S IND 1002720 Chapter1

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesenian Rebana banyak berkembang di wilayah Jawa Barat. Berdasarkan
perkembangannya, kesenian yang menggunakan alat musik rebana mengalami
perubahan

baik

dari

segi

bentuk,

nama

atau


istilah,

maupun

cara

mempertunjukannya. Istilah kesenian yang menggunakan rebana diantaranya,
gembyung, terebang, dan genjring. Perbedaannya, alat musik gembyung dan
terebang menggunakan rebana yang berukuran besar. Sedangkan pada genjring

menggunakan rebana yang berukuran besar dan kecil serta terdapat kepingan
logam pada ketiga sisinya.
Salah satu kesenian rebana yang banyak berkembang di masyarakat yakni
genjring rudat. Genjring rudat berasal dari dua jenis kesenian yang disatukan,

yaitu kesenian genjring dan tari rudat. Pada kesenian genjring dapat disajikan
menggunakan alunan vokal ataupun hanya menggunakan waditra genjring.
Alunan vokal pada kesenian genjring berasal dari syair shalawat atau pupujian.
Syair shalawat berasal dari Kitab Al-Barzanji. Pada Kitab Al-Barzanji memuat

tentang sejarah Nabi Muhammad SAW, oleh karena itu syair yang digunakan
berbahasa Arab. Sedangkan tari rudat merupakan tarian yang kental dengan unsur
agama Islam dan bela diri. Pada penyajiannya, tari rudat dimainkan dengan
iringan musik genjring dan shalawat.
Kesenian genjring rudat ini berkembang di masyarakat Kabupaten Kuningan.
Berdasarkan sejarahnya yang terdapat pada buku Profil Kesenian Kabupaten
Kuningan, awalnya kesenian genjring rudat hanya berupa kesenian genjring yang
biasanya dimainkan untuk mengiringi shalawat nabi atau puji-pujian kepada Nabi
yang ditulis dalam kitab Al-Barzanji. Pada zaman kesultanan Kanoman Cirebon
muncul pola dan perilaku yang berbeda dalam memainkan genjring yang dikenal
masyarakat sebagai genjring rudat. Genjring rudat lahir pada zaman Kesultanan
NURUL HIDAYAH, 2014
KESENIAN GENJRING RUDAT GRUP KANDAGA GENJRING CILIMUS DI KECAMATAN CILIMUS
KABUPATEN KUNINGAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

2

Kanoman, bermula dari semangat masyarakat yang ingin melawan serangan
penjajah


yang saat itu melarang aktifitas silat tenaga dalam dan bela diri.

Akhirnya para pemimpin Kesultanan dan Pesantren menyiasatinya dengan
menyamarkan pergerakan silat tersebut menjadi tarian untuk mengajarkan bela
diri kepada para pemuda dan para santri. Sehingga gerakan-gerakan silat dan bela
diri tersebut tidak disadari oleh penjajah. Dan pada saat itu para santri yang
berasal dari Kuningan, mengenalkan kesenian genjring rudat kepada masyarakat
Kuningan sesuai dengan daerahnya masing-masing.
Fungsi atau kegunaan kesenian genjring rudat awalnya bertujuan untuk
penyebaran agama Islam. Kesenian genjring rudat ini biasa ditampilkan dalam
acara hiburan di lingkungan pesantren. Para santri melakukan kesenian genjring
rudat pada saat waktu senggang dengan menyanyikan syair-syair shalawat yang

bermakna memuji kebesaran Allah SWT. Selain itu, kesenian genjring rudat
dilakukan sambil menari dengan gerakan pencak silat. Pada perkembangan
berikutnya, kesenian genjring rudat biasa ditampilkan pada acara keagamaan,
seperti Maulid Nabi Muhammad SAW, Rajaban, Hari Raya Idul Fitri dan harihari besar Islam lainnya.
Seiring perkembangan zaman, kesenian genjring rudat beralih fungsi dari
media pengembangan dan penyebaran agama Islam menjadi sarana hiburan.

