Pembuatan dan Karakterisasi Batako Ringan Berbahan Styrofoam dan Abu Vulkanik Gunung Sinabung.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Berlimpahnya material abu vulkanik gunung berapi sangat menarik untuk diteliti lebih lanjut,
terkhususnya tentang kelayakan material abu vulkanik tersebut sebagai bahan dasar material
konstruksi bangunan.Sebagian besar abu vulkanik tersebut belum termanfaatkan dengan
efektif.Kebanyakan masyarakat pada umumnya menggunakan debu vulkanik untuk
kesuburan tanah atau memperkaya unsur hara tanah.
Fungsi debu gunung berapi sebagai pupuk organik ditentukan oleh ketebalan dan
lokasinya. Kawasan yang terdekat dengan gunung api acapkali menjadi kawasan yang
merupakan terkena debu vulkanik yang tebal. Debu gunung yang tebal masih belum bisa
digunakan karena masih panas dan kandungan gasnya sangat tinggi sehingga dibutuhkan
waktu berbulan-bulan untuk tetap hijau kembali. Debu yang terdapat di areal terjauh dari
gunung api, tetap sulit dimanfaatkan karena material debu yang tipis mudah ditiup angin dan
hujan sehingga sulit dimanfaatkan.
Seperti yang terjadi pada Gunung Sinabung baru-baru ini, Pemerintah Kabupaten
Karo melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BNPB) menetapkan delapan hari

tanggap darurat mulai tanggal 10-18 Oktober 2014. Pada tanggal 10 Oktober 2014 terjadi 10
kali aktifitas gempa hybrid, gempa vulkanik, dan tremor yang terus menerus dan 38 kali
guguran awan panas
berpeluang terjadi

Pengamatan PVMBG

Badan Meteorologi

potensi erupsi masih

dan terus meningkat sehingga harus tetap diwaspadai. Walau sudah

diberlakukan tanggap darurat status sinabung masih siaga (level III). Sebanyak 1019 Kepala
Keluarga korban Sinabung masih di 16 titik pengungsian yang berasal dari Desa Sukameriah,
Bekerah, Simacem, Kutatonggal, Gamber, Berastepu, dan Gurukinayan. (Tribun-Sumut. 12
Oktober 2014).
Batako Styrofoam adalah Batako ringan yang memilika massa ringan dibandingkan
Batako merah yang kita kenal selama ini. Ada beberapa teknik untuk menurunkan densitas
batako ringan yaitu dengan cara batako ringan dibuat berpori cukup banyak atau dengan cara

mengganti agregat batako ringan dengan agregat ringan, misalnya : batu apung, serat alami,
anu sekam, perlit, Styrofoam, dll. Agregat- agregat tersebut memiliki densitas < 1 gr/cm 3.
Dalam penelitian yang akan digunakan ini mencoba menguasai teknologi pembuatan
batako ringan dari campuran air, semen, abu vulkanik, dan Styrofoam yaitu gabus putih yang

Universitas Sumatera Utara

banyak digunakan untuk bahan pengganjal pada pengepakan barang – barang elektronik.
Sehingga dengan adanya penelitian ini bisa memanfaatkan abu vulkanik yang sangat
berlimpah, dan Styrofoam yang sejauh ini kurang dimanfaatkan.

1.2 Batasan Masalah
Berdasarkan uraian diatas penulis membatasi masalah sebagai berikut :
a. Bahan yang digunakan dalam pembuatan batako ini adalah debu vulkanik hasil erupsi
Gunung sinabung, styrofoam dan semen.
b. Melakukan pengujian secara fisis maupun mekanik pada sampel batako yang telah
dicetak, pengujian yang dilakukan meliputi uji densitas, uji daya serap air, uji kuat
patah, uji kuat impact.
c. Styrofoam digunakan sebagai filler agar batako menjadi ringan.
1.3 Tujuan penelitian

Adapun tujuan penelitan ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui komposisi yang sesuai dari abu vulkanik, semen dan styrofoam
sebagai batako ringan.
b. Untuk mengetahui sifat fisis (densitas, daya serap air) dari batako ringan.
c. Untuk mengetahui sifat mekanik (kuat patah, kuat impact) dari batako ringan.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Memanfaatkan abu vulkanik sebaik mungkin, terutaman di daerah yang terkena
dampak letusan gunung berapi.
b. Diharapkan batako ringan ini bisa menjadi batako yang bermutu tinggi dibandingkan
batako lainnya.
c. Diharapkan pembuatan batako ringan ini dapat menjadi pekerjaan tambahan bagi
masyarakat sekitar gunung berapi yang terkena dampak letusan.

Universitas Sumatera Utara

1.6 Sistematika Penulisan
Bab I

Pendahuluan

Bab ini mencakup latar belakang penelitian, batasan masalah yang

akan

diteliti, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tempat penelitian, dan
sistematika penelitian.

Bab II

Tinjauan Pustaka
Bab ini membahas tentang landasan teori yang menjadi acuan untuk proses
pengambilan data, analisa data, dan pembahasan

Bab III

Metodologi Penelitian
Bab ini membahas tentang peralatan dan bahan penelitian, diagram alir
penelitian, dan prosedur penelitian.

Bab IV


Hasil dan Pembahasan
Bab ini membahas tentang data hasil penelitian dan analisa data yang
diperoleh dari penelitian

Bab V

Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisikan tentang kesimpulan yang diperoleh dari penelitian dan
memberikan saran untuk penelitian yang lebih lanjut.

Universitas Sumatera Utara