PENERAPAN PENDIDIKAN KESEHATAN SADARI DENGAN MENGGUNAKAN METODE AVA (Audio Visual Ads) UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN SADARI PADA REMAJA PUTRI DI BPM SRI REJEKI WAHYU NINGSIH KARANGGAYAM - Elib Repository

  

KARYA TULIS ILMIAH

PENERAPAN PENDIDIKAN KESEHATAN SADARI DENGAN

MENGGUNAKAN METODE AVA (Audio Visual Ads) UNTUK

MENINGKATKAN PENGETAHUAN SADARI PADA

  

REMAJA PUTRI DI BPM SRI REJEKI WAHYU

NINGSIH KARANGGAYAM

Diajukan Untuk Memenuhi Jenjang Pendidikan

Diploma III Kebidanan

  

Di Susun Oleh:

WENI WESTRIANA DEWI KAMALIA

B1401225

PRODI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

GOMBONG

  

KARYA TULIS ILMIAH

PENERAPAN PENDIDIKAN KESEHATAN SADARI DENGAN

MENGGUNAKAN METODE AVA (Audio Visual Ads) UNTUK

MENINGKATKAN PENGETAHUAN SADARI PADA

REMAJA PUTRI DI BPM SRI REJEKI WAHYU

  1 NINGSIH KARANGGAYAM KEBUMEN

  2

  3 Weni Westriana Dewi Kamalia , Eti Sulastri ,

  

INTISARI

Latar belakang: Kebanyakan wanita yang didiagnosis pada tahap lanjut kanker

  payudara awalnya menemukan benjolan di payudara namun dianggap sebagai hal yang biasa. Oleh karena itu, upaya untuk meningkatkan tingkat pengetahuan dan sikap remaja putri dalam rangka mencegah terjadinya kanker payudara lanjut sangat diperlukan. Melihat fakta, maka perlu dilakukan pengamatan tentang perilaku deteksi dini kanker payudara bagi wanita muda. Hal ini berupa sikap dan pengetahuan yang memiliki dampak penting untuk meningkatkan kesadaran mereka dalam meningkatkan kesehatan diri.

  

Tujuan: Untuk mengetahui penerapan pendidikan kesehatan pada pemeriksaan

  payudara sendiri untuk remaja putri dengan menggunakan metode AVA (Audio

  

Visual Ads ) untuk meningkatkan tingkat pengetahuan partisipan tentang

  pemeriksaan diri payudara di BPM Sri Rejeki Wahyuningsih di Karanggayam, Kebumen.

  

Metode Penelitian: Menggunakan metode deskriptif analitik dengan studi kasus.

  Penulis menggambarkan fakta-fakta penilaian yang diperoleh melalui wawancara, observasi langsung, dan dokumentasi. Respondennya adalah 5 anak perempuan.

  

Hasil: Setelah mendapat pendidikan kesehatan tentang pemeriksaan payudara

  sendiri dengan menggunakan metode AVA (Audio Visual Ads), tingkat pengetahuan tentang pemeriksaan payudara sendiri terhadap 4 peserta berada dalam kategori baik. Hanya 1 peserta yang masih masuk kategori cukup karena tidak memperhatikan selama intervensi. Ada peningkatan tingkat pengetahuan semua peserta setelah menggunakan metode AVA (Audio Visual Ads) dalam pelaksanaan pendidikan kesehatan.

  

Kesimpulan: Penerapan metode AVA (Audio Visual Ads) dalam pendidikan

  kesehatan dapat meningkatkan tingkat pengetahuan remaja putri tentang pemeriksaan payudara sendiri.

  

Kata kunci : Tingkat pengetahuan, pemeriksaan diri payudara, metode AVA

  (Audio Visual Ads), remaja

  Kepustakaan : Referensi (2000-2015) Jumlah Halaman : XI + 100 halaman + 15 lampiran

  

SCIENTIFIC PAPER

THE IMPLEMENTATION OF HEALTH EDUCATION ON BREAST

SELF-EXAMINATION BY USING AVA METHOD (Audio Visual Ads)

TO INCREASE KOWLEDGE LEVEL OF BREAST SELF-

EXAMINATION OF GIRL ADOLESCENTS IN

  

INDEPENDENT MIDWIFERY CLINIC

OF SRI REJEKI WAHYUNINGSIH

  1 KARANGGAYAM, KEBUMEN

  2

  3 Weni Westriana Dewi Kamalia , Eti Sulastri ,

ABSTRACT

Background: Most women are diagnosed in advanced stages of breast cancer

  initially find a lump in the breast but it is considered as an ordinary thing. Therefore, an effort to increase the knowledge level and attitude of young women in order to prevent the occurrence of advanced breast cancer is very necessary.