Setelah beralih fungsi menjadi sarana hiburan yang ditonton oleh masyakarat luas,
kesenian genjring rudat biasa ditampilkan pada Peringatan Hari Besar Nasional,
Penyambutan Tamu Kehormatan, Hajatan, Khitanan, dan lain-lain. Pada
penyajiannya, materi lagu yang ditampilkan mengikuti perkembangan zaman.
Lagu-lagu yang ditampilkan tidak hanya berasal dari syair shalawat atau lagu-lagu
yang bernilai keagamaan, akan tetapi meliputi Pop Sunda dan Dangdut.
Kesenian genjring rudat berkembang di beberapa daerah di Kabupaten
Kuningan, diantaranya Ciporang, Subang, Darma, Ancaran, dan Cilimus. Daerah
Cilimus merupakan daerah yang masih aktif terhadap perkembangan kegiatan
kesenian genjring rudat. Masyarakat di daerah Cilimus sangat mendukung
terhadap kesenian genjring rudat. Masyarakat yang mendukung tidak hanya orang
NURUL HIDAYAH, 2014
KESENIAN GENJRING RUDAT GRUP KANDAGA GENJRING CILIMUS DI KECAMATAN CILIMUS
KABUPATEN KUNINGAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

3

dewasa, akan tetapi para pemuda ikut serta mendukung dalam perkembangan
kesenian genjring rudat.

Perkembangan zaman yang semakin maju tidak menyurutkan para pemuda di
daerah Cilimus untuk mempelajari kesenian genjring rudat. Para remaja, seniman
genjring dan beberapa tokoh masyarakatnya turut andil dalam upaya mewujudkan

kembali kesenian genjring rudat agar tetap lestari. Berdasarkan latar belakang
tersebut maka dibentuklah sebuah perkumpulan genjring rudat dengan nama
Kandaga Genjring Cilimus dibawah Pimpinan Bapak Acun. Personil grup
Kandaga Genjring Cilimus sebagian besar merupakan para pemuda desa Cilimus.
Kesenian genjring rudat grup Kandaga Genjring Cilimus biasa ditampilkan
pada acara keagamaan memperingati hari besar Islam seperti Maulid Nabi
Muhammad SAW dan Rajaban. Selain itu, grup Kandaga Genjring Cilimus biasa
menampilkan kesenian genjring rudat pada dalam acara hiburan, seperti
Khitanan, Upacara Pernikahan, Penyambutan Tamu Kehormatan, Helaran dan
acara hiburan lainnya. Grup Kandaga Genjring Cilimus mempunyai prestasi
dengan tampil di beberapa acara seperti, Car Free Day Ethnic di Kabupaten
Kuningan, Festival Gelar Budaya di Kabupaten Tasikmalaya, Pagelaran Budaya
CIAYUMAJAKUNING di Kota Cirebon, Kemilau Nusantara di Kota Bandung,
Acara Seni Budaya di Kota Surabaya serta acara rutin Hari Jadi Kabupaten
Kuningan, dan acara-acara besar lainnya di Kabupaten Kuningan.
Banyak kalangan yang mendukung perkumpulan genjring rudat. Sehingga

para pemuda desa bersemangat untuk mengembangkan kesenian genjring rudat
menjadi genjring rudat kreasi. Grup Kandaga Genjring Cilimus mengkreasikan
beberapa

lagu

yang

ditampilkan,

pola

tabuhan,

serta

cara

penyajian


pertunjukannya. Pada lagu-lagu yang tampilkan mengikuti perkembangan zaman
seperti,

Pop

Sunda

dan

Dangdut.

