SLIDE PERIKANAN 11 Mei 2010
Prospek Pembiayaan Sektor
Perikanan
PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero) Tbk.
Padang, 12 Mei 2010
Kesiapan Infrastruktur BRI
BRI memiliki jaringan kerja terluas
yang tersebar di seluruh Indonesia
dan telah terhubung secara real time
on-line untuk melayani usaha, mikro,
kecil dan menengah
Des 08
Des 09
1
1
Kantor Wilayah
14
17
Kantor Inspeksi
12
14
1
1
373
402
Kantor Pusat
KCK
Kantor Cabang
KCP
343
434
Kantor Kas
181
728
BRI Unit
4.409
4.538
0
218
76
68
Jumlah Unit Kerja
5.410
6.421
ATM
1.834
3.778
EDC
100
9.005
Teras BRI
PPD
Distribusi Kantor Wilayah
Kanwil Medan
(Sumatera Utara)
Kanwil Banda Aceh
(Aceh)
Kanwil Banjarmasin
(Kalimantan –
Kec. Kalimantan Barat)
Kanwil Padang
Kanwil. Manado
(Sulawesi Utara & Maluku)
(Sumatera Barat)
Kanwil Semarang
(Jawa Tengah)
Kanwil Makassar
(Sulawesi- & PapuaKec. Sulawesi Utara)
Kanwil Pekanbaru
March 2004
Kanwil Palembang
(Sumatera Selatan)
Kanwil Jakarta
(Jabodetabek. Banten
& Kalimantan Barat)
Kanwil Bandung
(Jawa Barat)
Papua dan Maluku berada dalam
pengawasan Kanwil Makasar
dan Kanwil Manado
Kanwil Surabaya
(Jawa Timur)
Kanwil Yogyakarta
(Yogyakarta)
Kanwil. Denpasar
(Bali & Nusa Tenggara)
Kanwil Malang
2
Kesiapan Financing BRI
2008
2009
Total Aset
246,026
314,746
27,93%
Total Pinjaman
161,061
205,522
27,61%
Total Simpanan
201,495
254,118
26,12%
5,958
7,308
22,66%
NIM
10,18%
9,14%
ROE
34,50%
ROA
4,18%
3,73%
NPL (gross)
2,80%
3,52%
NPL (nett)
0,85%
1,08%
Total CAR
13,18%
13,20%
LDR
79,93%
80,88%
Net Profit
Growth
35,22%
3
Komposisi
Portofolio
Kredit
Komposisi
Portofolio
Kredit
81,37% UMKM
Lebih dari 80% kredit BRI adalah kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM)
4
Pertumbuhan Kredit BRI
Kredit mikro dan ritel merupakan pendorong utama pertumbuhan kredit
BRI
5
Komposisi Pinjaman BRI
Berdasarkan Sektor Ekonomi
Tekstil
Lainnya
Keuangan
Agribisnis
Konstruksi
Kertas & Pulp
Miyak
Telekomunika
si
Energi
Listrik
6
Kredit Usaha Rakyat (KUR):
Embrio Nasabah UMKM
Skim KUR :
KUR merupakan skim kredit dengan jaminan pemerintah (70%) melalui Askrindo dan Jamkrindo yang
ditujukan kepada usaha mikro dan kecil yang belum ‘bankable’.
NPL KUR mencapai 5,98% pada Desember 2009
Lebih dari 300 ribu peminjam telah migrasi dari KUR ke mikro dan komersial menengah dengan
outstanding lebih dari 2,27 triliun rupiah.
7
Peluang Pembiayaan di Sektor
Perikanan & Kelautan
BUDIDAYASUMBER
SUMBERINDUSTRI
INDUSTRI
BUDIDAYA
Industrimanufaktur
manufakturarmada
armadakapal
kapalangkutan
angkutan
Industri
Industrimanufaktur
manufakturkapal
kapalpenangkap
penangkapikan
ikan
Industri
Industrimanufaktur
manufakturperalatan
peralatanpenangkapan
penangkapanikan
ikan
Industri
Industribioteknologi
bioteknologi
Industri
Industripengolahan
pengolahanrumput
rumputlaut
laut
Industri
Industripengolahan
pengolahanikan
ikan
Industri
WISATABAHARI
BAHARI&&ECOTURISM
ECOTURISM
WISATA
Wisataalam
alamhutan
hutanmangrove
mangrove
Wisata
Pembangunanhotel,
hotel,restoran
restoran&&fasilitas
fasilitaswisata
wisata
Pembangunan
Tamanlaut
laut&&wisata
wisataselam
selamterumbu
terumbukarang
karang
Taman
BUDIDAYASUMBERDAYA
SUMBERDAYAKELAUTAN
KELAUTAN
BUDIDAYA
Budidayarumput
rumputlaut
laut
Budidaya
Budidayatambak
tambak(udang)
(udang)
Budidaya
Budidayakakap
kakap&&kerapu
kerapu
Budidaya
Budidayakerang-kerangan
kerang-kerangan&&tripang
tripang
Budidaya
JASATRANSPORTASI
TRANSPORTASILAUT
LAUT
JASA
Pengadaankapal
kapalangkutan
angkutandalam
dalamnegeri
negeri
Pengadaan
Pengadaankapal
kapalangkutan
angkutanantar
antarnegara
negara
Pengadaan
8
enis Kredit Untuk Bidang Kelautan & Perikanan
Kredit dgn Pola Kemitraan
Kredit Modal Kerja
• Kredit dengan Plasma/nelayan kerjasama
dengan Inti
• Souvenir shop dan craft
centre
• Craft center
• KKP-E Perikanan
• Restaurant
• Industri penangkapan ikan
• Pengolahan ikan industri
rumah tangga
• Industri pengolahan ikan/hasil
laut lainnya
• Usaha lainnya
JENIS KREDIT
• Pengadaan dan pemasaran
sarana produksi
Kredit Ekspor/Impor
•
•
•
•
Ekspor tuna/cakalang
Ekspor udang beku
Ekspor rumput laut
Ekspor/impor lainnya melalui
laut
Kredit Investasi
• Pembangunan lokasi wisata
• Industri pengolahan ikan
• Industri manufaktur peralatan penangkapan
ikan
• Industri manufaktur kapal penangkap ikan
• Budidaya rumput laut
• Industri pengolahan hasil laut lainnya
• Pembangunan sarana industri perikanan
• Pengadaan peralatan penangkapan dan
budidaya ikan
9
Produk Kredit BRI
Sektor Kelautan dan Perikanan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
KUR Mikro
KUR Ritel
KUR Linkage
KKP-E Perikanan
Ritel Komersial
Menengah Komersial
10
Kerjasama yang telah dilakukan
dengan Departemen Kelautan dan Perikanan
1. Kredit Budidaya Ikan dan Rumput Laut (Cash Collateral)
Pola Executing dimana BRI memberikan kredit atas dasar kelayakan usaha,
DKP menempatkan Dana Penguatan Modal di BRI sebagai cash collateral
atas kredit yang disalurkan kepada petani budidaya ikan dan rumput laut.
