DAYA HAMBAT EKSTRAK MAKROALGA MERAH Gracilaria sp TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI PATOGEN DARI IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Arfian Anugra Pratama

  

DAYA HAMBAT EKSTRAK MAKROALGA MERAH Gracilaria sp

TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI PATOGEN DARI

  

IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

1) 1) 2)

  

Arfian Anugra Pratama , Alis Mukhlis , H. Sunarpi

1)

  Program Studi Budidaya Perairan Universitas Mataram

  2)

Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Mataram

  

ABSTRAK

  Rumput laut Gracilaria sp merupakan salah satu bahan alami yang memiliki metabolit sekunder yang dapat membunuh bakteri sehingga dapat digunakan untuk menekan atau menghambat pertumbuhan bakteri patogen dari ikan nila. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat daya hambat ekstrak makroalga merah

  

Gracillaria sp terhadap pertumbuhan bakteri patogen penyebab penyakit dari ikan

  nila (Oreochromis niloticus). Penelitian mengunakan metode eksperimen yang dirancang dengan Rancangan Acak Lengkap. Perlakuan yang diuji terdiri atas 4 konsentrasi Gracillaria sp yaitu 20%, 40%, 60% dan 80%. Ampicillin digunakan sebagai kontrol positif sedangkan Aquadest sebagai kontrol negatif. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali ulangan. Data penelitian dianalsis menggunakan sidik ragam dengan taraf nyata 5%. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa ekstrak makroalga merah Gracillaria sp berpengaruh secara signifikan (F hitung > F tabel) terhadap pertumbuhan bakteri patogen dari ikan nila. Uji lanjut BNT 5% menunjukkan hasil yang efektif terdapat pada ekstrak dengan konsentrasi 80% tidak yang berbeda nyata dengan kontrol positif Ampicillin.

  

Kata kunci: Daya hambat bakteri, Ekstrak Gracillaria sp, Bakteri patogen ikan nila

Pendahuluan

  Ikan merupakan sumber protein hewani penting bagi tubuh manusia dengan kandungan protein sekitar 15-24% dari berat badannya. Kadar protein beberapa jenis ikan air tawar bervariasi mulai dari 14% ikan belut, 16% ikan mujair san sampai 17% ikan nila (Ramlah et al., 2016).

  Dengan tingginya kadar protein tersebut maka daging ikan sangat dibutuhkan bagi kehidupan manusia untuk menunjang kesehatannya, karena itu ikan memiliki ekonomis maupun pangsa pasar baik skala lokal, regional, nasional bahkan mencapai internasional. Sebagai gambaran permintaan ekspor ikan nila diperlukan

  a

  90 juta ton setiap tahunny (Saparinto, 2011). Dengan demikian buidaya ikan air tawar akan bersifat menguntungkan secara ekonomi karena dapat meningkatkan pendapatan pembudidaya atau masyarakat pada umumnya.

  Budidaya ikan nila, umumnya dihadapkan pada masalah atau kendala utama pada laju pertumbuhan yang lambat, nilai Feed Convertion Ratio (FCR) yang tinggi dan tingginya angka kematian pada ikan. Dari kendala utama yang menjadi penghambat budidaya ikan nila karena adanya ganggunan penyakit yang disebabkan oleh beberapa jenis patogen antara lain jamur, parasit, virus dan bakteri (Ashari et al., 2014). Diantara patogen tersebut bakteri diketahui sebagai salah satu patogen penyebab penyakit ikan yang paling dominan mematikan ikan nila. sebagai gambaran bakteri patogen yang menyerang ikan nila. Menurut Kurniawan (2012) bahwa penyakit bakterial merupakan penyakit yang pada umumnya timbul seiring dengan tingginya padat penebaran dan bahan organik. Ikan stres akan lebih mudah terserang oleh bakteri. Pada saat wabah terjadi pada ikan, tingkat kematian dapat mencapai 50% atau lebih. Ikan yang terinfeksi nafsu makannya akan menurun sehingga akan mengakibatkan pertumbuhannya terhambat. Berdasarkan pernyataan tersebut diperlukan adanya upaya untuk mengetahui jenis bahan alam yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri tersebut. Berdasarkan studi literatur yang telah dilakukan diketahui ekstrak makroalga dilaporkan mengandung antibakteri. Menurut Sari et.al, (2016) bahwa makroalga merah mengandung senyawa aktif seperti saponin, terpenoid, steroid, fenol, flavonoid dan alkaloid yang mempunyai peran penting sebagai anti mikroba. Sebagai contoh yang termasuk dalam makroalga merah adalah Gracilaria sp. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang makroalga merah Gracilaria sp yang efektif untuk menekan patogen penyebab penyakit pada ikan nila. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan produksi ikan nila yang pada akhirnya akan bermuara pada penigkatan pendapatan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat daya hambat ekstrak makroalga merah

