Efektifitas Open Plan Presentation (OPP) PT. Melia Nature Indonesia Dalam Menarik Minat Masyarakat Di Kota Bandung Untuk Menjadi Anggotanya

(1)

UNTUK MENJADI ANGGOTANYA

S K R I P S I

Diajukan Untuk Menempuh Ujian Sarjana Pada Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Hubungan Masyarakat

Oleh:

Ika Ramadhiani

NIM: 41807002

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA B A N D U N G


(2)

(3)

iv Oleh : Ika Ramadhiani

41807002

Skripsi ini di bawah bimbingan : Drs. Manap Solihat, M. Si

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana efektifitas kegiatan Open Plan Presentation (OPP) yang dilakukan perusahaan dalam menarik minat masyarakat di Kota Bandung untuk menjadi anggotanya. Untuk menjawab tujuan tersebut, kemudian dianalisis berdasarkan kredibilitas komunikator, isi pesan, tujuan, rencana.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa pendekatan secara kualitatif dengan metode studi deskriptif. Jumlah informan penelitian terhitung sebanyak 4 orang dan informan kunci 1 orang dimana teknik pengumpulan data dilakukan secara wawancara mendalam, observasi, dokumentasi, studi pustaka dan internet searching. Teknik analisa data dilakukan dengan cara penyeleksian data, klasifikasi data, merumuskan hasil penelitian, dan menganalisa penelitian.

Hasil dari penelitian ini adalah efektifitas dari kegiatan OPP akan terjadi bila adanya tujuan yang berupa target dari kegiatan tersebut, dan perencanaan yang baik juga waktu yang ditetapkan dalam kegiatan OPP tersebut sangat mempengaruhi Efektifitas dari kegiatan OPP dalam menarik minat masyarakat di Kota bandung untuk menjadi Anggotanya.

Kesimpulan dari penelitian yaitu efektifitas OPP muncul karena presentator yang dapat menyampaikan informasi dengan baik, serta isi dari informasi yang jelas dan adanya target sebagai tujuan kegiatan yang juga melalui pengembangan rencana dari kegiatan tersebut.

Untuk itu peneliti menyarankan kepada presentator dalam OPP untuk lebih memiliki kesiapan saat menjadi presentator dalam OPP sehingga efektifitas dari OPP tersebut akan muncul yang nantinya akan dapat menarik minat masyarakat di Kota Bandung untuk menjadi anggotanya.

Kata kunci: Efektifitas, Komunikasi Pemasaran, Open Plan Presentation


(4)

v

By: Ika Ramadhiani

41807002

This thesis under the guidance of: Drs. Manap Solihat, M. Si

This study aims to determine how the effectiveness of Open Plan Presentation (OPP) of the company in the public interest in the city of Bandung to become members. To answer these objectives, and then analyzed based on the credibility of the communicator, the message content, objectives, and plans.

The research method used in this study is a qualitative approach to the methods of descriptive studies. Amount of research informants counted as many as 4 people and the key informant in whom the techniques of data collection conducted in-depth interviews, observation, documentation, library research and internet searching. Techniques of data analysis are done by means of selecting data, classification data, formulating the research, triangulation of data and research analyzes.

The results of this study is the effectiveness of OPP activity will occur when there is credible communicators are able to convey and explain information in the OPP, the message is clear and the quality also affects the effectiveness of these activities, should also be targeted based on the goals of these activities, also good planning are greatly influence the effectiveness of OPP activity in the public interest in the city of Bandung to become Members.

In conclusion, the effectiveness of OPP appeared as a presenter can convey information well, as well as the content of the information is clear and the targets meet the purpose of activities through the development of a plan of activities.

Furthermore the researchers suggest to the presenter in the OPP to have more readiness as a presenter so the effectiveness of OPP will appear that will be able to attract people in the city of Bandung to become members.

Keyword: Effectiveness, Marketing Communiction, Open Plan Presentation (OPP), PT. Melia Nature Indonesia


(5)

vi

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang senantiasa memberikan rakhmat dan karunia-Nya kepada peneliti, sehingga peneliti

dapat menyelesaikan Skripsi Strata Satu yang berjudul Efektivitas Open Plan

Presentation (OPP) PT. Melia Nature Indonesia Dalam Menarik Minat

Masyarakat Kota bandung Untuk Menjadi Membernya dengan baik. Shalawat serta salam tidak lupa diucapkan untuk Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi Besar panutan peneliti.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan Skripsi ini terdapat banyak kesulitan dan hambatan yang disebabkan keterbatasan dan kemampuan peneliti, namun, berkat dukungan moril serta non moril, dorongan dari banyak pihak, serta kesungguhan dan usaha yang kuat, maka akhirnya penelitian ini dapat diselesaikam sebagaimana yang diharapkan.

Penulis menyadari pula dalam penyusunan skripsi ini tidak terlapas dari bantuan orang-orang yang dekat di hati penulis. Kepada kedua Orang Tua yakni Alm.

Bapak H. Dadang Sulaeman dan Almh. Ibu Sri Redjeki yang telah menjadi


(6)

vii

sayang, cinta, perhatian, dan motivasi sehingga peneliti dapat menyusun skripsi ini.

Serta kakak-kakak penulis Mba Nining, Mba Nanan, Mas Eko, A’Nunu, Teh Ani,

A’nanang, teh Isah, Mba Neneng, A’Yayan, Mba Neni, A’Apin, A’Nono, Teh Dewi, A’nano, Teh Nenden, Mba Nina, A’Yoni, Mba Nia, Cocoy, Putri, serta

keduapuluh-dua keponakan, hanya ucapan terimakasih yang dapat penulis berikan atas do’a dan kasih saying yang selalu menemani hari-hari penulis, disertai keinginan untuk selalu memberikan kebahagiaan dan menjauhi masalah yang dapat menyakiti semua yang penulis sayang.

Peneliti juga ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak atas segala dukungan, pemikiran, tenaga, materi, semangat dan juga doa dari semua pihak yang telah membantu selama peneliti menjalani masa perkuliahan dan penyusunan skripsi ini, pada kesempatan kali ini peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarny kepada Yang Terhormat :

1. Bapak Prof. DR. H Samugyo Ibnu Redjo, Drs., MA. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia yang telah mengijinkan peneliti untuk melakukan penelitian ini dan memberikan


(7)

viii

Komunikasi Fakultas Ilmu sosial dan Politik dan selaku dosen pembimbing skripsi yang selalu sabar memberikan saran-saran selama membimbing pembuatan skripsi ini.

3. Ibu Melly Maulin P, S.Sos, M.Si. selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia dan juga selaku Dosen Wali yang selalu memberikan nasihat, dan membimbing selama menjadi mahasiswi di UNIKOM.

4. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Ilmu Komunikasi UNIKOM yang telah membantu memberikan arahan, masukan kepada peneliti selama menjalani perkuliahan.

5. Ibu Asri Ikawati A.Md, yang telah membantu dalam pembuatan surat permohonan, daftar absensi, berita acara dan sebagainya untuk kelancaran peneliti dalam menyelesaikan skripsi.

6. Alm. Mamah Yane, Alm. Papah mamat yang telah menjadi inspirasi dan semangat bagi peneliti.

7. Keluarga Besar Rambing yang selalu memberikan semangat dan perhatian kepada peneliti.


(8)

ix

9. SOULMATE-Mariska, R. Fitri, Lisda yang telah membantu dalam memberikan referensi dan bantuan sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan baik.

10.Novi, Nina, Novia, Kumia, Ocha, Uwie, Azhar yang selalu menemani, memberikan masukan kepada peneliti dan juga yang selalu memberikan semangat serta motivasinya dalam pembuatan skripsi ini.

11.Astria, Tryana, Yuthi, Chacha, Uni, Sesy, Ricky yang selalu menemani peneliti dan mendengar curhatan peneliti juga perhatiannya selama penyusunan skripsi ini.

12.Para Leader PT. Melia Nature Indonesia yang telah banyak membantu dan memberikan semangatnya selama pembuatan skripsi ini.

13.Terakhir, untuk semua pihak yang telah membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih.

Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari sempurna dari berbagai sudut, baik dari isi maupun kalimat atau kata-kata yang tepat,


(9)

x

Bandung, Juli 2012


(10)

xi

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

LEMBAR PERSEMBAHAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.2.1 Pertanyaan Makro ... 7

1.2.2 Pertanyaan Mikro ... 8

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 8

1.3.1 Maksud Penelitian ... 8

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Kegunaan Penelitian ... 9

1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 9


(11)

xii

2.1.1.1 Pengertian Komunikasi ... 11

2.1.1.2 Unsur Komunikasi ... 14

2.1.1.3 Proses Komunikasi ... 14

2.1.1.4 Fungsi Komunikasi ... 16

2.1.1.5 Tujuan Komunikasi ... 17

2.1.2 Tinjauan Mengenai Komunikasi Pemasaran ... 19

2.1.2.1 Pengertian Komunikasi Pemasaran ... 19

2.1.2.2 Inti dari Komunikasi Pemasaran ... 20

2.1.2.3 Proses Perencanaan Komunikasi Pemasaran ... 22

2.1.3 Tinjauan Mengenai Efektivitas ... 26

2.1.3.1 Pengertian Efektivitas ... 26

2.1.3.2 Faktor-faktor Penunjang Komunikasi Efektif ... 27

2.1.4 Tinjauan Mengenai Minat ... 29

2.1.5 Tinjauan Mengenai Masyarakat ... 30

2.1.5.1 Pengertian Masyarakat ... 30

2.1.5.2 Unsur Masyarakat ... 31

2.1.5.3 Ciri Masyarakat ... 32

2.1.6 Tinjauan Mengenai Presentasi ... 33

2.1.6.1 Pengertian Presentasi ... 33

2.1.6.2 Tahapan-tahapan Presentasi ... 33

2.1.6.3 Model-model Presentasi ... 35

2.1.6.4 Media Presentasi ... 36

2.1.7 Tinjauan Mengenai Open Plan Presentation (OPP) ... 37


(12)

xiii

2.2.3 Model Penelitian ... 43

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 44

3.1.1 Sejarah PT. Melia Nature Indonesia ... 44

3.1.2 Visi dan Misi PT. Melia Nature Indonesia ... 46

3.1.3 Manajemen PT. Melia Nature Indonesia ... 46

3.1.4 Produk PT. Melia Nature Indonesia ... 47

3.1.5 Marketing Plan PT. Melia Nature Indonesia ... 49

3.2 Metode Penelitian ... 50

3.2.1 Desain Penelitian ... 50

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data ... 51

3.2.3 Teknik Penentuan Informan ... 53

3.2.3.1 Informan Penelitian ... 53

3.2.4 Teknik Analisa Data ... 55

3.2.5 Uji Keabsahan Data ... 57

3.2.6 Lokasi dan Waktu ... 59

3.2.6.1 Lokasi Penelitian ... 59

3.2.6.2 Waktu Penelitian ... 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Identitas Informan dan Informan Kunci... 69