2. Kredit Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP)
– Sasaran kredit PEMP adalah masyarakat pesisir dengan usaha skala mikro yang
berorientasi pada sektor usaha kelautan dan perikanan seperti kegiatan
penangkapan, budidaya, perniagaan hasil perikanan, pengolahan ikan, usaha
jasa perikanan yg usahanya di daerah pesisir dan pulau – pulau terpencil.
– Pola Executing dimana DKP melalui Direktorat Pemberdayaan Masyarakat
Pesisir menyimpan sejumlah dana di BRI yang digunakan sebagai cash collateral
dari kredit yang disalurkan kepada Koperasi Nelayan
3. Kredit Ketahanan Pangan dan Energy Untuk Perikanan (KKP-E)
– Sasaran kredit PEMP adalah nelayan dan pelaku budidaya ikan yang tergabung
dalam Kelompom Usaha Bersama dan Kelompok Budidaya Ikan
– Pola Executing dana di BRI dengan subsisi bunga dari pemerintah
11
Strategi Pembiayaan
12
Bank memiliki risk-return trade-off
abila risiko dapat dimitigasi, lebih banyak dana akan mengalir ke sektor kelaut
Income
(Imax, Rmax)
(Imin, 0)
Risk
13
Tipe Risiko
• Tipe risiko yang dihadapi :
– Yield Risk – jangka pendek (misalnya : cuaca) dan jangka panjang (misalnya :
perubahan iklim)
– Price Risk – jangka pendek (fluktuasi antar musim) dan jangka panjang
(pergerakan harga komoditi)
• Yield risk dalam jangka pendek dapat dikelola melalui metode fisik seperti
ketersediaan infrastruktur prakiraan cuaca, pembuatan kapal dengan standar
safety dan security, integrated industry pengolahan
• Yield risk jangka panjang seperti perubahan iklim dapat dimitigasi dengan
langkah-langkah seperti pembangunan hutan, dengan pendanaan oleh carbon
credits, atau diasuransikan melalui catastrophic bonds.
14
Tipe Risiko
• Price risk dalam jangka pendek dapat dikelola melalui
– Mendukung mekanisme harga yang baik, melalui
mekanisme pasar yang fair
– commodity derivatives (futures/options)
• Pergerakan price risk (harga komoditi) dalam jangka panjang
membutuhkan pergeseran dalam struktur ekonomi produksi
15
Periode Budidaya / Penangkapan
Faktor Risiko
Improper
kualitas /
kuantitas
inputs
Akses
implementasi
Peran
Stakeholders
Pendanaan dan konsultasi
Kekurangan akses
lebih mendalam, peran
keuangan, sumberdaya Kelompok dan
dan pengetahuan
Pendamping
Kekurangan
pendanaan, pilihan
rentenir
Penyewaaan alat
Mal functioning
Penjaminan dan asuransi
Pencurian
Asuransi
Penyebab Risiko
16
Periode Penjualan
Faktor
risiko
Penyebab risiko
peran stakeholders
Ijon (Pre Sold) ke tengkulak Pembiayaan yang lebih luas
Risiko
tekanan
penjualan
Risiko
harga
rendah
Fasilitas pengolahan dan
pergudangan tidak
memadai
Akses ke fasilitas ware house
Kemampuan menyimpan
rendah
Akses kredit dengan warehouse
receipt
Kekurangan akses pasar
Linkage ke pasar. Akses fasilitas
hedging
17
Periode sampai ke konsumer
Faktor
risiko
Risiko
pemasaran
logistical
costs risk
Penyebab risiko
peran stakeholders
Peningkatan kompetisi
(locally or globally)
Linkage pasar yang sesuai, dengan
sistem distribusi yang baik
Perubahan trend (locally
or globally)
Manjaga riwayat prefernsi konsumer
Kehilangan kualitas dalam
angkutan/penyimpanan
Packaging dan Insurance
Risiko Angkutan
Transit / Marine insurance
18
Peran Kelembagaan
Sektor
Kelembagaan
Sektor
Keuangan
Mengorganisasikan Nelayan
Status Hukum Organisasi
Implementasi systems: operations,HR &
MIS-IT
Sektor Industri Riil
Savings, Credit (short-term dan long-term)
Insurance, kesehatan dan kesejahteraan
Peningkatan Produktivitas
Mitigasi dengan teknik Budidaya
Peningkatan nilai tambah
Keterkaitan dengan pasar - Input
supply, output sales
19
Cara Mitigasi Risiko
Kelembagaan
Dengan mengorganisasikan
nelayan dalam kelompok atau
koperasi, untuk mengurangi risiko
harga dan meningkatkan
bargaining power. Penyatuan
nelayan juga memungkinkan
nelayan melakukan ekspor, dll.
