TERAPI OKSIGEN HIPERBARIK SEBAGAI TERAPI PENUNJANG PADA PENYEMBUHAN LUKA

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sat Sep 2 23:10:15 2017 / +0000 GMT

TERAPI OKSIGEN HIPERBARIK SEBAGAI TERAPI PENUNJANG PADA
PENYEMBUHAN LUKA
AbstrakLuka adalah suatu gangguan dalam struktur jaringan yang utuh, pada umumnya dihubungkan dengan hilangnya struktur
jaringan. Proses penyembuhan luka dipengruhi oleh tiga faktor mekanisme. Ketiga mekanisme penyembuhan luka tersebut adalah
kontraksi, epitelialisasi, dan deposisi jaringan ikat. Proses awal penyembuhan luka, fibroblas berpindah tempat, menghasilkan
kolagen. Oksigen dalam jumlah yang cukup diperlukan untuk proliferasi fibroblas dan produksi kolagen. Terapi oksigen hiperbarik
merupakan terapi dengan menggunakan oksigen bertekanan. Peran oksigen hiperbarik dalam penyembuhan luka adalah oksigenasi
untuk luka hipoksik, peningkatan fibroblas dan produksi kolagen serta meningkatkan kemampuan leukosit. Kasus osteomielitis yang
pernah ditangani di rumah Sakit Angkatan Laut Dr. Ramelan Memberikan Hasil yang baik.Kata Kunci : luka, oksigen hiperbarik,
proses penyembuhanPendahuluanLuka adalah hilangnya kontiunitas dari struktur-struktur jaringan yang utuh dan pada umumnya
disertai dengan hilangnya sebagian dari jaringn. (1) Sebagai tambahan, ulkus yang terjadi akibat tekanan (pressure ulcer) dan lebih
dikenal sebagai decubitus ulcer atau bed sores bisa dipertimbangkan sebagai suatu luka. (2) Cidera atau kerusakan yang lebih dalam
pada jaringan otot, sistem skeletal ataupun bagian-bagian yang lebih dalam dari suatu organ disebut sebagai luka komplikasi.
(3)Pada umumnya keadaan luka adalah hipoksia dan masalah luka yang tidak sembuh biasanya disebabkan oleh jaringan yang
hipoksia. Dalam proses penyembuhan luka adanya oksigen sangat diperlukan, seperti dijelaskan pada penelitian tentang oksigen
pada jaringan. (4) Beberapa jenis luka yang berhasil diterapi dengan oksigen hiperbarik adalah beberapa jenis ulkus (ulcers due to
peripheral vascular insufficiency, venous stasis ulcers, decubitus ulcer) luka crush injury, luka yang tidak sembuh pada insisi
bedah,kerusakan jaringan akibat suhu dingin Frotbite), dan luka gigitan binatang. (1)Pada makalah ini akan dibahas mengenai

