Perbedaan Efektivitas Menyikat Gigi menggunakan Metode Bass dan Metode Individual dalam menurunkan Skor Plak pada Siswa SMA-Methodist-4

4

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Plak Gigi
Plak merupakan etiologi utama penyebab penyakit dalam rongga mulut,
seperti karies dan penyakit periodontal.2-6,14 Plak gigi adalah suatu lapisan lunak yang
terdiri atas kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak membentuk koloni dan
melekat erat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan.14
Manohara mendefinisikan plak secara klinis sebagai substansi yang berwarna
kuning ke abu-abuan yang melekat erat pada permukaan gigi. Plak terdiri atas
mikroorganisme yang dapat menyebabkan berbagai penyakit dalam mulut termasuk
karies dan penyakit periodontal.15
Plak gigi sulit dilihat karena plak mempunyai warna yang sama dengan warna
gigi. Plak gigi dapat ditandai dengan melakukan screening pada permukaan gigi,
merubah warna plak menggunakan disclosing solution atau dengan fluoresensi
menggunakan cahaya biru.16

2.1.1 Klasifikasi, Struktur dan Komposisi Plak
Pavel Godoroja dan Olga Dulghieru mengklasifikasikan plak menjadi dua

kategori, yaitu plak supragingiva dan plak subgingiva. Plak supragingiva merupakan
plak yang berada di atas batas dentogingiva terutama pada sepertiga mahkota gigi
dekat gingiva, daerah interproksimal, serta pit dan fisur. Plak subgingiva merupakan
plak yang berada di bawah batas dentogingiva dan terbagi atas zona perlekatan gigi,
zona perlekatan epitel, serta zona tanpa perlekatan.16
Komposisi utama plak dental adalah mikroorganisme dimana komposisi
mikroorganisme yang ditemukan dalam plak berubah seiring waktu.17-19 Lebih dari
500 spesies bakteri ditemukan dalam plak dental. Mikroorganisme non-bakteri yang
dijumpai dalam plak adalah spesies mycoplasma, ragi, protozoa dan virus.18

Universitas Sumatera Utara

5

Pada plak supragingiva, struktur plak berupa kokus gram-positif dan bakteri
batang (rod) yang pendek mendominasi permukaan yang menghadap ke gigi,
sedangkan bakteri batang dan filamen gram-negatif serta spirokheta mendominasi
permukaan luar massa plak yang matang.17 Bakteri anaerob seperti Prevotella dan
Fusobacterium berkembang dan menumpuk pada permukaan gigi menjadi suatu


komunitas yang kompleks. Namun, pada predilection spot, yaitu pada pit, fisur serta
daerah aproksimal gigi, biofilm plak bergantung pada keadaan asam di sekitarnya.
Bakteri yang sering ditemukan adalah Streptococcus mutans dan Streptococcus
sobrinus, S. oralis, S. intermedius, Lakrobacillus, Actynomyces, serta Bifidobacterium
sp.19

2.1.2 Pembentukan Plak Gigi
Plak tampak sebagai suatu massa globular berwarna putih, keabu-abuan atau
kuning. Plak umumnya dijumpai pada sepertiga gingiva permukaan gigi karena
daerah tersebut tidak terganggu oleh gesekan makanan maupun jaringan.
Penumpukan plak sering terjadi pada retakan, pit, fisur, di bawah restorasi yang
menggemper, dan sekitar gigi yang erupsinya tidak teratur.17 Awal pembentukan plak,
kokus gram positif merupakan jenis yang paling banyak dijumpai seperti
Streptococcus salivarius, Actinomyces viscous dan beberapa stain lainnya.17,18,20

Faktor yang mempengaruhi laju pertumbuhan plak adalah kebersihan rongga mulut,
serta faktor-fator penjamu seperti diet, komposisi dan laju aliran saliva.17
Proses pembentukan plak terbagi atas tiga fase, yaitu :
a. Pembentukan pelikel dental
Pembentukan pelikel dental pada permukaan gigi merupakan fase awal dari

pembentukan plak. Pada tahap awal ini permukaan gigi atau restorasi akan dibalut
oleh pelikel glikoprotein. Pelikel tersebut berasal dari saliva dan cairan sulkus, begitu
juga dari produk sel bakteri dan pejamu, dan debris.17,20
Komponen khas pelikel pada berbagai daerah bervariasi komposisinya.
Pengamatan terhadap pelikel enamel baru terbentuk (dua jam) menunjukkan bahwa