(13)

xiv BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ... 93

5.2 Saran ... 94

5.2.1 Saran Kepada Peneliti Selanjutnya ... 94

5.2.2 Saran Kepada Perusahaan ... 95

DAFTAR PUSTAKA ... 96


(14)

xv

Halaman

Tabel 3.1 Informan Penelitian ... 54

Tabel 3.1 Informan Pendukung ... 55

Tabel 3.2 Jadwal Kegiatan ... 60

Tabel 4.1 Jadwal Wawancara Informan ... 64


(15)

xvi

Gambar 2.1 Kesamaan Dalam Berkomunikasi ... 13

Gambar 2.2 Proses Perencanaan dan Aplikasi Pemasaran ... 23

Gambar 3.1 Surat Ijin PT. Melia Nature Indonesia ... 45

Gambar 3.2 Cedrich Young, Manajemen PT. Melia Nature Indonesia ... 46

Gambar 3.3 Produk PT. Melia Nature Indonesia ... 48

Gambar 3.4 Komponen-komponen dalam analisis data kialitatif ... 57

Gambar 4.1 Informan Peneliti ... 69

Gambar 4.2 Informan Peneliti ... 70

Gambar 4.3 Informan Peneliti ... 71

Gambar 4.4 Informan Peneliti ... 73

Gambar 4.5 Informan Peneliti (Pendukung) ... 74

Gambar 4.6 Informan Peneliti (Pendukung) ... 76

Gambar 4.7 Informan Peneliti (Pendukung) ... 77


(16)

xvii

Lampiran 2 Berita Acara Bimbingan ... 100

Lampiran 3 Lembar Revisi Usulan Penelitian ... 101

Lampiran 4 Surat Rekomendasi Pembimbing Untuk Sidang Sarjana ... 102

Lampiran 5 Pengajuan Pendaftaran Sidang Sarjana ... 103

Lampiran 6 Lembar Revisi Skripsi ... 104

Lampiran 7 Surat pengantar Wawancara ... 104

Lampiran 8 Pedoman Wawancara ... 105

Lampiran 9 Transkip Wawancara ... 106


(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan kebutuhan hidup manusia yang dipicu oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terus mengalami perkembangan dari zaman ke zaman. Semakin banyaknya kebutuhan hidup manusia, semakin menuntut pula masing-masing individu memiliki finansial yang mampu memenuhi segala kebutuhannya. Bukan hanya kebutuhan dalam jangka pendek, tetapi juga kebutuhan yang disiapkan untuk jangka panjang. Demi memenuhi kebutuhannya tersebut banyak yang mencari penghasilan tambahan diluar pekerjaan utamanya yaitu dengan menjalankan suatu bisnis.

Banyak sekali bisnis yang dapat diambil dan dijalani, salah satunya adalah bisnis Multilevel Marketing yang merupakan sebuah bisnis modern serta terobosan terbaik dalam sistem ekonomi yang mampu mewujudkan teori ekonomi yang paling tua yaitu modal sekecil kecilnya akan memperoleh untung sebesar-besarnya. PT. Melia Nature Indonesia hadir dengan konsep yang revolusioner di sistem Multilevel Marketing. PT. Melia Nature Indonesia adalah sebuah perusahaan Multilevel Marketing (MLM) yang merupakan pemimpin terdepan dan pertama sekali di Indonesia yang menciptakan terobosan terbaik di


(18)

sistem Mutilevel Marketing yang berpihak kepada membernya, dimana peluang semua member untuk sukses jauh lebih cepat dan keuntungan yang nantinya didapat bukan hanya untuk jangka pendek saja yang hanya dirasakan oleh pelaku bisnis itu sendiri, tetapi bisnis ini berlaku seumur hidup dan dapat diwariskan kelak kepada anak cucunya.

Sebetulnya banyak masyarakat Indonesia yang memerlukan peluang bisnis seperti di PT. Melia Nature Indonesia. Maka harus adanya suatu proses komunikasi yang dilakukan oleh pihak PT. Melia Nature Indonesia yang berfungsi sebagai penyampaian informasi yang dilakukan perusahaan demi tercapainya tujuan perusahaan.

Untuk itu, PT. Melia Nature Indonesia membuat suatu kegiatan presentasi bisnis yang tentu saja memiliki fungsi sebagai penyampaian informasi mengenai bisnis tersebut kepada khalayak luas. Kegiatan presentasi tersebut

biasa disebut dengan Open Plan Presentation (OPP) PT. Melia Nature Indonesia,

yaitu presentasi bedah bisnis PT. Melia Nature Indonesia yang dilakukan secara terbuka bagi siapa pun. Di kota Bandung, OPP ini biasa dilaksanakan di kantor cabang PT. Melia Nature Indonesia yang terletak di Mall BTC Pasteur, atau di cafe-cafe yang memungkinkan untuk OPP atau di gedung-gedung pertemuan yang memuat banyak orang. Seperti OPP Cafe Classic di Jalan Naripan yang rutin dilaksanakan setiap hari minggu, pernah juga OPP Akbar yang dilaksanakan di Balai Sartika Bandung dan masih banyak lagi tempat untuk OPP yang dilaksanakan PT. Melia Nature Indonesia.


(19)

OPP merupakan presentasi bisnis PT. Melia Nature Indonesia yang pada pelaksanaannya presentasi tersebut biasanya disampaikan oleh 5 orang komunikator atau presentator. Presentator yang pertama yaitu MC yang membawakan kegiatan OPP dari awal hingga akhir, lalu presentator kedua menjelaskan mengenai materi pertama dalam OPP yaitu menjelaskan 5 pilar PT. Melia Nature Indonesia, presentator ketiga menjelaskan mengenai produk dari PT. Melia Nature Indonesia, presentator keempat menjelaskan mengenai marketing plan dari PT. Melia Nature Indonesia, dan presentator yang terakhir

yang biasanya presentatornya adalah Top Leader dari group yang melaksanakan

OPP yaitu menyampaikan kiat-kiat sukses dalam menjalankan bisnis di PT. Melia Nature Indonesia.

Dalam OPP tersebut tentu saja terjadi suatu komunikasi karena adanya penyampaian informasi yang dilakukan komunikator yaitu presentator dalam OPP dan komunikan yaitu khalayak luas. Konteks komunikasi yang terjadi yaitu

komunikasi pemasaran, dimana dalam buku Strategic Marketing Communication

Konsep Strategis dan Terapan, Rd. Soemanagara menyebutkan bahwa :

“Komunikasi pemasaran dapat juga dinyatakan sebagai kegiatan

komunikasi yang ditujukan untuk menyampaikan pesan kepada konsumen dan pelanggan dengan menggunakan sejumlah media dan berbagai saluran yang dapat dipergunakan dengan harapan terjadinya tiga tahapan perubahan, yaitu: perubahan pengetahuan, perubahan sikap, dan

perubahan tindakan yang dikehendaki.”(Soemanagara, 2008: 4)

.

Komunikasi pemasaran ini dilakukan untuk suatu tujuan atau konteks tertentu sesuai kepentingan kelompok orang tersebut. Pesan ditujukan kepada


(20)

sejumlah (atau sejumlah besar) orang. Khalayak terhimpun pada suatu tempat atau lokasi (atau dihimpun melalui media atau teknologi). Dalam komunikasi pemasaran, agar informasi tersampaikan benar kepada pelanggan atau konsumen maka diperlukan komunikator yang dapat menyampaikan pesan dengan baik, sehingga terjadi komunikasi yang efektif yang nantinya tujuan atau konteks dari komunikasi pemasaran tersebut dapat terwujud.

Disini kita dapat mengetahui betapa pentingnya komunikasi yang efektif dalam kegiatan suatu perusahaan, terutama dalam memenuhi kebutuhan akan informasi dan juga pencapaian tujuan sebuah perusahaan. Kata efektif berasal dari kata efek yang dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (2008) diartikan akibat atau hasil daya pengaruh dari sesuatu, dan kata efektif diartikan sebagai suatu pengaruh, akibat atau kesan.

Sedangkan menurut Onong Uchjana Effendy:

“Efektif atau efektivitas adalah komunikasi yang prosesnya mencapai tujuan yang direncanakan sesuai dengan biaya yang dianggarkan, waktu yang

ditetapkan dan jumlah personil yang ditentukan” (Effendy, 2004 : 14).

Efektivitas menurut pengertian di atas mengartikan bahwa indikator efektivitas dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya merupakan sebuah pengukuran dimana suatu target telah tercapai sesuai dengan apa yang telah direncanakan dan waktu yang telah ditetapkan.

Dengan demikian PT. Melia Nature Indonesia memiliki tujuan, melalui kegiatan Open Plan Persentation (OPP) maka proses komunikasi yang dilakukan


(21)

yaitu menyampaikan segala sesuatu mengenai perusahaan, bagaimana sistem yang dijalankan perusahaan dan bagaimana memotivasi serta mengajak para calon anggotar untuk bergabung dapat tersampaikan kepada calon anggota dengan efektif. Khususnya OPP yang dilaksanakan di Kota Bandung, perusahaan memiliki tujuan atau keinginan untuk dapat menarik minat masyarakat di Kota Bandung untuk menjadi anggotanya.

Minat itu sendiri adalah kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak bagi timbulnya hasrat (desire) untuk melakukan suatu kegiatan yang diharapkan komunikator. (Effendy, 2000: 305).

Minat masyarakat akan timbul setelah ada perhatian yang diberikan masyarakat dalam mengikuti kegiatan OPP, setelah itu maka akan mulai muncul hasrat pada masyarakat tersebut yang pada akhirnya akan mengambil keputusan atau tindakan yang sesuai dengan yang diharapkan komunikator.

Ketertarikan minat masyarakat untuk menjadi anggota PT. Melia Nature Indonesia sangat jelas dipengaruhi oleh efektif atau tidaknya OPP yang dilakukan PT. Melia Nature Indonesia itu sendiri. Tetapi, jika OPP itu berjalan dengan efektif pun tanpa adanya masyarakat maka tidak akan munculnya minat dan tidak akan adanya anggota PT. Melia Nature Indonesia.

