PENCEMARAN UDARA OLEH LOGAM TIMBAL

PENCEMARAN UDARA OLEH LOGAM TIMBAL (Pb) DARI
KENDARAAN BERMOTOR
Diajukan untuk memenuhi
Tugas Mata Kuliah Sanitasi Pemukiman & Tempat-Tempat Umum

Oleh:
Olivia

I1A113043

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2015

BAB I
LATAR BELAKANG
Permasalahan lingkungan merupakan hal yang sangat penting untuk segera
diselesaikan karena menyangkut keselamatan, kesehatan, dan kehidupan manusia.
Udara merupakan faktor yang penting dalam kehidupan, namun dengan
meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri, kualitas udara

telah mengalami perubahan. Udara yang dulunya segar, kini kering dan kotor,
namun sayangnya kita tidak dapat memilih udara yang kita hirup. Jika terjadi
pencemaran udara yaitu masuk-nya zat pencemar (berbentuk gas-gas dan partikel
kecil/aerosol) ke dalam udara maka sejak itulah manusia akan menerima dampak
yang ditimbulkan oleh pencemar udara tersebut (T3).
Sistem transportasi jalan adalah penyumbang emisi polutan pencemar
yang umum terutama diperkotaan. Sumber Polutan merupakan unsur kimia dari
emisi gas buang kendaraan transportasi jalan yang terdiri dari unsur O3 (ozon),
CO (carbon monoksida), NO2 (natrium dioksida), SO2 (sulfur dioksida), Pb
(plumbum atau timah hitam dan PM (partikulat) yang mencemari udara dan
selanjutnya menyebabkan penyakit pada manusia. Salah satunya dampak aktivitas
transportasi adalah terjadinya pencemaran udara oleh emisi gas buang Timbal (Pb)
yang merupakan logam berat yang bersifat toksin, mempengaruhi lingkungan,
kesehatan manusia dan bersifat akumulatif (T1).
Timbal (Pb) dapat ditemukan di berbagai media lingkungan seperti udara,
air, debu dan tanah. Logam Pb atau bentuk persenyawaannya berasal dari
pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor, emisi industri dan dari penggunaan
cat bangunan yang mengandung Pb. Timbal (Pb) di alam terdapat dalam dua
bentuk yaitu gas dan partikel. Pb yang terbanyak di udara adalah Pb organik dan
terutama berasal dari pembakaran tetra ethyl lead (TEL) dan tetra methyl lead

(TEMEL) yang terdapat dalam bahan bakar kendaraan bermotor. Tetra ethyl lead
(TEL) yang banyak pada bahan bakar terutama bensin, diketahui bisa menjadi
racun yang merusak sistem pernapasan, sistem saraf, serta meracuni darah. Untuk
itu perlu dilakukan berbagai langkah penanggulangannya (t6).

BAB II
PEMBAHASAN
Dalam kesehariannya timbal (Pb) disebut juga dengan nama timah hitam,
secara internasional di sebut plumbum, dan dikelompokkan sebagai logam berat
dengan lambang Pb. Pb merupakan suatu logam berat yang lunak berwarna kelabu
kebiruan dengan titik leleh 3270 dan titik didih 1.6200 C. Pada suhu 550 – 6000C
timbal menguap dan bereaksi dengan oksigen dalam udara membentuk timbal
oksida. Walaupun bersifat lentur, timbal sangat rapuh dan mengkerut pada
pendinginan, sulit larut dalam air dingin, air panas dan air asam. Timbal dapat
larut dalam asam nitrit, asam asetat dan asam sulfat pekat. Bentuk oksidasi yang
paling umum adalah timbal (II) dan senyawa organometalik yang terpenting
adalah timbal tetra etil (TEL: tetra ethyl lead), timbal tetra metil (TML : tetra
methy lead) dan timbal stearat. Merupakan logam yang tahan terhadap korosi atau
karat, sehingga sering digunakan sebagai bahan coating (t1).
Sumber-sumber


