HAK GUGAT dan PENYELESAIAN SENGKETA LINGKUNGAN

  HAK GUGAT dan PENYELESAIAN SENGKETA LINGKUNGAN Harsanto Nursadi Sengketa Lingkungan

PENGERTIAN DASAR SENGKETA

   Sengketa dalam pengertiannya yang luas (termasuk perbedaan pendapat, perselisihan, ataupun konfik) adalah hal yang lumrah dalam kehidupan bermasyarakat, yang dapat terjadi saat dua orang atau lebih berinteraksi pada suatu peristiwa/ situasi dan mereka

memiliki persepsi, kepentingan, dan

keinginan yang berbeda terhadap

PEMICU SENGKETA

  Pemicu terjadinya sengketa bermacam-macam, misalnya: kesalahpahaman perbedaan penafsiran; ketidak-jelasan pengaturan; ketidak-puasan; ketersinggungan; kecurigaan; tindakan yang tidak patut, curang atau tidak jujur; kesewenang-wenangan atau ketidakadilan terjadinya keadaan-keadaan yang tidak terduga.

  PENYELESAIAN SENGKETA LINGKUNGAN

PENYELESAIAN SENGKETA

  1) Penyelesaian sengketa lingkungan hidup

dapat ditempuh melalui pengadilan atau di

luar pengadilan.

  2) Pilihan penyelesaian sengketa lingkungan

hidup dilakukan secara suka rela oleh para

pihak yang bersengketa.

  3) Gugatan melalui pengadilan hanya dapat ditempuh apabila upaya penyelesaian sengketa di luar pengadilan yang dipilih dinyatakan tidak berhasil oleh salah satu atau para pihak yang bersengketa.

  PENYELESAIAN SENGKETA DI PENGADILAN 

  Gugatan Perdata 

  Tuntutan Pidana 

  Gugatan PTUN Penyelesaian Sengketa di Pengadilan:

HAK GUGAT

HAK GUGAT

   Individual,

   perwakilan kelompok,

   organisasi,

   Pemerintah

   Citizen Lawsuit

1. INDIVIDUAL

  

  Gugatan Voluntair yang bersifat sepihak (ex-

  parte), yaitu permasalahan yang diajukan

  untuk diselesaikan pengadilan tidak mengandung sengketa (undisputed matters), tetapi semata-mata untuk kepentingan pemohon.

  Masalah yang diajukan bersifat kepentingan sepihak semata (for the beneft of one party only) Permasalahan yang dimohon penyesuaian kepada PN, pada prinsipnya tanpa sengketa dengan pihak lain (without dispute or diferences with another party)

  Tidak ada orang lain atau pihak ketiga yang

  

  Gugatan Contensia, gugatannya mengandung sengketa antara dua pihak atau lebih. Permasalahan yang diajukan dan di minta untuk diselesaikan dalam gugatan, merupakan sengketa atau perselisihan di antara para pihak (between contending

  parties) 

  Permasalahan hukum yang diajukan ke pengadilan mengandung sengketa

  

  Sengketa terjadi di antara para pihan, paling kurang diantara dua pihak

  

  Gugatan perdata bersifat party, dengan komposisi, pihak yang satu bertindak dan

2. PERWAKILAN KELOMPOK

   suatu tata cara pengajuan gugatan

yang dilakukan satu orang atau lebih;

   orang tersebut bertindak mewakili kelompok (class representative) untuk diri sendiri dan sekaligus mewakili anggota kelompok (class members) yang jumlahnya banyak (numerous).

   antara yang mewakili kelompok dengan anggota kelompok yang diwakili memiliki kesamaan fakta atau

   TUJUAN GUGATAN KELOMPOK Mengembangkan Penyederhanaan Akses Masyarakat Memperoleh Keadilan

  Dengan adanya prosedur perwakilan gugatan yang dapat

mewakili orang banyak yang dirugikan secara hukum,

maka terjadi penyederhanaan akses masyarakat untuk

memperoleh keadilan.