Anggota itu sendiri merupakan, yang merupakan individu-individu yang menjadi bagian dari suatu organisasi atau perusahaan yang sebelumnya telah menyetujui sesuatu yang telah menjadi persyaratan yang sudah ada. Di PT. Melia Nature Indonesia member merupakan unsur yang terpenting dalam membuat


(22)

perusahaan tetap berdiri. Untuk menjadi anggota itu sendiri maka ada persyaratan yang diberikan PT. Melia nature Indonesia kepada calon anggota. Jika memang calon anggota memiliki minat untuk membangun bisnis di PT. Melia Nature Indonesia syarat utama yang telah menjadi aturan di PT. Melia Nature Indonesia adalah mengeluarkan uang pendaftaran, setelah itu calon anggota wajib membeli produk minimal satu paket produk (Propolis/Melia Biyang), setelah itu calon anggota dapat menjadi anggota PT. Melia Nature Indonesia dan dapat mulai mengerjakan bisnisnya.

Saat ini telah banyak masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Kota Bandung yang memiliki minat untuk menjadi anggota PT. Melia Nature Indonesia. Dari hasil wawancara peneliti dengan admin PT. Melia Nature Indonesia, Sasmita Sari yang telah menjadi admin sekaligus anggota PT. Melia Nature Indonesia Cabang Bandung sejak tahun 2008, bahwa perkembangan anggota di Kota Bandung setiap tahunnya meningkat. Pada tahun 2008 setiap harinya ada sekitar 10 hingga 20 orang yang mendaftar menjadi anggota, dan sekarang pada tahun 2012 anggota yang mendaftar setiap harinya mencapai 30 orang hingga 50 orang.

Menurutnya, peningkatan jumlah anggota terjadi karena semakin seringnya kegiatan OPP yang dilakukan perusahaan. Dulu saat awal beliau menjadi admin, OPP hanya dilaksanakan satu minggu bahkan satu bulan sekali. OPP merupakan suatu kegiatan atau wadah dimana para anggota membawa calon anggotanya sehingga lebih mudah dalam memberi penjelasan kepada calon anggota


(23)

mengenai PT. Melia Nature Indonesia. Sekarang OPP sudah setiap hari dilaksanakan, baik itu di kantor cabang PT. Melia Nature Indonesia atau pun di tempat-tempat lain. Selain itu penambahan anggota juga terjadi karena mengingat kondisi perekonomian Indonesia saat ini, jadi masyarakat banyak yang tergerak untuk menjalankan bisnis MLM di PT. Melia Nature Indonesia. Lagi pula memang sudah terlihat banyaknya anggota PT. Melia Nature Indonesia yang telah memiliki hasil yang cukup bahkan memuaskan bagi kehidupan mereka. (Sumber: Wawancara dengan admin PT. Melia Nature Indonesia)

Dengan demikian, diharapkan Open Plan Presentation (OPP) PT. Melia Nature Indonesia dapat berjalan secara efektif, sehingga dapat menarik minat masyarakat di Kota Bandung untuk menjadi anggotanya dan dapat merubah kehidupan masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Kota Bandung. Karena tujuan utama dari PT. Melia Nature Indonesia dalam menarik minat masyarakat untuk menjadi anggotanya tidak lain adalah untuk mensejahterakan para anggotanya.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Pertanyaan Makro

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka masalah yang akan diteliti dirumuskan dalam pernyataan berikut:


(24)

“Bagaimana Efektifitas Open Plan Presentation PT. Melia Nature Indonesia dalam menarik minat masyarakat di Kota Bandung untuk

menjadi anggotanya?”

1.2.2 Pertanyaan Mikro

1. Bagaimana tujuan Open Plan Presentation PT. Melia Nature

Indonesia dalam menarik minat masyarakat di Kota Bandung untuk menjadi anggotarnya?

2. Bagaimana rencana Open Plan Presentation (OPP) PT. Melia

Nature Indonesia dalam menarik minat masyarakat di Kota Bandung untuk menjadi anggotanya?

3. Bagaimana waktu Open Plan Presentation (OPP) PT. Melia Nature

Indonesia dalam menarik minat masyarakat di Kota Bandung untuk menjadi anggotanya?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan

menjelaskan mengenai efektifitas Open Plan Presentation PT. Melia

Nature Indonesia dalam menarik minat masyarakat di Kota Bandung untuk menjadi anggotanya.


(25)

1.3.2 Tujuan Penelitian

1 Untuk mengetahui tujuanOpen Plan Presentation PT. Melia Nature

Indonesia dalam menarik minat masyarakat di Kota Bandung untuk menjadi anggotanya.

2 Untuk mengetahui rencana Open Plan Presentation (OPP) PT.

Melia Nature Indonesia dalam menarik minat masyarakat di Kota Bandung untuk menjadi anggotanya.

3 Untuk mengetahui waktu Open Plan Presentation (OPP) PT. Melia

Nature Indonesia dalam menarik minat masyarakat di Kota Bandung untuk menjadi anggotanya.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Kegiatan penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk pengembangan studi ilmu komunikasi pada umumnya terutama yang

berhubungan dengan masalahpenelitian tentang komunikasi yang efektif

dan bagaimana menarik minat masyarakat di kota Bandung untuk menjalani suatu bisnis, khususnya di PT. Melia Nature Indonesia melalui Open Plan Presentation yang dilaksanakan PT. Melia Nature Indonesia.


(26)

1.4.2 Kegunaaan Praktis

1. Kegunaan Bagi Peneliti

Kegunaan penelitian ini bagi peneliti adalah sebagai suatu pembelajaran dan pengalaman serta pengaplikasian ilmu dan teori

yang telah didapat menganai masalah penelitian yaitu efektifitas open

plan presentation (OPP) PT. Melia Nature Indonesia dalam menarik minat masyarakat di kota Bandung untuk menjadi anggotanya

2. Akademis

Penelitian ini berguna bagi mahasiswa unikom secara umum, mahasiswa komunikasi secara khusus, sebagai literatur terutama untuk peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian pada kajian yang sama.

3. Perusahaan

Penelitian ini berguna bagi PT. Melia Nature Indonesia sebagai evaluasi dan referensi mengenai efektifitas Open Plan Presentation dalam menarik minat masyarakat khususnya masyarakat Kota Bandung untuk menjadi anggotanya.


(27)

11

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Tinjauan Mengenai Komunikasi

2.1.1.1 Pengertian Komunikasi

Pengertian komunikasi secara etimologis berasal dari

bahasa Latin “communicatio”. Istilah ini berasal dari kata

communis” yang berarti sama; sama yang dimaksud adalah sama arti atau sama makna. Jadi komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan komunikator dan diterima oleh komunikan. (Effendy, 2002: 9)

Ilmu komunikasi apabila diaplikasikan dengan benar akan mampu mencegah terjadinya konflik. Hakikat komunikasi adalah proses pernyataan antarmanusia, yang dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya.

Sebuah definisi yang dibuat oleh kelompok sarjana komunikasi yang mengkhususkan diri pada studi komunikasi

antar manusia (human communication) bahwa: Komunikasi


(28)

orang-orang untuk mengatur lingkungannya dengan (1) membangun hubungan antar sesama manusia, (2) melalui pertukaran informasi, (3) untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain, (4) serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu. (Cangara, 2005:18)

Schramm menyatakan bahwa field of experience atau

bidang pengalaman merupakan faktor yang amat penting untuk

terjadinya komunikasi. Apabila bidang pengalaman

komunikator sama dengan bidang pengalaman komunikan, komunikasi akan berlangsung lancar. Sebaliknya, jikalau pengalaman komunikan tidak sama dengan pengalaman komunikator, akan timbul kesukaran untuk mengerti satu sama lain.

Kesamaan dalam berkomunikasi dapat diibaratkan dua buah lingkaran yang bertindihan satu sama lain. Daerah yang

bertindihan itu disebut kerangka pengalaman (field of

experience) yang menunjukan adanya persamaan antara A dan B dalam hal tertentu, misalnya bahasa atau simbol.


(29)

Gambar 2.1

Kesamaan Dalam Berkomunikasi

Sumber: Cangara, 2005:20

Dari gambar diatas, kita dapat menarik tiga prinsip dasar komunikasi:

1. Komunikasi hanya bisa terjadi bila terdapat pertukaran pengalaman yang sama antara pihak-pihak yang terlibat

dalam proses komunikasi (sharing similar experience)

2. Jika daerah tumpang tindih (the field of experience) menyebar menutupi lingkaran A atau B, menuju terbentuknya satu lingkaran yang sama, maka makin besar kemungkinannya tercipta suatu proses komunikasi yang mengena (efektif).

3. Tetapi jika daerah tumpang tindih ini makin mengecil dan menjauhi sentuhan kedua lingkaran, atau cenderung mengisolasi lingkaran masing-masing, maka komunikasi

yang terjadi sangat terbatas. Bahkan besar

kemungkinannya gagal dalam menciptakan suatu proses komunikasi yang efektif

B A


(30)

2.1.1.2 Unsur-unsur Komunikasi

Dalam melakukan komunikasi setiap individu berharap tujuan dari komunikasi itu sendiri dapat tercapai dan untuk mencapainya ada unsur-unsur yang harus dipahami, menurut Onong Uchjana Effendy dalam bukunya yang berjudul Dinamika Komunikasi, bahwa dari berbagai pengertian komunikasi yang telah ada, tampak adanya sejumlah komponen atau unsur yang dicakup, yang merupakan persyaratan terjadinya komunikasi. Komponen atau unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut:

- Komunikator : Orang yang menyampaikan pesan;

- Pesan :Pernyataan yang didukung oleh

lambang;

- Komunikan : Orang yang menerima pesan;

- Media : Sarana atau saluran yang mendukung

pesan bila komunikan jauh tempatnya atau banyak jumlahnya;

- Efek : Dampak sebagai pengaruh dari pesan.

(Effendy, 2002:6)

2.1.1.3 Proses Komunikasi

a. Proses Komunikasi Dalam Perspektif Psikologis

Proses komunikasi perspektif ini terjadi pada diri komunikator dan komunikan. Ketika seorang komunikator akan menyampaikan suatu pesan kepada komunikan, maka dalam dirinya terjadi suatu proses. Dalam proses komunikasi ini, terjadi encoding dan decoding. Encoding


(31)

dengan bahasa yang dilakukan komunikator. Sedangkan decoding adalah komunikan seolah-olah membuka kemasan atau bungkus pesan yang diterimanya dari

komunikator. Isi bungkusan tadi adalah pikiran

komunikator. Apabila komunikan mengerti pikiran dari komunikator, maka terjadilah komunikasi. Sebaliknya, apabila komunikan tidak mengerti pikiran komunikator maka komunikasi pun tidak terjadi.

b. Proses Komunikasi Dalam Perspektif Mekanistis

Proses komunikasi dalam perspektif ini cukup rumit, karena prosesnya bergantung pada situasi ketika komunikasi itu berlangsung. Proses komunikasi dalam perspektif mekanistis dapat diklasifikasikan menjadi proses komunikasi secara primer dan proses komunikasi secara sekunder.

