PERLINDUNGAN HUKUM TRANSAKSI JUAL BELI KOMPUTER RAKITAN MENURUT UNDANG-UNDANG TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN (Studi Di Bintan Risky Computer Surabaya)

  490

PERLINDUNGAN HUKUM TRANSAKSI JUAL BELI KOMPUTER RAKITAN

MENURUT UNDANG-UNDANG TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

   (Studi Di Bintan Risky Comput er Surabaya)

Erie Hariyanto

  Jurusan Syari’ ah STAIN Pamekasan E-mail:

  

Abst r act

In t he comput er t r ade i s known t wo t er ms of t he comput er t ype namel y Br anded comput er , whi ch i s

usual l y sol d i n a wel l packet , assembl ed by t he pr oducer (company) and t he second one i s assembl y

comput er t hat nowadays domi nat es mor e t han 60 % of comput er mar ket shar e i n Indonesi a in whi ch

t he t r ade t r ansact i on makes many obst acl es whi ch need t he sol ut i on and l aw pr ot ect ion f or t hose

i nvol ved i n t he t r ade t r ansact ion of assembl y comput er . By being pr evai l ed t he l aw of number 8,

1999 about consumer pr ot ect ion, i t i s wonder ed whet her i t has gi ven t he l aw pr ot ect i on f or t hose

who ar e i nvolved especi al l y t he consumer s. It can be devi ded i nt o t hr ee st ages, t hey ar e pr el i minar y

t r ansact ion or t he bar gai n of assembl y comput er t hr ough adver t i sement , t he t r ansact ion or

agr eement of t he assembl y comput er t r ade and t he l ast i s t he t r ansact ion of sal e af t er ser vi ce t hat

al so concer ns wi t h t he guar ant ee. The f or m of l awsui t sol ut i on i s commonl y done by t he f ami l i al

r el at hi onshi p bet ween t he consumer and t he sel l er . It i s t he best and ef f ect i ve sol ut ion, al t hough

t he l aw of t he consumer pr ot ect i on al so gives t he pl ace t o compl ai n t heir cases t hr ough t he

consumer l awsui t af f ai r s. Key wor ds: l aw pr ot ect ion, t r ade t r ansact ion, assembl y comput er

  

Abst rak

  Dalam perdagangan komput er dikenal dua ist ilah mengenai j enis komput er yait u Komput er Branded dimana biasanya dij ual dalam sat u unit komput er ut uh ( wel l Packet ) yang dirakit oleh produsen ( pabr i k) dan j enis kedua komput er rakit an dimana sekarang menguasai lebih dari 60 % pangsa pasar komput er di Indonesia dimana t raksaksi j ual belinya menimbulkan banyak hambat an yang mana dit unt ut pemecahan dan perlindungan hukum bagi para pihak yang t erlibat dalam t ransaksi j ual beli komput er rakit an t ersebut . Dengan diberlakukannya Undang-undang No. 8 Tahun 1999 t ent ang perlindungan konsumen apakah sudah memberikan perlindungan hukum bagi para pihak ut amanya konsumen dimana secara garis besar dapat dibagi dalam t iga t ahap yait u t ahap Pra t ransaksi at au penawaran komput er rakit an melalui iklan, t ahap t ransaksi at au perj anj ian j ual beli komput er rakit an dan yang t erakhir t ahap pasca t ransaksi ( sale af t er ser vi ce) yang menyangkut j uga t ent ang j aminan garansi. Pada umumnya bent uk penyelesaikan sengket a dilakukan secara kekeluargaan ant ara pembeli (konsumen) dengan penj ual (pihak t oko) hal ini paling t epat dan ef ekt if , walaupun Undang-Undang Tent ang Perlindungan Konsumen j uga memberikan saluran unt uk mengadukan kasusnya melalui Badan Penyelesaian Sengket a Konsumen.

  Kat a kunci: perlindungan hukum, t ransaksi j ual beli, komput er rakit an

  

Pendahuluan perkembangannya komput er t elah dapat me-

  Dewasa ini t idak ada kegiat an manusia rubah kebiasaan at au gaya hidup yang beralih modern yang lepas dari t eknologi komput er dari alam wuj ud at au f isik ke alam elekt ronik yang dapat membant u dalam menyelesaikan at au non f isik disebut sebagai ruang maya ( cy- t ugas-t ugasnya secara cepat dan ef isien. Dalam ber space), kit a dapat melakukan segala kegiat - an melalui int ernet misalnya memesan barang,

   Tul isan ini merupakan art ikel dar i hasil penel it ian i nvi -

  memesan t iket pesawat dan sebagainya yang

  dual (t esis) penul is pada Program Pascasar j ana Univer -

  Perl indungan Hukum Tr ansaksi Jual Bel i Komput er Rakit an Menurut Undang-Undang… 491

  dengan memberi j aminan garansi ant ara sat u sampai t iga t ahun sert a pet unj uk pemakaian yang sudah disert akan bersama komput er t er- sebut . Produsen komput er Branded t idak perlu 1 Erie Hari yant o, “ Probl emat ika dan Perl indungan Hukum

  Jenis komput er yang kedua dalam dunia perdagangan komput er dikenal dengan kompu- t er rakit an, sering disebut komput er lokal at au generik adalah komput er dimana komponen dan aksesoris dari komput er dirakit oleh pihak penj ual sendiri art inya suat u komput er dirakit sesuai dengan komponen yang ada dipasaran saat komput er it u dirakit art inya t idak melalui proses penguj ian (b ur ni ng t est ) sehingga j amin- an kualit as produk it u kurang. Selain it u t idak ada j aminan purna j ual karena t idak menut up kemungkinan sebuah t oko komput er rakit an se- cara t idak t erduga beralih haluan menj ual pon- sel at au sudah gulung t ikar (t okonya sudah t u- t up). Hambat an lain yang sering muncul dalam perdagangan komput er rakit an kadangkala pi- hak penj ual mengelabuhi pembeli dengan me- manf aat kan ket idakt ahuan pembeli (konsumen) berkenaan dengan komput er rakit an yang akan dibeli sepert i memasangkan komponen kompu- t er t idak sesuai dengan yang diperj anj ikan at au penj ual memasangkan barang bekas dalam komput er rakit an t anpa memberit ahukan kepa- da konsumen unt uk sekedar memperoleh keun- t ungan.

  br anded t erpaut j auh dari komput er rakit an.

  digunakan oleh konsumennya. Konsekuensi dari hal it u adalah harga produk dari komput er

  ser vi ce cent er dibeberapa t empat yang dapat

  diragukan misalnya Compaq, vendor memberi- kan f asilit as ask compaq dalam websi t e-nya. Begit u pula vendor Zyrex membuat t echni cal

  e-Commerce di Indonesi a” , Jur nal al -i hkam Vol . 4 No. 2 Desember 2009, Jurusan Syar i’ ah STAIN Pamekasan, hl m, 294, ; bandingkan dengan Pur ba, Onno W dan Aang Ari d Wahyudi, “ Mengenal e-commer ce” , (Jakart a: El ex Medi a Komput i ndo, 2000), hl m 12,

  br anded memberi layanan purna j ual yang baik,

  lebih dikenal dengan kegiat an perdagangan elekt ronik ( E-Commer ce).

