Contoh File Pelaporan dan Aplikasi BOS 2015 | Media File Pendidikan Pajak BOS 2015

(1)

PEMOTONGAN,

PEMUNGUTAN,

PEMBAYARAN, DAN

PELAPORAN PAJAK

PROGRAM

BOS


(2)

Pemotongan PPh 21

PNS, lihat golongan!!!

-

IIIa

5%

dari bruto

-

IVa

 15% dari bruto

- ≤ IId

tidak dipotong

Bukan PNS, lihat jenis

pekerjaan!!!

1. Secara bulanan

2. Harian, mingguan

3. Insidentil


(3)

Pemotongan PPh Pasal 21

untuk pegawai bukan PNS

1. Untuk pekerjaan yang pembayarannya dilakukan secara bulanan, misalnya: guru honor, TU honor, penjaga sekolah, dsb dipotong berdasar batas penghasilan :

- Rp. 2.025.000,- / BULAN

(Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)

Penghasilan yang melebihi batas diatas dipotong PPh 21 sebesar 5 % dari penghasilan yg melebihi batas tsb.

Contoh : Gaji sebulan Rp 2.500.000,00.

Penghasilan kena pajak = 2.500.000 – 2.025.000

=


(4)

22.500,-Pemotongan PPh 21 bukan PNS

-lanjutan-2. Kewajiban perpajakan yang terkait dengan penggunaan dana BOS, baik pada Sekolah Negeri, Sekolah Swasta, untuk membayar honor kepada tenaga kerja lepas orang pribadi yang melaksanakan kegiatan perawatan atau pemeliharaan sekolah harus memotong PPh Pasal 21 dengan ketentuan sebagai berikut: :

a. tidak dilakukan pemotongan PPh Pasal 21, dalam hal penghasilan sehari atau rata-rata penghasilan sehari

belum melebihi Rp 200.000,- (dua ratus ribu rupiah). b. dilakukan pemotongan PPh Pasal 21, dalam hal

penghasilan sehari atau rata-rata penghasilan sehari melebihi Rp 200.000,- (dua ratus ribu rupiah), dan jumlah sebesar Rp 200.000,- (dua ratus ribu rupiah) tersebut merupakan jumlah yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto.


(5)

3. Pekerjaan yang dilakukan secara insidentil (tanpa berdasar hitungan hari untuk menyelesaikan

pekerjaan/kegiatan).

Contoh : penceramah, penyuluh, seniman/artis, honor remidial, pengayaan, keg. pembinaan

kesiswaan, honor kepanitiaan dsb.

Dikenakan tarif 5% X bruto (berapapun yang dibayarkan)

Pemotongan PPh 21 bukan PNS


(6)

-lanjutan-Sanksi PPh 21 !!!!

Sanksi terlambat lapor atau tidak melaporkan SPT Masa (bulanan) :

Rp. 50.000,00 / bulan.

Sanksi tidak / terlambat menyetorkan PPh 21 yang telah dipotong sebesar 2 % perbulan maksimum 24 bulan x PPh 21 yang kurang setor.

Sanksi terlambat lapor atau tidak melaporkan SPT Tahunan :


(7)

Pemotongan, Pemungutan, Pembayaran

dan Pelaporan PPh Pasal 22

1. PEMBELIAN ATK/BAHAN/PENGGANDAAN DAN LAIN-LAIN PADA KEGIATAN PENERIMAAN SISWA BARU; KESISWAAN; ULANGAN HARIAN; ULANGAN UMUM; UJIAN SEKOLAH DAN LAPORAN HASIL BELAJAR SISWA; PEMBELIAN

BAHAN-BAHAN HABIS PAKAI, SEPERTI BUKU TULIS, KAPUR TULIS, PENSIL DAN BAHAN PRAKTIKUM; PENGEMBANGAN

PROFESI GURU; PEMBELIAN BAHAN-BAHAN UNTUK PERAWATAN/ PERBAIKAN RINGAN GEDUNG SEKOLAH

BENDAHARAWAN BOS SEKOLAH NEGERI DAN SWASTA TIDAK PERLU MEMUNGUT PPH PASAL 22 SEBESAR 1,5%


(8)

Perhitungan PPN

Jml Pembelanjaan x 10/110

Belanja Rp 1,500,000

PPN DN = Rp 136,364

PPN =


(9)

Kewajiban

PPh Pasal 23

Melakukan pemungutan PPh 23 atas

penghasilan pihak lain (bengkel,

persewaan kendaraan, penyedia katering

dsb) dari jasa (sewa kendaraan, perawatan

kendaraan, reparasi inventaris dsb) yang

diterima.