  Seeing the prevalence of the facts, it is then necessary to have an observation about the behavior of breast cancer early detection for young women. This is in the form of attitudes and knowledge that have an important impact to raise their awareness in improving personal health.

  

Objective: To find out the application of health education on breast self-

  examination for adolescent women by using AVA (Audio Visual Ads) method to increase their knowledge level about breast self-examination in independent midwifery clinic of Sri Rejeki Wahyuningsih at Karanggayam, Kebumen.

  

Method: This scientific paper is an analytical descriptive with a case study. The

  writer describes the facts of the assessment obtained through interviews, direct observation, and documentation. The respondents were 5 young girls.

  

Result: After having health education on breast self-examination using AVA

  (Audio Visual Ads) method, the knowledge level about breast self-examination of 4 participants were in good category. Only 1 participant was still in fairly category because she did not pay attention during the intervention. There was 10% -40% increase in knowledge level of all participants after using the AVA (Audio Visual Ads) method in the implementation of health education.

  

Conclusion: The application of AVA (Audio Visual Ads) method in health

  education can increase the knowledge level of young women about breast self- examination.

  

Keywords: Knowledge level, breast self-examination, AVA (Audio Visual Ads)

  method, adolescent

  Literature: References (2000-2015)

  

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

  Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul

  “Di bpm Sri Rejeki Wahyuningsih S.ST” yang diajukan guna memenuhi salah satu tugas akhir pada Program Studi Diploma III Kebidanan. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

  1. Herniyatun, M.Kep Sp Mat, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Muhammadiyah Gombong.

  2. Eka Novyriana, S.ST.,M.P.H, selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan STIKes Muhammadiyah Gombong.

  3. Eti Sulastri, S.ST.,M.Keb selaku pembimbing akademik yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan laporan ini.

  4. Dyah Puji Astuti, S.SiT.,M.P.H, selaku pembimbing akademik yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan laporan ini.

  5. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan baik materi maupun moril, dorongan semangat dan doa yang tia henti.

  6. Semua teman-teman seangkatan.

  7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyusunan laporan Karya Tulis Ilmiah ini.

  Penulis menyadari laporan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga laporan Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis pada khususnya.

  Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

  Gombong, 20 Agustus 2017 Penulis

  DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL ............................................................................. i HALAMAN JUDUL ................................................................................. ii HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. iii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iv PERNYATAAN ORISINALITAS ........................................................... v

  INTISARI ................................................................................................ vi ABSTRAK ................................................................................................ vii KATA PENGANTAR .............................................................................. viii DAFTAR ISI ............................................................................................. ix DAFTAR TABEL ..................................................................................... x DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xi DAFTAR GRAFIK ................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiii

  BAB I PENDAHULUAN A. .......Latar Belakang ....................................................................... 1 B. ........Tujuan Penulisan .................................................................... 8 C. ........Manfaat Penulisan .................................................................. 9 BAB II TINJAUAN TEORI A. .......Tinjauan Teori 1. ....Pengertian Kesehatan Reproduksi ........................................ 11 2. ....Remaja ................................................................................. 16 3. ....Kanker Payudara ................................................................. 27 4. ....Pengetahuan Sadari ............................................................. 36 5. ....Pemeriksaan Sadari ............................................................. 41 6. ....Media Audio Visual ............................................................ 48 B. ........Kerangka Teori ..................................................................... 56 BAB III METODE PENELTIAN A. .......Jenis Penelitian ..................................................................... 57 B. ........Partisipan .............................................................................. 58 C. ........Tempat dan Waktu Penelitian .............................................. 59 D. .......Instrument Penelitian............................................................ 60 BAB IV MANAJEMEN KASUS, HASIL DAN PEMBAHASAN A. .......Manajemen Kasus ................................................................ 63 B. ........Hasil ..................................................................................... 67 C. ........Pembahasan .......................................................................... 72 BAB V PENUTUP A. .......Kesimpulan........................................................................... 79 B. ........Saran ..................................................................................... 80 DAFTAR PUSTAKA

  DAFTAR TABEL

  Tabel 1. Hasil tingkat pengetahuan remaja sebelum dilakukan penerapan…...87

  