Riil Industry
Keuangan
Dengan menawarkan asuransi jiwa,
asuransi kesehatan yang melekat
dalam skim kredit, maupun asuransi
persediaan
Dengan menawarkan cara
budidaya yang benar, tepat
waktu, seleksi benih, varietas,
pemanenan yang benar
20
Pembelajaran di Kredit Mikro
• Asuransi menjadi keniscayaan dalam Kredit Micro,
untuk memastikan pengusaha mikro tidak terjebak
kepada jebakan kredit pada saat menghadapai kejadian
ekstrem
• Sindikasi Asuransi diperlukan untuk dapat
melaksanakan peran ini, dengan reinsurance yang
dapat mengcover risiko yang luas dari pertanian rakyat
21
Kesimpulan
• Dengan menfasilitasi kelautan/nelayan dengan
metode mitigasi risiko, maka mitigasi risiko dalam
matarantai pembiayaan kelautan/nelayan terpenuhi
• Hal ini akan mendorong perluasan pembiayaan
sektor kelautan/nelayan oleh sektor swasta yang
lebih efisien dari pada pendekatan lama dengan
subsidi pemerintah
22
Skema risiko dan kebutuhan pengelolaan secara risiko professional
Risiko Kebijakan
Faktor Produksi
Sumberdaya Alam
(machinery, livestock)
(water, land…)
Machinery risk
Risk of building destruction
Phytosanitary and zoosanitoary risk
New standards related to
production or sales
Climate risk
Natural disaster risk
Pelaku Usaha
His family,
His partners
His employees
Investasi
Risk of “bad" investment
Persediaan
Work and non work-related health risk
Capital risk
Tax and financial risk
Kas
Complaints from consumers, clients, associations
Yield loss risk
Quality loss risk
Price risk
Risk of excess supply
Biaya Input Produksi
Inventory risk
Speculative risk
Risiko Sosial
Penjualan
Input price risk
Liquidity risk
23
SKIM
KUR Mikro & KUR Ritel
• Komite Kebijakan
• Dep. Teknis: Pertanian,
Koperasi & UMKM, Kehutanan,
Perikanan & Kelautan,
Perindustrian, Perdagangan.
Pemerintah
Pemerintah
• 100% dana komersial
bank
Penjamin
Penjamin
Usaha
Usaha UMKM
UMKM
BANK
BANK
Usaha UMKM Produktif, feasible tapi
belum bankable.
• Jamkrindo &
Askrindo
SKIM
KUR Linkage
Pemerintah
• Komite Kebijakan /
Satuan Pelaksana Tugas
• Pembinaan Usaha Mikro
• PMN Lembaga Penjamin
• Subsidi premi / Imbal
Jasa Penjaminan (IJP)
• Kebijakan
• Monitoring & Evaluasi
- Dana bank 100 %
Lembaga
Penjamin
Lembaga
Linkage
BANK
• Askrindo &
Jamkrindo
Usaha
Mikro & Kecil
SKIM Kredit Ketahanan Pangan & Energi
(KKP-E)
•
•
•
•
•
Pemerintah
Pembinaan
Regulasi
Pendampingan.
Perijinan
Pengesahan RDKK
Petani/Nelayan/Koperasi
Mitra Usaha
Kelompok Petani/
Nelayan /
Koperasi
Maksimum Rp 50 jt per anggota
Seleksi Petani/Nelayan
Kelompok Petani/Nelayan / Koperasi
Akad Kredit dng Bank
• Kelompok Petani/ Nelayan/Koperasi
berkewajiban membayar pokok &
bunga s/d lunas
•
•
•
Subsidi Bunga
Selama jangka
Waktu kredit
BANK
Mitra memberi
jaminan Avalist s/d
lunas.
