laprak gulma

LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI PENGENDALIAN GULMA
IDENTIFIKASI GULMA PADA PERTANAMAN PADI (Orysa sativa L.)
DAN JAGUNG (Zea mays L.) DI AREAL SUBAK MAMBAL

DISUSUN OLEH:
I Kadek Ngestika Pradnyana
1405105009
Dosen Pengampu : Ir. I Made Mega Adnyana,. MP.

KONSENTRASI PERLINGDUNGAN TANAMAN
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2017

Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya, sehingga kami berhasil dalam menyusun dan menyelesaikan
laporan praktikum yang berjudul Identifikasi Gulma Pada Pertanaman Padi (Orysa Sativa
L.) Dan Jagung (Zea Mays L.) Di Areal Subak Mambal dapat diselesaikan tepat pada

waktunya. Laporan praktikum ini berisikan informasi tentang jenis-jenis gulma pada tanaman
padi dan jagung Harapannya laporan praktikum ini dapat memberikan pengetahuan atau
informasi yang lebih mendalam kepada pembaca.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu diharapkan
kritik, saran dan tanggapan guna untuk membangun kesempurnaan penulisan dan penyusunan
berikutnya. Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
mendukung dalam penyusunan laporan ini

Denpasar,7 Juni 2017
(Penulis)

2

Daftar Isi
Halaman Judul....................................................................................................................i
Kata Pengantar..................................................................................................................ii
Daftar Isi...........................................................................................................................iii
BAB I Pendahuluan...........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Tujuan.................................................................................................................1

BAB II Tinjauan Pustaka...................................................................................................2
2.1 Tanaman Jagung (Zea mays L)...........................................................................2
2.2 Tanaman Padi (Oryza sativa L.).........................................................................2
2.3 Gulma Tanaman Jagung.....................................................................................3
2.4 Gulma Tanaman Rumput....................................................................................4
BAB III Metodelogi...........................................................................................................5
3.1 Waktu dan Tempat..............................................................................................3
3.2 Alat dan Bahan...................................................................................................3
3.3 Cara Kerja..........................................................................................................3
BAB IV Hasil dan Pembahasan.........................................................................................6
4.1 Hasil...................................................................................................................6
4.2 Pembahasan........................................................................................................7
BAB V Penutup...............................................................................................................13
5.1 Simpulan..........................................................................................................13
5.2 Saran.................................................................................................................13
Daftar Pustaka

3

BAB I

Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Gulma merupakan tumbuhan yang tumbuhan yang tumbuh pada waktu, tempat dan
kondisi yang tidak diinginkan manusia (Sukman dan Yakup 1995). Tumbuhan yang biasanya
disebut gulma memiliki ciri yang khas yaitu pertumbuhan yang cepat, mempunyai daya saing
kuat dalam memperebutkan faktor-faktor kebutuhan hidup, mempunyai toleransi yang besar
terhadap suasana lingkungan yang ekstrim, membunyai daya berkembang biak yang besar
secara vegetatif atau generatif maupun keduanya, alat perkembang biakannya mudah tersebar
melalui angin, air maupun binatang, dan bijinya mempunyai sifat dormansi yang
memungkinkan untuk bertahan hidup yang lama dalam kondisi yang tidak menguntungkan
(Nasution, 1986).
Dalam sistem pertanian keberadaan gulma tidak dikehendaki oleh petani, hal ini
terjadi karena keberadaan gulma pada areal tanaman budidaya dapat menimbulkan kerugian
baik dari segi kualitas maupun kuantitas produksi. Kerugian yang ditimbulkan oleh gulma
adalah penurunan hasil akibat dari adanya persaingan antara gulma dengan tanaman
budidaya, seperti: perolehan air, penyerapan unsur hara, dan tempat hidup. Selain
menyebabakan persaingan, keberadaan gulma pada lahan budidaya dapat menjadi inang
alternatif bagi hama atau penyakit, membuat tanaman keracunan akibat senyawa racun
(alelopati) (Rukmana, 1999).
Berdasarkan uraian diatas maka dalam budidaya pertanian seperti budidaya jagung

dan padi diperlukan pengetahuan mengenai jenis-jenis gulma yang terdapat pada lahan
budidaya jagung dan padi.
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui jenis-jenis gulma yang terdapat pada lahan budidaya jagung dan
padi.

