BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keaktifan - PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIIF SMP N 1 KARANGANYAR MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN SAVI (Somatis Auditori Visual Intelektual) - repository perpustakaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keaktifan

  1. Pengertian Keaktifan Menurut teori kognitif, belajar menunjukan adanya jiwa yang sangat aktif, jiwa mengolah informasi yang kita terima, tidak sekedar menyimpannya saja tanpa mengadakan transformasi Gage and Berliner (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006 : 45). Menurut teori ini anak memiliki sifat aktif, konstruktif, dan mampu merencanakan sesuatu.

  Anak mampu untuk mencari, menemukan dan menggunakan pengetahuan yang diperolehnya. Dalam proses belajar mengajar anak mampu mengidentifikasi, merumuskan masalah, mencari dan menentukan fakta, menganalisis, menafsirkan dan menarik kesimpulan.

  Ahmadi (1978:57) membagi keaktifan menjadi dua yaitu keaktifan jasmani dan keaktifan rohani. Keaktifan jasmani yaitu murid berbuat dengan seluruh anggota badannya, seperti membuat sesuatu, bermain maupun bekerja. Jadi tidak hanya duduk melihat, mendengarkan dan pasif semata.

  Dari teori

  • – teori di atas dapat disimpulkan bahwa keaktifan adalah siswa aktif mengolah informasi yang diterima dan berusaha dengan seluruh anggota badannya untuk mengidentifikasi, merumuskan

  6 masalah, mencari dan menentukan fakta, menganalisis, menafsirkan dan menarik kesimpulan.

  2. Indikator Keaktifan Menurut Sudjana (2010 :61) keaktifan siswa dapat dilihat dalam hal:

  a) Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya

  b) Terlibat dalam pemecahan masalah

  c) Bertanya kepada siswa lain/ kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya d) Berusaha mencari berbagai informasi yang diperoleh untuk pemecahan masalah e) Melaksanakan diskusi kelompok

  f) Menilai kemampuan dirinya dan hasil yang diperolehnya

  g) Kesempatan menggunakan/menerapkan apa yang diperolehnya dalam menyelesaikan tugas / persoalan yang dihadapinya h) Kesempatan menggunakan/menerapkan apa yang diperolehnya dalam menyelesaikan tugas / persoalan yang dihadapinya

  Dari ciri

  • – ciri keaktifan menurut Sudjana di atas, maka dapat diambil delapan indikator :

  1) Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya Maksud dari indikator ini adalah siswa ikut serta dalam proses pembelajaran misalnya siswa mendengarkan, memperhatikan, mencatat dan mengerjakan soal dan sebagainya.

  2) Terlibat dalam pemecahan masalah Maksud dari indikator tersebut adalah ikut aktif dalam menyelesaikan masalah yang sedang dibahas dalam kelas, misalnya ketika guru memberi masalah/ soal siswa ikut membahas

  3) Bertanya kepada siswa lain/ kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya Maksud dari indikator tersebut adalah jika tidak memahami materi/ penjelasan dari guru hendaknya siswa melontarkan pertanyaan, baik pada guru/siswa lain. 4) Berusaha mencari berbagai informasi yang diperoleh untuk pemecahan masalah

  Maksud indikator tersebut adalah berusaha mencari informasi /cara yang bisa digunakan dalam menyelesaikan suatu masalah /soal. Yaitu siswa mencari informasi dari buku. 5) Melaksanakan diskusi kelompok

  Maksud dari indikator tersebut adalah melakukan kerja sama dengan teman diskusi untuk menyelesaikan masalah/ soal.

  6) Menilai kemampuan dirinya dan hasil yang diperolehnya Maksud dari indikator tersebut adalah menilai kemampuan dirinya yaitu dengan mencoba mengerjakan soal setelah guru menerangkan materi

  7) Melatih diri dalam memecahkan soal/ masalah, yaitu siswa dapat mengerjakan soal/ permasalahan, dengan mengerjakan LKS.