• PKS dengan Kelompok Petani/
nelayan / koperasi
• Seleksi Petani / nelayan / Koperasi
• Mengetahui SKPP & RDKK
•
Bunga Kredit:
- LPS + 6 % = ± 13%
- Effektif ke petani 6 %
- Selisih bunga disubsidi
Pemerintah
Kebutuhan Financing
KEBUTUHAN PEMBIAYAAN SEKTOR PERIKANAN TANGKAP
A. Kelompok Usaha Bersama (KUB)
NO
PROPINSI
1
NAD
2
JUMLAH KUB
KEBUTUHAN KREDIT
40
16.000.000.000
Sumatera Utara
145
51.590.000.000
3
Sumatera Barat
15
6.000.000.000
4
Kepulauan Riau
65
21.050.000.000
5
Riau
16
6.400.000.000
6
Jambi
5
2.000.000.000
7
Sumatera Selatan
5
2.000.000.000
8
Bengkulu
6
2.400.000.000
9
Bangka Belitung
12
4.800.000.000
10
Lampung
24
10.440.000.000
11
Banten
4
1.600.000.000
12
DKI Jakarta
2
800.000.000
13
Jawa Barat
57
27.350.000.000
14
Jawa Tengah
110
53.200.000.000
15
DIY
10
4.000.000.000
16
Jawa Timur
176
77.250.000.000
Sumber: Kementerian Kelautan dan Perikanan (Maret 2010)
KEBUTUHAN PEMBIAYAAN SEKTOR PERIKANAN TANGKAP
NO
PROPINSI
17
Bali
18
JUMLAH KUB
KEBUTUHAN KREDIT
134
64.930.000.000
Nusa Tenggara Barat
36
15.750.000.000
19
Nusa Tenggara Timur
18
7.200.000.000
20
Kalimantan Barat
23
4.950.000.000
21
Kalimantan Timur
21
14.030.000.000
22
Kalimantan Selatan
3
1.200.000.000
23
Kalimantan Tengah
8
3.200.000.000
24
Gorontalo
15
6.000.000.000
25
Sulawesi Selatan
22
9.990.000.000
26
Sulawesi Utara
10
3.940.000.000
27
Sulawesi Tenggara
2
500.000.000
28
Sulawesi Tengah
20
8.000.000.000
29
Sulawesi Barat
2
800.000.000
30
Maluku Utara
3
1.200.000.000
31
Maluku
4
1.930.000.000
32
Papua Barat
2
880.000.000
33
Papua
5
1.220.000.000
1020
432.600.000.000
TOTAL
Sumber: Kementerian Kelautan dan Perikanan (Maret 2010)
LANJUTAN…
KEBUTUHAN PEMBIAYAAN SEKTOR PERIKANAN TANGKAP
B. Nelayan Perorangan
NO
PROPINSI
JUMLAH NELAYAN
KEBUTUHAN KREDIT
1
Lampung
300
15.000.000.000
2
Jawa Barat
300
15.000.000.000
3
Jawa Tengah
300
15.000.000.000
4
Jawa Timur
300
15.000.000.000
5
NTB
300
15.000.000.000
1500
75.000.000.000
TOTAL
TOTAL KEBUTUHAN KUR USAHA PENANGKAPAN IKAN
NO
KATEGORI
1
KUB
2
Nelayan Perorangan
TOTAL
JUMLAH KEBUTUHAN
432.600.000.000
75.000.000.000
507.600.000.000
Sumber: Kementerian Kelautan dan Perikanan (Maret 2010)
LANJUTAN…
KEBUTUHAN PEMBIAYAAN SEKTOR PENGOLAHAN
DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN
No
Propinsi
Jumlah UMKM
Kebutuhan (Rp)
1
Bali
258
6.450.000.000
2
Banten
690
17.250.000.000
3
Bangka Belitung
93
2.325.000.000
4
Bengkulu
115
2.875.000.000
5
DI. Yogyakarta
228
5.700.000.000
6
DKI Jakarta
679
16.975.000.000
7
Gorontalo
63
1.575.000.000
8
Jambi
112
2.800.000.000
9
Jawa Barat
2749
68.725.000.000
10
Jawa Tengah
2812
70.300.000.000
11
Jawa Timur
2172
54.300.000.000
12
Kalimantan Barat
307
7.675.000.000
13
Kalimantan Selatan
245
6.125.000.000
14
Kalimantan tengah
140
3.500.000.000
15
Kalimantan Timur
209
5.225.000.000
16
Kepulauan Riau
112
2.800.000.000
17
Lampung
533
13.325.000.000
Sumber: Kementerian Kelautan dan Perikanan (Maret 2010)
KEBUTUHAN PEMBIAYAAN SEKTOR PENGOLAHAN
DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN
No
Propinsi
Jumlah UMKM
Kebutuhan (Rp)
18
Maluku
114
2.850.000.000
19
Maluku Utara
124
3.100.000.000
20
Nangroe Aceh D
320
8.000.000.000
21
Nusa Tenggara Barat
308
7.700.000.000
22
Nusa Tenggara Timur
217
5.425.000.000
23
Papua
50
1.250.000.000
24
Papua Barat
50
1.250.000.000
25
Riau
338
8.450.000.000
26
Sulawesi Barat
435
10.875.000.000
27
Sulawesi Selatan
532
13.300.000.000
28
Sulawesi Tengah
170
4.250.000.000
29
Sulawesi Tenggara
146
3.650.000.000
30
Sulawesi Utara
550
13.750.000.000
31
Sumatera Barat
341
8.525.000.000
32
Sumatera Selatan
600
15.000.000.000
33
Sumatera Utara
345
8.625.000.000
16.157
403.925.000.000
TOTAL
Sumber: Kementerian Kelautan dan Perikanan (Maret 2010)
LANJUTAN…
Sektor Perikanan Yang Telah dibiayai BRI
s/d Maret 2010
dalam (Rp.Ribu)
DESKRIPSI SEKTOR
EKONOMI
KOLEKTIBILITAS
1
2
3
4
5
TOTAL
OUTSTANDING
Perikanan-Laut-Udang
478,543,171
47,488,736
22,008
427,583
1,719,113
528,200,611
Perikanan-Laut-Lainnya
179,223,203
22,966,436
33,489,706
70,194,993
2,725,326
308,599,665
Perikanan-Darat-Udang
14,846,058
968,826
13,833
63,054
15,891,771
Perikanan-Darat-Lainnya
97,146,217
9,569,181
810,330
3,001,929
111,571,838
Perikanan-Payau-Udang
2,949,753
162,268
-
15,000
86,362
3,213,383
Perikanan-Payau-Lainnya
6,616,089
420,777
143,839
3,351
434,433
7,618,488
779,324,491
81,576,224
34,699,733
71,465,090
8,030,217
975,095,755
TOTAL
1,044,180
Terima Kasih
Perikanan
PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero) Tbk.