Tabel 2. Hasil tingkat pengetahuan remaja setelah dilakukan penerapan....................88

  Tabel 3. Hasil skoring peningkatan pengetahuan partisipan setelah dilakukan intervensi pendidikan……………………………………..89

  

DAFTAR GAMBAR

  Gambar 1. Langkah 1 pemeriksaan sadari ……………………………………..61

  Gambar 2. Langkah 2 pemeriksaan sadari ……………………………………..62

  Gambar 3. Langkah 3 pemeriksaan sadari ……………………………………..63

  Gambar 4. Langkah 4 pemeriksaan sadari ……………………………………..63

  Gambar 5. Langkah 5 pemeriksaan sadari ……………………………………..64

DAFTAR GRAFIK

  Grafik 1. Hasil Peningkatan Pengetahuan Kelima Partisipan Setelah Diberikan

  Penerapan Sadari……………….............................90

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1. Daftar Hadir Lampiran 2. Informed Consent Lampiran 3. Lembar Observasi Lampiran 4 Soal Pre-test dan Post-test Lampiran 5 Lembar Jawaban Pre-test dan Post-test Lampiran 6 Rekapan Hasil Pre-test dan Post-test Lampiran 7. Sop Sadari Lampiran 8. Dokumentasi Lampiran 9. Lembar konsultasi bimbingan KTI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesehatan reproduksi yang ditetapkan dalam Konferensi Internasional Kependudukan dan Pembangunan (International Coference on Population

  and Development/ICPD ) adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental, dan

  sosial yang utuh, bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan, tetapi dalam segala hal yang berhubungan dengan sistem reproduksi dan fungsi serta proses-prosesnya (Poltekes Depkes Jakarta 1, 2010).

  Masa remaja merupakan suatu periode rentan kehidupan manusia yang sanagat kritis karena merupakan tahap peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa (Dianawati, 2003). Pada usia remaja fisik seseorang terus berkembang, demikian pula aspek sosial maupun psikologisnya. Pada masa ini seharusnya remaja putri mulai memperlihatkan perubahan pada dirinya, khususnya payudara. Saat ini kanker payudara semakin tinggi di usia remaja di karenakan kurangnya kesadaran untuk melakukan deteksi dini kanker payudara di kalangan remaja, di sertai dengan kurangnya informasi tentang cara melakukan deteksi dini tersebut, serta dipicu dengan banyaknya perubahan gaya hidup, dan perilaku pada remaja seperti konsumsi makanan cepat saji serta kurang konsumsi sayur dan buah (Widyastuti, 2009).

  2

  Pada usia remaja fisik seseorang terus berkembang, demikian pula aspek social maupun psikologisnya. Pada masa ini seharusnya remaja putri mulai memperhatikan perubahan pada dirinya, khususnya payudara. Saat ini kanker payudara semakin tinggi di usia remaja di karenakan kurangnya kesadaran untuk melakukan deteksi dini kanker payudara di kalangan remaja, di sertai dengan kurangnya informasi tentang cara melakukan deteksi dini kanker payudara gaya hidup, dan perilaku pada remaja seperti konsumsi makanan cepat saji serta kurang konsumsi sayur dan buah (Widyastuti, 2009).

  Sehingga pengetahuan remaja dalam mendeteksi kanker payudara sangatlah penting dimiliki oleh setiap remaja agar bisa ditangani dengan cepat dan tepat.

  Hasil penelitian sebelumnya oleh Chentiana (2013) juga menunjukkan bahwa hampir seluruhnya pada remaja putri mempunyai tindakan kurang dalam pemeriksaan SADARI yaitu 78,7%. Perilaku yang kurang tentang SADARI itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari beberapa faktor. Salah satu satunya yaitu faktor predisposisi, yaitu terwujud dalam pengetahuan dan sikap. Dalam hal ini, Notoatmodjo (2010) mengungkapkan bahwa pengetahuan dan sikap berperanguh dalam informasi yang mereka peroleh dan tingkat pemahaman yang kurang. Sedangkan dari faktor sikap, pengetahuan yang kurang dapat mempengaruhi pola pikir seseorang, sehingga sebagian besar sikap remaja putri terhadaap SADARI masih negatife.