  Mengefektifkan Efsiensi Penyelesaian Pelanggaran Hukum yang Merugikan orang banyak

Dengan gugatan perwakilan kelompok, maka gugatan

dapat dilakukan:

  Secara serentak atau sekaligus dan misal untuk kepentingan kelompok dengan hanya satu gugatan Gugatan dapat diajukan dengan berdasar pada fakta dan

dasar hukum yang sama dengan tergugat yang sama

Akan memperkecil kemungkinan gugatan yang saling

bertentangan untuk fakta dan dasar hukum yang sama dengan tergugat yang sama bila dilakukan secara perorangan

  

  Pasal 91UUPPLH (1) Masyarakat berhak mengajukan gugatan perwakilan kelompok untuk kepentingan dirinya sendiri dan/atau untuk kepentingan masyarakat

apabila mengalami kerugian akibat

pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup.

  (2) Gugatan dapat diajukan apabila terdapat kesamaan fakta atau

peristiwa, dasar hukum, serta jenis

  Gugatan Kelompok Gugatan Kelompok Gugatan Pribadi Gugatan Pribadi Vs Vs 2. Kelalaian, Kesengajaan kebijakan 1. Perbuatan Melawan Hukum (PMH)

  • - Kelompok - Sub kelompok (kalau perlu) Membentuk

  Gugatan Kelompok Gugatan Perdata Gugatan Pribadi Konvensional Menunjuk wakil kelompok (dengan surat kuasa) Menunjuk Kuasa Hukum Pengadilan 1.Notifokasi Pemeriksaan Negeri 2.Opt Out sampai (pemberitahuan waktu yang pada anggota) Gugatan SAH , Penetapan (putusan sela) TIDAK SAH , Penetapan (putusan FINAL) Pemeriksaan ditentukan hakim Diteruskan Jawab Menjawab Eksepsi dihentikan N _2 1 3 Kesimpulan Pembuktian © H Notifkasi Gugatan dikabulkan Gugatan ditolak Putusan Eksekusi menerima menolak

  

Tdk ada

surat kuasa

Surat Kuasa khusus

  Harus memenuhi syarat Adequacy of Representation (kelayakan wakil)

  Anggota Kelompok (Penggugat Pasif) Perkiraan jumlah korban (yg akan dikonfrmasi setelah putusan) identifed unidentifed

  Opt Out

Wakil Kelompok

  

(Penggugat

aktif)

1,2 or 5

  Kuasa Hk/Lawyer Class Actions

  Ke Ke sa ma an Fa kt a da n sa ma an H uk um KORBAN/ Penderita kerugian

  Pengadilan

3. ORGANISASI (HAK GUGAT

  LSM) UU 23/1997 ; Pasal 38 (1). Dalam rangka pelaksanaan tanggung jawab pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan pola kemitraan, organisasi lingkungan hidup berhak mengajukan gugatan untuk kepentingan pelestarian fungsi lingkungan hidup. (2).  Hak mengajukan gugatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terbatas pada tuntutan untuk hak melakukan tindakan

tertentu tanpa adanya tuntutan ganti rugi , kecuali biaya atau

pengeluaran riil. (3).  Organisasi  lingkungan hidup berhak mengajukan gugatan sebagaiamana dimaksud pada  ayat (1)  apabila memenuhi persyaratan: a. b. Berbentuk badan hukum atau yayasan.

  Dalam anggaran dasar organisasi lingkungan hidup yang bersangkutan menyebutkan dengan tegas bahwa tujuan didirikannya organisasi tersebut adalah untuk kepentingan pelestarian fungsi c. lingkungan hidup; Telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan anggaran dasarnya. YANG BOLEH DITUNTUT (PETITUM) 

  Tindakan tertentuyang boleh diminta dalam gugatan, antara lain meminta:

  Pengadilan memerintahkan tergugat untuk melakukan tindakan hukum tertentu yang bertujuan melestarikan fungsi lingkungan Pengadilan menyatakan tergugat telah melakukan PMH Pengadilan memerintahkan tergugat memperbaiki instalasi pengolahan limbah

  

  Biaya riil yang telah dikeluarkan oleh LSM UU 32/2009; Pasal 92 UUPPLH (1)

  Dalam rangka pelaksanaan tanggung jawab perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, organisasi lingkungan hidup berhak mengajukan gugatan untuk kepentingan pelestarian fungsi lingkungan hidup.

