MODUL PENGANTAR EKONOMI ISLAM

MODUL
PENGANTAR EKONOMI ISLAM

Oleh :

Penanggungjawab

: Fazis Azka

Tim Penyusun

: Arin Dwijaya

Mutia

Farida

Editor

Indri Oktavia


Naila Amalah

Kumita Ary F

Tia Meida

: Kumita Ary F

Study Community of Islamic Economics (SCIEmics)
Department Science Academic
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2013/1434 H

BAB I
KEDUDUKAN AQIDAH, SYARIAH, DAN AKHLAK

Makna Islam
Islam adalah kata bahasa Arab yang terambil dari kata salima yang berarti
selamat, damai, tunduk, pasrah, dan berserah diri. Obyek penyerahan diri ini adalah

Pencipta seluruh alam semesta, yakni Allah SWT. Dengan demikian islam berarti
penyerahan diri kepada Allah SWT.
Tegasnya agama disisi Allah ialah penyerahan diri yang sesungguhnya kepada
Allah. Jadi walaupun seseorang mengaku beragama islam, kalau dia tidak menyerah
yang sesesungguhnya kepada Allah, belumlah dia islam.
Selanjutnya islam memandang bahwa hidu manusia di dunia ini hanyalah
sebagian kecil dari perjelanan kehidupan manusia, karena setelah kehidupan di dunia ini
masih ada lagi kehidupan akhirat yang kekal abadi. Namun demikian, nasib seseorang
di akhirat nanti bergantung pada apa yang ia kerjakan selama di dunia, sebagaimana
sabda nabi Muhammad SAW. ad-dunya mazra’at al-akhirat (dunia adalah ladang
akhirat). Disinilah letak peranan islam sebagai pedoman dan petunjuk hidup manusia di
dunia (way of life).
Konsekuensi dari pandangan di atas adalah bahwa ajaran islam tidak hanya
terbatas pada masalah hubungan pribadi antara seorang individu dengan penciptanya
(hablum minallah), namun mencakup pula masalah hubungan antarsesama manusia
(hablum minannas), bahkan juga hubungan antar manusia dengan makhluk lainnya
termasuk dengan alam semesta dan lingkungan.

PENGANTAR EKONOMI ISLAM


Page 2

Cakupan Islam
Agama islam memiliki tiga aspek utama, yakni aspek aqidah, aspek syariah, dan
aspek akhlak.

Akidah disebut juga iman, sedangkan syariah adalah islam, dan akhlak disebut
juga ihsan. Aqidah menunjukan kebenaran islam, syariah menunjukan keadilan islam,
dan akhlak menunjukan keindahan islam.
Aspek Aqidah
Kata aqidah berasal dari bahasa Arab yaitu ‘aqad yang berarti ikatan. Menurut
ahli bahasa, defenisi aqidah adalah sesuatu yang dengannya diikatkan hati dan perasaan
halus manusia atau yang dijadikan agama oleh manusia dan dijadikannya pegangan.
Jadi, akidah ini bagaikan ikatan perjanjian yang kokoh yang tertanam jauh di dalam
lubuk hati sanubari manusia. Ia merupakan suatu bentuk pengakuan/persaksian secara
sadar mengenai keyakinan, keimanan, dan kepercayaan, bahwa ada suatu Zat Yang
Maha Esa yang telah menciptakan seluruh alam ini beserta isinya.
Singkatnya, aspek akidah yang berhubungan dengan masalah-masalah keimanan
dan dasar-dasar agama (ushuluddin). Karena itu, sering kali kata ‘aqidah dan iman
digunakan secara bergantian.

Aspek Syariah

PENGANTAR EKONOMI ISLAM

Page 3

Ajaran islam tidaklah berhenti pada kepercayaan saja. Setelah kita memahami
tentang iman serta mempercayai keenam rukun iman, pertanyaan berikutnya adalah apa
yang selanjutnya harus dilakukan? Jalan manakah yang harus ditempuh? Manakah yang
benar dan manakah yang salah? Apa yang mesti dikerjakan dan apa pula yang harus
dihindari? Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas diberikan oleh syariah.
Syariah adalah kata bahasa arab yang secara harfiahnya berarti jalan yang
ditempuh atau garis yang mestinya dilalui. Secara terminology, defenisi syariah adalah
peraturan-peraturan dan hukum yang telah digariskan oleh Allah, atau yang telah
digariskan pokok-pokoknya dan dibebankan kepada kaum muslimin supaya
mematuhinya, supaya syariah ini diambil oleh orang islam sebagai penghubung di
antaranya dengan manusia. Singkatnya, syariha itu berisi peraturan dan hukum-hukum,
yang menentukan garis hidup yang harus dilalui oleh seorang Muslim.
Menurut ajaran islam, syariat itu berasal dari Allah. Sebab itu maka sumber
syariat, sumber hukum dan sumber undang-undang datang dari Allah sendiri, yang

