Evaluasi Keberadaan Teknologi Pengolahan Limbah Padat Pabrik Kelapa Sawit dengan Metode Fuzzy Delphi di PTPN IV Unit Pabatu

BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1.

Sejarah Umum Perusahaan
Unit Kebun Pabatu berasal dari Hak Konsensi Pabatu Gunung hataran dan

dolok merawan milik Handless Vereninging Amsterdam yang diambil alih serta
dinasionalisasikan oleh pemerintah Indonesia dari BOCM pada tahun 1957
dengan luas areal keseluruhan saat itu 6.173,53 hektar. Pada awalnya sampai
dengan tahun 1938, Unit Kebun Pabatu adalah perkebunan tembakau yang
dikonversi oleh BOCM menjadi perkebunan kelapa sawit.
Berdasarkan pada ketetapan No: 110/-PPT/B, Menteri Dalam Negeri Cq.
Direktorat Jenderal Agraria melalui surat keputusan No: 19/HGU/DA/-1976
Tanggal 26 Juni 1976, memberikan Hak Guna Usaha kepada PNP-VI atas areal
seluas 5.770,07 hektar yang terdiri atas pemeriksaan yang dilakukan oleh panitia
B yang menetapkan bahwa areal tersebut bebas dari penduduk rakyat. Pada tahun
2005 dan

berdasarkan keputusan Kepala BPN Nasional dalam SK No.


40/HGU/BPN/2005 luas areal Kebun Pabatu menjadi 5.754,04 Hektar.
PT Perkebunan Nusantara IV Unit Kebun Pabatu terletak di kota Tebing
Tinggi. PT Perkebunan Nusantara IV Unit Kebun Pabatu mempunyai dua unit
pabrik yaitu pabrik pengolahan CPO (Crude Palm Oil) dan pabrik pengolahan
minyak inti sawit (Palm Karnel) yang terletak saling berdekatan sehingga
memudahkan proses transportasi bahan baku untuk pabrik pengolahan minyak
inti. Bahan baku berupa tandan kelapa sawit (TBS) diperoleh dari hasil

Universitas Sumatera Utara

perkebunan sendiri serta hasil perkebunan masyarakat yang berada di sekitar
daerah perkebunan sebagai mitra dari PT Perkebunan Nusantara IV Unit Kebun
Pabatu sehingga dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

2.2.

Ruang Lingkup Bidang Usaha
PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Kebun Pabatu menghasilkan


dua produk yaitu minyak sawit (Crude Palm Oil) dan inti sawit (Palm Kernel
Oil).Hasil sampingan berupa ampas janjangan dan cangkang.Ampas janjangan
digunakan sebagai pupuk tanaman kelapa sawit dan cangkang digunakan sebagai
bahan bakar boiler dalam memproduksi uap. Hasil produksi akan dijual kepada
perusahaan yang membutuhkan sebagai bahan untuk pengolahan lebih
lanjutseperti PT. Musim Mas, PT. SAN – Belawan dan PT. PASIFIC
PALMINDO.

2.3.

Lokasi Perusahaan
Unit Kebun Pabatu terletak diKecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Dairi,

Provinsi Sumatera Utara. Berjarak 07 km dari Kota Tebing Tinggi dan 87 km dari
Kota Medan serta 40 km dari Kota Pematang Siantar.

2.4.

Struktur Organisasi Perusahaan
Organisasi adalah suatu kerangka hubungan kerja antara satu individu


dengan individu lainnya dalam rangka mencapai satu tujuan dengan menggunakan
aturan-aturan yang telah disepakati secara bersama.Struktur organisasi merupakan

Universitas Sumatera Utara

hal yang sangat penting dalam pencapaian tujuan, hal ini dikarenakan dalam
struktur organisasi tersebut ada pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab
yang jelas. Struktur organisasi pada suatu perusahaan akan menyebabkan
kelancaran kerja serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan tersebut.
Struktur ini dapat menentukan kelancaran aktivitas perusahaan sehari-hari dalam
mencapai keuntungan yang maksimal, dapat berproduksi secara kontinu dan
berkembang pesat.
Struktur organisasi pada PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Pabatu
adalah berbentuk lini fungsional. Hubungan lini artinya, organisasi diatur
berdasarkan pengelompokan aktivitas dan tugas yang sama untuk membentuk
unit-unit kerja yang memiliki fungsi terkhusus. Setiap personil diberikan tugas
dan tanggung jawab sesuai dengan dasar kualifikasinya.Jadi setiap bawahan
menerima perintah baik secara lisan maupun tulisan dari seorang atasan yang
terkait didalamnya.