1

BAB II
Tinjauan Pustaka
2.1 Tanaman Jagung (Zea mays L)
Tanaman jagung termasuk Class monocotyledone, ordo graminae, familia
graminaceae, genus zea, species Zea mays.L ( Insidewinme, 2007) dan merupakan tanaman
berumah satu (monoecious), bunga jantan (staminate) terbentuk pada malai dan bunga betina
(tepistila) terletak pada tongkol di pertengahan batang secara terpisah tapi masih dalam satu
tanaman (Subandi, 2008). Tanaman jagung berakar serabut terdiri dari akar seminal, akar
adventif dan akar udara (Goldsworthy dan Fisher, 1980), mempunyai batang induk,
berbentuk selindris terdiri dari sejumlah ruas dan buku ruas. Pada buku ruas terdapat tunas
yang berkembang menjadi tongkol. Tinggi batang bervariasi 60-300 cm, tergantung pada
varietas dan tempat Selama fase vegetatif bakal daun mulai terbentuk dari kuncup

tunas.Setiap daun terdiri dari helaian daun, ligula dan pelepah daun yang erat melekat pada
batang (Sudjana, Rifin dan Sudjadi, 1991).
Bunga jantan terletak dipucuk yang ditandai dengan adanya rambut atau tassel dan
bunga betina terletak di ketiak daun dan akan mengeluarkan stil dan stigma (Idris, Zainal,
Mohammad, Lassim, Norman dan Hashim, 1982). Bunga jagung tergolong bunga tidak
lengkap karena struktur bunganya tidak mempunyai petal dan sepal dimana organ bunga
jantan (staminate) dan organ bunga betina (pestilate) tidak terdapat dalam satu bunga disebut
berumah satu (Sudjana, Rifin dan Sudjadi, 1991).
2.2 Tanaman Padi (Oryza sativa L.)
Tanaman padi ( Oryza sativa L.) merupakan tanaman yang masuk kedalam famili
gramineae atau rumput-rumputan dengan batang yang tersusun dari beberapa ruas. Padi
merupakan tanaman semusim dengan morfologi berbatang bulat dan berongga yang disebut
jerami. Daunnya memanjang dengan ruas searah batang daun. Pada batang utama dan anakan
membentuk rumpun pada vase vegetatif dan membentuk malai pada fase generatif.
Padi memiliki sistem perakaran serabut yang terletak pada kedalam 20-30 cm. Malai
padi terdiri dari sekumpulan bunga padi yang timbul dari buku paling atas. Bunga padi terdiri

2

dari tangkai bunga, kelopak bunga lemma (gabah padi yang besar), palae (gabah padi yang

kecil, putik, kepala putik, tangkai sari, kepala sari, dan bulu (awu) pada ujung lemma,
Ciri khas daun padi yaitu adanya sisik dan telinga daun, hal ini yang menyebabkan
tanaman padi dapat dibedakan dari jenis rumput yang lain. Adapun bagian-bagian daun padi
yaitu: 1) Helaian daun terletak pada batang padi, bentuk memanjang seperti pita, 2) Pelepah
daun menyelubungi batang yang berfungsi memberi dukungan pada ruas bagian jaringan, 3)
Lidah daun terletak pada perbatasan antara helaian daun dan leher daun.
2.3 Gulma Tanaman Jagung
Turunnya produksi beberapa varietas jagung dapat terjadi akibat dari adanya ganguan
yang bervariasi, biomasa, atau produksi biji gulma yang bersamaan dengan tanaman utama.
Gulma yang tumbuh pada tanaman jagung berasal dari biji gulma yang biasanya terdapat di
dalam tanah pada areal pertanaman jagung. Beberapa jenis gulma tumbuh lebih cepat dan
lebih tinggi selama stadia pertumbuhan awal jagung, sehingga tanaman jagung kekurangan
cahaya untuk fotosintesis Di banyak daerah pertanaman jagung, air merupakan faktor
pembatas.Kekeringan yang terjadi pada stadia awal pertumbuhan vegetatif dapat
mengakibatkan kematian tanaman.Kehadiran gulma pada stadia ini memperburuk kondisi
cekaman air selama periode kritis, dua minggu sebelum dan sesudah pembungaan. Berikut
beberapa gulma penting pada tanaman jagung:
2.3.1 Gulma Golongan rumput
Gulma golongan rumput termasuk dalam familia Gramineae/Poaceae.Deangan cirri,
batang bulat atau agak pipih, kebanyakan berongga.Daun-daun soliter pada buku-buku,

