EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM KONVERSI MINYAK TANAH KE GAS DI KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN KLATEN

  EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM KONVERSI MINYAK TANAH KE GAS DI KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN KLATEN

  SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Oleh: BRIGITTA TIDORA MARLINTAYANTI 051324009 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

  2010 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM KONVERSI MINYAK TANAH KE GAS DI KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN KLATEN

  SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Oleh: BRIGITTA TIDORA MARLINTAYANTI 051324009 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

  2010

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 21 Januari 2010 Penulis

  Brigitta Tidora Marlintayanti

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Brigitta Tidora Marlintayanti Nomor Mahasiswa : 051324009

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: “Evaluasi Pelaksanaan Program Konversi Minyak Tanah Ke Gas Di

  

Kecamatan Ngawen Kabupaten Klaten” beserta perangkat yang diperlukan

  (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 21 Januari 2010 Yang menyatakan (Brigitta Tidora Marlintayanti)

  MOTTO

  Kerjakanlah Pekerjaan yang Membawa Kebaikan Bagi Dirimu dan Orang yang Berarti Dalam Hidupmu Kegagalan Dalam Hidupku adalah Semangat Untuk Mencapai Sukses Teman dan Sahabat adalah Penambah Semangat Hidupku

  PERSEMBAHAN

  

Dengan segala syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, skripsi ini

kupersembahkan untuk:

  Orang Tuaku Tercinta Adikku, Febry dan Linda Rara-ku

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi yang berjudul “Evaluasi Pelaksanaan Program Konversi Minyak Tanah Ke Gas Di Kecamatan Ngawen Kabupaten Klaten” disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Sanata Dharma.

  Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, maka dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

  1. Bapak Drs. T. Sarkim., M.E., Ph.D., selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si, selaku ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  3. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si, selaku ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  4. Bapak Indra Darmawan S.E., M.Si, selaku dosen pembimbing I yang dengan sabar membimbing dan memberikan saran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

  5. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si, selaku dosen pembimbing II yang memberikan saran dan bantuan dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

  6. Bapak Drs. P.A Rubiyanto, selaku dosen penguji skripsi.

  7. Bapak Y.M.V. Mudayen, S.Pd selaku dosen matakuliah yang telah memberikan tambahan pengetahuan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

  8. Mbak Titin, petugas sekretariat PE, yang telah memberikan pelayanan dan bantuan selama perkuliahan sampai penyelesaian skripsi.

  9. Staf perpustakaan Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah memberikan pelayanan dan bantuan kepada penulis sehingga mendapatkan referensi yang dibutuhkan dalam penyelesaian skripsi.

  10. Supervisor, yang telah memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penyelesaian skripsi.

  11. Kecamatan Ngawen, baik team leader dan warga penerima paket konversi, yang telah bersedia memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan skripsi.

  12. Orang tuaku tercinta, terima kasih atas doa, biaya, dukungan dan bantuan sehingga dapat menyelesaikan pendidikan.

  13. Adik-adikku (Febri dan Linda), terima kasih atas dukungan dan doa yang diberikan.

  14. Aulia Flara Ranita, terima kasih atas doa dan semangat yang diberikan.

  15. Mbak Ningsih….terima kasih atas bantuan dan semangatnya ya…N buat saudara-saudaraku, terima kasih atas dukungannya. Buat Mbak Irna…terima kasih atas bantuan, semangat dan semua yang diberikan…Ayo, cpt nyusul bu..aku siap membantu dan mendukungmu.

  16. Teman-teman seperjuangaku….Ketrin, Kiki, Rinda, Meri, Prima, Josepin, Lia, Dwik, Nian, Andri, Lely, Lesty, Ika, Ige, Anton, Rinto, Jojo, Ari, dan masih banyak lagi yang tidak dapat disebutkan semua…terima kasih atas kebersamaan, dukungan dan bantuannya…ayo kita lulus dan kerja dulu trus besok reuni di Bali….hahaa..

  17. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka diri untuk menerima kritik dan saran yang dapat menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi siapapun yang membaca dan membutuhkan.

  Penulis

  

DAFTAR ISI

  Halaman Judul.................................................................................................... i Lembar Persetujuan............................................................................................ ii Lembar Pengesahan ........................................................................................... iii Pernyataan Keaslian Karya ................................................................................ iv Pernyataan Persetujuan Publikasi ...................................................................... v Motto .................................................................................................................. vi Persembahan ...................................................................................................... vii Kata Pengantar ................................................................................................... viii Daftar Isi ............................................................................................................ xi Daftar Tabel ....................................................................................................... xiv Daftar Bagan ...................................................................................................... xv Daftar Gambar.................................................................................................... xvi Abstrak ............................................................................................................... xvii Abstrack ............................................................................................................. xviii

  Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang ...................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................. 4 C. Batasan Masalah ................................................................................... 5 D. Tujuan Penelitian .................................................................................. 5 E. Manfaat Penelitian ................................................................................ 6

  Bab II Tinjauan Pustaka A. Gambaran Umum Tentang Produksi Gas Di Indonesia........................ 7 B. Konversi Energi .................................................................................... 8 C. Program Konversi Minyak Tanah Ke Gas ............................................ 9 D. Petunjuk Pelaksanaan Konversi Minyak Tanah Ke Gas....................... 12 E. Penelitian Terdahulu ............................................................................. 17 F. Kerangka Pemikiran.............................................................................. 19 Bab III Metode Penelitian A. Jenis Penelitian..................................................................................... 23 B. Subjek dan Objek Penelitian ................................................................ 23 C. Lokasi Penelitian dan Alasan Pemilihan Lokasi.................................. 24 D. Populasi, Sampel Penelitian dan Teknik Pengambilan Sampel ........... 25 E. Variabel dan Indikator Penelitian, Definisi dan Pengukurannya.......... 27 F. Data Yang Dicari dan Teknik Pengumpulan Data................................ 30 G. Teknik Analisis Data............................................................................. 35 Bab IV Gambaran Umum Kecamatan Ngawen A. Letak Geografis..................................................................................... 37 B. Kelembagaan Desa dan Kependudukan................................................ 40 Bab V Analisis Data Dan Kesimpulan A. Kesesuaian Proses Pendataan KK Penerima Paket Konversi ............... 43 B. Kesesuaian Proses Penyaluran Paket Konversi .................................... 50 C. Penggunaan Paket Konversi Berupa Gas Sebagai Substitusi Minyak Tanah......................................................... 59

