BAB I PENDAHULUAN - DOCRPIJM 9b6c4a1a8c BAB IBab 1 Pendahuluan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah telah memberikan
kewenangan yang lebih besar kepada pemerintah daerah untuk melaksanakan dan mengelola pembangunan di daerahnya. Dengan kewenangan yang dimiliki diharapkan pemerintah daerah mampu meningkatkan pelayanan publik kepada masyarakatnya. Namun tidak jarang permasalahan yang dihadapi tersebut tidak dapat diatasi sendiri oleh pemerintah kabupaten/kota, sehingga memerlukan kerjasama dengan pemerintah pusat, pemerintah daerah sekitarnya dan swasta dan masyarakat
Perencanaan pembangunan sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Perencanaan Pembangunan Nasional terdiri dari empat (4) tahapan yakni : (1) Penyusunan rencana (2) Penetapan rencana; (3) pengendalian pelaksanaan rencana; dan (4) evalusi pelaksanaan rencana, Keempat tahapan diselenggarakan secara berkelanjutan sehingga secara keseluruhan membentuk satu siklus perencanaan yang utuh. Sedangkan pengendalian pelaksanaan rencana pembangunan dimaksudkan untuk menjamin tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan yang tertuang dalam rencana melalui kegiatan-kegiatan koreksi dan penyesuaian selama pelaksanaan rencana tersebut.
Untuk mendorong Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota dapat melaksanakan pembangunan prasarana dan sarana khususnya Bidang Keciptakaryaan melalui proses yang terpadu/terintegrasi, partisipatif dan terkendali diperlukan adanya kerjasama Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota. Salah satu proses yang harus diperkuat adalah proses perencanaan yang menjadi salah satu pondasi dan komitmen dalam pelaksanaan pembangunan. Perencanaan meliputi penyusunan program dan perencanaan anggaran. Penyusunan program terdiri dari review RPIJM, rencana tindak MDGs dan DAK. Sedangkan, perencanaan anggaran meliputi penyusunan Memorandum Program (MP) dan sinkronisasi program. Adapun didalam review RPIJM termasuk mengindentifikasi kegiatan-kegiatan yang berpotensi dapat didanai diluar APBN rupiah murni melalui mekanisme PHLN, CSR atau Sumber Pendanaan lainnya.
Penyusunan program adalah suatu yang rangkaian aktivitas kegiatan keciptakaryaan ditingkat Kabupaten/Kota/Provinsi yang diambil dari kegiatan identifikasi, formulasi dan sinkronisasi yang selaras dengan pencapaian sasaran kinerja Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman, peningkatan kualitas kegiatan dan penanganan isu-isu strategis Bidang Cipta Karya. Penyusunan program dalam lingkup Perencanaan dan Pengendalian Cipta Karya lebih difokuskan untuk menghasilkan Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) sebagai keluaran. Dokumen RPIJM disusun oleh Kabupaten/Kota sesuai dengan kebutuhan di masing-masing daerah.
RPIJM sebagai dokumen perencanaan Bidang Cipta Karya juga merupakan integrasi dari strategi pembangunan sektor Bidang Cipta Karya (Rencana Induk Sektor). Masterplan Infrastruktur Bidang Cipta Karya diantaranya: Strategi Pengembangan Infrastruktur Permukiman yaitu strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan (SPPIP), Strategi Sanitasi Kota (SSK), Rencana Tata Bangunan Lingkungan (RTBL), dan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISSPAM), Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota, dan Visi Misi Pemimpin Daerah Kabupaten/Kota di dalam RPJMD/Renstra SKPD Kabupaten/Kota yang membidangi Bidang Cipta Karya.
Perencanaan anggaran adalah suatu rangkaian aktivitas penyiapan rencana alokasi anggaran di Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pemerintah Pusat. Keluaran dari perencanaan anggaran dalam lingkup perencanaan dan pengendalian adalah Memorandum Program (MP) dan Sinkronisasi Program. MP merupakan dokumen kesepakatan pendanaan program pembangunan Bidang Cipta Karya antara Pemerintah Kabupaten/Kota, Swasta/Masyarakat, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah (Direktorat JSabu Raijuaral Cipta Karya) dari hasil penyaringan usulan RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten/Kota. Dokumen MP sangat penting karena kelanjutan dan titik temu hasil sinkronisasi antara usulan RPIJM Kabupaten/Kota (Proses Bottom Up) dengan sasaran output Renstra Ditjen Cipta Karya yang merupakan merupakan sasaran Output Menteri PU (Proses top down). Posisi dokumen MP dalam kerangka penyusunan program dan anggaran di lingkungan Ditjen Cipta Karya merupakan proses perwujudan dan integrasi pendanaan antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Swasta, dan masyarakat.
Arahan kebijakan Ditjen Cipta Karya Tahun 2014 menekankan kepada penerapan pembangunan kawasan permukiman yang layak huni (leaveable dan berkelanjutan (sustainable). Pembangunan kawasan permukiman harus dimulai dengan pSabu Raijuakatan entitas, serta tidak hanya sektoral. Pembangunan juga haru melihat prospek kedepan dengan membaca perkembangan global (agenda sustainable cities and human settlementas), serta pembangunan diwujudkan secara inklusif, mewujudkan kelembagaan yang efektif, serta menjalin kemitraan internasional. Satker Randal sebagai koordinator pelaksanaan Keciptakaryaan di daerah memiliki tanggung jawab yang besar dalam melakukan fungsi koordinasi dan fasilitas terhadap kab/kota dalam mengawal kebijakan tersebut.