manfaat terapi oksigen hiperbarik dalam mempercepat proses penyembuhan luka.Tinjauan PustakaProses penyembuhan
lukaJaringan yang rusak atau cedera harus diperbaiki, baik melalui regenerasi sal atau pembentukan jaringan parut. Tujuan dari
kedua jenis perbaikan tersebut adalah untuk mengisi daerah yang rusak agar integritas struktural jaringan pulih kembali. Kedua
proses diatas dikenal sebagai proses penyembuhan luka. (5) Lebih Lnjut dikatakan proses penyembuhan luka merupakan proses
yang kompleks dan melibatkan interaksi berbagai jenis sel dan mediator-mediator biokimia. (1) Oleh karena itu proses
penyembuhan luka tidak terbatas pada proses-proses regenerasi lokal tapi merupakan kondisi keseluruhan yang melibatkan
faktor-faktor endogen seperti umur, nutrisi, pengobatan, status imunologis, kondisi metabolik dan sebagainya.Pada umumnya proses
penyembuhan luka terdiri atas tiga mekanisme, satu dari tiga mekanisme tersebut dapat lebih nominan. Adapun mekanisme proses
penyembuhan luka tersebut adalah kontraksi, epitelialisasi dan deposisi jaringan ikat. Sebagai contoh, kontraksi merupakan
mekanisme penyembuhan luka yang dominan pada kasus-kasus amputasi. Epitelialisasi lebih dominan pada penyembuhan abrasi,
dan deposisi jarangan ikat lebih dominan pada penutupan luka laserasi dengan jahitan. (6)Tahap-tahap penyambuhan luka terdiri
dari fase inflamasi atau eksudasi untuk melepaskan jaringan yang rusak dan membersihkan luka, fase proliferasi untuk
perkembangan jaringan granulasi dan fase diferensiasi atau regenerasi untuk maturasi, pembentukan parut dan epitelialisasi. Secara
praktis fase tersebut diatas dikenal sebagai fase pembersihan, fase granulasi dan epitelialisasi. (3) Lebih lengkap Hall
(6)menyebutkan tahapan proses penyembuhan luka adalah perdarahan, inflamasi proliferasi dan remodeling.Secara garis besar,
dikenal dua fase penyembuhan luka yaitu penyembuhan luka secar apremier dan sekunder. Suatu jaringan dikatakan mengalami
penyembuhan luka secara intensi primer apabila proses penyembuhan berlangsung cepat dan hasilnya baik. Penyembuhan secara
primer ini terjadi pada luka yang bersih, luka insisi dengan ujung aposisi yang baik dan umumnya terjadi pada insisi bedah.
(7)Proses penyembuhan luka secara intensi primer lebih lanjut dapat dijelaskan sebagai berikut:(7,8) Sesaat setelah terjadi luka
gumpalan darah dan debris mengisi celah jaringan yang cedera. Inflasi awal terjadi setelah dua sampai tiga jam yang ditandai dengan

hyperemia ringan dan adanya sedikit polymorps. Pada hari kedua sampai ketiga aktivitas makrofag menghilangkan clot dan terjadi
aktivitas fibroblast. Pada hari kesepuluh sampai keempat belas scab hilang dan epitel telah terbentuk sempurna dan terjadi penyatuan
jaringan fibrous pada tepi luka namun pada saat ini luka masih lemah. Beberapa minggu kemudian jaringan bekas luka masih sedikit
hiperemis, penyatuan jaringan fibrous baik tapi belum mencapai kekuatan yang penuh. Devaskularisasi, remodeling kolagen oleh
aktivitas enzim terjadi sesudah beberapa bulan hingga beberapa tahun. Pada periode tersebut bekas luka mengecil dan sudah
menyatu dengan jaringan sekitarnya. Jika penyembuhan luka berjalan lambat dan disertai pembentukan jaringan parut, proses ini
dikatakan mengalami penyembuhan secara sekunder. (5) Penyembuhan jenis ini terjadi pada luka yang terbuka, umumnya jika
terdapt jaringan yang hilang, nekrosis atau infeksi.Kekuatan luka akan mencapai dua puluh persen kekuatan jaringan normal dalam
tiga minggu dan kemudian mencapai kekuatan lebih lagi tetapi tidak pernah mencapai lebih dari tujuh puluh persen kekuatan
normal. (8) Oksigen memiliki dua fungsi besar dalam metabolisme seluler, hal yang paling penting yaitu sebagai transfer elektron
pada sistem oksidasi yang mana bertanggung jawab sekitar sembilan puluh persen dalam konsumsi oksigen secara keseluruhan. (9)

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 1/3 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sat Sep 2 23:10:15 2017 / +0000 GMT

Oksigen diperlukan oleh mitokondria untuk fosforilasi oksidatif dan pembentukan ATP dimana lebih dari sembilan puluh persen

