kep 170 pb 2009 perubahan kep 95 pb 2009

DEPARTEMEN

KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR KEP-/7-0

/PB/2009

TENTANG
PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR KEP-95/PB/2009 TENTANG PENUNJUKAN BANK OPERASIONAL III PAJAK BUMI DAN
BANGUNAN
DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN.
Menimbang

Mengingat

Memperhatikan


a. bahwa sehubungan dengan perubahan mekanisme penyaluran Biaya
Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan bagian Pemerintah Daerah.
penambahan Bank Operasional III Pajak Bumi dan Bangunan akibat adanya
pemekaran wilayah kabupaten/kota dan perubahan Bank Operasional III Pajak
Bumi dan Bangunan, perlu dilakukan penyesuaian ketentuan-ketentuan dan
Lampiran yang diatur dalam Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan
Nomor KEP-95/PB/2009 tentang Penunjukan Bank Operasional III Pajak Bumi
dan Bangunan;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu
menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Perubahan
atas Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor KEP-95/PB/2009
tentang Penunjukan Bank Operasionalill Pajak Bumi dan Bangunan;
1. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 21/PMK.07/2009 tentang Pelaksanaan dan
Pertanggungjawaban Anggaran Transfer ke Daerah;
2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 127/PMK.05/2009 tentang Pelimpahan
Wewenang Penerbitan Surat Kuasa Umum Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan kepada Kepala Kantor Pe!ayanan
Perbendaharaan Nega ra;
3. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor: PER-39/PB/2009 tentang
Pembagian Hasil Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Perolehan Hak Atas

Tanah dan Bangunan antara Pemerintah Pusat dan Daerah;
4. Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor KEP-95/PB/2009 tentang
Penunjukan Bank Operasionalill Pajak Bumi dan Bangunan.
Surat para Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan dan Kepala
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara tentang Usulan Baru/Perubahan
Penunjukan Bank Operasionalill Pajak Bumi dan Bangunan;
MEMUTUSKAN:

Menetapkan

KEPUTUSAN
DIREKTUR
JENDERAL
PERBENDAHARAAN
TENTANG
PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN C'REKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR KEP-95/PB/2009 TENTANG PENUNJUKAN BANK OPERASIONAL III
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN.

PERTAMA


Beberapa
ketentuan
dan lampiran
dalam
Keputusan
Direktur Jenderal
Perbendaharaan Nomor KEP-95/PB/2009 tentang Penunjukan Bank Operasional III
Pajak Bumi dan Bangunan diubah sebagai berikut:
1. Ketentuan Diktum PERTAMA diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:
PERTAMA
Bank adalah Bank Operasional III Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB) sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran I K3putusan
Direktur Jenderal Perbendaharaan ini.
2. Ketentuan Diktum KEDUA angka 3 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:
KEDUA
(1) Pembagian PBB sebagaim::ma dimaksud dalam angka 2,
langsung ditransfer/dilimpahkan
kepada yang berhak
sebagai berikut :

- 1-

a. 10% (sepuluh per seratus) dari saldo penerimaan PBB
kepada Rekening 501.00000x pada Bank Indonesia
(Bank Tunggal) sebagai penerimaan untuk Pemerintah
Pusat;
b. 16,2% (enam belas koma dua per seratus) dari saldo
penerimaan PBB kepada Rekening Kas Daerah
Provinsi;

c. 64,8% (enam puluh empat koma delapan per seratus)
dari saldo penerimaan PBB kepada Rekening Kas
Daerah Kabupaten/Kota;
d. 9% (sembilan per seratus) dari saldo penerimaan PBB
untuk biaya pemungutan PBB ke rekening :
1) Kas Negara, untuk Direktorat Jenderal Pajak
sebesar:
a) 10% (sepuluh per seratus) untuk Objek pajak
sektor Pedesaan;
b) 20% (dua puluh per seratus) untuk Objek pajak

sektor Perkotaan;
c) 60% (enam puluh per seratus) untuk objek pajak
sektor Perkebunan;
d) 65% (enam puluh lima per seratus) untuk objek
pajak sektor Perhutanan;
e) 70% (tujuh puluh per seratus) untuk objek pajak
sektor Pertambangan.
2) Kas Daerah Provinsi dan Kas Daerah KJb/Kota
untuk Bagian Daerah sebesar:
a) 90% (sembilan puluh per seratus) untuk objek
pajak sektor Pedesaan;
b) 80% (delapan puluh per seratus) untuk objek
pajak sektor Perkotaan;
c) 40% (empat puluh per seratus) untuk objek pajak
sektor Perkebunan;
d) 35% (tiga puluh lima perseratus) untuk objek
pajak sektor Perhutanan;
e) 30% (tiga puluh per seratus) untuk objek pajak
sektor Pertambangan.
dengan persentase pembagian Biaya Pe!llungutan PBB

Bagian Daerah dibagi antara Pemerintah Provinsi dan
Pemerintah Kabupaten/Kota per objek sektor penerimaan
berdasarkan
daftar
persentase
pembagian
yang
disampaikan
oleh
Direktur
Jenderal
Perimbangan
Keuangan sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran II
Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan tni.
(2) Khusus untuk DKI Jakarta, Pembagian PBB sebagaimana
dimaksud dalam angka 2, langsung ditransfer/dilimpc::hkan
kepada yang berhak sebagai berikut :
a. 10% (sepuiuh per seratus) dari saldo penerimaan PBB
kepada Rekening 501.00000x pada Bank Indonesia
(Bank Tunggal) sebagai penerimaan untuk Pemerintah

Pusat;
b. 81 %
(delapan puluh satu per seratus) dari saldo
penerimaan PBB kepada Rekening Kas Daerah
Provinsi;
c. 9% (sembilan per seratus) dari saldo penerimaan PBB
untuk biaya pemungutan PBB ke rekening :

-2-

1) ~:~es~regara,

untuk

Direktorat

Jenderal

Pajak


r

a) 10% (sepLiluh per seratus) untuk Objek pajak
sektor Pedesaan;
b) 20% (dua puluh per seratus) untuk Objek pajak
sektor Perkotaan;
c) 60% (enam puluh per seratus) untuk objek pajak
sektor Perkebunan;
d) 65% (enam puluh lima per seratus) untuk objek
pajak sektor Perhutanan;
e) 70% (tujuh puluh per seratus) untuk objek pajak
sektor Pertambangan.
2) Kas Daerah Provinsi sebesar :
a) 90% (sembilan puluh per seratus) untuk objek
pajak sektor Pedesaan;
b) 80% (delapan puluh per seratus) untuk objek
pajak sektor Perkotaan;
c) 40% (empat puluh per seratus) untuk objek pajak
sektor Perkebunan;
d) 35% (tiga puluh lima perseratus) untuk objek

pajak sektor Perhutanan;
e) 30% (tiga puluh per seratus) untuk objek pajak
sektor Pertambangan.
dengan persentase pembagian Biaya Pemungutan PBB
Bagian Daerah Provinsi DKI Jakarta per objek sektor
penerimaan berdasarkan daftar persentase pembagian yang
disampaikan oleh Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan
.3ebagaimana ditetapkan dalam Lampiran II Keputusan Direktur
Jenderal Perbendaharaan ini.
KEDUA

Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari
terdapat kekeliruan aka:odiadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Salinan Keputusan Direl