Universitas Sumatera Utara

Manajer

K.D. Tanaman
B

K.D. Tanaman
A

Asisten
Afd. I

Asisten
Afd. II

Asisten
Afd IV


Asisten
Afd V

Asisten
Afd. III

Asisten
Afd. VI

Asisten
Afd IV

K.D. Teknik

Asisten
Bibitan

Asisten Bengkel
Umum


K.S. Bahan
Baku

Keterangan :

Asisten
Teknik

K.D. Pengolahan
CPO

K.D.
Administrasi

Asisten
Pengolahan
PKS

Asisten SDM
dan Umum


Asisten
Teknik Sipil

K.S.
Perebusan

K.S.
Penebah

K.S. Kempa

K.S.
Pemurnian
Minyak

K.S.
Kualitas

Pengamanan


K.S. Bahan
Jadi

Garis Fungsional

Sumber : PT Perkebunan Nusantara IV Unit Kebun Pabatu
Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT Perkebunan Nusantara IV Unit Kebun Pabatu

Universitas Sumatera Utara

2.5.

Jumlah Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan orang yang mampu melakukan pekerjaan guna

menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun
untuk masyarakat.Jumlah karyawan di PT Perkebunan Nusantara IV Unit Kebun
Pabatu diklasifikasi berdasarkan karyawan pimpinan, karyawan pelaksana, dan
tenaga pendidik.Data jumlah karyawan PT Perkebunan Nusantara IV Unit Kebun

Pabatu dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Jumlah Tenaga Kerja di Pabrik PTPN IV Kebun Pabatu
Karyawan Karyawan
Total
Pimpinan Pelaksanan
KDP/KDT
2
2
PKS
2
106
108
Teknik
2
240
242
M. Unit
1
1
Dinas TU

1
25
26
SDM &U
1
33
34
Dinas Tanaman
2
8
10
C. Gudang
1
10
11
Pam.
1
41
42
Jumlah

13
463
476
Sumber : PT Perkebunan Nusantara IV Unit Kebun Pabatu
AFD/Bag

2.6.

Proses Produksi
Uraian tentang proses produksi merupakan hal yang sangat mendasar bagi

seorang mahasiswa teknik, mulai dari bahan baku yang digunakan dan
ketersediaannya, aktivitas pengolahan bahan tersebut menjadi produk setengah
jadi, sistem kontrol operasi, dan kualitas produk.

V-40
Universitas Sumatera Utara

V-41

2.6.1.

Proses Pengolahan Minyak Kelapa Sawit
Proses produksi yang terjadi pada PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun

Pabatu memakai bahan baku utama adalah buah sawit yang masih segar. Proses
CPO adalah sebagai berikut :
1. Stasiun Penerimaan Buah ( Fruit Reception Station)
Stasiun ini berfungsi untuk menerima Tandan Buah Segar yang berasal dari
kebun petani sekitar dan kebun milik sendiri.

2. Penimbangan Buah (Fruit Weighting)
Tandan Buah Segar yang baru dipanen dari kebun petani sekitar dan kebun
milik sendiri diangkut dengan menggunakan truk ke pabrik.Setelah sampai lalu
ditimbang pada jembatan timbang (Weighting Bridge).Penimbangan dilakukan
dua kali. Pertama, untuk mengetahui berat kendaraan pada saat berisi muatan
tandan buah segar (bruto). Kedua, untuk mengetahui berat kendaraan pada
keadaan kosong atau tanpa muatan (tarra).

