Penentuan Warga Penerima Jamkesmas Pada Nagari Sicincin Dengan Metode Simple Additive Weighting

  69

Penentuan Warga Penerima Jamkesmas Pada Nagari Sicincin Dengan

Metode Simple Additive Weighting

  Nofri Yudi Arifin

  STT Ibnu Sina; Jl. Tengku Umar-Lubuk Baja, 0778-425391 Program Studi Teknik Industri, STT IbnuSina, Batam email :

  

Abstrak

  Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau Decision Support System (DSS) adalah sebuah sistem yang mampu memberikan kemampuan pemecahan masalah maupun kemampuan pengkomunikasian untuk masalah dengan kondisi semi terstruktur dan tak terstruktur. Sistem ini digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi semi terstruktur dan situasi yang tidak terstuktur, dimana tak seorangpun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat. Sistem Pendukung Keputusan atau dikenal dengan SPK merupakan bagian dari sistem informasi yang berbasis komputer. Selain itu SPK merupakan sistem berbasis pengetahuan yang memiliki beberapa sub sistem, yaitu sub sistem pengelolaan data (database), sub sistem pengelolaan model (model base), dan sub sistem pengelolaan dialog (user interface).

  Kata kunci: Sistem pendukung keputusan, Decision Support System, Keywords :SPK, DSS. database, user interface

  1. PENDAHULUAN

  1.1 Latar Belakang Masalah Jaminan kesehatan masyarakat (JAMKESMAS) merupakan program bantuan pemerintah dibidang kesehatan masyarakat. JAMKESMAS dikeluarkan pemerintah untuk membantu masyarakat miskin yang memerlukan layanan kesehatan yang tidak berbayar dengan demikian mendorong peningkatan kesehatan masyarakat yang tinggi. Dengan adanya bantuan kesehatan tersebut tidak ada kasus gizi buruk dan kasus lainya yang dialami masyarakat miskin. Program pemerintah sekarang ini penerimaannya tidak sesuai dengan kondisi dilapangan. Banyak masyarakat yang seharusnya mendapatkan bantuan tidak dapat bantuan.

  Proses pemilihan Jamkesmas yang dilakukan selama ini masih memiliki beberapa kelemahan sehingga menimbulkan beberapa persoalan, diantaranya sebagai yaitu proses pengolahan data pemilihan peserta Jamkesmas yang memakan waktu lama. Hal ini dapat mempengaruhi terhadap proses penetapan didalam pemilihan peserta Jamkesmas. Kemudian memungkinkan terjadinya kesalahan dalam pemilihan peserta Jamkesmas atau Tidak tepatnya sasaran untuk masyarakat yang berhak menjadi peserta Jamkesmas.

  1.2 Manfaat Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah 1. Dapat membantu mempercepat dan mempermudah serta mengurangi subjektifitas di dalam proses pengambilan keputusan penentuan peserta jamkesmas

  2. Mampu meningkatkan kualitas Kantor Nagari Sicincin jika sistem dapat membantu mempermudah pengambilan keputusan penentuan peserta jamkesmas.

  3. Dapat mengurangi subjektifitas dan menjadi lebih objektif dalam mengambil keputusan penentuan peserta jamkesmas.

  

Agustus 2018 | Vol. 2 | No. 2 | ISSN : 2597-8950 Jurnal Kreatif Industri

  Penentuan Warga Penerima Jamkesmas Pada Nagari Sicincin Dengan Metode Simple Additive Weighting 70

  2. METODE PENELITIAN

  2.1 Sistem Pendukung Keputusan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) merupakan sistem informasi interaksi yang menyediakan informasi, pemodelan, dan pemanipulasian data. Sistem itudigunakan untuk membantu pengambilan keputusandalam situasi yang semiterstruktur dan situasi yang tidakterstruktur, dimana tak seorang pun tahu secara pastibagaimana keputusan seharusannya dibuat, (Hidayat, Muafiq, 2016).

