1 PENGARUH MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR IPA DI SD

  

PENGARUH MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER

TERHADAP HASIL BELAJAR IPA DI SD

Anggie Eko Januardi, Rosnita, Hery Kresnadi

  

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan Pontianak

Email: anggiekojanuardi@gmail.com

  

Abstract

This research purposed to analyzed how was the influence of Number Heads Together

approach in the Science learning improvement on the Fourth Grades Students of SDN 66

Pontianak. This research conducted experimental method;Quasi-Experimental with

nonequevalent control group design. The population was all of the fourth grades students

of SDN 66 Pontianak. 78 student were selected as the sample of this research, where it

consits of 39 control group students and 39 experiment group students. Technique of data

collecting was measurement technique with 45 multiple choice questions as the instrument.

The findings of this research had the mean score of control group about 71,46 while the

mean score of experimental group was 75,15. The result of hypothesis test (t-test) used t-

test separated varian were tcount 1,93 and ttable 1,667 (significant level (alpa)) = 5% and

dk = 7). It shower that tcount >ttable. So that Ha could be accepted. By this mean, there

were the difference of learning result between the students with Number Heads Together

learning and the students who had study without it. From the counting of effect size (Es), it

was 0,31(moderate). It can be concluded that Number Heads Together give a high

influence in Science learning on Fourth Grades Students of SDN 66 Pontianak.

  

Key words : influences, number heads together approach , learning outcomes, science.

  PENDAHULUAN

  Pendidikan pada dasarnya berupaya untuk mencerdaskan bangsa, menanamkan nilai-nilai moral, agama maupun norma-norma melalui kegiatan belajar. Oleh sebab itu sudah seharusnya menjadi tanggung jawab bersama untuk terus berusaha meningkatkan kualitas dalam penyelenggaraan pendidikan. Tercapainya tujuan pendidikan nasional berakar dari keberhasilan pembelajaran yang salah satunya dapat dilihat dari hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa ini diperoleh melalui proses pembelajaran yang merupakan pelaksanaan dari kurikulum sekolah.

  Menurut Srini M. Iskandar (1997: 2) menyatakan, “Ilmu Pengetahuan Alam merupakan terjemahan dari kata-kata Bahasa Inggris Natural dan Science, Natural artinya alamiah, berhubungan dengan alam, atau bersangkut paut dengan alam. Science artinya ilmu pengetahuan.” Sedangkan Hendro Darmodjo dan Jenny R.E Kaligis (1993: 3) menyatakan, “Istilah IPA atau Ilmu Pengetahuan Alam berarti ilmu tentang Pengetahuan Alam”.

  Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam memiliki beberapa tujuan untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki oleh siswa, antara lain adalah siswa memiliki kemampuan memahami konsep, menjelaskan keterkaitan antara konsep dan mempraktekkan konsep, secara teliti, efesien, dan tepat. Hal ini menunjukkan bahwa siswa dituntut untuk dapat mengaplikasikan konsep-konsep Ilmu Pengetahuan Alam yang telah mereka pelajari

  Salah satu upaya untuk mengatasi hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) diperlukan model yang dapat membangkitkan minat belajar siswa. Salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran Numbered

  numbering dan dibuat suatu kelompok kecil,

  Kemajuan dunia pendidikan saat ini ditandai dengan semakin bermunculan model- model pembelajaran yang sangat bervariasi. Model pembelajaran yang diharapkan dapat lebih membantu guru dalam mengajar guna terwujudnya kegiatan pembelajaran yang berkualitas. Pembelajaran yang berkualitas adalah pembelajaran yang dilaksanakan dengan mengutamakan bahan ajar, tipe pembelajaran, media pembelajaran, siswa dan guru. Untuk meningkatkan mutu pendidikan semua tergantung dari pada kemampuan guru dalam mengajar di sekolah termasuk dalam pemahaman serta memilih model pembelajaran. Hal tersebut adalah salah satu cara utama guru untuk mencapai tujuan pembelajaran di kelasnya.