  

Gracillaria sp terhadap pertumbuhan bakteri patogen dari ikan nila (Oreochromis

niloticus ).

  METODE PENELITIAN Desain Penelitian

  Penelitian yang digunakan termasuk penelitian eksperimental yang terdiri atas 6 perlakuan dan 3 kali ulangan yang dilakukan di laboratorium. Percobaan terdiri atas 2 (dua) kontrol yaitu kontrol negatif (aquades) dan kontrol positif (Ampicillin) sedangkan untuk perlakuan uji E1= konsentrasi ekstrak 20%; E2=konsentrasi ekstrak 40%; E3= konsentrasi ekstrak 60%; E4= konsentrasi ekstrak 80% ekstrak. Setiap perlakuan diulang 3 kali, sehingga secara keseluruhan terdapat 18 perlakuan dan data yang telah diperoleh diuji secara statistik. Penelitian ini mengunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan diuji lanjut menggunakan uji BNT 5%

  Alat dan Bahan Penelitian

  Alat alat yang digunakan dalam penelitan ini adalah kamera digital, cawan petri, erlenmeyer, jarum ose, gunting, tabung reaksi, bunsen, autoklaf, laminary air flow, incubator, refrigerator, rak tabung reaksi, hotplate, timbangan analitik, blender, oven. akuades, kertas label, sarung tangan, masker,air, tissue, ikan nila, media TSA (Trypticase Soy Agar), alkohol 70%, etanol 96%, alat tulis, bahan ekstrak makroalga Gracilaria sp.

  Pembuatan Ekstrak Makroalga Ekstraksi makroalga yang digunakan pada penelitian ini yaitu maserasi.

  Makroalga dicuci terlebih dahulu dengan menggunakan air tawar untuk menghilangkan kotoran yang menempel dan meminimalkan kandungan garam dengan dijemur selama 3-4 hari. Makroalga tersebut yang sudah kering diamplop dan ditimbang kemudian dioven sampai memiliki berat konstan. Setelah memiliki berat konstan sampel alga yang sudah kering dipotong kecil-kecil kemudian dihancurkan dengan blender hingga menjadi serbuk. Serbuk tersebut ditimbang sebanyak 500 g dan dimasukkan ke dalam gelas Erlenmeyer 2000 ml lalu dilakukan maserasi dengan larutan etanol 96% sebanyak 1000 ml sebanyak 3 kali maserasi. Hasil maserasi tersebut berupa larutan yang kemudian disaring atau difilter untuk memisahkan serat kasar pada serbuk tersebut dengan menggunakan kertas saring. Ekstrak tersebut selanjutnya dievavorasi pada suhu 34-40°C hingga diperoleh ekstrak kental yang akan digunakan untuk pengujian bakteri pada ikan nila (Kemer

  et al ., 2015).