  Maksud dari indikator tersebut adalah dapat menyelesaikan soal/ masalah yang pernah diajarkan/ dibahas bersama. Yaitu siswa mengerjakan LKS. 8) Kesempatan menggunakan/menerapkan apa yang diperolehnya dalam menyelesaikan tugas / persoalan yang dihadapinya

  Maksud dari indikator tersebut adalah menggunakan/ menerapkan rumus/ langkah

  • – langkah yang telah diberikan dalam soal yang dihadapi dalam kelas.

B. Prestasi Belajar Matematika

  1. Prestasi Belajar Prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar (faktor eksternal) individu. Pengenalan terhadap faktor

  • – faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu murid dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik
  • – baiknya (Ahmadi, 2004:108). Menurut Depdiknas (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007:895) prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau nilai angka yang diberikan oleh guru.

  2. Belajar Menurut Burton ”The Guidance of Learning Activities” dalam

  Aunurrahman (2011:35) merumuskan pengertian belajar sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka dapat berinteraksi dengan lingkungannya. Menurut H.C.Witherington dalam Aunurrahman (2011:35), mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepribadian atau suatu pengertian.

  Menurut Abdillah (2002) dalam Aunurrahman (2011:35), belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek

  • – aspek kognitif, afektif dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu. Dalam pengertian yang umum dan sederhana, belajar seringkali diartikan sebagai aktivitas untuk memperoleh pengetahuan . Belajar adalah proses orang memperoleh berbagai kecakapan, ketrampilan, dan sikap (Aunurrahman 2011:38).

  3. Pengertian dan Tujuan Matematika

  a) Pengertian Matematika Menurut Wikipedia Bahasa Indonesia, Kata "matematika" berasal dari

  máthÄ“ma, yang berarti pengkajian, pembelajaran, ilmu, yang ruang lingkupnya menyempit, dan arti teknisnya menjadi "pengkajian matematika" Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini (BSNP 2006:139).

  b) Tujuan Matematika Menurut BSNP (2006: 140), mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

  1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah. 2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. 3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

  4) Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah 5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

  4. Prestasi belajar matematika Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar matematika adalah penguasaan pengetahuan dan ketrampilan matematika yang diukur dengan menggunakan tes.

C. Pendekatan Pembelajaran SAVI (Somatis Auditori Visual Intelektual)

  1. Pengertian Pendekatan Pembelajaran SAVI Menurut Meier (2002: 91) pendekatan pembelajaran SAVI merupakan pendekatan pembelajaran yang menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan penggunaan semua indera dalam belajar. Pendekatan pembelajaran ini memiliki empat unsur yaitu: belajar Somatis (belajar dengan bergerak dan berbuat), belajar Auditori (belajar dengan mendengar dan berbicara), belajar Visual (belajar dengan mengamati dan menggambarkan) dan belajar Intelektual (belajar dengan memecahkan masalah). Kemudian, unsur

  • – unsur tersebut diterapkan kepada siswa sesuai dengan langkah
  • – langkah pembelajaran dengan pendekatan SAVI.
a. Unsur-Unsur Dalam Pendekatan Pembalajaran SAVI Adapun unsur

  • – unsur pendekatan SAVI menurut Meier (2002 : 91 - 100) adalah sebagai berikut:

  1. Belajar Somatis Menurut Meier (2002: 92) Somatis berasal dari bahasa

  Yunani ”soma” yang berarti tubuh. Belajar somatis berarti belajar dengan indra peraba, kinestesis, praktis melibatkan fisik dan menggunakan tubuh sewaktu belajar.

  Siswa dalam melaksanakan pembelalajaran dengan bergerak dan berbuat (somatis) dalam pendekatan pembelajaran SAVI, salah satunya terdapat dalam kegiatan sebagai berikut: Pada tahap persiapan siswa membenuk kelompok kecil dan pada tahap penyampaian setiap siswa dilibatkan dalam suatu penggunaan alat peraga yang dibagikan oleh guru pada masing

  • – masing kelompok.

  2. Belajar Auditori Menurut Meier (2002: 95) pikiran auditori kita lebih kuat daripada yang kita sadari. Telinga kita terus-menerus menangkap dan menyimpan informasi auditori, bahkan tanpa kita sadari. Dan ketika kita membuat suara sendiri dengan berbicara, otak kita menjadi lebih aktif. Belajar auditori berarti belajar dengan mendengar dan berbicara.