  (2) Hak mengajukan gugatan terbatas pada tuntutan untuk

  (3) Organisasi lingkungan hidup dapat mengajukan gugatan apabila memenuhi persyaratan: a.

  berbentuk badan hukum; b. menegaskan di dalam anggaran dasarnya bahwa organisasi tersebut didirikan untuk kepentingan pelestarian fungsi lingkungan hidup; dan

  c.

  telah melaksanakan kegiatan nyata sesuai dengan anggaran dasarnya paling singkat 2 (dua) tahun. Hak Gugat LSM Pada UU 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah

  Pasal 37 (1): Organisasi persampahan berhak mengajukan gugatan untuk kepentingan pengelolaan sampah yang aman bagi kesehatan masyarakat dan lingkungan.

  Pasal 37(2): Hak mengajukan gugatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terbatas pada tuntutan untuk melakukan tindakan tertentu, kecuali biaya atau pengeluaran riil.

  

Pasal 37(3) Organisasi persampahan yang berhak

mengajukan gugatan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) harus memenuhi persyaratan: a. b. berbentuk badan hukum; mempunyai anggaran dasar di bidang pengelolaan sampah; c. dan telah melakukan kegiatan nyata paling sedikit 1 (satu) tahun

4. PEMERINTAH

   UU 23/1997; Pasal 37 UUPLH

  (2).  Jika  diketahui bahwa masyarakat menderita karena

akibat pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup

sedemikian rupa sehingga mempengaruhi perikehidupan

pokok masyarakat, maka instansi pemerintah yang bertanggung jawab di bidang lingkungan hidup dapat  bertindak untuk kepentingan masyarakat.

  UU 32/2009; Pasal 90 UUPPLH (1) Instansi pemerintah dan pemerintah daerah yang

bertanggung jawab di bidang lingkungan hidup berwenang

mengajukan gugatan ganti rugi dan tindakan tertentu terhadap usaha dan/atau kegiatan yang menyebabkan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang

   Penjelasan pasal 90(1) UUPPLH: Yang dimaksud dengan “kerugian lingkungan hidup” adalah kerugian yang timbul akibat pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang bukan merupakan hak milik privat.

  Tindakan tertentu merupakan tindakan pencegahan dan penanggulangan pencemaran dan/atau kerusakan serta pemulihan fungsi lingkungan hidup guna menjamin tidak akan terjadi atau terulangnya dampak negatif terhadap lingkungan hidup.

4. CITIZEN LAWSUIT

  

  Tidak dikenal dalam sistem hukum civil law (yang dianut Indonesia)

  

  Dikenal pada sistem hukum common law

  

  Sejarahnya Citizen Lawsuit pertama kali diajukan terhadap permasalahan lingkungan.

  

  Pada perkembangannya, Citizen Lawsuit tidak lagi hanya diajukan dalam perkara lingkungan hidup, tetapi pada semua bidang dimana negara dianggap melakukan kelalaian dalam memenuhi hak

GAGASAN POKOK CITIZEN

  LAWSUIT 

  Citizen Lawsuit pada intinya adalah mekanisme bagi Warga Negara untuk menggugat tanggung jawab Penyelenggara Negara atas kelalaian dalam memenuhi hak-hak warga Negara.

  

  Kelalaian tersebut didalilkan sebagai Perbuatan Melawan Hukum, sehingga CLS diajukan pada lingkup peradilan umum dalam hal ini perkara Perdata.

  

  Oleh karena itu Atas kelalaiannya, dalam petitum gugatan, Negara dihukum untuk

  mengeluarkan suatu kebijakan yang bersifat mengatur umum (regeling) agar

   KARAKTERISTIK CITIZEN LAWSUIT Berdasarkan gagasan pokok tersebut, maka dapat dijabarkan karakteristik dari Gugatan Citizen Lawsuit berdasarkan beberapa perkara CLS yang pernah diajukan di 1. Indonesia, adalah sebagai berikut: 

  Tergugat dalam CLS adalah Penyelenggara Negara,

Mulai dari Presiden dan Wakil Presiden sebagai pimpinan

teratas, Menteri dan terus sampai kepada pejabat negara di bidang yang dianggap telah melakukan kelalaian dalam memenuhi hak warga negaranya. Dalam hal ini pihak selain penyelenggara negara tidak boleh

dimasukkan sebagai pihak baik sebagai Tergugat

maupun turut tergugat, karena inilah bedanya antara

CLS dengan gugatan warga negara. Tergugat/Turut Tergugat maka Gugatan tersebut menjadi bukan Citizen Jika ada pihak lain (individu atau badan hukum) yang ditarik sebagai

Lawsuit lagi, karena ada unsur warga negara melawan warga negara.

