Presentation HENDRI ANGGARA

RESPON PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP PEMBERIAN
ABU BOILER SAWIT DAN PUPUK KANDANG AYAM
SKRIPSI
OLEH
HENDRI ANGGARA RAJAGUKGUK
13710009

Komisi Pembimbing
Dosen Pembimbing Utama

Dosen Pembimbing Pendamping

(Ir. Ferlist Rio Siahaan, M.Si)

(Drs. Samse Pandiangan, M.Sc, Ph.D)

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN
MEDAN
2018


BAB. I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Teknik budidaya merupakan salah satu faktor yang akan
membawa manfaat besar dalam mencapai produktivitas tinggi
dan mutu yang baik. Pembibitan kakao mempunyai peranan
penting untuk menghasilkan kualitas bibit yang bermutu.

Indonesia merupakan salah satu negara pembudidaya
tanaman kakao paling luas di dunia dan termasuk negara
penghasil kakao terbesar ketiga setelah Ivory-Coast dan
Ghana, yang nilai produksinya mencapai 1.315.800
ton/tahun.

1.2 TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pemberian abu boiler sawit dan pupuk
kandang ayam terhadap pertumbuhan bibit kakao (Theobroma cacao L.)

1.3 HIPOTESIS PENELITIAN
Hipotesis Penelitian ini adalah :

 Ada pengaruh pemberian abu boiler sawit terhadap pertumbuhan bibit kakao.
 Ada pengaruh pemberian pupuk kandang ayam terhadap pertumbuhan pada bibit
kakao.
 Ada pengaruh interaksi antara pemberian abu boiler sawit dan pupuk kandang ayam
terhadap pertumbuhan bibit kakao.

1.4 KEGUNAAN PENELITIAN
 Untuk memperoleh dosis optimum abu boiler sawit dan pupuk kandang
ayam untuk pertumbuhan bibit kakao yang baik.

 Sebagai bahan penyusunan skripsi untuk memperoleh gelar Sarjana
Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas HKBP Nommensen
Medan.

 Sebagai informasi bagi berbagai pihak yang terkait dengan usaha
budidaya bibit kakao.

TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.)

termasuk kedalam family Sterculiaceae

TANAMAN KAKAO

Biji
Morfologi Tanaman

Buah
Varietas
Lindak

Bunga

Akar

Daun
Batang

Syarat Tumbuh Tanaman Kakao


SUHU

KETINGGIAN TEMPAT

CURAH HUJAN

pH TANAH

PERANAN ABU BOILER SAWIT

Abu boiler sawit merupakan hasil
pembakaran dari cangkang dan serat
buah. Abu boiler sawit mengandung
(0,78%) N, (0,81%) P205,(2,02%) K20,
(1,97%) CaO, dan (0,68%) MgO dimana
masing-masing hara tersebut berguna bagi
pertumbuhan tanaman (Hutahaean, 2007).
Menurut Damanik, dkk (2011) abu boiler
sawit menjadi salah satu alternatif yang
dapat memperbaiki sifat kimiawi tanah

gambut sekaligus mampu mengurangi
beban limbah terhadap lingkungan.

PERANAAN PUPUK KANDANG
AYAM

Pupuk kandang merupakan sumber
organik yang cukup dikenal. Pupuk
kandang ayam yang dibenamkan ke
dalam tanah agar dapat memperbaiki
sifat fisik tanah dan meningkatkan
kemampuan tanah dalam menyerap
air
dan
dapat
memperbaiki
produktivitas tanah selama dua
musim tanam (Kurnia, dkk. 2000).
Jenis pupuk kandang yang berasal
dari kandang ayam mengandung N,

P, K dan unsur hara penting lainnya
yang tinggi dibanding dengan pupuk
kandang lain untuk pertumbuhan
tanaman (Eliyani, 1999).

PEMBIBITAN KAKAO
Menurut Siregar
dkk (2005),
menyatakan bahwa pemindahan
kecambah ke polibag dilakukan
setelah berumur 21 hari. Pendapat
Danuji (2016) ciri – ciri bibit kakao
yang baik mulai dari bak kecambah
ke polibag : tinggi 40-50 cm ,
diameter batang 8 mm dan sehat,
jumlah daun 12 helai, warna daun
hijau segar, bibit kakao tidak
gampang terserang hama dan
penyakit.