3. Penumpukan dan Pemindahan Buah (Transfer andLoading Ramp)
Setelah melalui jembatan timbang kemudian truk langsung ke loading ramp
guna melakukan bongkar muatan TBS. Buah sawit yang sudah disortasi kemudian
dituang ke penampungan buah (fruit hoppers) yang dibuat kemiringan 13o – 50o
terhadap dasar alas kisi-kisi. Fruit hoppers dilengkapi dengan pintu-pintu yang
dapat digerakkan secara vertikal (turun naik) oleh tenaga elektris. Fungsi loading
ramp adalah sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

V-42

a. Tempat penampungan dan penumpukan TBS sementara sebelum diolah.
b. Tempat melakukan sortasi terhadap TBS yang masuk ke pabrik.
c. Memudahkan pengisian TBS ke dalam lory
d. Menjamin penyediaan bahan baku untuk kontinitas proses.

Gambar 2.2. Stasiun Penumpukan dan Pemindahan Buah

4. Stasiun Perebusan
Tandan buah segar yang berada dalam lory rebusan diangkut dari Stasiun
Penerimaan Buah dengan bantuan transfer carrier yang bergerak pada jaringan
rel. Lory rebusan ini selain sebagai alat angkut juga sebagai wadah untuk merebus
buah. Badan lory tersebut terbuat dari plat baja berlubang kecil dengan diameter 2
cm dan jarak antar lubang 5 cm. Dengan adanya lubang pada lory, uap (steam)
lebih mudah masuk dan dapat memasak secara merata. Lory rebusan ini berisi
penuh dan merata dengan kapasitas rata-rata 2,5 ton/lory.

Universitas Sumatera Utara

V-43

Gambar 2.3. Stasiun Perebusan

5. Stasiun Penebah
Pada stasiun penebah, buah dituang dari lori ke rebusan ke automatic
feederdengan menggunakan hosting crane, automatic feederini berfungsi untuk
menampungserta

mengatur

pemasakan

buah

ke

dalam

alat

penebah

(threser/stripper drum) dalam threser, buah yang masih melekat pada tandan akan
lepas dan dipisahkan dengan menggunakan prinsip bantingan.Alat penebah ini
berupa drum yang terpasang secara horizontal dan berputar dengan kecepatan ±
23 rpm. Akibat perputaran drum, tandan bergerak ke atas searah dengan
perputarannya. Kemudian tandan akan jatuh terbanting sehingga buah atau
brondolan terlepas dari tandannya. Keberhasilan perebusan jika tidak didukung
pemipilan yang baik maka kehilangan minyak akan tinggi. Oleh sebab itu perlu
dilakukan pemipilan yang lebih sempurna dan keberhasilan pemipilan juga
tergantung pada proses perebusan.

Universitas Sumatera Utara

V-44

Gambar 2.4. Stasiun Penebah

6. Stasiun Pengempaan (Screw Press)
Stasiun pengempaan adalah stasiun pertama dimulainya pengambilan minyak
dari buah dengan jalan melumat dan mengempal. Pada stasiun ini dilakukan 2
tahap pengolahan yaitu :
a. Pengadukan (digesting)
Brondolan yang dihasilkan pada proses penebah,dialirkan ke dalam
digester peralatan ini digunakan untuk melumatkan brondolan sehingga
daging buah (pericrape) terpisah dari biji (noten) dan menghancurkan selsel yang mengandung minyak. Dalam waktu cepat agar minyak dapat
diperas sebanyak-banyaknya pada saat pegempaan. Pengadukan dilakukan
dengan kondisi proses sebagai berikut:
1. Ketel adukan selalu dalam keadaan penuh minimal 3/4 dari
volumenya.
2. Temperatur pemanasan (uap) 90-950C
3. Waktu pengadukan 15-20 menit