  Penelitian yang akan dilaksanakan juga sudah di lakukan oleh peneliti lain yaitu Matlaul Anwar dengan judul “Pengaruh Penerapan Tipe Numbered Head Together Pada Pembelajaran Pendidikan Kewaranegaraan Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 01 Sungai Raya

  Model pembelajaran yang digunakan diharapkan dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk berkomunikasi dan berinteraksi sosial dengan siswa yang lain. Siswa di dalam kelompok akan berdiskusi dengan bersungguh

  diharapkan akan menarik minat belajar siswa sehingga siswa lebih mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru dan dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa akan sesuai dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

  Head Together (NHT) . Dengan model ini

  dengan melakukan eksperimen kecil melalui salah satu contoh materi pembelajaran.

  kemudian secara acak guru memanggil nomor dari siswa yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa

  • – sungguh dan siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai sehingga guru dapat terbantu dalam menyampaikan pelajaran. Sedangkan guru dalam pembelajaran ini bertindak sebagai motivator dan fasilitator aktivitas siswa.

  Numbered Heads Together diawali dengan Numbering

  Pengetahuan Alam Kelas V Sekolah Dasar Negeri 66 Pontianak Kota.”

  Group Design dengan pola sebagai berikut:

  penelitian ini adalah Nonequivalent Control

  exsperimental yang digunakan dalam

  (Sugiyono, 2015). Bentuk rancangan quasi

  Experimental Design atau eksperimen semu

  Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Jenis penelitian eksperimen ini menggunakan Quasi

  Head Together Terhadap Hasil Belajar Ilmu

  ”, sedangkan menurut Hamdani (2011: 89), “Numbered heads together adalah metode belajar dengan cara setiap siswa diberi nomor dan dibuat suatu kelompok, kemudian secara acak, guru memanggil nomor dari siswa.” Serta menurut Slavin dalam Todd Haydon, Lawrence Maheady and William Hunter (2010:229), “Students were first assigned to small, heterogenous groups according to their current academic ranks in class”. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa numbered heads together adalah metode belajar yang diawali dengan

  Berdasarkan latar belakang tersebut penelitian yang akan dilaksanakan ini berjudul “Pengaruh Penggunaan Model Numbered

  .” Persamaan dalam penelitian ini adalah menerapkan pembelajaran kooperatif model

  Numbered Head Together, Sedangkan

  perbedaan dalam penelitan ini adalah Mata pelajaran yang di pilih. Hasil penelitian menunjukan terdapat Pengaruh antara Tipe yang digunakan dengan hasil belajar siswa.

  Pengertian model Numbered Heads

  Together menurut Agus Suprijono (2013: 92),

  “Pembelajaran dengan menggunakan metode

METODE PENELITIAN

  Tabel 1. Rancangan Nonequivalent Control Group Design

  test siswa kelas kontrol dan eksperimen,

  

Kelas Pre-test Perlakuan Post-test

  Jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda. Instrumen tes dapat dikatakan baik dan dapat digunakan sebagai alat pengukuran jika memenuhi persyaratan yang baik. Suatu tes tidak bisa valid untuk sembarangan keperluan atau kelompok. Validitas tes perlu ditentukan untuk mengetahui kualitas tes dalam kaitannya dngan mengukur hal yang seharusnya diukur. Validitas bertujuan untuk melihat kesesuaian

  Instrumen Penelitian

  Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan teknik pengukuran. Teknik pengukuran adalah cara mengumpulkan data yang bersifat Kuantitatif untuk mengetahui tingkat atau derajat aspek tertentu dibandingkan dengan norma tertentu pula sebagai satuan ukur yang relevan (Hadari Nawawi 2012: 101). Alasan peneliti menggunakan teknik pengukuran dalam pengumpulan data karena data yang dikumpulkan dalam penelitian ini bersifat kuantitatif hasil belajar siswa yang diperoleh dari hasil tes.

  Teknik Pengumpulan Data

  66 Pontianak Kota yang terdiri dari dua kelas yaitu kelas VA, dan VB. Sampel yang digunakan adalah semua kelas V, yang terdiri atas kelas VB sebagai kelas eksperimen dan kelas VA sebagai kelas kontrol. Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah purposive sampling. Instrumen pada penelitian ini yaitu soal pre- test dan post-test.

  Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri

  Populasi dan Sampel

  menghitung rata-rata hasil post-test siswa kelas kontrol dan eksperimen, menghitung standar deviasi hasil post-test siswa kelas kontrol dan eksperimen, menguji normalitas data menggunakan rumus Chi Kuadrat, menguji homogenitas varians menggunakan uji F, menguji hipotesis data menggunakan uji t, menghitung effect size, (8) Membuat kesimpulan.

  eksperimen, (7) Mengolah data hasil belajar siswa yang terdiri dari memberikan skor post-

  Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu (1) Melakukan observasi ke sekolah yang menjadi tempat penelitian. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti bermitra dengan guru Sekolah Dasar Negeri

  tes pada siswa kelas kontrol dan kelas

  enam kali pertemuan, (6) Memberikan post-

  heads together dikelas kontrol sebanyak

  eksperimen sebanyak enam kali pertemuan dan tanpa menggunakan model numbered

  numbered heads together di kelas

  perlakuan dengan menggunakan model

  propusive sampling dan memberikan

  menguji normalitas data dengan menggunakan rumus Chi Kuadrat, menguji homogenitas varians menggunakan uji F, menguji hipotesis data menggunakan uji t, (5) menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan teknik

  pre-test kelas kontrol dan eksperimen,

  66 Pontianak Kota.(2) Melakukan persiapan yang terdiri dari membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyiapkan instrumen penelitian yang berupa soal pilihan ganda, melaksanakan validasi instrumen penelitian, melakukan uji coba soal dan menganalisis data hasil uji coba, (3) Memberikan pre-test pada siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen untuk mengetahui kemampuan awal siswa, (4) Mengolah data kemampuan awal siswa yang terdiri dari memberi skor pre-test kelas kontrol dan eksperimen, menghitung rata- rata hasil pre-test kelas kontrol dan eksperimen, menghitung standar deviasi hasil

  E O 1 X O 2 K O 3 - O 4 antara kompetensi dasar materi dan soal-soal pedoman penskoran. 2) Menguji normalitas tes agar yang dibuat memiliki validitas isi. dengan menggunakan rumus Chi-Kuadrat

  2 ( − )

  Hasil validasi soal sebanyak 60 soal untuk

  1

  1

  2

  .............................. (1) = ∑ digunakan. Kemudian soal tersebut diuji

  1

  3) Menguji homogenitas varians cobakan di kelas V Sekolah Dasar Negeri 66 Pontianak Kota. Selanjutnya setiap butir soal

  F = ............................ (2) dianalisis untuk mengetahui soal yang valid 4) Melakukan uji t, karena kedua kelas dan tidak valid setelah dianalisis 45 soal yang variansinya homogen dengan menggunakan layak untuk digunakan dinyatakan valid. rumus

  Berdasarkan hasil perhitungan uji coba soal x̅ −x̅

  1

  2

  .............. (3) t = di kelas VI Sekolah Dasar Negeri 66

  1

  1 (n1−1)s12+(n2−1)s22 √ + ( ) n1+ n2−2 n1 n2

  Pontianak Kota diperoleh reliabilitas tes sebesar 0,912 maka relibilitas tes tergolong

  HASIL PENELITIAN DAN tinggi. PEMBAHASAN Deskripsi Data Analisis Data

  Berdasarkan hasil pre-test, didapatlah rata-rata dan standar deviasi siswa kelas Hasil pre-test dan post-test dianalisis dengan kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada langkah-langkah sebagai berikut. 1) tabel berikut. Menghitung skor setiap jawaban siswa sesuai

  

Tabel 2. Kemampuan Awal Siswa

Pre-test

  

Eksperimen Kontrol

Nilai Nilai

  40-47 7 43,5 304,5 33-40 5 36,5 182,5 48-55 9 51,5 463,5 41-48 5 44,5 222,5 56-63 6 59,5 357 49-56 5 52,5 262,5 64-71 6 67,5 405 57-64 8 60,5 484 72-79 8 75,5 604 65-72 9 68,5 616,5 80-87 3 83,5 250,5 73-80 7 76,5 535,5

  Jumlah 39 2384,5 Jumlah 39 2303,5 Rata-rata 61,14 Rata-rata 59,06

  Standar Deviasi 13,00 Standar Deviasi 13,35 Nilai Tertinggi 84,44 Nilai Tertinggi

  80 Nilai Terendah

  40 Nilai Terendah 33,33 Berdasarkan tabel 2. terlihat bahwa skor kelas kontrol sebesar 59,06. Sehingga dapat tertinggi pre-test di kelas eksperimen sebesar diketahui bahwa rata-rata pre-test kelas

  84,44 dan skor terendah sebesar 40 sehingga eksperimen lebih tinggi dibandingkan rata- selisih antara skor tertinggi dan skor terendah rata pre-test kelas kontrol dengan selisih skor

  pre-test kelas eksperimen sebesar 44,44. sebesar 2,08.