Berdarsarkan hal tersebut, Direktorat JSabu Raijuaral Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dalam mengemban tugasnya sebagai perumus dan pelaksana kebijakan dan standar teknis bidang Cipta Karya mengambil inisiatif untuk mendukung pemerintah kabupaten/kota dalam menyiapkan perencanaan program khusus bidang Cipta Karya yang diberi nama Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) bidang Cipta Karya. RPIJM ini dikembangkan sebagai upaya Ditjen Cipta Karya dalam melaksanakan pembangunan infrastruktur permukiman secara merata di seluruh wilayah tanah air dengan cara yang lebih terpadu, efisien dan efektif sehingga dapat memberikan manfaat yang sebesar- besarnya bagi seluruh masyarakat.
RPIJM merupakan dasar pemrograman dan penganggaran di lingkungan Ditjen Cipta Karya. Mengingat fungsinya yang cukup penting, maka RPIJM sudah sepatutnya memiliki kualitas yang baik serta disiapkan secara rasional, inklusif, dan terpadu. Selain itu, penyusunan dokumen RPIJM perlu mempertimbangkan kemampuan keuangan, kelembagaan daerah, serta dampak pembangunan infrastruktur permukiman terhadap lingkungan dan kondisi sosial setempat.
Mengingat fungsinya yang penting, RPIJM bidang Cipta Karya perlu disiapkan oleh setiap pemerintah kabupaten/kota bersama pemerintah provinsi dengan kualitas yang baik. Diharapkan melalui penyusunan RPIJM bidang Cipta Karya yang berkualitas, maka akan terwujud infrastruktur permukiman di perkotaan dan perdesaan yang layak, produktif, berdaya saing, dan berkelanjutan.
Salah satu upaya konkrit yang dilakukan oleh Departemen PU khususnya Ditjen Cipta Karya dalam upaya melakukan pengembangan pembangunan dengan kerja sama daerah adalah melalui penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten/kota. RPIJM Kabupaten/Kota ini merupakan produk Daerah, dimana RPIJM merupakan pedoman perencanaan dan penganggaran pembangunan di Kabupaten/kota. Untuk itu, sebagai tindaklanjut terhadap perencanaan tersebut perlu dilanjutkan penyusunannya sehingga seluruh kabupaten/kota telah terfasilitasi dan terdampingi dengan baik. Disamping hal tersebut, RPIJM yang disusun tersebut perlu dilakukan review kembali untuk aspek kelayakan teknis, sosial, lingkungan, pengelolaan dan pendanaannya sehingga dapat diperoleh sebuah dokumen perencanaan yang handal dan dapat dipertanggungjawabkan.
Dalam rangka pengembangan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan, Direktorat JSabu Raijuaral Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum, mengembangkan konsep perencanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya yang terintegrasi berupa Rencana Terpadu dan Program Investasi
Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya, sebagai upaya
mewujudkan keterpaduan pembangunan di kabupaten/kota. RPI2-JM Bidang Cipta Karya disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota melalui fasilitasi Pemerintah Provinsi yang mengintegrasikan kebijakan skala nasional, provinsi, dan kabupaten/kota, baik kebijakan spasial maupun sektoral. Melalui perencanaan yang rasional dan inklusif, diharapkan keterpaduan pembangunan Bidang Cipta Karya dapat terwujud, dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, kelembagaan, dan kemampuan keuangan daerah.
Memenuhi maksud di atas, Pemerintah Kabupaten Sabu Raijua bermaksud mereview RPIJM yang merupakan rumusan kebutuhan pembangunan infrastruktur ke-Cipta Karya-an kabupaten Sabu Raijua dalam mendorong pembangunan ekonomi lokal, pengentasan kemiskinan, dan peningkatan kualitas pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan nyata yang ingin dicapai pada Tahun 2015 hingga 2019. penanggulangan kemiskinan serta mewujudkan lingkungan yang layak huni (livable). RPIJM Kabupaten Belu ini merupakan rumusan kebutuhan pembangunan infrastruktur ke-CiptaKarya-an kabupaten Sabu Raijua dalam mendorong pembangunan ekonomi lokal, pengentasan kemiskinan, dan peningkatan kualitas pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan nyata yang ingin dicapai pada Tahun 2015 hingga 2019.
1.2. Pengertian dan Kedudukan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya merupakan dokumen perencanaan dan pemrograman pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya yang disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dengan jangka waktu 5 (lima) tahun, dan dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, masyarakat, dan dunia usaha dengan mengacu pada Rencana Tata Ruang dan kebijakan skala nasional, provinsi, dan kabupaten kota, untuk mewujudkan keterpaduan pembangunan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan.
RPI2-JM Bidang Cipta Karya disusun dengan mengintegrasikan berbagai dokumen perencanaan spasial maupun sektoral, mulai dari tingkat pusat, provinsi, hingga kabupaten/kota. RPI2-JM Bidang Cipta Karya disusun sebagai dokumen teknis operasional pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya sesuai dengan dokumen rencana yang ada, dengan perkuatan pada rencana investasi sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas Daerah.