Universitas Sumatera Utara

6

komposisi asam aminonya berbeda dari komposisi saliva, hal ini berarti bahwa
pelikel dibentuk oleh adsorpsi makromolekul sekitar secara selektif.17
b. Kolonisasi awal pada permukaan gigi
Dalam beberapa jam bakteri akan dijumpai pada pelikel dental. Bakteri yang
pertama-tama mengkoloni permukaan gigi yang dibalut pelikel adalah didominasi
oleh mikroorganisme fakultatif gram-positif, seperti Actinomices viscosus dan
Streptococus sanguis.17,18,20 Pengkoloni awal tersebut melekat ke pelikel dengan

bantuan adhesin, yaitu molekul spesifik yang berada pada permukaan bakteri.
Adhesin akan berinteraksi dengan reseptor pada pelikel dental. Massa plak

kemudian mengalami pematangan bersamaan dengan pertumbuhan bakteri yang telah
melekat,

maupun

kolonisasi

dan

pertumbuhan

spesies

lainnya.17

Dalam

perkembangannya terjadi perubahan ekologis pada biofilm, yaitu peralihan dari
lingkungan awal yang aerob dengan spesies bakteri fakultatif gram positif menjadi
lingkungan


yang

sangat

miskin

oksigen

dimana

yang

dominan

adalah

mikroorganisme anaerob gram-negatif.17,20
c. Kolonisasi sekunder dan pematangan plak
Pengkoloni sekunder yang tidak turut sebagai pengkoloni awal ke permukaaan

gigi yang bersih, diantaranya Prevotella intermedia , Prevotella loescheii, spesies
Capnocyttophaga, Fusobakterium nucleatum, dan Porphyromonas gingivalis.

Mikroorganisme tersebut melekat ke sel bakteri yang telah berada dalam massa plak.
Interaksi yang menimbulkan perlekatan bakteri pengkoloni sekunder ke bakteri
pengkoloni awal dinamakan koagregasi. Pada stadium akhir pembentukan plak, yang
dominan adalah koagregrasi antara spesies gram-negatif, misalnya koagregrasi
Fusobacterium nucleatum dengan Porphyromornas gingivalis.17

2.2 Penyakit Periodontal dan Karies Gigi
Plak gigi merupakan suatu massa atau kumpulan mikroorganisme yang
melekat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan. Plak yang terus menumpuk
pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan dapat menyebabkan penyakit pada
jaringan keras maupun jaringan lunak dalam rongga mulut.

Universitas Sumatera Utara

7

Penyakit pada jaringan keras gigi dapat berupa karies. Karies gigi adalah

penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan jaringan keras, dimulai dari
permukaan gigi meluas ke arah pulpa.1,7 Karies merupakan penyakit multifaktorial
yang disebabkan oleh faktor host, mikroorganisme atau agen, substrat, dan waktu.14
Apabila salah satu dari faktor-faktor tersebut tidak ada, maka karies tidak akan
terjadi. Karies dapat terjadi karena adanya karbohidrat dan aktivitas mikroorganisme
dalam rongga mulut yang mengakibatkan terjadinya proses demineralisasi jaringan
keras gigi.7 S. mutans merupakan bakteri asidogenik utama dalam plak dental yang
menguraikan karbohidrat berupa monosakarida dan disakarida menjadi asam laktat.
Asam laktat yang dihasilkan akan berdifusi dari permukaan plak dental menuju ke
lapisan enamel gigi dibawahnya sehingga dapat terjadi proses demineralisasi gigi.
Proses terjadinya demineralisasi gigi tidak terjadi dalam waktu singkat namun
bertahap karena adanya faktor penetralisir seperti kemampuan buffer saliva.21
Penyakit pada jaringan lunak mulut atau penyakit periodontal dapat berupa
gingivitis maupun periodontitis. Penyebab utama penyakit periodontal adalah plak
sehingga penyakit periodontal disebut juga penyakit plak.14,22 Diperkirakan bahwa
1mm3 plak gigi dengan berat 1mg mengandung 200 juta sel mikroorganisme.
Mikroorganisme lain seperti mikoplasma, yeast dan protozoa, dapat ditemukan pada
plak yang sudah matang.14
Mikroorganisme tersebut akan mengadakan interaksi dengan jaringan
periodontal sebagai agen atau penjamu. Aksi mikroorganisme ini akan diperhebat