  Bab VI Penutup A. Kesimpulan ........................................................................................... 63 B. Saran...................................................................................................... 64 Daftar Pustaka Lampiran

  

DAFTAR TABEL

  Tabel II. 1 Perbandingan Keuntungan dan Kerugian LPG dengan Minyak Tanah ............................................................ 17

  Tabel III. 1 Kisi-kisi Wawancara Untuk Konsultan........................................... 31 Tabel III. 2 Kisi-kisi Wawancara Untuk Team Leader...................................... 32 Tabel III. 3 Kisi-kisi Wawancara Untuk KK Penerima Paket Konversi............ 33 Tabel IV. 1 Luas Wilayah Kecamatan Ngawen................................................. 39 Tabel IV. 2 Status Petani Menurut Desa............................................................ 40 Tabel IV. 3 Kelembagaan Desa ......................................................................... 41 Tabel IV. 4 Jumlah Penduduk Menurut Desa dan Jenis Kelamin ..................... 42 Tabel V. 1 Hasil Persentase Kesesuaian Proses Penerima Paket Konversi

  Untuk Ibu Rumah Tangga................................................................ 44 Tabel V. 2 Hasil Persentase Kesesuaian Proses Penerima Paket Konversi

  Untuk Usaha Mikro.......................................................................... 46 Tabel V. 3 Hasil Persentase Kesesuaian Proses Penerima Paket Konversi

  Untuk Penduduk Musiman............................................................... 49 Tabel V. 4 Perbandingan Petunjuk Pelaksanaan Dengan Hasil Wawancara

  Dengan Supervisor ........................................................................... 51 Tabel V. 5 Hasil Persentase Kesesuaian Proses Penyaluran Paket Konversi

  Menurut Team Leader...................................................................... 53 Tabel V. 6 Hasil Persentase Kesesuaian Proses Penyaluran Paket Konversi

  Menurut KK Penerima Paket Konversi ........................................... 55 Tabel V. 7 Hasil Persentase Penggunaan Paket Konversi Untuk

  KK Penerima Paket Konversi .......................................................... 60

  

DAFTAR BAGAN

  Bagan II. 1 Proses Pembagian Paket Konversi .................................................. 14 Bagan II. 2 Jalur Distribusi Elpiji 3 kg ............................................................. 15

  

DAFTAR GAMBAR

  Gambar IV. 1 Peta Kecamatan Ngawen Kabupaten Klaten .............................. 37

  

ABSTRAK

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM

KONVERSI MINYAK TANAH KE GAS

DI KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN KLATEN

  Brigitta Tidora Marlintayanti Universitas Sanata Dharma

  Yogyakarta 2010

  Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi proses pendataan penerima paket konversi, mengevaluasi proses penyaluran paket konversi dan mengevaluasi penggunaan paket konversi berupa gas sebagai substitusi minyak tanah.

  Penelitian ini dilakukan di kecamatan Ngawen, kabupaten Klaten. Jenis penelitian ini adalah evaluatif, dengan subjek penelitian adalah penerima paket konversi dan pihak terkait. Teknik pengambilan sample adalah cluster sampling, insidental quota, dengan mengambil sample sebanyak 13 desa dengan 230 responden dari penerima paket konversi, 13 team leader dan 1 supervisor. Teknik pengumpulan data dengan wawancara berpedoman dan dokumentasi. Analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan.

  Hasil penelitian ini menunjukkan:

  1. Dalam proses pendataan penerima paket konversi di kecamatan Ngawen kabupaten Klaten terdapat 77,32% sudah sesuai dengan petunjuk pelaksanaan dan 22,68% belum sesuai dengan petunjuk pelaksanaan.

  2. Dalam proses penyaluran paket konversi di kecamatan Ngawen kabupaten Klaten terdapat 92,71% sudah sesuai dengan petunjuk pelaksanaan dan 7,28% belum sesuai dengan petunjuk pelaksanaan.

  3. Dalam proses penggunaan paket konversi berupa gas sebagai substitusi minyak tanah terdapat 89,95% sudah sesuai dengan petunjuk pelaksanaan dan 9,97% belum sesuai dengan petunjuk pelaksanaan karena paket konversi tersebut tidak digunakan.

  

ABSTRACT

THE EVALUATION ON PROGRAM IMPLEMENTATION OF

THE CONVERSION OF KEROSENE TO GAS

IN NGAWEN SUBDISTRICT KLATEN REGENCY

  Brigitta Tidora Marlintayanti Sanata Dharma University

  Yogyakarta 2010

  This research intends to evaluate the process of documentation of the acceptor of conversion package, the process of distribution conversion package and the use of gas conversion package as the substitution of kerosene.

  This research was conducted in Ngawen Subdistrict, Klaten Regency. The type of this research was evaluative research. The subjects of research were the acceptors of conversion package and other related parties. The techniques of sample selection were cluster sampling and incidental quota, by taking 230 respondents of conversion package acceptor in 13 villages, 13 team leaders and 1 supervisor. The technique of data collection was conducted by standardized interview and documentation. The data analysis were reduction, presentation, and conclusion.