disampaikan kepada manusia dengan perantara rasul dan termaktub di dalam kitab-kitab
suci. Namun demikian, tidak seperti akidah yang sifatnya konstan, syariah mengalami
perkembangan sesuai dengan kemajuan peradaban manusia. Karena itu, syariah yang
berlaku di zaman Nabi Nuh a.s, berbeda dengan syariah di zaman Nabi Musa a.s, dan
berbeda pula dengan Nabi Ibrahim a.s, Isa a.s, dan Nabi Muhammad saw. Sebabnya
ialah karena setiap umat tentu menghadapi situasi dan kondisi yang khas dan unik,
sesuai dengan keadaan mereka sendiri, hal ihwal jalan pikirannya serta perkembangan
kerohaniannya. Jadi penerapan syariah ini mengikuti evolusi peradaban manusia, seiring
dengan diutusnya rasul-rasul keada umat-umat tertentu pada zaman-zaman tertentu.
Proses perkembangan syariah ini pada akhirnya tuntas dengan diutusnya Nabi

PENGANTAR EKONOMI ISLAM

Page 4

Muhammad saw. yang membawa syariah Islam. Dengan demikian, tidak ada lagi
perkembangan syariah syariah sesudah Nabi Muhammad saw., karena Islam sudah
rampung, tuntas dan sempurna.
1. Syariah dan Perubahan
Fakta menunjukkan bahwa persoalan-persoalan yang dihadapi manusia sepeninggal

Nabi Muhammad saw., terus berkembang. Muncul persoalan-persoalan baru yang
dahulunya tidak pernah terjadi pada masa-masa nabi. Masyarakat berkembang dengan
dinamis dari waktu ke waktu, dan dari tempat ke tempat.
Pertanyaannya adalah, mungkinkah semua perubahan itu diakomodasi oleh syariah
yang sudah rampung 14 abad yang lalu? Tidakkah perubahan yang terjadi itu
mengharuskan adanya perubahan-perubahan pula dalam syariah?
Sesuai defenisi syariat di atas, kita tau bahwa syariat ada dua bagian, yakni bagian
ibadah yang mengatur hubungan antara manusia dengan Allah (hablum minallah), dan
bagian muamalah yang mengatur hubungan manusia dengan manusia (hablum
minannas). Bagian ibadah terangkum dalam Rukun Islam yang lima. Sedangkan bagian
mualamah mencakup semua aspek hidup manusia dalam interaksinya dengan manusia
lain, mulai dari masalah pernikahan, perdagangan/ekonomi, sosial sampai polotik.
Pada bagian ibadah, umumnya tidak terjadi perubahan (evolusi) apa pun. Kondisi
hubungan kejiwaan antara seorang hamba dengan Allah tidak berbeda pada zaman nabi
dengan zaman informasi kini. Sholat, doa, puasa, zakat, dan haji tetap dapat dilakukan
tanpa perlu menyesuaikan dengan perkembangan zaman/tempat. Jadi, dalam soal
ibadah, pertanyaan di atas menjadi tidak relevan.

PENGANTAR EKONOMI ISLAM


Page 5

Namun bagaimana dengan masalah-masalah muamalah? Bukanlah masalah
muamalah yang dihadapi Rasullah saw sudah jauh berbeda dengan masalah muamalah
di zaman modern? Lalu bagaimana caranya masalah perbankan diatur dalam islam?
Di sinilah justru letaknya fleksibelitas syariah islam. Pada umumnya, syariat islam
dalam bidang muamalah hanya memberikan petunjuk-petunjuk dan prinsip-prinsip yang
sifatnya umum dan mendasar. Hal-hal rinci, detail, dan teknis tidak diatur, tetapi
diserahkan kepada manusia melalui proses ijtihad. Nabi bersabda, “Antum a’lamu bi
umuuri dunyakum” kalian lebih mengetahui urusan dunia kalian.
Dengan latar belakang di atas, para ulama telah merumuskan suatu kaidah dasar
dalam syariah, yang disebut dengan dua hukum asal, yakni hukum asal ibadat dan
hukum asal muamalah. Hukum asal ibadat menyatakan bahwa segala sesuatu dilarang
dikerjakan, kecuali yang ada petunjuknya dalam Qur’an dan Sunnah. Sedangkan
hukum asal muamalah menyatakan bahwa “segala sesuatu dibolehkan, kecuali ada
larangan dalam Qur’an atau Sunnah”
2. Syariah dan Fiqih
Syariah islam adalah hokum-hukum dan peraturan yang dibebankan oleh Allah swt,
kepada hamba-hamba-Nya. Syariat berisi perintah-perintah dan larangan. Perintah dan
larang ini dalam bahasa teknis ilmu fiqih disebut hukum taklifi. Ketika perintah dan

larangan ini disampaikan kepada manusia, maka timbul usaha untuk memahami dan
menafsirkan perintah dan larangan tersebut. Pemahaman dan penafsiran ini dilakukan
secara sistematis oleh para ulama dengan menggunakan metode tertentu. Hasil dari
usaha sistematis untuk memahami dan menafsirkan perintah dan larangan Allah swt, ini
dinamakan fiqih. Singkatnya, fiqih adalah tafsiran ulama atas syariah.
3. Pembagian hukum

PENGANTAR EKONOMI ISLAM

Page 6

Ketika para ulama berusaha untuk menafsirkan dan memahami syariah yang berisi
perintah dan larangan Allah swt itu, maka mereka mendapati bahwa menurut
kepastiannya, perintah dan larangan itu (yakni hukum taklifi), dapat digolongkan
menjadi dua, yakni yang sifatnya pasti dan tidak pasti. Perintah yang pasti disebut
wajib, sedangkan larangan yang pasti disebut haram. Perintah yang tidak pasti disebut
mandub (sunnah), sedangkan larangan yang tidak pasti disebut makruh. Disamping
perintah dan larangan Allah memberikan pilihan (takhyir) dan ini disebut mubah. Jadi
secara umum, ada lima hokum syara’ yang dikenal dalam fiqih Islam, yakni wajib,
sunnah, mubah, makruh, dan haram.