Padang, 12 Mei 2010
Kesiapan Infrastruktur BRI
BRI memiliki jaringan kerja terluas
yang tersebar di seluruh Indonesia
dan telah terhubung secara real time
on-line untuk melayani usaha, mikro,
kecil dan menengah
Des 08
Des 09
1
1
Kantor Wilayah
14
17
Kantor Inspeksi
12
14
1
1
373
402
Kantor Pusat
KCK
Kantor Cabang
KCP
343
434
Kantor Kas
181
728
BRI Unit
4.409
4.538
0
218
76
68
Jumlah Unit Kerja
5.410
6.421
ATM
1.834
3.778
EDC
100
9.005
Teras BRI
PPD
Distribusi Kantor Wilayah
Kanwil Medan
(Sumatera Utara)
Kanwil Banda Aceh
(Aceh)
Kanwil Banjarmasin
(Kalimantan –
Kec. Kalimantan Barat)
Kanwil Padang
Kanwil. Manado
(Sulawesi Utara & Maluku)
(Sumatera Barat)
Kanwil Semarang
(Jawa Tengah)
Kanwil Makassar
(Sulawesi- & PapuaKec. Sulawesi Utara)
Kanwil Pekanbaru
March 2004
Kanwil Palembang
(Sumatera Selatan)
Kanwil Jakarta
(Jabodetabek. Banten
& Kalimantan Barat)
Kanwil Bandung
(Jawa Barat)
Papua dan Maluku berada dalam
pengawasan Kanwil Makasar
dan Kanwil Manado
Kanwil Surabaya
(Jawa Timur)
Kanwil Yogyakarta
(Yogyakarta)
Kanwil. Denpasar
(Bali & Nusa Tenggara)
Kanwil Malang
2
Kesiapan Financing BRI
2008
2009
Total Aset
246,026
314,746
27,93%
Total Pinjaman
161,061
205,522
27,61%
Total Simpanan
201,495
254,118
26,12%
5,958
7,308
22,66%
NIM
10,18%
9,14%
ROE
34,50%
ROA
4,18%
3,73%
NPL (gross)
2,80%
3,52%
NPL (nett)
0,85%
1,08%
Total CAR
13,18%
13,20%
LDR
79,93%
80,88%
Net Profit
Growth
35,22%
3
Komposisi
Portofolio
Kredit
Komposisi
Portofolio
Kredit
81,37% UMKM
Lebih dari 80% kredit BRI adalah kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM)
4
Pertumbuhan Kredit BRI
Kredit mikro dan ritel merupakan pendorong utama pertumbuhan kredit
BRI
5
Komposisi Pinjaman BRI
Berdasarkan Sektor Ekonomi
Tekstil
Lainnya
Keuangan
Agribisnis
Konstruksi
Kertas & Pulp
Miyak
Telekomunika
si
Energi
Listrik
6
Kredit Usaha Rakyat (KUR):
Embrio Nasabah UMKM
Skim KUR :
KUR merupakan skim kredit dengan jaminan pemerintah (70%) melalui Askrindo dan Jamkrindo yang
ditujukan kepada usaha mikro dan kecil yang belum ‘bankable’.
NPL KUR mencapai 5,98% pada Desember 2009
Lebih dari 300 ribu peminjam telah migrasi dari KUR ke mikro dan komersial menengah dengan
outstanding lebih dari 2,27 triliun rupiah.
7
Peluang Pembiayaan di Sektor
Perikanan & Kelautan
BUDIDAYASUMBER
SUMBERINDUSTRI
INDUSTRI
BUDIDAYA
Industrimanufaktur
manufakturarmada
armadakapal
kapalangkutan
angkutan
Industri
Industrimanufaktur
manufakturkapal
kapalpenangkap
penangkapikan
ikan
Industri
Industrimanufaktur
manufakturperalatan
peralatanpenangkapan
penangkapanikan
ikan
Industri
Industribioteknologi
bioteknologi
Industri
Industripengolahan
pengolahanrumput
rumputlaut
laut
Industri
Industripengolahan
pengolahanikan
ikan
Industri
WISATABAHARI
BAHARI&&ECOTURISM
ECOTURISM
WISATA
Wisataalam
alamhutan
hutanmangrove
mangrove
Wisata
Pembangunanhotel,
hotel,restoran
restoran&&fasilitas
fasilitaswisata
wisata
Pembangunan
Tamanlaut
laut&&wisata
wisataselam
selamterumbu
terumbukarang
karang
Taman
BUDIDAYASUMBERDAYA
SUMBERDAYAKELAUTAN
KELAUTAN
BUDIDAYA
Budidayarumput
rumputlaut
laut
Budidaya
Budidayatambak
tambak(udang)
(udang)
Budidaya
Budidayakakap
kakap&&kerapu
kerapu
Budidaya
Budidayakerang-kerangan
kerang-kerangan&&tripang
tripang
Budidaya
JASATRANSPORTASI
TRANSPORTASILAUT
LAUT
JASA
Pengadaankapal
kapalangkutan
angkutandalam
dalamnegeri
negeri
Pengadaan
Pengadaankapal
kapalangkutan
angkutanantar
antarnegara
negara
Pengadaan
8
enis Kredit Untuk Bidang Kelautan & Perikanan
Kredit dgn Pola Kemitraan
Kredit Modal Kerja
• Kredit dengan Plasma/nelayan kerjasama
dengan Inti
• Souvenir shop dan craft
centre
• Craft center
• KKP-E Perikanan
• Restaurant
• Industri penangkapan ikan
• Pengolahan ikan industri
rumah tangga
• Industri pengolahan ikan/hasil
laut lainnya
• Usaha lainnya
JENIS KREDIT
• Pengadaan dan pemasaran
sarana produksi
Kredit Ekspor/Impor
•
•
•
•
Ekspor tuna/cakalang
Ekspor udang beku
Ekspor rumput laut
Ekspor/impor lainnya melalui
laut
Kredit Investasi
• Pembangunan lokasi wisata
• Industri pengolahan ikan
• Industri manufaktur peralatan penangkapan
ikan
• Industri manufaktur kapal penangkap ikan
• Budidaya rumput laut
• Industri pengolahan hasil laut lainnya
• Pembangunan sarana industri perikanan
• Pengadaan peralatan penangkapan dan
budidaya ikan
9
Produk Kredit BRI
Sektor Kelautan dan Perikanan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
KUR Mikro
KUR Ritel
KUR Linkage
KKP-E Perikanan
Ritel Komersial
Menengah Komersial
10
Kerjasama yang telah dilakukan
dengan Departemen Kelautan dan Perikanan
1. Kredit Budidaya Ikan dan Rumput Laut (Cash Collateral)
Pola Executing dimana BRI memberikan kredit atas dasar kelayakan usaha,
DKP menempatkan Dana Penguatan Modal di BRI sebagai cash collateral
atas kredit yang disalurkan kepada petani budidaya ikan dan rumput laut.