dari ATP yang dihasilkan ini dipergunakan untuk metabolisme seluler. (5)Pada awal penyembuhan luka, fibroblas mulai bermigrasi
dan menghasilkan kolagen yang merupakan matrik penting dalam prose penyembuhan luka sebagai sumber energi pada proses
perbaikan, juga diperlukan dalam metabolisme dan proses pemeliharaan jaringan.Oksigen HiperbarikKetika oksigen dihirup pada
konsentransi yang lebih tinggi dari yang ditemukan dalam atosfir, udara pada keadaan ini pertimbangkan sebagai obat. Berdasarkan
definisi ini oksigen hiperbarik kemudian dipastikan sebagai obat dan dapat dipergunakan dalam suatu terapi. (1)Terapi oksige
hiperbarik merupakan bentuk pengobatan, penderita harus berada dalam ruangan bertekanan dan bernafas dengan oksigen murni
(100%) pada tekanan udara lebih besar daripada udara atmosfir normal, yaitu sebesar 1 atm (760 mmHg). Keadaan ini dapat dialami
oleh seseorang pada waktu menyelam atau berada dalam ruangan udara bertekanan tinggi (hyperbaric chamber) yaitu suatu ruang
kedap udara terbuat dari perangkat keras yang mampu diberikan tekanan lebih besar dari 1 atm (ruang kompresi) beserta sumber
oksigen dan sistem penyalurannya ke dalam ruang rekompresi tersebut.Dua efek penting yang mendasar pada terapi oksigen
hiperbarik adalah: (11) Efek mekanik meningkatnya tekanan lingkungan atau ambient yang memberikan manfaat penurunan volume
gelembung gas atau udara seperti pada terapi penderita dekompresi akibat kecelakaan kerja penyelaman dan gas emboli yang terjadi
pada beberapa tindakan medis rumah sakit. Efek peningkatan tekanan parsial oksigen dalam darah dan jaringan yang memberikan
manfaat terapeutik: bakteriostatik pada infeksi kuman anaerob, detoksikasi pada keracunan karbon monoksida, sianida dan
hidrogensulfida, reoksigenasi pada kasus iskemia akut, crush injury, compartment syndrome maupun kasus iskemia kronis, luka
yang tidak sembuh, nekrosis radiasi, skin graft preparation dan luka bakar.PembahasanTerapi oksigen hiperbarik untuk pertama
kalinya digunakan pada penyakit dekompresi (DeCompression Ilnes), yaitu suatu penyakit yang dialami oleh penyelam dan pekerja
tambang bawah tanah akibat penurunan tekanan saat naik ke permukaan secara mendadak. Dari berbagai penelitian terungkap bahwa
oksigen hiperbarik mempunyai manfaat lebih, tidak terbatas pada kasus-kasus penyelaman saja. Satu contoh terapi oksigen
hiperbarik yang berhasil, digunakan dalam mempercepat proses penyembuhan luka. Terapi oksigen hiperbarik sebenarnya

merupakan terapi penunjang pada proses penyembuhan luka, Sedangkan perawatan utamanya sendiri adalah debridement dan
penjahitan jika diperlukan. Namun demikian oksigen hiperbarik dapat mempercepat proses penyembuhan luka, sehingga jaringan
yang hipoksia memperlihatkan hasil yang baik pada terapi oksigen hiperbarik. (1) Yusman (13) menyatakan bahwa luka yang sulit
sembuh dan luka bakar merupakan indikasi yang tepat untuk rujukan terapi oksigen hiperbarik. Hal ini ditegaskan dalam hasil
konfrensi kedokteran hiperbarik tahun 1991 di Ancona Italia, bahwa luka yanga sulit sembuh (delayed wound healing) termasuk
dalam kelompok Accepted chronic indication untuk terapi oksigen hiperbarik. (11)Fisher pada tahun 1969 untuk pertama kali
menggunakan oksigen hiperbarik pada 32 pasiennya yang mengalami ulser pada kaki. Penelitian serupa dilakukan pada tahun 1975
pada pasien lainnya. Oksigen dialirkan dan dipertahankan selama 41 menit, terapi dilakukan dua kali sehari dan setiap sesi dilakukan
sedikitnya 2-3 jam. Hasil penelitiannya menunjukkan banyak ulkus yang sembuh dengan baik, walau demikian iksogen hiprbarik
gagal pada kasus-kasus iskemia hebat.Ignacio et.al pada 18 pasien denga jenis ulcer yang berbeda dan hasilnya cukup memuaskan.
Heng memberikan terapi oksigen hiperbarik secara topikal pada 6 pasien denga 27 ulser (5 dari 6 pasien Penyembuhan terjadi pada
hari 6 sampai dengan 21 hari, sedangkan 10 ulser tanpa terapi oksigen hiperbarik tidak terjadi proses penyembuhan pada periode
waktu yang sama. (1) Terapi oksigen hiperbarikselain dapat mempercepat proses penyembuhan pada luka diketahui juga dapat
mempercepat pertumbuhan jaringan, seperti kasus yang dilakoprkan di RSAL Mintohardjo Jakarta. Kasus transplantasi jari pasien
sesaat setelah operasi, pasien terapi denhanoksigen hiperbarik ternyata penyembuhan berjalan lebih cepat dan sel tumbuh lebih
cepat. (13) Berikut ini diperlihatkan kasus yang pernah diterapi dengan oksigen hiperbarik di RSAL Dr. Ramelan Surabaya.Tabel
1.Gambaran prosentase lama penyembuhan pada osteomielitis rahang dengan pemakaian terapi penunjang oksigen
hiperbarik-------------------------------------------------------------------------------------------------------------Lama Penyembuhan
Jumlah kasus
prosentase-------------------------------------------------------------------------------------------------------------5 Hari