Grup

Kandaga

Genjring

Cilimus

mengaransemen lagu Pop Sunda Es Lilin, lagu dangdut ‘Kucing Garong’,

‘Jablay’ dan sebagainya. Grup Kandaga Genjring Cilimus mengubah lirik lagu
asli menjadi syair yang ada pada kitab Al-Barzanji. Namun pada lagu lain terdapat
syair bahasa Sunda yang merupakan terjemahan dari bahasa Arab. Syair bahasa
Sunda yang digunakan tidak mengurangi arti dari bahasa Arab itu sendiri. Hal ini
NURUL HIDAYAH, 2014
KESENIAN GENJRING RUDAT GRUP KANDAGA GENJRING CILIMUS DI KECAMATAN CILIMUS
KABUPATEN KUNINGAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

4

diciptakan agar penikmat atau penonton tidak merasa jenuh dalam menyaksikan
kesenian genjring rudat.
Pola tabuhan waditra genjring pada kesenian genjring rudat grup Kandaga
Genjring Cilimus dikreasikan mengikuti perkembangan zaman. Dengan
dikreasikannya pola tabuhan waditra , maka pola tabuhannya menjadi beragam.
Sehingga pola tabuhannya lebih bervariasi dan tidak monoton. Pola tabuhan
dikreasikan sesuai dengan aransemen lagu.
Cara penyajian kesenian genjring rudat grup Kandaga Genjring Cilimus
seperti yang dikemukan oleh Acun Samsuri (wawancara 19 April 2014) bahwa

“pertunjukan diawali dengan hadorot, do’a, shalawat (Assolatu ‘alannabi), atraksi
debus dan atraksi akrobat sebagai pelengkapnya”. Hal tersebut menjadikan
penyajian kesenian genjring rudat semakin menarik dan tidak monoton. Keunikan
tersebut menjadi ciri khas tersendiri untuk kesenian genjring rudat khususnya
grup Kandaga Genjring Cilimus. Selain itu, keunikan pada kesenian genjring
rudat grup Kandaga Genjring Cilimus membuat cara penyajiannya berbeda

dengan grup yang berada di daerah lain. Maka dari itu, kesenian genjring rudat
khususnya grup Kandaga Genjring Cilimus perlu untuk tetap dilestarikan agar
tidak terjadi kepunahan. Dengan begitu, kesenian genjring rudat yang ada di
Kabupaten Kuningan akan lebih beragam karena memiliki keunikan yang berbeda
tiap grupnya.
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti memilih penelitian kesenian
genjring rudat grup Kandaga Genjring Cilimus karena adanya ketertarikan

terhadap eksistensi grup tersebut. Disamping itu, peneliti ingin mengetahui
konsep penyajian kesenian genjring rudat grup Kandaga Genjring Cilimus. Maka
dari itu, peneliti mencoba mengangkat permasalahan tersebut ke dalam studi
penelitian yang berjudul ”KESENIAN GENJRING RUDAT GRUP KANDAGA
GENJRING CILIMUS


DI KECAMATAN CILIMUS

KABUPATEN

KUNINGAN”.

NURUL HIDAYAH, 2014
KESENIAN GENJRING RUDAT GRUP KANDAGA GENJRING CILIMUS DI KECAMATAN CILIMUS
KABUPATEN KUNINGAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

5

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan judul penelitian diatas, peneliti memfokuskan penelitian pada
Kesenian Genjring Rudat grup Kandaga Genjring Cilimus di Kabupaten
Kuningan. Agar tidak terjadi kesalahan dalam menafsirkan, maka peneliti merasa
perlu mengidentifikasi masalah yang berkenaan dengan Kesenian Genjring Rudat
Grup Kandaga Genjring Cilimus, adapun uraiannya adalah sebagai berikut:

1. Terdapat regenerasi pemain pada Kesenian Genjring Rudat Grup Kandaga
Genjring Cilimus ini dan memiliki anggota yang sebagian besar adalah
remaja.
2. Pada penyajian kesenian grup Kandaga Genjring ini menjadi genjring rudat
kreasi, karena dari lagunya mengikuti perkembangan zaman serta ditambah
atraksi debus dan akrobat.
3. Kesenian Genjring Rudat ini perlu dilestarikan agar tidak terjadi kepunahan,
khususnya di Kabupaten Kuningan.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka permasalahan yang akan
diteliti adalah tentang bagaimana Kesenian Genjring Rudat

Grup Kandaga

Genjring Cilimus di Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan? Secara rinci,
rumusan masalah tersebut disusun berdasarkan pertanyaan penelitian, yaitu:
1. Bagaimana riwayat Kesenian Genjring Rudat Grup Kandaga Genjring Cilimus
di Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan?
2. Bagaimana penyajian Kesenian Genjring Rudat Grup Kandaga Genjring
Cilimus di Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan?