Aspek Akhlak
Akhlak (etika) sering disebut sebagai ihsan (berasal dari kata Arab hasan, yang
berarti baik). Defenisi ihsan dinyatakan sendiri oleh nabi dalam hadist berikut: “ihsan
adalah engkau beribadat kepada Tuhan seolah-olah engkau melihat-Nya sendiri ,
kalaupun engkau tidak melihat-Nya, maka ia melihatmu.” HR. Muslim.
Karena itu wajarlah jika akhlak menjadi tujuan puncak dari diutusnya nabi-nabi,
dan menjadi tolak ukur kualitas keberagaman seseorang. Ini dinyatakan sendiri oleh
nabi dalam salah satu hadistnya, “bahwasanya aku diutus Allah menyempurnakan
akhlak (budi pekerti).” HR. Ahmad.
Seperti halnya dengan syariat yang mengatur hablum minallah dan hablum
minannas, maka akhlak pun demikian. Akhlak memberikan panduan bagaimana
seseorang harus berperilaku terhadap Allah, dan juga terhadap sesama makhluk.
Iman, Islam, Ihsan
Tiga aspek ajaran islam yang sudah dijabarkan diatas sebenarnya terkait satu sama
lain, tidak bisa dipisah-pisahkan.

PENGANTAR EKONOMI ISLAM

Page 7


Iman adalah fondasi bangunan keagamaan seseorang agar ia dapat berperilaku
(beraklak) mulia. Kuat lemahnya iman seseorang dapat diukur dan diketahui dari
perilaku akhlaknya, karena iman yang kuat akan mewujudkan akhlak yang baik dan
mulia, sedangkan iman yang lemah akan mewujudkan akhlak yang buruk. Di lain pihak,
bangunan keagamaan ini tidka dapat tegak tanpa tiang-tiang penyangga, yakni islam.
Artinya, iman itu menurut pengamalan. Pandu pengamalan ini diberikan oleh syariat
(islam), yang bila dilaksanakan dengan baik akan membuahkan akhlak yang baik pula.

PENGANTAR EKONOMI ISLAM

Page 8

BAB II
MENGAPA EKONOMI ISLAM

Pengertian Ekonomi Islam
Menurut H. Halide1 Ekonomi islam adalah dasar umum ekonomi yang
disimpulkan berdasarkan Al-Quran dan As-Sunnah yang ada hubungannya dengan
ekonomi .2 sistem ekonomi islam ini merupakan solusi untuk memecahkan persoalan
ekonomi yang sedang melanda dunia. kita lihat ada beberapa macam sistem

perekonomian yang digunakan oleh saat ini tengah diterapkan, yaitu
1. Sistem ekonomi kapitalis
Prinsip ekonomi kapitalis adalah:
-

Kebebasan memiliki harta secara perseorangan.

-

Kebebasan dalam ekonomi dan persaingan bebas.

-

Ketidaksamaan ekonomi artinya terdapat kesenjangan perekonomian di
masyarakat.

2. Sistem ekonomi sosialis
Prinsip ekonomi sosialis adalah:
-

Koperasi-koperasi serikat pekerja, badan hukum dan masyarakat yang lain
memiliki hak milik atas alat-alat produksi oleh.

1
2

-

Pemerintah menguasai alat-alat produk yang vital.

-

Proses ekonomi berjalan atas dasar mekanisme pasar.

Seorang Doktor Ilmu Ekonomi dan Kepala Pusat Pengelolaan Data Univ. Hasanuddun Ujung Pandang.
Sistem Ekonomi Islam, Zakat dan Wakaf, Muhammad Daud, hal. 3.

PENGANTAR EKONOMI ISLAM

Page 9

-

Perencanaan ekonomi sebagai pengaruh dan pendorong dengan usaha
menyesuaikan kebutuhan individual dengan kebutuhan masyarakat.
Indonesia memiliki sistem ekonomi sendiri, yaitu sistem demokrasi

ekonomi, yang prinsip-prinsip dasarnya tercantum dalam UUD'45 pasal 33 yang
berbunyi, “(1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas
azas kekeluargaan. (2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan
yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara. (3) Bumi dan
air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.”
3. Sistem ekonomi komunis
Prinsip ekonomi komunis adalah:
-

Hak milik atas alat-alat produksi oleh negara.

-

Proses ekonomi berjalan atas dasar rencana yang telah dibuat.

