makalah macam macam batik beserta maknan

TUGAS MAKALAH
SEJARAH BATIK DAN MAKNANYA

AFINA NURFAUZAN
X TEKSTIL 1

SMKN 14 BANDUNG
DPK TEKSTIL 2017

BAB I
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini
sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan Oleh kerena itu saya harapkan kepada
para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 28 Agustus 2017

Afina Nurfauzan

8

DAFTAR ISI
BAB I
Kata Pengantar.....................................................................................................................
i
Daftar Isi..............................................................................................................................
ii
BAB II
Sejarah Batik........................................................................................................................
1
Batik Tasikmalaya................................................................................................................
3
Batik Pekalongan.................................................................................................................
3
Batik Megamendung............................................................................................................

4
BAB III
Kesimpulan..........................................................................................................................
I
Penutup................................................................................................................................
II

ii

SEJARAH BATIK
Batik berasal dari zaman nenek moyang yang dikenal sejak abad XVII yang ditulis
dan dilukis pada daun lontar. Saat itu motif atau pola batik masih didominasi dengan
bentuk binatang dan tanaman. Namun dalam sejarah perkembangannya batik
mengalami perkembangan, yaitu dari corak corak lukisan binatang dan tanaman lambat
laun beralih paada motif abstrak yang menyerupai awan, relief candi, wayang beber
dan sebagainya. Selanjutnya melalui penggabungan corak lukisan dengan seni dekorasi
pakaian muncul seni batik tulis.
Jenis dan corak batik tradisional tergolong amat banyak namun corak dan variasinya
sesuai dengan filosofi dan budaya masing masing daerah yang amat beragam. Budaya
bangsa Indonesia yang demikian kaya telah mendorong lahirnya berbagai corak dan

jenis batik tradisional dengan kekhususan masing masing.
Sejarah pembatikan di Indonesia berkaitan dengan perkembangan kerajaan
Majapahit dan kerajaan sesudahnya. Dalam beberapa catatan, perkembangan batik
banyak dilakukan pada masa masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerajaan
Solo dan Yogyakarta.
Kesenian batik merupakan kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi
salah satu kebudayaan keluarga raja raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik
dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan
keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengiku raja yang tinggal
diluar kertaon, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan
dikerjakan ditempatnya masing masing.
Dalam perkembangannya lambat laun kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat
dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan aum wanita dalam rumah tangganya untuk
men gisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga
istana, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria.
Bahan kain putih yang dipergunakan waktu itu adalah hasil tenunan ssendiri. Sedang
vbahan bahan pewarna yang dipakai terdiri dari tumbuh tumbuhan asli Indonesia yang
dibuat sendiri. Kerajina batik indonsia telah dikenal sejak zaman kerajaan majapahit dan

1


terus berkembang hingga kerajaan berikutnya. Adapun mulai meluasnya kesenian batik
ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad
ke- XVII atau abad ke- XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai
awal abad ke- XX dan batik cap dikenal baru setelah usai perang dunia kesatu atau
sekitar tahun 1920.

8

BATIK TASIKMALAYA
Menurut cerita masyarakat setempat, batik mulai dikenal di daerah wilayah
Tasikmalaya dan Jawa Barat secara umum, terjadi pada masa Kerajaan Tarumanegara.
Hal ini diperkuat dengan banyaknya populasi pohon tarum yang berguna dalam
pembuatan batik masa itu. Wilayah di Tasikmalaya yang dikenal dengan peninggalan
batiknya antara lain Mangunreja, Sukapura, Wurug, Maronjaya, dan Tasikmalaya Kota.
Sukapura merupakan pusat pemerintahan kerajaan masa lalu yang terletak di pinggir
kota Tasikmalaya. Dulunya, daerah ini ditempati banyak penduduk yang berasal dari
Jawa Tengah akibat gelombang pengungsian karena peperangan yang terjadi semasa
Kerajaan di Jawa Tengah yang sedang berkembang. Masyarakat yang kemudian
menetap di daerah sekitar Ciamis dan Tasikmalaya ini pada prinsipnya tetap membawa

kebiasaan membatiknya. Pada akhirnya, batik mulai berkembang di masyarakat Jawa
Barat, terutama di Tasikmalaya dan sekitarnya. Mulanya Batik Tasikmalaya sangat
mirip dengan Batik daerah Jawa Tengah. Namun, kondisi lingkungan sekitar
mengakibatkan batik Tasikmalaya memiliki karakternya tersendiri yang khas.
Ada keunikan sebelum proses membatik, yaitu: sebelum selembar kain batik, perajin
batik Sukapura merendam dan membilas kain itu sebanyak 15 kali. Air rendaman adalah
campuran air bersih, merang, dan minyak kacang tanah. Tujuan rendam-bilas berulang
kali ini adalah merapatkan serat kain agar kuat dan awet mengikat warna.
Motif Batik Tasikmalaya sangat kental dengan nuansa Parahyangan, seperti bunga
anggrek dan burung. Selain itu ada juga motif Merak-Ngibing, Cala-Culu, Pisang-Bali,
Sapujagat, dan Awi Ngarambat. Batik Tasikmalaya memiliki kekhasan tersendiri, yaitu
bermotif alam, flora, dan fauna. Ada juga motif batik Tasikmalaya lainnya, seperti akar,
antanan, balimbing, guci latar batu, lancah tasik, awi ngarambat, sente, rereng daun
peuteuy papangkah, tsunami udey, merak, calaculu, gunung kawi, kadaka, lamban
samping, lancah sawat ungu, rereng orlet, renfiel, rereng sintung, manuk rereng peutey
selong, manuk latar sisik, merak latar haremis, merak ngibing, parang, sidomukti
payung, sisit naga, taleus sukaraja, dan turih-wajit-Limar. Filosofi dari pencontohan
motif dari alam ini memiliki makna untuk selalu menjaga kelestarian alam sekitar.