1
10%-------------------------------------------------------------------------------------------------------------10 Hari
3
30%--------------------------------------------------------------------------------------------------------------20 Hari
4
40%--------------------------------------------------------------------------------------------------------------30 Hari
1
10%---------------------------------------------------------------------------------------------------------------40 Hari
1

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 2/3 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sat Sep 2 23:10:15 2017 / +0000 GMT

10%----------------------------------------------------------------------------------------------------------------Jumlah
10
100%----------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tabel 2.Gambaran prosentase

lama penyembuhan osteomielitis rahang tanpa terapi penunjang oksigen hiperbarik.
(14)---------------------------------------------------------------------------------Lama Penyembuhan
Jumlah
Prosentase---------------------------------------------------------------------------------60 Hari
1
33,3%----------------------------------------------------------------------------------50 Hari
2
66,7%----------------------------------------------------------------------------------Jumlah
3
100%-----------------------------------------------------------------------------------Dari dua tabel
diatas dapat dilihat bahwa proses penyembuhan berlangsung lebih cepat pada kasus osteomielitis rahang dengan terapi penunjang
oksigen hiperbarik.Secara garis besar pemakaian dan mekanisme oksigen hiperbarik dalam proses penyembuhan luka dapat
dijelaskan sebagai berikut: Hipoksia pada luka dapat dikoreksi dengan terapi oksigen yang bervariasi dari pemakaianintalasi oksigen
40% pada tekanan udara bebas hingga oksigen 100% pada tekanan 2,5 Tekanan Atmosfir Absolut (ATA). Tekanan yang tinggi
diperlukan untuk oksigenasi di pusat luka kronis yang hipoksia. Terapi oksigen hiperbarik pada tekanan 2 ATA memperlihatkan
terjadinya peningkatan oksigenasi jaringan yang mengalami hipoksia. Koreksi secara intermiten pada luka yang hipoksia dengan
terapi oksigen dapat meningkatkan replikasi fibroblas dan produksi kolagen. Meningkatnya tekanan oksigen pada luka dapat
meningkatkan aktifitas leukosit untuk membunuh bakteri patogenik. (1)KesimpulanOksigen diperlukan untuk mempertahankan
integritas sel, fungsi metabolisme sel dan perbaikan pada jaringan yang luka. Oksigen tidak hanya diperlukan sebagai energi pada
proses metabolisme tapi juga sangat diperlukan oleh sel PMN, proliferasi fibroblast, dan deosisi kolagen. Pada proses penyembuhan

luka suplai oksigen yang cukup sangat diperlukan untuk sintesis kolagen dan perbaikan jaringan.Terapi oksigen hiperbarik sebagai
terapi penunjang pada penyembuhan luka sangat membantu dalam mempercepat proses penyembuhan luka. Hal ini terlihat dari
jaringan yang hipoksia memperlihatkan respon yang baik pada terapi oksigen hiperbarik. Penggunaan terapi oksigen hiperbarik
didasarkan pada mekanisme terapi tersebut yang merangsang terjadinya perbaikan jaringan dengan cara peningkatan tekanan
oksigen, mekanisme kerja leukosit, hiperokdigenasi, neovaskularisasi, hiperoksia dan aktivitas osteoklas.

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 3/3 |