  3

  penduduk atau jika jumlah penduduk di tahun 2010 adalah 237,6 juta jiwa, maka sekitar 1,02 juta jiwa diperkirakan merupakan pasien kanker. Jika tidak segera ditangani, Departemen Kesehatan Republik Indonesia memperkirakan bahwa tahun 2030 akan ada 26 juta jiwa pasien kanker dan sebanyak 17 juta jiwa akan meninggal karena penyakit kanker. Menurut data Kementrian Kesehatan Indonesia, prevalensi penyakit kanker tertinggi di Jawa Tengah adalah Provinsi DI Yogyakarta (4,1%) dan Jawa Tengah menduduki peringkat kedua (2,1%).

  Kasus penyakit kanker yang ditemukan di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2012 sebanyak 11.341 kasus, jumlah ini lebih sedikit dibanding pada tahun 2011 sebanyak 19.637 kasus. Prevalensi kanker di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2012, daerah yang menduduki insiden tertinggi penyakit kanker payudara adalah Kota Pekalongan sebesar 0, 215% (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2012).

  Menurut Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) pada tahun 2008 jenis kanker tertinggi di Rumah Sakit di Indonesia pasien rawat inap pada tahun 2008 adalah jenis kanker payudara yaitu sebanyak 18,4%. Kanker payudara lebih sering menyerang wanita yang sudah berusia diatas 30 tahun, dan sekarang banyak wanita usia remaja menderita kanker payudara. Hal ini didukung berdasarkan estimasi Globocan, IARC (International Agency for

  

Research on Cancer ) tahun 2012, insidens kanker payudara sebesar 40 per

  4

  tedapat 38 kasus kanker payudara dan tahun 2015 dari bulan Januari-Maret ada 9 kasus kanker payudara. Dari data tersebut, terjadi peningkatan insiden penyakit kanker payudara.

  Menurut (BKKBN) tahun 2012 menjelaskan bahwa pemerintah, melalui kebijakan dan programnya telah berupaya memenuhi kebutuhan remaja akan akses informasi dan layanan kesehatan seksual dan reproduksi remaja. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan mencantumkan tentang kesehatan reproduksi pada bagian keenam. Pada pasal 71 ayat 3 mengamanatkan bahwa kesehatan reproduksi dilaksanakan melalui kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Setiap orang (termasuk remaja) berhak memperoleh informasi informasi, edukasi dan konseling mengenai kesehatan reproduksi yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan (pasal 72). Oleh sebab itu, pemerintah wajib menjamin ketersediaan sarana informasi dan sarana pelayananan kesehatan reproduksi yang aman, bermutu dan berjangkau masyarakat, termasuk keluarga berencana (pasal 73).

  Pemberian berbagai informasi penting dan benar menyangkut kesehatan reproduksi menyebabkan remaja akan lebih memahami perkembangan, perubahan yang akan dialaminya dan siap menghadapi masa remaja. Remaja akan menyadari bahwa perubahan fisik, psikologis dan sosial yang dialaminya adalah sesuatu yang normal dan bukan kelainan atau penyimpangan. Pengetahuan ini akan menjadi dasar yang kuat bagi remaja

  5

  Pendidikan kesehatan reproduksi dapat dicapai dengan berbagai jalan, antara lain melalui proses belajar mengajar, ceramah dan lain-lain. Metode ceramah adalah suatu cara mengajar yang digunakan untuk menyampaikan keterangan atau informasi tentang suatu pokok persoalan secara lisan (Cahyo, 2010). Namun, dalam penelitian Ganiajri dkk, tahun 2012 hasil dari pendidikan dengan metode ceramah ini kurang optimal dinilai dari terdapat siswa yang telah melakukan hubungan seksual aktif dengan teman sekolahnya dan berdasarkan razia yang telah dilakukan oleh guru ditemukan video maupun gambar porno dalam telepon genggam yang dimiliki siswa.

  Alat bantu pendidikan banyak macamnya, salah satunya adalah multimedia. Menurut IBM, Multimedia adalah gabungan video, audio, grafik dan teks dalam suatu produksi bertingkat berbasis komputer yang dapat dialami secara interaktif. Menurut Mc Cormick multimedia secara umum merupakan kombinasi tiga elemen yaitu suara, gambar dan teks. Sedangkan menurut Robin dan Linda, multimedia merupakan alat yang dapat menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif yang mengkombinasikan teks, grafik, animasi, audio dan gambar video (Juhaeri, 2009). Multimedia dapat mengemas pendidikan kesehatan reproduksi dalam bentuk permainan. Permainan ini bersifat sederhana dan menghibur serta tidak menuntut logika yang terlalu rumit (Juheri, 2009).