  The result of this research shows:

  1. In documenting process, the acceptors of conversion package in Ngawen Subdistrict Klaten Regency are 77,32% it has been appropriate with the direction of the implementation and 22,68% have not been appropriate with the direction of the implementation.

  2. In process of conversion package distribution in Ngawen Subdistrict Klaten Regency there have been 92,71% appropriate with the direction of the implementation and 7,28% have not been appropriate with the direction of the implementation.

  3. In process of using gas conversion package as substitution of kerosene, there have been 89,95 appropriate with the direction of the implementation and 9,97% have not been appropriate with the direction of the implementation.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun

  2000 tentang program pembangunan nasional, pemerintah bersepakat untuk menghapuskan subsidi BBM (Bahan Bakar Minyak) secara bertahap, yaitu dengan mengeluarkan kebijakan konversi minyak tanah ke gas (Satriya, 2007). Kebijakan konversi tersebut merupakan upaya pemerintah dalam rangka mengurangi subsidi BBM yang jumlahnya sekitar Rp54 triliun pada tahun 2006, terlebih mengurangi subsidi minyak tanah untuk rumah tangga yang nilainya Rp30 triliun (Suryama, 2007).

  Program konversi ini dilaksanakan pemerintah dengan maksud untuk mengantisipasi semakin menipisnya cadangan minyak bumi di Indonesia, selain itu bertujuan untuk mengurangi beban subsidi BBM yang terlalu besar sebesar Rp54 triliun, khususnya subsidi bagi minyak tanah.

  Program konversi minyak tanah ke gas ini antara lain didasarkan atas dasar pertama, Peraturan Presiden Nomor 104 Tahun 2007 tentang penyediaan, pendistribusian dan penetapan harga elpiji tabung 3 kg.

  Kedua , Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2008 tentang Anggaran

  Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2009. Ketiga, Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 01.K/DJM.S/2009 tentang penugasan PT Pertamina dan penetapan daerah tertentu dalam penyediaan dan pendistribusian elpiji tabung 3 kg Tahun 2009 (www.esdm.go.id).

  Dalam mewujudkan kebijakan konversi tersebut pemerintah menetapkan konversi minyak tanah ke gas di Indonesia, dengan target sasaran rumah tangga dan usaha mikro. Target sasaran rumah tangga dan usaha mikro yang dimaksud pemerintah adalah rumah tangga dan usaha mikro yang tidak menggunakan kompor gas dan menggunakan minyak tanah untuk memasak dan usahanya. Program konversi dilaksanakan dengan melibatkan beberapa institusi yaitu pertama, Kementerian Negara Koperasi dan UKM (Usaha Kecil dan Menengah) sebagai institusi pengadaan kompor dan perlengkapannya. Kedua, PT Pertamina bertugas menyediakan tabung dan LPG (Liquified Petroleum Gas). Ketiga, Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan bertugas mensosialisasikan program konversi ini terhadap masyarakat luas.

  Mulai tahun 2007, pemerintah melaksanakan kebijakan penggunaan gas elpiji sebagai substitusi minyak tanah kepada warga di Indonesia. Pertamina telah mendistribusikan paket kompor gas dan tabung elpiji 3 kg sebanyak 506.680 paket mulai dari Jakarta, Tangerang, dan Depok (Sartina, 2007). Adanya perubahan pemakaian jenis bahan bakar ini maka, agen dan pangkalan minyak tanah dialihkan menjadi agen dan pangkalan gas elpiji. Setelah kompor gas dibagikan ke daerah tertentu maka minyak tanah mulai ditarik dari pasaran (Pramulya, 2007).

  Penggunaan gas elpiji diharapkan meningkatkan kesejahteraan rakyat, karena dengan menggunakan gas elpiji maka masyarakat akan dapat menghemat pengeluaran rumah tangga. Pemerintah berpendapat bahwa program konversi minyak tanah ke gas akan sangat menguntungkan semua pihak, baik bagi pemerintah, masyarakat maupun pengusaha (Suradji, 2008). Usaha pemerintah untuk memperlancar program konversi minyak tanah ke gas ini yaitu dengan memberikan subsidi. Harga gas elpiji bersubsidi berkisar Rp4.250,00 per kg untuk gas elpiji ukuran 3 kg, jadi harga gas elpiji bersubsidi (3 kg) adalah Rp12.750,00, sedangkan untuk harga gas elpiji nonsubsidi (12 kg dan 50 kg) adalah Rp5.750,00 per kg. Sedangkan untuk harga minyak tanah bersubsidi adalah Rp2.500,00 per liter dan harga nonsubsidi adalah Rp5.000,00 per liter (Partowidagdo, 2008). Konversi ini akan menghemat pengeluaran sebesar Rp20.000,00 hingga Rp25.000,00 per bulan, dengan perhitungan kebutuhan minyak tanah per 8 hari adalah Rp20.000,00 (1 liter per hari) dan kebutuhan gas elpiji per 8 hari adalah Rp12.750,00 (0,4 kg per hari), jadi disini per 8 hari ada penghematan senilai Rp7.250,00 (Pertamina, 2007). Namun, untuk saat ini subsidi untuk minyak tanah sudah tidak diberikan oleh pemerintah karena dialihkan untuk subsidi gas elpiji, maka apabila dilihat dari segi keekonomian, pemakaian gas elpiji akan lebih hemat.