  Ada dua ist ilah dalam perdagangan kom- put er mengenai j enis komput er yait u komput er branded (merk t erkenal) dan komput er rakit an (komput er lokal) dimana keduanya memiliki perbedaan dalam sist em perdagangannya, per- j anj ian j ual beli dan aspek perlindungan hu- kumnya, ut amanya perlindungan bagi konsumen t erhadap komput er yang dibelinya. Komput er branded (merk t erkenal) lebih t erj amin, khu- susnya dalam hal spesif ikasi hardwarenya ka- rena sebelum dirangkai sebuah komput er harus melalui berbagai macam uj i t es, sehingga kon- sumen membeli produk dalam sat u unit kompu- t er yang ut uh (w el l packet ) yang sudah t erj a- min kualit asnya. Pihak produsen komput er

  1 .

  langkah inst ruksi-inst ruksi program yang t ersim- pan di memori ( st or age pr ogr am)”

  out put dibawah pengawasan suat u langkah-

  H. Blissmer yang menekankan pengert ian kom- put er berdasarkan f ungsi umum dari komput er. Menurut beliau, dalam bukunya Comput er Annual, pengert ian komput er yait u “ suat u alat yang mampu melakukan t ugas sepert i meneri- ma, memproses input t adi sesuai dengan prog- ramnya, dan menyimpan perint ah-perint ah dan hasil dari pengolahan, menyediakan out put dalam bent uk inf ormasi” . Menurut Donald H. Sanders, pengert ian dari komput er adalah “ sis- t em elekt ronik unt uk memanipulasi dat a yang cepat dan t epat sert a dirancang dan diorgani- sasi supaya ot omat is menerima dan menyimpan dat a input , memprosesnya dan menghasilkan

  Perkembangan komput er t idak lepas pe- ngert ian dari komput er yang diberikan oleh pa- ra pakar, diant aranya adalah pendapat Robert

  Ada kalanya konsumen t idak berit ikad baik at au kurang t erampil menggunakan kom- put ernya sehingga mengakibat kan kerusakan yang semest inya t idak t erj adi, sehingga sulit menget ahui apakah memang kerusakan di t im- bulkan karena kesalahan pemakaian at au kare- na dari komponen komput er it u sendiri sehing- ga dapat menimbulkan konf lik ant ara peda- gang dan pembeli (konsumen). Walaupun kuali- t as dan j aminan purna j ualnya t idak sebaik de- ngan komput er br anded (merk t erkenal). Na- mun kenyat aanya komput er j enis rakit an yang menguasai pangsa pasar lebih dari 60 % kom-

  492 Jurnal Dinamika Hukum Vol . 12 No. 3 Sept ember 2012 put er di Indonesia.

2 Hal ini mungkin dipenga-

  Berdasarkan lat ar belakang t ersebut di- at as, penulis t ert arik unt uk membahas dua hal.

  Penggunaan dat a primer yang dalam pe- nelit ian ini berhubungan dengan perlindungan hukum t erhadap para pihak dalam t ransaksi j u- al beli komput er rakit an, yang didapat undang- undang dan dari hasil wawancara secara lang- sung. Dengan responden sebagai berikut : se- orang Direkt ur Ut ama Bint an Risky Comput er Surabaya, seorang Bagian Pemasaran Bint an

  Penelit ian ini menggunakan pendekat an kualit at if sebagai sebuah t radisi dalam ilmu pe- nget ahuan sosial yang secara f undament al ber- gant ung kepada pengamat an manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang t ersebut dalam bahasanya dan per- ist ilahannya. Pendekat an kualit at if dalam pe- nelit ian ini diarahkan pada pendekat an sosiolo- gis yait u langsung mengamat i l aw in act i on, dalam hal ini penulis menganalisa per-undang- undangan ant ara lain: Kit ab Undang-undang Hu- kum Perdat a buku III Tent ang Perikat an dan Undang-undang No. 8 Tahun 1999 Tent ang Per- lindungan Konsumen. Dari hasil penelit ian nan- t inya diharapkan dapat memberikan model per- lindungan hukum bagi para pihak dalam kait an dengan t ransaksi j ual beli komput er rakit an.

  Met ode Penelitian

  t ransaksi j ual beli komput er rakit an berdasar- kan Undang-undang No. 8 t ahun 1999 Tent ang Perlindungan Konsumen; dan kedua, f akt or penghambat dan upaya penyelesaiannya dalam t ransaksi j ual beli komput er rakit an.

  Per t ama mengenai perlindungan hukum dalam

  Permasalahan

  ruhi oleh kemampuan ekonomi dari masya- rakat Indonesia yang masih rendah namun di- t unt ut kebut uhan unt uk mempunyai sebuah komput er unt uk menunj ang akt if it asnya. Se- hingga komput er rakit an menj adi pilihan ut a- manya.

  pandang yuridis maka konsumen merupakan subyek hukum yang mempunyai hak dan kewa- j iban hukum, dalam hal ini pemerint ah mem- perhat ikan dengan lahirnya Undang-undang No. 8 t ahun 1999 t ent ang perlindungan konsumen yang aspirat if melindungi kepent ingan dan hak dari konsumen yang cendrung dikesampingkan oleh pelaku usaha at au penj ual, disamping j uga pelaku usaha dilindungi dari pembeli (konsu- men) yang t idak mempunyai it ikad baik dalam bert ransaksi.