  Adapun angka kejadian kanker payudara di Kabupaten Kebumen

  6

  Penyakit Tidak Menular (PTM) Kabupaten Kebumen pada tahun 2008 terdapat 402 kasus, pada tahun 2009 meningkat menjadi 473 kasus, tahun 2010 meningkat menjadi 515 kasus dan tahun 2011 meningkat lagi sebanyak 685 kasus (Profil Kesehatan Kebumen, 2010).

  Berdasarkan hasil penelitian Malini, dkk (2008) disimpulkan bahwa sebagian besar wanita yang terdiagnosa stadium lanjut kanker payudara pada awalnya menemukan adanya benjolan di payudara namun menganggap benjolan tersebut sebagai satu hal yang biasa saja. Ketika diidentifikasi faktor-faktor penyebab para wanita yang menderita kanker payudara stadium lanjut dating terlambat ke rumah sakit, didapatkan data bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang kurang (71,43%) terkait tanda, pemeriksaan dini dan waktu pemeriksaan dini. Terkait dengan sikap dalam melakukan pemeriksaan dini terdapat hampir 100% mereka yang menderita stadium lanjut memiliki sikap negatife.

  Pencegahan sekunder dengan skrining/deteksi dini, dianggap sebagai upaya paling rasional untuk menurunkan angka kematian akibat Kanker Payudara. Penelitian skrining dilakukan pertama kali oleh Health Insurance

  

Plan of Greater New York tahun 1963, hasilnya mampu menurunkan angka

  kematian antara 20% - 255 pada kelompok umur lebih dari 50 tahun. Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi dini kanker payudara, yaitu: pemeriksaan payudara sendiri, pemeriksaan payudara oleh tenaga kesehatan,

  7

  spesialis bedah, dokter umum, perawat yang terlatih, SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri), dan pemeriksaan penunjang atau mamografi (Purwanto, 2012).

  Berdasarkan hal di atas maka upaya peningkatan pengetahuan dan sikap dari para remaja putri dalam rangka mencegah terjadinya kanker payudara stadium lanjut dan melihat prevalensi yang ada maka diperlukan pengamatan dalam perilaku deteksi dini kanker payudara pada remaja putri dalam bentuk sikap dan pengetahuan yang berdampak penting untuk meningkatkan kesadaran pada remaja putri dalam meningkatkan kesehatan diri.

  Berdasarkan hasil Survey di Desa Logandu Karanggayam diketahui bahwa dari 125 Remaja diantaranya 20% remaja yang mengetahui tentang kanker payudara yang cukup mengetahui perilaku tentang sadari, 30% remaja yang masih kurang tentang informasi kanker payudara dan tidak mengetahui perilaku tentang sadari serta 50% remaja yang masih belum mengetahui perilaku tentang sadari dan kanker payudara. Alasannya mereka tidak pernah mendengar sadari dan cara melakukannya, di samping itu 20% anak yang mempunyai pengetahuan tentang kanker payudara yang cukup mereka yang pernah mendengar dari sekolahannya yang pernah di berikan penyuluhan tentang kanker payudara dan sadari.

  8

  Dengan Menggunakan Media Ava (Audio Visual Ads) Untuk Meningkatkan Pengetahuan SADARI di Desa Logandu Karanggayam ’’.

B. Tujuan Penelitian 1.

  Tujuan Umum Memberikan Asuhan Kebidanan Penerapan Pendidikan Kesehatan SADARI Pada Remaja Usia 15-18 Tahun Menggunakan Metode Ava (Audio Visual Ads) Untuk Meningkatkan Pengetahuan SADARI.

  2. Tujuan Khusus

  a. Mengetahui Tingkat Pengetahuan Responden Sebelum diberikan Pendidikan Kesehatan SADARI Dengan Menggunakan Metode Ava (Audio Visual Ads) Pada Remaja.

  b. Mengetahui Tingkat Pengetahauan Responden Sesudah diberikan Pendidikan Kesehatan SADARI Dengan Menggunakan Metode Ava (Audio Visual Ads) Pada Remaja.

  c. Mengetahui Perbedaan Tingkat Pengetahuan Sebelum dan Setelah diberikan Pendidikan Kesehatan SADARI Dengan Menggunakan Metode Ava (Audio Visual Ads) Pada Remaja.

  d. Mengetahui Keefektifan Pendidikan Kesehatan SADARI Dengan Menggunakan Metode Ava (Audio Visual Ads) Pada Remaja.