2. Kredit Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP)
– Sasaran kredit PEMP adalah masyarakat pesisir dengan usaha skala mikro yang
berorientasi pada sektor usaha kelautan dan perikanan seperti kegiatan
penangkapan, budidaya, perniagaan hasil perikanan, pengolahan ikan, usaha
jasa perikanan yg usahanya di daerah pesisir dan pulau – pulau terpencil.
– Pola Executing dimana DKP melalui Direktorat Pemberdayaan Masyarakat
Pesisir menyimpan sejumlah dana di BRI yang digunakan sebagai cash collateral
dari kredit yang disalurkan kepada Koperasi Nelayan
3. Kredit Ketahanan Pangan dan Energy Untuk Perikanan (KKP-E)
– Sasaran kredit PEMP adalah nelayan dan pelaku budidaya ikan yang tergabung
dalam Kelompom Usaha Bersama dan Kelompok Budidaya Ikan
– Pola Executing dana di BRI dengan subsisi bunga dari pemerintah
11
Strategi Pembiayaan
12
Bank memiliki risk-return trade-off
abila risiko dapat dimitigasi, lebih banyak dana akan mengalir ke sektor kelaut
Income
(Imax, Rmax)
(Imin, 0)
Risk
13
Tipe Risiko
• Tipe risiko yang dihadapi :
– Yield Risk – jangka pendek (misalnya : cuaca) dan jangka panjang (misalnya :
perubahan iklim)
– Price Risk – jangka pendek (fluktuasi antar musim) dan jangka panjang
(pergerakan harga komoditi)
• Yield risk dalam jangka pendek dapat dikelola melalui metode fisik seperti
ketersediaan infrastruktur prakiraan cuaca, pembuatan kapal dengan standar
safety dan security, integrated industry pengolahan
• Yield risk jangka panjang seperti perubahan iklim dapat dimitigasi dengan
langkah-langkah seperti pembangunan hutan, dengan pendanaan oleh carbon
credits, atau diasuransikan melalui catastrophic bonds.
14
Tipe Risiko
• Price risk dalam jangka pendek dapat dikelola melalui
– Mendukung mekanisme harga yang baik, melalui
mekanisme pasar yang fair
– commodity derivatives (futures/options)
• Pergerakan price risk (harga komoditi) dalam jangka panjang
membutuhkan pergeseran dalam struktur ekonomi produksi
15
Periode Budidaya / Penangkapan
Faktor Risiko
Improper
kualitas /
kuantitas
inputs
Akses
implementasi
Peran
Stakeholders
Pendanaan dan konsultasi
Kekurangan akses
lebih mendalam, peran
keuangan, sumberdaya Kelompok dan
dan pengetahuan
Pendamping
Kekurangan
pendanaan, pilihan
rentenir
Penyewaaan alat
Mal functioning
Penjaminan dan asuransi
Pencurian
Asuransi
Penyebab Risiko
16
Periode Penjualan
Faktor
risiko
Penyebab risiko
peran stakeholders
Ijon (Pre Sold) ke tengkulak Pembiayaan yang lebih luas
Risiko
tekanan
penjualan
Risiko
harga
rendah
Fasilitas pengolahan dan
pergudangan tidak
memadai
Akses ke fasilitas ware house
Kemampuan menyimpan
rendah
Akses kredit dengan warehouse
receipt
Kekurangan akses pasar
Linkage ke pasar. Akses fasilitas
hedging
17
Periode sampai ke konsumer
Faktor
risiko
Risiko
pemasaran
logistical
costs risk
Penyebab risiko
peran stakeholders
Peningkatan kompetisi
(locally or globally)
Linkage pasar yang sesuai, dengan
sistem distribusi yang baik
Perubahan trend (locally
or globally)
Manjaga riwayat prefernsi konsumer
Kehilangan kualitas dalam
angkutan/penyimpanan
Packaging dan Insurance
Risiko Angkutan
Transit / Marine insurance
18
Peran Kelembagaan
Sektor
Kelembagaan
Sektor
Keuangan
Mengorganisasikan Nelayan
Status Hukum Organisasi
Implementasi systems: operations,HR &
MIS-IT
Sektor Industri Riil
Savings, Credit (short-term dan long-term)
Insurance, kesehatan dan kesejahteraan
Peningkatan Produktivitas
Mitigasi dengan teknik Budidaya
Peningkatan nilai tambah
Keterkaitan dengan pasar - Input
supply, output sales
19
Cara Mitigasi Risiko
Kelembagaan
Dengan mengorganisasikan
nelayan dalam kelompok atau
koperasi, untuk mengurangi risiko
harga dan meningkatkan
bargaining power. Penyatuan
nelayan juga memungkinkan
nelayan melakukan ekspor, dll.