tersusun dalam dua deret, umumnya bertulang daun sejajar, terdiri atas dua bagian yaitu
pelepah daun dan helaian daun. Daun biasanya berbentuk garis (linier), tepi daun rata. Lidahlidah daun sering kelihatan jelas pada batas antara pelepah daun dan helaian daun, contohnya:






Digitaria sanguinalis (rumput belalang)
Cynodon dactylon (rumput kakawatan/suket grinting)
Echinochloa colona (jajagoan leutik)
Eleusine indica (kelangan)
Imperata cylindrica (alang-alang)

2.3.2 Gulma Golongan Teki

3

Gulma golongan teki termasuk dalam familia Cyperaceae.Batang umumnya
berbentuk segitiga, kadang-kadang juga bulat dan biasanya tidak berongga.Daun tersusun

dalam tiga deretan, tidak memiliki lidah-lidah daun (ligula).Ibu tangkai karangan bunga tidak
berbuku-buku.Bunga sering dalam bulir (spica) atau anak bulir, biasanya dilindungi oleh
suatu daun pelindung. Buahnya tidak membuka, contohnya:
 Cyperus rotundus (teki)
 Cyperus byllinga (teki)
2.3.2 Gulma Golongan Berdaun Lebar
Gulma berdaun lebar umumnya termasuk Dicotyledoneae dan Pteridophyta. Daun lebar
dengan tulang daun berbentuk jala, contohnya:









Amaranthus spinosus (bayam duri)
Ageratum conyzoides (babandotan)
Spomoea sp

Alternanthera phyloxiroides (kremah)
Synedrella madiflora
Portulaca oleracea (krokot)
Physalis longifolia (ciplukan)
Galinsoga ciliata

2.4 Gulma Tanaman Padi
Menurut Sudarmo (1990), tumbuhan pengganggu (gulma) pada tanaman padi sawah
dibagi menjadi tiga golongan. Antara lain:
a. Grasses atau Gramineae (berbentuk rerumputan)
Contoh: Echinochloa colonum, E. Crusgalli (L) Beauv, Leptochloa SP.
b. Broadleaved weeds (berdaun lebar)
Contoh: Sphenoclea zylanica, Monochoria vaginalis, Jussiaea Repens.
c. Sedges atau Cyperaceae (sebangsa rumput teki)
d. Contoh: Cyperus iria, Cyperus radiatus dan Fimbritylis Milliacea L

Cyperus iria

Monochoria vaginalis


Echinochloa Crusgalli

4

BAB III
Metodelogi
3.1 Waktu dan Tempat
I.1.1 Waktu praktikum
Praktikum lapang Teknologi Pengendalian Gulma dilaksanakan pada Hari Senin
tanggal 22 Mei 2017.
I.1.2 Tempat praktikum
Praktikum lapang Teknologi Pengendalian Gulma bertempat di areal persawahan
Mambal Kabupaten Badung.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat :
a. Buku tulis
b. Alat tulis
c. Camera/hp
d. Buku panduan idntifikasi/refrensi terkait
3.2.2 Bahan :

a. Gulma pada tanaman padi dan jagung
3.3

Cara Kerja
a.

Amati gulma yang terdapat di pertanan padi dan jagung

b.

Setelah diamati cabut atau ambil gulma dari sekitar tanaman padi dan jagung

c.

Setelah gulma diperoleh, foto gulma tersebut sebagai dokumentasi

d.

