t ptk 0705207 chapter5

170

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Mengacu pada permasalahan penelitian, yakni bagaimana pengelolaan
pembelajaran praktek pengelasan di workshop Jurusan Las dan Fabrikasi Logam
Departemen Teknik Mesin P4TK BMTI Bandung dalam rangka memenuhi standar
kompetensi seorang guru sekolah kejuruan, khususnya Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK), secara umum dapat disimpulkan bahwa pengelolaan pembelajaran praktek
pengelasan yang dilakukan selama ini telah menunjukkan adanya upaya untuk
membekali para peserta diklat dengan kemampuan kompetensi sebagai guru praktek
di SMK. Setelah dilakukan pengkajian terhadap standar kompetensi guru kejuruan
teknologi (SMK), ternyata jenis-jenis pekerjaan yang ditugaskan kepada peserta,
telah selaras dengan tuntutan

kompetensi dan sub kompetensi di lapangan,

khususnya kompetensi dan sub kompetensi dasar kejuruan dan kompetensi kejuruan
las. Hal ini terlihat dengan materi yang dirancang dan diberikan kepada peserta
dengan standar kompetensi guru kejuruan dan Standar Kompetensi Kerja Nasional

Indonesia (SKKNI). Selaras dengan tuntutan kebutuhan kurikulum SMK, akan
tetapi apabila dikaji dari konteks manajemen, maka pengelolaan yang dilakukan
belum semuanya memenuhi harapan yang diinginkan. Dengan kata lain, masih ada
hal-hal

yang perlu mendapat perhatian.Secara rinci kesimpulan tersebut dapat

dilihat sebagai berikut:

170

171

1) Pada aspek perencanaan kegiatan, secara umum telah menunjukkan adanya,
lebih baik dimana pada pelaksanaannya menggunakan pola bottom up, yaitu
berasal dari bawah dan ditujukan keatas (pimpinan). Selain itu, dalam aspek ini
yang telah berjalan cukup baik, adalah

dalam hal perencanaan materi dan


perencanaan fasilitas, alat, bahan dan biaya. Sementara pada aspek perencanaan
penetapan

tenaga

perencanaan

atau

pelaksana

yang

penyusunan

mengelola

kegiatan pembelajaran dan

dokumen pendukung kegiatan pembelajaran


seperti SAP, hand out, job sheet, information sheet, lembar evaluasi, dan
sejenisnya, masih banyak memiliki kelemahan. Selain pada aspek yang masih
memiliki

kelemahan, pada beberapa bagian dari aspek yang dianggap

telah

memiliki keunggulan, masih perlu dilakukan peningkatan dan penyempurnaan.
2) Pada aspek pelaksanaan secara umum telah menunjukkan adanya yang lebih
baik, tersebut terletak pada kegiatan koordinasi dengan pihak-pihak terkait;
upaya melakukan optimalisasi penggunaan fasilitas, alat, dan bahan; pengawasan
penggunaan alat dan bahan, pengawasan pelaksanaan kegiatan pembelajaran,
optimalisasi pengelola/personil, penyimpanan alat dan bahan. Sementara,
kelemahan

yang

menonjol


terletak pada pencatatan alat dan bahan, dan

perawatan alat dan bahan, serta pengukuran hasil belajar peserta diklat. Mesikpun
demikian, bukan berarti bahwa aspek yang memiliki keunggulan tersebut
tidak

memiliki

kelemahan, oleh karena itu selain pada aspek-aspek yang

memiliki kelemahan, pada aspek yang memiliki kelebihan sekalipun masih
perlu adanya peningkatan dan penyempurnaan.

172

3) Pengawasan pengelolaan pembelajaran, pada umumnya belum memiliki dampak
yang lebih baik , atau dengan kata lain masih banyak memiliki kelemahan.
4) Aspek out put/ luaran pengelolaan pembelajaran praktek, secara umum telah
menunjukkan dampak yang lebih baik,. Tetapi pada beberapa hal masih ada