  9

C. Manfaat Penelitian 1.

  Manfaat Teoritis

  a. Bagi Institusi Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk menambah informasi, menambah wawasan serta dijadikan sebagai bahan pustaka tambahan bagi STIKes Muhammadiyah Gombong khususnya Program Studi DIII Kebidanan.

  b. Bagi BPM Studi kasus ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bidan dalam memberikan asuhan pendidikan kesehatan sadari pada remaja putri dengan metode AVA (Audio Visual Ads) untuk meningkatkan pengetahuan sadari.

  2. Manfaat Praktis a. Bagi Penulis Studi kasus ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis dan dapat secara langsung menerapkan asuhan kebidanan partisipan dengan menerapkan teori yang ada.

  b. Bagi Tenaga Kesehatan Studi kasus ini diharapkan dapat digunakan oleh tenaga kesehtan khususnya bidan sebagai pertimbangan dalam melakukan pendidikan kesehatan sadari.

  10

  c. Bagi Partisipan Studi kasus ini diharapakan dapat menambah pengetahuan, informasi dan keterampilan partisipan tentang asuhan kebidanan khususnya tentang pendidikan kesehatan sadari pada remaja putri secara mandiri.

  

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rosid. (2011). Tingkatan Pengetahuan. Diakses dari

  blogspot.com/2011/02/tingkatan-tingkatan.htmlpadatanggal31Agustus 2017, 07.33 WIB. Arief S, Sadiman, (dkk). 2010. Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grapindo Persada. Arief Sadiman. 2002. Media Pembelajaran dan Proses Belajar Mengajar, Pengertian Pengembangan dan Pemanfaatannya . Jakarta: Raja Grafindo Persada. Arikunto, Suharsimi. 2007. Manajemen Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta. Azhar Arsyad. 2013. Media Pembelajaran. Jakata: Rajagrafindo Persada. Baso Zora Adi, Judi Raharjo, Kesehatan Reproduksi Panduan bagi Perempuan. Sulawesi Selatan: Pustaka Belajar, 2006.

  Beccary. (2012). Tingkatan Pengetahuan. Diakses da

  Pada Tanggal 31 Agustus 2017, Jam 07.38 WIB. BKKBN, (2012). Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012: Laporan Pendahuluan Jakarta: BPS, BKKBN, Kemkes RI : 5-27.

  Cahyo Ismawati S., 2010. Posyandu dan Desa Siaga. Panduan untuk Bidan dan Kader.

  Bantul: Nuha Medika. Chentiana 2013. Gambaran Perilaku Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Pada

  Wanita Usia Subur (WUS) Di Dusun Kanigoro Desa Puton Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang. Jurnal Metabolisme Vol. 3 No. 1 Januari 2014. ISSN:

  2338-0438 .

  Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2012. Profil Kesehatan Indonesia 2011.

  Jakarta: Depkes RI. Dianawati, Ajen. (2003). Pendidikan Seks untuk Remaja. Jakarta: Kawan Pustaka. Dinkes Kab. Kebumen (2010) Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen Tahun 2009.

  Kebumen: Dinkes Kab. Kebumen. Dinkes Jateng. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012. Semarang: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2012.

  Fatimah. (2010). Merawat Manusia Lanjut Usia Suatu Pendekatan Proses Keperawatan

  Ganiajri, F., Winarni, S., dan Husodo, B. Tirto. 2012. “Perbedaan Pemanfaatan Multimedia Flash dan Ceramah Sebagai Media Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja Bagi Remaja Awal di SMP Negeri 3 Turi Kabupaten Sleman

  ”. Dalam Litera: Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol. 1, No. 2, Tahun 2012, Hal. 154-162. World Health Organization. 2013. Latest world cancer statistics Global cancer burden rises to 14.1 million new cases in 2012: Marked increase in breast cancers must be addressed International Agency For Research on Cancer 2012 (Internet). Tersedia daada tangal 08 September2017). Handayani, S & Sudarmiati S. (2012). Pengetahuan Remaja Putri tentang Cara Melakukan Sadari . Jurnal Nursing Studies. Vol.

  1 No.

  1.