  Untuk menciptakan suasana pembelajaran yang dapat menarik bagi saluran auditori yang kuat dalam diri siswa, pada pembelajaran SAVI dilakukan kegiatan sebagai berikut: Siswa berdiskusi dengan kelompoknya, siswa mempresentasikan hasil diskusinya, dll

  3. Belajar Visual Menurut Meier (2002: 97), setiap orang memiliki ketajaman visual yang sangat kuat. Hal ini dikarenakan didalam otak terdapat lebih banyak perangkat untuk memproses informasi visual dari pada semua indra yang lainnya.

  Belajar Visual adalah belajar dengan menggambarkan dan mengamati, pada pendekatan pembelajaran SAVI salah satunya terdapat pada saat guru menyampaikan apersepsi, yaitu mengenalkan materi yang akan disampaikan. Contohnya saat guru mengajarkan materi pengertian persegi panjang, siswa diajak mengenal bentuk

  • – bentuk persegi panjang dengan mengamati benda
  • – benda disekitarnya yang permukaannya berbentuk persegi panjang, misalkan buku dan jendela. Selanjunya siswa mudah menggambarkan tentang persegi panjang.

  4. Belajar Intelektual Menurut Meier (2002: 99), intelektual merupakan sarana yang digunakan manusia berfikir, pada saat belajar menunjukkan apa yang dilakukan siswa dalam pikirannya secara internal ketika mereka menggunakan kecerdasan mereka memecahkan masalah serta merumuskan pertanyaan. Siswa juga belajar menggunakan kemampuannya unuk memecahakan masalah (Intelektual) pada saat menjawab pertanyaan dari guru atau saat mengerjakan soal.

  Kegiatan belajar unuk memecahkan masalah (intelektual) dengan pendekatan pembelajaran SAVI salah satunya terdapat dalam: Tahap Pelatihan yaitu saat guru membagi LKS untuk didiskusikan setiap kelompok dan saat guru membagi lembar soal.

  b. Langkah-Langkah Menurut Meier (2002) Langkah - langkah pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran SAVI yaitu :

  1) Tahap Persiapan (Preparation) Menurut Meier (2002 : 109 - 110) tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk belajar. Ini adalah langkah penting, dilakukan dengan: 1) Menjelaskan tujuan pembelajaran {Siswa belajar dengan mendengarkan dan bebicara (auditori)}, 2) Membagi kelas dalam beberapa kelompok kecil {Siswa belajar dengan bergerak dan berbuat (somatis)}, 3) Melakukan Apersepsi {Siswa belajar dengan mendengarkan, melihat dan menggambarkan (visual, auditori)}.

  2) Tahap Penyampaian (Presentation) Menurut Meier (2002: 132) dalam tahap ini mempunyai tujuan yaitu membantu siswa menemukan materi belajar yang baik dengan cara yang menarik dan menyenangkan. Tahap penyampaian dalam belajar bukan hanya sesuatu yang dilakukan fasilitator, melainkan sesuatu yang secara aktif melibatkan siswa untuk menciptakan pengetahuan disetiap langkahnya. Dilakukan dengan: 1) Menyampaikan materi dengan cara memberi contoh nyata {Siswa belajar dengan bergerak, berbuat, mendengarkan, berbicara, melihat dan mengamati (somatis, auditori dan visual)} dan 2) Dari contoh, guru menjelaskan materi secara rinci {Siswa belajar dengan mendengarkan, berbicara, melihat dan mengamati (visual dan auditori)}.