  “ Serba Super di PC Br anded” , Maj al ah Komput er Akt i f , Edisi 30 Januar i No. 20, 2005, 3 Abdul Haki m Barkat ul l ah, “ Bent uk Perl i ndungan Hukum Bagi Konsumen dal am Penyel esai an Sengket a Tr ansaksi El ekt ronik Int ernasional menur ut UU No. 11 Tahun 2008” , Jur nal Hukum Bi sni s, Vol . 29 No. 1, Tahun 2010, hl m 58, ; Bandingkan dengan Yun Zhao, “ Di sput e Resol ut i on i n El ekt r oni c Commer ce” (Leiden/ Bost on:

  sen, konsumen adalah obyek dari suat u st rat egi pemasaran at au t arget dari pasar produsen at au sering disebut sebagai pangsa pasar se- hingga banyak usaha yang dilakukan oleh para produsen at au penj ual mempromosikan barang yang di j ualnya dengan berbagai macam cara walaupun kadangkala menyesat kan pembeli (konsumen). Sebaliknya kalau dilihat dari sudut 2

  Penerapan perat uran hukum perlindungan konsumen seringkali meref leksikan ket idakse- imbangan kekuat an ant ara pelaku usaha dan konsumen dianggap pihak lebih lemah dalam t ransaksi sehingga at uran-at uran sert a regulasi khusus dikeluarkan unt uk melindungi kepent i- ngan konsumen.

  t idak boleh lebih rendah dari pada produsen at au pemasar produk produsen. Para pihak memiliki hak-hak yang seimbang sat u sama lainnya yang dij amin oleh Undang-undang.

  l aw). Begit u j uga kedudukan hukum konsumen,

  Besarnya j umlah penj ualan komput er ra- kit an dan besarnya pot ensi unt uk t erj adi kasus- kasus yang merugikan ut amanya konsumen ma- ka diperlukan adanya perlindungan hukum bagi konsumen, sesuai dengan pasal 27 Ayat (1) Un- dang-undang Dasar 1945 menyat akan, ” Bahwa segala warga negara Indonesia bersamaan kedudukannya dalam hukum dan pemerint ahan it u dengan t idak ada kecualinya” . Pasal t erse- but pada dasarnya memberikan landasan kons- t it usional bagi perlindungan konsumen di Indo- nesia karena dalam ket ent uan it u secara j elas dinyat akan bahwa kedudukan hukum semua warga negara adalah sama ( equal i t y bef or e t he

3 Dilihat dari kaca mat a produ-

  Perl indungan Hukum Tr ansaksi Jual Bel i Komput er Rakit an Menurut Undang-Undang… 493

  Risky Comput er Surabaya, delapan orang Pem- beli komput er di Bint an Risky Comput er Sura- baya, seorang Pengurus di Badan Penyelesaian Sengket a Konsumen (BPSK) Surabaya, seorang Pengurus di Yayasan Lembaga Konsumen Sura- baya (YLKS), dan seorang Pengurus di Assosiasi Pedagang Komput er (APKOM) Jawa Timur. Dat a sekunder berupa dat a yang diperoleh penulis dengan mempelaj ari dan menganalisa dat a t er- t ulis yang t erdapat dalam perat uran perun- dang-undangan, buku-buku, surat kabar yang berhubungan dengan masalah yang dit elit i.

  Analisis dat a melewat i suat u proses yang dimulai saat pengumpulan dat a dilakukan seca- ra int ensif dan hendaknya segera dit af sirkan dan diorganisasikan ke dalam suat u kat egori agar unt uk membuat uraian dasar mengenai da- t a it u baik dat a hasil wawancara, observasi dan dokument asi. Analisis dat a t ersebut dapat dila- kukan pada saat pengumpulan dat a secara t er- sendiri dan pengumpulan dat a secara keselu- ruhan. Unt uk menganalisis perlindungan dan hambat an dalam t ransaksi j ual beli komput er rakit an menurut Undang-Undang No 8 Tahun 1999 Tent ang Perlindungan Konsu-men

  Pembahasan Perlindungan Hukum dan Penyelesaian Seng- ket a Konsumen

  Set iap konsumen yang dirugikan dapat menggugat pelaku usaha melalui lembaga yang bert ugas menyelesaikan sengket a ant ara konsu- men dan pelaku usaha at au melalui peradilan yang berada di lingkungan peradilan umum. Pe- nyelesaian sengket a konsumen dapat dit empuh melalui pengadilan at au di luar pengadilan ber- dasarkan pilihan sukarela para pihak yang ber- sengket a (Pasal 45 ayat (1) dan ayat (2)). Buda- ya hukum masyarakat t ermasuk f akt or yang mempengaruhi art i pent ing penyelesaian seng- ket a di luar Pengadilan

  4 4 Kurni awan, “ Per masal ahan dan Kendal a Penyel esaian Sengket a Konsumen mel al ui Badan Penyel esaian Seng- ket a Konsumen (BPSK)” , Jur nal Di nami ka Hukum, Vol

  12 No. 1, Tahun 2012, hl m. 164, ; Bandingkan dengan Syahr izal Abbas, “ Medi asi Probl em Sol ving Hukum Syari ah, Adat dan Nasional ” , Jur nal Hukum dan Syar i ah Vol . 1 No. 1, 2010. hl m1,

  Penyelesaian sengket a konsumen t idak menut up kemungkinan penyelesaian damai oleh para pihak yang bersengket a. Pada set iap t ahap diusahakan unt uk menggunakan penyelesaian damai oleh kedua belah pihak yang bersengke- t a. Penyelesaian secara damai adalah penyele- saian yang dilakukan oleh kedua belah pihak yang bersengket a (pelaku usaha dan konsumen) t anpa melalui pengadilan at au badan penyele- saian sengket a konsumen dan t idak bert ent a- ngan dengan undang-undang ini (Penj elasan Pa- sal 45 ayat (1) dan ayat (2) UU No. 8 Tahun 1999).

  Berdasar Pasal 49 UU No. 8 Tahun 1999 ada Badan Penyelesaian Konsumen (BPSK) di daerah kabupat en at au kot amadya unt uk pe- nyelesaian sengket a konsumen di luar pengadil- an. Dengan meruj uk pada Pasal 49 ayat (1) dan

  Pasal 54 ayat (1) UU No. 8 Tahun 1999 j o Pasal

  2 SK Menperindag Nomor 350/ MPP/ Kep/ 12/ 2001 f ungsi ut ama BPSK yait u: sebagai inst ru- men hukum penyelesaian konsmen di luar peng- adilan sedangkan t ugas BPSK pada Pasal 52 but ir e. but ir f , but ir g, but ir h, but ir h, but ir I, but ir j , but ir k, but ir l dan buit r m UUPK se- benarnya t elah t erserap dalam f ungsi ut ama BPSK t ersebut . Tugas BPSK memberikan konsul- t asi perlindungan konsumen (Pasal 52 but ir b UUPK) dapat dipandang sebagai upaya sosialisa- si Undang-Undang Perlindungan Konsumen, baik t erhadap konsumen maupun pelaku usaha.