1. Proses komunikasi secara primer

Dalam melakukan komunikasi, tentunya mengharapkan terjadinya komunikasi yang efektif agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Dengan adanya proses komunikasi, itu menunjukan bahwa adanya suatu alat untuk mengungkapkan apa yang ingin kita sampaikan. Menurut Onong Uchjana Effendy, proses komunikasi


(32)

terbagi menjadi dua tahap, yaitu secara primer dan secara sekunder.

“Proses komunikasi secara primer adalah

proses penyampaian pikiran oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan suatu lambang (symbol) sebagai media atau salurannya. Umumnya lambang yang digunakan adalah bahasa, namun pada situasi komunikasi tertentu lambang yang dipergunakan dapat berupa kial (gesture), yaitu gerak anggota tubuh, warna, gambar, dan lain sebagainya. (Effendy, 2003: 37)

Media primer yang banyak diigunakan dalam komunikasi adalah bahasa, tetapi tidak semua orang dapat mengungkapkan pikiran dan perasaannya melalui kata-kata yang tepat dan lengkap.

2. Proses komunikasi secara sekunder

Proses komunikasi secara sekunder adalah proses

penyampaian pesan oleh komunikator kepada

komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai alat pertama.

2.1.1.4 Fungsi Komunikasi

Komunikasi memiliki beberapa fungsi. Menurut Effendy ada empat fungsi utama dari kegiatan komunikasi, yaitu:

1. Menginformasikan (to inform)

Adalah memberikan informasi kepada masyarakat, memberitahukan kepada masyarakat mengenai peristiwa


(33)

yang terjadi, ide atau pikiran dan tingkah laku orang lain, serta segala sesuatu yang disampaikan orang lain

2. Mendidik (to educate)

Adalah komunikasi merupakan sarana pendidikan, dengan komunikasi manusia dapat menyampaikan ide dan pikirannya kepada orang lain sehingga orang lain mendapatkan informasi dan ilmu pengetahuan

3. Menghibur (to entertain)

Adalah komunikasi selain berguna, untuk menyampaikan komunikasi, pendidikan, mempengaruhi juga berfungsi untuk menyampaikan hiburan atau menghibur orang lain. 4. Mempengaruhi (to influence)

Adalah fungsi mempengaruhi setiap individu yang berkomunikasi, tentunya berusaha saling mempengaruhi jalan pikiran komunikan dan lebih jauh lagi berusaha merubah sikap dan tingkah laku komunikan sesuai dengan apa yang diharapkan.(Effendy, 2004: 8).

2.1.1.5 Tujuan Komunikasi

Setiap individu dalam berkomunikasi pasti

mengharapkan tujuan dari komunikasi itu sendiri, secara umum tujuan berkomunikasi adalah mengharapkan adanya umpan yang diberikan oleh lawan berbicara kita serta semua pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh lawan bicara kita dan adanya


(34)

efek yang terjadi setelah melakukan komunikasi tersebut. Menurut Onong Uchjana dalam buku Ilmu Komunikasi Teori

dan Praktek mengatakan ada pun beberapa tujuan

berkomunikasi:

1. Perubahan Sikap (attitude change): setelah melakukan

proses komunikasi, pengirim pesan (komunikator) mengharapkan adanya perubahan sikap dari si penerima pesan (komunikan), dengan adanya perubahan sikap tersebut berarti semua pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik.

2. Perubahan Pendapat (opinion change)

Proses pengiriman pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan dengan media ataupun tanpa media berharap semua pesan dapat diterima, sehingga terjadi perubahan pendapat setelah menerima pesan tersebut.

3. Perubahan Prilaku (behavior change)

Pesan yang sampaikan oleh komunikator pada komunikan akan dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan prilaku pada diri sikomunikan setelah menerima pesan tersebut.

4. Perubahan Sosial (social change)

Perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat salah satu penyebabnya adalah proses berkomunikasi karena dengan


(35)

berkomunikasi masyarakat dapat mengetahui apa saja yang tadinya mereka tidak tahu akan hal itu. (Effendy, 2004: 8)

2.1.2 Tinjauan Mengenai Komunikasi Pemasaran

2.1.2.1 Pengertian Komunikasi Pemasaran

Komunikasi pemasaran merupakan aplikasi omunikasi yang ditujukan untuk membantu kegiatan pemasaran sebuah perusahaan. Aplikasi tersebut sangat dipengaruhi oleh berbagai bentuk media yang digunakan, daya tarik pesan dan frekuensi penyajian.

Dalam buku Strategic marketing Communication Konsep

Strategis dan Terapan, Rd. Soemanagara menyebutkan,

“Komunikasi pemasaran dapat juga dinyatakan

sebagai kegiatan komunikasi yang ditujukan untuk menyampaikan pesan kepada konsumen dan pelanggan dengan menggunakan sejumlah media dan berbagai saluran yang dapat dipergunakan dengan harapan terjadinya tiga tahapan perubahan, yaitu: perubahan pengetahuan, perubahan sikap, dan perubahan tindakan

yang dikehendaki”. (Soemanagara, 2008: 4)

Definisi lain mengenai komunikasi pemasaran yaitu,

“Komunikasi pemasaran adalah kegiatan

pemasaran dengan menggunakan teknik-teknik

komunikasi yang ditujukan untuk memberikan informasi kepada orang banyak dengan harapan agar tujuan perusahaan tercapai, yaitu terjadinya peningkatan pendapatan (laba) sebagai hasil penambahan penggunaan

jasa atau pembelian produk yang ditawarkan.”


(36)

Komunikasi pemasaran merupakan bentuk komunikasi yang ditujukan untuk memperkuat strategi pemasaran, guna meraih segmentasi yang lebih lias. Kajian ini dapat dikatakan juga sebagai sejumlah upaya untuk memperkuat loyalitas pelanggan terhadap produk yaitu barang dan jasa yang dimiliki perusahaan.

2.1.2.2 Inti dari Komunikasi Pemasaran

Komunikasi pemasaran membahas beberapa masalah yang memiliki kaitan erat, dan yang akan mempengaruhi strategi serta aplikasi komunikasi dalam pemasaran. Pokok kajian pembahasan komunikasi pemasaran antara lain adalah:

1. Strategi Komunikasi

Perencanaan strategi komunikasi pemasaran meliputi sejumlah strategi pesan dan visual, yang secara bertahap mengikuti alur perubahan, dan perubahan tersebut harus diukur secara tepat melelui riset komunikasi pemasaran.

2. Segmentasi Potensial

Dalam kajian marketing, segmentasi merupakan hal yang

penting dan tidak dapat diabaikan. Segmentasi memiliki ciri khusus yang dibatasi oleh: usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, dan batasan geografis. Penetapan segmentasi potensial ini dapat berpengaruh terhadap penetapan waktu yang dibutuhkan untuk penentuan tahapan komunikasi,


(37)

penggunaan media apa saja yang berhubungan atau dekat dengan segmentasi dituju, berapa kali sebuah pesan harus diekspos, dan pesan (verbal dan visual) apa yang lebih mudah dipahami serta mampu menarik perhatian konsumen.

3. Perencanaan Media

Pemilihan media dihubungkan dengan berapa besar biaya yang harus disiapkan berbanding dengan jumlah raihan. Hal tersebut tentunya dilakukan melalui sebuah studi yang matang, dimana studi yang terbaik dilakukan melalui penelitian media/riset media.

4. Kreatif Pesan dan Visual

Diferensiasi pesan dan visual dalam kaitannya dengan kegiatan komunikasi pemasaran dikaji secara komprehensif, sehingga pesan yang disampaikan mampu menarik perhatian dan menumbuhkan efek yang kuat.

5. Biaya Komunikasi dan Belanja Iklan

Perusahaan yang tidak dapatnmengikuti perubahan peta bisnismdan bahkan mengurangi anggaran promosi (budget promotion)nkarena menganggap bahwa produknya cukup dominan, dapat mengalami kegagalan di pasar, maka strategi promosi harus dijaga secara terus menerus, dan strategi ini tentu akan berpengaruh terhadap penetapan belanja iklan dalam jangka waktu menengah dan panjang.


(38)

6. Riset Komunikasi Pemasaran

Dalam riset komunikasi pemasaran, tingkat keberhasilan diukur berdasarkan sejauhmana iklan atau kegiatan mampu mempengaruhi tingkat penjualan sebuah produk atau penggunaan sebuah jasa.

7. Konsep Bisnis Masa Depan

Penemuan di bidang keilmuan sejalan dengan perubahan dan pencapaian kebutuhan masyarakat dunia, penetapan standarisasi mutu, perubahan tingkat kempetisi dan harga, merupakan bagian yang paling menonjol dalam perubahan lingkungan bisnis, hal ini juga berlaku pada komunikasi pemasaran. (Soemanagara, 2008: 4)

2.1.2.3 Proses Perencanaan Komunikasi Pemasaran

Komunikasi Pemasaran dapat diidentifikasikan sebagai hal berikut:

1. Mengidentifikasi pasar dan kebutuhan konsumen atau

persepsi konsumen,

2. Menggambarkan dan mengoperasionalisasikan gambaran

hasil dari tujuan target group,

3. Mengevaluasi sejauhmana perilaku yang tergambar diyakini


(39)

4. Mempertanyakan apakah ada penghalang (gap) antara

harapan ideal dengan tampilan produk (performance).

(Soemanagara, 2008: 9)

Gambar 2. 2

Proses Perencanaan dan Aplikasi Komunikasi Pemasaran

Sumber: Soemanagara, 2008: 11

Dalam proses perencanaa dan aplikasi marketing

communication, proses tersebut dibagi menjadi enam tahapan, yaitu:

1. Pengkajian perencanaan pemasaran sebelumnya

Dalam melakukan tinjau ulang atas perencanaan

komunikasi pemasaran, beberapa hal yang harus dilakukan secara internal adalah sebagai berikut:

Review Program / Perencanaan Marketing Communication

Pengembanagn dan perencanaan kegiatan

Respon konsumen / output Persiapan dan pengembangan media advertising dan promosi

Monitoring dan analisis terhadap situasi yang berkembang

Ekesekusi media dan kegiatan marketing communication


(40)

a. Mempelajari seluruh rencana pemasaran dan pencapaiannya (hal-hal yang ingin dicapai).

b. Mengatur peranan periklanan dan kegiatan promosi.

c. Melakukan analisis peta kekuatan perusahaan lain.

d. Mempelajari pengaruh lingkungan terhadap rencana.

e. Melakukan analisis program baik secara internal

seperti: kompetensi sumber daya manusia; para staff atau tim promosi, mengevaluasi dan menyeleksi mitra kerja (agensi), serta meninjau ulang hasil program

(peningkatan penjualan/ pendapat publik/sikap

pelanggan dan konsumen)

2. Pengembangan dan perencanaan kegiatan

Pengembangan perencanaan dan kegiatan meliputi dua kegiatan, yaitu: menetapkan biaya untuk kegiatan

komunikasi pemasaran dan perencanaan kegiatan

komunikasi pemasaran.

