Website Inspektorat Kabupaten Serang - Document | Pemerintah Kabupaten Serang

APAPUN AUDITORNYA: Harus
Tahu ini!
Posted in APIP, AUDITOR
6 April 2016

Dengan Artikel Sederhana Ini AUDITOR MAMPU JAWAB PERTANYAAN:
APA KERJA AUDITOR? DAN BAGAIMANA AUDITOR BEKERJA?

APA KERJA AUDITOR?
Jawabannya: Pahami hal-hal dibawah ini !

DEFINISI AUDITING/ “audit”
Menurut Messier, et all, (Nuri Hinduan: 2006: 16) adalah sebagai berikut:
“Auditing adalah suatu proses sistematis untuk memperoleh, mempelajari dan
mengevaluasi bukti-bukti secara objektif yang berhubungan dengan asersi
atas tindakan dan peristiwa ekonomi untuk memastikan tingkat kesesuaian
antara
asersi-asersi
tersebut
dan
menetapkan

kriteria
serta
mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan”.
Menurut Arens dan Loebbecke (2003:18) adalah sebagai berikut : “Auditing is the
accumulation and evaluation of evidence about information to determine on report
on the degree of correspondence between the information and established criteria.”
Menuru Sunarto (2003:16) yaitu :
“Pengauditan adalah suatu proses sistematik untuk mendapatkan dan
mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi tentang tindakantindakan dan kejadian-kejadian ekonomi secara objektif untuk menentukan
tingkat kesesuaian antara asersi tersebut dengan kriteria yang telah
ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.”
Menurut Sukrisno Agoes (1996:1) auditing adalah :

“Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematik, oleh pihak
yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh
manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya
dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan
keuangan tersebut.”
Jika disimpulkan, maka auditing mempunyai 3 elemen fundamental, yaitu :

1.

Auditor harus independen dan kompeten.

2.

Auditor bekerja mengumpulkan bukti untuk mendukung pendapatnya.

3.

Hasil adalah laporan audit
pemakai yang berkepentingan.

yang

harus

disampaikan

kepada


para

TIPE AUDIT:
Ditinjau dari luasnya pemeriksaan, menurut Sukrisno Agoes (1996:5), audit dapat
dibedakan atas :
1.

General Audit (Pemeriksaan Umum).

Suatu pemeriksaan umum yang dilakukan oleh auditor yang independen dengan
tujuan untuk bisa memberikan rekomendasi dan atau pendapat mengenai objek
yang diperiksa secara keseluruhan. Pemeriksaan tersebut harus dilakukan sesuai
dengan Standar Profesi dan memperhatikan Kode Etik.
2.

Special Audit (Pemeriksaan Khusus).

Suatu pemeriksaan terbatas (sesuai dengan permintaan auditee) yang
dilakukan auditor yang independen, dan rekomendasi dan atau pendapat yang

diberikan terbatas pada pos atau masalah tertentu yang diperiksa, karena prosedur
audit yang dilakukannya juga terbatas.
Menurut Messier (2006: 18) audit dikelompokkan menjadi 4 yaitu:
1.

Financial statement audit

2.

Compliance Audit

3.

Operational Audit

4.

Forensic Audit ”

Financial Statement Audit adalah audit yang dilakukan oleh Auditor Independen

terhadap laporan keuangan yang disajikan oleh kliennya untuk menyatakan
pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan atas dasar kesesuaian
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Compliance Audit bertujuan menentukan sejauh mana peraturan, kebijakan,
hukum, atau peraturan pemerintah dipatuhi oleh entitas yang sedang diaudit.

Operational Audit melibatkan pengkajian sistematis atas aktivitas organisasi atau
bagian dari itu, sehubungan dengan penggunaan sumber daya yang efisien
dan efektif. Tujuan audit operasional adalah untuk menilai kinerja,
mengidentifikasi
area
yang
perlu
diperbaiki,
dan
mengembangkan
rekomendasi.
Forensic
Audit bertujuanmendeteksi
kecurangan (fraud).


atau

mencegah

berbagai

jenis

BAGAIMANA AUDITOR BEKERJA?
Jawabannya: Pahami hal-hal dibawah ini !