  3) Tahap Pelatihan (Practice) Menurut Meier (2002: 145) tujuan tahap pelatihan yaitu membantu siswa mengintegrasikan dan memadukan pengetahuan atau keterampilan baru dengan berbagai cara, yaitu mengajak siswa berpikir, berkata dan berbuat mengenai materi yang baru dengan aktivitas pelatihan pemecahan soal. dilakukan dengan: 1) Memberikan lembar kerja siswa untuk diselesaikan dengan berdiskusi sesuai dengan kelompoknya masing-masing. {Siswa belajar dengan melihat, mengamati, berbicara, mendengarkan dan memecahkan masalah (auditori, visual dan intelektual)}, 2) Meminta beberapa siswa mewakili kelompok untuk menampilkan hasil pekerjaannya dan meminta yang lain menanggapi hasil pekerjaan temannya dan memberi kesempatan untuk bertanya {Siswa belajar dengan semua alat inderanya digabungkan dengan belajar memecahkan masalah (somatis, auditori, visual,

  intelektual )}, 3) Menilai hasil pekerjaan siswa dan meralat jawaban

  apabila terdapat kesalahan terhadap hasil pekerjaannya {Siswa belajar mendengarkan, mengamati dan menggambarkan (auditori

  dan visual )}.

  4) Tahap Penampilan Hasil (Performance) Menurut Meier (2002 : 156) Tujuan dalam penampilan hasil adalah membantu pelajar menerapkan dan mengembangkan pengetahuan serta keterampilan baru mereka pada pekerjaan sehingga pembelajar tetap melekat dan prestasi terus meningkat.

  Dilakukan dengan 1) Memberikan suatu evaluasi yang berupa lembar soal untuk mengetahui dan mengembangkan tingkat pemahaman serta keterampilan siswa setelah proses pembelajaran {Siswa belajar dengan bergerak, berbuat, dan memecahkan masalah (somatis dan intelektual)} 2) Memberikan PR dan pesan belajar {Siswa mendengarkan (auditori)} D.

   Pokok Bahasan Segi Empat

  Sesuai dengan Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006, segi empat merupakan salah satu pokok bahasan matematika di SMP.

  Pokok bahasan ini diajarkan pada kelas VII semester 2. Pada pokok bahasan segi empat indikator

  • – indikator yang akan dipelajari dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Menjelaskan pengertian persegi panjang, sifat

  • – sifatnya yang ditinjau dari diagonal, sisi, dan sudutnya

  2. Menurunkan rumus luas dan keliling persegi panjang serta menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas bangun persegi panjang

  3. Menjelaskan pengertian persegi, sifat

  • – sifatnya yang ditinjau dari diagonal, sisi, dan sudutnya.

  4. Menurunkan rumus luas dan keliling persegi serta menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas bangun persegi.

  5. Menjelaskan pengertian jajar genjang, sifat

  • – sifatnya yang ditinjau dari diagonal, sisi, dan sudutnya.

  6. Menurunkan rumus luas dan keliling jajar genjang serta menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas bangun jajar genjang

E. Kerangka Pikir

  Indikator keaktifan siswa :

  a. Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya

  b. Terlibat dalam pemecahan masalah

  c. Bertanya kepada siswa lain/ kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya d. Berusaha mencari berbagai informasi yang diperoleh untuk pemecahan masalah e. Melaksanakan diskusi kelompok

  f. Menilai kemampuan dirinya dan hasil yang diperolehnya

  g. Melatih diri dalam memecahkan soal/ masalah

  h. Kesempatan menggunakan/ menerapkan apa yang diperolehnya dalam menyelesaikan tugas/ persoalan yang dihadapinya

  Berdasarkan hasil wawancara diperoleh keterangan bahwa indikator

  • – indikator diatas rendah Indikator – indikator diatas rendah, menyebabkan prestasi belajar rendah, berdasarkan arsip sekolah.

  Dilakukan kegiatan pembelajaran melalui pendekatan pembelajaran SAVI (Somatis Auditori Visual

  Intelektual ). Adapun tahapannya sebagai berikut:

  1. Tahap Persiapan (Preparation)

  2. Tahap Penyampaian (Presentation)

  3. Tahap Pelatihan (Practice)

  4. Tahap Penampilan Hasil (Performance) Setelah dilakukan kegiatan pembelajaran melalui pembelajaran SAVI (Somatis Auditori Visual