  Pada dasarnya Sistem Pendukung Keputusan ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari sistem informasi menejemen terkomputerisasi yang dirancang sedemikian rupa sehingga bersifat interaktif dengan pemakainya. Sifat interaktif ini dimaksudkan untuk memudahkan integrasi antara berbagai komponen dalam proses pengambilan keputusan seperti prosedur, kebijakan, teknik analisis, serta pengalaman dan wawasan manajerial guna membentuk suatu kerangka keputusan yang bersifat fleksibel

  2.2 Metode Simple Additive Weighting (SAW) Metode SAW dikenal juga dengan istilah metodepenjumlahan terbobot.Konsep dasar metode SAW adalahmencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja padasetiap alternatif dari semua atribut. Metode SAWmembutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X)ke suatu skala yang dapat memperbandingkan dengansemua rating alternatife yang ada (Hidayat, Baihaqi, 2016).

  Metode SAW mengenal adanya 2 (dua) atribut yaitu kriteria keuntungan(benefit) dan kriteria biaya (cost) (Mardani, 2015). Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada. Metode ini merupakan metode yang paling terkenal dan paling banyak digunakan dalam menghadapi situasi Multiple

  

Attribute Decision Making (MADM). MADM itu sendiri merupakan suatu metode yang

digunakan untuk mencari alternatif optimal dari sejumlah alternatif dengan kriteria tertentu.

  Metode SAW ini mengharuskan pembuatan keputusan menentukan bobot bagi setiap atribut. Skor total untuk alternatif diperoleh dengan menjumlahkan seluruh hasil perkalian antara rating (yang dapat dibandingkan lintas atribut) dan bobot tiap atribut. Rating tiap atribut haruslah bebas dimensi dalam arti telah melewati proses normalisasi matriks sebelumnya.

  2.3 Langkah-langkah dari metode SAW 1.

  Menentukan kriteria-kriteria yang akan dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan yaitu : (C)

  3. Membuat matriks keputusan berdasarkan kriteria (C), kemudian melakukan normalisasi matriks berdasarkan persamaan yang disesuaikan dengan jenis atribut (atribut keuntungan ataupun atribut biaya) sehingga diperoleh matriks ternormalisasi R.

  4. Hasil akhir diperoleh dari proses perankingan yaitu penjumlahan dari perkalian matriks ternormalisasi R dengan vector bobot sehingga diperoleh nilai terbesar yang dipilih seagai alternatif terbaik (A) sebagai solusi (Kusumadewi, 2006). Formula untuk melakukan normalisasi tersebut adalah : jika j adalah atribut keuntungan benefit r ij =

  ............... (2.1) jika j adalah atribut biaya cost Dimana : r ij = rating kinerja ternormalisasi ij

  Max = nilai maksimum dari setiap baris dan kolom Min ij = nilai minimum dari setiap baris dan kolom

   Agustus 2018 | Vol. 2 | No. 2 | ISSN : 2597-8950 Arifn 71

  X ij = baris dan kolom dari matriks Dengan rij adalah rating kinerja ternormalisasi dari alternatif A i pada atribut C j ; i = 1,2,...m dan j = 1,2,...,n.

  Nilai preferensi untuk setiap alternatif (V i ) diberikan sebagai : i V = ................. (2.2)

  ∑

  =1 Nilai V i yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif A i lebih Terpilih.

  Dalam perhitungan SAW ini, komponen utamanya adalah struktur hirarki sebagai persepsi awal. Proses akan beranjut pada pembobotan kriteria yang akan mempengaruhi semua elemen berikutnya. Pada dasarnya,

  2.4 Metode Yang Diusulkan Menentukan Kriteria-Kriteria

  

Menentukan Rating Kecocokan

Membuat Matriks Keputusan

Proses Perangkingan

Gambar 1. Metode Penelitian

  3. HASIL DAN PEMBAHASAN

  3.1 Menentukan Kriteria Pada studi kasus kali ini, masalah yang akan dipecahkan dan tujuan adalah menentukan penerima bantuan jamkesmas pada Kantor Wali Nagari Sicincin. Dengan sistem ini, akan ditentukan keluarga yang berhak menerima bantuan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Kriteria tersebut adalah sebagai berikut: 1.

  Pendapatan Perbulan 2. Pekerjaan Kepala Rumah Tangga 3. Jumlah Tanggungan 4. Rumah 5.

