BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minat Belajar 1. Pengertian Minat Belajar - PENGARUH MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMK KARYA TEKNOLOGI 1 JATILAWANG KABUPATEN BANYUMAS TAHUN PELAJARAN 2015/2016 - reposito

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minat Belajar 1. Pengertian Minat Belajar Minat (interest) kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau

  keinginan yang besar terhadap sesuatu. (Muhibbin, 2012:152) Minat adalah kecenderungan jiwa yang tetap kejurusan suatu hal yang berharga bagi orang. Sesuatu yang berharga bagi seseorang adalah sesuai dengan kebutuhannya. (Darajat, 2008:133)

  Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterkaitan pada suatu hal atau aktifitas, tanpa ada yang menyuruh (Djamarah 2008:191 mengutip Slameto 1991 :182).

  Dari beberapa pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan, keinginan atau keterkaitan pada suatu hal yang timbul dari dalam jiwa yang berharga bagi seseorang sesuai dengan kebutuhannya tanpa ada yang menyuruh.

  Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam menyelenggarakan setiap jenis dan jenjang pendidikan. (Muhibbin, 2012:63)

  Pengertian belajar secara psikologis yaitu belajar merupakan suatu peroses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai

  7 hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. (Slameto, 2010:2)

  Berdasarkan beberapa pendapat di atas penulis menyimpulkan belajar adalah kegiatan yang berproses dalam setiap jenjang pendidikan sebagai proses perubahan tingkah laku manusia dari hasil interaksi yang menimbulkan berbagai pengetahuan, ketrampilan dan hasil lainnya.

  Berdasarkan uraian di atas bahwa minat belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannnya yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

2. Indikator Minat Belajar

  Menurut Slameto (2003 : 58) siswa yang berminat dalam belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : a. Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus menerus.

  b. Adanya rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati.

  c. Memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang diminati. Ada rasa ketertarikan pada sesuatu aktivitas-aktivitas yang diminati.

  d. Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan.

  Sedangkan Indikator minat belajar yang lain dari beberapa ahli yaitu: a. Perhatian Siswa

  Adapun perhatian tersebut berhubungan dengan kebutuhan- kebutuhan, dan gejala perhatian berhubungan dengan fungsi-fungsi jiwa yang lain. Menurut Purwadarminta (KBBI, 2002: 351) perhatian merupakan minat atau hal (perbuatan). Menurut J.S. Badudu dan Sutan Mohammad Zain (KBBI, 1996: 504) perhatian adalah minat (apa yang disukai) dan perhatian merupakan kepedulian atau kesiapan untuk memperhatikan.

  Perhatian adalah kegiatan yang dilakukan seseorang dalam hubungannya dengan pemilihan rangsangan yang datang dari lingkungannya (Slameto 2010: 105). Pengertian perhatian yang lain juga dikemukakan oleh Gazali (Slameto, 2010: 56) keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju kepada suatu objek (benda/hal) atau sekumpulan objek. Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa perhatian merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang yang tertuju pada suatu objek atau sekumpulan objek. Perhatian siswa dalam pembelajaran yaitu kegiatan siswa yang dilakukan di dalam kelas yang tertuju pada pembelajaran yang sedang berlangsung (tidak ada kegiatan lain yang dilakukan siswa). b. Motivasi Belajar Motivasi adalah “keadaan dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan”

  (Soeharto, 2003 : 110).

  Belajar adalah suatuyang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan dalam diri seseorang dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubahnya pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada individu (Sudjana,2002 :280).

   adalah ”merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya” (Slameto, 2003 : 2).

  Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi belajar adalah suatu dorongan baik dari luar diri maupun dari dalam diri sendiri untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku, sebagai hasil pengalaman individu dalam individu dengan lingkunganya.

  c. Disiplin Sekolah Secara etimologi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003 :

  268) disiplin adalah tata tertib di sekolah, kemiliteran, dan lain sebagainya (ketaatan/kepatuhan terhadap tata tertib di sekolah).

  Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang dipercaya termasuk melakukan pekerjaan tertentu yang menjadi tanggung jawabnya.

  d. Alat atau Media Pembelajaran Media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran (Djamarah

  2006:136).

  Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran (Hamalik 2003:57).

  Jadi media pembelajaran adalah alat atu metode yang digunakan sebagai perantara komunikasi antara seorang guru dan murid dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan pengajaran di sekolah.

  e. Metode Mengajar Kata metode berasal dari bahasa yunani methodes, yang berarti cara, kiat, dan seluk beluk yang berkaitan dengan upaya menyelesaiakan sesuatu (Jamali 2008:67). Metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Slameto 2010 : 82).

  Mengajar adalah partisipasi dengan pelajar dalam membentuk pengetahuan, membuat makna, mencari kejelasan, bersikap kritis, dan mengandalkan justifikasi. Sehingga mengajar adalah suatu bentuk belajar sendiri (Suparno, 1997:65).

  Jadi metode mengajar merupakan cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan, sehingga mengajar adalah bentuk belajar sendiri.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar

  Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua jenis saja yaitu faktor intern dan ekstern (Slameto, 2010:54-72).

a. Faktor Intern

  Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu, yang termasuk kedalam faktor intern yaitu : 1) Faktor Jasmaniah

  Yaitu faktor yang ada dalam diri seseorang yang terkait dengan keadaan fisik seseorang, seperti : Faktor kesehatan dan cacat tubuh. 2) Faktor Psikologi

  Ada tujuh faktor yang mempengaruhi belajar yang tergolong dalam faktor psikologi. Faktor-faktor itu adalah : intelegent, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan. 3) Faktor Kelelahan

  Kelelahan pada seseorang dibedakan menjadi dua macam yaitu : kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terjadi karena kekacauan substansi sisa pembakaran didalam tubuh, sehingga darah tidak lancar pada bagian-bagian tertentu.

  Sedangkan kelelahan rohani dapat ditandai adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk melakukan sesuatu akan hilang.

b. Faktor Ekstern

  Faktor ekstern yang dapat berpengaruh terhadap belajar ada tiga, yaitu : 1) Faktor keluarga

  Sutjipto Wiruwidjojo menyatakan dengan tegas bahwa : keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama keluarga yang sehat besar artinya untuk pendidikan untuk ukuran kecil, tetapi bersifat menentukan pendidikan untuk ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia. Sehingga cara orang tua mendidik anak-anaknya berpengaruh terhadap terhadap belajarnya. Selain itu, orang tua juga berlaku sebagai kepala dan pemimpin dalam keluarganyaserta berkewajiban untuk memelihara keluarganya dari api neraka.

  (Darajat, 2011:36-37). Sebagaimana Firman Allah : ...

         “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka...

  “ QS. At-Tahrim : 6 Pengaruh dari keluarga berupa : cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana anggota keluarga dan keadaan ekonomi. 2) Faktor Sekolah

  (a) Metode Mengajar Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui didalam pembelajaran. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka metode mengajar harus diusahakan setepat, efisien, dan seefektif mungkin.

  (b) Kurikulum Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Kegiatan tersebut sebagian besar menyajikan pengajaran agar siswa dapat menerima, menguasai dan dapat mengembangkan bahan ajar tersebut.

  (c) Relasi Guru dengan Siswa Proses pembelajaran terjadi antara guru dan siswa. Proses tersebut juga dipengaruhi oleh relasi dan ada dalam proses itu sendiri. Jadi belajar siswa juga dipengaruhi oleh relasinya dan juga gurunya. Guru yang kurang berinteraksi dengan siswa secara akrab, menyebabkan proses pembelajaran kurang lancar, siswa merasa jauh dengan guru sehingga merasa segan berpartisipasi secara aktif dalam belajar. Dalam bukunya Wingkel (1984:32) dijelaskan berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan bahwa seorang guru harusnya memiliki sifat dan sikap yang baik kepada peserta didiknya untuk menciptakan relasi yang baik antara keduanya sikap itu lebih kepada ciri kepribadian yang khas yang diberikan kepada subjek, sedangkan sifat adalah sesuatu yang agak menyeluruh ttidak ada obyeknya yang tertentu. Sifat dan sikap yang semestinya dimiliki oleh guru dalam pembelajaran seperti : rela menolong, suka humor, mengambil sikap positif terhadap sesama siswa, peka terhadap kebutuhan remaja dan lain sebagainya.