  

  Imron, Ali. 2012. Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja. Jogjakarta: Ar-Ruzz Medika. Irianto, Koes, 2015. Kesehatan Reproduksi (Reproductive Health). Bandung: Alfabeta. Juhaeri. 2009. Pengantar Multimedia untuk Media Pembelajaran bagian 1, Ilmu Komputer. Maryanti, D. 2009. Kesehatan Reproduksi Teori dan Praktikum. Yogyakart: Nuha Medika. Mahfina, Layyin, Elfi Yuliani Rohmah, Retno Widyaningrum, Remaja dan Kesehatan Reproduksi, Yogyakarta: STAIN Ponorogo, 2009. Mufarokah Anisatul, 2009. Strategi belajar mengajar. Yogyakarta: Teras. Nurcahyo, J. 2010. Awas!!! Bahaya Kanker Rahim dan Kanker Payudara (Mengenal,

  Mencegah, dan Mengobati Sejak Dini Dua Kanker Pembunuh Paling Ditakuti Wanita ). Wahana Totalita. Yogyakarta.

  Notoatmodjo, S. 2007. Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Pendidikan kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka cipta.

  Olfah, Y. Mendri, NK & Badi ’gah, A. 2013. Kanker Payudara & SADARI. Nuha Medika. Yogyakarta.

  Permatasari, Dewi. (2013). Efektivitas Penyuluhan SADARI terhadap Tingkat

  Pengetahuan Siswi SMA Negeri di Kecamatan Pontianak Barat . Jurnal Universitas Tanjung Pura. Vol.

  1 No.

  2.

  

  Permenkes RI 269/MENKES/PER/VI/2011 Tentang Sistem Informasi Rumah Sakit, Jakarta. Prawirohardjo sarwono (2009). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. Putra Fadlil. (2011). Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Diakses dari

  kses pada tanggal 31 Agustus 2017 pukul 08.19 WIB.

  Purwanto. (2012). Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi dan Pendidikan.

  Yogyakarta: Pustaka Belajar Offset. Rudi Susilana. Cepi Riyana,. 2008. Media Pembelajaran . Bandung: CV Wacana Prima Sarlito Wirawan Sarwono. (2006). Psikologis Remaja. Jakarta: Rajawali.

  Saryono & Paramitha D.D. 2008. Perawatan Payudara Dilengkapi Dengan Deteksi Dini Terhadap Penyakit Kanker Payudara . Mitra Cendikia. Yogyakarta. Setyosari, Punaji. 2010. Metode Penelitian dan Pengembangan. Jakarta: Kencana. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suryaningsih, E.K., dan Sukaca, B. E., 2009. Kupas Tuntas Kanker Payudara. Paradigma Indonesia.Yogyakarta. Tim Poltekes Depkes, 2010. Kesehatan Remaja Problem dan Solusinya. Jakrta: Salemba Medika. Wawan; Dewi M., 2011. Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia . Yogyakarta. Mutia Medika. Widyastuti, Yani.2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta, Penerbit: Fitramaya. Wina Sanjaya. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

  Jakarta: Kencana Prenada Media. Wiratha, I Made. 2006. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta: Andi Offset. World Health Organization. 2005. Global Health Risks.

  

  LAMPIRAN

PRE-TEST AND POST TEST

  

Berilah tanda x pada pertanyaan dibawah ini sesuai dengan pemahaman

anda setelah diberikan penjelasan.

  1. Di bawah ini kepanjangan dari Sadari menurut bahasa, yaitu :

  a. Pemeriksaan Payudara Sendiri

  b. Pemeriksaan anggota tubuh wanita

  c. Pemeriksaan reproduksi wanita

  d. Semua benar

  2. Apa yang dimaksud dengan Sadari? a. Pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi dini kanker payudara.

  b. Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui benjolan pada payudara.

  c. Pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi benjolan di leher.

  d. Pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi benjolan pada ketiak.

  3. Apa tujuan dari pemeriksaan Sadari? a. Untuk mendeteksi dini ada atau tidaknya kanker pada payudara wanita.

  b. Untuk mengetahui benjolan pada bagian sekitar tubuh wanita.

  c. Untuk mengetahui benjolan pada sekitar leher.

  d. Untuk mengetahui penyakit pada tubuh wanita

  4. Kapan waktu yang tepat untuk dilakukan pemeriksaan Sadari? a. Empat bulan sekali pada waktu pertama haid.

  b. Tiga bulan sekali pada pertengahan haid.

  c. Satu bulan sekali, pada hari ke 7 sampai hari ke 10 dari awal mulai haid.

  d. Enam bulan sekali pada haid hari ke 7.

  5. Di bawah ini merupakan tahap dalam melakukan pemeriksaan payudara sendiri, yaitu : a. Memperhatikan bentuk dan ukuran payudara

  b. Meraba payudara

  c. Menekan putting susu

  d. Semua benar 6. Tahap awal dalam pemeriksaan payudara sendiri adalah ……

  a. Memperhatikan bentuk dan ukuran payudara

  7. Di bawah ini bentuk payudara yang tidak normal, kecuali ……

  a. Payudara membesar dan mengeras

  b. Permukaan kulit payudara mulus tanpa kerutan

  c. Kulit payudara tampak seperti kulit jeruk

  d. Putting payudara tertarik ke dalam

  8. Perubahan bentuk payudara yang harus diperhatikan saat pemeriksaan payudara sendiri adalah….

  a. Bentuk payudara kanan dan kiri normal

  b. Putting susu berwarna coklat

  c. Ada lekukan pada kulit payudara

  d. Permukaan kulit payudara yang mulus

  9. Cekungan atau lipatan pada putting susu dapat ditemukan saat melakukan pemeriksaan payudara sendiri pada tahap ….

  a. Memperhatikan bentuk payudara

  b. Meraba payudara

  c. Menekan putting susu

  d. Meraba payudara sambil berbaring

  10. Di bawah ini merupakan syarat yang boleh dilakukan Sadari kecuali….

  a. Tidak sedang haid

  b. Sudah mengaalami menstruasi

  c. Tidak sedang mempunyai masalah payudara

  d. Terdapat benjolan pada payudara

JAWABAN PRE-TEST AND POST TEST

  1. A

  2. A

  3. A

  4. C

  5. D

  6. A

  7. B

  8. C

  9. D 10. D

REKAPAN NILAI KELIMA PARTISIPAN

  No Nama Partisipan Hasil Pre-Test Post-Test

  1. Nn. R 40% 80%

  2. Nn. D 70% 90%

  3. Nn. N 60% 80%

  4. Nn. I 60% 70%

  5. Nn. A 40% 80%

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEER GROUP EDUCATION TENTANG SADARI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI MENGENAI SADARI (PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI) DI SMAN 1 GONDANG KABUPATEN MOJOKERTO

0 0 8

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN SADARI TERHADAP KEMAMPUAN MELAKUKAN SADARI PADA REMAJA DI ASRAMA PUTRI KEPERAWATAN PSIK UNITRI MALANG

0 0 7

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SADARI TERHADAP KEMAMPUAN MELAKUKAN SADARI PADA IBU-IBU DI PEDUKUHAN PRANTI DESA SRIHARDONO PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SADARI TERHADAP KEMAMPUAN MELAKUKAN SADARI

0 0 13

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PEER GROUP TERHADAP PERILAKU SADARI PADA REMAJA PUTRI DI DUSUN CELUNGAN SUMBERAGUNG MOYUDAN SLEMAN NASKAH PUBLIKASI - PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PEER GROUP TERHADAP PERILAKU SADARI PADA REMAJA PUTRI DI DUSUN CELUNGAN SUMBE

0 0 11

PENGARUH PENYULUHAN DENGAN VIDEO TERHADAP PENGETAHUAN DAN KETRAMPILAN KADER KESEHATAN UNTUK MELAKUKAN SADARI DI DESA SUMBER MULYO BAMBANGLIPURO BANTUL

0 0 12

PENGARUH PENYULUHAN SADARI TERHADAP KETERAMPILAN MELAKUKAN SADARI PADA KADER KESEHATAN DI DESA ARGODADI BANTUL

0 1 10

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN SADARI TERHADAP PRAKTIK SADARI PADA IBU-IBU UMUR 20-49 TAHUN DI RT 04 KELURAHAN PAKUNCEN YOGYAKARTA

0 0 10

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN METODE STRATAGEM TERHADAP PENGETAHUAN VULVA HYGIENE PADA REMAJA PUTRI

1 5 109

PENERAPAN PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG GAGAL GINJAL UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KEPATUHAN PADA KELUARGA DENGAN GAGAL GINJAL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GOMBONG II - Elib Repository

0 0 59

PENERAPAN PENDIDIKAN KESEHATAN UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN IBU DALAM MERAWAT ANAK DENGAN DIARE DI BANGSAL MELATI RSUD Dr. SOEDIRMAN KEBUMEN - Elib Repository

0 0 83