  Sedangkan skor tertinggi pre-test di kelas Hasil perhitungan standar deviasi (SD) kontrol sebesar 80 dan skor terendah sebesar pada kelas eksperimen lebih kecil dari pada 33,33 sehingga selisih antara skor tertinggi dan kelas kontrol yaitu pada kelas eksperimen skor terendah pre-test kelas kontrol sebesar sebesar 13,00 dan pada kelas kontrol sebesar 46,67.

  13,35. Hal ini menunjukan bahwa data skor Rata-rata pre-test kelas eksperimen pre-test pada kelas eksperimen lebih tersebar sebesar 61,14 sedangkan rata-rata pre-test merata jika dibanding dengan kelas kontrol.

  

Tabel 3. Hasil Belajar Siswa

Post-test

  ℎ

  2

  = 5,28 diperoleh dengan

  2

  ℎ

  = 6,38 sedangkan uji normalitas skor post-test dikelas eksperimen

  2

  Hasil uji normalitas skor post-test dikelas kontrol diperoleh

  ℎ

  , maka hasil pre-test kedua kelas dinyatakan berdistribusi normal. Sehingga dilanjutkan dengan perhitungan homogenitas varians data pre-test.

  2

  <

  2

  ℎ

  7,815. Karena kedua data yang diperoleh

  = ( α = 5% dan dk = 6 – 3 = 3 sebesar 7,815. Karena kedua data yang diperoleh

  2

  2

  ℎ

  ℎ

  α = 5%) sebesar 1,72 karena

  sebesar 1,37 dan (

  test diperoleh ℎ

  Hasil uji homogenitas varians skor post-

  = 1,05 < = 1,72 maka data pre-test kedua kelompok dinyatakan homogen (tidak ada perbedaan yang signifikan).

  α = 5%) sebesar 1,72 karena

  <

  sebesar 1,05 dan (

  test diperoleh ℎ

  Hasil uji homogenitas varians skor pre-

  Uji Homogenitas Varians

  , maka hasil belajar kedua kelas dinyatakan berdistribusi normal. Sehingga dilanjutkan dengan perhitungan homogenitas varians data hasil belajar.

  2

  = ( α = 5% dan dk = 6 – 3 = 3 sebesar

  = diperoleh 6,66 dengan

  Eksperimen Kontrol Nilai Nilai

  53 53 49-57

  13 80 1040 76-84

  9 71 639 76-84

  13 71 923 67-75

  5 62 310 67-75

  4 62 248 58-66

  6 53 318 58-66

  1

  7 89 623 85-93

  44 49-57

  44

  1

  44 44 40-48

  1

  40-48

  14 80 1120 85-93

  4 89 356 Jumlah 39 2931 Jumlah 39 2787

  2

  tersebar merata jika dibanding dengan kelas kontrol.

  ℎ

  = 7,23 sedangkan uji normalitas skor pre-test dikelas eksperimen

  2

  ℎ

  Hasil uji normalitas skor pre-test dikelas kontrol diperoleh

  Uji Normalitas Data

  post-test pada kelas eksperimen lebih

  Rata-rata 75,15 Rata-rata 71,46 Standar Deviasi 10,29 Standar Deviasi 12,03

  Hasil perhitungan standar deviasi (SD) pada kelas eksperimen lebih kecil dari pada kelas kontrol yaitu pada kelas eksperimen sebesar 10,29 dan pada kelas kontrol sebesar 12,03. Hal ini menunjukan bahwa data skor

  Rata-rata post-test kelas eksperimen sebesar 75,15 sedangkan rata-rata post-test kelas kontrol sebesar 71,46. Sehingga dapat diketahui bahwa rata-rata post-test kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan rata- rata post-test kelas kontrol dengan selisih skor sebesar 3,69.

  64. Sedangkan skor tertinggi post-test di kelas kontrol sebesar 84 dan skor terendah sebesar 34 sehingga selisih antara skor tertinggi dan skor terendah post-test kelas kontrol sebesar 51,11.

  40 Berdasarkan tabel 3. terlihat bahwa skor tertinggi post-test di kelas eksperimen sebesar 91,11 dan skor terendah sebesar 40 sehingga selisih antara skor tertinggi dan skor terendah post-test kelas eksperimen sebesar

  40 Nilai Terendah

  Nilai Tertinggi 91,11 Nilai Tertinggi 88,89 Nilai Terendah

  = 1,37 < = 1,72 maka data post-test kedua kelompok dinyatakan homogen (tidak ada perbedaan yang signifikan). Kemudian dilanjutkan dengan uji hipotesis.