Universitas Sumatera Utara

V-45

4. Tekanan uap (steam ) 2-3 kg/cm2
5. Jika kondisi ini tidak terpenuhi, masa adukan akan sulit diproses
pada saat pengempaan,akibatnya kehilangan minyak dalam ampas
akan meningkat.
Alat pengaduk ini sering disebut ketel aduk yag terdiri dari bejana yang
dilengkapi dengan alat perajang,dan pemanas untuk mempersiapkan bahan
agar lebih mudah dikempa dalam screw press. Digester dilengkapi dengan
alat pengaduk yang berfungsi untuk merajang buah sehingga terjadi
pelepasan daging buah dan biji sambil pemecahan kantong-kantong
minyak.Volume

digester

berpengaruh

terhadap

kehilangan

minyak.Digester yang penuh akan memperlama proses pengadukan
dengan tekanan lawan yang kuat sehingga perajangan sempurna karena
ketinggian buah dalam digester akan menimbulkan tekanan di dasar
digester semakin tinggi dan tahanan lawan terhadap pisau semakin tinggi,
dan pemecahan kantong minyak dan pemisahan serat dengan serat lain
semakin sempurna.
b. Pengempaan (pressing)
Masa adukan yang berasal dari alat pengaduk (digester) dialirkan ke dalam
alat pengempa (screw press) yang berfungsi untuk mengempa massa
adukan sehingga terjadi pemisahan antara massa padat (biji, serat dan
kotoran) dengan cairan minyak kasar. Tujuan dari proses pengempaan ini
adalah untuk mengambil minyak yang ada dalam massa adukan

Universitas Sumatera Utara

V-46

semaksimal mungkin dengan cara memompa pada tekanan tertentu,
tekanan kempa yang dibutuhkan 50-60 kg/cm2.
Alat pengempa yang digunakan adalah jenis kempa ulir ganda
(doublescrew press) alat ini terdiri dari sebuah silinder (press cylinder)
yang berlubang-lubang yang didalamnya terdapat 2 buah ulir (feet screw
dan main screw) yang berputar yang berlawan arah dengan kecepatan yang
sama. Mekanisme pengempaan adalah masukya adonan ke dalam cylinder
pressdan mengisi worm, volume setiap space worm berbeda, semakin
mengarah ke ujung asscrew volume semakin kecil, sehingga pepindahan
massa akan menyebabkan minyak terperas. Hal ini disebabkan beberapa
faktor antara lain:
1. Kapasitas olah alat yang tinggi, dan dapat menghemat tempat jika
dibandigkan dengan hidroulic press.
2. Kapasitas yang tinggi maka biaya operasi per ton TBS sangat rendah.
3. Kebutuhan operator untuk mengoperasikan lebih sedikit dibandingkan
dengan hidroulic press.
4. Kebutuhan tenaga (power) yang rendah untuk memeras buah.

Gambar 2.5. Stasiun Pengempaan

Universitas Sumatera Utara

V-47

7. Stasiun Pemurnian Minyak
Stasiun ini berfungsi untuk mendapatkan minyak sawit mentah (CPO) yang
sudah dimurnikan dari impurities atau kotoran lainnya.Stasiun pemurnian minyak
adalah stasiun terakhir untuk pengolahan minyak sawit mentah (CPO).Pemurnian
minyak bertujuan agar tidak terjadi penurunan mutu akibat adanya reaksi
hidrolisis dan oksidasi.

Gambar 2.6. Stasiun Pemurnian Minyak

8. Pemisahan Pasir
Pemisahan pasir dilakukan melalui 2 tahap yaitu:
a. Sand cyclone,alat ini ditempatkan pada pipa aliran antara setling tank
dengan sludge separator yang berperan untuk mengurangi jumlah pasir dan
peralatan kasar. Alat ini terbuat dari logam atau porselin yang dapat
memisahkan lumpur atau pasir secara gravitasi dengan bantuan pompa.
b. Strainer,alat ini ditempatkan sebelum cairan diolah dalam sludge operator.
Alat ini memisahkan pasir dengan sistem saring. Alat penyaring terdiri
dari fibre yang jarang-jarang sehingga pasir dan lumpur akan tersaring.

Universitas Sumatera Utara

V-48

9. Sludge Tank
Sludge yang berasal dari Oil Setling tank dipompakan pada Sludge Tank
dengan melalui desanderuntuk membuang pasir-pasir halus yang terdapat pada
sludge.