-

Perencanaan ekonomi sebagai rencana / dalam proses ekonomi yang harus
dilalui.

Saat ini penerapan sistem-sistem ekonomi tersebut ternyata tidak berhasil
umenciptakan kesejahtaraan secara merata kepada masyarakat. Hal ini membuktikan
bahwa terdapat banyak kelemahan di dalamnya.
Hal ini tentu saja berbeda dengan sistem ekonomi islam, yang segala sesuatunya
di atur sedemikian rupa sehingga mendatangkan keuntungan bagi suatu pihak tetapi
tidak merugikan pihak lain. Yang membedakan sistem ekonomi islam dengan sistem
ekonomi yang lain adalah adanya aspek moral dan aspek ibadah di setiap kegiatannya.
Ayat tentang konsep ekonomi islam, yaitu:

PENGANTAR EKONOMI ISLAM

Page 10

َ ‫ال‬
َ ‫ال‬
ْ
ْ
َ
ْ ‫ض َنَا‬
‫َال‬
َ
‫ب‬
‫ج‬
‫ال‬
‫و‬
‫ض‬
‫ر‬
‫و‬
‫ات‬
‫او‬
‫م‬
َ
‫الس‬
‫ى‬
‫َل‬
‫ع‬
‫ة‬
َ
‫ان‬
‫م‬
َ
ِ
َ
َ
ْ ‫إِنّا ع ََر‬
ّ
ِ
َ
َ
ِ
َ ِ ْ َ
َ
َ
َ ‫فَأَبي‬
ْ ‫ملَهَََا‬
‫ه‬
ِ ‫ْن‬
ِ ‫ح‬
ُ ‫نسََا‬
َ َ‫منْهَا و‬
ْ َ ‫ن أن ي‬
َ ِ ‫ال‬
ُ ّ ‫ن ۖ إِن‬
َ ‫ح‬
َ ‫ملْنَهَا وَأشْ َفق‬
َ َْ
‫جه ُ ل‬
]٣٣:٧٢[ ‫ول‬
َ ‫ما‬
َ ‫كَا‬
‫ن ظَلُو ل‬
72. Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat[1233] kepada langit, bumi dan
gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka
khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia.
Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh. [Al-Ahzab (33):72] / [1233].
Yang dimaksud dengan amanat di sini ialah tugas-tugas keagamaan.

Nilai Moral dalam Ekonomi Islam
Sebelum kita menginjak kepada pembahasan mengenai nilai moral yang terdapat
dalam ekonomi islam. Alangkan baiknya jika menegetahui mengenai asas filsafat
ekonomi islam. Menurut Ahmad Saefudin ada tiga asas filsafat dalam ekonomi islam,
yaitu:
1. Segala sesuatu yang ada dilangit dan dibumi termasuk kekayaan yang dimiliki
oleh manusia semuanya adalah miliki Allah.
2.

Allah itu Maha Esa dan Pencipta segalanya. Salah satu makhluk ciptaanya
adalag manusia yang diutus untuk melaksanakan tugas, hak dan tanggung jawab
sebagai khalifah dibumi agar bisa dimanfaatkan untuk kepetingan hidup dan
kehidupannya.

3. Beriman kepada hari kiamat dan hari pengadilan. Dengan keimanan ini, segala
tingkah laku manusia termasuk dalam kegiatan perekonomian dapat terkendali

PENGANTAR EKONOMI ISLAM

Page 11

karena manusia akan memiliki kesadaran bahwa apa yang ia lakukan pasti akan
dimintai pertanggungjawabannya di akhirat nanti.
Ketiga asas filsafat ekonomi inilah yang akhirnya melahirkan nilai dasar Sistem
Ekonomi islam.
a. Nilai dasar Ekonomi Islam, yaitu:

1. Nilai dasar kepemilikan.
 Pemilikan bukanlah penguasaan mutlak terhadap sumber-sumber
ekonomi tetapi hanya berhak untuk memanfaatkannya.
 Lama kepemilikian manusia atas sesuatu benda terbatas pada lamanya
manusia itu hidup didunia.
 Sumber-sumber daya alam yang menyangkut hajat hidup orang banyak
dimiliki oleh umum atau negara. Hal ini di dasarkan pada hadits Nabi
Muhammad Saw yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Daud,”Semua
orang berserikat mengenai tiga hal, yaitu mengenai air, rumput dan api
serta garam”. Ketiga barang itu dijabarkan pada minyak dan gas bumi,
barang tambang dan kebutuhan poko lainnya.
2. Keseimbangan
Keseimbangan yang dimaksud adalah keseimbangan dalam kepetingan dunia
dan akhirat serta keseimbangan antara kepentingan perorangan dan kepentingan
umum. Keseimbangan ini terwujud dalam kesederhanaan, hemat, dan menjauhi
keborosan.
3. Keadilan
 Keadilan dalam proses konsumsi dan produksi. Keadilan harus menjadi
alat pengatur efisiensi dan pemberantas keborosan.