Pendidikan Terakhir Kepala Rumah Tangga

  3.2 Menentukan Rating Kecocokan Dari kriteria yang telah ditentukan dapat diberikan bobot kepentingan yang dinilai dari 1 sampai 5 terhadap setiap kriteria seperti yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

  Tabel 1 Nilai Bobot Kepentingan Bobot Nilai

  Sangat Penting

  5 Penting

  4 Cukup Penting

  3 Kurang Penting

  2 Tidak Penting

  1 Jurnal Industri Kreatif (JIK), Sekolah Tinggi Teknik Ibnu sina Penentuan Warga Penerima Jamkesmas Pada Nagari Sicincin Dengan Metode Simple Additive Weighting 72

  Bobot kepentingan dari setiap kriteria diberikan oleh pihak Kantor Wali Nagari Sicincin dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 2 Nilai Bobot Kriteria

  Kriteria Bobot Nilai Pendapatan Sangat Penting

  5 Pekerjaan Penting

  4 Jumlah Tanggungan Penting

  4 Rumah Penting

  4 Pendidikan

  3 Cukup enting

P

  Setelah nilai bobot kriteria ditentukan langkah selanjutnya menentukan matriks prioritas subkriteria berdasarkan kriteria penerimaan bantuan jamkesmas yang telah ditentukan oleh pihak Kantor Wali Nagari Sicincin dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

  Tabel 3 Sub Kriteria Pendapatan Perbulan (SC1) SC4 >= 4.100.000

  1 4.000.000 > SC4 >= 3.100.000

  2 3.000.000 > SC4 >= 2.100.000

  3 2.000.000 > SC4 >=1.100.000

  4 SC4 < =1.000.000

  5 Tabel 4 Sub Kriteria Pekerjaan (SC2) Pengangguran

  5 Petani

  4 Wirausaha

  3 P.Swasta

  2 PNS

  1 Tabel 5 Sub Kriteria Jumlah Tanggungan (SC3)

  1 Orang

  1

  2 Orang

  2

  3 Orang

  3

  4 Orang

  4 >= 5 Orang

  5 Tabel 6 Sub Kriteria Rumah (SC4) Layak

  2 Cukup Layak

  3 Kurang Layak

  4 Tidak Layak

  5 Agustus 2018 | Vol. 2 | No. 2 | ISSN : 2597-8950 Arifn Jurnal Industri Kreatif (JIK), Sekolah Tinggi Teknik Ibnu sina

  73

  Tabel 7 Sub Kriteria Pendidikan (SC5) SD

  5 SMP

  4 SMA

  3 D3

  2 S1

  1 Setelah dilakukan pemberian bobot terhadap masing-masing kriteria dan sub kriteria barulah dilakukan pengolahan data dengan menggunakan metode SAW terhadap data keluarga yang diperoleh. Pada proses ini diambil 10 keluarga sebagai contoh dalam melakukan pro ses perhitungan menggunakan metode SAW seperti dapat dilihat pada tabel diatas.

  Tabel 8 Kriteria Penentuan Jamkesmas Pada proses ini data 10 keluarga dilakukan konversi nilai bobot ke dalam masing-masing kriteria seperti dapat dilihat pada tabel diatas.

  Tabel 9 Konversi Kriteria Penentuan Jamkesmas

  Penentuan Warga Penerima Jamkesmas Pada Nagari Sicincin Dengan Metode Simple Additive Weighting 74

  3.3 Membuat Matrik Keputusan Pada proses selanjutnya dilakukan pengidentifikasian vector bobot kepentingan W dan matrik keputusan X. Vektor bobot kepentingan W= [5,4,4,4,3], sedangkan matrik keputusan X dapat dilihat sebagai berikut: a.

  Vektor bobot W = [5,4,4,4,3] b. Matrix keputusan X berdasarkan kriteria bobot

  Pada kasus kali ini, dikarenakan adanya cost (harga), sehingga ada dua atribut yaitu maksimum dan minimun. Untuk nilai benefit digunakan atribut maksimum, sedangkan untuk nilai harga (cost) digunakan minimun. Formula untuk melakukan normalisasi adalah sebagai berikut :

   Agustus 2018 | Vol. 2 | No. 2 | ISSN : 2597-8950 Arifn Jurnal Industri Kreatif (JIK), Sekolah Tinggi Teknik Ibnu sina

  75 Penentuan Warga Penerima Jamkesmas Pada Nagari Sicincin Dengan Metode Simple Additive Weighting Agustus 2018 | Vol. 2 | No. 2 | ISSN : 2597-8950