oleh beberapa faktor bersifat lokal maupun sistemik.14 Faktor lokal dapat berupa
iritan yang diproduksi oleh bakteri dalam plak, berupa enzim histolitik
(hyalurodinase, kolagenase, protease, dan lain sebagainya), agen sitotoksik seperti
endotoksin serta sisa toksin metabolisme bakteri tersebut (ammonia, asam organik,
serta hidrogen sulfida). Faktor sistemik yaitu respon host terhadap benda asing yang
masuk ke dalam tubuh, berupa sel-sel imun tubuh, seperti sel T, sel B, fibroblast, selsel epitelial gingiva, dan lain sebagainya.11,22
Benda-benda asing yang diproduksi bakteri dapat mempengaruhi kondisi
gingiva normal dan merangsang terjadinya respon inflamasi jaringan yang bersifat

Universitas Sumatera Utara

8

dekstruktif. Protease yang diproduksi bakteri digunakan untuk menghancurkan enzim
pada host dan mengubah peptida pada enzim menjadi nutrisi bagi bakteri itu sendiri.
Substansi tersebut

dapat mengganggu respon host, integritas jaringan, dan

memfasilitasi invasi mikroorganisme ke jaringan periodonsium sehat. 11,22

Dengan berpedoman kepada interaksi faktor tersebut, maka konsep
pencegahan penyakit perodontal ditujukan untuk menghambat pembentukan dan
penumpukan plak, meningkatkan pertahanan jaringan periodontal, dan memperbaiki
faktor lokal maupun sistemik.14 Prinsip pencegahan penyakit periodontal yang tidak
berubah selama bertahun-tahun adalah kontrol plak mekanis secara teratur dan
konsisten pada gigi dan sulkus gingiva, yang meliputi menyikat gigi, menggunakan
alat pembersih interdental, dan berkumur-kumur dengan larutan antimikrobial. 14,22

2.3 Kontrol Plak
Kontrol plak yang efektif sangat penting untuk menjaga kesehatan rongga
mulut karena plak merupakan etiologi utama penyebab penyakit periodontal dan
karies gigi.19

Plak dapat disingkirkan baik secara kemis maupun mekanis.14

Penyingkiran plak secara kemis dapat berupa penggunaan obat kumur dan pasta gigi
yang mengandung zinc chloride, namun penyingkiran plak secara kemis ini kurang
efektif dibandingakan dengan cara mekanis.23 Penyingkiran plak secara mekanis yaitu
dengan menggunakan sikat gigi dan dental floss.14,19,23,24 Tujuan menyikat gigi
adalah:

a. Menyingkirkan plak atau mencegah terjadinya pembentukan plak
b. Membersihkan sisa-sisa makanan, debris atau stein
c. Menstimulasi atau merangsang gingiva
d. Melapisi permukaan gigi dengan fluor14,19

2.3.1 Sikat Gigi dan Pasta Gigi
Ada dua jenis sikat gigi yang umum digunakan yaitu sikat gigi elektrik dan
sikat gigi manual atau konvensional.23 Sikat gigi manual sering digunakan karena

Universitas Sumatera Utara

9

harganya yang lebih terjangkau dan mudah didapatkan dengan berbagai macam
desain dan angulasi sesuai dengan kebutuhan seseorang.5
Karakteristik ideal sebuah sikat gigi meliputi: 3,25
1. Tangkai atau pegangan (handle) dengan ukuran yang sesuai dengan
pengguna
2. Kepala sikat (head) sesuai dengan ukuran rongga mulut pengguna
3. Penggunaan serat nilon atau poliester dengan diameter lebih dari 0,02 cm

