DIABETES MELLITUS DAN TERAPI INSULIN

DIABETES MELLITUS DAN TERAPI INSULIN

  

Oleh : Reni Fibriana, dr*)

Sari

Kurang lebih 10 tahun sebelum seseorang terdiagnosa diabetes, proses resistensi insulin dan

penurunan fungsi sel β pancreas telah terjadi. Hal ini yang menjadi salah satu katagori

diabetes mellitus termasuk penyakit kronik. Pengobatan insulin yang diberikan lebih awal

diduga akan dapat memperbaiki prodoksi sel beta pancreas, sehingga resistensi insulinpun

dapat dihambat dan kemungkinan penggunaan bermacam-macam obat atau kombinasi

insulin di kemudian hari dapat dicegah. Untuk mendapatkan hasil terapi yang sesuai

harapan, diperlukan insulin dengan profil menyerupai insulin orang sehat (insulin fisiologis)

dan insulin analog merupakan upaya membuat insulin menyerupai insulin yang fisiologis di

tubuh manusia. Berdasarkan lama kerjanya, insulin analog diklasifikasikan menjadi rapid

acting, long acting,dan premixed. Penggunaan insulin bukan hanya berfungsi menurunkan

kadar gula darah, ada fungsi-fungsi yang dapat memperbaiki kondisi kronik lainnya dan

tentunya insulin juga mempunyai efek samping yang perlu diperhatikan. Dengan penggunaan

insulin yang murni dan ditemukannya insulin analog dapat mengurangi kemungkinan efek

samping tersebut.

  Kata kunci : resistensi insulin, pengobatan insulin, insulin analog.

  I.

  borok lama sembuh, penglihatan kabur

   PENDAHULUAN Apakah Diabetes Mellitus Type 2

  sampai buta, cuci darah berulang. DMT2

  (DMT2) ?

  ditandai adanya kerusakan sel β pancreas progresif, sel yang memproduksi insulin.

  Diabetes Mellitus Type 2 (DMT2) Dalam kondisi normal (bukan Diabetes), adalah kondisi kronik ditandai dengan makanan yang telah kita makan akan tingginya kadar/nilai gula dalam darah diubah menjadi gula dalam darah (mulai 1 seseorang karena pankreas tidak mampu jam setelah makan), gula dalam darah akan memproduksi insulin yang cukup, atau diangkut oleh insulin ke sel-sel tubuh tubuh tidak mampu menggunakan insulin sebagai sumber energi dan kehidupan sel- secara efektif (resistensi insulin). Diabetes sel tubuh dapat menjalankan fungsinya

  Mellitus II (penyakit kencing manis) (jantung untuk memompa darah, ginjal bukanlah penyakit ringan dan tidak mudah menyaring darah, otak sebagai pusat dalam terapinya. Seringkali pasien datang informasi dan pengendali). Pada kondisi ke Dokter bukan karena mengeluh gula Diabetes, Jumlah insulin tidak mencukupi darahnya yang tinggi, tetapi mereka datang atau insulin tidak mampu bekerja optimal karena keluhan komplikasi dari mengangkut gula dalam darah ke sel tubuh,

  Diabetesnya, seperti penurunan berat badan, sehingga gula terjebak dalam aliran darah selalu merasa lelah/kekurangan energi,

  (gula dalam darah tinggi saat terdetek gatal di daerah kemaluan, kesemutan

II. PATOFISIOLOGI Bagaimana DMT2 bisa terjadi ?

  Berdasarkan patofisiologi DMT2, resistensi insulin terjadi paling dini. Resistensi insulin adalah kondisi di mana konsentrasi insulin dalam tubuh sangat tinggi akan tetapi tubuh tidak memberikan respon yang semestinya terhadap kerja insulin, sehingga seakan-akan tubuh kita kekurangan insulin.

  Gbr.1. Resistensi insulin Keadaan ini tak berubah jika tidak diperbaiki. Pada keadaan resistensi insulin, terjadi hiperinsulinema (peningkatan produksi insulin oleh sebagai kompensasinya), keadaan ini tidak bisa dipertahankan terus menerus karena sel β menurun fungsinya sehingga produksi insulin berkurang. Sehingga gula darah menjadi meningkat 1 jam setelah makan dan diikuti peningkatan gula darah puasa

  Berikut skema sederhananya : Patofisiologi DMT2 : resistensi insulin hiperinsulinemia penurunan fungsi sel beta produksi insulin menurun gula darah 1 jam post prandial naik kenaikan gula darah puasa

  Proses resistensi insulin dan penurunan fungsi sel β terjadi kurang lebih 10 tahun sebelum terdiagnosa diabetes. Sehingga pada saat pasien datang ke Dokter dengan keluhan seperti, banyak makan, banyak minum, banyak kencing, penurunan berat badan, selalu merasa lelah/kekurangan energi, gatal di daerah kemaluan, kesemutan sampai mati rasa di tungkai bawah, luka borok lama sembuh, penglihatan kabur sampai buta, cuci darah berulang, sebenarnya sudah terjadi kerusakan (penurunan) sel β.