  5 Da-

  lam hal konsult asi diberikan, j ika permohonan sengket a konsumen (PSK) sudah t erdaf t ar di Sekret ariat BPSK, maka konsult asi yang diberi- kan t ent u dalam rangka penyelesaian sengket a konsumen, baik dengan cara konsiliasi, mediasi maupun arbit rase.

  BPSK memiliki t ugas melakukan penga- wasan t erhadap pencant uman klausula baku (Pasal 52 but ir c UUPK t idaklah selalu t erkait dengan adanya sengket a konsumen. Dalam hal ini, BPSK diharapkan bersikap proakt if mene- gakkan norma-norma pencant uman klausula baku yang diamanat kan Pasal 18 UUPK, baik de- ngan cara-cara per suasi ve maupun r epr esi f un- 5 Yusuf Shof ie, “ Penyel esai an Sengket an Konsumen

  Menurut UUPK” , Ci t r a Adi t ya Bakt i , 2003, hl m. 21,

  494 Jurnal Dinamika Hukum Vol . 12 No. 3 Sept ember 2012

6 Penyelesaian sengket a konsumen dilaku-

  11 Menurut Eman Raj agukguk, budaya hu-

  berkrompomi bila t imbul perselisihan pribadi t et ap kuat dan sama sekali t idak t erbat as pada orang-orang desa saj a. Membawa perselisihan ke pihak luar berart i menarik perhat ian pihak lain. pengadilan memiliki ket erbat asan unt uk menget ahui semua hubungan yang dipert aruh- kan dalam perselisihan lokal, dan pengadilan mungkin menerapkan pat okan-pat okan yang t i- dak dikenal dalam adat kebiasaan. Pengaruh polit ik dari luar dapat memperlemah kemampu- an masyarakat unt uk mengat asi perselisihan mereka.

  10 Kecenderungan budaya di Indonesia unt uk

  j uan para pihak dan bukan proses penyelesaian sengket a secara berj enj ang. Inst rumen hukum lain dapat dit empuh konsumen t anpa t erlebih dahulu melalui inst rumen hukum BPSK, ke de- pan ket iga cara penyelesaian sengket a t erse- but , dapat berdaya guna (ef isien) dan berhasil guna (ef ekt if ). Penyelesaian sengket a melalui BPSK yang t ugas dan wewenangnya ant ara lain meliput i pelaksanaan penanganan dan penyele- saian sengket a konsumen melalui mediasi, arbrit ase at au konsiliasi, yang selain media pe- nyelesaian sengket a j uga dapat menj at uhkan sanksi admnist rat if bagi pelaku usaha yang me- langgar larangan t ert ent u yang dikenakan bagi pelaku usaha.

  t uk menguj i kepat uhan pelaku usaha t erhadap norma-norma t ersebut . Adanya bent uk kont rak baku t uj uannya unt uk menst abilkan hubungan ekst ernal pasar dengan pelanggan

7 Arbit rase merupakan suat u met ode pe-

8 Se-

  of ar bi t r at i on) harus diset uj ui para pihak t er- sebut .

  belum para pihak t erlibat dalam proses, hasil keput usan arbit rase (t he st at us of t he out come

  nyelesaian sengket a dalam masalah-masalah perdat a (ci vi l mat t er s) yang dapat diset uj ui oleh kedua belah pihak, yang dapat mengikat (bi ndi ng) dan dapat dilaksanakan/ dit egakkan. Para pihak diwaj ibkan unt uk pergi ke arbit rase at as suat u maslah t ert ent u sebagai bagian dari suat u perj anj ian t ent ang prosedur penyelesaian sengket a (di sput e r esol ut ion pr ocedur es) yang t elah disepakat i para pihak t erdahulu.

  nuhnya kepada Maj elis BPSK unt uk memut uskan dan menyelesaikan sengket a konsumen yang t erj adi.

  t i ga arbrit ase, para pihak menyerahkan sepe-

  t u pihak at au para pihak. Bedanya dengan yang pert ama, pada mediasi Maj elis BPSK bersikap akt if sebagai pemerant ara dan penasehat . Ke-

  Kedua mediasi, dit empuh at as inisiat if salah sa-

  kan dengan 3 (t iga) cara. Per t ama, cara konsili- asi dit empuh at as inisiat if salah sat u pihak at au para pihak, sedangkan Maj elis BPSK bersikap pasif , Maj elis BPSK bert ugas sebagai peme- rant ara ant ara para pihak yang bersengket a.

  kum masyarakat t ermasuk f akt or yang mempe- ngaruhi art i pent ing penyelesaian sengket a bis- nis diluar pengadilan. Budaya t radisional yang menekankan kepada komunit as, kekerabat an, harmoni, pr imus int er par es t elah mendorong penyelesaian sengket a diluar pengadilan yang f ormal. Demikian budaya yang menekannkan kepada ef isiensi dan ef ekt if it as sama kuat nya mendorong penyelesaian sengket a bisnis t apa melalui pengadilan.

9 Ket iga cara penyelesaian sengket a t erse-

  PPs-UII, Yogyakart a, Vol . 2 N0. 4, Okt ober 2000, hl m. 7, ; l ihat j uga Daniel S. Lev. “ Lembaga Peradil an dan Budaya Hukum” dal am Daniel S. Lev Hukum dan Pol it ik

  12 10 Abdul Haki m Barkat ul l ah, “ Urgensi Perl i ndungan Konsumen Dal am t ransaksi di E-Commerce” , Jur nal Hukum, Fakul t as Hukum Universit as Isl am Indonesi a, Vol . 3 No. 3 2007, hl m 260, 11 Yusuf Shof ie op. ci t , hl m. 22 12 Erman Raj agukguk, “ Budaya Hukum dan Penyel esaian Sengket a di Luar Pengadil an: . Jur nal Magi st er Hukum,