PROSEDUR AUDIT
Prosedur audit menurut Sunarto (2003:94) adalah tindakan yang dilakukan
atau metode yang digunakan oleh auditor untuk mendapatkan dan
mengevaluasi bukti audit. Prosedur bisa diterapkan pada data akuntansi
maupun pada proses untuk mendapatkan dan mengevaluasi informasi penguat.
Sepuluh macam prosedur audit menurut Sunarto (2003:94) yang biasa dilakukan
auditor, yakni :
1.


Prosedur analitik (analytical procedure).

2.

Menginspeksi (inspecting).

3.

Mengkonfirmasi (confirming).

4.

Mengajukan pertanyaan (inquiring).

5.

Menghitung (counting).

6.


Menelusuri (tracing).

7.

Mencocokkan ke dokumen (vouching).

8.

Mengamati (observing).

9.

Melakukan ulang (re performing).

10. Teknik audit dengan bantuan komputer (computer-assisted audit
techniques).”
Prosedur analitik
Prosedur analitik dari kegiatan mempelajari dan membandingkan data yang
memiliki hubungan. Prosedur ini mencakup perhitungan dan penggunaan rasio

sederhana, analisis vertikal atau laporan perbandingan, perbandingan antara
jumlah sesungguhnya dengan data historis atau anggaran, dan penggunaan model
matematika dan statistika seperti analisa regresi. Dalam prosedur ini selain

digunakan data finansial, bisa juga digunakan data non‐ finansial. Prosedur analitik
menghasilkan bukti analitik.
Menginspeksi
Menginspeksi meliputi kegiatan pemeriksaan secara teliti atau pemeriksaan
secara mendalam atas dokumen, catatan, dan pemeriksaan fisik atas sumber‐
sumber berwujud. Menginspeksi dokumen adalah cara untuk mengevaluasi
dokumen. Auditor akan dapat menentukan keaslian suatu dokumen, atau mungkin
juga mendeteksi adanya pengubahan isi dokumen atau adanya hal ‐ hal yang
mengundang pertanyaan. Menginspeksi sumber ‐ sumber berwujud akan dapat
memberi pengetahuan langsung kepada auditor mengenai keberadaan dan kondisi
fisik. Inspeksi juga merupakan cara untuk mengevaluasi bukti fisik.
Mengkonfirmasi
Konfirmasi adalah suatu bentuk pengajuan pertanyaan yang memungkinkan
auditor untuk mendapatkan informasi langsung dari sumber independen di luar
organisasi klien. Klien membuat permintaan kepada pihak luar secara tertulis
tetapi auditor harus mengawasi pengirimannya. Permintaan tersebut berisi pula

instruksi agar jawaban atas pertanyaan yang diajukan dikirim langsung kepada
auditor. Prosedur audit ini menghasilkan bukti konfirmasi.
Mengajukan pertanyaan
Mengajukan pertanyaan bisa dilakukan secara lisan atau tertulis. Pengajuan
pertanyaan bisa dilakukan kepada sumber ‐ sumber internal perusahaan klien
ataupun diajukan kepada pihak luar. Hasilnya bukti lisan maupun bukti pernyataan
tertulis.
Menghitung
Menghitung yang paling umum dilakukan adalah (1) melakukan perhitungan fisik
atas barang berwujud seperti melakukan perhitungan atas kas atau persediaan
yang ada diperusahaan, dan (2) menghitung dokumen bernomor urut cetak.
Tindakan pertama dimaksudkan sebagai cara untuk mengevaluasi bukti fisik dari
jumlah yang ada ditangan, sedangkan tindakan kedua merupakan cara untuk
mengevaluasi bukti dokumen yang berkaitan dengan kelengkapan catatan
akuntansi
Menelusuri
Pada saat menelusuri, auditor (1) memilih dokumen yang dibuat pada saat
transaksi terjadi, dan (2) menentukan informasi dalam dokumen tersebut telah
dicatat dengan tepat dalam catatan akuntansi. Arah pengujian dilakukan dari
dokumen ke catatan akuntansi. Prosedur ini akan lebih efektif apabila klien

menggunakan dokumen dengan nomor urut tercetak.
Mencocokkan ke dokumen
Mencocokkan ke dokumen meliputi kegiatan: (1) memilih alat ‐ alat jurnal tertentu
dalam catatan akuntansi, dan (2) mendapatkan dan enginspeksi okumen yang
menjadi dasar pembuatan ayat jurnal tersebut untuk menentukan validitas dan