PENGANTAR EKONOMI ISLAM

Page 12

 Keadilan dalam distribusi. Keadilan harus menjadi penilai yang tepat
untuk faktor-faktor produksi dan kebijaksanaan harga agar sesuai dengan
takaran yang wajar dan sebenarnya.
 Keadilan dalam pengalokasian sejumlah hasil kegiatan ekonomi melalui
zakat, infak, shodaqah untuk orang-orang yang tidak dapat memasuki
pasar.
Nilai dasar yang telah dijelaskan diatas, merupakan asal dari nilai Instrumental
Sistem Ekonomi Islam3, yaitu:
1. Zakat
Zakat merupakan sarana komunikasi utama hubungan antar manusia dalam
masyarakat. Peranan zakat adalah untuk pemerataan pendapatan sehingga
tercipta kondisi yang humanis dan harmonis.
2. Pelarangan riba
Di sebutkan dalam surat Al-Baqarah ayat 275-276

ْ ‫الّذين يأ‬
ُ
ُ
‫ه‬
‫ن‬
‫و‬
‫ل‬
‫ك‬
َ ‫مو‬
َ
َ َ ِ
ُ ‫ما يَقُو‬
ُ ََُ ‫م الّذِي يَتَخَبّط‬
َ َ ‫ن إ ِ ّل ك‬
ُ ‫الربَا َل يَقُو‬
ِ
َ َ َ ‫الشّ يطَان من الْمس ۚ ذَٰل‬
ُ َ ْ ‫مث‬
‫ل‬
ِ ِ َ
ِ ُ‫مََا الْبَي ْ َع‬
ْ
َ ّ ‫م قَََالُوا إِن‬
ْ ُ‫ك ب ََِأنّه‬
َ ِ ُ
َ
ّ َ‫ح‬
‫ة‬
ٌ َ َ ‫عظ‬
ِ ْ‫مو‬
َ ‫من‬
َ َ‫ه الْبَي َْعَ و‬
َ ‫الربَا ۗ وَأ‬
َ ‫َر‬
َ ُ ‫جََاءَه‬
َ َ‫الربَا ۚ ف‬
ُ ّ ‫ل الل‬
ِ ‫م‬
ّ َ‫ح‬
ِ
َ َ َ ‫من ربه فَانتهى فَلَه ما سل‬
ِ ِ ّ ِ
َ ‫ن ع َََاد‬
َ َ ُ
َ َ‫ََره ُ إِلَى اللّهِ ۖ و‬
ْ ‫ف َوأ‬
ْ ‫م‬
ُ ‫م‬
ٰ ََ
٢:٢٧٥[

3

َ َ ِ ‫فَأُولَٰئ‬
‫ن‬
َ ‫م فِيهَا خَالِدُو‬
ُ ‫ح‬
َ ‫ص‬
ْ ُ‫اب النّارِ ۖ ه‬
ْ ‫كأ‬

Menurut Ahmad M. Saefuddin (1984:66)

PENGANTAR EKONOMI ISLAM

Page 13

Artinya: “275. Orang-orang yang makan (mengambil) riba[174] tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit
gila[175]. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata
(berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai
kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka
baginya apa yang telah diambilnya dahulu[176] (sebelum datang larangan); dan urusannya
(terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah
penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.”

[174]. Riba itu ada dua macam: nasiah dan fadhl. Riba nasiah ialah pembayaran lebih
yang disyaratkan oleh orang yang meminjamkan. Riba fadhl ialah penukaran suatu
barang dengan barang yang sejenis, tetapi lebih banyak jumlahnya karena orang yang
menukarkan mensyaratkan demikian, seperti penukaran emas dengan emas, padi dengan
padi, dan sebagainya. Riba yang dimaksud dalam ayat ini riba nasiah yang berlipat
ganda yang umum terjadi dalam masyarakat Arab zaman jahiliyah.

[175]. Maksudnya: orang yang mengambil riba tidak tenteram jiwanya seperti orang
kemasukan syaitan.

[176]. Riba yang sudah diambil (dipungut) sebelum turun ayat ini, boleh tidak
dikembalikan.

Q.S Al-Baqarah: Ayat 276

PENGANTAR EKONOMI ISLAM

Page 14

ّ ُ‫ب ك‬
ِ ُ ‫ه َل ي‬
ِ َ‫صدَق‬
ّ ‫ح‬
َ ‫م‬
ُ ّ ‫ات ۗ وَالل‬
ُ ّ ‫حقُ الل‬
ْ َ‫ي‬
ّ ‫الربَا َوي ُ ْربِي ال‬
ِ ‫ه‬
ٍ‫ل كَفّار‬
]٢:٢٧٦[

َ‫أ‬
‫يم‬
‫ث‬
ِ
ٍ

Artinya: “276. Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah[177]. Dan Allah tidak
menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa[178].”

[177]. Yang dimaksud dengan memusnahkan riba ialah memusnahkan harta itu atau
meniadakan berkahnya. Dan yang dimaksud dengan menyuburkan sedekah ialah
memperkembangkan harta yang telah dikeluarkan sedekahnya atau melipat gandakan
berkahnya.