  Skema patofisiologi DM : III.

   PENGOBATAN INSULIN PADA DMT2

  Pengobatan/terapi insulin bukan hal tahap akhir. Hal ini dipercaya oleh banyak penderita bahwa pengobatan insulin merupakan akhir dari penyakitnya. Pandangan ini muncul karena memori dari banyak keluarga seperti kakek/nenek meninggal, gagal ginjal,, amputasi kaki setelah terapi insulin. Insulin merupakan terapi Diabetes yang tepat untuk mencapai target gula darah dibandingkan dengan cara lainnya. Penggunaan insulin lebih dini diduga dapat memperbaiki produksi sel β pancreas dan mencegah penggunaan beberapa macam obat atau kombinasi insulin di kemudian hari. Seperti telah diketahui, pada pasien DM terjadi gangguan pengeluaran insulin basal (puasa) dan prandial (setelah makan) untuk mempertahankan kadar gula darah dalam maupun setelah makan. Dengan mengetahui mekanisme tersebut, maka telah dipahami bahwa hakikat pengobatan DM adalah menurunkan kadar glukosa darah baik puasa maupun setelah makan. Dalam rangka mencapai sasaran pengobatan yang baik, maka diperlukan insulin dengan karakteristik insulin menyerupai orang sehat(insulin fisiologis), yaitu kadar insulin yang sesuai dengan kebutuhan puasa dan setelah makan. Pemberian insulin basal dan insulin prandial, merupakan salah satu strategi pengobatan untuk memperbaiki kadar gula darah puasa atau sebelum makan. Oleh karena glukosa darah setelah makan merupakan keadaan yang dipengaruhi oleh kadar glukosa darah puasa, maka diharapkan dengan menurunkan kadar glukosa darah basal, kadar glukosa darah setelah makan juga ikut turun. resistensi insulin hiperinsulinemi s fungsi sel β turun produksi insulin turun hiperglikemia glikotoksisitas & lipotoksisitas turun resistensi insulin glukoneogenesi s & glikogenolisis naik hiperglikemik produksi & sekresi turun Berikut cara penentuan dosis insulin : Gambar : Memulai terapi insulin injeksi harian multiple pada pasien DMT1 ( Cheng and

  Zinman, 2005) Idealnya pemberian insulin sesuai dengan keadaan fisiologis tubuh, terapi insulin diberikan sekali untuk kebutuhan basal dan tiga kali dengan insulin prandial untuk kebutuhan setelah makan. Namun demikian, terapi insulin yang diberikan dapat divariasikan sesuai dengan kenyamanan penderita selama terapi insulin mendekati kebutuhan fisiologis.

  Tipe Insulin dan Cara Pemberian Insulin

  Cara pemberian insulin yang umum dilakukan adalah dengan semprit dan jarum, pen insulin, atau pompa insulin (CSII).

  Sampai saat ini, penggunaan CSII di Indonesia masih sangat terbatas. Pen insulin kini lebih popular dibandingkan semprit dan jarum. Cara penggunaannya lebih mudah dan nyaman, serta dapat dibawa kemana-mana. Kelemahannya adalah kita tidak dapat mencampur dua jenis insulin menjadi berbagai kombinasi, kecuali yang sudah tersedia dalam sediaan tetap (insulin

  premixed).

  Hitung Insulin Harian Total (IHT) = 0.5 unit x berat badan (kg) atau (penjumlahan dosis terakhir)

  Misal BB 60 kg, IHT = 30 unit Insulin Prandial Total (IPT) (lispro,Aspart, reguler) = 60 % dari

  IHT eg : 60% x 30 unit = 18 unit Dosis Sarapan = 1/3 dari IPT mis : 1/3 x 18 unit = 6 unit

  Dosis makan siang= 1/3 dari IPT Mis : 1/3 x 18 unit = 6 unit

  Dosis makan malam = 1/3 dari

  IPT Mis : 1/3 x 18 unit = 6 unit Insulin basal Total (IBT)

  (NPH, Glargin, Ultralente) = 40 % dari

  IHT Mis : 40% x 30 unit =12 unit Dosis sebelum tidur = IBT

  

