index.php view=article&catid=39 artikel anak&id=174 risiko anak kecil bekerja&format=&option=com content&Itemid=115.

Risiko Anak Kecil Bekerja
Ditulis oleh Admin
Rabu, 30 September 2009 09:05

Dunia anak-anak adalah bermain. Jika sejak usia SD sudah bekerja, dikhawatirkan mereka
akan tumbuh menjadi remaja nakal. Mereka rentan berkelahi dan kabur dari rumah.

Anggapan bahwa anak-anak di negara Barat lebih mandiri dan tidak manja tidak sepenuhnya
keliru. Manakala banyak anak-anak Indonesia dari keluarga mampu yang terbiasa hidup
dengan bantuan pembantu sejak kecil, anak-anak kecil di negara-negara Barat banyak yang
sudah berpikir untuk bekerja.

Ambil contoh di Amerika Serikat, fenomena anak usia SD yang bekerja sampingan memang
bukan hal baru dan hal ini dianggap sebagai upaya menempa kemandirian sejak dini.
"Pekerjaan" yang mereka jalani di antaranya menjadi pengasuh bayi atau pengantar koran
(loper). Akan tetapi, di balik niat menggembleng mental dan kemandirian tersebut, terselip
kekhawatiran akan dampak negatif pada masa depannya.

Sebuah studi yang dilakukan para peneliti asal Negeri Paman Sam itu mengungkapkan, anak
yang kerap diberi beban pekerjaan berlebih berpeluang tumbuh menjadi remaja nakal. Peneliti
juga mendapati kecenderungan lebih tinggi bagi anak-anak tersebut untuk terpapar perilaku

merokok, minum alkohol, dan suka berkelahi.

Rajeev Ramchand, seorang ilmuwan bidang perilaku dari Rand Corp, mengungkapkan, hasil

1/5

Risiko Anak Kecil Bekerja
Ditulis oleh Admin
Rabu, 30 September 2009 09:05

penelitian tersebut tidak membuktikan bahwa beban kerja berlebih berpengaruh langsung
terhadap masalah tersebut.

"Dalam hal ini, kami lebih mengarahkan pada pertanyaan tentang nilai pekerjaannya itu," ujar
Ramchand yang ikut terlibat menulis laporan penelitian yang diterbitkan dalam American
Journal of Preventive Medicine itu.

"Kami paham bahwa bekerja bisa membuahkan hal positif, tapi jangan lupa bahwa saat bekerja
anak-anak itu juga terpapar hal-hal yang lebih buruk," imbuhnya.


Penelitian sebelumnya juga mengungkapkan bahwa anakanak yang beranjak remaja yang
bekerja cenderung lebih sering melakukan tindakan yang membahayakan orang lain (abuse)
sehingga terserempet masalah hukum.

Ini merupakan studi pertama yang menganalisis fenomena anak-anak yang bekerja. Data
penelitian didasarkan pada survei yang dilakukan terhadap 5.147 anak usia kelas 5 SD beserta
orangtuanya yang tinggal di Birmingham, Houston, dan Los Angeles, Amerika Serikat.
Penelitian dilakukan selama kurun 2004-2006.

2/5

Risiko Anak Kecil Bekerja
Ditulis oleh Admin
Rabu, 30 September 2009 09:05

Setelah melakukan pencocokan data statistik terhadap beberapa faktor seperti penghasilan
keluarga, peneliti mendapati bahwa dalam sebulan terakhir kecenderungan menenggak alkohol
pada anak-anak usia kelas lima SD yang bekerja jumlahnya dua kali lipat dibanding teman
sebayanya yang tidak bekerja. Demikian halnya kecenderungan merokok dan penyalahgunaan
ganja, angkanya dua dan tiga kali lebih tinggi.


Selain itu, anak yang bekerja juga memiliki 1,5 kali lipat kecenderungan untuk berkelahi dan
dua kali lipat kasus kabur dari rumah. Adapun "pekerjaan" yang dimaksudkan peneliti adalah
yang diberi upah (dibayar) seperti tukang kebun, pengantar permen ke rumah-rumah, dan
pengasuh bayi.

Sekitar satu dari lima anak usia kelas lima SD mengaku punya pekerjaan sampingan tersebut.
Lantas, bagaimana sebuah pekerjaan justru bisa mendatangkan masalah? "Kemungkinan hal
tersebut disebabkan orangtua berhenti mengawasi anaknya saat mereka bekerja," ujar
Ramchand.

"Orangtua harus konsisten memantau apa yang dilakukan anak-anaknya. Tanya dan
diskusikan tentang apa saja yang mereka lakukan saat bekerja," sebutnya.

Kendati demikian, seorang pemerhati anak dari Universitas California, Los Angeles, Frederick

3/5

Risiko Anak Kecil Bekerja
Ditulis oleh Admin

Rabu, 30 September 2009 09:05

Zimmerman, berpendapat orangtua tak perlu merasa resah atau panik mendengar hasil
penelitian tersebut.

"Jutaan orangtua dan anak-anaknya yang sudah duduk di bangku sekolah mendapati bahwa
pekerjaan informal merupakan salah satu aspek positif dan produktif dalam proses tumbuh
kembang menuju dewasa," ujarnya. "Tak perlu terlalu dirisaukan," tandasnya.

Akan tetapi, lanjutnya, beberapa hal dalam hasil penelitian tersebut tak urung membuatnya
khawatir, terutama temuan bahwa pekerjaan informal itu sendiri memiliki dampak
penyimpangan perilaku pada anak usia kelas lima SD tersebut. Secara umum, Zimmerman
berpendapat, studi tersebut cukup informatif dan mengupas informasi baru.

"Selama ini kami hanya mengetahui sedikit tentang anak-anak dan pekerjaan, terutama
pekerjaan informal. Temuan ini bagus dijadikan bahan diskusi atau penelitian lebih lanjut,"
komentar dia.

Lantas, bagaimana dengan di Indonesia? Anak kecil bekerja bukanlah sesuatu yang
lazim.Ratarata orang Indonesia baru mulai berpikir mencari pekerjaan dan tambahan uang saku

saat duduk di bangku kuliah. Demikian halnya fenomena anak kurang mampu dan anak jalanan
yang sudah harus bekerja sejak kecil demi menafkahi hidupnya juga masih mengundang
keprihatinan.

4/5

Risiko Anak Kecil Bekerja
Ditulis oleh Admin
Rabu, 30 September 2009 09:05

Bagi anak-anak yang sudah duduk di bangku sekolah, sekolah merupakan salah satu
lingkungan terpenting yang dapat mempengaruhi kehidupan anak. Bagaimana dan seperti apa
kehidupan dan pergaulan anak di sekolah akan mempengaruhi kehidupan mereka yang akan
datang. Untuk itu, tugas mulai untuk mebesarkan anak yang sehat dan bermoral baik tak hanya
menjadi tanggung jawab orang tua, guru di sekolah dan lingkungan sekitar rumah pun ikut
berperan.

Sumber : Media Online (Koran SI/nsa)

Selasa, 29 September 2009


5/5