  Adanya kebijakan pemerintah tentang penggunaan gas elpiji sebagai substitusi minyak tanah mendapat tanggapan dari berbagai kalangan masyarakat terlebih kalangan masyarakat bawah. Masyarakat mau menerima paket konversi berupa kompor dan tabung gas secara gratis karena untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah tersebut gratis dan masyarakat saat ini sedang kesulitan untuk mendapatkan minyak tanah sebagai bahan bakar. Oleh karena itu, masyarakat berusaha untuk menggunakan gas elpiji sebagai bahan bakar pengganti minyak tanah. Namun, masih ada beberapa warga yang belum berani menggunakan kompor gas dikarenakan adanya rasa takut akan kebakaran. Kebakaran itu terjadi juga di daerah kecamatan Ngawen kabupaten Klaten. Dalam pelaksanaan penyaluran paket konversi tersebut masih memunculkan banyak pertanyaan dalam masyarakat. Adapula yang merasakan pelaksanaan program konversi ini sudah sesuai dengan tujuan pemerintah dan ada yang belum sesuai dari hal inilah maka, peneliti tertarik untuk meneliti EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM KONVERSI

MINYAK TANAH KE GAS DI KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN KLATEN.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

  1. Apakah proses pendataan KK penerima paket konversi sesuai dengan ketentuan?

  2. Apakah proses penyaluran paket konversi sesuai aturan?

  3. Apakah KK penerima paket konversi menggunakan gas sebagai substitusi minyak tanah?

  C. Batasan Masalah

  Agar penelitian tidak terlalu luas, maka peneliti memberikan batasan untuk KK yang akan diteliti adalah KK di kecamatan Ngawen kabupaten Klaten dan hal-hal yang akan diteliti tentang pendataan penerima paket konversi, proses penyaluran paket konversi dan penggunaan paket konversi yang sudah diberikan pemerintah untuk mengatasi kelangkaan minyak tanah dengan mengeluarkan kebijakan konversi minyak tanah ke gas.

  D. Tujuan Penelitian

  Tujuan yang akan diambil dari penelitian ini, adalah sebagai berikut:

  1. Untuk menganalisis kesesuaian proses pendataan penerima paket konversi di kecamatan Ngawen kabupaten Klaten dengan ketentuan.

  2. Untuk menganalisis ketepatan proses penyaluran paket konversi di kecamatan Ngawen kabupaten Klaten.

  3. Untuk mengetahui penggunaan paket konversi berupa gas sebagai substitusi minyak tanah di kecamatan Ngawen kabupaten Klaten.

E. Manfaat Penelitian

  Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Bagi Pemerintah Penelitian ini diharapkan memberi gambaran kepada pemerintah daerah tentang pelaksanaan program konversi minyak tanah ke gas di kecamatan Ngawen kabupaten Klaten, dilihat dari proses pendataan penerima kompor gas, proses penyaluran sampai penggunaan gas sebagai substitusi minyak tanah tersebut.

  2. Bagi Warga Dari penelitian ini dapat diketahui secara objektif dan nyata, tentang pelaksanaan program konversi minyak tanah ke gas di kecamatan Ngawen kabupaten Klaten.

  3. Bagi Peneliti Dengan penelitian ini diharapkan penulis mendapatkan tambahan pengetahuan dengan membandingkan pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah dengan keadaan nyata.

  4. Bagi Universitas Sanata Dharma Dari penelitian ini dapat menambah referensi kepustakaan yang dapat berguna bagi para calon akademis lain yang memerlukannya.

  

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Gambaran Umum Tentang Produksi Gas di Indonesia Pada tahun 1960-an gas alam di Indonesia mulai dimanfaatkan,

  dimana produksi gas alam dari ladang gas PT Stanvac di Pendopo, Sumatera Selatan dikirim melalui pipa gas ke pabrik pupuk Pusri IA dan PT pupuk Sriwidjaja di Palembang. Dalam perkembangannya, prosentase pemanfaatan gas untuk domestik di Indonesia meningkat dari tahun 2006 ke tahun 2007 yaitu dari 35,03% menjadi 37,02%, dimana Pertamina mulai memasok gas alam melalui pipa gas dari ladang gas alam di Prabumulih Sumatera Selatan ke pabrik pupuk Pusri II, Pusri III dan Pusri IV di Palembang (www.esdm.go.id).

  Produksi gas di Indonesia dari tahun 2006 hingga tahun 2009 mengalami peningkatan. Pada tahun 2009 produksi gas diperkirakan mencapai 6050,2 MMSCFD (Million Metric Standard Cubic Foot per

  Day ), naik dibandingkan tahun–tahun sebelumnya, tahun 2008 mencapai

  4967,9 MMSCFD, tahun 2007 mencapai 3705,3 MMSCFD dan tahun 2006 hanya mencapai 2451,3 MMSCFD (www.esdm.go.id).

  Menurut menteri ESDM, Purnamo Yusgiantoro, menyatakan bahwa penerimaan Negara yang cukup signifikan untuk saat ini adalah dari gas dan batubara sehingga menjadi pertimbangan dalam produksi. Produksi minyak pernah menjadi andalan, namun untuk saat ini digantikan oleh gas dan batubara.

B. Konversi Energi

  Konversi energi merupakan perubahan atau pengalihan bentuk energi dari yang satu menjadi bentuk energi lain. Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, tetapi dapat berubah bentuk dari bentuk yang satu ke bentuk lainnya, misalnya energi listrik menjadi energi panas pada dispenser, energi listrik menjadi cahaya pada lampu dan masih dapat diubah ke bentuk lainnya (www.electroniclab.com). Konversi energi juga dapat terjadi pada jenis bahan bakar, seperti bahan bakar minyak tanah dapat diganti atau berubah menjadi bahan bakar gas atau batu bara.

  Dengan melakukan konversi pasti mempunyai maksud dan tujuan, seperti kebijakan energi dari minyak tanah ke gas. Kebijakan konversi minyak tanah ke gas merupakan salah satu kebijakan pemerintah untuk mengalihkan subsidi minyak tanah ke bahan bakar gas dalam bentuk LPG.

  LPG merupakan gas hasil produksi dari kilang minyak atau kilang gas, yang komponen utamanya adalah gas propane (C3H8) dan butane (C4H10) yang dicairkan. Pertamina memasarkan LPG sejak tahun 1969 dengan merk dagang ELPIJI. Berdasarkan komposisi propane dan butane, LPG dapat dibedakan menjadi 3 yaitu: LPG propane, LPG butane dan LPG mix. LPG propane terdiri dari C3 dan LPG butane terdiri dari C4, kedua LPG biasanya dipergunakan oleh masyarakat umum untuk bahan bakar memasak. Sedangkan LPG mix merupakan campuran dari propane dan butane, yang biasanya dipergunakan di industri-industri sebagai pendingin, bahan bakar pemotong, untuk menyemprot cat dan lainnya (Pertamina, 2007).

C. Program Konversi Minyak Tanah ke Gas

  Dalam rangka mengantisipasi penggunaan minyak tanah untuk rumah tangga dan mengurangi subsidi minyak tanah yang cukup besar, pemerintah melaksanakan program konversi minyak tanah ke gas yang dimulai tahun 2007. Program konversi ini ditetapkan antara lain atas dasar

  pertama , Peraturan Presiden Nomor 104 Tahun 2007 tentang penyediaan,

  pendistribusian dan penetapan harga elpiji tabung 3 kg. Kedua, Undang- Undang Nomor 41 Tahun 2008 tentang anggaran pendapatan dan belanja Negara tahun anggaran 2009 yang didalamnya terdapat anggaran untuk subsidi elpiji tabung 3 kg dengan volume sebesar 1,6 juta MT. Ketiga, Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor

  01.K.DJM.5/2009 tentang penugasan PT Pertamina dan penetapan daerah tertentu dalam penyediaan dan pendistribusian elpiji tabung 3 kg tahun 2009 (www.esdm.go.id)

  Setiap tahun pemerintah menganggarkan dana kurang lebih Rp50 triliun untuk mensubsidi bahan bakar minyak (BBM): minyak tanah, premium dan solar. Dari ketiga jenis bahan bakar ini, minyak tanah adalah jenis bahan bakar yang mendapat subsidi terbesar (lebih dari 50% anggaran subsidi BBM digunakan untuk subsidi minyak tanah) (Widytaurus, 2008). Dari tahun ke tahun anggaran subsidi BBM semakin meningkat dengan mengikuti trend harga minyak dunia yang cenderung meningkat kisaran USD 50-60 per barel (Satriya, 2007). Nilai subsidi BBM pada tahun 2005 cukup tinggi yaitu mencapai Rp89,2 triliun kemudian diperkirakan pada tahun 2006 mengalami penurunan yang cukup signifikan yaitu Rp35 triliun, penurunan subsidi ini salah satunya disebabkan karena mengikuti naik turunnya harga minyak dunia (Bisnis Indonesia, 2005). Dalam APBNP tahun 2007 subsidi BBM mengalami kenaikan, subsidi tersebut naik menjadi Rp55,604 triliun dengan pembagian subsidi untuk minyak tanah Rp29,507 triliun, premium Rp17,056 triliun dan Rp9,041 triliun untuk solar, Sedangkan pada tahun 2008 mengalami penurunan, nilai subsidi BBM dalam APBN hanya mencapai Rp45,807 triliun dengan pembagian subsidi untuk minyak tanah Rp24,281 triliun, premium Rp15,108 triliun dan Rp6,418 triliun untuk solar (Salim, 2008). Penurunan subsidi tersebut disebabkan karena subsidi BBM sudah dialihkan untuk subsidi gas elpiji.

  Adanya krisis BBM yang disebabkan oleh menipisnya persediaan BBM juga menjadi salah satu penyebab harga BBM menjadi semakin mahal. Langkah pemerintah untuk menghadapi permasalahan yang telah direncanakan sebelumnya yaitu dengan menjalankan program konversi minyak tanah ke gas.

  Program konversi minyak tanah ke gas merupakan program yang dibuat pemerintah untuk mengantisipasi semakin menipisnya cadangan minyak bumi di Indonesia dan terus melambungnya harga minyak dunia. Selain itu program konversi ini juga bertujuan mengurangi subsidi BBM, khususnya minyak tanah (Widytaurus, 2008). Dengan adanya pengalihan minyak tanah ke gas dapat mengurangi anggaran subsidi minyak tanah dari sekitar Rp35 triliun menjadi Rp17,5 triliun (Suryama, 2007).

  Pemerintah melakukan konversi minyak tanah ke gas ini juga mempunyai tujuan yaitu untuk menggurangi pengeluaran Negara untuk subsidi, subsidi tersebut dapat dialihkan untuk mengembangkan sektor-sektor lain, seperti sektor pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan sektor lain yang dapat meningkatkan pemasukan keuangan Negara dan dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat (Tabloidparle, 2008). Apabila sektor pendidikan dan kesehatan mendapatkan perhatian yang lebih baik maka dapat menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas baik dari fisik maupun kemampuannya, sehingga dengan sumber daya manusia tersebut mampu mengolah dan mengembangkan sumber daya dalam negeri yang ada. Dengan pengolahan dan pengembangan sumber daya dalam negeri tersebut maka dapat meningkatkan pemasukan keuangan Negara.

D. Petunjuk Pelaksanaan Konversi Minyak Tanah Ke Gas

  1. Kriteria Penerima Paket Konversi Target program konversi minyak tanah ke gas elpiji adalah rumah tangga dan usaha mikro yang menggunakan minyak tanah sebagai bahan bakar untuk memasak. Persyaratan rumah tangga dan usaha mikro yang berhak menerima paket konversi adalah sebagai berikut (Pertamina, 2007):

  a. Rumah tangga harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1) Ibu rumah tangga 2) Pengguna minyak tanah murni 3) Kelas sosial C1 ke bawah (pengeluaran<Rp1,5 juta/bulan) 4) Penduduk legal setempat dengan dibuktikan dan melampirkan

  KTP atau KK atau surat keterangan dari kelurahan setempat

  b. Usaha mikro harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1) Usaha mikro tersebut merupakan pengguna minyak tanah untuk bahan bakar memasak dalam usahanya 2) Penduduk legal setempat dengan dibuktikan dan melampirkan

  KTP atau KK atau surat keterangan dari kelurahan setempat 3) Melampirkan surat keterangan usaha dari kelurahan

  c. Penduduk musiman harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: Apabila dalam proses pembagian paket konversi kepada masyarakat terdapat anggota masyarakat (rumah tangga dan usaha mikro) yang tidak memenuhi persyaratan diatas, akan tetapi sesuai kriteria berhak mendapatkan paket konversi secara gratis (contoh: penduduk musiman yang tidak memiliki KTP/KK/surat keterangan dari kelurahan setempat), maka dapat diberi paket konversi dengan melampirkan: 1) Surat keterangan dari kelurahan setempat, atau 2) Surat keterangan RT/RW setempat, atau 3) Terlampir dalam berita acara serah terima distribusi paket konversi antara konsultan dengan penerima paket dilampirkan fotokopi kartu identitas yang bersangkutan

  2. Mekanisme Pengalihan Minyak Tanah ke Gas Pemerintah membagikan gratis peralatan memasak kepada rumah tangga pengguna minyak tanah: 1 set kompor pit (berikut selang dan regulator) dan 1 tabung 3 kg dengan isi perdana. Pembagian peralatan memasak tersebut dilakukan untuk setiap wilayah tertentu (kecamatan/kelurahan). Wilayah yang sudah dibagikan peralatan memasak dengan elpiji akan ditarik/dikurangi jatah minyak tanah yang disalurkan oleh pangkalan di daerah tersebut.

  Target pertamina dengan pengalihan 9,9 juta keluarga pengguna minyak tanah menjadi elpiji selesai antara tahun 2007-2010.

  Jalur distribusi pengalihan menggunakan agen minyak tanah yang dikonversi menjadi agen elpiji 3 kg, dan pangkalan minyak tanah yang dijadikan pangkalan elpiji 3 kg.

  3. Pembagian Paket Kompor Gas dan Tabung Elpiji 3 kg Bagan II.1

  Proses Pembagian Paket Konversi Agen elpiji 3 kg Pangkalan elpiji 3 kg

  Pertamina Konsultan Masyarakat

  Pemda Proses pembagian paket konversi:

  a. Pertamina berkoordinasi dengan Pemda setempat mengenai pelaksanaan pembagian paket konversi b. Pertamina melakukan sosialisasi dengan masyarakat, agen dan pangkalan elpiji 3 kg dibantu oleh konsultan di daerah yang akan dikonversi

  c. Agen elpiji 3 kg menyalurkan stok elpiji isi ulang ke pangkalan elpiji 3 kg d. Konsultan membagikan paket konversi untuk masyarakat melalui wilayah tertentu (kecamatan/kelurahan) e. Masyarakat melakukan isi ulang elpiji 3 kg ke pangkalan elpiji 3 kg di daerah sekitar

  4. Jalur Distribusi Elpiji 3 kg Bagan II.2

  Jalur Distribusi Elpiji 3 kg Pangkalan

  LPG FP Agen Pangkalan

  Konsumen SPPBE

  LPG 3 kg Pangkalan

  Keterangan:

  a. LPG FP (LPG Filling Plant) Pertamina adalah stasiun pengisian LPG milik Pertamina, yang mengisi elpiji curah ke dalam tabung elpiji 3 kg b. Filling Plant Swasta/SPPBE (Stasiun Pengisian dan Pengangkutan

  Bulk Elpiji) adalah stasiun pengisian LPG milik swasta. Seperti halnya LPG FP Pertamina, SPPBE bertugas untuk mengisi elpiji curah ke dalam tabung elpiji 3 kg

  c. Agen elpiji 3 kg membeli elpiji dalam kemasan tabung 3 kg ke Pertamina dan menjualnya kepada konsumen, langsung atau tidak langsung melalui pangkalan elpiji 3 kg d. Agen elpiji 3 kg mendapatkan margin Rp100/kg dan transportation fee Rp390,10/kg, sedangkan pangkalan mendapatkan margin

  5. Manfaat Konversi Minyak Tanah Ke Gas Tujuan pemerintah melakukan konversi ini salah satunya juga untuk mengurangi kebutuhan masyarakat akan minyak tanah, kemudian digantikan atau disubstitusikan dengan gas. Gas merupakan barang substitusi. Barang substitusi adalah barang yang dapat menggantikan fungsi dari suatu barang lain (Sumarsono, 2006: 24). Suatu barang dapat menggantikan atau digantikan dengan barang lain apabila mempunyai fungsi yang sama, contohnya adalah daging sapi dapat digantikan atau menggantikan daging ayam, jagung dapat digantikan atau menggantikan sagu, begitu pula minyak tanah dapat digantikan gas.

  Secara teori, pemakaian 1 liter minyak tanah setara dengan pemakaian 0,4 kg LPG. Dengan menghitung harga keekonomian minyak tanah dan LPG, subsidi yang diberikan untuk pemakaian 0,4 kg LPG akan lebih kecil daripada subsidi untuk 1 liter minyak tanah.

  Jadi, pemakaian elpiji ini akan menghemat pengeluaran rumah tangga sebesar Rp20.000,00–Rp25.000,00 dan pemerintah akan dapat menghemat Rp15-20 triliun untuk mensubsidi BBM per tahun (Pertamina, 2007).