  IPA lebih menyenangkan sehingga menjadi lebih mudah melekat dalam ingatan siswa. Hal ini terlihat saat siswa menyampaikan kesimpulan di akhir pembelajaran. Siswa di kelas eksperimen lebih sigap dan cepat dalam menyampaikan materi-materi apa saja yang telah dipelajari sehingga terbukti dengan hasil post-test pada kelas eksperimen. Peningkatan hasil belajar siswa di kelas kontrol yang terjadi tidak terlalu terlihat, hanya beberapa siswa yang mengalami kenaikan nilai. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered). Guru lebih banyak mendominasi kegiatan pembelajaran dibandingkan dengan siswa. Siswa hanya berperan sebagai pendengar yang pasif dan mengerjakan hal yang disuruh guru serta melakukannya sesuai dengan yang dicontohkan.

  Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pre-test, maka diketahui rata-rata pre-

  IPA di kelas ekspeirmen dapat membantu siswa lebih aktif dalam melakukan percobaan dan menjadikan pelajaran

  number heads together pada pembelajaran

  Hasil belajar siswa yang diperoleh pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Perbedaan hasil belajar tersebut tersebut karena penggunaan model

  sedangkan rata-rata post-test kelas kontrol sebesar 71,46. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata post-test kelas eksperimen lebih tinggi dibanding rata-rata post-test kelas kontrol yaitu dengan selisih 3,69.

  post-test kelas eksperimen sebesar 75,15

  Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil post-test, maka dapat diketahui rata-rata

  2. Hasil Belajar Siswa

  together .

  kelas eksperimen dilakukan pembelajaran dengan menggunakan model number heads

  number heads together , sedangkan pada

  Setelah mengetahui kemampuan awal siswa di kedua kelas, maka selanjutnya diberikan perlakuan yang berbeda di masing- masing kelas. Pada kelas kontrol dilakukan pembelajaran tanpa menggunakan model

  sedangkan rata-rata pre-test kelas kontrol sebesar 59,06. Dapat dikatakan bahwa rata- rata pre-test kelas eksperimen dan kontrol tidak berbeda secara signifikan yaitu dengan selisih 2,08. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol tergolong homogen dan memiliki kemampuan belajar relatif sama sehingga penelitian dapat dilanjutkan.

  test kelas eksperimen sebesar 61,14

  Pembahasan 1. Kemampuan Awal Siswa

  • 39
    • – 1 = 77 dengan taraf signifikan

  sedang terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 66 Pontianak Kota.

  together memberikan pengaruh (efek) yang

  Untuk mengetahui besarnya pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran tematik, dihitung dengan menggunakan rumus effect size . Berdasarkan hasil perhitungan effect size diperoleh ES sebesar 0,31 yang termasuk dalam kriteria sedang, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model number heads

  Perhitungan Effect Size

  V Sekolah Dasar Negeri 66 Pontianak Kota” diterima kebenarannya.

  Berdasarkan hasil perhitungan uji-t diperoleh t hitung > t tabel atau 1,93 > 1,671, maka hipotesis penelitian diterima atau dapat dikatakan bahwa hipotesis penelitian yang berbunyi “Terdapat pengaruh penggunaan model number heads together terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas

  Pengujian Hipotesis

  number heads together pada hasil belajar siswa.

  (α) = 5% diperoleh t tabel = 1,671 maka dinyatakan Ha diterima sedangkan Ho ditolak. Dapat dinyatakan bahwa terdapat pengaruh penggunaan model

  Hasil perhitungan uji-t pada post-test dengan menggunakan uji t polled varian pada data post-test kelas eksperimen dan kontrol di dapat t hitung = 1,93 pada taraf signifikan (α)= 5% dan dk = 39

  = 0,98 dan ( α = 5% ) dan dk = 39 + 39

  ℎ

  Hasil perhitungan uji-t pada pre-test dengan menggunakan rumus polled varians diperoleh

  Uji Hipotesis (Uji-t)

  • – 1 = 77) sebesar 1,671 maka dinyatakan Ho diterima sedangkan Ha ditolak. Dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kemampuan awal siswa kelas kontrol dan eksperimen. Dengan demikian, penelitian dapat dilanjutkan.