[178]. Maksudnya ialah orang-orang yang menghalalkan riba dan tetap melakukannya.
Q.S Al-Baqarah: Ayat 278

َ
‫الرب َََا إِن‬
ِ ‫ي‬
َ ‫ه َوذ َُروا‬
َ ّ ‫منُوا ات ّ ُقََوا الل‬
َ ‫ين آ‬
ِ ‫ن‬
َ ‫م‬
َ ‫مََا ب َ ِق‬
َ ِ ‫يَا أيّهَا الّذ‬
]٢:٢٧٨[

‫ين‬
ِ ْ ‫مؤ‬
ّ ‫كُنتُم‬
َ ِ ‫من‬

Artinya: “278. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.
Jadi, secara harfiah riba adalah bertambah/mengembang. Secara istilah riba adalah
tambahan dalam pembayaran hutang sebagai imbalan jangka waktu yang terpakai
selama hutang belum dibayar. Dampak dari riba iriu sendiri adalah dapat merusak
kehidupan seperti hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwatkan oleh Bukhari dan
Muslim dari Abu Hurairah menyebutkan tujuh macam perbuatan yang merusak

PENGANTAR EKONOMI ISLAM

Page 15

kehidupan, yaitu: syirik, sihir, membunuh tanpa alasan yang sah, menungut riba,
memakan harta anak yatim, melarikan dari pertempuran dan menuduh perempuan baikbaik berzina.
3. Kerjasama ekonomi
Kerjasama ekonomi yang dihalalkan dalam islam adalah qirad, yaitu
kerjasama antara pemilik modal atau uang dengan pengusaha yang mempunyai
keahlian, keterampilan atau tenaga dalam melaksanakan unit-unit kegiatan
ekonomi atau usaha tanpa adanya bunga. Kerjasama ini berlandaskan dengan
sistem profit sharing (penyertaan untung rugi) yang telah disepakati bersama.
Macam-macam kerjasama ekonomi dalam islam, yaitu: mudharabah dan
murabahah.
Tujuan dari kerjasama ekonomi dalam islam, menghendaki organisasi
pelaksanaan berbenruk syarikah yang kuat membantu yang lemah (Q.S 43:32),
saling bantu dalam pertukaran barang dan jasa karena masing-masing tidak
mungkin berdiri sendiri (Q.S 43:12) baik secara nasional ataupun internasional.
Setiap keputusan yang dimabil harus berdasarkan musyawarah.
4. Jaminan sosial
Ekonomi islam sangat menjamin tingkat dan kualitas hidup seluruh masyarakat,
yaitu:
 Semua makhluk hidup berhak untuk menikmati manfaat sumber daya
alam (Q.S 6:38, 55:10)
 Kahidupan fakir miskis harus diperhatikan oleh masyarakt (Q.S 51:19,
70:24)
 Kekayaan tidak boleh berputar hanya kepada orang kaya saja (Q.S 104:2)

PENGANTAR EKONOMI ISLAM

Page 16

 Senantiasa berbuat kebaikan kepada masyarakat (Q.S 28: 77)
 Jika tidak mampu menyumbang dengan harta, maka menyumbangkan
dengan tenaga untuk tujuan sosial (Q.S 9:79)
 Jangan berbuat kebaikan hanya karena ingin dipuji (Q.S 9:262)
Dengan melaksanakan jaminan sosial diatas maka kita akan mendekatkan diri
kepada Allah, dan menjadikan harta yang kita miliki menjadi bersih dan
berkembang, menghilangkan sifat loba dan tamak serta mementingkan diri sendiri4
5. Peranan Negara
Negara sangat berperan dalam penentuan aspek hukum, perencanaan dan
pengawasan distribusi sumberdaya dan dana, pemerataan pendapatan dan
kekayaan serta pertumbuhan dan stabilitas ekonomi5
Dalam Sistem ekonomi islam nilai-nilai yang terdapat didalamnya bersumber
dari Al-quran dan hadits yang dirumuskan menjadi morma melalui ijtihad. Yang
terpenting dalam ekonomi islam adalah hubungan manusia dengan benda dan
kekuasaan manusia atas segala sesuatu yang berada disekitarnya. Hukum islan
tidak mengakui hak milik seseorang secara mutlak, karena kepemilikan mutlak
segala sesuatu hanyak ada pada Alloh. Namun, karena diperlukannya kepastian
hukum untuk kedamaian dan ketentraman kehidupan, maka hak milik seseorang
atas sesuatu benda, diakui dengan perngertian6,
a. Hak milik itu diperoleh secara wajar
b. Harus berfungsi sosial
Beberapa hal yang harus diperhatikan mengenai hubungan manusia dengan benda atau
hak miliknya.
4

A.M Saefuddin, 1984: 79-104
A.M Saefuddin, 1984: 105
6
Anwar Harjono, 1968:140,149
5