D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan diatas, maka penelitian ini mempunyai tujuan
yang terdiri dari:

NURUL HIDAYAH, 2014
KESENIAN GENJRING RUDAT GRUP KANDAGA GENJRING CILIMUS DI KECAMATAN CILIMUS
KABUPATEN KUNINGAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

6

1. Tujuan Umum
Untuk mendeskripsikan dan memperoleh gambaran tentang Kesenian
Genjring Rudat Grup Kandaga Genjring Cilimus di Kecamatan Cilimus
Kabupaten Kuningan.
2. Tujuan Khusus
Secara operasional, untuk mengetahui, menggambarkan, memaparkan dan
menjawab pertanyaan tentang:
a. Riwayat Kesenian Genjring Rudat Grup Kandaga Genjring Cilimus.
b. Penyajian Kesenian Genjring Rudat Grup Kandaga Genjring Cilimus.

E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua
pihak diantaranya:
1. Peneliti
Dapat menambah pengalaman langsung dalam melakukan penelitian di
lapangan dan menambah pengetahuan tentang Kesenian Genjring Rudat,
khususnya mengenai sejarah dan konsep musikalnya. Serta dapat dijadikan
bahan acuan bagi pengembangan ilmu pengetahuan seni, terutama kesenian
tradisional.
2. Pelaku Seni
Dapat memberikan manfaat, serta motivasi untuk terus mengembangkan
kesenian Genjring Rudat dan melestarikannya sehingga dapat menjadi daya
tarik wisatawan.
3. Jurusan Pendidikan Seni Musik
Sebagai dokumentasi untuk melengkapi dan menambah perbendaharaan data
tentang kesenian tradisional, khususnya tentang adanya kesenian Genjring
Rudat. Selain itu dapat dijadikan sebagai sarana memperkaya ilmu tentang
kesenian tradisional bagi para akademik Jurusan Pendidikan Seni Musik.
4. Praktisi Seni
Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam melaksanakan pelestarian
dan pengembangan seni.
NURUL HIDAYAH, 2014
KESENIAN GENJRING RUDAT GRUP KANDAGA GENJRING CILIMUS DI KECAMATAN CILIMUS
KABUPATEN KUNINGAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

7

F. Struktur Organisasi Skripsi
Struktur Organisasi Skripsi ini terbagi dalam lima bab, yakni sebagai berikut:
BAB I: PENDAHULUAN
Bab ini meliputi Latar Belakang Penelitian, Identifikasi Masalah Penelitian,
Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Sistematika
Penulisan.
BAB II: KAJIAN PUSTAKA
Bab ini meliputi Seni Pertunjukan,

Struktur Pertunjukan, Materi dan

Penyajian Seni Pertunjukan, Kesenian Genjring Rudat, Unsur-unsur Musik
Karawitan, Musik Ansambel, Teknik Vokal, dan Komposisi Musik.
BAB III: METODE PENELITIAN
Bab ini meliputi Lokasi dan Subjek Penelitian, Desain Penelitian, Metode
Penelitian, Definisi Operasional, Instrumen Penelitian, Proses Pengembangan
Instrumen, Teknik Pengumpulan Data, dan Analisis Data.
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini meliputi Hasil Penelitian dan Pembahasan tentang riwayat atau awal
mula terbentuknya dan cara penyajian Kesenian Genjring Rudat Grup Kandaga
Genjring Cilimus di Kabupaten Kuningan
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini meliputi kesimpulan dan saran demi kemajuan dan kelestarian
Kesenian Genjring Rudat Grup Kandaga Genjring Cilimus

NURUL HIDAYAH, 2014
KESENIAN GENJRING RUDAT GRUP KANDAGA GENJRING CILIMUS DI KECAMATAN CILIMUS
KABUPATEN KUNINGAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu