagi pihak-pihak yang
membutuhkan sumber terkait.

3. Bagi masyarakat; sebagai masukan bagi Pemerintah Daerah dalam
mengatasi permasalahan banjir.

Universitas Sumatera Utara

5

1.6.

Sistematika Penulisan
Rancangan sitematika penulisan secara keseluruhan pada penelitian ini

terdiri dari 5 bab, yaitu:
Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang pekerjaan, perumusan masalah, ruang lingkup
penelitian yang dilaksanakan serta sistematika penulisan laporan penelitian.
Bab II Tinjauan Pustaka
Bab ini mencakup segala hal yang dapat dijadikan sebagai sumber
pengambilan tema penelitian, penentuan langkah pelaksanaan dan metode
penganalisaan yang diambil dari beberapa perpustakaan yang ada.

Bab III Metode Penelitian
Bab ini menguraikan tentang metode yang akan digunakan dan rencana
kerja dari penelitian serta mendeskripsikan lokasi penelitian.
Bab IV Analisa Data Dan Pembahasan
Bab ini merupakan analisa tentang permasalahan, eveluasi, dan
perhitungan terhadap masalah yang ada di lokasi penelitian.
Bab V Kesimpulan dan Saran
Bab ini merupakan kesimpulan dari butir-butir hasil analisa dan
pembahasan yang telah dilakukan. Kesimpulan juga disertai dengan rekomendasi
saran yang ditujukan untuk penelitian selanjutnya atau untuk penerapan hasil
penelitian di lapangan.

Universitas Sumatera Utara