Gambar 1.1 memaparkan kedudukan RPI2-JM Bidang Cipta Karya pada sistem perencanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya.Gambar 1.1 Kedudukan RPI2-JM Bidang Cipta Karya pada Sistem
Perencanaan Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya
Sumber: Direktorat Bina Program, 2014Pada Gambar 1.1 dapat dilihat bahwa RPI2-JM Bidang Cipta Karya, selain mengacu pada rencana spasial dan arah pembangunan nasional/daerah, juga mengintegrasikan rencana sektoral Bidang Cipta Karya, antara lain Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK), serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), dalam rangka mewujudkan keterpaduan pembangunan permukiman yang berkelanjutan.
1.3. Keterkaitan RPI2-JM Bidang Cipta Karya dengan RPI2-JM Bidang PU
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) adalah rencana dan program pembangunan infrastruktur tahunan dalam periode tiga hingga lima tahun, yang mensinkronkan kegiatan pembangunan infrastruktur, baik yang dilaksanakan dan dibiayai pemerintah, pemerintah daerah, maupun oleh masyarakat/dunia usaha. Khusus untuk Bidang Cipta Karya, rencana dan program pembangunan infrastruktur yang terdapat pada RPI2-JM dioperasionalkan melalui RPI2-JM Bidang Cipta Karya, untuk selanjutnya dilaksanakan pembangunannya oleh seluruh pelaku pembangunan Bidang Cipta Karya. Gambar 1.2 memaparkan Keterkaitan RPI2-JM Bidang Cipta Karya dengan RPI2-JM Bidang Pekerjaan Umum dan dokumen perencanaan pembangunan di daerah.
Gambar 1.2 Keterkaitan RPI2-JM Bidang Cipta Karya dengan RPI2-JM Bidang Pekerjaan Umum
dan Dokumen Perencanaan Pembangunan di Daerah
Sumber: Direktorat Bina Program, 2014Pada Gambar 1.2 dapat dilihat bahwa arahan kebijakan, rencana, dan indikasi program terkait khusus untuk Bidang Cipta Karya yang tercantum pada Perda
RTRWK, Perda Perbup/Perwali RPJMD, RPI2- JM Bidang PU, dan Perda Bangunan Gedung merupakan acuan dasar integrasi rencana pembangunan permukiman. Integrasi rencana pembangunan permukiman berisikan arahan kebijakan pengembangan permukiman di kabupaten/kota tersebut, untuk selanjutnya diterjemahkan pada rencana induk masing-masing sektor, seperti Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK), dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL). Khusus untuk Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK), yaitu wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten/kota terhadap pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan sosial masyarakat, budaya, dan/atau lingkungan, rencana pembangunan infrastruktur permukiman dapat dikembangkan lebih rinci melalui Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK). RTBL KSK berisikan rencana aksi program strategis dalam penanganan kegiatan permukiman dan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya pada kawasan prioritas di perkotaan, dalam hal ini di KSK berdasarkan RTRW Kabupaten/Kota. Seluruh dokumen perencanaan yang ada selanjutnya dioperasionalkan melalui RPI2-JM Bidang Cipta Karya, memuat rencana investasi yang melibatkan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, dunia usaha, masyarakat, dan bantuan pembiayaan pembangunan lainnya. Seluruh rencana investasi, yang disusun dengan mempertimbangkan aspek lingkungan dan sosial, kelembagaan, serta kapasitas keuangan daerah, kemudian disusun dalam matriks program lima tahunan dan untuk selanjutnya dibagi dalam rencana tahunan.
1.4. Maksud dan Tujuan
Kegiatan review RPI2-JM kabupaten Sabu Raijua tahun 2014 mempunyai maksud untuk menemukenali terjadinya penyimpangan dan ketidaktaatan laporan RPI2-JM dengan mengevaluasi muatan isi materi yang ada pada setiap bab dan sub bab pembahasan bidang pengembangan infrastruktur permukiman perkotaan dan perdesaan, sinkronisasi muatan substansi antara RPI2-JM dengan perencanaan spasial (RTRW), Perencanaan pembangunan daerah (RPJPD, RPJMD), dan Rencana Induk Sektor (SPPIP/RPKPP,RISPAM, SSK, dan RTBL). Disamping itu review ini menjadi panduan rencana program investasi 5 tahun dengan melihat kebijakan sektoral dalam bentuk dokumen RPJMD dan rencana spasial dalam bentuk dokumen RTRW untuk menangkap peluang investasi infrastruktur bidang keciptakaryaan. Tujuan utama dari kegiatan review RPI2-JM bidang Cipta Karya adalah untuk mewujudkan dokumen perencanaan yang layak sebagai acuan dalam penyusunan program pada Direktorat JSabu Raijuaral Cipta Karya, melalui penyusunan/review RPI2-JM, penyusunan Memorandum Program, review rencana tindak pencapaian target MDGs untuk membantu penyusunan kegiatan DAK Sub Bidang Air Minum dan Sanitasi dan membantu penyiapan data untuk daerah yang akan mendapatkan PHLN.
1.5. Sasaran
Adapun sasaran yang perlu dicapai dari kegiatan review RPI2-JM dapat dijelaskan sebagai berikut:
Tersusunnya hasil review RPI2-JM yang dilaksanakan oleh Kabupaten/Kota Bidang Cipta Karya sesuai dengan panduan yang ditetapkan.
Tersusunnya hasil review Memorandum Program Bidang Cipta Karya di Kab/Kota dan propinsi Nusa Tenggara Timur.