  Baku” , Jur nal Hukum, No. 4 Vol . 17, Okt ober 2012, hl m. 651, 7 Yusuf Shof ie, “ Sengket an Konsumen Menurut UUPK hl m. 22-25 baca j uga Kur ni awan dan Abdul Wahab, Ti nj auan Yur idis Terhadap Prosedur Penyel esai an Sengket a Konsumen Mel al ui BPSK di Indonesi a” Jur nal Hukum Jat i sw ar a, Fakul t as Hukum Universit as Mat aram, Vol 23, No. 2, Jul i 2008, hl m. 54, 8 Shahrul l ah “ Modern Ar bit r at ion Legi sl at ion: A Comparosion Bet ween Aust ral ia and Indonesi a Law ” ,

  but dilakukan at as dasar pilihan dan perset u- 6 R. M. Panggabean “ Keabsahan Perj anj ian dengan Kl ausul

  Mi mbar Hukum, Vol 24 No. 2, Juni 2012, hl m. 200, 9 Suyud Margono, “ Perl embagaan Al t ernat i f Disput e Resol ut ion (ADR) : dal am Prospek dan Pel aksanaannya di ndonesia” , (Bandung : PT Ci t r a Adi t ya Bakt i , 2001), hl m. 22, ; Baca Juga Adi Sul ist iyono “ Musyawar ah Unt uk Penyel esai an Sengket a Win-Win sol ut ion dal am Perspekt i f Hukum” , Jur nal Hukum Bi sni s, Vol . 25 No. 1,

  Perl indungan Hukum Tr ansaksi Jual Bel i Komput er Rakit an Menurut Undang-Undang… 495

  Konsumen ant ara ( i nt er medi at e consu-

  Ant ara Produsen dan Konsumen” , Jur nal Il mi ah Inkoma, Vol . 18 No. 1, Februari 2007. Hl m 15, 15 Wawacar a dengan Direkt ur BRC Surabaya t anggal 18 Desember 2005,

  rikat an, yang t erut ama bersangkut paut dengan perikat an keperdat aan. Dalam kacamat a hukum 14 Wiwik Prat iwi, “ Kesei mbangan Hak dan Kew aj i ban

  15 Transaksi konsumen merupakan suat u pe-

  Sist em perdagangan komput er rakit an yang banyak t erj adi adalah hubungan dengan sist em dist ribut or art inya penj ual (pihak t oko) dan dealer ut ama ( mast er deal er ) t idak ada hu- bungan secara keagenan, sehingga barang yang dipunyainya adalah milik pedagang it u sendiri, dan konsumen hanya mempunyai hubungan j ual beli dengan pihak penj ual , art inya segala kelu- han konsumen akan mendapat t anggapan dan pelayanan secara langsung dari penj ual kompu- t er rakit an bersangkut an

  Dist ribut or bert indak at as namanya, sement ara agen melakukan t ransaksi at as nama principal- nya. Dengan demikian, dalam pelunasan harga barang at au j asa, pembeli dapat saj a t idak membayar melalui perant araan agen t api lang- sung kepada pihak principal. Hal ini t idak t erj adi pada dist ribut or karena produk yang di- perj ual belikan menj adi miliknya. Karakt erist ik yang berbeda ini t ent u mempengaruhi konst i- t usi hukum dalam t ransaksi konsumen diant ara para pihak t erkait .

  mer ) dapat berupa dist ribut or at au agen. Ke- dua ist ilah ini memiliki sej umlah perbedaan.

  kat egorikan “ konsumen ant ara“ ini sebagai konsumen yang dilindungi oleh Undang-undang.

  Konsiliasi yang lazim dilakukan di seluruh Indonesia merupakan sif at budaya hukum Indo- nesia. di Indonesia sesudah merdeka, konsiliasi dan arbit rase sangat lazim di lingkungan peda- gang. Pengadilan pemerint ah sering dihindari dengan berbagai alasan, yait u ef isiensi, keman- f aat an dan kepercayaan; pelarian ke prosedur t ersembunyi yang t idak resmi dalam perekono- mian; dan prosedur peradilan menj erakan para pengusaha, di ant aranya prosesnya berliku-liku, ket idakcakapan hakim, dan biaya t idak resmi pengadilan.

  mer ) dimana UU No. 8 Tahun 1999 t idak meng-

  t ransaksi komersial, yang biasanya dilakukan oleh produsen sebagai principal dengan peda- gang perant ara. Pihak yang disebut t erakhir ini yang menj embat ani ant ara produsen dan konsu- men akhir ( ul t i mat e consumer ). It ulah sebab- nya, para pedagang perant ara disebut j uga de- ngan konsumen ant ara ( i nt er medi at e consu-

  14 Selain t ransaksi konsumen, dikenal j uga

  Predikat konsumen diperoleh sebagai konsekuensi mengkonsumsi barang dan at au j asa melalui suat u t ransaksi konsumen, perlu diket ahui bahwa t ransaksi konsumen adalah t ransaksi yang dilakukan oleh konsumen ant ara dengan pembeli dimana barang t ersebut dibeli dengan t uj uan unt uk dikonsumsi sendiri dan t idak t uj uan unt uk dij ual kembali sehingga t er- j adi suat u peralihan barang at au j asa, t ermasuk 13 Ibi d. , hl m. 159-160, di dalamnya peralihan kenikmat an dalam meng- gunakannya dari penj ual (pelaku usaha) ke pembeli (konsumen).

  No. 8 Tahun 1999

  Konsiliasi (penyelesaian perselisihan seca- ra kekeluargaan) dan kompromi (penyelesaian perselisihan melalui j alan t engah) cenderung lebih dit ekankan pada sat uan masyarakat yang kecil-kecil yang di dalamnya hubungan t at ap muka lebih menonoj ol. Sebaliknya, hubungan yang t idak akrab menj adikan keput usan pihak ket iga dengan st at us resmi lebih t et ap. Seorang konsiliat or semest inya bersikap at au berbuat : meredakan gej olak amarah dan membawa pi- hak-pihak unt uk t erus mengadakan perunding- an; memperkecil makna perselisihan dan mem- perbesar art i hubungan-hubungan pribadi, sert a menekankan art i kepent ingan bersama; dan mengupayakan kesepakat an para pihak bahwa t idak ada sat u pihakpun yang benar dan me- nang, walaupun secara pribadi mungkin diang- gap ada, kedua-keduanya salah karena bert eng- kar dan t elah kembali rukun sat u sama lain. Un- t uk it u perlu diselenggarakan upacara unt uk mengukuhkan penyelesaian damainya dan membersihkan suasana yang keruh.