PENGANTAR EKONOMI ISLAM

Page 17

1. Cara memperoleh hak milik
 Dengan cara yang halal (Q.S 2:188, 4:32)
 Melalui pewarisan (Q.S 4:7)
 Dengan hibah (Q.S 2:177)
Tetapi yang cara yang sangat dianjurkan adalah dengan usaha melalui kerja
keras dengan menggunakan akan dan tenaga.
2. Fungsi hak milik bagi orang lain
 Harta tidak boleh ditimbun saja tanpa ada manfaatnya bagi orang lain.
 Kekayaan tidak boleh beredar hanya kepada orang kaya saja
 Diantara harta orang kaya ada hak orang miskin
 Harta waris harus segera dibagikan kepada yang berhak menurut ketentuan
yang berlaku
Fungsi hak milik bagi diri sendiri
 Merupakan cobaan bagi yang memilikinya
 Kekayaan seseorang tidak dengan sendirinya menyelamatkan dirinya
 Harta adalah kekuasaan artinya dapat menyebabkan berbuat atau berbuat
jahat
 Untuk itulah allah SWT memerintahkan manusia untuk memanfaatkan
hartanya untuk kepentingan probadi, keluarga, kepentingan umum, dan
kepentingan orang-orang yang tidak punya (QS. 16.71)7
3. Cara memanfaatkan hak milik
Pedoman didalam al quran tentang cara memanfaatkan harta kekayaan

7

Tidak boleh boros dan tidak boleh kikir (QS. 17:26-27, 25:67 )

Abdoerraoef, 1970:113

PENGANTAR EKONOMI ISLAM

Page 18



Berhati-hati dan bijaksana dalam memanfaatkan harta (QS. 17:29, 2:282)



Menyalurkan harta melalui lembaga-lembaga antara lain :
a) Shadaqoh, adalah pemberian sukarela dari seseorang kepada

orang lain terutama kepada orang miskin. (QS. 2:195, 263-264,
276, dsb )
b) Infak, adalah pengeluaran sukarela seseorang setiap kali ia
mempunyai rizki sebanyak yang dikehendakinya.
c) Hibah, adalah pengeluaran harta semasa hidup atas dasar kasih
sayang untuk kepentingan seseorang atau sosial.dasar hukum
hibah yaitu QS. 3:38, 2:177. Hikmah hibah antara lain :
 Menghidupkan rasa kebersamaan dan tolong menolong
 Menumbuhkan sifat sosial dan kedermawanan
 Mendorong untuk berbuat baik
 Menjalin hubungan antar sesama manusia
 Untuk pemerataan pendapatan8
d) Qurban, adalah penyembelihan hewan untuk mendekatkan diri
kepada allah SWT dan kepada sesama manusia selama 3 hari
sesudah sholat idul adha. Qurban merupakan lambang ketaqwaan
seseorang (QS. 108:1-2). Hikmah berqurban antara lain :
 Membina kasih sayang dan tolong menolong antar sesama
 Sarana pendidikan keikhlasan dalam melaksanakan perintah
allah SWT

8

Moh. Daud Ali, 1985:6-24

PENGANTAR EKONOMI ISLAM

Page 19

 Sarana untuk mendekatkan diri kepada allah SWT dan kepada
manusia lain dalam pergaulan hidup
e) Zakat, adalah bagian dari harta yang wajib diberikan oleh setiap
muslim yang memenuhi syarat kepada orng0orang tertentu
dengan syarat-syarat tertentu. Fungsi zakat adalah untuk
membersihkan harta dan memelihara pertumbuhannya
f) Wakaf, adalah menahan sesuatu benda yang kekal zatnya untuk
diambil manfaatnya sesuai dengan ajaran islam. Wakaf adalah
salah satu lembaga pemanfaatan harta yang digalangkan dalam
ajaran islam karena merupakan perbuatan baik yang pahalanya
tidak putus-putus diterima oleh yang melakukannya selama
barang yang diwakafkan tidak musnah dan terus dimanfaatkan
orang.

Fenomena Ekonomi Masa Kini
1. Saat ini masih banyak rakyat Indonesia yang terlantar dan tidak terurus,
ditambah lagi dengan semakin kecilnya minat masyarakat untuk datang ke pasar
tradisional karena menjamurnya supermarket yang mulai masuk ke daerahdaerah. Secara tidak langsung pasar-pasar modern sudah mengancam eksistensi
pasar tradisonal. Apa yang ditakutkan dari menjamurnya supermarket saat ini?
Ketakutannya

adalah

matinya

pasar

tradisional

dan

meningkatnya

pengangguran. Sekarang bisa dibayangkan saja berapa banyak pekerja yang ada
di pasar-pasar tradisional dan sejumlah orang yang akan kehilangan lapangan