  Persiapan Media Tumbuh Bakteri

  Pembuatan media TSA (Trypticase Soy Agar) meliputi penimbangan bahan- bahan dengan menggunakan timbangan analitik sesuai dengan komposisi yang telah ditentukan (Tabel 2). Semua bahan dimasukkan kedalam Erlenmeyer dan

  o o

  selanjutnya diangkat dan masukkan kedalam waterbath pada suhu 55 C selama 30 menit. Media TSA yang masih cair dituangkan kedalam cawan petri dan didiamkan sampai menjendal. Bahan siap digunakan untuk menumbuhkan bakteri. Tabel 2. Komposisi pembuatan media TSA untuk media pertumbuhan bakteri (Andrianti. N.D, 2017).

  No Bahan Berat Satuan

  1 TSA 6.5 g

  2 Aquadest 100 ml

  Isolasi Bakteri

  Bakteri diambil dibagian tubuh ikan nila yang ditunjukkan dengan adanya luka borok setelah itu dilakukan isolasi dengan cara menggoreskan ose ke bagian luka. Selanjutnya goresan ose dibiakkan pada media Trypticase Soy Agar (TSA) pada cawan petri menggunakan metode poure plate, lalu diinkubasi di incubator

  o selama 24 jam pada suhu 37 C (Lubis et al., 2015).

  Perlakuan Bakteri Pada Ekstrak Makroalga Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode sumuran 0.7 mm.

  Media yang masih cair pada petri dish kemudian didiamkan sampai menjendal, setelah itu isolat bakteri diuji dengan metode suap/apusan. Masing-masing sumuran kemudian ditetesi dengan pelarut aquadest sebagai kontrol negatif, ampicillin sebagai kontrol positif dan masing-masing ekstrak rumput laut gracilaria sp dengan konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80% sebanyak 1 ml pada bakteri uji sesuai dengan nomor atau kode (Gambar 5). Setelah itu diinkubasi pada incubator selama 24 jam pada suhu 37°C, kemudian ukur diameter hambat yang terbentuk (Melki et al., 2010).

  Hasil Dan Pembahasan

  Uji daya hambat bakteri patogen gram positif dengan morfologis batang pendek pada media yang mengandung ekstrak ruput laut Gracillaria sp. Hasil uji daya hambat menunjukan bahwa bakteri patogen gram positif yang diuji memperlihatkan respon yang berbeda terhadap ekstrak Gracilaria sp (Gambar 12). Bakteri patogen gram positif terlihat memiliki respon yang sensitif terhadap ekstrak makroalga, akan tetapi bakteri patogen gram positif terlihat memiliki respon yang lebih tinggi jika menggunakan antibakteri ampicillin. Hal tersebut dapat dilihat dari diamater zona hambat yang nilainya lebih tinggi dibandingkan zona hambat dari ekstrak makroalga Gracillaria sp. Rata-rata diameter zona hambat untuk bakteri patogen gram positif tertinggi berada dikonsentrasi 80% adalah 48,67 mm sedangkan antibakteri Ampicillin 50 mm.

  Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi ekstrak

  

Gracilaria sp berpengaruh secara signifikan (F hitung > F tabel 5%) pada

  peningkatan nilai daya hambat bakteri pada ikan nila. (Lampiran 2). Untuk mengetahui perlakuan yang signifikan maka dilakukan analisis uji lanjut menggunakan uji BNT (Beda Nyata Terkecil). Hasil uji BNT (Beda Nyata Terkecil) memperlihatkan bahwa konsentrasi 60% berbeda nyata dengan konsentrasi 80% dan konsentrasi 80% tidak berbeda nyata dengan kontrol positif Ampicillin.