Setelah selesai di foto, gulma tersebut di bawa ke laboratorium untuk
diidentifikasi

e.

Lakukan identifikasi terhadap gulma yang diperoleh di lapangan dengan
mencocokkan ciri-ciri morfologi gulma dengan buku pedoman gulma/refrensi
terkait

f.

Setelah selesai mengidentifikasi diperoleh jenis gulma yang terdapat pada
tanaman padi dan jagung

g.

Membuat laporan praktikum identifikasi gulma pada tanaman padi dan jagung.

5

BAB IV
Hasil dan Pembahasan
4.1 Hasil
4.1.1 Gulma pada tanaman padi (Oryza sativa)
No
1
2
3

Gambar

Nama
Limnocharis flava L.
Monochoria vaginalis
Leptochloa chinensis L.
Echinochloa crus-galii

4
5
Cyperus rotundus
4.1.2 Gulma Pada Tanaman Jagung (Zea mays L.)
No
1

Gambar

2

Nama
Euphorbia hirta

Ageratum conyzoides, L.

4.2 Pembahasan
Dari hasil pengamatan gulma yang terdapat di Subak Mambal terdapat 7 gulma yang
ditemukan yang terdiri dari 5 gulma pada areal tanamn padi dan 2 gulma pada areal tanaman
jagung. Berdasarkan hasil identifikasi gulma yang ditemukan di sekitar tanaman padi
dikelompokan menjadi 4 family, antara lain: Limnocharitaceae, Pontederiaceae, Poaceae, dan
Cyperaceae. Sedangkan gulma yang terdapat di areal tanaman jagung dikelompokan menjadi
2 family, yaitu Euphorbiaceae dan Asteraceae.
4.2.1 Gulma tanaman padi.

6

a. Limnocharis flava L.
Genjer (Limnocharis flava L) merupakan tanaman terna, yang dapat tumbuh di
kolam berlumpur yang banyak airnya dan di rawa. Tumbuhan ini berasal dari
Amerika, terutama bagian negara yang beriklim tropis. Limnocharis flava L
merupakan tanaman yang memiliki daun yeng termasuk kedalam katagori lengkap,
karena memiliki ketiga bagian dari daun. Berdasarkan susunan tulang daun,
tumbuhan inin me miliki tulang daun yang melengkung yaitu daun yang susunan
tulang daunnya melengkung. Bagian daun terlebar pada genjer terletak pada bagian
tengah helaian daun. Ujung distal helai daun (apex) meruncing (acuminatus).
Tunggal, roset akar, bertangkai persegi, lunak, panjang 15-25 cm, helai daun lonjong,
ujung meruncing pangkal tumpul, tepj rata, panjang 5-50 cm, lebar 4 25 cm,
pertulangan sejajar, hijau.
Tumbuhan ini tumbuh di permukaan perairan dengan akar yang masuk ke
dalam lumpur. Tinggi tanaman genjer dapat mencapai setengah meter, memiliki daun
tegak atau miring, tidak mengapung, batangnya panjang dan berlubang, dan bentuk
helainya bervariasi. Genjer memiliki mahkota bunga berwarna kuning dengan
diameter 1,5 cm dan kelopak bunga berwarna hijau (Steenis 2006).
Tanaman genjer biasa hidup di air, sawah ataupun rawa-rawa. Tanaman ini
mempunyai akar serabut. Akar lembaga dari tanaman ini dalam perkembangan
selanjutnya mati atau kemudian disusul oleh sejumlah akar yang kurang lebih sama
besar dan semuanya keluar dari pangkal batang. Akar-akar ini bukan berasal dari
calon akar yang asli yang dinamakan akar liar, bentuknya seperti serabut, dinamakan
akar serabut (radix adventicia). Tanaman genjer merupakan tanaman yang
mempunyai daun yang termasuk kategori daun lengkap, memiliki ujung daun
meruncing dengan pangkal yang tumpul, tepi daun rata, panjang 5-50 cm, lebar 4-25
cm, pertulangan daun sejajar, dan berwarna hijau. Batang tanaman genjer memiliki
panjang 5-75 cm, tebal, berbentuk segitiga dengan banyak ruang udara, terdapat
pelapis pada bagian dasar. Berdasarkan pada letaknya, bunga pada tanaman genjer ini
terdapat di ketiak daun (flos lateralis atau flos axillaries), majemuk, berbentuk
payung, terdiri dari 3-15 kuntum, kepala putik bulat, ujung melengkung ke arah
dalam, dan berwarna kuning (Anonim 2009).
Tanaman genjer dapat bereproduksi secara vegetatif dan dengan biji. Biji yang
terkandung dalam kapsul matang atau folikel merupakan biji yang ringan. Kapsul
yang menekuk ke arah air, menyediakan biji-biji untuk dilepas. Kapsul yang kosong
dapat berkembang menjadi tanaman vegetatif yang membentuk tanaman inang atau
7