3


BATIK PEKALONGAN
Menurut perkiraan batik sudah ada di Pekalongan sekitar tahun 1800. Bahkan
menurut informasi yang tercatat di Disperindag, pola batik itu ada yang dibuat 1802,
seperti pola pohon kecil berupa bahan baju.
Namun perkembangan yang signifikan diperkirakan terjadi setelah perang besar pada
tahun 1825-1830 di kerajaan Mataram yang sering disebut dengan perang Diponegoro
atau perang Jawa. Dengan terjadinya peperangan ini mendesak keluarga kraton serta
para pengikutnya banyak yang meninggalkan daerah kerajaan. Mereka kemudian
tersebar ke arah Timur serta Barat. Kemudian di daerah – daerah baru tersebut para
keluarga serta pengikutnya mengembangkan batik.
Ke timur batik Solo serta Yogyakarta menyempurnakan corak batik yang telah ada di
Mojokerto serta Tulungagung hingga menyebar ke Gresik, Surabaya serta Madura.
Sedang ke arah Barat batik berkembang di Banyumas, Kebumen, Tegal, Cirebon serta
Pekalongan. Dengan adanya migrasi ini, maka batik pekalongan yang telah ada
sebelumnya

semakin

berkembang.


Seiring

berjalannya

waktu, Batik

Pekalongan mengalami perkembangan pesat dibandingkan dengan daerah lain. Di
daerah ini batik berkembang di sekitar daerah pantai, yaitu di daerah Pekalongan kota
serta daerah Buaran, Pekajangan serta Wonopringgo.

Motif Batik dan Corak Batik Pekalongan
a. Ornament Khas Pekalongan
Tumbuhan dan burung garuda namun tidak ada cecek sawut atau cecek gori.
Pengisian motif berupa cecek garis-garis atau cecek pitu.
b. Motif Batik Jlamprang
Geometris. Motif ini dipengaruhi syiar agama Islam yang menghindari ornament
berbentuk makhluk hidup.
c. Motif Batik Liong


8

Sangat mirip burung Phoenix yaitu burung yang bulu sayap, kepala dan
ekornya bergelombang serta ornament Liong yaitu naga berkaki sebagai
pengaruh dari kebudayaan Cina
d. Motif dengan Warna Cerah
Motifnya mengikuti trend. Pengrajin batik di Pekalongan tidak ragu berinovasi
sehingga tercipta motif-motif baru.

5

BATIK MEGAMENDUNG
Tercatat jelas dalam sejarah, bahwa Sunan Gunung Jati yang menyebarkan
agama Islam di wilayah Cirebon pada abad ke-16, menikahi Ratu Ong Tien dari
China. Beberapa benda seni yang dibawa dari China seperti keramik, piring dan
kain berhiaskan bentuk awan. Pernikahan Sunan Gunung Jati dengan Ratu Ong
Tien menjadi pintu gerbang masuknya budaya dan tradisi China ke keraton
Cirebon. Para pembatik keraton menuangkan budaya dan tradisi China ke dalam
motif batik yang mereka buat, tetapi dengan sentuhan khas Cirebon, jadi ada
perbedaan antara motif megamendung dari China dan yang dari Cirebon.

Misalnya, pada motif Megamendung China, garis awan berupa bulatan atau
lingkaran, sedangkan yang dari Cirebon, garis awan cenderung lonjong, lancip
dan segitiga.
Proses membuat batik megamendung butuh kesabaran. Mega Mendung
terdiri dari kata Mega yang berarti langit atau awan, serta Mendung atau langit
yang meredup biasanya ada di saat akan turun hujan. Gradasi yang ada di motif
Mega Mendung tersebut sesuai dengan tujuh lapisan yang ada di langit. Istilah
mendung diartikan dalam kehidupan manusia sebagai sifat yang sabar, tidak
mudah marah. senimannya juga disyaratkan untuk bersabar, tak mudah emosi
dan telaten. motif Mega Mendung diciptakan untuk saling mengayomi. Ini
terlihat dari dua kata Mega dan Mendung. Mega berarti awan dan mendung
berarti redup itu juga maksudnya menaungi atau mengayomi. Mega itu
menggambarkan awan yang luas dan Mendung itu simbol Keraton Cirebon yang
berkewajiban mengayomi dan melindungi rakyatnya. Selalu membawa sejuk
dan kedamaian.

8

BAB III
KESIMPULAN

Jadi, batik adalah salah satu kekayaan budaya bangsa Indonesia yang harus kita
lestarikan. Oleh seba itu, kita harus bangga dan tidak boleh melupakannya. Batik di
Indonesia ada bermacam macam motif dan namanya hal itu disebabkan oleh budaya
yang beragam.

7

PENUTUP
Demikianlah makalah ini dibuat untuk memperkenalkan kembali sejarah batik dan
maknanya. Mohon maaf bila ada kesalahan, saya menerima kriik dan saran untuk
menyempurnakan kembali ssusunan makalah yang saya buat dilain waktu. Semoga
makalah dengan judul “Sejarah Batik dan Maknanya” ini dapat bermanfaat.

8