yang menyebabkan timbal terdapat dalam udara ada

bermacam-macam. Di antara sumber alternatif ini yang tergolong besar adalah
pembakaran batu bara, asap dari pabrik-pabrik yang mengolah senyawa timbal
alkil, timbal oksida, peleburan biji timbal dan transfer bahan bakar kendaraan
bermotor, karena senyawa timbal yang terdapat dalam bahan bakar tersebut
dengan sangat mudah menguap. Kadar timbal dari sumber alamiah sangat rendah
dibandingkan dengan timbal yang berasal dari pembuangan gas kendaraan
bermotor (t1).
Timbal terdapat dalam 2 bentuk yaitu bentuk inorganik dan organik.
Dalam bentuk inorganik timbal dipakai dalam industri baterai (digunakan
persenyawaan Pb-Bi); untuk kabel telepon digunakan persenyawaan timbal yang
mengandung 1% stibium (Sb); untuk kabel listrik digunakan persenyawan timbal
dengan As, Sn dan Bi: percetakan, gelas, polivinil, plastik dan mainan anak-anak.
Disamping itu bentuk-bentuk lain dari persenyawaan timbal juga banyak
digunakan dalam konstruksi pabrik-pabrik kimia, kontainer dan alat-alat lainnya.
Persenyawaan timbal dengan atom N (nitrogen) digunakan sebagai detonator

(bahan peledak). Selain itu timbal juga digunakan untuk industri cat (PbCrO4),

pengkilap keramik (Pb-Silikat), insektisida (Pb arsenat), pembangkit tenaga listrik
(Pb-telurium). Penggunaan persenyawaan timbal ini karena kemampuannya
sangat tinggi untuk tidak mengalami korosi (t1).
Dalam bentuk organik timbal dipakai dalam industri perminyakan. Alkil
timbal (TEL/timbal tetraetil dan TML/timbal tetrametil) digunakan sebagai
campuran bahan bakar bensin. Fungsinya selain meningkatkan daya pelumasan,
meningkatkan efisiensi pembakaran juga sebagai bahan aditif anti ketuk (antiknock) pada bahan bakar yaitu untuk mengurangi hentakan akibat kerja mesin
sehingga dapat menurunkan kebisingan suara ketika terjadi pembakaran pada
mesin-mesin kendaraan bermotor. Sumber inilah yang saat ini paling banyak
memberi kontribusi kadar timbal dalam udara (t1).
Setiap liter bensin dalam angka oktan 87 dan 98 mengandung 0,70g
senyawa Pb Tetraetil dan 0,84g Tetrametil Pb. Setiap satu liter bensin yang
dibakar jika dikonversi akan mengemisikan 0,56g Pb yang dibuang ke udara.
Logam Pb yang terkandung dalam bensin ini sangatlah berbahaya, sebab
pembakaran bensin akan mengemisikan 0,09 gram timbal tiap 1 km. (t3).
Manusia menyerap timbal melalui udara, debu, air dan makanan.
Tetraethyl lead (TEL), yang merupakan bahan logam timah hitam (timbal) yang
ditambahkan ke dalam bahan bakar berkualitas rendah untuk menurunkan nilai
oktan. Pb organik diabsorbsi terutama melalui saluran pencernaan dan pernafasan
dan merupakan sumber Pb utama di dalam tubuh.Selain itu mangan pada MMT

dan karsiogenik pada MTBE (bahan aditif pada bensin selain TEL yang
menghasilkan zat berbahaya bagi tubuh) (t3). Pb yang diabsorpsi diangkut oleh
darah ke organ-organ tubuh sebanyak 95%, Pb dalam darah diikat oleh eritrosit.
Sebagian Pb plasma dalam bentuk yang dapat berdifusi dan diperkirakan dalam
keseimbangan dengan pool Pb tubuh lainnya yang dibagi menjadi dua yaitu ke
jaringan lunak (hati, ginjal, sumsum tulang, sistem saraf) dan ke jaringan keras
(tulang, gigi, kuku, rambut) (t6).
Pb merupakan racun syaraf (neuro toxin) yang bersifat kumulatif,
destruktif dan kontinu pada sistem haemofilik, kardio-vaskuler dan ginjal. Anak

yang telah menderita tokisisitas timbal cenderung menunjukkan gejala hiperaktif,
mudah bosan, mudah terpengaruh, sulit ber-konsentrasi terhadap lingkungannya
termasuk pada pelajaran, serta akan mengalami gangguan pada masa dewasanya
nanti yaitu anak menjadi lamban dalam berfikir, biasanya orang akan mengalami
keracunan timbal bila ia mengonsumsi timbal sekitar 0,2 sampai 2mg/hari (t3).
Batasan toleransi Pb yang masuk kedalam tubuh per mingguan (provisional
tolerable weekly intake atau PTWI) Pb adalah 50 μg/kg berat badan untuk dewasa
dan 25 μg/kg berat badan untuk anak-anak. Kadar normal dalam darah orang
dewasa rata-rata adalah 10—25 μg/100 ml. Bila kandungan Pb lebih dari 80
μg/100 ml membahayakan bagi kesehatan berdasarkan standar WHO. Pada anakanak, kadar yang diperkenankan oleh Centre for Disease Control (CDC) adalah 10