4. Pola bulu sikat (bristle) yang mampu menjangkau plak pada bagian
aproksimal gigi dan margin gingiva
Umumnya kepala sikat bervariasi, bentuknya ada yang segiempat, oval,
segitiga atau trapesium agar bisa disesuaikan dengan anatomi individu yang berbeda.
Kekerasan bulu sikat juga bervariasi seperti hard (keras), medium (sedang), dan soft
(lunak). Ukuran kepala sikat maupun kekerasan bulu sikat orang dewasa berbeda
dengan anak-anak. American Dental Assosiation (ADA) menganjurkan ukuran
maksimal kepala sikat gigi orang dewasa 29x10 mm, anak-anak 20x7 mm dan balita
18x7 mm.14
Desain tangkai dan panjang sikat gigi dapat menghasilkan kenyamanan yang
berbeda-beda pada tiap individu. Secara umum terdapat empat macam desain tangkai
yang dijual di pasaran meliputi desain tangkai lurus, bersudut, offset dan angled
offset.26

Universitas Sumatera Utara

10

Gambar 1. Beberapa jenis desain sikat gigi26

Pasta gigi atau dentifrices diartikan sebagai campuran yang digunakan
bersama sikat gigi untuk membersihkan gigi. Pasta gigi dalam pasaran tersedia dalam
bentuk tepung, pasta atau gel dan semuanya dijual untuk kebutuhan kosmetik atau
terapeutik.14 Kegunaan pasta gigi secara umum adalah untuk membantu dalam
menyingkirkan plak dengan kandungan detergen dan sifat abrasifnya, meningkatkan
kesehatan rongga mulut dengan kandungan aktif tertentu dalam pasta gigi seperti
kandungan fluorida, serta membuat nafas dan rongga mulut menjadi lebih segar.22
Umumnya pasta gigi mengandung bahan abrasif 20-40%, air 20-40%,
pelembab (humectant) 20-40%, detergen 1-2%, bahan pengikat (binding agent) 2%,
bahan penyegar ±2%, bahan pemanis ±2%, bahan terapeutik ±5%, dan pewarna

Dokumen yang terkait

Perbedaan Efektivitas Menyikat Gigi menggunakan Metode Bass dan Metode Individual dalam menurunkan Skor Plak pada Siswa SMA-Methodist-4

3 21 53

PERBEDAAN EFEKTIVITAS MENYIKAT GIGI ANTARA METODE BASS DAN METODE ROLL TERHADAP Perbedaan Efektivitas Menyikat Gigi Antara Metode Bass Dan Metode Roll Terhadap Plak Gigi Di SDIT Muhammadiyah Al –Kautsar Sukoharjo.

1 3 13

PENDAHULUAN Perbedaan Efektivitas Menyikat Gigi Antara Metode Bass Dan Metode Roll Terhadap Plak Gigi Di SDIT Muhammadiyah Al –Kautsar Sukoharjo.

0 1 5

PERBEDAAN EFEKTIVITAS MENYIKAT GIGI ANTARA METODE BASS DAN METODE ROLL TERHADAP Perbedaan Efektivitas Menyikat Gigi Antara Metode Bass Dan Metode Roll Terhadap Plak Gigi Di SDIT Muhammadiyah Al –Kautsar Sukoharjo.

0 1 11

Perbedaan Efektivitas Menyikat Gigi menggunakan Metode Bass dan Metode Individual dalam menurunkan Skor Plak pada Siswa SMA-Methodist-4

0 0 10

Perbedaan Efektivitas Menyikat Gigi menggunakan Metode Bass dan Metode Individual dalam menurunkan Skor Plak pada Siswa SMA-Methodist-4

0 0 2

Perbedaan Efektivitas Menyikat Gigi menggunakan Metode Bass dan Metode Individual dalam menurunkan Skor Plak pada Siswa SMA-Methodist-4

0 0 3

Perbedaan Efektivitas Menyikat Gigi menggunakan Metode Bass dan Metode Individual dalam menurunkan Skor Plak pada Siswa SMA-Methodist-4

0 0 3

Perbedaan Efektivitas Menyikat Gigi menggunakan Metode Bass dan Metode Individual dalam menurunkan Skor Plak pada Siswa SMA-Methodist-4

0 0 10

Menyikat Gigi Dengan Metode Horisontal Terhadap Penurunan Skor Plak

1 1 11