Tersusunnya hasil review Rencana Tindak Pencapaian MDGs di Kab/Kota dan rencana kegiatan DAK Sub Bidang Air Minum dan Sanitasi Kab/Kota tahun 2014 yang keduanya harus diakomodir di dalam dokumen RPIJM.
Tersusunnya usulan program bidang Cipta Karya Tahun 2015 yang akan diusulkan pembiayaannya dengan dana PHLN atau sumber dana lainnya.
Tersusunnya sinkronisasi muatan substansi antara RPI2-JM dengan perencanaan spasial (RTRW), Perencanaan pembangunan daerah (RPJPD, RPJMD), dan Rencana Induk Sektor (SPPIP/RPKPP,RISPAM, SSK, dan RTBL).
Tersusunnya Usulan Program Bidang Cipta Karya tahun 2015 yang telah sesuai dengan arahan pemrograman dan penganggaran Bidang Cipta Karya.
Terfasilitasinya Satker Randal Propinsi Nusa Tenggara Timur dalam mengkonsolidasikan dan memukthirkan data-data perencanaan Bidang Cipta Karya.
Tersusunnya hasil rekapan identifikasi program Infrastruktur Bidang Cipta Karya Propinsi Nusa Tenggara Timur.
1.6. Keluaran
Keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah: 1)
Dokumen Review RPI2-JM Kabupaten/Kota Bidang Cipta Karya oleh Kab/Kota. 2) Dokumen Review Memorandum Program Bidang Cipta Karya
Kabupaten/Kota dan Memorandum Program Sektor Provinsi Nusa Tenggara Timur. 3)
Dokumen rencana tindak percepatan pencapaian target MDGs bidang Cipta Karya (Air Minum, Sanitasi, dan Kumuh) yang tertuang didalam dokumen RPIJM.
4) Rencana kegiatan Sub Bidang Air Minum dan Sanitasi Kabupaten/Kota tahun 2015 yang berpotensi didanai melalui DAK.
5) Usulan Program Bidang Cipta Karya tahun 2015 yang telah memenuhi Readiness Criteria dan KPJM (2016-2018).
6) Dokumen usulan kegiatan sinkronisasi/keterpaduan muatan substansi antara
RPI2-JM dengan perencanaan spasial (RTRW), perencanaan pembangunan daerah (RPJPD, RPJMD), dan rencana Induk Sektor (SPPIP/RKPP/RISPAM/SSK, dan RTBL). 7)
Laporan evaluasi keterpaduan program bidang Cipta Karya, Khususnya Kab/Kota yang termasuk KSN. 8)
Laporan Hasil Kegiatan Satker Randal Propinsi Nusa Tenggara Timur terkait kegiatan perencanaan: Pelaksanaan Workshop Pelaksanaan Pendampingan ke Kab/Kota
9) Dokumen hasil rekapan identifikasi program Infrastruktur Bidang Cipta Karya Propinsi Nusa Tenggara Timur.
1.7. Kegunaan
Adapun kegunaan kegiatan review RPI2-JM dapat dijelaskan sebagai berikut: Sebagai pedoman bagi perumusan berbagai kebijakan jangka pSabu
Raijuak bidang Cipta Karya di kabupaten Sabu Raijua Sebagai pedoman untuk mengkoordinasikan dan mengintegrasikan pembangunan bidang Cipta Karya oleh berbagai pihak
Cipta Karya secara optimal Sebagai pedoman bagi penetapan lokasi investasi yang dilaksanakan
Sebagai pedoman untuk mendorong percepatan pembangunan bidang
pemerintah atau swasta dan masyarakat kabupaten Sabu Raijua.
1.8. Acuan Peraturan dan Perundangan
Perangkat peraturan perundangan yang dijadikan acuan dalam penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya, adalah sebagai berikut :
Undang – Undang (UU) a.
UU No. 02 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum; b.
UU No. 01 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman;
c. UU No. 20 Tahun 2011 Tentang Rumah Susun; d.
UU No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; e. UU No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah; f. UU No. 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional; g. UU No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal; h. UU No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang; i. UU No. 07 Tahun 2004 Tentang Sumberdaya Air; j. UU No. 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; k.
UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah; l. UU No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah; m. UU No. 38 Tahun 2004 Tentang Jalan; n.
UU No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung.
Peraturan Pemerintah (PP)
a. PP No. 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga b. PP No. 30 Tahun 2011 Tentang Pinjaman Daerah; c.
PP No. 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan; d.
PP No. 34 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan Perkotaan; e. PP No. 07 Tahun 2008 Tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan; f. PP No. 42 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sumber Daya Air;
g. PP No. 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;
h. PP No. 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/ Kota; i. PP No. 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah ; j. PP No.2 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman dan/atau
Penerimaan Hibah serta Penerusan Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri; k. PP No. 6 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara atau Daerah; l. PP No. 5 Tahun 2005 Tentang Dana Perimbangan; m. PP No. 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan SPAM; n.
PP No.36 tahun 2005 Tentang Peraturan Pelaksanaan UUBG (Undang Undang Bangunan Gedung); o. PP No. 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; p.
PP No.65 Tahun 2005 Tentang Pedoman Penyusunan Penerapan Sistem Penyediaan Air Minum.
Peraturan Presiden (Perpres) a.