mengapung untuk menetap di tempat lain. Tanaman ini selalu berbunga sepanjang
tahun di wilayah dengan kelembaban yang cukup. Namun, tanaman ini dapat menjadi
tanaman tahunan dimana kelembaban bersifat musiman (Department of Primary
Industries and Fisheries 2007).
b. Monochoria vaginalis
Monochoria vaginalis merupakan tumbuhan liar di pinggir-pinggir sungai,
parit atau kolam. Tumbuh pada ketinggian 10 m sampai 1550 m di atas permukaan
laut. Berbunga pada musim panas dan dapat dipanen sepanjang tahun. Habitus gulma
ini adalah terna, rawa (aquatik), tinggi tanaman dapat mencapai 10-50 cm. Memiliki
batang semu, pendek yang merupakan pelekatan pelepah daun, dan berwarna hijau.
Daun tunggal, roset akar, tangkai lunak,bersayap, panjang 10-40 cm, hijau,helaian
daun bentuk jantung,ujung runcing, pangkal bertoreh, panjang 5-10 cm, lebar 5-8 cm,
pertulangan melengkung, permukaan licin, hijau mengkilat. Memiliki bunga
majemuk, berkelamin ganda, tersusun dalam bulir, tenda atau malai terlindung dalam
ketiak daun pelindung, biasan bunga rnenyerupai mahkota terdiri dari 6 helai
lersusun dalam 2 lingkaran, berlekatan di bagian pangkal, wama ungu. Buah
berbentuk kendaga, membuka dengan 3 katup, bentuk bulat telur, permukaan licin,
hijau dengan biji berbentuk bulat berusuk membujur, keras, coklat kehitaman. Gulma
ini memiliki akar serabul, berwarna putih kehitaman.
c. Leptochloa chinensis L.
Leptochloa chinensis merupakan gulma yang berasal dari Afrika Tenggara,
dari Kenya ke Afrika Selatan, Asia, dari India dan Sri Lanka ke Asia Tenggara, juga
China, Jepang, dan Korea, Australia, New Guinea. Lahan basah, rawa, atau sungai di
daerah dataran rendah terbuka merupakan habitat gulma ini. Selain itu Leptochloa
chinensis dapat tumbuh di tanah berat atau ringan, sepanjang sungai dan saluran air,
di lahan sawah. (Johnson, 2010).
Timunan atau Leptochloa chinensis diklasifikasikan kedalam family Poaceae
atau keluarga dari rumput padang yang membunya rongga yang kecil dan tumbuh
menjulang keatas, di bagian bawah diselubungi oleh daun. Timunan merupakan jenis
gulma yang memiliki sistem perakaran serabut. Memiliki batang yang tumbuh dalam
rumpun yang besar dan menghampar di atas permukaan tanah, mempunyai stolon
yang merambat ke bagian arah dengan tinggi 0,2-0,8 m. Berdaun sempit, dengan
bunga berbentuk tandan yang terdiri dari bulir-bulir dengan sudut yang besar pada
sumbunya.
d. Echinochloa crus-galii