3. Pengaruh Penggunaan Model Number

  ℎ

  Ada beberapa saran yang dapat peneliti sampaikan, adapun saran-saran sebagai berikut (1) disarankan kepada guru untuk menggunakan model number heads together sebagai salah satu alternatif dalam memvariasikan pembelajaran karena dengan penggunaan model number heads together dapat membantu siswa menyenangi pembelajaran IPA dengan lebih semngat dan aktif dalam pembelajaran (2) bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut dengan model numbered heads together untuk mendapatkan simpulan yang lebih meyakinkan, disarankan untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang lebih

  Saran

  (dengan harga effect size sebesar 0,31) terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 66 Pontianak.

  together memberikan pengaruh yang sedang

  (1,93) > (1,671), (2) Pembelajaran dengan model number heads

  ℎ

  = 1,93 dan pengganti harga (α = 5% satu pihak ) = 1,671. Karena

  Heads Together

  Dari hasil perhitungan effect size, diperoleh ES sebesar 0,31 yang termasuk kriteria sedang sehingga dapat dinyatakan bahwa pembelajaran

  number heads together terhadap hasil belajar menyenangkan dan disesuaikan dengan karakteristik dan tingkat kemampuan siswa disekolah dasar. dan juga sangat disarankan untuk dapat mempersiapkan nomor kepala cadangan jika nomor kepala yang digunakan siswa karet gelangnya putus dan sebagainya serta dapat mengatur waktu dengan baik agar tidak terjadi hambatan yang bisa membuat proses pembelajaran tidak memberikan hasil yang diharapkan.

  Pengetahuan Alam siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 66 Pontianak. Selain itu dirumuskan kesimpulan secara khusus yaitu (1) terdapat pengaruh penggunaan model

  together terhadap hasil belajar Ilmu

  Berdasarkan penelitian yang dilakukan di kelas V Sekolah Dasar Negeri 66 Pontianak Kota, hasil analisa data yang diperoleh dari hasil belajar maka secara umum dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan model number heads

  SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

  Terlepas dari keterbatasan yang dikemukakan di atas, selebihnya proses penelitian berlangsung dengan baik dan lancar sehingga hasilnya seperti yang sudah dipaparkan.

  Hasil effect size dengan kategori sedang juga dipengaruhi oleh keterbatasan peneliti selama melakukan penelitian. Beberapa keterbatasan yang terjadi saat penelitian berlangsung sebagai berikut. (a) beberapa orang siswa selama pembelajaran keluar- masuk kelas dengan alasan ke toilet dan membeli pulpen di koperasi. Hal ini mengganggu konsentrasi siswa dalam mengikuti pembelajaran, (b) dalam pembelajaran dikelas eksperimen, peneliti belum mampu membagi waktu secara efisien terutama saat pertemuan pertama sehingga pada saat percobaan dan mempresentasikan hasil diskusi kelompok tersebut masih kekurangan waktu atau tidak sesuai dengan waktu yang telah di tentukan (c) Siswa belum terbiasa maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil dari percobaan yang telah dilakukan, ini terlihat ketika peneliti memanggil setiap nomor untuk perwakilan kelompok masing-masing pasti nomor yang disebut langsung meminta teman kelompoknya yang maju (d) peneliti belum hafal nama dan karakter siswa secara keseluruhan. Hal ini menyebabkan peneliti kesulitan untuk menguasai kelas.

  IPA dengan menggunakan model number heads together memberikan pengaruh (efek) sedang terhadap hasil belajar siswa.

  Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 66 Pontianak. Karena berdasarkan pengujian hipotesis (uji-t) menggunakan rumus polled varians diperoleh

  Agus Suprijono. (2013). Cooperatif Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Hadari Nawawi. (2012). Metode Penelitian

  Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

  Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Pustaka Setia. Hendro Darmojo dan Jenny R.E Kaligis. (1992/1993). Pendidikan IPA 2. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Srini M. Iskandar. (1997). Pendidikan Ilmu

  Pengetahuan Alam. Jakarta: Departemen pendidikan dan Kebudayaan.

  Sugiyono. (2015). Metode Penelitian

  Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

DAFTAR RUJUKAN

  Todd Haydon, dkk. (2010). Effects of

  Numbered Heads Together on The Daily Quiz Scores and On Task Behavior of Students With Disabilities. Journal of Behavioral Education , Vol.19, No. 3.