laporan pem buatan larutan ii

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR
PEMBUATAN LARUTAN
Dosen Pengampu: Dr. Kartimi, M.Pd

Oleh:
Nama

: Ahmadun

NIM

: 1413163049

Kelas

: Biologi C

Kelompok

: V (Lima)


Asprak

: Diana Yulianti
Rina Rahmawati

PUSAT LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH JURUSAN TADRIS IPA BIOLOGI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
2013

PEMBUATAN LARUTAN

A. Tujuan
1. Mengenal cara pembuatan larutan
2. Membuat larutan dengan pengenceran
3. Membuat larutan dengan pencampuran
B. Dasar Teori
1. Larutan
Merupakan campuran homogeny antara dua zat atau lebih yang berbeda jenis.

Ada dua komponen zat dalam pembuatan larutan, yakni zat terlarut dan zat
pelarut.
Fasa larutan dapat berupa fasa gas, cair, atau gas tergantung pada dua sifat
komponen larutan tersebut. Apabila fasa pembuat larutan atau zat-zat
pembentuknya sama. Zat yang berbeda dalam jumlah terbanyak umumnya disebut
pelarut, sedangkan zat yang lainnya disebut zat terlarut. (Drs. Mulyono HAM,
M.Pd.: 1).
Berdasarkan zat wujud terlarut dan zat pelarut, larutan dapat dibagi dalam
tujuh macam. Dari tiga jenis wujud zat seharusnya terbentuk sembilan macam zat
larutan, tetapi zat berwujud padat dan cair tidak membentuk dalam larutan dalam
pelarut berwujud gas. Partikel yang berwujud padat dan cair dalam zat lain yang
berwujud gas akan membentuk larutan heterogen. (Drs. Syukri S.: 352).
Selain itu masih ada beberapa macam penggolongan lain terhadap larutan.
Berdasarkan banyak jenis suatu zat yang menyusun larutan, dikenal dengan
larutan binner (tersusun dari dua jenis zat), larutan terner (tiga jenis zat penyusun),
larutan kuartener (empat jenis zat penyusun) dan seterusnya.
Menurut sifat hantaran listriknya, dikenal dengan larutan elektrolit (larutan
yang dapat menghantarkan arus listrik), dan larutan non elektrolit. (larutan yang
tidak dapat menghantarkan arus listrik). Sedangkan ditinjau dari segi kemampuan
suatu zat malarutkan ke dalam sejumlah pelarut pada suhu tertentu dikenal

sebagai:
a. Larutan Jenuh
b. Larutan Tak Jenuh

c. Larutan lewat jenuh
2. Pengenceran larutan
Prosedur laboratorium dalam kimia analitik sering kali mensyaratkan
pengambilan alikout dari sebuah larutan standar, mengencerkannya menjadi
volume yang lebihh besar dalam botol volumetrik.
3. Molaritas
Molaritas (M) adalah suatu konsentrasiyang mengukur banyaknya mol zat
terlarut dalam suatu liter larutan. Dapat di tulis dengan rumus :
M= mol zat terlarut

atau

M = mol

Liter larutan


V

Membuat suatu larutan untuk suatu eksperomen dapat dilakukan dengan
melarutkan zat padat (kristal) atau dengan melakukan pengenceran larutan
konsentrasi tinggi menjadi konsentrasi rendah.

C. Alat dan Bahan
1. Alat-alat

2. Bahan

a. Gelas arloji

a. aquades

b. Sendok/pengaduk

b. Kertas saring

c. Labu ukur


c. NaCl

d. Pipet tetes
e. Gelas kimia
f. Neraca
D. Prosedur kerja
1. Menghitung berapa gram senyawa yang harus ditimbang kemudian dilarutkan ke
dalam labu ukur
2. Menimbang sejumlah zat yang telah di hitung
3. Melarutkan dalam labu ukur sejumlah zat yang telah di timbang
4. Mencatat hasil penghitungan suatu penakaran zat.

 Pembuatan larutan A
-

Menghitung masa kristal.

-


Ditimbang.

-

Dimasukkan kedalam gelas kimia.

-

Setelah dimasukkan lalu ditambahkan aquades sampai dengan 50 ml.