  (d) Relasi Siswa dengan Siswa Guru yang kurang memahami siswanya tidak akan melihat bahwa didalam kelaas terdapat berbagai karakter yang berbeda yang saling mempengaruhi dalam proses pembelajaran dan tidak menyadari bahwa didalam kelas ada grup yang saling bersaing secara tidak sehat. Menciptkan relasi yang baik antar siswa adalah perlu agar dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap belajr siswa. (e) Disiplin Sekolah

  Kedisiplinan sekolah sangat erat hubungannya dengan kerajinan siswa guru dalam sekolah dan juga dalam pembelajaran. Dengan demikian adar siswa belajar lebih maju, siswa harus disiplin dalam belajar, agar siswa disiplin haruslah guru beserta staf lain juga harus disiplin.

  (f) Alat Pembelajaran Alat pembelajaran sangat erat kaitannya denga cara belajar siswa, alat pelajar yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diterima oleh siswa. (g) Waktu Sekolah

  Waktu terjadinya pembelajaran di sekolah juga berpengaruh terhadap konsisi psikologi siswa dalam menerima pembelajaran.

  Jadi memilih waktu sekolah yang tepat akan memberi penngaruh positif terhadap siswa.

  (h) Keadaan Gedung Untuk menciptakan pembelajaran yang efektif, dalam proses pembelajaran diperlukan kondisi gedung yang harus memadai untuk menciptakan kenyaman dalam belajar. (i) Metode Belajar

  Metode belajar juga snagat berpengaruh terhadap belajar siswa, metode balajar yang kurang tepat dapat menghambat proses belajar siswa, sehingga guru perlu mengarahkan dan membimbing agar siswa dapat menemukan metode yang tepat untuk belajar.

  (j) Tugas Rumah Waktu belajar terutama adalah di sekolah, dan biarkanlah waktu dirumah untuk melakukan kegiatan yang lain, maka guru diharapkan jangan terlalu banyak memberikan tugas yang harus dikerjakan dirumah.

  3) Faktor Masyarakat Masyarakat merupakan faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh ini terjadi keberadaannya siswa dimasyarakat. Hal-hal yang mempengaruhi belajar siswa ketika berada dimasyarakat yaitu kegiatan yang dilakukan siswa dimasyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.

4. Pentingnya Minat dalam Belajar

  Proses pembelajaran akan berjalan dengan baik dan akan memperoleh hasil yang baik apabila guru mampu menumbuhkan minat belajar siswa. Dalam pembelajaran, guru perlu sekali mengenal minat- minat siswanya, karena guru perlu memilih bahan pembelajaran, merencanakan pengalaman-pengalaman belajar, menuntun mereka kearah pengetahuan dan untuk mencipatakan minat dalam belajarnya (Oemar, 2008 : 105), harus mampu memberikan rangsangan dengan berbagai cara. Sehingga, minat yang dipentingkan dalam belajar ini dibangun dari minat yang telah ada pada diri anak.

5. Cara Meningkatkan Minat Siswa

  Dalam bukunya Slameto (2010 : 180-181) beberapa ahli menyatakan cara efektif untuk membangkitkan minat siswa pada suatu obyek yang baru sebagai berikut: a. Dengan menggunakan minat-minat yang telah ada pada diri siswa.

  Mengembangkan minat siswa dengan menarik perhatian dari minat yang telah ada menggunakan metode yang kreatif sehingga menarik, dan mampu meningkatkan minat yang telah ada sebelumnya.

  b. Tanner dan Tanner (1975) menyarankan untuk membangkitkan minat belajar pada siswa dapat dicapai dengan cara memberikan informasi kepada siswa dengan cara mengkaitkan pembelajaran dengan informasi yang ada dikehidupan kemudian menyampaikan manfaat serta kegunaan materi pelajaran.

  c. Pemakaian insentif, yaitu merupakan cara yang dipakai seseorang agar melakukan sesuatu yang tidak mau dilakukannya atau tidak dilakukannya dengan baik dengan harapan akan membangkitkan motivasi siswa dan minat terhadap bahan yang diajarkan akan muncul. Dengan cara memberikan hadiah dan mengurangi tingkat hukuman kepada siswa, studi eksperimental menunjukan bahwa siswa-siswa yang secara teratur dan sistematis diberi hadiah karena telah melakukan pekerjaannya dengan baik atau karena perbaikan cenderung lebih baik dari pada siswa yang dimarahi dan dikritik pekerjaannya karena buruk atau karena tidak adanya kemajuan.

  Hukuman yang tidak efektif dan terlalu kuat biasanya justru menghambat belajar. Hendaknya pengajat bertindak bijaksana sesuai dengan diri siswa masing-masing.

B. PRESTASI BELAJAR 1. Pengertian Pretasi Belajar

  Menurut Alwi (2007:895) prestasi adalah hasil yang dicapai (dari hasil yang telah dilakukan, dikerjakan dan sebagainya).

  Dalam suatu proses belajar mengajar yang telah dilakukan oleh siswa maka akan terjadi perubahan perilaku dari diri seseorang. Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor (Djamarah, 2009 : 141). Hakikat belajar adalah perubahan dan tidak setiap perubahan adalah sebagai hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas maknanya, yakni mengalami. Sehingga akan memperoleh hasil sesuai dengan standar kompetensi yang ingin dicapai.

  Bukti bahwa seseorang telah belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.

  Dari beberapa pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa setelah terjadinya proses belajar yang dapat diketahui melalui evaluasi dan diwujudkan dalam bentuk angka (nilai raport). Hasil atau prestasi yang dicapai oleh siswa akan berpengaruh pada diri siswa dan mengalami perubahan tingkah laku dan kepribadian kearah yang lebih baik.

2. Faktor-faktor Prestasi Belajar

  Banyak sekali faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar atau prestasi belajar. Orangtuapun untuk mengatahui apa saja faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar pada anak mereka, sehingga orangtua dapat mengenali penyebab dan pendukung anak dalam berprestasi. Berikut adalah faktor-faktor yang perlu diperhatikan menurut Ahmadi (1991 : 74-88) : a. Faktor dalam diri, mencakup:

  1) Intelegensi Semakin tinggi IQ seseorang akan semakin cerdas pula.

  Tingkat intelegensi yang tinggi akan semakin besar meraih peluang kesuksesan (Muhibbin, 2008:134).

  2) Minat Tidak adanya minat seorang anak tehadap suatu pelajaran akan timbul kesulitan belajar. Belajar yang tidak ada minatnya mungkin tidak sesuai dengan bakatnya, tidak sesuai dengan kebutuhan, tidak sesuai dengan kecakapan, tidak sesuai dengan tipe-tipe khusus anak dalam menemukan problema pada dirinya. Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu (Muhibbin, 2008:36).

  3) Motivasi Motivasi sebagai faktor inner atau batin berfungsi menimbulkan, mendasari, mengarahkan perbuatan belajar. Seseorang yang besar motivasinya akan giat berusaha, tampak gigih, tidak mau menyerah, giat membaca buku-buku untuk meningkatkan prestasinya dalam memecahkan masalah. 4) Kesehatan mental

  Kesehatan mental dan ketenangan emosi akan menimbulkan hasil belajar yang baik demikian juga belajar yang selalu sukses akan membawa harga diri seseorang.

  b. Faktor dari lingkungan, mencakup : 1) Keluarga

  Keluarga merupakan faktor pusat pendidikan yang utama dan pertama tetapi juga dapat menjadi faktor penyebab kesulitan belajar, seperti pendidikan orangtua, suasana rumah/keluarga, dan keadaan ekonomi. 2) Sekolah

  Tempat, gedung sekolah, kualitas guru, alat, kondosi gedung, kurikulum, waktu sekolah juga mempengaruhi anak dalam proses belajar.

  3) Massa dan lingkungan sosial Media massa meliputi : radio, TV, surat kabar, majalah, buku-buku komik yang ada disekitar kita. Hal ini dapat menghambat belajar apabila terlalu banyak waktu yang digunakan untuk itu, sehingga lupa akan tugas belajar. Lingkungan sosial meliputi : teman bergaul, lingkungan tetangga, akitivitas dalam masyarakat sangat berpengaruh terhadap semangat belajar anak.

C. PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 1. Pengertian Mata Pelajaran Agama Islam

  Pembelajaran adalah proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan (Slameto 1991:2).

  Pengajaran agama Islam adalah suatu cara menyampaikan pelajaran agama Islam. Jika dihubungkan dengan kata khusus, maka ia berarti suatu cara khusus yang telah dipersiapkan dan dipertimbangkan untuk ditempuh dalam pengajaran keimanan, ibadat, akhlak dan berbagai mata pelajaran agama Islam lainya (Darajat 2010:1).

  Pengertian pendidikan Islam adalah suatu sitem kependidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba Allah, sebagai mana Islam telah menjadi pedoman bagi seluruh aspek kehidupan manusia, baik dunia maupun ukhrawi (Arifin 1996:11)

  Mengutip pengertian Pendidikan Islam dari Muhammad SA. Ibrahim (Bangladesh) menyatakan bahwa pendidikan Islam adalah : “Islamic education in true sense of the learn, is a system of education

  

which enable a man to lead his life according to the Islamic ideology,

so that the may easily mould his life in accordance with tenents of

Islam.” (Pendidikan Islam dalam pandangan yang sebenarnya adalah

  suatu sistem pendidikan yang memungkkinkan seseorang dapat mengarahkan kehidupan sesuai dengan ideologi Islam, sehingga dengan mudah ia dapat membentuk hidupnya sesuai dengan ajaran Islam.) (Mujib 2008:25)

  Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan Agama Islam adalah suatu sistem pendidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang bertujuan memahamkan kepada peserta didik tentang apa yang ada di dalam agama Islam, yang nantinya memungkinkan seseorang dapat mengarahkan hidupnya sesuai dengan ajaran Islam.

2. Indikator Pendidikan Agama Islam

  a. Penguasaan Pembelajaran / Materi Pennguasaan adalah kesiapan mental intelektual, baik berwujud kemampuan, kematangan sikap dan pengetahuan maupun ketrampilan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan belajar mengajar (Partanto, 2001:384).

  Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran (Hamalik 2003:57).

  Jadi penguasaan pembelajaran / materi merupakan kesiapan mental yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan belajar mengajar, yang memepengaruhi tercapainya suatu tujuan pembelajaran.

  b. Ketrampilan Memahami Materi Ketrampilan pemahaman adalah hasil belajar, misalnya peserta diddk dapat menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri atas apa yang dibacanya atau didengarnya, memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan guru dan menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain (Sudjana, 1995:24).

  c. Ketepatan Metode Untuk melaksanakan proses pembelajarran perlu dipikirkan metode pembelajaran yang tepat.ketepatan penggunaan metode pembelajaran tergantung pada kesesuain metode pembelajaran materi pembelajaran, kemampuan guru, kondidsi siswa, sumber atau fasilitas, situasi dan kondisi serta waktu (Sumiati, 2009:92)

  Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal (Sanjaya, 2008:147). Ini berarti metode digunakan untuk merealisasikan proses belajar mengajar yang telah ditetapkan.

  Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, ketepatan penggunaan metode pembelajaran oleh guru, memungkinkan siswa untuk mencapai tujuan belajar baik dari segi kognitif, afektif maupun psikomotor.

  d. Tujuan Pembelajaran Tujuan pembelajaran pada dasarnya merupakan harapan, yaitu apa yang diharapkan siswa sebagai hasil belajar (Sumiati 2009:10). Menurut

  Daryanto (2005:58) menegaskan bahwa tujuan pembelajaran adalah, tujuan yang menggambarkan pengetahuan, kemampuan, ketrampilan dan sikap yang harus dimiliki siswa sebagai akibat dari hasil pembelajaran yang dinyatakan dalam bentuk tingkah laku yang dapat diamati dan diukur.

  e. Kualitas hasil Pembelajaran Menurut istilah, kata kualitas berarti mutu, yaitu tingkat baik buruknya sesuatu. Edward Deming, suatu tingkat yang dapat diprediksi dari keseragaman dan kebergantungan pada biaya rendah dan sesuai dengan pasar (Suharsaputra, 2010:226-227).

  Sedangkan pembelajaran menurut Oemar Hamalik menuturkan bahwa pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran (Hamalik 2003:57).

3. Dasar Pendidikan Islam

  Dasar pendidikan Islam merupakan landasan operasional yang . dijadikan untuk merealisasikan dasar ideal/sumber pendidikan Islam Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir mengutip dari Hasan Langgulung membagi dasar pendidikan Islam menjadi beberapa, yaitu: a. Dasar Historis adalah dasar yang berorientasi pada pengalaman pendidikan masa lalu, baik dalam bentuk undang-undang maupun peraturan-peraturan, agar kebijakan yang ditempuh masa kini bisa lebih baik.

  b. Dasar Sosiologis adalah dasar yang memberikan kerangka sosial budaya, yanng mana dengan sosial budaya itu pendidikan dilaksanakan.

  c. Dasar Ekonomi adalah yang memberikan perspektif tentang potensi- potensi finansial, menggali dan mengatur sumber-sumber, serta bertanggung jawab terhadap rencana dan anggaran pembelanjaan.

  d. Dasar Politik dan Administrasi adalah dasar yang memberikan bingkai ideologis, yang digunakan sebagai tempat bertolak untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan dan direncanakan bersama. e. Dasar Psikologis adalah Dasaryang memberikan informasi tentang bakat, minat, watak, karakter, motivasi, serta sumber daya mnusia yang lain.

  f. Dasar Filosofis adalah dasar yang memberi kemampuan memilih yang terbaik, memberi arah suatu sistem, mengontrol dan memberi arah kepada semua dasar operasional lainnya.

  g. Dasar Religius adalah dasar yang diturunkan dari ajaran agama. Dasar ini secara detail telah dijelaskan pada sumber pendidikan Islam, sebab dengan dasar ini maka semua kegiatan pendidikan jadi bermakna.

4. Fungsi Pendidikan Agama Islam

  a. Pengembangan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT serta ahlak mulia peserta didik seoptimal mungkin yang telah ditanamkan lebih dahulu dalam lingkungan keluarga.

  b. Penanaman nilai ajaran Islam sebagai pedoman mencapai kebahagiaan hidup didunia akhirat.

  c. Penyesuaian mental peserta didik terhadap lingkungan fisik dan sosial melalui Pendidikan Agama Islam d. Perbaikan kesalahan-kesalahan, kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan dan pengalaman ajaran agama Islam dalam kehisupan sehari-hari.

  e. Pencegahan peserta didik dari hal-hal negatif budaya asing yang akan dihadapinya sehari-hari f. Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum (alam nyata dan ghaib) serta sistem dan fungsionalnya.

  g. Penyaluran siswa untuk mendalam pendidikan agama ke lembaga yang lebih tinggi (Abdul 2006:134)

5. Tujuan Pendidikan Islam

  (Arifin 1996:59-60) mengatakan apabila tujuan pendidikan Islam berdasarkan klarifikasi yang bersifat edukatif logis dan psikologis, kita dapat membuat taksonomi sebagai berikut:

  a. Tujuan yang menitikberatkan kekuatan jasmaniah (al-ahdaful

  jasmaniah). Tujuan ini dikaitkan dengan tugas manusia selaku

  khalifah di muka bumi yang harus memiliki kemampuan jasmani yang tinggi, disamping rohaniah yang teguh.

  b. Tujuan pendidikan yang menitik beratkan pada kekuatan rohaniah (al- . Tujian ini berkaitan dengan kemampuan manusia

  ahdofah rohaniah)

  untuk menerima agama Islam yang inti ajaranya adalah keimanan dan ketaatan kepada Allah.

  (Darajat 2011:29-32) dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam, membagi tujuan pendidikan menjadi empat, yaitu: a. Tujuan umum ialah tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan pendidikan, baik dengan pengajaran atau dengan cara lain.

  b. Tujuan akhir, pendidikan Islam itu berlangsung selama hidup, maka tujuan akhirnya terdapat pada waktu hidup di dunia ini telah berakhir. c. Tujuan sementara ialah tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi sejumlah pengalaman tertentuyang direncanakan dalam suatukurikulum pendidikan formal.

  d. Tujuan operasional ialah tujuan praktis yang akan dicapai dengan sejumlah kegiatan pendidikan tertentu.

D. Penelitian Terdahulu

  1. Skripsi pertama oleh Eni Sulistyaningsih (2009) mahasiswa Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Purwokerto dengan judul skripsi “Korelasi antara minat belajar dengan prestasi belajar mata pelajaran pendidikan agama islam siswa kelas III SD Negeri 2 Kalibagor Kecamatan Kalibagor Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2008/2009. Skripsi ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan rumus product moment. Hasil dari penelitian ini bahwa ada korelasi sedang antara minat belajar siswa dengan prestasi belajar mata pelajaran pendidikan agama islam.” Persamaannya menggunakan rumus product moment dan perbedaannya peneliti ini dengan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah variabelnya. Pada penelitian ini variabelnya adalah korelasi antara minat belajar dengan prestasi belajarnya. Sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti variabelnya adalah minat belajar siswa dan mata pelajaran pendidikan agama islam.

  2. Skripsi kedua oleh Novia Ekapurwanti (2014) mahasiswa Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Purwokerto dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh kepribadian guru terhadap minat belajar siswa dalam proses pembelajaran pendidikan agama islam kelas XI SMA Negeri 3 Purwokerto Kabupaten Banyumas tahun

pelajaran 2013/2014”. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan rumus product moment.

  Masalah yang diteliti dalam penelitian ini hampir sama yaitu menggunakan product moment, akan tetapi yang membedakan adalah variabel bebasnya. Pada penelitian yang dilakukan peneliti sekarang, variabel bebasnya adalah minat belajar siswa, sedangkan peneliti terdahulu adalah kepribadian guru.

Dokumen yang terkait

BAB II KAJIAN KPUSTAKAAN - KORELASI KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 TANGGUL JEMBER TAHUN PELAJARAN 2015/2016 - Digilib IAIN Jember

0 0 25

PENGARUH MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMK NEGERI 1 SENGKANG KABUPATEN WAJO

0 2 131

PENGARUH KEMANDIRIAN DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SD NEGERI 1 TANJUNG KARANG KECAMATAN JATI KABUPATEN KUDUS TAHUN PELAJARAN 2015/2016 - STAIN Kudus Repository

0 0 10

PENGARUH KEMANDIRIAN DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SD NEGERI 1 TANJUNG KARANG KECAMATAN JATI KABUPATEN KUDUS TAHUN PELAJARAN 2015/2016 - STAIN Kudus Repository

0 1 24

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi - PENGARUH KEMANDIRIAN DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SD NEGERI 1 TANJUNG KARANG KECAMATAN JATI KABUPATEN KUDUS TAHUN PELAJARAN 2015/2016 - STAIN Kudu

0 0 11

PENGARUH KEMANDIRIAN DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SD NEGERI 1 TANJUNG KARANG KECAMATAN JATI KABUPATEN KUDUS TAHUN PELAJARAN 2015/2016 - STAIN Kudus Repository

0 1 37

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Pustaka 1. Pengembangan Sumber Belajar Berbasis Lingkungan a. Pengertian Sumber Belajar - ANALISIS PENGEMBANGAN SUMBER BELAJAR BERBASIS LINGKUNGAN PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MA WALISONGO KAYEN PATI TAHUN PELAJARAN 2016

0 0 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Cooperative Learning 1. Pengertian Cooperative learning - PENGARUH COOPERATIVE LEARNING TIPE CROSSWORD PUZZLE TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK DI MTs NU MASLAKUL FALAH UNDAAN KUDUS TAHUN PELAJAR

0 1 31

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemanfaatan Internet 1. Pengertian Pemanfaatan Internet - PEMANFAATAN INTERNET SEBAGAI SUMBER BELAJAR MATA P ELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 4 PURWOKERTO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 - repository perpustakaan

0 0 35

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minat 1. Pengertian Minat - FAOZAN FIKRI BAB II

0 1 24