8

Echinochloa crus-galii merupakan tanaman annual dari kelas Monocotyledon,
family Poaceae/Graminae. Galinato et. Al (1999) menyatakan bahwa rumpu E. crusgalli tersebar pada daerah tropis dan sub teropis di daerah negara Asia Tenggara, Asia
Selatan dan Australia. Gulma jenis ini memiliki daya adaptasi yang luas pada kondisi
lingkungan yang bervariasi.
Echinochloa crus-galii memiliki perawakan tegak dengan daun tegak atau
rebah di bagian dasarnnya. Rumput ini memiliki batang kuat dan lurus serta
berbentuk silendris dengan pith seperti spons putih di bagian dalamnya. Tinggi gulma
ini dapat mencapai 20-200 cm. Selain itu gulma ini juga memiliki akar yang berserat
dan tebal. Setiap daun memiliki pelepah daun dengan panjang 9-13 cm. Daun gulma
ini memiliki bagian ujung yang meruncing, berambut halus pada bagian dasarnya,
dan permukaannya berwarna hijau.
Pembungaan memiliki stamen berjumlah 3 dengan anther berwarna kuning.
Pembungaan juga memiliki 2 putik dengan stigma berbulu, berwarna ungu, dan
menonjol keluar di bawah ujung spikelet. Buah gulma ini disebut caryopsis dengan
bentuk lonjong dengan panjang 1,5-2 mm. Bijinya berwarna coklat hingga
kehitaman.
e. Cyperus rotundus
Rumput teki atau terkadang disebut teki, tekan, motta, karehawai, rukut teki,
rukut wuta adalah rumput yang dapat hidup sepanjang tahun. Beberapa negara
memberi nama tumbuhan ini: musta, mustaka, mutha, mothan, nagamothan, xiang fu,
nutgrass, tirirca, tagernut, hama - suge, so ken chiu, tage - tage (Dalimartha, 2009).
Rumput teki memiliki ciri ciri yaitu memiliki sistem perakaran serabut dengan
rimpang. Berbatang tegak, bentuk tumpul atau segitiga, keluar dari rimpang, pangkal
batang bergelombang seperti umbi. Daun berbentuk pita, warna mengkilap dan terdiri
dari 4-10 helai, terdapat pangkal batang berbentuk roset akar, pelepah daun tertutup
tanah. Bunga berwarna hijau kecoklatan terletak di ujung tangkai, benang sari
berwarna kuning jernih, mengelompok menjadi satu berupa payung. Buah memiliki
bentuk kerucut besar pada pangkalnya, kadang-kadang melekuk berwarna coklat
dengan panjang 1,5-4,5 cm dengan diameter 5-10 mm.
Teki tumbuh liar di tempat terbuka pada lapangan rumput, pinggir jalan, tanah
terlantar, tegalan, atau lahan pertanian yang tumbuh sebagai gulma yang sukar
diberantas. Rumput ini bisa tumbuh pada bermacam - macam tanah dan terdapat dari
1 - 1000 m dpl (Dalimartha, 2009).
9