-

Dimasukkan ke dalam labu ukur dan ditambahkan aquades 100 ml.

 Pembuatan larutan B
-

Diambil 10 ml. Lar hasil percobaan A

-


Dimasukkan kedalam labu ukur dan ditambahkan aquades sampai dengan
100 ml.

-

Dihitung konsentrasinya.

 Pembuatan larutan C
Penghitungan penambahan suatu zat pelarut ke dalam larutan
o Mol urea = V x M
= 0,1 x 0,1 mol L-1
= 0,01 mol
o Massa = mol urea x Mr (atom periodik)
= 0,01 x 60
= 0,6
Cara pembahasan:
Co(NH2)2
= Ar C = 12
= Ar O =16

= Ar N = 14 x 2
= Ar H = 1 x 4
=60

E. Hasil pengamatan
a). Cara pembuatan larutan:


Mol Urea

=V×M
= 0,1 × 0,1 mol
= 0,01 mol

Massa

= mol urea × Mr CO(NH2)2
= 0,1 × 60
=0,6 gram




Mol NaCl

=V×M
= 100 × 0,1
= 0,01 mol

Massa

= mol NaCl ×Mr
= 0,1 × 58
=0,58/ 0,6 gram



Mol Sukrosa = V × M
= 0,1 × 0,02
= 0,002 mol
Massa


= mol Sukrosa × Mr
= 0,002 × 330
= 0,66 / 0,7 mol

Zat Terlarut

Massa Zat Terlarut

NaCl

0,585 gram

Sukrosa

0,6 gram

Urea

0,684 gram


b). Membuat larutan dengan pengenceran


CO(NH2)2
R

= V1×M1

= V2×M2

0,01 × 0,1

= 0,1 × M2

0,001

= 0,1 × M2

M2

= 0,001
0,1



M2

= 0,01 M

= V1×M1

= V2×M2

0,01 × 0,1

= 0,1 × M2

0,001

= 0,1 ×M2

M2

= 0,001

NaCl
R

0,1
M2


= 0,01 M

C11H22O11
R

= V1×M1

= V2×M2

0,01 × 0,02

= 0,1 × M2

0,002

= 0,1 × M2

M2

= 0,002
0,1

M2

= 0,002 M

Zat Terlarut

Molaritas Zat Terlarut

NaCl

0,01 M

Sukrosa

0,01 M

Urea

0,002 M

c). Membuat larutan dengan pencampuran


CO(NH2)2
Mol capuran

= M1 ×V1 + M2 × V2
V1 + V2
= 0,01 ×0,1 + 0,1 × 0,01
0,01 + 0,1
= 0,001 + 0, 001
0,11
= 0,002
0,11
= 0,019



NaCl
Mol capuran

= M1 ×V1 + M2 × V2
V1 + V2
= 0,01 ×0,1 + 0,1 × 0,01
0,01 + 0,1
= 0,001 + 0, 001
0,11
= 0,002
0,11
= 0,019



C11H22O11
Mol capuran = M1 ×V1 + M2 × V2
V1 + V2
= 0,02 ×0,01 + 0,002 × 0,1
0,1 + 0,01
= 0,002 + 0, 0002
0,11
= 0,0004
0,11
= 0,0038

Zat Terlarut

Molalitas Zat Terlarut

NaCl

0,019 M

Sukrosa

0,019 M

Urea

0,0038 M

F. Pembahasan
Untuk menyatakan konsentrasi suatu larutan, dapat digunakan cara:
Fraksi mol
Perbandingan antara jumlah mol dari suatu komponen dengan jumlah total mol dalam
larutan

1. Molaritas : jumlah mol zat terlarut perliter larutan

2. Molalitas : jumlah mol zat terlarut per sati kilogram pelarut

3. Normalitas : Jumlah gram ekuifalen solute per liter larutan

4.

Persen berat : Jumlah massa zat terlarut dibagi jumlah larutan dikali 100%

5. Persen volume : persen dari volume zat terlarut dalam dalam suatu volume larutan

6. Persen berat volume : menyatakan massa zat terlarut dalam suatu volume larutan

7. Part per million : menyatakan satu milligram zat terlarut dalam satu liter larutan

8.