  2.

  Perbuatan Melawan Hukum yang didalilkan dalam Gugatan adalah kelalaian Penyelenggara Negara dalam pemenuhan hak-hak warga negara. Dalam hal ini harus diuraikan bentuk kelalaian apa yang telah dilakukan oleh negara dan hak warga negara apa yang gagal dipenuhi oleh Negara. Penggugat harus membuktikan bahwa Negara telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum 3. tersebut, sebagaimana gugatan perdata biasa. 

  Penggugat adalah Warga Negara, yang bertindak mengatasnamakan warga negara. Penggugat dalam hal ini

cukup membuktikan bahwa dirinya adalah warga negara

Indonesia. Berbeda dengan class action, Penggugat tidak

harus merupakan kelompok warga negara yang dirugikan

secara langsung oleh negara, oleh karena itu Penggugat tidak harus membuktikan kerugian materiel apa yang telah dideritanya sebagai dasar gugatan, berbeda dengan gugatan perdata biasa. Indonesia, tidak perlu dipisah-pisah menurut kelompok kesamaan fakta dan

Selain itu Penggugat secara keseluruhan adalah mewakili Warga Negara

  4.

  Gugatan Citizen Lawsuit tidak memerlukan adanya suatu notifkasi Option Out setelah gugatan didaftarkan sebagaimana diatur dalam PERMA tentang Class Action. Dalam prakteknya di Indonesia yg didasarkan pada pengaturan di beberapa negara common law, Citizen Lawsuit cukup hanya dengan memberikan notifkasi berupa somasi kepada penyelenggara Negara.

  Isi somasi adalah bahwa akan diajukan suatu Gugatan Citizen Lawsuit terhadap penyelenggara Negara atas kelalaian negara dalam pemenuhan hak-hak Warga Negaranya dan memberikan kesempatan bagi negara untuk melakukan pemenuhan jika tidak ingin gugatan

diajukan. Pada prakteknya somasi ini harus diajukan selambat-

lambatnya 2 bulan sebelum gugatan didaftarkan, namun karena belum ada satupun peraturan formal yang mengatur hal tersebut, maka ketentuan ini tidak berlaku mengikat. 

5. Petitum dalam gugatan tidak boleh meminta

  adanya ganti rugi materiel, karena kelompok warga negara yang menggugat bukan kelompok yang

6. Petitum gugatan Citizen Lawsuit harus berisi

  permohonan agar negara mengeluarkan

  

suatu kebijakan yang mengatur umum

(Regeling) agar perbuatan melawan hukum

  berupa kelalaian dalam pemenuhan hak warga negara tersebut di masa yang akan datang tidak terjadi lagi.  7. Petitum Gugatan Citizen Lawsuit tidak boleh

  berisi pembatalan atas suatu Keputusan

Penyelenggara Negara (Keputusan Tata

Usaha Negara) yang bersifat konkrit individual dan fnal karena hal tersebut

  merupakan kewenangan dari peradilan TUN. 

8. Petitum Gugatan Citizen Lawsuit juga tidak

  boleh memohon pembatalan atas suatu

Undang-undang (UU) karena itu merupakan

kewenangan dari Mahkamah Konstitusi (MK).

  Selain itu Citizen Lawsuit juga tidak boleh

  meminta pembatalan atas Peraturan perundang-undangan di bawah Undang-

undang (UU) karena hal tersebut merupakan

  kewenangan Mahkamah Agung (MA) sebagaimana kini telah diatur dalam PERMA tentang Judicial Review peraturan perundang- undangan di bawah undang-undang. 

BEBERAPA KASUS GUGATAN

  Gugatan CLS atas nama Munir Cs atas Penelantaran Negara terhadap TKI Migran yg dideportasi di Nunukan. à Dikabulkan Majelis Hakim Jakarta Pusat dengan Ketua Majelis Andi Samsan Nganro. Hasilnya adalah UU Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan perlindungan Tenaga Kerja Indonesia. Ini merupakan Gugatan CLS pertama yang muncul di Indonesia.

  2. Gugatan CLS atas kenaikan BBM oleh LBH

APIK à Ditolak, bentuk CLS tidak diterima Majelis

Hakim PN Jakpus.