3. Persiapan dan pengembangan media promosi dan periklanan

Kegiatan ini terdiri dari lima tahap, yaitu memilih agensi (mitra kerja); Penawaran besar biaya untuk perancangan

pesan (copywriter) dan medai yang akan digunakan;

Distribusi budget untuk perencanaan media dan pesan;


(41)

(agensi); Produksi media, persetujuan bentuk, jenis, dan frekuensi kegiatan.

4. Eksekusi media dan aplikasi komunikasi pemasaran

Eksekusi media merupakan tahap selanjutnya, dimana seluruh perencanaan yang mengawali kegiatan ini telah dianggarkan.

5. Monitoring dan analisis situasi

Perkembangan pasar, sesungguhnya sulit untuk diprediksi. Hal ini disebabkan setiap perusahaan dalam kelas persaingan tertentu selalu melakukan intervensi pasar dengan tujuan untuk mempertahankan posisi atau merebut posisi produk atau brand tertinggi dalam pasar.

6. Respon konsumen

Tahapan terakhir dari kegiatan komunikasi pemasaran adalah kegiatan memantau hasil kerja selama setahun. Kegiatan ini dilakukan untuk mengamati sejauhmana dampak kegiatan yang dapat diukur melalui tingkat respon konsumen terhadap promosi yang telah dilakukan. (Soemanagara, 2008: 11)


(42)

2.1.3 Tinjauan Mengenai Efektivitas

2.1.3.1 Pengertian Efektivitas

Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) telah tercapai. Di mana makin besar presentasi target yang dicapai, makin tinggi efektivitasnya. (Durianto, 2003: 5)

“Efektivitas merupakan hasil atau pengaruh yang

ditimbulkan dari suatu proses komunikasi, yakni sikap dan tingkah laku dari komunikan, baik yang sesuai dengan apa yang diinginkan/dikehendaki/diharapkan oleh komunikator. Bila sikap dan tingkah laku komunikan itu sesuai, dapat diartikan bahwa pesan yang

disampaikan oleh komunikator telah berhasil.

Sebaliknya, efek (sikap dan tingkah laku komunikan) tidak sesuai, berarti pesan yang disampaikan belum

memperoleh hasil yang diharapkan.” (Rudy, 2005: 74)

Efektivitas adalah bagian dari komunikasi dimana komunikator mempengaruhi komunikan. Menurut Onong Uchjana Effendy efektivitas adalah komunikasi yang prosesnya mencapai tujuan yang direncanakan sesuai dengan biaya yang dianggarkan, waktu yang ditetapkan dan jumlah personil yang ditentukan. ( Effendy, 2004:14)

Menurut Onong Uchajana Effendy “kredibilitas adalah

sifat yang harus dimiliki oleh komunikator, yakni apa yang dikatakannya, baik secara lisan maupun tulisan oleh komunikan


(43)

Selain itu juga efektivitas juga berarti daya pesan untuk

mempengaruhi atau tingkat kemampuan pesan untuk

mempengaruhi komunikan.

Efek dalam komunikasi meliputi kognitif, afektif, dan konatif. Efek tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Kognitif: efek kognitif terjadi apabila ada perubahan pada apa yang diketahui dipahami atau dipersepsi khalayak. Kognitif adalah istilah yang berkaitan dengan proses persepsi yakni penginderaan sesuatu diluar diri seseorang dalam rangka kegiatannya untuk menjadi pengetahuan baginya.

2. Afektif: kemantapan antara perasaan-perasaan seseorang mengenai satu segi konsep dirinya dan tingkah laku yang berkaitan dengannya serta perasaan orang lain terhadap komponen-komponen yang sama.

3. Konatif: sifat kehidupan mental seseorang dalam hubungan dengan perjuangan termasuk hasrat dan kemauan. Pada efek konatif pengaruh dari pesan komunikasi yang timbul berupa tekad, hasrat atau upaya untuk melaksanakannya. (Rudy, 2005: 18)

2.1.3.2 Faktor-faktor Penunjang Komunikasi Efektif

Mengapa kita mempelajari dan teliti komunikasi? Jawabannya, karena kita ingin mengetahui bagaimana efek suatu


(44)

jenis komunikasi kepada seseorang. Terhadap suatu pesan yang kita komunikasikan kita ingin mempunyai kemampuan untuk meramalkan efek yang akan timbul pada komunikan.

Wilbur Schramm dalam Effendy menampilkan apa yang

disebut “The conditions of success in communication”, yakni kondisi yang harus dipenuhi jika kita menginginkan agar suatu pesan membangkitkan tanggapan yang kita kehendaki.

Kondisi tersebut dapat dirumuskan sebagi berikut :

1. Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa,

sehingga dapat menarik perhatian komunikan.

2. Pesan harus menggunakan lambang-lambang tertuju

kepada pengalaman yang sama antara komunikator dengan komunikan, sehingga sama-sama mengerti.

3. Pesan yang harus membangkitkan kebutuhan pribadi

komunikan dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut.

4. Pesan yang menyarankan suatu jalan untuk memperoleh

kebutuhan tadi yang layak bagi situasi kelompok dimana komunikan berada pada saat ia bergerak untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki.


(45)

2.1.4 Tinjauan Mengenai Minat

Menurut Onong U. Effendy dalam buku Ilmu, teori dan Filsafat komunikasi mengemukakan pendapatnya bahwa minat adalah kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak bagi timbulnya

hasrat (desire) untuk melakukan suatu kegiatan yang diharapkan

komunikator. (Effendy, 2000: 305)

Dari definisi di atas dapat dijabarkan bahwa seseorang dikatakan berminat apabila ia pertama-tama menruh perhatian yang lebih pada sesuatu hal yang kemudian akan menimbulkan hasrat/keinginan yang tinggi terhadap seseuatu hal tersebut.

Selanjutnya Kartono mengungkapkan pendapatnya yaitu:

”Minat merupakan momen dari kecenderungan yang terarah secara intensif kepada suatu objek yang dianggap penting. Minat ini timbul karena adanya perhatian, rasa tertarik dan adanya

keinginan”(Kartono, 1990:11)

Jika diterapkan ke dalam proses komunikasi, maka dapat dikatakan, minat timbul dari dalam diri komunikan setelah menerima pesan dari komunikator. Minat itu timbul apabila komunikan mempunyai perhatian yang serius terhadap pesan yang disampaikan oleh komunikator.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa minat timbul dari dalam diri seseorang karena telah diterimanya pesan dari komunikator yang kemudian menimbulkan perhatian yang lebih, dan


(46)

mempengaruhi sisi emosional komunikan sehingga terjadilah perubahan sikap/perilaku untuk mengikuti apa yang telah disampaikan oleh komunikator tersebut. Efektif atau tidaknya komunikasi yang diterima komunikan tergantung pada kredibilitas dari komunikator dan daya tarik fisik yang ada.

Selanjutnya tahapan-tahapan tentang minat juga diungkapkan oleh Wilbur Schramm, sebagaimana dikutip oleh Jalaludin Rakhmat antara lain:

1. timbul minat, dimana minat dapat dibagi dalam tiga unsur yaitu adanya suatu yang diminati, adanya penonjolan/kontras atara sesuatu yang diminati dengan lingkungan, dan kemudian adanya harapan yang menyenangkan, dan bermanfaat.

2. timbul perhatian, yang berarti dalam benak komunikan/ dalam tingkah lakunya mencari keterangan tentang pesan yang diterima itu karena menarik.

3. Selanjutnya pada komunikan akan timbul keinginan artinya ia menginginkan pesan itu bermanfaat baginya dan ingin memilikinya. (Rakhmat, 2003:304)

2.1.5 Tinjauan Mengenai Masyarakat

2.1.5.1 Pengertian Masyarakat

Istilah masyarakat berasal dari akar kata Arab “syaraka” yang berarti ikut serta (berpartisipasi). Dalam bahasa inggris dipakai istilah society yang berasal dari kata Latin socius yang berarti kawan. Masyarakat merupakan bagian dari kehidupan mahluk sosial yang ada di muka bumi. Kumpulan dari manusia inilah yang kemudian dikenal sebagai masyarakat.


(47)

Pengertian masyarakat sendiri secara umum diartikan sebagai sebuah kesatuan yang terjadi antara dua orang atau lebih manusia yang berada dalam sebuah wilayah dalam jangka waktu tertentu. Menurut Koentjaraningrat dalam bukunya Pengantar Antropologi menyebutkan bahwa masyarakat adalah memang

sekumpulan manusia yang saling “bergaul”, atau dengan istilah ilmiah “saling berinteraksi”. (Koentjaraningrat, 2002: 144)

Pengertian masyarakat yang lebih terperinci yaitu menurut Maclever dalam buku Prof. Harsojo yang berjudul Pengantar Antropologi,

“masyarakat adalah suatu sistem dari cara kerja dan prosedur, dari otoritas dan saling bantu membantu yang meliputi kelompok-kelompok dan pembagian sosial lain, sistem dari pengawasan tingkah laku manusia dan kebebasan. Sistem yang kompleks yang selalu berubah atau jaringan dari relasi sosial itilah yang dinamai masyarakat”. (Harsojo, 1984: 126)

2.1.5.2 Unsur Masyarakat

Ada beberapa unsur yang menjadi syarat bagi kelompok manusia untuk bisa disebut masyarakat. Beberapa syarat tersebut diantaranya adalah:

1. Adanya dua orang atau lebih manusia pada kelompok

tersebut dan berada di tempat yang sama.

2. Adanya kesadaran dari setiap anggotanya, bahwa mereka


(48)

3. Adanya proses interaksi yang cukup lama dimana dari hasil interaksi ini akan tercipta anggota baru yang bisa berkomunikasi serta mampu menciptakan aturan dari setiap anggotanya.