Riil Industry
Keuangan
Dengan menawarkan asuransi jiwa,
asuransi kesehatan yang melekat
dalam skim kredit, maupun asuransi
persediaan
Dengan menawarkan cara
budidaya yang benar, tepat
waktu, seleksi benih, varietas,
pemanenan yang benar
20
Pembelajaran di Kredit Mikro
• Asuransi menjadi keniscayaan dalam Kredit Micro,
untuk memastikan pengusaha mikro tidak terjebak
kepada jebakan kredit pada saat menghadapai kejadian
ekstrem
• Sindikasi Asuransi diperlukan untuk dapat
melaksanakan peran ini, dengan reinsurance yang
dapat mengcover risiko yang luas dari pertanian rakyat
21
Kesimpulan
• Dengan menfasilitasi kelautan/nelayan dengan
metode mitigasi risiko, maka mitigasi risiko dalam
matarantai pembiayaan kelautan/nelayan terpenuhi
• Hal ini akan mendorong perluasan pembiayaan
sektor kelautan/nelayan oleh sektor swasta yang
lebih efisien dari pada pendekatan lama dengan
subsidi pemerintah
22
Skema risiko dan kebutuhan pengelolaan secara risiko professional
Risiko Kebijakan
Faktor Produksi
Sumberdaya Alam
(machinery, livestock)
(water, land…)
Machinery risk
Risk of building destruction
Phytosanitary and zoosanitoary risk
New standards related to
production or sales
Climate risk
Natural disaster risk
Pelaku Usaha
His family,
His partners
His employees
Investasi
Risk of “bad" investment
Persediaan
Work and non work-related health risk
Capital risk
Tax and financial risk
Kas
Complaints from consumers, clients, associations
Yield loss risk
Quality loss risk
Price risk
Risk of excess supply
Biaya Input Produksi
Inventory risk
Speculative risk
Risiko Sosial
Penjualan
Input price risk
Liquidity risk
23
SKIM
KUR Mikro & KUR Ritel
• Komite Kebijakan
• Dep. Teknis: Pertanian,
Koperasi & UMKM, Kehutanan,
Perikanan & Kelautan,
Perindustrian, Perdagangan.
Pemerintah
Pemerintah
• 100% dana komersial
bank
Penjamin
Penjamin
Usaha
Usaha UMKM
UMKM
BANK
BANK
Usaha UMKM Produktif, feasible tapi
belum bankable.
• Jamkrindo &
Askrindo
SKIM
KUR Linkage
Pemerintah
• Komite Kebijakan /
Satuan Pelaksana Tugas
• Pembinaan Usaha Mikro
• PMN Lembaga Penjamin
• Subsidi premi / Imbal
Jasa Penjaminan (IJP)
• Kebijakan
• Monitoring & Evaluasi
- Dana bank 100 %
Lembaga
Penjamin
Lembaga
Linkage
BANK
• Askrindo &
Jamkrindo
Usaha
Mikro & Kecil
SKIM Kredit Ketahanan Pangan & Energi
(KKP-E)
•
•
•
•
•
Pemerintah
Pembinaan
Regulasi
Pendampingan.
Perijinan
Pengesahan RDKK
Petani/Nelayan/Koperasi
Mitra Usaha
Kelompok Petani/
Nelayan /
Koperasi
Maksimum Rp 50 jt per anggota
Seleksi Petani/Nelayan
Kelompok Petani/Nelayan / Koperasi
Akad Kredit dng Bank
• Kelompok Petani/ Nelayan/Koperasi
berkewajiban membayar pokok &
bunga s/d lunas
•
•
•
Subsidi Bunga
Selama jangka
Waktu kredit
BANK
Mitra memberi
jaminan Avalist s/d
lunas.