  3. Gugatan CLS atas Operasi Yustisi oleh LBH Jakarta à Ditolak, bentuk CLS tidak diterima Majelis

   DI NEGARA LAIN 1.     Di Amerika Serikat Gugatan seorang Warga Negara Amerika atas

kelalaian Pemerintah dalam melakukan pelestarian

terhadap Spesies kelelawar langka di Amerika. Gugatan tersebut dikabulkan dan hasilnya adalah pemerintah Amerika mengeluarkan Act tentang Konservasi kelelawar langka tersebut.  2.     Di India

Gugatan seorang Warga Negara India atas kelalaian

  Pemerintah India dalam melestarikan sungai gangga yang merupakan sungai suci bagi umat

hindu. Hasilnya adalah Larangan pemerintah India kepada pabrik-pabrik di sekitar sungai Gangga melakukan pencemaran terhadap sungai.    Penyelesaian Sengketa di luar Pengadilan

PENYELESAIAN SENGKETA DI LUAR PENGADILAN (OUT COURT) I.

  Primary: A. Ajudikasi : Arbitrasi B. Non Ajudikasi: a.

  Negosiasi b. Mediasi c. Konsiliasi; d. Konsultasi; e. Penilaian/ pendapat ahli; f. Evaluasi netral dini (early neutral evaluation); g. Pencarian fakta netral (neutral fact-fnding II.

  Hybrid: A. Mini Trial B. Med-arb

LATAR BELAKANG

   Ketidakpuasan Terhadap Proses Pengadilan Yang

Memakan Waktu Yang Relatif Lama , Mahal Dan

Sulit Penyelesaian Sengketamelalui Pengadilan

Menimbulkan Perasaan Bermusuhan Di Antara

Para Pihak Adanya Budaya Musyawarah Yang Telah Dikenal Dalam Berbagai Masyarakat Penyelesaian Bersifat Win-win Solution Memperhatikan Aspek Substantif, Prosedural

  Dan Psikologis

  Negosiasi Mediasi Arbitrasi Penyelesaian Penyelesaian Penyelesaian Sengketa Yang Sengketa Yang Sengketa Yang Dilakukan Oleh Dilakukan Dilakukan Oleh Para Pihak Melalui Pihak Ketiga Melalui Perundingan Yang Mempunyai Perundingan Dibantu Oleh Wewenang Tanpa Dibantu Pihak Ketiga Untuk Memutus Oleh Pihak Yang Netral Dan Ketiga Tidak Mempunyai

  Wewenang Untuk Memutus

ALTERNATIVE DISPUTE RESOLUTION

Pasal 85 Penyelesaian sengketa lingkungan hidup di luar pengadilan a.

  1)

  dilakukan untuk mencapai kesepakatan mengenai: b. bentuk dan besarnya ganti rugi; c. tindakan pemulihan akibat pencemaran dan/atau perusakan; tindakan tertentu untuk menjamin tidak akan terulangnya d. pencemaran dan/atau perusakan; dan/atau tindakan untuk mencegah timbulnya dampak negatif terhadap 2) lingkungan hidup.

  

Penyelesaian sengketa di luar pengadilan tidak berlaku

terhadap tindak pidana lingkungan hidup sebagaimana 3) diatur dalam Undang-Undang ini.

  Dalam penyelesaian sengketa lingkungan hidup di luar pengadilan dapat digunakan jasa mediator dan/atau arbiter untuk membantu menyelesaikan sengketa lingkungan hidup.

   Masyarakat dapat membentuk

lembaga penyedia jasa penyelesaian

sengketa lingkungan hidup yang bersifat bebas dan tidak berpihak.

   Pemerintah dan pemerintah daerah

dapat memfasilitasi pembentukan

lembaga penyedia jasa penyelesaian

sengketa lingkungan hidup yang bersifat bebas dan tidak berpihak.

ADR PADA UU 4/82; 23/97; 32/09

  UU 4 Tahun UU 23 UU 32

82 Tahun 97 Tahun 09

  Bersifat Wajib Bersifat Bersifat sukarela sukarela Dilakukan oleh Dilakukan Dapat Tim/Tri Partit oleh Arbiter menggunaka

(Penderita/kor atau n jasa Arbiter

ban; Mediator atau Mediator

Pencemar; Pemerintah)