Keberhasilan

cairan

minyak

dalam

Sludge

Tank

dipengaruhi

pengoperasian desander, karena alat ini dapat berfungsi apabila pembuangan pasir
dilaksanakan secara kontinu sludge yang berasal dalam Sludge Tank mendapatkan
pemanasan dengan mengguanakan pipa uap tertutup agar minyak tidak goncang.
Untuk mempercepat pemecahan gumpalan minyak dengan sludge dapat
dilengkapi dengan alat stirrer dengan catatan tidak boleh terjadi pembentukan
emulsi kembali.

10. SludgeSeparator
Sludge yang masuk ke dalam sludge centifuge terdiri dari bahan mudah
menguap. Tujuan dari proses ini adalah memisahkan minyak dari air dan kotoran,
dengan kata lain memisahkan minyak dari fraksi yang berat jenis nya 1. Air dan
kotoran yang dipisahkan disebut dengan air drab dengan kadar minyak 7 - 10%.
Fraksi

ringan

dikembalikan

ke

Oil

Setling

tank.Suhu

minyak

dalam

sludgeseparator dipertahankan diatas 900C yang dapat dibantu dengan pemberian
uap gas.Cairan yang telah dibebaskan dari pasir-pasir halus dipompakan lagi ke
Oil Setling tank.

Universitas Sumatera Utara

V-49

11. Oil tank
Cairan yang berada di permukaan tangki CST dialirkan ke dalam oil
tank.Minyak ini masih mengandung air dan kotoran-kotoran ringan. Alat COT
dilengkapi dengan pipa coil pemanas, yang digunakan untuk menaikkan suhu
minyak hingga 900C. Tujuan pemanasan minyak adalah untuk mempermudah
pemisahan minyak dengan air dan kotoran ringan dengan cara pengendapan, yaitu
zat yang memiliki berat jenis lebih berat dari minyak akan mengendap pada dasar
tangki. Suhu minyak dalam oil tank sangat berpengaruh pada perlakuan
selanjutnya karena tidak terjadi lagi pemanasan, sehingga dianggap suhu pada oil
tank adalah sumber panas untuk pengolahan lanjutan seperti pada oil purifier dan
vacum dryer.

12. Oil purifier
Alat purifier ini sering disebut oil centrifuge yang berfungsi memurnikan
minyak dari kotoran-kotoran. Prinsip kerja dari alat ini memisahkan fraksi yang
BJ > atau = 1 artinya FM dan minyak berada dalam 1 fraksi sedangkan kotoran
tergolong dalam fraksi berat. Semakin besar dibuat ukuran kapasitas olah alat itu
sendiri, maka semakin menurun kemampuan untuk memurnikan minyak.

Universitas Sumatera Utara

V-50

Gambar 2.7.Oil Purifier
13. SludgeSeparator
Kesulitan yang dialami dalam pengolahan sludge terutama dalam mekanisme
peroperasian sludge separator dan pengantian nozzle maka dipikirkan cara
pemisahan lumpur. Keberhasilan dalam pengoperasian sludge separator
dipengaruhi oleh :
a. Komposisi umpan yang akan diolah, karena ratio antara minyak antara air
dan lumpur mempengaruhi terhadap daya pisah terhadap alat tersebut
b. Fungsi alat sludgeseparatortersebut
c. Penimbangan kapasitas alat dengan jumlah sudut gaya yang diolah

14. Pengeringan Minyak
Minyak yang masih mengandung air 0,6 - 1,0% perlu dikeringkan agar air
tersebut tidak lagi berfungsi sebagai bahan pereaksi dalam reaksi hidrolisis. Maka
untuk

menghilangkan

air

tersebut

perlu

dilakukan

pengeringan

khusus.Pengeringan ini dapat dilakukan dengan panas dalam udara terbuka,
pemanasan dalam ruangan tertutup dan dalam ruangan hampa.Mekanisme
pemanasan minyak dapat mempengaruhi mutu minyak dan dapat diketahui dari
hasil pengeringan.

Universitas Sumatera Utara

V-51

Diagram alir proses pengolahan kelapa sawit dapat dilihat pada gambar 2.8.
berikut.