• PKS dengan Kelompok Petani/
nelayan / koperasi
• Seleksi Petani / nelayan / Koperasi
• Mengetahui SKPP & RDKK
•
Bunga Kredit:
- LPS + 6 % = ± 13%
- Effektif ke petani 6 %
- Selisih bunga disubsidi
Pemerintah
Kebutuhan Financing
KEBUTUHAN PEMBIAYAAN SEKTOR PERIKANAN TANGKAP
A. Kelompok Usaha Bersama (KUB)
NO
PROPINSI
1
NAD
2
JUMLAH KUB
KEBUTUHAN KREDIT
40
16.000.000.000
Sumatera Utara
145
51.590.000.000
3
Sumatera Barat
15
6.000.000.000
4
Kepulauan Riau
65
21.050.000.000
5
Riau
16
6.400.000.000
6
Jambi
5
2.000.000.000
7
Sumatera Selatan
5
2.000.000.000
8
Bengkulu
6
2.400.000.000
9
Bangka Belitung
12
4.800.000.000
10
Lampung
24
10.440.000.000
11
Banten
4
1.600.000.000
12
DKI Jakarta
2
800.000.000
13
Jawa Barat
57
27.350.000.000
14
Jawa Tengah
110
53.200.000.000
15
DIY
10
4.000.000.000
16
Jawa Timur
176
77.250.000.000
Sumber: Kementerian Kelautan dan Perikanan (Maret 2010)
KEBUTUHAN PEMBIAYAAN SEKTOR PERIKANAN TANGKAP
NO
PROPINSI
17
Bali
18
JUMLAH KUB
KEBUTUHAN KREDIT
134
64.930.000.000
Nusa Tenggara Barat
36
15.750.000.000
19
Nusa Tenggara Timur
18
7.200.000.000
20
Kalimantan Barat
23
4.950.000.000
21
Kalimantan Timur
21
14.030.000.000
22
Kalimantan Selatan
3
1.200.000.000
23
Kalimantan Tengah
8
3.200.000.000
24
Gorontalo
15
6.000.000.000
25
Sulawesi Selatan
22
9.990.000.000
26
Sulawesi Utara
10
3.940.000.000
27
Sulawesi Tenggara
2
500.000.000
28
Sulawesi Tengah
20
8.000.000.000
29
Sulawesi Barat
2
800.000.000
30
Maluku Utara
3
1.200.000.000
31
Maluku
4
1.930.000.000
32
Papua Barat
2
880.000.000
33
Papua
5
1.220.000.000
1020
432.600.000.000
TOTAL
Sumber: Kementerian Kelautan dan Perikanan (Maret 2010)
LANJUTAN…
KEBUTUHAN PEMBIAYAAN SEKTOR PERIKANAN TANGKAP
B. Nelayan Perorangan
NO
PROPINSI
JUMLAH NELAYAN
KEBUTUHAN KREDIT
1
Lampung
300
15.000.000.000
2
Jawa Barat
300
15.000.000.000
3
Jawa Tengah
300
15.000.000.000
4
Jawa Timur
300
15.000.000.000
5
NTB
300
15.000.000.000
1500
75.000.000.000
TOTAL
TOTAL KEBUTUHAN KUR USAHA PENANGKAPAN IKAN
NO
KATEGORI
1
KUB
2
Nelayan Perorangan
TOTAL
JUMLAH KEBUTUHAN
432.600.000.000
75.000.000.000
507.600.000.000
Sumber: Kementerian Kelautan dan Perikanan (Maret 2010)
LANJUTAN…
KEBUTUHAN PEMBIAYAAN SEKTOR PENGOLAHAN
DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN
No
Propinsi
Jumlah UMKM
Kebutuhan (Rp)
1
Bali
258
6.450.000.000
2
Banten
690
17.250.000.000
3
Bangka Belitung
93
2.325.000.000
4
Bengkulu
115
2.875.000.000
5
DI. Yogyakarta
228
5.700.000.000
6
DKI Jakarta
679
16.975.000.000
7
Gorontalo
63
1.575.000.000
8
Jambi
112
2.800.000.000
9
Jawa Barat
2749
68.725.000.000
10
Jawa Tengah
2812
70.300.000.000
11
Jawa Timur
2172
54.300.000.000
12
Kalimantan Barat
307
7.675.000.000
13
Kalimantan Selatan
245
6.125.000.000
14
Kalimantan tengah
140
3.500.000.000
15
Kalimantan Timur
209
5.225.000.000
16
Kepulauan Riau
112
2.800.000.000
17
Lampung
533
13.325.000.000
Sumber: Kementerian Kelautan dan Perikanan (Maret 2010)
KEBUTUHAN PEMBIAYAAN SEKTOR PENGOLAHAN
DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN
No
Propinsi
Jumlah UMKM
Kebutuhan (Rp)
18
Maluku
114
2.850.000.000
19
Maluku Utara
124
3.100.000.000
20
Nangroe Aceh D
320
8.000.000.000
21
Nusa Tenggara Barat
308
7.700.000.000
22
Nusa Tenggara Timur
217
5.425.000.000
23
Papua
50
1.250.000.000
24
Papua Barat
50
1.250.000.000
25
Riau
338
8.450.000.000
26
Sulawesi Barat
435
10.875.000.000
27
Sulawesi Selatan
532
13.300.000.000
28
Sulawesi Tengah
170
4.250.000.000
29
Sulawesi Tenggara
146
3.650.000.000
30
Sulawesi Utara
550
13.750.000.000
31
Sumatera Barat
341
8.525.000.000
32
Sumatera Selatan
600
15.000.000.000
33
Sumatera Utara
345
8.625.000.000
16.157
403.925.000.000
TOTAL
Sumber: Kementerian Kelautan dan Perikanan (Maret 2010)
LANJUTAN…
Sektor Perikanan Yang Telah dibiayai BRI
s/d Maret 2010
dalam (Rp.Ribu)
DESKRIPSI SEKTOR
EKONOMI
KOLEKTIBILITAS
1
2
3
4
5
TOTAL
OUTSTANDING
Perikanan-Laut-Udang
478,543,171
47,488,736
22,008
427,583
1,719,113
528,200,611
Perikanan-Laut-Lainnya
179,223,203
22,966,436
33,489,706
70,194,993
2,725,326
308,599,665
Perikanan-Darat-Udang
14,846,058
968,826
13,833
63,054
15,891,771
Perikanan-Darat-Lainnya
97,146,217
9,569,181
810,330
3,001,929
111,571,838
Perikanan-Payau-Udang
2,949,753
162,268
-
15,000
86,362
3,213,383
Perikanan-Payau-Lainnya
6,616,089
420,777
143,839
3,351
434,433
7,618,488
779,324,491
81,576,224
34,699,733
71,465,090
8,030,217
975,095,755
TOTAL
1,044,180
Terima Kasih