Part per billion : menyatakan satu microgram zat terlarut dalam satu liter larutan

Pada percobaan pertama dilakukan pengenceran larutan. Pengenceran
merupakan perlakuan untuk mendapatkan konsentrasi larutan yang lebih rendah dari
yang sebelumnya. Percobaan ini menggunakan H2SO4 sebagai larutan yang akan
diencerkan sekaligus merupakan zat terlarut dan menggunakan akuades sebagai
pelarut. Percobaan ini dilakukan untuk mendapatkan H2SO4 0,5 M sebanyak 100 ml
dari H2SO4 1 M. berdasarkan perhitungan volume H2SO4 yang dibutuhkan adalah 50
ml. Kemudian 50 ml H2SO4 dimasukkan kedalam labu takar 100 ml dan ditambahkan
akuades hingga larutan menjadi 100 ml. Fungsi penambahan akuades adalah untuk
menurunkan konsentrasi dari H2SO4. Setelah ditambahkan, labu takar dikocok agar
larutan menjadi homogen dan didapatkan larutan H2SO4 0,5 M sebanyak 100 ml.
Faktor kesalahan dari praktikum ini adalah ketika pengukuran volume larutan tidak
pas pada meniskus bawah.
Pada percobaan kedua adalah dilakukan pelarutan zat padat pada zat cair
untuk mendapatkan konsentrasi larutan dengan nilai tertentu. Pada percobaan ini
menggunakan padatan BaCl2 sebagai zat yang akan dilarutkan. Dan menggunakan
akuades sebagai pelarut. Percobaan ini dilakukan untuk mendapatkan larutan
BaCl2 0,1 M 250 ml. Berdasarkan perhitungan, massa BaCl 2 yang dibutuhkan adalah
5,2 gr. Kemudian BaCl2 ditimbang menggunakan neraca analitik. Pada saat
penimbangan tidak digunakan gelas kimia sebagai wadah, melainkan alumunium foil.
Hal ini dilakukan karna Gekas kimia terlalu berat, sedangkan alumunium foil lebih
ringan sehingga bisa didapatkan hasil yang lebih akurat. Setelah ditimbang,
BaCl2 yang masih berupa padatan dimasukkan kedalam gelas kimia dan ditambahkan
akuades secukupnya lalu diaduk agar BaCl2 dapat larut dalam akuades. Kemudian
BaCl2 yang sudah larutdimasukkan kedalam labu takar 250 ml dan ditambahkan
akuades hingga larutan menjadi 250 ml, kemudian diaduk agar larutan menjadi
homogen dan didapatkan larutan BaCl2 0,1 M sebanyak 250 ml. Faktor kesalahan

pada peercobaan ini adalah pengukuran menggunakan neraca analitik yang kurang
tepat dan pengukuran volume larutan yang kurang pas pada meniscus bawah.
G. Kesimpulan
Untuk membuat larutan dengan zat cair digunakan metode pengenceran.
Metode ini dilakukan untuk mendapatkan larutan dengan kond=sentrasi yang lebih
rendah.
Persamaan hubungan molar hamper sama dengan persamaan pengenceran
persen yang membedakan adalah persamaan molar menggunakan mol dari suatu
zat,sedangkan persamaan persen menggunakan persen volume dan persen massa dari
suatu zat.

DAFTAR PUSTAKA

http://semuacoretankuliah.blogspot.com/2012/11/laporan-kimia-dasar-i-pembuatanlarutan.html (09.11.2013 pukul 15.00)
http://muhammadfaisal-sakuru.blogspot.com/2013/02/laporan-kimia-pembuatanlarutan_8970.html (09.11.2013 pukul 15.00)
JR, R.A. Day & A.L. Underwood. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta:
Erlangga.
HAM, Mulyono. 2005. Membuat Reagen Kimia di Laboratorium. Jakarta: Bumi Aksara.

Lampiran:

Urea

s
ukrosa

Garam

Gelas beaker

Labu ukur

Kaca arloji

Corong kaca

Gelas ukur

Neraca analitik

Batang pengaduk

Pipet tetes