Perpres No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur; b. Perpres No. 05 Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional 2010-2014; c. Perpres No. 13 Tahun 2010 Tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor
67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur; d. Perpres No. 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-
2025; Perpres No. 56 Tahun 2011 Tentang Perubahan Kedua
e. Perpres No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur f. Perpres No. 65 Tahun 2011 Tentang Unit Percepatan Pembangunan
Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat; g. Perpres No. 32 Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan dan
Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia; h. Perpres No. 61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum a.
Permen PU No. 14/PRT/M/2011 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Kementerian PU yang Merupakan Kewenangan Pemerintah dan dilaksanakan Sendiri; b.
Permen PU No. 02/PRT/M/2010 Tentang Rencana Strategis Kementerian
Pekerjaan Umum Tahun 2010-2014; c. Permen PU No. 12/PRT/M/2010 Tentang Pedoman Kerjasama Pengusahaan
Pengembangan SPAM; d. Permen PU No. 14/PRT/M/2010 Tentang SPM Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang; e.
Permen PU No. 15/PRT/M/2010 Tentang Penggunaan DAK Bidang Infrastruktur; f. Permen PU No. 16/PRT/M/2010 Tentang Pedoman Teknis Pemeriksaan
Berkala Bangunan Gedung; g. Permen PU No. 01/PRT/M/2009 Tentang Penyelenggaraan Pengembangan
SPAM Bukan Jaringan Perpipaan; h. Permen PU No. 10/PRT/M/2008 Tentang Penetapan Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Bidang PU yang Wajib Dilengkapi Dengan UKL dan UPL; i.
Permen PU No. 16/PRT/M/2008 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman (KSNP-SPALP); j. Permen PU No. 06/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Umum Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan; k. Permen PU No. 18/PRT/M/2007 Tentang Penyelenggaraan Sistem Penyediaan
Air Minum; l. Permen PU No. 20/PRT/M/2006 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (KSNP-SPAM); m. Permen PU No. 21/PRT/M/2006 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP); n.
Permen PU No. 494/PRT/M/2005 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Perkotaan (KSNP Kota).
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup (Permen LH)
a. Permen LH No. 05 Tahun 2012 Tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Wajib AMDAL; b. Permen LH No. 09 Tahun 2011 Tentang Pedoman Umum KLHS; c. Permen LH No. 13 Tahun 2010 Tentang UKL – UPL dan SPPLH; d.
Permen LH No. 14 Tahun 2010 Tentang Dokumen Lingkungan Hidup Bagi Usaha dan/atau Kegiatan yang Telah Memiliki Izin Usaha dan/atau Kegiatan Tetapi Belum Memiliki Dokumen Lingkungan Hidup.
Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri)
a. Permendagri No. 57 Tahun 2010 Tentang Standar Pelayanan Perkotaan; b.
Permendagri No. 33 Tahun 2008 Tentang Pedoman Hubungan Kerja Organisasi Perangkat Daerah dalam Penyelenggaraan Pemerintah Daerah; c. Permendagri No. 57 Tahun 2007 Tentang Petunjuk Teknis Penataan
Organisasi Perangkat Daerah; d. Permendagri No. 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang direvisi menjadi Permendagri Nomor 59 Tahun 2007.
Peraturan Kementerian Lainnya
a. Peraturan Menteri Bappenas No 3 Tahun 2012 Tentang Panduan Umum Pelaksanaan KPS dalam Pembangunan Infrastruktur; b. Peraturan
Menteri Kesehatan RI Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum;
c. Keputusan Menteri PAN Nomor: KEP/75/M.PAN/7/2004 Tentang Pedoman perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja dalam Rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil.
1.9. Prinsip Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Prinsip dasar RPI2-JM Bidang Cipta Karya secara sederhana adalah:
a.
Multi Tahun, yang diwujudkan dalam kerangka waktu 5 (lima) tahun untuk rencana investasi yang disusun.
b.
Multi Sektor, yaitu mencakup sektor/bidang pengembangan sistem
penyediaan air minum, pengembangan sistem pelayanan persampahan, pengembangan sistem pelayanan air limbah, pengembangan sistem pematusan kota/drainase, peningkatan kualitas kawasan kumuh dan peremajaan permukiman, penanganan kawasan kumuh, pengembangan kawasan dan ruang terbuka hijau, serta penanggulangan kebakaran dan penataan bangunan gedung.
c. Multi Sumber Pendanaan, yaitu memadukan sumber pendanaan
pemerintah, sumber pendanaan swasta, dan masyarakat. Sumber pendanaan pemerintah dapat terdiri dari APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten/Kota, sedangkan dana swasta dapat berupa Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) dan Coorporate Social Responsibility (CSR). Masyarakat dapat berkontribusi dalam pemberdayaan masyarakat, antara lain dalam bentuk barang dan jasa.
d.
Multi Stakeholder, yaitu melibatkan masyarakat, pemerintah, dan swasta
sebagai pelaku pembangunan dalam proses penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya maupun pada saat pelaksanaan program.
e.
Partisipatif, yaitu memperhatikan kebutuhan dan kemampuan daerah (kabupaten/kota dan provinsi) sesuai karakteristik setempat (bottom-up).