BAB III .BAHAN DAN METODE

TEMPAT

3.1 TEMPAT DAN
WAKTU PENELITIAN
WAKTU

3.2 BAHAN dan
ALAT
PENELITIAN

BAHAN

Alat

Penelitian ini dilaksanakan di Kebun
Percobaan Fakultas Pertanian Universitas
HKBP Nommensen Medan Di Desa
Simalingkar B, Kecamatan Medan

Tuntungan. Lokasi penelitian berada pada
ketinggian sekitar ± 33 m dpl dan jenis
tanah ultisol serta pH tanah 5,5 - 6,0.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
September sampai Desember 2017.
Biji Kakao Varietas Lindak didapat dari Pusat
Penelitian Sawit dan Karet Medan, polybag ukuran
5, tanah topsoil Ultisol, Abu Boiler Sawit, Pupuk
Kandang Ayam,Air,Insektisida aktif decis2,5 EC,
Bambu, Daun Nipah
Cangkul, Gembor, Bak Kecambah, Meteran, Timbangan
Analitik, Oven, Penggaris, Gunting, Cutter, Parang,
Headspayer, dan Alat tulis.

RANCANGAN PERCOBAAN

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial yang terdiri dari dua
faktor perlakuan yaitu :

Faktor I : Perlakuan Abu boiler ( B )

terdiri dari 4 taraf, yaitu:
B0 = 0 gram/polibag ( kontrol)
B1 = 50 gram/polibag (5 kg tanah)
B2 = 100 gram/polibag (5 kg tanah)
B3 = 150 gram/polibag (5 kg tanah)

Faktor 2: Dosis Pupuk kandang ayam (A) dengan
4 taraf, yaitu:
A0 = 0 ton/ha = 0 gram/polibag ( kontrol )
A1 = 10 ton/ha = 20,8 gram/polibag (5 kg tanah)
A2 = 20 ton/ha = 41,6 gram/polibag (5 kg tanah)
A3 = 30 ton/ha = 62,4 gram/polibag (5 kg tanah)

Diperoleh kombinasi perlakuan sebanyak 16 kombinasi, yaitu :
B0A0
B1A0
B2A0
B3A0
B0A1
B1A1

B2A1
B3A1
B0A2
B1A2
B2A2
B3A2
B0A3
B1A3
B2A3
B3A3

Jumlah ulangan
Jumlah plot ulangan
Jumlah plot seluruhnya
Jumlah tanaman per polibag
Jumlah tanaman seluruhnya
Jarak antar plot
Jarak antar ulangan
 


= 3 ulangan
= 16 plot
= 48 plot
= 1 tanaman
= 48 tanaman
= 30 cm
= 50 cm

METODE ANALISIS

Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam
berdasarkan model linier sebagai berikut:

Yijk = µ + ρi + αj + βk + (αβ)jk + εijk

PELAKSANAAN
PENELITIAN

Persiapan Media Tanam
Persiapan Naungan
Pengecambahan Benih
Penanaman Kecambah Ke Polibag
Aplikasi Perlakuan
Penyiraman

Pemeliharaan Tanaman Kakao

Penyulaman
Penyiangan

Pengendalian hama
dan penyakit

TINGGI BIBIT

JUMLAH DAUN
PEUBAH PARAMETER
BOBOT BASAH AKAR

BOBOT KERING AKAR

HASIL PENELITIAN
 Tinggi Bibit
Hasil sidik ragam tinggi tanaman menunjukkan bahwa pemberian abu boiler sawit
berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 4-14 MST. Pemberian
pupuk kandang ayam berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi bibit kakao pada semua
umur pengamatan (4, 6, 8, 10, 12 dan 14 MST).
Tabel 2. Rataan Tinggi Bibit (cm) Kakao Pada Umur 4 MST Akibat Pemberian
Abu Boiler Sawit dan Pupuk Kandang Ayam
 

 

Abu Boiler Sawit
(g/polibag)

Pupuk Kandang Ayam ( g/polibag )

B0(0)
B1(50)
B2(100)
B3(150)
Rataan (cm)

 

 

 

 

 

A0 (0)

A1 (20.8)

A2 (41.8)

A3 (62.4)

Rataan (cm)

16.07
16.40
16.23
16.47
16.29

15.57
16.33
16.83
17.17
16.48

17.03
17.53
17.10
17.10
17.19

16.40
17.40
17.43
17.50
17.18

16.27
16.92
16.90
17.06
 

Keterangan: Tidak dilanjutkan Uji Duncan karena berpengaruh tidak nyata pada uji F

Tabel 3.Rataan Tinggi Bibit (cm) Kakao Pada Umur 6 MST Akibat Pemberian Abu Boiler
Sawit dan Pupuk Kandang Ayam.
 