13 Penerapan Perlindungan Hukum menurut UU

  496 Jurnal Dinamika Hukum Vol . 12 No. 3 Sept ember 2012

  perdat a, perikat an t ransaksi konsumen it u t idak sert a mert a t erj adi begit u saj a, ada suat u ke- giat an yang mendahuluinya. Perikat an konsu- men merupakan pelaksanaan dari perikat an se- belumnya yang dapat disebut pra t ransaksi kon- sumen. Set elah t ransaksi konsumen dilaksana- kan, masih ada perikat an lain yang harus dipe- nuhi oleh kedua belah pihak, yang dapat dise- but pasca t ransaksi konsumen. Begit u pula yang t erj adi dalam prakt ek perdagangan komput er rakit an suat u perj anj ian t idak t erj adi sert a mert a dan berakhir dengan sendirinya, namun melalui beberapa t ahap yang mana t ahap yang sat u mempunyai ket erkait an dengan t ahap yang lain yang dapat dij abarkan menj adi t iga t ahap yait u t ahap pra t ransaksi komput er rakit an me- lalui iklan, t ahap t ransaksi at au perj anj ian j ual beli komput er rakit an dan yang t erakhir t ahap pasca t ransaksi komput er rakit an ( af t er sal es ser vi ce).

  Tahap Pra Transaksi at au Penawaran Kompu- t er Rakit an Melalui Iklan

  Tahap pra t ransaksi konsumen biasanya dit andai oleh penawaran dari penj ual kepada calon pembelinya, lklan sampai saat ini masih bisa dikat egorikan sebagai sarana bisnis dari para pemasar yang dipersepsikan masih ampuh unt uk meningkat kan pemasaran sebuah pro- duk.

  penawaran lazimnya dilakukan melalui media massa at au bent uk brosur yang dit empel di- depan t oko yang dikemas secara menarik de- ngan penawaran harga yang murah sehingga pembeli (konsumen) t ert arik dengan it u. Kema- san penawaran demikian disebut dengan iklan. Berkenaan dengan iklan ini, UU No. 8 Tahun 1999 memberikan perlindungan hukum sebagai mana dij elaskan dalam Pasal 10 sampai 17.

  Berdasarkan Pasal 10, Pelaku usaha da- lam penawaran barang dan/ at au j asa yang di t uj ukan unt uk di perdagangkan di larang mena- warkan, mempromosikan, mengiklankan at au membuat pernyat aan yang t idak benar menge- 16 Fransi sca Mul yono, “ Inf ormasi Produk Dal am Ikl an dan

  Perl indungan Konsumen di Indonesi a” , Jur nal Bi na Ekonomi , Univer sit as Kat hol ik Par ahyangan Bandung,

  nai: harga at au t arif suat u barang dan/ at au j a- sa; kegunaan suat u barang dan/ at au j asa; kon- disi, t anggungan, j aminan, hak at au gant i rugi at as suat u barang dan/ at au j asa; t awaran at au pot ongan harga at au hadiah menarik yang di t awarkan, bahaya penggunaan barang dan/ at au j asa.

  Pelaku usaha dalam penj ualan yang di- lakukan melalui cara obral at au lelang, dilarang mengelabui/ menyesat kan konsumen dengan: menyat akan barang dan/ at au j asa t ersebut se- olah-olah t elah memenuhi st andar mut u t er- t ent u; menyat akan barang dan/ at au j asa t erse- but seolah-olah t idak mengandung cacat t er- sembunyi; t idak berniat unt uk menj ual barang yang dit awarkan melainkan dengan maksud unt uk menj ual barang lain; t idak menyediakan barang dalam j umlah t ert ent u dan/ at au j umlah yang cukup dengan maksud menj ual j asa yang lain; t idak menyediakan j asa dalam kapasit as t ert ent u at au dalam j umlah cukup dengan mak- sud menj ual j asa yang lain; dan menaikkan har- ga at au t arif dan/ at au j asa sebelum melakukan obral.

  17 Pelaku usaha dilarang menawarkan mem-

  promosikan at au mengiklankan suat u barang dan/ at au j asa dengan harga at au t arif khusus dalam wakt u dan j umlah t ert ent u, j ika pelaku usaha t ersebut t idak bermaksud unt uk melaksa- nakannya sesuai dengan wakt u dan j umlah yang dit awarkan, dipromosikan, at au diiklankan. Berkait an dengan prakt ek pra t ransaksi ini yang banyak t erj adi adalah adanya pencant uman klausula bahwa harga dan spesif ikasi barang da- pat berubah sewakt u-wakt u sehingga kadang kondisi yang diiklankan berbeda dengan barang yang dij ual pada wakt u it u at au barang yang dit awarkan dalam iklan t ernyat a t idak ada, sehingga menawarkan barang yang lain. Dengan alasan f lukt uasi nilai t ukar mat a uang dollar, seorang pedagang menaikkan harga komput er rakit an yang di j ualnya.

16 Dalam perdagangan komput er rakit an

  Penj ual komput er rakit an j uga mengakali pembeli meski t idak bisa dikat akan menipu de- 17 Irna Nurhayat i, “ Ef ekt if it as Pegawasan Badan Pegawas-

  an Obat dan Makanan Terhadap Peredar an Produk Pangan Ol ahan Impor dal am mewuj udkan Perl indungan Konsumen” , Jur nal Mi mbar Hukum, Vol . 21 No, 2 Juni Perl indungan Hukum Tr ansaksi Jual Bel i Komput er Rakit an Menurut Undang-Undang… 497

  ngan menuliskan sebanyak mungkin komponen pelengkap komput er rakit an pada brosurnya. Sebagai cont oh pada brosur akan dij umpai kom- ponen-komponen dengan t ulisan “

  on boar d”

  t i-hat i an Bank dan Perl indungan Debit ur ” , Jur nal Mi m- bar Hukum, Vol . 20 No. 2, Juni 2008, Fakul t as Hukum UGM Yogyakart a, hl m. 198,

  arus list rik, konslet ing, t erkena siraman air at au zat kimia lain yang merusak; kedua, unt uk sat u unit komput er baru, produsen (t oko kom- put er) mengeluarkan garansi service selama 6 bulan (t idak t ermasuk sof t ware), sparepart ba- 19 Par ipurna P. Sugar da, “ Kont rak St andar t : Prinsi p Keha-

  r or ) sepert i: j at uh, t erbakar, akibat perubahan

  masuk garansi adalah barang yang rusak karena kesalahan produksi, bukan barang yang rusak disebabkan oleh kesalahan manusia ( human er -

  per t ama, barang yang t er-

  Klausula perj anj ian dalam t ransaksi j ual beli komput er rakit an melet akkan pembeli (konsumen) pada posisi yang lemah, baik dalam masalah pemilihan komponen at aupun masalah j aminan garansi di mana banyak dit emukan perj anj ian yang t idak sesuai dengan UU No. 8 Tahun 1999, yait u:

  kepada konsumen, haruslah disert ai dengan inf ormasi yang benar at as produk t ersebut . In- f ormasi ini sangat pent ing dan diperlukan agar konsumen t idak sampai mempunyai gambaran yang keliru at as produk it u. Demikian pula de- ngan penj ual waj ib unt uk memberikan inf orma- si keadaan barang yang dij ual dengan benar dan j elas, t idak boleh melebih-lebihkan dan t i- dak boleh mengurangi inf ormasi, art inya pihak penj ual t idak hanya menginf ormasikan keebih- an at au kelemahan-kelemahan produknya. Hal ini waj ib dilakukan penj ual, agar di kemudian hari konsumen t idak menderit a kerugian dari dibelinya komput er rakit an t er-sebut .