  76 Arifn 77

  Dari hasil perhitungan di atas dapat dilihat hasil normalisasi matrik X seperti dibawah ini:

  Jurnal Industri Kreatif (JIK), Sekolah Tinggi Teknik Ibnu sina

  Penentuan Warga Penerima Jamkesmas Pada Nagari Sicincin Dengan Metode Simple Additive Weighting 78

  3.4 Proses Perangkingan Pada proses selanjutnya dilakukan perhitungan hasil dengan menentukan skor nilai bobot

  V. Hasil akhir dari percarian keluarga yang berhak mendapat jamkesmas adalah skor nilai bobot V yang paling tinggi. Formula untuk mencari hasil akhir bobot V adalah sebagai berikut :

V = RW

  Keterangan : R = hasil normalisasi matrix X diatas W= bobot W yang telah ditentukan

  Cara untuk mencari bobot V ini adalah dengan mengalikan antara R dengan W baris kali kolom. Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut :

  Tabel 10 Penentuan Rangking

   Agustus 2018 | Vol. 2 | No. 2 | ISSN : 2597-8950 Arifn Jurnal Industri Kreatif (JIK), Sekolah Tinggi Teknik Ibnu sina

  79

  Dari hasil perhitungan bobot V tadi, dapat disimpulkan bahwa kandidat yang memiliki skor nilai 17.35 adalah keluarga yang berhak menerima jamskesmas yaitu keluarga Syafri seperti dapat dilihat pada tabel diatas.

  4. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil dalam melakukan penentuan peserta jamkesmas berdasarkan hasil analisa dan pengujian adalah:

  1. Dengan adanya Aplikasi sistem pendukung keputusan ini dapat memudahkan Kantor Wali Nagari dalam mengambil keputusan.

  2. Dengan Penggunaan metode SAW dapat membantu dalam menentukan peserta yang berhak menerima bantuan jamkesmas pada Kantor Wali Nagari Sicincin

  3. Dengan adanya Aplikasi sistem pendukung keputusan secara terkomputerisasi ini dapat membantu Kantor Wali Nagari Sicincin.

  4. Dengan adanya Aplikasi sistem pendukung keputusan ini dapat membantu dalam penetapan pemilihan peserta Jamkesmas pada Kantor Wali Nagari Sicincin.

  5. SARAN Sistem pendukung keputusan ini masih membutuhkan beberapa pengembangan untuk menjadikannya lebih sempurna dan hasil yang lebih akurat.

  DAFTAR PUSTAKA Hidayati, Baihaqi. (2016). Pengaruh Akuntabilitas, Transparansi, sistem Pengendalian

  intern dan Teknologi Informasi Terhadap Kualitas laporan Keuangan Daerah Di Kabupaten Bengkulu Tengah.

  Mardani. 2015. Aspek Hukum LembagaKeuangan Syariah di Indonesia. Jakarta : PT Kharisma Putra Utama. Kusumadewi S. et al. 2006. Fuzzzy

  Multi Attribute Decision Making (FUZZY MADM). Graha Ilmu, Yogyakarta.

  

Sanusi, S., Bora, M. A., & Anggraini, U. (2018). Analisa Sistem Antrian Pada Check-In

Counter Di Maskapai Lion Air Bandara Hang Nadim Batam. JURNAL INDUSTRI KREATIF (JIK) , 2(1), 81-86.

  Setyabudhi, A. L. (2017). Perumusan Strategi Bagi Perguruan Tinggi Swasta (PTS) Untuk Meraih Keunggulan Bersaing Studi Kasus Di Batam. Jurnal Teknik Ibnu Sina JT-IBSI , 2(2).

  

Setyabudhi, A. L. (2017). Perancangan Sistem Informasi Pengolahan Data Absensi dan

Pengambilan Surat Cuti Kerja Berbasis Web. JR: JURNAL RESPONSIVE

Teknik Informatika , 1(1).

  Setyabudhi, A. L. (2017). Analisis waktu standar pelayanan dan produktivitas pegawai menggunakan metode work sampling. Jurnal industri kreatif (JIK), 1(01), 9-20.

  Penentuan Warga Penerima Jamkesmas Pada Nagari Sicincin Dengan Metode Simple Additive Weighting Agustus 2018 | Vol. 2 | No. 2 | ISSN : 2597-8950

  80