 
Abu Boiler Sawit
(g/polibag)

 
 
Pupuk Kandang Ayam (g/polibag)
 

 

 

 

 

 

A0 (0)

A1 (20.8)

A2 (41.8)

A3 (62.4)

Rataan (cm)

B0(0)

16.73

16.17

17.60

17.10

16.90

B1(50)

17.03

16.97

18.03

18.00

17.51

B2(100)

16.73

17.43

17.73

18.07

17.49

B3(150)

17.10

17.80

17.70

18.23

17.71

16.90

17.09

17.77

17.85

 

Rataan (cm)

Keterangan: Tidak dilanjutkan Uji Duncan karena berpengaruh tidak nyata pada uji F

Tabel 4. Rataan Tinggi Bibit (cm) Kakao pada Umur 8 MST Akibat Pemberian Abu Boiler
Sawit dan Pupuk Kandang Ayam.
 

 

Abu Boiler Sawit
(g/polibag)

Pupuk Kandang Ayam (g/polibag)

 

 

A0 (0)

A1 (20.8)

 

 

 

A2 (41.6)

A3 (62.4)

Rataan (cm)

B0(0)

17.30

16.87

18.27

17.77

17.55

B1(50)

17.50

17.63

18.73

18.70

18.14

B2(100)

17.53

18.13

18.40

18.77

18.29

B3(150)

17.77

18.43

18.30

18.90

18.35

Rataan (cm)

17.53

17.84

18.40

18.57

 

Keterangan: Tidak dilanjutkan Uji Duncan karena berpengaruh tidak nyata pada uji F

Tabel 5. Rataan Tinggi Bibit (cm) Kakao pada Umur 10 MST Akibat Pemberian Abu Boiler Sawit dan
Pupuk Kandang Ayam.
 

 

Abu Boiler Sawit
(g/polibag)

Pupuk Kandang Ayam (g/polibag)

 

 

 

 

A0 (0)

A1 (20.8)

A2 (41.6)

A3(62.4)

B0(0)

17.97

17.50

18.87

18.40

18.19

B1(50)

18.20

18.30

19.50

19.33

18.83

B2(100)

18.23

18.80

19.03

19.53

18.90

B3(150)

18.33

19.10

18.97

19.70

19.03

18.18

18.43

19.09

19.24

 

Rataan (cm)

Keterangan: Tidak dilanjutkan Uji Duncan karena berpengaruh tidak nyata pada uji F

 
Rataan (cm)

Tabel 6. Rataan Tinggi Bibit (cm) Kakao pada Umur 12 MST Akibat Pemberian Abu Boiler Sawit dan
Pupuk Kandang Ayam.
 
Abu Boiler Sawit
(g/polibag)

Pupuk Kandang Ayam (g/polibag)
 

 

 

 

A0 (0)

A1 (20.8)

A2 (41.6)

A3 (62.4)

B0(0)

18.67

18.23

19.63

19.10

18.91

B1(50)

18.93

19.13

20.10

20.03

19.55

B2(100)

18.97

19.43

19.87

20.20

19.62

B3(150)

19.00

19.83

19.70

20.37

19.73

18.89

19.16

19.83

19.93

 

Rataan (cm)

Keterangan: Tidak dilanjutkan Uji Duncan karena berpengaruh tidak nyata pada uji F

 
Rataan (cm)

Tabel 7. Rataan Tinggi Bibit (cm) Kakao pada Umur 14 MST Akibat Pemberian Abu Boiler
Sawit dan Pupuk
Kandang Ayam.
 

 

Abu Boiler Sawit
( g/polibag)

Pupuk Kandang Ayam ( g/polibag)

 

 

 

 

 

A0 (0)

A1 (20.8)

A2 (41.6)

A3 (62.4)

Rataan (cm)

B0(0)

19.27

18.87

20.40

20.00

19.64

B1(50)

19.80

20.00

20.87

20.60

20.32

B2(100)

19.50

20.10

20.50

20.90

20.25

B3(150)

19.97

20.47

20.33

21.27

20.51

Rataan (cm)

19.64

19.86

20.53

20.69

 

Keterangan: Tidak dilanjutkan Uji Duncan karena berpengaruh tidak nyata pada uji F

4.2 Jumlah Daun
Hasil sidik ragam jumlah daun menunjukkan bahwa pemberian abu boiler
sawit berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun pada semua umur
pengamatan (4, 6, 8, 10, 12, dan 14 MST).
Tabel .8
Rataan Jumlah Daun (helai) Bibit Kakao pada Umur 4 MST Akibat
Pengaruh Pemberian Abu Boiler Sawit dan Pupuk Kandang Ayam..
 

 

Abu Boiler Sawit

Pupuk Kandang Ayam ( g/polibag )

(g/polibag)
 

 

 

 

 

A0 (0)

A1 (20.8)

A2 (41.6)

A3 (62.4)

Rataan (cm)

B0 (0)

2.67

3.00

2.33

3.00

2.75

B1 (50)

2.67

3.00

3.33

3.33

3.08

B2 (100)

2.33

2.67

2.33

3.00

2.58

B3 (150)

2.33

3.33

2.67

3.33

2.92

2.50

3.00

2.67

3.17

 

Rataan (cm)

Keterangan: Tidak dilanjutkan Uji Duncan karena berpengaruh tidak nyata pada uji F

Tabel. 9
Rataan Jumlah Daun (helai) Bibit Kakao pada Umur 6 MST Akibat Pengaruh Pemberian
Abu Boiler Sawit dan Pupuk Kandang Ayam.
 

 

Abu Boiler Sawit
(g/polibag)

Pupuk Kandang Ayam (g /polibag)

 

 

 

 

 

A0 (0)

A1(20.8)

A2(41.6)

A3 (62.4)

Rataan (cm)

B0 (0)

5.50

6.00

5.00

6.00

5.63

B1 (50)

6.00

6.00

6.50

7.00

6.38

B2 (100)

5.00

5.50

5.50

6.33

5.58

B3 (150)

5.00

6.50

6.50

7.00

6.25

5.38

6.00

5.88

6.58

 

Rataan (cm)

Keterangan: Tidak dilanjutkan Uji Duncan karena berpengaruh tidak nyata pada uji F

Tabel.10 Rataan Jumlah Daun (helai) Bibit Kakao pada Umur 8 MST Akibat Pengaruh
Pemberian Abu Boiler Sawit dan Pupuk Kandang Ayam.

 
Abu Boiler Sawit

Pupuk Kandang Ayam ( g/polibag)

( g/polibag)

 

 

 

 

 

A0 (0)

A1 (20.8)

A2 (41.6)

A3 (62.4)

Rataan (cm)

B0 (0)

4.67

5.00

4.33

5.00

4.75

B1 (50)

5.00

4.67

5.33

5.67

5.17

B2 (100)

4.33

4.67

4.67

5.00

4.67

B3 (150)

4.33

5.33

5.33

5.33

5.08

4.58

4.92

4.92

5.25

 

Rataan (cm)

Keterangan: Tidak dilanjutkan Uji Duncan karena berpengaruh tidak nyata pada uji F

Tabel. 11 Rataan Jumlah Daun (helai) Bibit Kakao pada Umur 10 MST Akibat Pengaruh
Pemberian Abu Boiler Sawit dan Pupuk Kandang Ayam.
 

 

Abu Boiler Sawit
(g/polibag)

Pupuk Kandang Ayam (g/polibag)

 

 

 

 

 

A0 (0)

A1 (20.8)

A2 (41.6)

A3 (62.4)

Rataan (cm)

B0(0)

5.67

6.00

5.33

6.00

5.75

B1(50)

6.00

5.67

6.33

6.67

6.17

B2(100)

5.33

5.67

5.67

6.00

5.67

B3(150)

5.33

6.33

6.33

6.33

6.08

Rataan (cm)

5.58

5.92

5.92

6.25

 

Keterangan: Tidak dilanjutkan Uji Duncan karena berpengaruh tidak nyata pada uji F

Tabel. 12 Rataan Jumlah Daun (helai) Bibit Kakao pada Umur 12 MST Akibat Pengaruh
Pemberian Abu Boiler Sawit dan Pupuk Kandang Ayam.

 

 

Abu Boiler Sawit
(g/polibag)

Pupuk Kandang Ayam (g/polibag)

 

 

 

 

 

A0 (0)

A1 (20.8)

A2 (41.6)

A3 (62.4)

Rataan (cm)

B0(0)

6.67

7.00

6.33

7.00

6.75

B1(50)

7.00

6.67

7.33

7.67

7.17

B2(100)

6.33

6.67

6.67

7.00

6.69

B3(150)

6.33

7.33

7.33

7.76

7.19

Rataan (cm)

6.58

6.94

6.92

7.36

 

Keterangan: Tidak dilanjutkan Uji Duncan karena berpengaruh tidak nyata pada uji F

Tabel. 13 Rataan Jumlah Daun (helai) Bibit Kakao pada Umur 14 MST Akibat Pengaruh Pemberian
Abu Boiler Sawit dan Pupuk Kandang Ayam.

 

 
Abu Boiler Sawit

Pupuk Kandang Ayam ( g/polibag)

( g/polibag)

 

 

 

 

 

A0 (0)

A1 (20.8)

A2 (41.6)

A3 (62.4)

Rataan (cm)

B0(0)

7.67

8.00

7.67

8.00

7.84

B1(50)

8.33

8.00

8.33

8.67

8.33

B2(100)

7.33

8.33

7.67

8.33

7.92

B3(150)

7.67

8.00

8.33

9.67

8.42

7.75

8.08

8.00

8.67

 

Rataan (cm)

Keterangan: Tidak dilanjutkan Uji Duncan karena berpengaruh tidak nyata pada uji F

4.3

Bobot Basah Akar (g)

Hasil sidik ragam berat basah akar menunjukkan bahwa pemberian abu boiler sawit
dan pupuk kandang ayam berpengaruh tidak nyata terhadap berat basah akar bibit
kakao . Sedangkan pemberian pupuk kandang ayam berpengaruh tidak nyata terhadap
berat basah akar bibit kakao.
Tabel. 14 Rataan Bobot Basah Akar (g) Bibit Kakao pada Umur 14 MST Akibat
Pemberian Abu Boiler Sawit dan Pupuk Kandang Ayam
 

 

Abu Boiler Sawit

Pupuk Kandang Ayam ( g/polibag )

(g/polibag)

 

 

 

 

 

A0(0)

A1 (20.8)

A2 (41.6)

A3 (62.4)

Rataan (g)

B0 (0)

0.32

0.36

0.40

0.44

0.38

B1 (50)

0.65

0.45

0.54

0.37

0.50

B2 (100)

0.54

0.50

0.50

0.34

0.47

B3 (150)

0.40

0.77

0.58

0.57

0.58

0.48

0.52

0.51

0.43

 

Rataan (g)

Keterangan: Tidak dilanjutkan Uji Duncan karena berpengaruh tidak nyata pada uji F

4.3 Bobot Kering Akar (g)
Hasil sidik ragam berat kering akar menunjukkan bahwa pemberian abu boiler sawit dan
pupuk kandang ayam berpengaruh tidak nyata terhadap berat kering akar bibit kakao .
Sedangkan pemberian pupuk kandang ayam berpengaruh tidak nyata terhadap berat
kering akar bibit kakao.
Tabel 15 Rataan Bobot Kering Akar (g) Bibit Kakao pada Umur 14 MST Akibat
Pengaruh Pemberian Abu Boiler Sawit dan Pupuk Kandang Ayam.
 

 
Abu Boiler Sawit
(g/polibag)

B0 (0)
B1 (50)
B2 (100)
B3 (150)
Rataan (g)

 

Pupuk Kandang Ayam ( g/polibag )
 
 
 

A0 (0)

A1 (20.8)

1.20
2.38
2.31
1.62
1.88

1.32
1.78
1.76
2.84
1.93

 

A2 (41.6)

A3 (62.4)

Rataan (g)

1.30
2.06
1.93
2.16
1.86

1.42
1.65
1.30
1.72
1.52

1.31
1.97
1.83
2.09
 

Keterangan: Tidak dilanjutkan Uji Duncan karena berpengaruh tidak nyata pada uji F

BAB V
PEMBAHASAN
5.1. Pengaruh Pemberian Abu Boiler terhadap Pertumbuhan Bibit Kakao (Theobroma cacao L.)
 