μg/100 ml (t11).
Sumber Timbal
Pb dari pipa
air yang
korosif
Pb dalam
cat
Pb di
bensin/
kemacetan
jalan

Dampak penyakit:
Pb di air
Level Pb
di darah
Pb di udara
dan debu

-


Cardiovaskular
Terbelakang
mental
Anemia
Penurunan
fungsi ginjal

Aktivitas
industri

Efek yang ditimbulkan tidak main-main. Salah satunya yaitu kemunduran
IQ dan kerusakan otak yang ditimbulkan dari emisi timbal ini. Pada orang dewasa
umumnya ciri-ciri keracunan timbal adalah pusing, kehilangan selera, sakit
kepala, anemia, sukar tidur, lemah, dan keguguran kandungan. Selain itu timbal
berbahaya karena dapat mengakibatkan perubahan bentuk dan ukuran sel darah
merah yang mengakibatkan tekanan darah tinggi Keracunan timbal dapat

berakibat sakit perut, konstipasi, kram, mual, muntah, anoreksia, dan kehilangan
berat badan. Pajanan Pb pada wanita di masa kehamilan telah dilaporkan dapat

memperbesar resiko keguguran, kematian bayi dalam kandungan, dan kelahiran
prematur. Pada laki-laki, efek Pb antara lain menurunkan jumlah sperma dan
meningkatnya jumlah sperma abnormal (t3).
Untuk mengurangi semakin tingginya bahan pencemar yang ada di udara,
perlu adanya pohon-pohon yang berfungsi sebagai penyerap dan penjerap bahan
pencemar dan debu di udara yang dihasilkan kendaraan bermotor. Disamping
pohon-pohon yang mampu menjerap polutan, tanaman pisang hias, puring,
batavia dan bugenvil juga dapat direkomendasikan untuk elemen taman kota
karena toleran dan cukup toleran terhadap polutan. Kemampuan masing-masing
tumbuhan untuk menyesuaikan diri berbeda-beda sehingga menyebabkan adanya
tingkat kepekaan, yaitu sangat peka, peka dan kurang peka. Tingkat kepekaan
tumbuhan ini berhubungan dengan kemampuannya untuk menyerap dan
mengakumulasikan logam berat. sehingga tumbuhan adalah bioindikator
pencemaran yang baik. Tumbuhan akumulator mempunyai kemampuan untuk
mengakumulasikan unsur tertentu dalam konsentrasi yang tinggi tanpa
menimbulkan efek toksik pada tumbuhan (t8).
Kita ketahui bahwa pemicu utama kadar Pb udara adalah tingkat
kepadatan

arus


lalu

lintasnya

kendaraannya.

Sehingga

perlu

upaya

mengendalikannya dan menata masalah transportasi di Kota juga merupakan
upaya Pengendalian Pencemaran udara yang nantinya akan menurunkan dan
meminimalisir kandungan Pb. Pembangunan pusat-pusat per belanjaan, sekolah,
rumah sakit yang tidak terkonsentrasi dalam suatu wilayah akan dapat mengurangi
jarak perjalanan yang ditempuh sehingga emisi yang dihasilkan dari pergerakan
kendaraan dapat ditekan. Tersedianya transportasi massal yang nyaman dan aman
merupakan solusi untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi serta

mendorong penggunaan transportasi umum (t11).

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pencemaran udara yang terjadi saat ini didominasi oleh emisi kendaran bermotor
yang terdiri dari salah satunya timbal atau Pb. Timbal (Pb) yang merupakan logam
berat yang bersifat toksin, mempengaruhi lingkungan, kesehatan manusia dan
bersifat akumulatif. Timbal dapat membahayakan kesehatan dan menyebabkan
beberapa gangguan seperti pusing, kehilangan selera, sakit kepala, anemia, sukar
tidur, lemah, dan keguguran kandungan.
B. Saran