  Manfaat lain yang dapat diperoleh dari konversi minyak tanah ke gas adalah: a. Mengurangi kerawanan dalam penyalahgunaan minyak tanah

  b. Mengurangi polusi udara di rumah atau dapur c. Menghemat waktu memasak dan perawatan alat memasak

  d. Dapat mengalokasikan minyak tanah untuk bahan bakar yang lebih komersil (misalnya bahan bakar pesawat atau avtur) e. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat

  Tabel II.1

Perbandingan Keuntungan Dan Kerugian LPG

Dengan Minyak Tanah

   LPG Minyak Tanah

  Keuntungan a. Mudah digunakan dan dipindahkan b. Bersih dan ramah lingkungan c. Pembakaran mudah disesuaikan d. Temperatur panas yang tinggi e. Kompor tidak perlu dipanaskan terlebih dahulu

  a. Perlu kompor, yang

  harganya relatif murah

  b. Dapat dibeli secara

  eceran Kerugian a. Memerlukan tabung yang harganya cukup mahal b. Memerlukan peralatan seperti kompor gas yang harganya lebih mahal dibandingkan dengan kompor biasa

  c. Harus dibeli dalam bentuk satuan tertentu (tidak dapat dibeli eceran)

  a. Lebih repot dalam penggunan b. Berasap

  c. Meninggalkan kotor pada tembok dan alat memasak

  d. Dapat menyebabkan bau pada makanan e. Perlu waktu memanaskan kompor

  Sumber: Pertamina, 2007

E. Penelitian Terdahulu

  Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Tim Studi Pusat Kebijakan Belanja Negara Badan Kebijakan Fiskal milik Pemerintah Indonesia pada bulan Januari 2008. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Quick Research dan sampel yang digunakan yaitu daerah Jakarta, Depok, terdiri dari 288 orang penerima paket konversi (Widytaurus, 2008). Hasil penelitian ini antara lain:

  1. Penurunan perbandingan rata-rata pengeluaran untuk bahan bakar sebelum konversi sebesar 59,12% dan sesudah konversi sebesar 40,88%.

  2. Pemakaian LPG lebih efisien dan ekonomis dibandingkan minyak tanah yaitu penggunaan minyak tanah sebelum konversi sebesar 59,3% menurun menjadi 40,7% sedangkan penggunaan LPG sebelum konversi sebesar 20,83% naik menjadi 79,17%.

  3. Terdapat 71,18% responden menganggap telah diberikan sosialisasi dan 28,82% responden menganggap tidak diberikan sosialisasi dalam pelaksanaan program konversi ini.

  5. Dalam proses pengambilan paket konversi terdapat 29,5% responden menyatakan dipungut biaya.

  6. Dalam penggunaan paket konversi terdapat 83,3% responden menggunakan paket konversi.

  7. Dalam hal keinginan responden untuk melakukan isi ulang LPG terdapat 81,6% responden menyatakan akan mengisi ulang LPG 3 kg dan 10,4% responden menyatakan tidak mengisi ulang LPG 3 kg dan 8% tidak memberikan jawaban yang jelas.

  8. Dalam penggunaan gas LPG sebanyak 84,03% responden menyatakan mudah mendapatkan gas LPG 3 kg, 4,51% responden menyatakan kesulitan mendapatkan gas LPG 3 kg dan 11,46% tidak memberikan tanggapan.

  9. Sehubungan dengan penerimaan kompor gas terdapat 84,46% responden menyatakan menerima kompor gas dengan kualitas baik dan 13,54% menyatakan menerima kompor gas dengan kualitas jelek.

  10. Terdapat 92,36% responden menyatakan mendapatkan tabung gas dengan kualitas baik dan 7,64% responden mendapatkan tabung dengan kualitas jelek.

F. Kerangka Pemikiran

  Di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2000 tentang program pembangunan nasional, pemerintah bersama DPR bersepakat menghapuskan subsidi bahan bakar minyak secara bertahap, yaitu dengan mengeluarkan kebijakan konversi minyak tanah ke gas.

  Kebijakan tersebut bertujuan mengurangi subsidi bahan bakar minyak yang semakin meningkat. Pengurangan subsidi minyak tanah tersebut akan digantikan untuk subsidi gas elpiji. Dasar hukum program konversi minyak tanah ini antara lain; Peraturan Presiden Nomor 104 Tahun 2007 tentang penyediaan, pendistribusian dan penetapan harga elpiji tabung 3 kg, Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2008 tentang anggaran pendapatan dan belanja Negara tahun anggaran 2009 dan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 01.K/DJM.S/2009 tentang penugasan PT Pertamina dan penetapan daerah tertentu dalam penyediaan dan mempertimbangkan 1 liter minyak tanah setara dengan 0,4 kg elpiji, jadi penggunaan gas akan dapat menghemat pengeluaran rumah tangga senilai Rp20.000,00 hingga Rp25.000,00 per bulan dan untuk pemerintah akan dapat menggurangi subsidi minyak tanah sebesar Rp30 triliun per tahun.

  Kebijakan pemerintah mengenai kebijakan konversi ini menjadikan banyak kontroversi di masyarakat. Ada masyarakat yang mau menerima dengan senang hati kebijakan tersebut, tetapi ada sebagian masyarakat yang menolak kebijakan tersebut. Menurut pemerintah, dengan mengeluarkan kebijakan ini akan dapat meringankan beban penderitaan masyarakat.

  Pendataan penerima paket konversi tahun 2007 adalah rumah tangga, usaha mikro dan penduduk musiman. Penerima paket konversi untuk ibu rumah tangga harus memenuhi persyarat, yaitu ibu rumah tangga yang tidak mempunyai pekerjaan, pengguna minyak tanah murni, kelas sosial C1 ke bawah dengan pengeluaran kurang dari 1,5 juta/bulan, merupakan penduduk legal setempat yang dibuktikan dan melampirkan KTP atau KK. Usaha mikro harus memenuhi syarat pengguna minyak tanah untuk bahan bakar usahanya, merupakan penduduk legal dibuktikan dengan KTP atau KK dan melampirkan surat keterangan usaha. Penduduk musiman harus memenuhi syarat, yaitu melampirkan surat keterangan dari kelurahan dan RT/RW dan terlampir dalam berita acara serah terima distribusi antara konsultan dengan penerima paket konversi dilampiri dengan fotokopi kartu identitas yang bersangkutan.