4. Menciptakan sebuah kebudayaan dari hasil pemikiran

bersama yang disepakati dan menjadi media penghubung diantara setiap anggotanya.1

2.1.5.3 Ciri Masyarakat

Tidak semua masyarakat bisa dikategorikan sebagai masyarakat yang baik. Hal ini terkait dengan adanya beberapa syarat yang harus dipenuhi sehingga sebuah masyarakat bisa dikelompokkan sebagai masyarakat yang baik. Beberapa syarat tersebut diantaranya adalah :

1. Terbentuknya sebuah sistem yang menjadi acuan dalam

bertindak bagi setiap anggota masyarakat itu sendiri.

2. Rasa kesetian yang dianut oleh setiap anggota

masyarakat pada sistem yang disepakati.

3. Keberadaan masyarakat tersebut lebih lama dari usia

hidup anggota masyarakat itu sendiri.

4. Adanya anggota baru yang berasal dari proses reproduksi

anggota masyarakat yang sudah sudah ada terlebih dahulu.2

1

http://www.anneahira.com/pengertian-masyarakat.htm dikutip pada Hari Senin Tanggal 09 April 2012 Pukul 20.17


(49)

2.1.6 Tinjauan Mengenai Presentasi

2.1.6.1 Pengertian Presentasi

Presentasi adalah suatu kegiatan berbicara di hadapan banyak hadirin. Berbeda dengan pidato yang lebih sering dibawakan dalam acara resmi dan acara politik, presentasi lebih sering dibawakan dalam acara bisnis.

Tujuan dari presentasi bermacam-macam, misalnya untuk membujuk (biasanya dibawakan oleh wiraniaga), untuk memberi informasi (biasanya oleh seorang pakar), atau untuk meyakinkan (biasanya dibawakan oleh seseorang yang ingin

membantah pendapat tertentu).3

2.1.6.2 Tahapan-tahapan Presentasi

Berikut diuraiakn tahapan dalam menyiapkan materi presentasi, yakni :

1. Menganalisa pendengar. Dalam hal ini perlu diperhatikan

aspek-aspek berikut :

• Kebutuhan, atau apa kebutuhan yang diinginkan

oleh audiens. Kebutuhan audiens secara spesifik harus diketahui sehingga bahan presentasi kita benar-benar relevan dengan apa yang diinginkan oleh audiens.

2

Ibid

3


(50)

• Sikap dari audiens. Apakah audiens memiliki sikap yang positif terhadap materi yang akan disampaikan.

• Pengetahuan, atau sejauh mana pengetahuan audiens

mengenai topik yang akan dipresentasikan

• Lingkungan dimana audiens bekerja

• Informasi Demografis, siapa saja audiennya, dari

golongan usia berapa dan peringkata berapa.

2. Mengembangkan gagasan utama yang akan disampaikan

dalam presentasi. Gagasan ini tentu saja mesti disesuaikan dengan kebutuhan yang relevan. Kalaupun temanya sudah ditentukan oleh pihak lain, kita mesti

mencoba menyajikannya dalam sudut pandang (angle)

yang segar dan menarik bagi audiens. Sehingga mereka tidak akan bosan mendengar presentasi kita.

3. Menyusun gagasan pendukung. Setelah kita menemukan

gagasn utama atau sudut pandang yang segar untuk kita presentasikan, maka langkah berikutnya adalah mencoba mencari data-data atau gagasan pendung supaya topik yang akan disajikan makin menarik dan relevan buat audiens.

4. Melakukan preview dan review. Preview artinya

mencoba mengkaji apa yang akan kita lakukan; sementara review artinya menganalisa proses latihan


(51)

presentasi yang telah kita lakukan, dan kemudian mencoba menyusun beberapa perbaikan agar presentasi

kita makin sempurna.4

2.1.6.3 Model-model Presentasi

1. Model Presentasi yang Persuasif

Persuasif artinya merayu, membujuk, menghimbau. Contoh model presentasi ini adalah memperkenalkan produk baru dalam

kegiatan marketing, pengarahan pada masyarakat,

ceramah/presentasi di bidang kerohanian (agama), dan sebagainya. Model presentasi ini, presenter tidak secara langsung memperoleh hasil atau jawaban dari audience apakah presentasi yang disampaikan dapat diterima/disetujui dan ditindaklanjuti oleh target penerima informasi atau tidak.

2. Model Presentasi Penyampaian Informasi

Contoh model ini di antaranya seorang manager yang sedang mempresentasikan status dari sebuah proyek atau rangkaian pekerjaan yang ditugaskan kepadanya, Laporan Finansial, atau Kebijaksanaan pemasaran, penyampaian proposal untuk meminta dana. Hasil presentasi model ini sangat menentukan, apakah idenya diterima atau tidak. Selain itu, presenter akan menerima pertanyaan atau memberikan pertanggung jawaban

4

http://rajapresentasi.com/2009/09/tahapan-dalam-membuat-materi-presentasi/. Senin. 20/02/2012, 23.15


(52)

secara langsung terhadap apa yang disampaikan kepada audience-nya.

3. Model Presentasi Pelatihan/Training

Misalnya pelatihan yang diberikan kepada karyawan baru,

pelatihan yang diberikan sehubungan dengan akan

diterapkannya sistem ISO, pelatihan kepada para pengajar sehubungan adanya sistem pengajaran yang baru, dan sebagainya.5

2.1.6.4 Media Presentasi

Sebenarnya, hampir semua jenis media pada dasarnya dibuat untuk disajikan atau dipresentasikan kepada sasaran. Yang membedakan antara media presentasi dengan media pada umumnya adalah bahwa pada media presentasi, pesan/materi yang akan disampaikan dikemas dalam sebuah program komputer dan disajikan melalui perangkat alat saji (projector). Pesan/materi yang dikemas bisa berupa teks, gambar, animasi, audio dan video yang dikombinasi dalam satu kesatuan yang utuh.

Pada dasarnya media presentasi yang menggunakan program komputer ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari media transparansi yang disajikan melalui Over Head Projector (OHP). Berbeda dengan transparansi OHP yang tidak

5

http://referensi.dosen.narotama.ac.id/files/2011/12/Presentasi-Sukses-dengan-PowerPoint.pdf, Senin, 20/02/2012, 23.30


(53)

bisa menampilkan unsur audio visual, media presentasi dengan program komputer bisa menampilkan unsur audio-visual dalam pembelajaran. Adapun program aplikasi yang biasa digunakan untuk membuat presentasi antara lain: Program Impress yang

ada pada Open Office, Macromedia Flash, Director,

Authorware, dan aplikasi PowerPoint yang banyak digunakan di kalangan pendidik (khususnya guru).

2.1.7 Tinjauan Mengenai Open Plan Presentation (OPP)

Open Plan Presentation atau OPP adalah suatu kegiatan yang

dilaksanakan untuk memberikan penjelasan tentang bisnis Multilevel

Marketing (MLM). kegiatan OPP ini dilaksanakan oleh setiap perusahaan MLM sebagai suatu cara promosi serta penjelasan tentang produk. Tentu saja tujuan utamanya adalah untuk mendongkrak omzet, meningkatkan penjualan sehingga menghasilkan keuntungan yang akan diterima baik perusahaan maupun anggota.

Peserta OPP adalah anggota dan calon anggota. Calon anggota adalah undangan, mereka di undang oleh anggota yang mengajak mereka dengan harapan calon anggota bisa mengetahui lebih banyak tentang perusahaan, produk serta cara menjalankan bisnisnya. Bagi anggota sendiri, kegiatan ini akan lebih memfokuskan mereka untuk terus menjalankan bisnisnya serta memperoleh teknik-teknik baru dalam menjalankan bisnis.


(54)

Pada acara OPP inilah kelihatan siapa anggota yang bekerja dan siapa yang tidak. anggota yang bekerja akan membawa banyak undangan, sementara anggota yang kurang bekerja akan datang

membawa dirinya sendiri, atau mungkin tidak akan datang.6

Acara OPP seperti ini biasanya diadakan di suatu ruangan yang besar, bisa itu Ballroom Hotel, Cafe, atau gedung-gedung pertemuan yang memang memuat orang banyak. Seperti OPP yang diadakan PT. Melia nature Indonesia yang biasanya dilaksanakan di kantor cabang yang ada di berbagai Kota, atau di cafe-cafe, atau di gedung pertemuan seperti di Balai Sarbini Bandung.

OPP ini biasanya diawali dengan cerita-cerita dari para anggota yang telah mendapatkan hasil dari kerja kerasnya menjalankan bisnis MLM serta video-video para anggota yang jalan-jalan ke luar negeri. Setelah itu acara dibawakan oleh seorang MC dan presentator yang lainnya. Di PT. Melia Nature Indonesia biasanya ada satu atau dua orang MC, lalu ada empat orang presentator yang menjelaskan mengenai lima pilar PT. Melia Nature Indonesia, lalu menjelaskan mengenai Produk, Marketing Plan dan yang terakhir yaitu presentator yang memberikan kiat-kiat sukses bagaimana mengerjakan bisnis di PT. Melia Nature Indonesia.

6

http://healthywithpropolis.blogspot.com/2011/03/open-plan-presentation.html. Diposkan oleh Macca Na Malempu di 18:45 Senin, 07 Maret 2011.


(55)

2.1.8 Tinjauan Mengenai Anggota

Anggota atau member adalah merupakan individu-individu yang

menjadi bagian dari suatu organisasi atau perusahaan yang sebelumnya telah menyetujui sesuatu yang telah menjadi persyaratan yang sudah ada.

Biasanya dengan kita menjadi anggota dari suatu organisasi atau perusahaan maka kita akan mendapatkan suatu keuntungan dari organisasi atau perusahaan tersebut. Selain itu, member juga ada yang memiliki jangka waktu tertentu atau masa berlakunya keanggotaan seseorang pada suatu organisasi atau perusahaan, tetapi ada juga yang memiliki masa berlaku keanggotaan selamanya.

2.2 Kerangka Pemikiran

2.2.1 Kerangka Teoritis

Pada kerangka pemikiran teoritis, peneliti mengambil dan memilih beberapa definisi yang sesuai dengan apa yang diteliti oleh peneliti. Definisi tersebut dijadikan bahan pandangan penelitian ini. Definisi tersebut akan dijelaskan sebagai berikut :

Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) telah tercapai. Di mana makin besar presentasi target yang dicapai, makin tinggi efektivitasnya. (Durianto, 2003: 5)


(56)

Dalam penelitian ini sebagai ranah pemikiran yang mendasari peneliti tersusunlah kerangka pemikiran baik secara teoritis maupun konseptual. Adapun kerangka pemikiran secara teoritis dan konseptual, sebagai berikut :

Dalam komunikasi yang efektif, hasil yang diharapkan oleh komunikator adalah adanya perubahan sikap, pendapat dan perilaku. Sementara kata sifat dari efektif adalah efektivitas. Menurut Onong Uchajana Effendy Efektivitas didefinisikan sebagai berikut:

“Komunikasi yang prosesnya mencapai tujuan yang direncanakan sesuai dengan biaya yang dianggarkan,waktu yang ditetapkan dan

jumlah personil yang di tentukan” (Effendi, 1992:14).