ketelitian transaksi yang dicatat. Pencocokan dokumen berhubungan erat dengan
bukti dokumen.
Mengamati
Mengamati meliputi kegiatan melihat atau menyaksikan pelaksanaan sejumlah
kegiatan atau proses. Aktivitasnya bisa merupakan proses rutin dari suatu
transaksi. Misalnya auditor mengamati kecermatan yang dilakukan oleh karyawan
perusahaan klien dalam melakukan perhitungan fisik persediaan tahunan. Dalam
tindakan ini tampak perbedaan antara mengamati dengan menginspeksi. Di satu
sisi, auditor mengamati proses karyawan klien dalam melakukan perhitungan fisik
persediaan, dan di sisi lain auditor juga menginspeksi atau memeriksa persediaan
tertentu untuk dapat mengetahui kondisi persediaan.
Melakukan ulang
Melakukan ulang atau mengerjakan ulang perhitungan dan rekonsiliasi yang telah
dilakukan oleh klien. Prosedur ini menghasilkan bukti perhitungan. Auditor juga
bisa melakukan ulang beberapa aspek dalam memproses transaksi tertentu, untuk
memastikan bahwa proses yang telah dilakukan klien sesuai dengan prosedur dan
kebijakan yang telah ditetapkan.
Teknik audit dengan bantuan komputer
Teknik audit dengan bantuan komputer untuk membantu dalam melakukan
prosedur ‐ prosedur yang telah diterangkan di atas. Contoh, auditor bisa
menggunakan perangkat lunak komputer untuk melakukan perhitungan.
STANDAR AUDIT
Dalam melakukan audit, auditro dipandu dengan aturan tertentu yang disebut
Standar Audit. Standar auditing merupakan panduan umum bagi auditor dalam
memenuhi tanggung jawab profesinya untuk melakukan audit. Standar ini
mencakup pula pertimbangan atas kualitas profesional seperti kompetensi dan
independensi, persyaratan pelaporan serta bukti audit.
Isi artikel ini adalah critical point yang harus diketahui dan pasti dijalankan oleh:
1.

Auditor Internal (termasuk auditor pemerintah), dan

2.

Auditor eksternal

Sekarang kita bahas sekilas tentang Auditor Internal.

Pengertian Audit Internal
Pengertian Audit Internal menurut Sukrisno Agoes (2004:221), internal audit
(pemeriksaan intern) adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit
perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan,
maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen puncak yang telah ditentukan
dan ketaatan terhadap peraturan pemerintah dan ketentuan-ketentuan dari ikatan
profesi yang berlaku. Peraturan pemerintah misalnya peraturan di bidang

perpajakan, pasar modal, lingkungan hidup, perbankan, perindustrian, investasi
dan lain-lain. Ketentuan-ketentuan dari ikatan profesi misalnya standar akuntansi
keuangan.
Pengertian Audit Internal menurut IIA (Institute of Internal auditor) yang dikutip
oleh Boynton (2001:980) yakni:”Internal auditing is an independent, objective
assurance and consulting activity designed to add value and improve an
organization’s operations. It helps an organization accomplish its objectives by
bringing a systematic, disciplined approach to evaluate and improve the
effectiveness of risk management, control, and governance processes”. (Audit
internal adalah aktivitas independen, keyakinan objektif, dan konsultasi yang
dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi organisasi. Audit
internal ini membantu organisasi mencapai tujuannya dengan melakukan
pendekatan sistematis dan disiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan
efektivitas manajemen resiko, pengendalian dan proses tata kelola).
Pengertian Audit Internal menurut Hiro Tugiman (2006:11), internal auditing atau
pemeriksaan internal adalah suatu fungsi penilaian yang independen dalam suatu
organisasi untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan organisasi yang
dilaksanakan.
Pengertian Audit Internal menurut Mulyadi (2002:29), audit intern adalah auditor
yang bekerja dalam perusahaan (perusahaan negara maupun perusahaan swasta)
yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang
ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya
penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan efektivitas
prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang
dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi.
Pengertian Audit Internal menurut Standar Audit Intern Pemerintah Indonesia
(SAIPI) adalah kegiatan yang independen dan obyektif dalam bentuk pemberian
keyakinan [assurance activities] dan konsultansi [consulting activities], yang
dirancang untuk memberi nilai tambah dan meningkatkan operasional sebuah
organisasi [auditi]. Kegiatan ini membantu organisasi [auditi] mencapai
tujuannya dengan cara menggunakan pendekatan yang sistematis dan teratur
untuk menilai dan meningkatkan efektivitas dari proses manajemen risiko, kontrol
[pengendalian], dan tata kelola [sektor publik].
Tujuan Audit Internal
Menurut Hiro Tugiman (2006:11) tujuan pemeriksaan internal adalah membantu
para anggota organisasi agar dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara
efektif. Untuk itu, pemeriksaan internal akan melakukan analisis, penilaian, dan
mengajukan saran-saran. Tujuan pemeriksaan mencakup pula pengembangan
pengawasan yang efektif dengan biaya yang wajar.
Menurut Sukrisno Agoes (2004:222), tujuan pemeriksaan yang dilakukan oleh
internal auditor adalah membantu semua pimpinan perusahaan (manajemen)
dalam melaksanakan tanggungjawabnya dengan memberikan analisa, penilaian,
saran dan komentar mengenai kegiatan yang diperiksanya.