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa pengaruh pemberian abu boiler saawit
berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman pada semua umur pengamatan (4, 6, 8,
10, 12, dan 14 MST). Hal ini diduga karena abu boiler sawit belum meningkatkan
pertumbuhan bibit kakao dimana abu boiler sawit sebagai bahan campuran media
tumbuh kakao. Menurut Anwar dan Suganda (2000) abu boiler sawit sebagai bahan
amelioran, dimana dapat menambah unsur hara yang diperlukan tanaman sebagai
perekat (semen) bagi partikel-partikel tanah sehingga partikel-partikel yang lebih kecil
terikat menjadi partikel-partikel lebih besar membentuk agregat- agregat yang lebih
besar dan agregat ini akan membentuk struktur yang lebih mantap dan tidak mudah
tererosi.

5.2. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Ayam terhadap Pertumbuhan Bibit Kakao (Theobroma
cacao L.)

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang ayam berpengaruh tidak
nyata terhadap tinggi bibit (4, 6, 8, 10, 12, dan 14 MST, jumlah daun bibit kakao ( 4, 6, 8,
10, 12 dan 14 MST) diduga pupuk kandang ayam belum cukup menyediakan unsur hara
yang dibutuhkan bibit kakao untuk pertumbuhannya, sehingga tanaman sangat sedikit
memperoleh nutrisi dari dalam tanah. Hal ini karena sifat pupuk kandang atau pupuk
organik yang relatif lambat direspon oleh tanaman, Lingga dan Marsono (2013),
menyatakan bahwa salah satu kelemahan pupuk organik lebih lambat, karena pupuk
organik bersifat slow release. Bobot basah dan bobot kering akar tanaman kakao
berpengaruh tidak nyata. Hal ini diduga karena kepadatan tanah ultisol Simalingkar B,
diakibatkan oleh pori tanah yang sangat kecil, sehingga akar tanaman sulit untuk
berpenetrasi dan mengakibatkan berat basah akar bibit kakao akibat pemberian pupuk
kandang ayam berpengaruh tidak nyata. Menurut Hakim, dkk (1986) Kepadatan tanah erat
hubungannya dengan penetrasi akar dan produksi tanaman. Jika terjadi pemadatan tanah
maka air dan udara akan sulit disimpan dan ketersediaannya akan terbatas dalam tanah dan
menyebabkan terhambatnya pernafasan akar dan penyerapan air rendah, selain itu
memiliki unsur hara yang rendah dan aktivitas mikroorganisme nya juga rendah

5.3. Pengaruh Interaksi Pemberian Abu Boiler Sawit dan Pupuk Kandang
Ayam Terhadap Pertumbuhan Bibit Kakao (Theobroma cacao L.)

Hasil sidik ragam interaksi pemberian abu boiler dan pupuk kandang ayam berpengaruh
tidak nyata diduga abu boiler belum dapat terdekomposisi dengan baik dan pupuk
kandang ayam tidak dapat diserap oleh akar tanaman karena terikat oleh tanah ultisol
Simalingkar B. Pemberian abu boiler sawit belum dapat bermanfaat bagi tanaman karena
memerlukan waktu yang lama untuk terdekomposisi agar berpotensi sebagai penyubur
tanah dan tanaman
Pemanfaatan abu boiler dapat menjadi bahan amelioran yang ideal karena mempunyai
sifat-sifat kejenuhan basa tinggi, dapat meningkatkan pH tanah, serta memiliki kandungan
unsur hara yang lengkap, sehingga juga berfungsi sebagai pupuk dan mempunyai
kemampuan memperbaiki struktur tanah.

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat dikesimpulan :
 Pemberian abu boiler sawit berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan tinggi
bibit, jumlah daun, berat basah akar dan berat kering akar hingga umur 14 MST.
 Pemberian pupuk kandang ayam berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan
tinggi bibit, jumlah daun, berat basah akar dan berat kering akar hingga umur 14
MST.
 Interaksi antara pemberian abu boiler dan pupuk kandang ayam berpengaruh tidak
nyata terhadap peningkatan tinggi bibit, jumlah daun, berat basah akar dan berat
kering akar hingga umur 14 MST.

6.2. Saran
Disarankan melanjutkan penelitian ini dengan mendekomposisikan abu boiler sawit
dengan waktu yang lama agar mudah di serap oleh bibit kakao.

SEKIAN
DAN
TERIMAKASIH