Efektivitas menurut pengertian di atas mengartikan bahwa efektivitas dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya merupakan sebuah pengukuran dimana suatu target telah tercapai sesuai dengan apa yang telah direncanakan.

Seperti apa yang dikemukakan May Rudy dalam buku Komunikasi dan Hubungan masyarakat Internasional, bahwa :

“Efektivitas merupakan hasil atau pengaruh yang ditimbulkan

dari suatu proses komunikasi, yakni sikap dan tingkah laku dari

komunikan, baik yang sesuai dengan apa yang

diinginkan/dikehendaki/diharapkan oleh komunikator. Bila sikap dan tingkah laku komunikan itu sesuai, dapat diartikan bahwa pesan yang disampaikan oleh komunikator telah berhasil. Sebaliknya, efek (sikap dan tingkah laku komunikan) tidak sesuai, berarti pesan yang disampaikan belum memperoleh hasil yang


(57)

Dalam suatu kegiatan atau proses komunkasi yang dilakukan tentu adanya tujuan yang bisa juga berupa terget dan keinginan atau arah yang ingin dituju yang dimiliki. Penentuan tujuan merupakan

langkah pertama dalam membuat suatu rencana sehingga dalam

pelaksanaannya nanti terarah sesuai dengan tujuan dan hasil yang ingin dicapai.

Secara garis besar, rencana merupakan konsep, rancangan, niat dan catatan yang akan dilaksanakan dengan merujuk pada suatu aturan yang telah disepakati dan digaris bawahi dengan harapan sesuatu yang telah dirancang terlebih dahulu tersebut bisa tercapai dan terlaksana dengan baik.

Dari definisi efektivitas menurut Effendy disebutkan waktu,

bahwa waktu juga mempengaruhi suatu kegiatan berjalan efektif atau tidak. Waktu bisa berarti lamanya suatu kegiatan berlangsung atau juga kondisi, serta kapan suatu kegiatan dilaksanakan.

2.2.2 Kerangka Konseptual

Dibawah ini peneliti akan menjelaskan konseptualisasi dari penelitian dan pengamatan yang telah dilakukan. Hasil konseptualisasi peneliti dengan judul Efektifitas Open Plan Presentation PT. Melia Nature Indonesia dalam menarik minat masyarakat di Kota Bandung untuk menjadi anggotanya adalah sebagai berikut.


(58)

Jika diurai dari definisi yang peneliti ambil sebagai dasar ranah penelitiannya dimana dalam definisi yang dikemukakan oleh Effendy

tentang efektivitas, dalam proses komunikasi kegiatan Open Plan

Presentation (OPP) PT. Melia Nature Indonesia adanya suatu tujuan yang ingin dituju dan juga rencana yang dibuat serta waktu yang ditetapkan. Tujuan biasanya berupa target yang ingn dicapai. Dengan adanya tujuan atau target tersebut dlihatlah hasilnya, apakah yang menjadi tujuan atau target dari Open Plan Presentation (OPP) ini

terealsasikan atau tidak, jika target tercapai maka Open Plan

Presentation(OPP) ini berjalan dengan efektif dan sebaliknya, jika target yang diinginkan tidak tercapai berarti kegiatan OPP tersbut belum berjalan secara efektif.

Hal yang kedua yang dapat diambl dari definisi yang dikemukakan Effendy tentang Efektivitas bahwa efektivitas juga berarti suatu komunikasi yang prosesnya mencapai tujuan yang direncanakan.

Dalam pelaksanaan kegiatan Open Plan Presentation (OPP) PT. Melia

Nature Indonesia tentu saja ada rencana yang dibuat terlebih dahulu, rencana tersebut bisa berupa penyiapan materi, penyiapan presentator, dan juga langkah-langkah yang harus dipikirkan untuk melakukan kegiatan OPP tersebut sehingga dapat berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan.

Dalam pelaksanaan kegiatan OPP tersebut tentu saja harus juga


(59)

maupun pemilihan jam diadakannya kegiatan OPP serta durasi yang akan digunakan untuk kegiatan OPP tersebut. Karena biasanya waktu memang mempengaruhi isi pesan dari suatu kegiatan yang dilakukan sehingga kegiatan tersebut berjalan dengan efektif atau tidak.

2.2.3 Model penelitian

Gambar 2.3 Model Penelitian

Sumber : Analisis peneliti, 2012 PT. Melia Nature Indonesia

Proses Komunikasi Pemasaran yang dilakukan perusahaan

Open Plan Presentaton (OPP)

Tujuan Rencana Waktu

Efektivitas Open Plan Presentaton (OPP) Dalam


(60)

44

3.1 Objek Penelitian

3.1.1 Sejarah PT. Melia Nature Indonesia

PT. Melia Nature Indonesia adalah sebuah perusahaan network

marketing yang menjual produk makanan kesehatan dengan legalitas terjamin karena memiliki Surat Izin Usaha Penjualan Langsung (SIUPL) dari Dirjen Perdangan Dalam Negeri - Departemen Perdagangan Republik Indonesia.

Pada awalnya PT. Melia Nature Indonesia bernama PT. Melia Summit Indonesia yang berkantor pusat di Malaysia dan didirikan di Indonesia pada tahun 2002. Dalam rangka memperkuat manajemen dan permodalan pada pertengahan tahun 2005, kepemilikan PT. Melia Summit Indonesia diambil alih oleh sebuah perusahaan besar yang memiliki pabrik Propolis dari Sidney, Australia yaitu "Mother Nature Health Product".

Pada bulan Maret 2006 PT. Melia Summit Indonesia secara resmi berganti nama menjadi PT Melia Nature Indonesia dengan produk dan sistem yang sama serta aturan yang sama seperti sebelumnya.

Pada bulan Maret 2006 Herbal Science dari Malaysia yang menyuplai produk Melia Biyang, membeli sebagian saham kepemilikan PT Melia Nature Indonesia dari Mother Nature Health Product.


(61)

Sehingga kini PT. Melia Nature Indonesia dimiliki secara bersama oleh Mother Nature Health Produk dari Australia dan Herbal Science dari Malaysia.

Produk–produk PT. Melia Nature Indonesia adalah produk

makanan kesehatan yang berkualitas tinggi yang diproses di pabrik

yang memiliki standar produksi yang tinggi dengan proses Good

Manufacturer Preactice (GMP) di Australia dan Malaysia. Produk– produk PT. Melia Nature Indonesia adalah produk yang legal dan aman dikonsumsi dan mempunyai izin dari BPOM (Badan Pengawasan Obat

dan Makanan) Indonesia dan juga dari TGA (Theurapetic Goods

Administration) Australia.

Gambar 3.1

Sertifikat Halal PT. Melia Nature Idonesia


(62)

PT. Melia Nature Indonesia memiliki Izin Usaha Penjualan Berjenjang (IUPB) yang dikeluarkan oleh Direktorat Perdagangan Dalam Negeri - Departemen Perdagangan Republik Indonesia No.61/ PDN/ IUPB/ XII/ 2003 yang kemudian diperbaharui dengan IUPB no.

01/ PDN/ IUPB–PB/ 1/ 2006. Dan sesuai dengan peraturan

perundangan, IUPB tersebut kemudian diperbaharui menjadi Surat Izin Usaha Penjualan Langsung (SIUPL) dengan nomor registrasi : 62/ PDN-2/ SIUPL/ PP/ 10/ 2006.

3.1.2 Visi dan Misi PT. Melia Nature Indonesia

Menyehatkan masyarakat dengan produk kesehatan yang alami, berkualitas, relatif murah dengan reaksi efek cepat.

Solusi keuangan kepada masyarakat dengan sistem marketing plan yang sederhana, mudah dipahami, pembayaran bonus tercepat, pembayaran bonus terbesar tanpa syarat tutup poin, dan tanpa janji-janji muluk.

3.1.3 Manajemen PT. Melia Nature Indonesia

Gambar 3.2

Cedrich Young, Manajemen PT. Melia Nature Indonesia

Sumber : www.melianature.com


(63)

Perusahaan : Mother Nature Health Products Pty Ltd ( Australia )

Jabatan : Chief Executive Officer

2. Periode : 1998 hingga sekarang

Perusahaan : Marco Polo Travel Co Ltd ( Canada )

Jabatan : Vice President

3. Periode : 1976 hingga sekarang

Perusahaan : Leadway Travel Pty Ltd ( Australia )

Jabatan : Chief Executive Officer

4. Periode : 1965 hingga 1970

Perusahaan : Chrysler Australia ; Australiasia Project

Engineers ( Australia & USA )

Jabatan : Air Conditioning Engineer to Consulting

Engineer

3.1.4 Produk PT. Melia Nature Indonesia

PT. Melia Nature Indonesia menyadari produk adalah modal dasar anggota untuk berkembang menjadi pelaku bisnis jaringan yang sukses. PT. Melia Nature Indonesia memiliki produk yang mampu menjaga kesehatan masyarakat dari serangan berbagai penyakit serta mampu membantu penyembuhan terutama pada penyakit yang diakibatkan oleh virus, bakteri dan jamur, juga mampu meningkatkan kekebalan tubuh dengan produk Propolis.


(64)

Gambar 3.3

Produk PT. Melia Nature Indonesia

Sumber : www.melianature.com

PT. Melia Nature juga memiliki produk "awet muda" Melia Biyang yang mampu meningkatkan sistem metabolisme tubuh, stamina, mental dan fisik, serta mampu menunda penuaan.

Kelebihan produk-produk PT. Melia Nature Indonesia adalah :

a. Konsumeable, sangat dibutuhkan masyarakat luas tanpa ada efek

samping serta dapat dipakai berulang dengan segmen pasar yang tidak terbatas serta tidak mengenal batasan umur dan jenis kelamin.

b. Harga sangat realistis dan murah dibandingkan dengan produk

sejenis di perusahaan MLM lain atau di pasar bebas, yang mampu dijangkau masyarakat Indonesia .

c. Produk PT. Melia Nature Indonesia memiliki reaksi yang sangat cepat terutama untuk membantu menyembuhan berbagai penyakit


(65)

yang disebabkan oleh virus, bakteri dan jamur serta untuk meningkatkan stamina anda.