  (a) (b) Gambar 12. Zona Bening Uji Daya Hambat Ekstrak Makroalga Pada Bakteri Gram

  Positif (terlihat pada anak panah) Keterangan : a. Isolat II Bakteri Gram Positif; b. Kontrol Positif Ampicillin dan Kontrol Negatif Aquadest

BAKTERI GRAM POSITIF

60 D

  50

  

KONSENTRASI (%)

B A K T E R I G R A M P O S I T I F

  120% PE R S E N T A S E ( % )

  0% 20% 40% 60% 80% 100%

  80 K+ Nilai persentase 0% 44% 83% 82,60% 97% 100% b b c d d

  60

  40

  20

  IAM ET ER Z ONA H AM B A T (MM )

  Gambar 13. Grafik hasil peningkatan zona bening ekstrak makroalga merah

  Gracillaria

  30

  20

  10

  50 b

b c

d d a

  80 K+ K- Konsentrasi (%) Nilai Daya Hambat

22 41,33 41,33 48,67

  60

  40

  20

  Gambar 14. Grafik hasil perbandingan peningkatan persentase zona bening ekstrak makroalga merah Gracillaria sp dengan kontrol positif ampicillin beserta nilai notasi signifikan. Daya hambat ekstrak rumput laut Gracilaria sp terhadap bakteri patogen isolat II tergolong ke dalam kategori kuat, karena memiliki nilai rata-rata daya hambat bakteri sebesar 22 mm pada konsentrasi terendah yaitu 20% (Gambar 12). Bakteri patogen isolat II terlihat memiliki respon yang lebih sensitif terhadap ekstrak makroalga. Menurut Yulneriwarni (2016), sensifitas bakteri terhadap bahan bioaktif berbeda-berbeda yang dapat dipengaruhi oleh ketebalan komposisi dinding

  sp pada pertumbuhan bakteri gram positif dari ikan nila beserta nilai notasi signifikan uji lanjut BNT 5%.

  40 isolat II tergolong ke dalam kategori kuat. Greenwood (1995) menyatakan bahwa jika diameter daya hambat kurang dari 5 mm maka aktivitas daya hambatnya tergolong lemah, jika diameter daya hambat 5-10 mm maka aktivitas daya hambatnya tergolong sedang, jika diameter daya hambat 10-20 mm maka aktivitas daya hambatnya tergolong kuat, dan jika diameter daya hambat lebih dari 20 mm maka aktivitas daya hambatnya tergolong sangat kuat.

  Ekstrak kasar alga merah jenis Gracilaria sp bersifat bakteriostatik karena mampu menghambat pertumbuhan bakteri pada media percobaan setelah 2-3 hari masa kultur. Menurut Mycek (2001), suatu antimikroba bersifat bakteriostatik jika senyawa antimikroba tersebut hanya mampu menghambat pertumbuhan bakteri jika pemberian senyawa terus dilakukan dan jika dihentikan atau habis, maka pertumbuhan dan perbanyakan dari bakteri akan kembali meningkat yang ditandai dengan berkurangnya diameter zona hambatan. Sebaliknya bersifat bakteriosida jika diamater zona hambatan meningkat, hal ini disebabkan karena senyawa ini mampu membunuh dan menghentikan aktivitas fisiologis dari bakteri, meskipun pemberian senyawa tersebut dihentikan. Senyawa flavonoid mempunyai mekanisme kerja dengan mendenaturasi protein sel bakteri dan merusak membran sel tanpa dapat diperbaiki lagi. Flavonoid juga bersifat lipofilik yang akan merusak membran mikroba. Di dalam flavonoid mengandung suatu senyawa fenol yang berfungsi sebagai mengganggu pertumbuhan bakteri pada ikan nila yang disebabkan oleh senyawa fenol. Fenol merupakan suatu alkohol yang bersifat asam sehingga disebut juga asam karbolat. Fenol memiliki kemampuan untuk mendenaturasikan protein dan merusak membran sel. Kondisi asam oleh adanya fenol dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri patogen (Rahayu, 2000).

  Kesimpulan

  Ekstrak rumput laut Gracilaria sp memiliki kemampuan untuk menghambat pertumbuhan bakteri patogen pada ikan nila yang ditunjukkan dengan terbentuknya zona bening di sekitar sumur. Ekstrak makroalga merah Gracillaria sp merupakan ekstrak yang paling efektif karena tidak berbeda nyata dengan kontrol positif

  Ampicillin dalam menghambat pertumbuhan bakteri patogen dari ikan nila.

DAFTAR PUSTAKA

  Andrianti, N.D. 2017. Komposisi Pembuatan Media Agar. BKIPM Mataram: Mataram. Ashari, C., R.A. Tumbol dan M.E.F.Kolopita. 2014. Diagnosa Penyakit Bakterial pada Ikan Nila (Oreocrhomis niloticus) yang diBudidaya pada Jaring

  Tancap di Danau Tondano. Jurnal Budidaya Perairan.Vol. 2. (3): Hal 24- 30. Cook, N. C. dan S. Samman. 1996. Review Flavonoids-Chemistry, Metabolism, Cardioprotective Effect, And Dietary Sources, J. Nutr. Biochem (7): 66-76.

  Cokrowati, N. 2016. Teknologi Budidaya Rumpt Laut. MAI Publizer. Semarang.

  266 Hlm. Hafizah, I., N.I. Akib dan M. Fajrianto. 2017. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak

  Metanol Rumput Laut (Eucheuma Sp) Pada Berbagai Tingkat Konsentrasi Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia Coli dan Staphylococcus

Aureus . Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon. Vol 3 (1). Hal: 39-44.

  Harborne, J.B. 2003. Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisa

  Tumbuhan. Edisi II . Institut Teknologi Bandung. Bandung

  Hutabarat, M.A.A., N.I. Sari dan T. Leksono. 2017. Uji Efektivitasantibakteri Ekstrak Rumput Laut (Eucheuma Cottonii) Terhadapbakteri Bacillus Cereus dan Pseudomonas Aeruginosa. Prossemnasybi Odiv Indon. Vol.

  3(1): Hal 39 – 44. Katzung, B.G. 2001. Farmakologi dasar dan Klinik. Penerbit Salemba Medika.

  Jakarta. 224 hlm. Kordi, M.G.H 2011. Budidaya 22 Komuditas Laut Untuk Konsumsi Lokal dan Ekspor . Lily Publizer. Yogyakarta. 355 Hlm.

  Kordi, M.G.H. 2004. Penanggulangan Hama Dan Penyakit Ikan. PT Bina Adiaksara. Jakarta. 190 Hlm. Kurniawan, A. 2012. Penyakit Akuatik.UBB Press. Bangka Belitung. 225 Hlm Lubis, D.A., H. Syawal dan M. Riauwaty.2015. Identifikasi Bakteri Pada Ikan Nila

  Di Kecamatan Marpoyan Damai Kota Pekan Baru. PENA Akuatika. Vol.12 (1): Hal 1 – 5. Manurung, U. N dan Darna S. 2017. Identifikasi bakteri patogen pada ikan Nila di lokasi budidaya ikan air tawar Kabupaten

  (Oreochromis niloticus)

  Kepulauan Sangihe. Budidaya Perairan. Vol. 5 (3): 11 – 17. Mycek, M. J., 2001. Farmakologi, Ulasan Bergambar Edisi 2. Widya Medika.

  Jakarta. 244 hlm. Purwani, E. S.W.N. Hapsari dan R. Rauf. 2009. Respon Hambat Bakteri Gram

  Positif dan Negatif Pada Ikan nila (Oreochromis niloticus) Yang Diawetkan Dengan Ekstrak Jahe (Zingiber officinale). Jurnal Kesehatan. Vol. 2 (1): Hal 61-70.

  Rahayu, P. Winiati. (2000). Aktivitas Antimikroba Bumbu Masakan Tradisional Hasil Olahan Industri Terhadap Bakteri Patogen dan Perusak. Vol 11(2).