yang harus disempurnakan.
5.2 Saran
Sebagai upaya dalam membenahi kekurangan atau kelemahan yang terdapa
t pada pengelolaan pembelajaran Praktek Pengelasan, maka berdasarkan kesimpulan
yang didasarkan pada hasil pembahasan, penulis mencoba menyampaikan saran
sebagai berikut :
1) Bagi Pihak Departemen Teknik Mesin
Mengingat bidang keahlian Teknik Pengelasan merupakan mata pelajaran
dasar kejuruan yang wajib diberikan pada siswa SMK, materi pembelajarannya
lebih menitik beratkan pada praktek sudah tentu akan membawa konsekuensi
pada ketersediaan sarana dan prasarana (fasilitas, alat, dan bahan). Berdasarkan
kondisi yang ada seperti sekarang, ternyata fasilitas yang dimiliki (mesin las)
masih kurang jika dilihat dari segi jumlah, dan kualitas, meskipun dari segi
kegunaan telah memenuhi syarat kerja. Maka dari itu, sebaiknya untuk segera
dipikirkan

bagaimana solusi dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas dari

fasilitas yang ada.
Selain itu melihat kondisi mesin yang ada sudah banyak yang tidak layak

digunakan lagi, sebaiknya dilakukan
berdasarkan aturan

perawatan

secara baik dan benar

main yang ada. Dikarenakan dengan sistem dan model

perawatan seperti yang

dijalankan sekarang

ternyata hasilnya kurang

memuaskan, maka dari itu sebaiknya lembaga menyediakan dana khusus untuk
biaya perawatan.

173


Keterlaksanaan kegiatan pembelajaran, tidak hanya tergantung pada
ketersediaan Sumber Daya manusia yang

memiliki kualifikasi sesuai dengan

yang dibutuhkan, baik dari segi jumlah maupun dari segi kualitas. SDM yang ada
sekarang ini, dilihat dari segi kuantitas dapat dikatakan mencukupi, tetapi jika
dilihat dari segi usia dan kompetensi mata diklat yang diampuh dibutuhkan
perawatan keterampilan untuk mempertahan kan skill yang dimiliki melalui
program In House Training, pemagangan pada perusahaan atau diklat pada
lembaga yang menyelenggarakan pelatihan las.
2) Bagi Pihak Jurusan/ kepala bengkel
Mengacu pada aturan dan tugas pokok ketua jurusan / kepala bengkel, tentang
pengelolaan

workshop (bengkel), laboratorium, ternyata terkait dengan aspek

perencanaan, pengarahan, penilaian. Berdasarkan

ketiga aspek tersebut,


hendaknya ketua jurusan/kepala bengkel merencanakan penggunaan dan
perawatan workshop secara optimal, agar dalam pelaksanaan pembelajaran tidak
terjadi kendala akibat belum siapnya peralatan untuk digunakan secara optimal.
Hal ini diajukan, karena berdasarkan hasil observasi masih terdapat ketidak
selarasan dengan pihak terkait dalam proses penyusunan program perawatan
yang menyangkut anggaran operasional, dan inventarisasi alat dan bahan.
3) Bagi Pelaksana di Lapangan (koordinator dan panitia pelaksana diklat)
Pelaksana diklat merupakan ujung tombak dari keterlaksanaan proses
pembelajaran. Dalam kaitan dengan penelitian ini, yang didasarkan pada temuan
penelitian di lapangan, maka disarankan :.
(1)Dalam perencanaan materi hendaknya tidak terlalu terfokus pada apa yang
selama ini dilakukan. Dengan kata lain, hendaknya perencanaan materi ini
dilakukan dengan melihat kebutuhan yang berkembang di masyarakat.
(2)Dalam perencanaan alat dan bahan, hendaknya disesuaikan dengan durasi
waktu, unit dan elemen dan sub elemen kompetensi, hal ini dimaksudkan agar
peserta dapat menguasai kompetensi secara utuh.

174


(3)Dalam pengembangan pola pembelajaran, hendaknya disusun jadwal pola
pembelajaran yang seefektif mungkin sehingga tidak menyebabkan peserta
mengalami tingkat yang melelahkan.
(4)Dalam pengukuran hasil belajar peserta diklat, hendaknya dikembangkan alat
evaluasi khusus yang dapat menjaring atau mengidentifikasi aspek-aspek
yang harus dinilai pada setiap pelaksanaan kegiatan praktek dengan kata lain
hendaknya evaluasi dilakukan terhadap keseluruhan kegiatan atau aspek yang
berhubungan dengan pencapaian kompetensi.