  Mekanisme pengalihan minyak tanah ke gas disini dengan jalan pemerintah membagikan gratis peralatan memasak kepada rumah tangga pengguna minyak tanah berupa 1 set kompor pit dan 1 tabung 3 kg dengan isi perdana. Pembagian peralatan memasak tersebut dilakukan untuk wilayah tertentu (kecamatan/kelurahan). Wilayah yang sudah dibagikan peralatan memasak dengan elpiji akan ditarik/dikurangi jatah minyak tanah yang disalurkan oleh pangkalan di daerah tersebut. Target pertamina dengan pengalihan ini adalah 9,9 juta keluarga pengguna minyak tanah menjadi elpiji selesai antara tahun 2007-2010. Jalur distribusi pengalihan dengan agen dan pangkalan minyak tanah dikonversi menjadi agen dan pangkalan elpiji 3 kg.

  Pembagian paket konversi yaitu dengan pemerintah berkoordinasi dengan Pemda setempat mengenai pelaksanaan pembagian paket konversi, pertamina melakukan sosialisasi dengan masyarakat, agen dan pangkalan elpiji 3 kg dibantu oleh konsultan di daerah yang akan dikonversi, agen elpiji 3 kg menyalurkan stok elpiji isi ulang ke pangkalan elpiji 3 kg, konsultan membagikan paket konversi untuk masyarakat melalui wilayah tertentu (Kecamatan/Kelurahan), dan masyarakat melakukan isi ulang elpiji 3 kg ke pangkalan elpiji 3 kg di daerah sekitar.

  Jalur distribusi elpiji 3 kg adalah dari LPG FP Pertamina mengisi ulang tabung elpiji 3 kg dari agen elpiji 3 kg, agen elpiji 3 kg memberikan stok tabung isi ulang elpiji 3 kg ke pangkalan elpiji 3 kg, pangkalan elpiji 3 kg menjual elpiji 3 kg kepada konsumen.

  Penggunaan paket konversi ini bertujuan untuk mengurangi kebutuhan masyarakat akan minyak tanah, setelah paket konversi tersebut dibagikan maka penerima paket konversi diharapkan menggunakannya. Dengan menggunakan gas elpiji maka akan menghemat pengeluaran rumah tangga. Manfaat lain dari pemakaian paket konversi adalah mengurangi kerawanan dalam penyalahgunaan minyak tanah, menggurangi polusi udara, menghemat waktu dalam memasak, pengalokasian minyak tanah untuk bahan bakar lain dan untuk meningkatkan kualitas hidup.

  Keberhasilan program konversi minyak tanah dapat dicapai, jika pelaksanaan program konversi ini dilaksanakan dengan baik sesuai dengan petunjuk pelaksanaan yang telah ditetapkan pemerintah. Petunjuk pelaksanaan yang harus dilakukan yaitu dari proses pendataan penerima paket konversi, proses penyaluran paket konversi dan penggunaan paket konversi tersebut dilakukan dengan baik sesuai aturan yang ada.

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian

  evaluatif. Penelitian evaluatif merupakan metode penelitian yang bertujuan untuk mengetahui apakah suatu kegiatan yang dilakukan tepat sasaran.

  Penelitian ini dengan menggunakan titik tolak kriteria proses yaitu memaparkan kejadian atau hal-hal yang dijadikan objek penelitian apa adanya tanpa menambah atau menguranginya (Furchan, 2004:58). Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui apakah program konversi minyak tanah ke gas di kecamatan Ngawen kabupaten Klaten telah sesuai dengan petunjuk, baik dari proses pendataan, proses penyaluran dan proses penggunaan paket konversi.

B. Subjek dan Objek Penelitian

  1. Subjek Penelitian Subjek adalah orang atau tempat yang diamati untuk kepentingan penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek adalah KK penerima paket konversi dan pihak terkait sebagai penyalur paket konversi.

  2. Objek Penelitian Objek adalah orang atau perkara atau benda yang menjadi pokok pembicaraan. Dalam penelitian ini yang menjadi objek adalah proses pendataan penerima paket konversi, proses penyaluran paket konversi dan penggunaan paket konversi.

C. Lokasi Penelitian dan Alasan Pemilihan Lokasi

  1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah kecamatan Ngawen kabupaten Klaten.

  Kecamatan Ngawen merupakan daerah bagian dari penerima bantuan konversi.

  2. Alasan Pemilihan Lokasi Alasan peneliti dalam pemilihan lokasi penelitian di kecamatan

  Ngawen kabupaten Klaten karena di daerah ini merupakan salah satu daerah penerima bantuan konversi. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan evaluasi dalam pelaksanannya, karena yang menjadi penerima paket konversi di kecamatan Ngawen kabupaten Klaten ada yang tidak sesuai dengan kriteria penerima paket konversi, masih ada KK yang menjadi penerima paket konversi takut menggunakan gas elpiji dan masih ada beberapa KK yang tetap bertahan menggunakan minyak tanah untuk memasak walaupun minyak tanah langka dan harganya lebih mahal dibandingkan gas elpiji.

D. Populasi, Sampel Penelitian dan Teknik Pengambilan Sampel

  1. Populasi Penelitian Populasi merupakan sekumpulan subjek yang menjadi pusat perhatian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh KK di kecamatan Ngawen kabupaten Klaten yang menerima paket konversi. Jumlah KK di 13 kelurahan kecamatan Ngawen yang menerima paket konversi sejumlah 2324 KK.