Gbr. Pen insulin

  Bagan berikut menerangkan tipe-tipe insulin dan frekuensi penggunaan insulin Outline of Various Types of Insulin

  Type of Insulin Trade name Comment Rapid-acting insulin analogues Superior to regular human insulin in terms of more

  • Humalog 2-5 hours after a meal or overnigt

  Novorapid rapid action profile with reduced risk hypoglycemia Aspart

  Lispro

  • Apidra Gluisine -

  Premixed Usually used twice a day before breakfast and dinner; insulin/protamin provides postprandial coverage with 2 injection per Novolog Mix day, less flexible than use of basal-bolus therapy with

  • protamine a combination of rapid-acting and long aacting

  Aspart+aspart-

  • protamin

  Humalog Mix analogues Lispro+lispro-

  Long Acting Can be used with 1 injection per day in patient

  • Insulin analogues with type 2 diabetes

  Lantus Glargine Can be used with 1 injection per day in patient with type 2 diabetes; excellent reproducibility of

  • less weight gain than with other insulins

  Levemir absorbtion profile within individuals; possibly Detemir

  No recommended Onset of action is too slow and persistence of effect is Humulin R too long to mimic a normal prandial physiologic

  Regular

  • human insulin Novolin R profile; the result is impaired efficacy and increased risk of delayed hypoglycemia Does not provide a sufficiently flat “peakless” basal

  Humulin N insulin; highly variable absorbsion even within NPH insulin

  • Novolin N individuals; increased risk hipoglicemia compared with the long acting insulin analogues glargin or detemir.

  Endocr Prac.2009;15(No.6) SUMMARY OF INSULIN REGIMENS Insulin Regimen Components and frequency of administration Injection per day Basal Glargin or Detemir (daily or twice a day) 1 or 2 Premixed Novolog Mix or Humalog Mix (usually twice

  2 aday, occasionally used dayly or 3 times a day) Prandial Novolog, Humalog, or Apidra (usually 3 times

  3 a day) Basal-Bolus (Multiple Novolog, Humalog, or Apidra (usually 3 times

  4 daily injections) a day) in combination with glargin or detemir (daily)

  Continuous Novolog, Humalog, or Apidra Continuous subcutaneous insulin infusion

  Endocr Prac.2009;15(No.6) Dikutip dari AACE/ACE Consensus Statement,2009

  

Insulin dan Analognya dan insulin prandial. Insulin basal adalah

  jumlah kebutuhan insulin eksogen perunit Insulin adalah hormone yang yang dibutuhkan untuk mencegah dihasilkan oleh sel beta pulau-pulau hiperglikemia puasa. Insulin prandial langerhan kelenjar pancreas. Insulin adalah jumlah insulin yang dibutuhkan endogen adalah insulin yang dihasilkan untuk mengkonversi bahan nutrient ke oleh pancreas, insulin eksogen adalah dalam bentuk energi cadangan sehingga insulin yang disuntikkan dan merupakan tidak terbentuk hiperglikemik setelah produk farmasi. Pada DMT

  2 makan. direkomendasikan untuk menggunakan insulin sedini mungkin untuk menghambat Insulin basal terdiri dari insulin laju progresifitas perjalanan DMT 2 dan intermediate, dan insulin long acting. menghambat munculnya komplikasi Insulin prandial terdiri dari short acting dan rapid acting

  Pada mulanya, insulin didapat dari ekstrak pankreas binatang sapi dan babi, Cara pemberian : kemudian dari manusia (human insulin),

   SC : insulin short acting, dan terakhir lahirlah insulin analog. Insulin rapid acting,

  analog merupakan upaya untuk

  intermediate, dan insulin

  membuat insulin yang menyerupai

  long acting

  profile insulin yang fisiologis (normal) di

  

  IV : biasa langsung IV (

  tubuh kita. Pada human insulin, masih

  dicampur dalam botol terjadi resiko hiperglikemia (tingginya infuse yang mengandung kadar gula dalam darah) pada saat 1-2 jam glukosa) atau syringe setelah makan, dan hipoglikemik pump (insulin short

  (rendahnya kadar gula dalam darah) 4-5 acting dan rapid acting) jam setelah makan.

   (continous

  CSII acting dan rapid acting) j.

  Meningkatkan pembentukan mengeluarkan insulin tulang (peningkatan dengan kecepatan yang Osteogenesis) bervariasi sesuai dengan k. lipolisis

  Penurunan kebutuhan individu (penurunan FFA & Trigliserida, peningkatan HDL-C

  PENGGUNAAN

  INSULIN DALAM l.

  Penjagaan/penyediaan

  PRAKTEK SEHARI-HARI(Clinical

  hormone LH, FSH, Experiences : Focus on Novorapid ®,

  Testosteron Novomix®, Levemir®)

  Sekresi insulin normal (fisiologis)

KOMPLIKASI PENGOBATAN

  endogen yang relative jumlahnya konstan

  INSULIN

  basal dapat tergantikan dengan Levemir

  A. Hipoglikemia

  atau Detemir. Levemir dan Novorapid dapat Komplikasi terapi insulin yang dikombinasi. Levemir dapat dikombinasi paling penting adalah hipoglikemia. Terapi dengan beberapa obat diabet oral insulin intensif untuk mencapai sasaran

  (diminum). Premixed insulin analog kendali glukosa darah yang normal atau (Novomix) dapat digunakan jika dosis total mendekati normal cenderung meningkatkan insulin perhari lebih dari 30 units. Injeksi risiko hipoglikemia. Edukasi terhadap insulin Levemir yang dilakukan pagi hari pasien dan penggunaan rejimen terapi lebih baik dalam pengontrolan gula darah insulin yang mendekati fisiologis dapat daripada dilakukan malam hari ( Fritsche et mengurangi frekuensi hipoglikemia. al,2003). Levemir dianjurkan diberikan pagi (Tjokroprawiro,2003)

  B. Peningkatan berat badan

  Pada pasien dengan kendali glukosa Efek penggunaan Insulin yang buruk, peningkatan berat badan tidak

  (tjokroprawiro,2007-2011): dapat dihindari karena terapi insulin a.

  Mengontrol kadar gula memulihkan massa otot dan lemak tinggi (hiperglikemik) dan (pengaruh anabolik insulin). Penyebab penurunan HbA1C peningkatan berat badan yang lain adalah b. Cardio protection makan yang berlebihan serta kebiasaan c. Antipenyumbatan pipa darah mengudap untuk menghindari

  d. (melebarkan hipoglikemia. Pasien yang menjalani terapi Vasodilatasi pipa darah) insulin umumnya melakukan diet yang e.

  Antipenggumpalan darah lebih longgar dibandingkan dengan diet f. Anti-thrombosis ketat saat terapi dengan obat antidiabetik

  g. hormone Membangun oral. Hal tersebut juga dapat menyebabkan pertumbuhan peningkatan berat badan.

  h.

  Anti peradangan i. Antioksidan

  C. Edema insulin

  Edema (bengkak) dapat muncul pada pasien yang memiliki kendali glukosa darah buruk akibat retensi garam dan air yang akut. Edema dapat menghilang secara spontan dalam beberapa hari. Kadang-kadang dibutuhkan terapi diuretika (mengeluarkan cairan lewat kencing) untuk menatalaksana hal tersebut.

  D. Reaksi lokal terhadap suntikan insulin

  Lipohipertrofi merupakan pertumbuhan jaringan lemak yang berlebihan akibat pengaruh lipogenik dan

  growth-promoting dari kadar insulin yang

  tinggi di tempat penyuntikan. Hal itu dapat muncul pada pasien yang menjalani beberapa kali penyuntikan dalam sehari dan tidak melakukan rotasi tempat penyuntikan. Lipoatrofi adalah hilangnya jaringan lemak pada tempat penyuntikan. Saat ini, dengan penggunaan sediaan insulin yang sangat murni, lipoatrofi sudah sangat jarang terjadi.

  E. Alergi

  Saat ini, dengan penggunaan sediaan insulin yang sangat murni, alergi insulin sudah sangat jarang terjadi.

  DAFTAR PUSTAKA 1.

  Sony Wibisono (2011). Insulin Treatment in Diabetes Mellitus Type 2. Workshop Sumetsu-7, Mecarsu-7, Sobu-2.Surabaya, 11 Februari 2. Sri Murtiwi A. (2011). Insulin and Its Analogue (Focus on Aspart, Detemir, and

  Biphasic Insulin Aspart). Workshop Sumetsu-7, Mecarsu-7, Sobu-2. Surabaya, 11 Februari 3. Askandar Tjokroprawiro (2011). Practical Formula of Insulin Use in Daily Practice.

  Joint Symposium Sumetsu-7, Mecarsu-7, Sobu-2. Surabaya, 12-13 Februari 4. American Diabetes association (2011). Standart of Medical Care in Diabetes-2011.

  Diabetes Care 34(supl 1),521 5. Bolli CB,et al (1999). Insulin Analogue and Their Potensial in the Management of

  Diabetess Mellitus. Diabetologia 42, 1151 6. PB Perkeni (2006). Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta, Juni

  • ) Reni Fibriana, dr adalah Dokter di Pusdiklat Migas Cepu