Diharapkan dengan 5 prinsip dasar tersebut, dapat diwujudkan pembangunan yang efektif dan efisien, serta mendorong kemandirian daerah yang untuk menyusun program yang layak dan handal sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. RPIJM ini juga bersifat dinamis, dimana setiap tahunnya diperlukan review terhadap program-program pembangunan yang tercantum di dalam dokumen RPIJM, sehingga dihasilkan rencana pembangunan infrastruktur yang mutakhir sesuai perkembangan kebutuhan daerah.
1.10. Ruang Lingkup Pekerjaan 1.10.1. Lingkup Wilayah Perencanaan
Yang menjadi batas wilayah pengamatan dalam kaitan pekerjaan ini adalah kabupaten Sabu Raijua sebagai suatu kesatuan daerah perencanaan yang utuh dengan batas-batas fisik, yakni sebagai berikut:
Utara : Laut Sabu Selatan : Samudera Hindia Timur : Laut Sabu Barat : Laut Sabu
Gambaran secara geografis mengenai orientasi lokasi pekerjaan dan letak serta batas wilayah kabupaten Sabu Raijua ini disajikan pada peta 1.1. dan 1.2.
1.10.2. Dimensi Waktu Perencanaan
Sesuai dengan namanya, RPI-2JM bidang PU-Cipta Karya nerupakan program investasi yang bersifat multi tahun namun dalam rentangan waktu jangka menengah - lima tahun yakni terhitung sejak tahun 2015 hingga tahun 2019. Selain itu program investasi lima tahunan tersebut perlu dijabarkan lebih lanjut menjadi progran tahunan, yang pada dasarnya merupakan penjabaran lebih lanjut dari program lima tahunan.
1.11. Mekanisme Penyusunan RPI2-JM
Secara garis besar terdapat tiga tingkatan/tahapan dalam mekanisme penyusunan RPI2-JM yakni tingkat perumusan rencana, tingkat perumusan program dan perumusan proyek/investasi. Sedangkan pada tingkat proses operasional penyusunan RPI2-JM terdapat empat langkah yakni pengenalan profil daerah, perumusan skenario pengembangan, perumusan rencana pengembangan dan perumusan rencana investasi. Penyusunan RPI2-JM bidang Cipta Karya kabupaten/kota pada dasarnya melibatkan pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota. Pemerintah pusat, dalam hal ini Ditjen Cipta Karya, bertindak sebagai pembina. Sedangkan, pemerintah provinsi berperan sebagai fasilitator, dan pemerintah kabupaten/kota merupakan penyusun dari dokumen RPI2-JM ini dengan bantuan teknis dari Konsultan Individual. Konsultan Individual; dalam hal ini memberikan bantuan teknis kepada kabupaten/kota terkait dalam penyusunan RPI2-JM. Selanjutnya dalam kaitan dengan implementasi bantuan teknis tersebut Konsultan Individual berkewajiban untuk berkoordinasi dengan Satgas Provinsi melalui Satker Randal selaku pemberi tugas. Selain itu, Konsultan Individual juga wajib untuk berkoordinasi dengan Satgas Kabupaten/Kota melalui Kepala Dinas Pekerjaan Umum atau Kabid Bidang Cipta Karya serta Bappeda kabupaten/kota yang bersangkutan. Dengan melibatkan seluruh stakeholder pada penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya, Pembangunan infrastruktur Bidang Cipta karya dapat berjalan dengan efisien dan efektif dalam rangka mewujudkan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan. Lebih lanjut mengenai mekanisme dan prosedur penyusunan RPI2-JM ini disajikan pada gambar 1.3.
Laporan Akhir I - 18
Gambar 1.3 Mekanisme dan Prosedur Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta KaryaSumber: Dit Bina Program DJCK 2012
1.11.1. Langkah Penyusunan RPI2-JM
Dalam penyusunannya, RPI2-JM Bidang Cipta Karya harus mengacu pada dokumen perencanaan yang ada, baik dokumen pembangunan nasional, perencanaan sektoral, maupun perencanaan spasial. Gambar 1.4 memaparkan langkah-langkah penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya.
Gambar 1.4 Langkah-Langkah Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya Dari gambar 1.4 dapat dilihat bahwa seluruh anggota Satgas, baik di tingkat Pusat, Provinsi, maupun Kabupaten/Kota memiliki peran penting dalam penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya. Prinsip bottom up planning cukup kental pada penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya ini, agar rencana yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan infrastruktur Bidang Cipta Karya di daerah, dengan tetap mengacu pada kebijakan nasional.1.11.2. Penilaian Kelayakan RPIJM Bidang Cipta Karya Tahun 2013
Kelayakan suatu dokumen RPI2-JM Bidang Cipta Karya dinilai untuk meningkatkan kualitas substansi dokumen tersebut. Penilaian kelayakan tersebut menggunakan metode skoring, dimana masing –masing kriteria kelayakan telah ditetapkan bobot/nilainya. Indikator Penilaian Dokumen RPI2-JM dinilai dari beberapa kriteria yaitu : a.