  19 Set iap produk apapun, yang dit awarkan

  Bukt i t elah t erj adinya j ual beli komput er rakit an adalah kuit ansi pembelian yang dike- luarkan oleh pihak penj ual (t oko) sebagai bukt i bahwa konsumen membeli komput er dit okonya dan dianggap sebagai bent uk perj anj ian dalam t ransaksi j ual beli komput er rakit an. Dalam ke- nyat aan dilapangan kuit ansi it u sendiri t idak menulis spesif ikasi dari komponen-komponen dalam sat u unit komput er t ersebut secara de- t ail sehingga kemungkinan penj ual wanprest asi sangat besar.

  pat disesuikan dengan kemampuan keuangan- nya dari pembeli.

  Unt uk t erlaksananya perj anj ian j ual beli, diawali dengan adanya pembeli (konsumen) yang dat ang ke t oko komput er, kemudian t er- j adi penawaran yang dilakukan oleh pihak t oko dengan memberikan daf t ar harga komput er ra- kit an yang dipunyainya. Pada t ahap ini pembeli dapat ikut sert a dalam menent ukan pemilihan komponen dari komput er rakit an sehingga da- 18 Wawacar a dengan seorang pembel i di BRC Surabaya t gl

  t ahap ini merupakan t ahap yang paling pent ing dari t ransaksi komput er rakit an yang mana sua- t u perj anj ian j ual beli komput er rakit an t erj adi pada wakt u penj ual menulis spesif ikasi kompo- nen yang akan dirakit dengan menyebut kan harga, dan pembeli menyat akan set uj u dengan harga dan spesif ikasi dari komput er rakit an. Namun walaupun komput er rakit an dan harga sudah diset uj ui, j ual beli komput er rakit an baru t erj adi set elah pembeli ( konsumen) mencoba dan puas akan komput er yang dibelinya t erse- but .

  l i sme” perj anj ian j ual beli lahir pada det ik t er- capainya sepakat mengenai barang dan harga.

  Sepert i dalam perj anj ian pada umumnya unsur pokok dari perj anj ian j ual beli adalah ba- rang dan harga. Sesuai dengan asas “ konsensua-

  boar d it u t idak bisa diupgr ade kecuali penggu- na menggant i mot her boar dnya.

  dalam t anda kurung di belakangnya. Padahal komponen on boar d berart i komponen yang menj adi sat u dengan mot her boar d at au men- j adi bagian mot her boar d. Penj abaran bagian- bagian mot her boar d pada brosur it u akan me- ngesankan bahwa komput er yang dij ual dileng- kapi dengan lebih banyak komponen. Bagi pem- beli (konsumen) yang t idak t ahu akan menyang- ka komponen-komponen it u merupakan bagian sendiri di luar mot her boar d, padahal t ent u saj a komponen yang menj adi sat u dengan mot her -

18 Tahap Transaksi Jual Beli Komput er Rakit an

18 Desember 2005,

  498 Jurnal Dinamika Hukum Vol . 12 No. 3 Sept ember 2012

  ru 3 bulan (kecuali monit or, print er, scaner ga- ransi service 6 bulan), j asa reparasi sat u bulan (t idak t ermasuk sparepart ), sedangkan barang bekas t idak bergaransi;

  ket i ga, penggant ian ba-

  rang (komponen komput er) yang masih dalam st at us garansi hanya diberikan unt uk barang baru yang rusak dalam j angka wakt u paling la- ma sat u minggu; keempat , masalah ket ersedia- an barang, lamanya reparasi akan berusaha me- reparasi sendiri barang t ersebut at as perj anj ian pelanggan (unt uk ini t idak dikenai biaya repara- si), dan j ika t idak bisa mereparasi sendiri maka akan berusaha mereparasikan barang t ersebut kepada pihak ket iga (unt uk ini dikenakan biaya reparasi sesuai dengan t arip j asa reparasi pihak ket iga); dan kel ima, garansi t idak berlaku apa- bila: t elah berubah kepemilikannya, t elah dire- parasi kepada pihak ket iga, label garansi rusak, barang t ersebut t idak dipergunakan dengan semest inya.

  yang umum dipakai oleh pihak penj ual kompu- t er rakit an khususnya Bint an Risky Comput er Surabaya dengan pembeli yang biasanya dilaku- kan secara lisan kepada pembeli (konsumen)

  kit an dimana masih ada klausula pengalihan t anggung j awab dalam hal t erj adi risiko yang j elas sangat merugikan konsumen. Dalam kait - annya dengan pelaksanaan perj anj ian j ual beli komput er rakit an ini masing-masing pihak harus menj alankan semua hak dan kewaj ibannya se- bagaimana disebut kan dalam bab t erdahulu t ent ang hak dan kewaj iban yang harus dilaku- kan konsumen dan pelaku usaha dalam hubung- annya dengan perj anj ian j ual beli komput er ra- kit an.

  Tahap Pasca Transaksi Komput er Rakit an (Aft er Sales Service)

  Tahap ket iga dari proses t ransaksi kon- sumen ini adalah perikat an set elah peralihan barang at au j asa yang pokok dilakukan. Sering t erj adi, unt uk pembelian barang-barang t ert en- 20 Wawancar a dengan Bagian Pemasar an BRC Sur abaya, 12

  Desember 2005, 21 Wawancar a dengan Direkt ur BRC Surabaya t gl 12

  t u produsen at au penyalur produk (penj ual) memberikan garansi dalam j angka wakt u t erba- t as, misalnya sat u t ahun. Selama j angka wakt u it u, set iap keluhan konsumen at as barang t er- sebut , sepanj ang bukan disebabkan kesalahan pemakaian, dapat diaj ukan kepada produsen at au penyalur produk (penj ual). Ini biasanya disebut layanan purna j ual, Dimana peranan perlindungan hukum bagi konsumen memegang kendali yang sangat pent ing.