Gambar 2.8. Diagram Alir Proses Pengolahan Kelapa Sawit

Universitas Sumatera Utara

V-52

Gambar 2.9.Material Balance Proses Pengolahan Minyak Sawit

2.7.Stasiun Pengolahan Limbah
2.7.1. Stasiun Pengolahan Limbah Cair (Effluent Treatment)
Industri pengolahan hasil pertanian merupakan salah industri yang
menghasilkan air limbah yang dapat mencemari lingkungan kegiatan terpadu yang
meliputi

kegiatan

pengurangan

(minimization),

segregasi

(segregation),

penanganan (handling), pemanfaatan dan pengolahan limbah. Adapun parameter
yang digunakan dalam penanganan limbah-limbah tersebut sesuai dengan
Kepmen No.KEP-51/MENLH/10/1995 seperti pada tabel 2.2.

Universitas Sumatera Utara

V-53

Tabel 2.2. Parameter Penanganan Limbah
Parameter

Satuan

pH

Kadar Maksimum
6–9

BOD

mg/l

100

COD

mg /l

350

Total Suspended Solide (TSS)

mg/l

250

Amonia (N-NH3)

mg/l

50

Oil/Grease

mg/l

25

Sumber :PTPN IV Kebun Pabatu

Jenis limbah yang dihasilkan dari produksi PTPN IV Kebun Pabatu
adalah:
1. Raw sludgemerupakan buangan dari pengolahan di stasiun pemurnian
yang di tampung di fat – fit.
2. Aluminium Sulfat dan soda ash dilarutkan kedalam air injeksi untuk
menetralisir PH dan menangkap/ mengendapkan partikel lumpur
dalam air dan sisa (blow down) yang dibuang ke parit.
3. Sulfuric Acid dan caustic soda dilarutkan dan kemudian digunakan
sebagai regenerantuntuk mengaktifkan senyawa polimer (resin) pada
Deriminimalizerplant filtrat dibuang keparit setelah melalui proses
pengenceran pembilasan.

Universitas Sumatera Utara

V-54

4. Aqua Chemical yang dilarutkan kedalam air ketel melalui injeksi untuk
mencegah Scalling dan korosi pada pipa–pipa boiler, carry over atau
foaming pada produksi uap dimana blow down di buang keparit limbah.
5. Limbah beracun dan berbahaya berupaOil/ Grease bekas oli pelumas
mesin – mesin produksi, dibersihkan bila ada yang tumpah dilantai
produksi sehingga tidak mencelakai pekerja di bagian produksi dan
wadah bekas bahan kimia dibuang/ditimbun di dalam tanah
Sistem pengendalian limbah cair dengan pada PTPN IV Kebun
Pabatu menggunakan beberapa kolam untuk menetralisir parameter
limbah yang masih terkandung dalam cairan limbah sebelum dibuang ke
perairan umum (sungai). Metode ini lebih menguntungkan, hasil limbah
dimanfaatkan menjadi pupuk. Fungsi dari Waste Treatment adalah untuk
menetralisir parameter limbah yang masih terkandung dalam cairan
limbah sebelum dibuang ke perairan umum (sungai). Sedangkan limbah
padat berupa fiber dan cangkang digunakan sebagai bahan bakar boiler
sedangkan tandan kosong dibawa ke masing – masing afdeling untuk
digunakan sebagai pupuk kompos. Adapun dalam pelaksanaannya pada
saat proses pengolahan berlangsung ada beberapa ketentuan yang harus
dilakukan yaitu :
a. Kolam limbah : pada tahap ini dilakukan pengukuran tonase dari
limbah yang di isikan kekolam pengasaman
b. Kolam

pengasaman

perbandingan

:

tahapan

campuran

dari

ini

melakukan
limbah

pengecekan

dan

recycle

Universitas Sumatera Utara

V-55

solidanaerobicsekaligus menentukan lamanya penyimpanan di
kolam pengasaman.
c. Kolam anaerobic : tahapan ini melakukan pengukuran tonase dari
limbah yang di isikan sekaligus mengukur ketinggiannya dengan
alat ukur solid.
d. Kolam pengendapan anaerobic : tahapan ini mengukur tonase
cairan limbah padat yang didaur ulang ke kolam pengasaman dan
cairan anaerobic ke kolam fakultativ. Selanjutnya melakukan
pengukuran

tinggi

dengan

alat

pengukur

solid

sekaligus

menentukan lamanya penyimpanan dikolam pengendapan.
e. Kolam fakultativ : tahapan ini menghitung tonase padatan
anaerobic yang dipompakan ke kolam pengasaman atau dibuang
ke land application.