  Intelektual ) diharapkan indikator

  • – indikator keaktifan siswa yang disebutkan diatas meningkat

  Indikator

  • – indikator keaktifan meningkat, diharapkan prestasi belajar meningkat
Berdasarkan kerangka di atas menyatakan bahwa hubungan antara indikator keaktifan dan prestasi belajar siswa yang masih rendah, dengan menggunakan pendekatan pembelajaran SAVI (Somatis Auditori Visual

  

Intelektual ) dalam proses pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan

  keaktifan dan prestasi belajar siswa. Adapun langkah pendekatan pembelajaran SAVI (Somatis Auditori Visual Intelektual ) yaitu: a. Tahap persiapan (Preparation) dimana pada tahap ini guru mempersiapkan siswa siap untuk turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya.

  b. Tahap penyampaian (Presentation), dimana pada tahap ini guru menyajikan materi dengan memberi contoh nyata, siswa diajak ikut dalam proses belajar mengajar. Kemudian menjelaskan materi tersebut secara rinci, sehingga memancing siswa yang tidak memahami materi yang disampaikan untuk bertanya pada siswa lain atau kepada guru.

  c. Pada Tahap Pelatihan (Practice), kegiatan pertama yaitu guru memberikan lembar soal untuk diselesaikan dengan berdiskusi sesuai dengan kelompoknya masing-masing. Disini siswa diajak untuk menilai kemampuan dirinya dan hasil yang diperolehnya dan didorong untuk berusaha mencari berbagai informasi yang diperoleh untuk pemecahan masalah yang terdapat pada lembar soal misalnya dengan mencari informasi dari buku dan berdiskusi dengan kelompoknya. Pada kegiatan kedua dan ketiga yaitu meminta beberapa siswa mewakili kelompok untuk menampilkan hasil pekerjaannya dan meminta yang lain menanggapi hasil pekerjaan temannya dan memberi kesempatan untuk bertanya. Kemudian guru menilai hasil pekerjaan siswa dan meralat jawaban apabila terdapat kesalahan terhadap hasil pekerjaannya, sehingga dalam hal ini siswa diajak membahas hasil pekerjaan mereka sendiri, yaitu siswa terlibat dalam pemecahan masalah.

  d. Tahap terakhir yaitu tahap penampilan hasil (Performance), pada tahap ini guru melakukan kegiatan yaitu memberikan suatu evaluasi yang berupa lembar soal untuk mengetahui dan mengembangkan tingkat pemahaman serta keterampilan siswa setelah proses pembelajaran, siswa dituntut untuk menggunakan apa yang sudah dipelajari untuk menyelesaikan soal/ masalah. Sehingga siswa terbiasa melatih diri dalam memecahkan soal/ masalah. Disini siswa dituntut mengeluarkan segala kemampuan intelektual dan somatisnya.

F. Hipotesis Tindakan

  Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka diajukan hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan pembelajaran SAVI (Somatis Auditori Visual Intelektual) dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar matematika siswa kelas VIIF SMP N 1 Karanganyar.

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 SUSUNAN BARU BANDARLAMPUNG

0 6 44

KEEFEKTIFAN MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS VISUALISASI MUSEUM TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI DAN KEAKTIFAN PADA BELAJAR SEJARAH SISWA SMP MUHAMMADIYAH 2 KARANGANYAR

0 0 78

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE SISWA KELAS VIII D SMP N 1 PLERET

0 0 8

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PROBLEM SOLVING SISWA KELAS VII SMP N 1 BOTODAYAAN RONGKOP GUNUNGKIDUL

0 0 8

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION SISWA KELAS XI TKR C SMK NEGERI 1 SEDAYU

0 0 8

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 KEBUMEN

0 0 8

PENERAPAN PROBLEM SOLVING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP N 1 BANGUNTAPAN

0 2 8

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION PADA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 1 CILACAP TAHUN AJARAN 20132014

0 0 8

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN TALKING STICK PADA SISWA KELAS VII F SMP N 2 SRANDAKAN

0 0 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PRESTASI BELAJAR - PENGARUH KECERDASAN SPIRITUAL, KECERDASAN INTELEKTUAL DAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA IPS KELAS XI DI SMA NEGERI 01PURWANEGARA KABUPATEN BANJARNEGARA - repository perpustakaan

0 0 20