  Buletin Teknologi dan Industri Pangan. Ramlah, E.Soekendarsi, Z.Hasyim dan M.S.Hasan. 2016. Perbandingan

  Kandungan Gizi IkanNila Oreocrhomis niloticus Asal Danau Mawang Kabupaten Gowa dan Danau Uiversitas Hasanuddin di Kota Makassar.

  Jurnal Biologi Makassar (BIOMA). Vol. 1(1). Hal 39 – 46.

  Rachman, A., S. Wardatun dan I.Y. Weandarlina. 2013. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Saponin Ekstrak Metanol Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten). Steenis). Jurnal Protobiont. Vol. 2 (1): Hal 7 - 11.

  Saifudin, A., S. Raharjo, A. Eso. 2015. Uji Aktivitas Ekstrak Metanol Rumput Laut (Kappaphycus alvarezii Pada Berbagai Tingkat Konsentrasi Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus mutans. Medula. Vol 3(1): hal 185- 191.

  Sartika, R., Melki, A.I.S. Purwiyanto. 2013. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Rumput Laut Eucheuma cottonii Terhadap Bakteri Escherhia coli, Staphylococus

  aureus, Vibrio cholera dan Salmonela typhosa.Maspari Jurnal. No. 5 (2):Hal 99-103.

  Saparinto, C dan Rini, S. 2011. Kiat Sukses Budidaya Ikan Nila. Lily Publizer.

  Yogyakarta. 168 Hlm Sari, D.P., D.H.C. Pangemanan, dan Juliatri. 2016. Uji Daya Hambat Ekstrak

  Algacoklat (Padina australis Hauck) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Porphyromonas gingivalis secara in vitro. Jurnal e-GiGi (eG). Vol. 4 (2):. Hal 140 – 144. Tantu, W., Reiny, A.T., Sammy, N.J dan Longdong. 2013. Deteksi keberadaan bakteri Aeromonas sp pada ikan nila yang dibudidayakan di karamba jaring apung danau Tondano. Budidaya Perairan. Vol. 1(3): Hal 74-80 Toy, S.S.T., B.S. Lampus dan B.S.P. Hutagulung. 2015.Uji Daya Hambat Ekstrak Rumput Laut Gracilaria SpTerhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus Aureus. Jurnal e-GiGi (eG).Vol 3(1): Hal 153-159.

  Wattimena, J.R. 1991. Farmakodinamik dan terapi antibiotik. Gajah mada University Press.Yogyakarta. 247 hlm. Wijaya, R.C., E.L. Utari, Yudiangsih. 2015. Perancangan Alat Penghitung Bakteri.

  Jurnal Teknologi Informasi. Vol.10 (29): Hal 23 – 26.

  Wiyanto, D.B. 2010. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Rumput Laut Kappaphycus Dan Eucheuma denticullatum Terhadap Bakteri Aeromonas

  alvarezii hydrophilia Dan Vibrio harveyii. Jurnal kelautan. Vol. 3(1): Hal 1-17

  Wink, M. 2008. Ecological Roles of Alkaloids. Wink, M. (Eds.)Modern Alkaloids,

  Structure, Isolation Synthesis and Biology ,Wiley, Jerman: Wiley-VCH Verlag GmbH & Co. KgaA.

  Yulneriwarni , Hilda Silfia dan Sri Handayani. 2016. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Makroalga Padina Australis Dan Laurencia Nidifica Di Kepulauan Seribu Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus dan Escherichia Coli. Molekul.

  Vol. 10 (2). Hal 82 – 87. Zakaria., N. H. Soekamto, Y. M. Syah dan Firdaus. 2017. Aktivitas Antibakteri Dari Fraksi Artocarpus Integer (Thunb) Merr. Dengan Metode Difusi Agar.

  Jurnal Industri Hasil Perkebunan. Vol 12(2). Hal 1-66.