4.2.2 Gulma tanaman jagung
a. Euphorbia hirta
Tumbuhan patikan kebo (Euphorbia hirta) merupakan tumbuhan yang berasal
dari Amerika. Tumbuhan ini juga terdapat di India, Cina, Malaysia dan Australia. Di
Indonesia banyak dijumpai pada padang rumput ditepi sungai atau dikebun, pada
ketinggian tempat antara 1 m sampai 1.400 m di atas permukaan laut. Tumbuhan
patikan kebo merupakan tumbuhan yang tidak lama hidupnya, tumbuhan ini tumbuh
tegak dan merupakan suatu kosmopolit dari daerah tropis dan banyak terdapat
didataran rendah serta pada tanah yang tidak terlalu lembab dan biasanya berumput
(Heyne, 1987).
Patikan kebo merupakan terna, tegak atau memanjat, tinggi lebih kurang 20
cm, batang berambut, percabangan selalu keluar dan pangkal batang dan tumbuh
keatas, warna merah atau keunguan. Patikan kebo mempunyai warna dominan
kecoklatan dan bergetah. Banyak pohonnya memiliki cabang dengan diameter ukuran
kecil (Djauhariya, 2004). Patikan kebo (Euphorbia hirta.) berbatang lunak, beruas,
berbulu, dan bergetah putih. Warna batangnya adalah hijau kecoklatan. Daun Patikan
kebo mepunyai bentuk bulat memanjang dengan taji-taji. Tepi daun bergerigi. Panjang
helaian daun mencapai 50 mm dan lebarnya 25 mm. Daunnya yang grampang rapuh
berwarna hijau atau hijau kelabu. Perbungaan bentuk bola keluar dan ketiak daun
bergagang pendek, berwarna merah kecokelatan. Bunga mempunyai susunan satu
bunga betina dikelilingi oleh lima bunga yang masing-masing terdiri atas empat
bunga jantan dan satu bunga betina (Kartasapoetra, 2004).
b. Ageratum conyzoides L
Bandotan (Ageratum conyzoides, L) merupakan tumbuhan yang berasal dari
daerah tropis di Amerika. Di Indonesia, badotan merupakan salah satu tumbuhtumbuhan pengganggu yang sangat terkenal. Bandotan biasanya tumbuh di ladang,
semak belukar, kebun, dll. Badotan dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian 12.100 m di atas permukaan laun (Steenis, 1997). Bandotan merupakan tumbuhan
herba yang memiliki perakaran tunggang. Batangnya berbentuk bulat, berbulu khas
ungu kemerah-merahan, tinggi tumbuhan ini 10-80 cm, dan cabangnya banyak. Daun
panjang tidak bertangkai, di bagian pangkal menyempit, tepi daun bergerigi, panjang
2-15,5 cm, lebarnya 0,4-4 cm. Bunga majemuk berkumpul 3 atau lebih, berbentuk

10

malai rata yang keluar dari ujung tangkai, warnanya putih. Panjang bonggol bunga 68 mm, dengan tangkai yang berambut. Buahnya berwarna hitam dan bentuknya kecil.

BAB V
Penutup
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap gulma yang ditemukan diareal sawah Subak
Mambal, diketahui bahwa terdapat 7 gulma yang ditemukan, dan digolongkan menjadi
menjadi 6 family, antara lain: Limnocharitaceae, Pontederiaceae, Poaceae, Cyperaceae,
Euphorbiaceae, dan Asteraceae. Dimana pada tanaman padi ditemuka 5 jenis gulma yaitu:
Limnocharis flava L., Monochoria vaginalis, Leptochloa chinensis L, Echinochloa crus-galii
dan Cyperus rotundus, sedangkan di areal tanaman jagung hanya ditemukan 2 jenis gulma
yaitu: Euphorbia hirta dan Ageratum conyzoides L
5.2 Saran
Sebelum melakukan pengendalian gulma, sebaiknya mengetahui jenis gulma yang
tumbuh pada areal tanaman. Sehingga dalam dalam usaha pengendalian gulma dapat tepat
sasaran tanpa mengganggu tanaman utama dan tidak terjadi residu herbisida yang terlalu
banyak di lingkungan.
11

12

Daftar Pustaka
Rachel, E C M. 1998. Bilogical control of weeds: cooperative reserch for tropical pest
management and queensland department of natural resources. Entomol, 43:369-393.
Guntoro D, Chozin MA, Santosa E, Soekisman T, Burhan AH. 2009. Kompetisi antara
ekotipe Echinochloa crus-galli pada beberapa tingkat populasi dengan padi sawah. J.
Agron. Indonesia 37 (3) : 202 – 208.
Ferreira

L,

2005.

Pannicum

maximum.

http://www.plantzafrica.com/plantnop

/panicummax.htm. Diakses pada tanggal 5 Juni 2017.
Johnson, 2010. Leptochloa chinensis.http://www.knowledgebank.irri.org/ipm/ the-dirtydozen/leptochloa-chinensis-l-nees.html. Diakses pada tanggal 5 Juni 2017.
Mannetje,

2010.

Leptochloa

chinensis.

http://www.fao.org/ag/agp/AGPC/

doc/gbase/data/pf000485.htm. Diakses pada tanggal 5 Juni 2017.