3.1.5 Marketing Plan PT. Melia Nature Indonesia

PT Melia Nature Indonesia adalah sebuah perusahaan multilevel marketing di Indonesia yang pertama sekali membuat terobosan terbaru di sistem marketing plan yang berpihak kepada anggota, yaitu :

1. Sistem pembayaran bonus harian tanpa syarat 2. Jenis dan perhitungan bonus yang sederhana 3. Pembayaran bonus yang terbesar

4. Website pribadi yang selalui diperbaharui setiap hari dan mampu diakses setiap saat.

Dengan kelebihan pada sistem marketing plan akan memudahkan peluang seluruh anggotanya untuk memperoleh kesuksesan, mengatasi kesulitan keuangan, mengembangkan jaringan dengan kecepatan pembayaran serta mampu mengatasi trauma masyarakat pada sistem multilevel marketing yang mempergunakan tutup poin. PT. Melia Nature Indonesia memberlakukan belanja ulang cicilan otomatis, belanja ulang terjadi jika seorang anggota memperoleh bonus.


(66)

3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi deskriptif. Dalam definisi yang dikemukakan Bogdan dan Taylor ( 1975 : 5 ) seperti yang dikutip dalam buku Lexy J Moleong bahwasannya :

“Pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistic ( utuh ). Dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi kedalam variabel atau hipotesis tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan. (Moleong, 2007 : 4 )

Menurut definisi yang dikemukakan oleh Djalaludin Rakhmat bahwasannya metode penelitian deskriptif adalah :

“Memaparkan situasi atau peristiwa, mengumpulkan

informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku, membuat perbandingan atau evaluasi dan menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu

yang akan datang “. (Rakhmat, 1998 : 25)

Definisi mengenai penelitian deskriptif juga dijelaskan oleh Sukmadinata dimana:

“Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena


(67)

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.

Untuk dapat menghasilkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini diperlukan suatu teknik yang sesuai, dan dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik-teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Wawancara Mendalam atau In-depth Interview

Untuk memperoleh informasi secara akurat dari narasumber langsung sebagai data primer, peneliti melakukan metode wawancara. Wawancara adalah cara pengumpulan data yang dalam pelaksanaannya mengadakan Tanya jawab terhadap orang-orang yang erat kaitannya dengan permasalahan, baik secara tertulis maupun lisan guna memperoleh keterangan atas masalah yang diteliti :

“Wawancara adalah percakapan dengan maksud

tertentu, yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu

pewawancara (interviewer) sebagai orang yang

mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) sebagai orang yang memberikan jawaban

atas pertanyaan itu”. (Koentjaraningrat, 1986:136). Wawancara dapat dilakukan beberapa kali untuk memberikan data-data yang benar-benar aktual. Seperti juga dalam metode


(68)

penelitian lainnya, kualitatif sangat bergantung dari data dilapangan dengan melihat fakta-fakta yang ada. Data yang terus bertambah dimanfaatkan untuk verifikasi teori yang timbul dilapangan, kemudian terus-menerus disempurnakan selama penelitian berlangsung.

2. Observasi

Menurut Nasution dalam buku Sugiyono (2009 : 310) observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai alat yang sangat canggih, sehingga benda-benda yang sangat kecil (proton dan elektron) maupun yang sangat jauh (benda ruang angkasa dapat diobservasi dengan jelas.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi dapat berupa tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang.

4. Studi Literatur

Dalam studi literatur ini penulis menganut sistem kepustakaan terbuka dimana dengan mengumpulkan data atau keterangan melalui bahan bacaan mengenai masalah yang diteliti. Dengan teknik kepustakaan ini diharapkan


(69)

mendapat dukungan teori dalam pembahasan masalah, yaitu dengan mengutip pendapat-pendapat para ahli, hal ini diharapkan akan memeperjelas dan memperkuat pembahasan yang akan diuraikan.

5. Internet Searching

Internet searching merupakan teknik pengumpulan data melalui bantuan teknologi yang berupa alat / mesin pencari di internet dimana segala informasi dari berbagai era tersedia didalamnya.

Internet searching sangat memudahkan dalam rangka

membantu peneliti menemukan suatu file / data dimana

kecepatan, kelengkapan dan ketersediaan data dari berbagai tahun tersedia. Mencari data di internet bisa dilakukan

dengan cara searching, browsing, surfing ataupun

downloading.

3.2.3 Teknik Penentuan Informan

3.2.3.1 Informan Penelitian

Menurut Kuswarno, informan penelitian adalah

seseorang yang memberikan informasi kepada orang lain yang belum mengetahuinya. Dalam hal ini, informan merupakan sumber data penelitian utama yang memberikan informasi dan


(70)

gambaran mengenai pola perilaku dari kelompok masyarakat yang diteliti.

Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Purposive sampling menurut Kriyantono adalah teknik yang digunakan dalam penelitian observasi eksploratoris atau wawancara mendalam dimana teknik ini dipilih untuk penelitian yang lebih mengutamakan kedalaman data daripada untuk tujuan yang representative yang dapat digeneralisasikan.

Dalam penelitian ini yang menjadi informan penelitian adalah orang-orang pilihan peneliti yang dianggap terbaik dalam memberikan informasi yang dibutuhkan kepada peneliti. Informan yang dipilih peneliti dalam penelitian ini adalah,

Tabel 3.1 Informan Penelitian

Sumber: Agenda Peneliti

No Nama Keterangan

1. Shabri Gri Purnama Mahasiswa

2. Ika Putri Fatmawati A. Karyawan BCA

3. Koeswanto Wiraswasta


(71)

Untuk memperoleh data yang lebih baik serta perbandingan dalam informasi yang diperoleh. Terdapatnya informan pendukung yang dijadikan sebagai pebandingan, adapun informan pendukung sebagai berikut :

Tabel 3.1 Informan Pendukung

Sumber: Agenda Peneliti

3.2.4 Teknik Analisa Data

Menurut definisi yang dikemukakan oleh Sugiyono, analisis data diartikan sebagai proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat

No Nama Keterangan

1. Sasmita Sari Admin PT. Melia Nature Indonesia,

Top Leader Hexagonal Team

2. Astria Budiarti Member PT. Melia Nature Indonesia

3. Robi Hendrawan Member PT. Melia Nature Indonesia


(1)

96

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Cangara, Hafied. 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rajawali Press

Durianto, Darmadi, Sugiarto, Anton. W dan Hendrawan. S. 2003. Invasi pasar dengan iklan yang efektif. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Effendi, Onong Uchjana. 2000. Ilmu , Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya

Effendi, Onong Uchjana. 2002. Ilmu komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya

Effendi, Onong Uchjana. 2004. Ilmu komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya

Harsojo. 1984. Pengantar Antropologi. Bandung: Binacipta Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1996

Kartini, kartono. 1990. Psikologi perkembangan. Jakarta: Grafindo

Koentjaraningrat. 2002. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta

Kriyantono, Rachmat. 2007. Teknik Praktisi Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada

Kuswarno, Engkus. 2009. Metodologi Penelitian Komunikasi Fenomenologi. Bandung: Widya Padjajaran


(2)

97

Moleong, Lexy. 2007. Metode Penelitian Kualitatif., Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Bandung.: PT. Remaja Rosdakarya

Rohim, Syaiful. 2009. Teori Komunikasi Perspektif, Ragam, dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta

Rudy, May. 2005. Komunikasi dan Hubungan masyarakat Internasional. Bandung: PT. Refika Aditama

Soemanagara, Rd. 2008. Strategic Marketing Communication Konsep Strategis dan Terapan. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sukmadinata. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya

Sumber Karya Ilmiah

Fatimah, Siti. 2009. Efektivitas Press release bagian Informatika Pemerintah Daerah Kabupaten Garut terhadap Pembentukan Citra Pemerintahannya Dikalangan Wartawan. Bandung : Universitas Komputer Indonesia

Sumber Internet

http://healthywithpropolis.blogspot.com/2011/03/open-plan-presentation.html. Diposkan oleh Macca Na Malempu di 18:45 Senin, 07 Maret 2011.


(3)

98

http://karodalnet.blogspot.com/2011/04/pengertian-presentasi.html. Sabtu, 31 Maret 2012, 22.30

http://rajapresentasi.com/2009/09/tahapan-dalam-membuat-materi-presentasi/. Senin. 20/02/2012, 23.15

http://referensi.dosen.narotama.ac.id/files/2011/12/Presentasi-Sukses-dengan-PowerPoint.pdf, Senin, 20/02/2012, 23.30

http://www.anneahira.com/pengertian-masyarakat.htm dikutip pada Hari Senin Tanggal 09 April 2012 Pukul 20.17


(4)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

Nama : Ika Ramadhiani Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/Tgl.Lahir : Bandung, 03 Mei 1989 Kewarganegaraan : Indonesia

Status : Menikah

Agama : Islam

Alamat : Jl. Karya Mukti No 15 Bandung 40222 Telepon (Hp) : 085659130336


(5)

B. Pendidikan Formal

No Tahun Uraian Keterangan

1 2007 -

Sekarang

Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas (S1)

Universitas Komputer Indonesia Bandung

2 2004 - 2007 SMA Negeri 18 Bandung Lulus/Berijazah 3 2001 - 2004 SMP Negeri 11 Bandung Lulus/Berijazah 4 1995 - 2001 SD Sumber Sari Indah 4 Bandung Lulus/Berijazah 5 1994 -1995 TK Kuncup Harapan Bandung Lulus/Berijazah

C. Pelatihan-pelatihan dan Seminar

No Tanggal Uraian Keterangan

1 16 April 2011 Seminar “Road to Success of a

Movie Maker”, Auditorium

Miracle UNIKOM.

Bersertifikat

2 27 Maret 2011 Seminar “Membangun Bisnis Dengan Jiwa Entrepreneur”. Pembicara : Victor Asih, Ir., MBA., MT, Café Kongkow, Bandung.

Bersertifikat

3 5-6 Maret 2011 Professional Leader Training dan Professional Networker Training Melia Nature Indonesia, Puncak.

Bersertifikat


(6)

Budaya Ganesa, Bandung. 5 1 April 2010 Mentoring Agama Islam ,

Auditorium Miracle UNIKOM.

Bersertifikat

6 2 Nov 2010 Seminar fotografi, lomba foto essay dan apresiasi seni, Auditorium Miracle UNIKOM.

Bersertifikat

7 27 Mei 2008 Pelatihan Personal Development & Brain Management, Auditorium Miracle UNIKOM.

Bersertifikat

8 27 Mei 2008 Pelatihan Master of Ceremony, Auditorium Miracle UNIKOM.

Bersertifikat

9 28 Januari 2008 Table Manner Course, Hotel Jayakarta Bandung