Untuk mencapai tujuan tersebut, internal auditor harus melakukan kegiatankegiatan berikut:
1.

Menelaah dan menilai kebaikan, memadai tidaknya dan penerapan dari
sistem pengendalian manajemen, pengendalian intern dan pengendalian
operasional lainnya serta mengembangkan pengendalian yang efektif dengan
biaya yang tidak terlalu mahal.

2.

Memastikan ketaatan terhadap kebijakan, rencana dan prosedur-prosedur
yang telah ditetapkan oleh manajemen.

3.

Memastikan seberapa jauh harta perusahaan dipertanggungjawabkan dan
dilindungi dari kemungkinan terjadinya segala bentuk pencurian, kecurangan
dan penyalahgunaan.

4.

Memastikan bahwa pengelolaan data yang dikembangkan dalam organisasi
dapat dipercaya.

5.

Menilai mutu pekerjaan setiap bagian dalam melaksanakan tugas yang
diberikan oleh manajemen.

6.

Menyarankan perbaikan-perbaikan operasional dalam rangka meningkatkan
efisiensi dan efektifitas.

Fungsi Audit Internal

Fungsi audit internal adalah sebagai alat bantu bagi manajemen untuk menilai
efisien dan keefektifan pelaksanaan struktur pengendalian intern perusahaan,
kemudian memberikan hasil berupa saran atau rekomendasi dan memberi nilai
tambah bagi manajemen yang akan dijadikan landasan mengambil keputusan atau
tindak selanjutnya.
Menurut
Konsersium
Organisasi
Profesi
Audit
Internal
(2004:11),
penanggungjawab fungsi audit internal harus mengelola fungsi audit internal
secara efektif dan efisien untuk memastikan bahwa kegiatan fungsi tersebut
memberikan
nilai
tambah
bagi
organisasi.
Ruang lingkup menurut Guy (2002:410), ruang lingkup audit internal meliputi
pemeriksaan dan evaluasi yang memadai serta efektifitas sistem pengendalian
internal organisasi dan kualitas kinerja dalam melaksanakan tanggungjawab yang
dibebankan.
Ruang lingkup audit internal
Ruang lingkup audit internal menurut The Institute of Internal Auditors (IIA)
(Boynton et al: 2001:983) “The scope of audit internal should encompass of the
adequacy and effectiveness the organizations system of performance in carrying
out assigned responsibilities; (1) reability and integrying of information; (2)

compliance with policies, plans, procedures, laws, regulations and contacts; (3)
safeguarding of assets; (4) economical and efficient use of resources; (5)
accomplishment of established objectives and goals for operations programs”.
Ruang lingkup audit internal harus mencakup kecukupan dan efektivitas sistem
kinerja organisasi dalam melaksanakan tanggung jawab yang ditugaskan;
(1) keandalan dan menyokong informasi;
(2) sesuai dengan kebijakan, rencana, prosedur, hukum, peraturan dan kontak;
(3) pengamanan aktiva;
(4) penggunaan sumber daya yang ekonomis dan efisien;
(5) tercapainya target yang ditetapkan dan tujuan program operasi.

Hiro Tugiman (2001:17): lingkup pekerjaan pemeriksaan internal harus meliputi
pengujian dan evaluasi terhadap kecukupan serta efektivitas sistem pengendalian
internal yang dimiliki organisasi dan kualitas pelaksanaan tanggung jawab yang
diberikan.