Penyetoran paling lambat tanggal 10 bulan

berikutnya (kode 411124 / 100), pelaporan

paling lambat tanggal 20.


(10)

Kewajiban pelaporan

Untuk PPh 21 :

Harus dilaporkan sekalipun tidak ada

pengeluaran atau ada pengeluaran tapi PPh 21 Nihil. (lihat sanksi)

Untuk jenis pajak yang lain (PPh 22, 23, 4 ayat 2)

:

Hanya dilaporkan apabila ada transaksi yang memenuhi syarat untuk dikenakan, apabila tidak ada maka tidak perlu dilaporkan. Namun sanksi keterlambatan pelaporan apabila ada transaksi tetap berlaku.


(11)

Kewajiban PPN

Bendaharawan

BOS

Sekolah Negeri:

Memungut PPN atas pembelian barang ATK /

bahan / pengadaan bahan habis pakai, untuk

perawatan ringan gedung, dsb, sebesar

10%.

Bendaharawan

BOS

Sekolah Swasta :


(12)

Kewajiban PPN

ATAS PEMBELIAN BUKU-BUKU

PELAJARAN UMUM, KITAB SUCI DAN

BUKU-BUKU PELAJARAN AGAMA, TIDAK

PERLU MEMUNGUT PPH 22 DAN PPN

BUKU-BUKU SELAIN YG DISEBUT DIATAS

PERLU MEMUNGUT PPN 10%

Bendaharawan

BOS

Sekolah Swasta :


(1)

Pemotongan, Pemungutan, Pembayaran dan Pelaporan PPh Pasal 22

1. PEMBELIAN ATK/BAHAN/PENGGANDAAN DAN LAIN-LAIN PADA KEGIATAN PENERIMAAN SISWA BARU; KESISWAAN; ULANGAN HARIAN; ULANGAN UMUM; UJIAN SEKOLAH DAN LAPORAN HASIL BELAJAR SISWA; PEMBELIAN

BAHAN-BAHAN HABIS PAKAI, SEPERTI BUKU TULIS, KAPUR TULIS, PENSIL DAN BAHAN PRAKTIKUM; PENGEMBANGAN

PROFESI GURU; PEMBELIAN BAHAN-BAHAN UNTUK PERAWATAN/ PERBAIKAN RINGAN GEDUNG SEKOLAH

BENDAHARAWAN BOS SEKOLAH NEGERI DAN SWASTA TIDAK PERLU MEMUNGUT PPH PASAL 22 SEBESAR 1,5%


(2)

Perhitungan PPN

Jml Pembelanjaan x 10/110

Belanja Rp 1,500,000

PPN DN = Rp 136,364

PPN =


(3)

Kewajiban

PPh Pasal 23

 Melakukan pemungutan PPh 23 atas

penghasilan pihak lain (bengkel,

persewaan kendaraan, penyedia katering dsb) dari jasa (sewa kendaraan, perawatan kendaraan, reparasi inventaris dsb) yang

diterima.

 Penyetoran paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya (kode 411124 / 100), pelaporan paling lambat tanggal 20.


(4)

Kewajiban pelaporan

Untuk PPh 21 :

Harus dilaporkan sekalipun tidak ada

pengeluaran atau ada pengeluaran tapi PPh 21 Nihil. (lihat sanksi)

Untuk jenis pajak yang lain (PPh 22, 23, 4 ayat 2)

:

Hanya dilaporkan apabila ada transaksi yang memenuhi syarat untuk dikenakan, apabila tidak ada maka tidak perlu dilaporkan. Namun sanksi keterlambatan pelaporan apabila ada transaksi tetap berlaku.


(5)

Kewajiban PPN

Bendaharawan BOS Sekolah Negeri:

Memungut PPN atas pembelian barang ATK / bahan / pengadaan bahan habis pakai, untuk perawatan ringan gedung, dsb, sebesar 10%.

Bendaharawan BOS Sekolah Swasta :


(6)

Kewajiban PPN

ATAS PEMBELIAN BUKU-BUKU

PELAJARAN UMUM, KITAB SUCI DAN

BUKU-BUKU PELAJARAN AGAMA, TIDAK PERLU MEMUNGUT PPH 22 DAN PPN

BUKU-BUKU SELAIN YG DISEBUT DIATAS PERLU MEMUNGUT PPN 10%

Bendaharawan BOS Sekolah Swasta :