Kelengkapan Dokumen Penilaian kelengkapan dokumen dilihat dari legalisasi dokumen RPI2-JM oleh Bupati/Walikota, dan outline dokumen yang sesuai dengan buku pedoman penyusunan RPI2-JM.
b. Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota dan Kawasan Penilaian terhadap kelayakan rencana dilihat dari keterpaduan strategi yang tertuang pada dokumen perencanaan pembangunan nasional (RPJPN, RPJMN, peraturan perundangan Bidang Cipta Karya), perencanaan spasial (RTRWN, RTR Pulau, RTRWP, RTRW KSN, dan RTRW Kabupaten/Kota), dan perencanaan pengembangan kawasan khusus (MP3EI dan KEK).
c. Kelayakan Program Penilaian terhadap kelayakan program dalam rencana program investasi sektor pengembangan permukiman, rencana program investasi sektor PBL, rencana program investasi sektor PLP, rencana program investasi sektor SPAM.
d. Kelayakan Lingkungan dan Sosial Penilaian terkait aspek perlindungan sosial dan lingkungan dalam pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya.
e. Kelayakan Pendanaan Penilaian kelayakan dan kesesuaian anggaran untuk program kegiatan RPI2-JM serta pemanfaatan multi sumber pendanaan. f. Kelayakan Kelembagaan Penilaian kelayakan kelembagaan dilihat dari kesiapan kelembagaan untuk menyusun dan mengelola implementasi RPI2- JM di daerah.
g. Matriks Program Penilaian kelayakan kegiatan dilihat dari penetapan prioritas program dan matriks program berdasarkan entitas yang tertuang dalam RPI2-JM Bidang Cipta Karya.
Penilaian RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Sabu Raijua Tahun 2013 disajikan dalam tabel berikut ini :
Tabel 1.1 Penilaian RPIJM Kabupaten Sabu Raijua Tahun 20132 Analisis Kebutuhan Pengembangan Permukiman 2,00 1,50
6 Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kabupaten/Kota 2,00 2,00
7 Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 2,00 2,00
KELAYAKAN PROGRAM 42,00 30,50
D RENCANA PROGRAM
INVESTASI SEKTOR PENGEMBANGAN PERMUKIMAN
1 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan 1,00 1,00
3 Kesiapan Daerah terhadap Kriteria Kesiapan (Readiness Criteria) Sektor Pengembangan Permukiman 2,00 1,50
4 Rencana Induk Sistem PAM
Kab./Kota (RISPAM)
2,00 0,004 Usulan Kebutuhan Program dan Kegiatan 2,00 1,50 E
RENCANA PROGRAM
INVESTASI SEKTOR PBL
1 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan 1,00 1,00
2 Analisis Kebutuhan Sektor PBL 2,00 1,50
3 Kesiapan Daerah terhadap Kriteria Kesiapan (Readiness Criteria) Sektor PBL 2,00 1,50
5 Strategi Sanitasi Kota (SSK) 2,00 0,00
3 Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan (RTBL)
2,00 0,00KRITERIA NO
3 Keterpaduan Strategi Pengembangan Kab/Kota 1,00 1,00
INDIKATOR PENILAIAN NILAI MAX KAB. SABU RAIJUA KELENGKAPAN DOKUMEN 13,00 13,00
A LEGALISASI
1 Persetujuan Bupati/Walikota 2,00 2,00
2 Persetujuan dari Kadis PU Provinsi 2,00 2,00 B OUTLINE DOKUMEN
1 Pendahuluan 1,00 1,00
2 Profil Kabupaten/Kota 1,00 1,00
4 Aspek Teknis Per Sektor (AM, PLP, Bangkim, PBL) 1,00 1,00
2 Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah
2,00 2,005 Perlindungan Lingkungan dan Sosial 1,00 1,00
6 Aspek Pembiayaan 1,00 1,00
7 Aspek Kelembagaan 1,00 1,00
8 Matriks Rencana Program dan Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya 2,00 2,00
KELAYAKAN RENCANA 14,00 8,00
C KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA DAN KAWASAN
1 Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kab./Kota
2,00 2,004 Usulan Kebutuhan Program dan Kegiatan 2,00 1,50 F RENCANA PROGRAM
INVESTASI SEKTOR PLP
2 Profil Pengembangan Investasi Bidang Cipta Karya (APBN, APBD Prov, APBD Kab/Kota, Swasta, Masyarakat)
3 Telah memuat informasi sumber pembiayaan yang berasal dari APBN, APBD, Masyarakat dan Swasta
2 Pengelompokkan Usulan Kegiatan Beserta Outputnya Sesuai Renstra DJCK 2,00 2,00
1 Durasi Perencanaan Jangka Menengah 5 tahun 2,00 2,00
IMFRASTRUKTUR
K MATRIKS RENCANA PROGRAM INFESYASI
MATRIKS PROGRAM 6,00 6,00
3 Rencana Pengembangan Kelembagaan 3,00 1,00
2 Analisis Permasalahan (organisasi, tata-laksana dan SDM) 3,00 1,50
1 Kondisi Eksisting (organisasi, tata-
laksana, dan SDM)
3,00 1,50J ASPEK KELEMBAGAAN
KELAYAKAN KELEMBAGAAN 9,00 4,00
4 Strategi Peningkatan Investasi Bidang Cipta Karya 3,00 1,00
3 Proyeksi Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya 3,00 1,00
2,00 1,50
1 Profil Perkembangan APBD Kab./Kota 2,00 1,75
1 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan 3,00 3,00
I ASPEK PEMBIAYAAN
10,00 5,25
2 Analisis Perlindungan Sosial 3,00 1,50 KELAYAKAN PENDANAAN
1 Analisis Perlindungan Lingkungan (KLHS, Amdal, UKL-UPL dan SPPLH) 3,00 1,50
KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL 6,00 3,00
H PERLINDUNGAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL4 Usulan Kebutuhan Program dan Kegiatan 2,00 1,50
3 Kesiapan Daerah terhadap Kriteria Kesiapan (Readiness Criteria) Sektor SPAM 2,00 1,50
2 Analisis Kebutuhan Sektor SPAM 2,00 1,50
1 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan 1,00 1,00
INVESTASI SEKTOR SPAM
RENCANA PROGRAM
4 Usulan Kebutuhan Program dan Kegiatan 6,00 4,00 G
3 Kesiapan Daerah terhadap Kriteria Kesiapan (Readiness Criteria) Sektor PLP 6,00 4,00
2 Analisis Kebutuhan Sektor PLP 6,00 3,00
2,00 2,00 T O T A L 100,00 69,75
1.12. Muatan Dokumen RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Secara substansi muatan RPI2-JM Bidang Cipta Karya terdiri 1 1 (sebelas) bab yaitu:
Bab 1 Pendahuluan Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai latar belakang, maksud dan
tujuan RPI2-JM Bidang Cipta Karya, prinsip penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya, serta mekanisme penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya.
Bab 2 Arahan Perencanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya Pada bagian ini berisikan arahan konsep perencanaan Bidang Cipta Karya,
antara lain amanat pembangunan nasional (RPJPN, RPJMN, MP3EI, MP3KI, KEK, dan Direktif Presiden), amanat peraturan perundangan terkait Pembangunan Bidang Cipta Karya, serta amanat internasional.
Bab 3 Arahan Strategis Nasional Bidang Cipta Karya Untuk Kabupaten/Kota Bagian ini berisikan arahan RTRW Nasional (PP No. 26 Tahun 2008), RTRW Pulau, RTRW Provinsi, serta RTRW Kawasan Strategis Nasional (KSN). Indikasi program Bidang Cipta Karya pada RTRW Nasional, RTRW Pulau, RTRW Provinsi, maupun RTRW KSN yang terkait dengan kabupaten/kota setempat dipaparkan pada bagian ini. Tidak hanya memaparkan arahan kebijakan spasial, bagian ini juga
memaparkan kedudukan kota pada rencana pengembangan kawasan khusus, antara lain dalam rangka pengembangan MP3EI dan KEK (jika kabupaten/kota tersebut termasuk dalam KPI MP3EI dan/atau kawasan pengembangan KEK).
Bab 4 Profil Kabupaten/Kota Pada bab ini berisikan penjelasan profil umum Kabupaten/Kota seperti
batas administrasi wilayah, demografi, geografi, topografi, geohidrologi, geologi, klimatologi, serta kondisi sosial dan ekonomi wilayah.
Bab 5 Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten/Kota Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai kebijakan dan strategi
dokumen rencana seperti Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman (RP2KP), Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Rencana Induk Sistem PAM (RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK), dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK), serta penjelasan mengenai Keterpaduan Strategi dan Rencana Pembangunan pada skala Kabupaten/Kota maupun kawasan.
Bab 6 Aspek Teknis Per Sektor Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai rencana program investasi
infrastruktur Bidang Cipta Karya seperti rencana pengembangan permukiman, rencana penataan bangunan dan lingkungan (PBL), rencana pengembangan sistem penyediaan air minum, dan rencana penyehatan lingkungan permukiman (PLP). Pada setiap sektor dijelaskan isu strategis, kondisi eksisting, permasalahan, dan tantangan daerah, analisis kebutuhan, serta usulan program dan pembiayaan masing-masing sektor.
Bab 7 Keterpaduan Program Berdasarkan Entitas Bagian ini merupakan pengelompokan dari usulan aspek teknis per
sektor pada Bab 6 menjadi usulan berdasarkan entitas regional, kabupaten/kota, kawasan, dan lingkungan. Khusus untuk entitas kawasan, pemilihan kawasan harus pada Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) sesuai dengan amanat RTRW Kabupaten/Kota.
Bab 8 Aspek Lingkungan dan Sosial Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai gambaran umum dan kondisi
eksisting lingkungan, analisis perlindungan lingkungan dan sosial seperti Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), AMDAL, UKL – UPL, dan SPPLH, serta perlindungan sosial pada tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun pasca pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya.
Bab 9 Aspek Pembiayaan Bab ini berisikan penjelasan mengenai Profil APBD Kabupaten/Kota, profil
investasi dan proyeksi investasi dalam pembangunan Bidang Cipta Karya, serta strategi peningkatan investasi bidang Cipta Karya.
Bab 10 Aspek Kelembagaan Kabupaten/Kota Bab ini berisikan penjelasan mengenai aspek kelembagaan Cipta Karya di
daerah yang fokus kepada aspek keorganisasian, aspek ketatalaksanaan, dan aspek sumber daya manusia. Dari ketiga aspek tersebut dijelaskan kondisi eksisting, analisis permasalahan dan rencana pengembangannya.
Bab 11 Matriks Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya Pada bab ini berisikan matriks program investasi RPI2-JM Kabupaten/Kota dan matriks keterpaduan program investasi RPI2-JM Kabupaten/Kota.Peta 1.1 Peta Orientasi Lokasi Pekerjaan Lokasi Pekerjaan Kab. Sabu Raijua
Laporan Akhir I - 27
Laporan Akhir I - 28 Peta 1.2 Peta Administrasi Kabupaten Sabu Raijua
Laporan Akhir I - 29