Wewenang dan Tanggung Jawab Auditor Internal

Pendapat Hudri Chandry (2009:10):
wewenang dan tanggung jawab auditor intern dalam suatu organisasi juga harus
ditetapkan secara jelas oleh pimpinan. Wewenang tersebut harus memberikan
keleluasan auditor intern untuk melakukan audit terhadap catatan-catatan, harta
milik, operasi/aktivitas yang sedang berjalan dan para pegawai badan usaha.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI):
Ttanggungjawab auditor internal dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP)
(2001:322.1) auditor internal bertanggungjawab untuk menyediakan jasa analisis
dan evaluasi, memberikan keyakinan, rekomendasi dan informasi kepada
manajemen entitas dan dewan komisaris atau pihak lain yang setara wewenamg
dan tanggungjawabnya tersebut. Auditor internal mempertahankan objektivitasnya
yang berkaitan dengan aktivitas yang diauditnya.
Pendapat Amin widjaja Tunggal (2000:21):
Ttanggung jawab auditor internal adalah menerapkan program audit internal,
mengarahkan personel, dan aktivitas-aktivitas departemen audit internal juga
menyiapkan rencana tahunan untuk pemeriksaan semua unit perusahaan dan
menyajikan program yang telah dibuat untuk persetujuan.

Tahapan-tahapan Audit Internal

1. Perencanaan Audit
Perencanaan audit merupakan langkah yang paling awal dalam pelaksanaan
kegiatan audit intenal, perencanaan dibuat bertujuan untuk menentukan objek yang
akan diaudit/prioritas audit, arah dan pendekatan audit, perencanaan alokasi
sumber daya dan waktu, dan merencanakan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan
proses audit.


Audit intern haruslah merencanakan setiap pemeriksaan. Perencanaan
haruslah didokumentasikan dan harus meliputi: penetapan tujuan audit dan
lingkup pekerjaan (Hiro Tugiman: 2006:53).



Peroleh informasi dasar (background information) tentang kegiatan-kegiatan
yang akan diperiksa.



Penentuan berbagai tenaga yang diperlukan untuk melaksanakan audit.



Pemberitahuan kepada para pihak yang dipandang perlu.



Melaksanakan survey untuk mengenali kegiatan yang diperlukan, risiko-risiko
dan pengawasan-pengawasan.



Penulisan program audit.



Menentukan bagaimana, kapan dan kepada siapa hasil-hasil audit akan
disampaikan.



Memperoleh persetujuan bagi rencana kerja audit.

2. Pengujian dan Pengevaluasian Informasi
Pada tahap ini audit intern haruslah mengumpulkan, menganalisa,
menginterprestasi dan membuktikan kebenaran informasi untuk mendukung hasil
audit.

3. Penyampaian Hasil Pemeriksaan
Laporan audit internal ditujukan untuk kepentingan manajemen yang
dirancang untuk memperkuat pengendalian audit intern, untuk menentukan ditaati
tidaknya prosedur atau kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan oleh
manajemen. Audit intern harus melaporkan kepada manajemen apabila terdapat
penyelewengan/penyimpangan- penyimpangan yang terjadi di dalam suatu fungsi
perusahaan dan memberikan saran-saran/rekomendasi untuk perbaikannya.
Menurut Hiro Tugiman (2006:68) audit intern harus melaporkan hasil audit yang
dilaksanakannya yaitu:



Laporan tertulis yang ditandatanngani oleh ketua audit intern.



pemeriksa intern harus terlebih dahulu mendiskusikan kesimpulan dan
rekomendasi.



Suatu laporan haruslah objektif, jelas, singkat terstruktur dan tepat waktu.



Laporan haruslah mengemukakan tentang maksud, lingkup dan hasil dari
pelaksanaan pemeriksaan.



Laporan mencantumkan berbagai rekomendasi.



Pandangan dari pihak yang diperiksa tentang berbagai kesimpulan atau
rekomendasi dapat pula dicantumkan dalam laporan pemeriksaan.



Pimpinan audit intern mereview dan menyetujui laporan audit.

4. Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan
Audit intern terus menerus melakukan tindak lanjut (follow up) untuk memastikan
bahwa terhadap temuan-temuan pemeriksaan yang dilaporkan telah dilakukan
tindakan yang tepat. Audit intern harus memastikan apakah suatu tindakan korektif
telah dilakukan dan memberikan berbagai hasil yang diharapkan, ataukah
manajemen senior atau dewan telah menerima risiko akibat tidak dilakukannya
tindakan korektif terhadap berbagai temuan yang dilaporkan.