2.7.2. Stasiun Pengolahan Limbah Padat
Limbah padat yang dihasilkan oleh PTPN IV unit Pabatu adalah Limbah
dari cangkang atau brondolan yang di olah kembali menjadi PKO,PKM dan untuk
pembangkit listrik ketel uap. Cangkang tersebut di belah dan di ambil intinya
untuk diolah menjadi PKO dan PKM.Cangkang yg telah di belah dan serabut di
bawa ke LTDS untuk diolah menjadi pembangkit listrik ketel uap. Alasan
digunakan serabut dan cangkang sebagai bahan bakar adalah :
1.

Bahan bakar cangkang dan serabut cukup tersedia dan mudah diperoleh di
pabrik

Universitas Sumatera Utara

V-56

2.

Cangkang dan serabut merupakan limbah dari pabrik kelapa sawit apabila
tidak digunakan

3.

Nilai kalor bahan bakar cangkang dan serabut memenuhi persyaratan untuk
menghasilkan panas yang dibutuhkan

4.

Sisa pembakaran bahan bakar dapat digunakan sebagai pupuk untuk tanaman
kelapa sawit

5.

Harga lebih ekonomis.
Cangkang adalah sejenis bahan bakar padat yang berwarna hitam

berbentuk seperti batok kelapa dan agak bulat, terdapat pada bagian dalam pada
buah kelapa sawit yang diselubungi oleh serabut.Pada bahan bakar cangkang ini
terdapat berbagai unsur kimia antara lain : Carbon (C), Hidrogen (H2), Nitrogen
(N2), Oksigen (O2) dan Abu. Dimana unsur kimia yang terkandung pada cangkang
mempunyai persentase (%) yang berbeda jumlahnya., bahan bakar cangkang ini
setelah mengalami proses pembakaran akan berubah menjadi arang, kemudian
arang tersebut dengan adanya udara pada dapur akan terbang sebagai ukuran
partikel kecil yang dinamakan peatikel pijar.Apabila pemakaian cangkang ini
terlalu banyak dari serabut akan menghambat proses pembakaran akibat
penumpukan arang dan nyala api kurang sempurna, dan jika cangkang digunakan
sedikit, panas yang dihasilkan akan rendah.karena cangkang apabila dibakar akan
mengeluarkan panas yan besar.
Serabut adalah bahan bakar padat yang bebentuk seperti rambut, apabila
telah mengalami proses pengolahan berwarna coklat muda, serabut ini terdapat
dibagian kedua dari buah kelapa sawit setelah kulit buah kelapa sawit.didalam

Universitas Sumatera Utara

V-57

serabut dan daging buah sawitlah minyak CPO terkandung.Panas yang dihasilkan
serabut jumlahnya lebih kecil dari yang dihasilkan oleh cangkang, oleh karena itu
perbandingan lebih besar serabut dari pada cangkang.disamping serabut lebih
cepat habis menjadi abu apabila dibakar, pemakaian serabut yang berlebihan akan
berdampak buruk pada proses pembakaran karena dapat menghambat proses
perambatan panas pada pipa water wall, akibat abu hasil pembakaran beterbangan
dalam ruang dapur dan menutupi pipa water wall,disamping mempersulit
pembuangan dari pintu ekspansion door (Pintu keluar untuk abu dan arang) akibat
terjadinya penumpukan yang berlebihan.Komposisi unsur yang ada pada serabut
dan cangkang dapat dilihat pada Tabel 2.3. Berikut:
Tabel 2.3. Komposisi Bahan Bakar
Nama Unsur
Carbon (c)
Hidrogen (H2)

Serabut
40,15
4,25

Cangkang
61,34
3,25

Oksigen (O2)

30,12

31,16

Nitrogen (N2)
Abu (A)

22,29
3,19

2,45
1,8

Universitas Sumatera Utara