  Pada saat t erj adi perj anj ian j ual beli, pi- hak penj ual memberikan j aminan yang ber-upa garansi selama beberapa wakt u t ert ent u at as komput er rakit an yang dibeli konsumen. Menu- rut pihak t oko, masa garansi merupakan suat u masa dimana konsumen dapat melihat , meng- amat i, menent ukan dan menelit i keadaan kom- put er yang dibelinya, dan masa garansi t erse- but sudah merupakan suat u t oleransi yang de- mokrat is bagi konsumen, sehingga apabila kom- put er yang dibeli t idak sesuai dengan yang di- perj anj ikan, konsumen dapat mengaj ukan kla- im pada pihak t oko

20 Perj anj ian diat as merupakan perj anj ian

  Layanan purna j ual merupakan kepent i- ngan konsumen yang sangat vit al dewasa ini. Ut amanya berkenaan dengan t eknologi perang- kat komput er, sering membuat produsen harus mengubah t ipe-t ipe produknya mengikut i selera dan kebut uhan konsumen yang t erus bergant i dalam wakt u yang singkat . Akibat nya j ika ada kerusakan dari suat u t ipe produk sering konsu- men t ert ent u menghadapi kendala memper- baiki barangnya karena ket iadaan suku cadang.

21 Dalam prakt ek t ransaksi j ual beli komput er ra-

  Menyangkut layanan purna j ual adalah soal garansi. Dalam j angka wakt u t ert ent u yang diberikan produsen at au penyalur produk (pen- j ual) kepada konsumennya demikian pula de- ngan t anggung j awab produsen at au penyalur produk (penj ual) at au kredit ur dalam memenu- hi hak konsumen, t erut ama hak unt uk mem- peroleh barang at au j asa yang sesuai dengan nilai t ukar yang diberikan. Konsumen t idak bo- leh dit ipu memperoleh barang kualit as t er- t ent u padahal kenyat aannya t idak demikian. Tampak masalah layanan purna j ual adalah ma- salah perlindungan konsumen yang t idak dapat dipisahkan dengan t ahap-t ahap t ransaksi konsu- men yang lainnya, yang berlaku bukan lagi prin-

  Perl indungan Hukum Tr ansaksi Jual Bel i Komput er Rakit an Menurut Undang-Undang… 499

  kedua, barang yang digunakan, j ika mengalami

  Persoalannya adalah bahwa pelaku usaha sering secara sepihak mencant umkan masalah garansi secara t idak proporsional. Misalnya un- t uk garansi perbaikan sebuah komput er rakit an dit et apkan lamanya sat u bulan sej ak diserah- kan kembali. Wakt u yang demikian pendek sa- ngat mungkin t idak mencukupi bagi konsumen unt uk menelit i kembali hasil perbaikan it u se- cara keseluruhan. Unt uk it u masa garansi ini pun perlu dit et apkan bat as minimalnya oleh pembent uk undang-undang, bergant ung pada

  Jelaslah penyelesaian kasus purna j ual sepert i dinyat akan dalam Pasal 25 undang- undang perlindungan konsumen it u masih me- merlukan upaya penunt ut an gant i rugi dan at au gugat an konsumen. Pasal 27 huruf (e) undang- undang perlindungan konsumen bahkan mem- beri bat as wakt u kadaluwarsa unt uk melakukan penunt ut an at au gugat an it u selama empat t a- hun sej ak barang dibeli at au set elah lewat ma- sa garansi.

  Layanan purna j ual diakomodasikan pula dalam UU No. 8 Tahun 1999, walaupun hanya dalam beberapa rumusan yang umum. Pasal 25 merumuskan, pelaku usaha yang memproduksi barang yang pemanf aat annya berkelanj ut an da- lam bat as wakt u yang sekurang-kurangnya sat u t ahun, waj ib menyediakan suku cadang dan/ at au f asilit as purna j ual dan waj ib memenuhi j aminan at au garansi sesuai dengan yang diper- j anj ikan. Pelaku usaha sebagaimana yang di- maksud pada ayat (1) Pasal 25 bert anggung j a- wab at as gant i rugi dan/ at au gugat an konsu- men apabila pelaku usaha t ersebut t idak me- nyediakan at au lalai menyediakan suku cadang dan/ at au f asilit as perbaikan t idak memenuhi at au gagal memenuhi j aminan at au garansi yang diperj anj ikan.

  lah cukup dan t ersebar luas dalam j angka wak- t u yang relat if lama set elah t ransaksi konsumen dilakukan.

  ket i ga, suku cadang selalu t ersedia dalam j um-

Dokumen yang terkait

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN GAME ONLINE YANG MENGALAMI BUG AND ERROR BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN JUNCTO UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

0 4 1

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN DALAM KEGIATAN JUAL BELI Oleh : Salamiah ABSTRAK - PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN DALAM KEGIATAN JUAL BELI

0 1 14

TRANSAKSI JUAL BELI MELALUI MEDIA INSTAGRAM MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

0 1 9

KEKUATAN HUKUM GARANSI SECARA LISAN DALAM PERJANJIAN JUAL BELI KOMPUTER RAKITAN

0 1 12

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGEMBALIAN DANA KONSUMEN DALAM TRANSAKSI JUAL BELI MEDIA INTERNET (ONLINE) (Studi di Lamido Indonesia) SKRIPSI Disusun Dan Diajukan Untuk Melengkapi

0 0 9

1 PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP JUAL BELI MOBIL BEKAS BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 MENGENAI PERLINDUNGAN KONSUMEN (SHOWROOM MOBIL 78) SKRIPSI

0 1 8

PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM JUAL BELI BARANG BEKAS DITINJAU DARI HUKUM ISLAM DAN UU NO. 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN (Studi Kasus di Pasar Loak Shopping Centre Salatiga) SKRIPSI

0 0 115

KEPATUHAN HUKUM PELAKU USAHA MINIMARKET TERHADAP PERLINDUNGAN KONSUMEN DI TINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN DI PANGKALPINANG

0 0 16

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN JASA KOLAM RENANG DI KOTA PANGKALPINANG DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

0 1 18

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMBELI APARTEMEN DI KOTA SURABAYA DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

0 0 48