PENGANTAR EKONOMI ISLAM

Page 20

pekerjaan, Padahal pasar tradisional juga ikut berperan dalam mengerakkan
ekonomi Indonesia.
Pasar modern secara tidak langsung telah memonopoli perdagangan, karena
dalam satu tempat terdapat berbagai macam keperluan masyarakat. Sedangkan
dalam ekonomi islam masalah monopoli jelas dilarang karena merugikan
sebagian orang. Ekonomi islam memerintahkan kita untuk berbuat adil dengan
memperjual belikan satu produk saja. Hal ini, dimaksudkan untuk meratakan
pendapatan masyarakat.
2. Dalam hal kemiskinan, kemiskinan absolut turun (tapi jumlah penduduk miskin
dan hampir miskin bertambah), pengganguran menurun namun proporsi pekerja
sektor informal terus bertambah, dan ketimpangan pendapatan semakin
menganga.
Ketimpangan pendapatan ini terjadi karena tidak meratanya distribusi
pendapatan, tidak sesuainya sistem penggajian dengan keadaan pegawai.
Solusinya, kita bisa meningkatkan penyaluran zakat, infak, dan shodaqoh serta
menggunakan sistem penggajian yang sesuia syariat islam yaitu berdasarkan
seberapa banyak tanggungan mereka atau jumlah kebutuhan mereka.
3. Kegiatan ekonomi (ekspor misalnya) banyak bertumpu pada komoditas bahan
mentah sehingga tidak hanya kehilangan kesempatan menciptakan nilai tambah,
tetapi juga kesulitan menciptakan lapangan kerja.
Meningkatnya ekspor membuat kebutuhan dalam negeri sendiri tidak terpenuhi,
seharusnya kita mengolah SDA di dalam negeri diutamakan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat dalam negeri, kemudian baru untuk diekspor.

PENGANTAR EKONOMI ISLAM

Page 21

4. Meningkatnya subsidi disebabkan tingginya harga minyak dunia serta
meningkatnya penggunaan bahan bakar dan listrik oleh masyarakat, angkutan
umum, maupun industri.
Meningkatnya harga minyak dunia, itu hanya alasan pemerintah untuk
menutuppi kesalahannya di dalam penanganan minyak. Karena pemerintah
melakukan ekspor minyak mentah lalu membeli kembali di pasaran dunia. jika
saja pemerintah bisa mengolah dengan baik minya mentah menjadi bahan
bakar yang dibutuhkan masyakarak maka kebutuhan masyarakat akan
terpenuhi dan harganya sangat rendah. Sebenarnya minyak merupakan hak
publik tidak bisa dimiliki perorangan, maka jika di jual pun harga yang
dikenakan hanyak untuk mengganti biaya produksi saya yang harganya ¼ dari
harga saat ini.
5. Besarnya anggaran subsidi bahan bakar dan listrik yang berpotensi
meningkatkan defisit anggaran negara karena penerimaan negara lebih kecil
daripada belanja negara. Defisit anggaran ini harus ditutup dan salah satu
caranya dengan mencari pinjaman atau utang baru.
Pengambilan utang baru bukan solusi yang tepat, karena seperti yang kita tahu
peminjaman yang akan di lakukan pasti disertai bunga, sedangkan dalam
ekonomi islam riba jelas dilarang/diharamkan karena akan berdampak negatif
terhadap negara kita.
Satu-satunya cara untuk mengatasi semua permasalahan ekonomi yang kita
hadapi adalah penerapan sistem ekonomi islam secara kaffah sesuai dengan AlQur’an dan Al hadits. Dimulai dari individu sampai negara.

PENGANTAR EKONOMI ISLAM

Page 22

BAB III
DASAR-DASAR EKONOMI ISLAM

Mengapa harus ada ekonomi Islam
Revolusi ilmu pengetahuanyang terjadi di Eropa Barat sejak abad ke-16 M
menyebabkan pamor dan kekuasaan agama kristen di benua tersebut menurun drastis.
Hal ini karena dogma yang dipegang dan diajarkan oleg tokoh-tokoh gereja pada abad
tersebut jelas-jelas bertentangan dengan fakta-fakta yang dihasilkan oleh ilmu
pengetahuan. Akibatnya terjadi sekularisme dan pembebasan dari nilai-nilai agama di
dunia Eropa Barat dalam segala bidang, termasuk dalam ilmu pengetahuan. Selain itu,
paradigma Cartesian dengan metode analisisnya yaitu fragmentasi atau pemecahan
semua aspek yang kompleks dari suatu fenomena, menyumbangkan tambahan
permasalahan.
Dari paradigma inilah (sekularisasi, fragmentasi, dan kebebasnilaian pengetahuan)
ilmu pengetahuan modern dibangun, fenomena yang termasuk di dalamnya adalah ilmu
ekonomi konvensional. Para ilmuwan non-Muslim saja telah mengkritik paradigma ini,
seperti Sismondi (1773-1842), Carlyle (1795-1881), Ruskin (1819-1900), dan lain
sebagainya. Mereka bukan hanya menyarankan pendekatan interdisipliner dalam
mempelajari fenomena manusiawi, tetapi lebih dari itu, mereka menyarankan holistik
yang mengintegrasikan baik kebutuhan material maupun spiritual manusia, interaksi
antarmanusia, serta interaksi manusia dengan alam semesta.
Dari hasil kritikan ini, ilmu ekonomi konvensional menghasilkan madzhabmadzhab baru yang didalamnya terdapat aspek-aspek normatig, sosial, dan institusional
perilakumanusia dalam model pemikirannya. Namun, kesemuanya menghadapi problem

PENGANTAR EKONOMI ISLAM

Page 23

karena mereka sulit untuk menemukan standar nilai yang sama dan disepakati secara
luas.
Dengan fakta seperti ini, akan menjadi ironi bagi ilmuwan Muslim jika mereka
menerima begitu saja ilmu ekonomi konvensional tanpa menelaahnya terlebih dahulu,
padahal para ilmuwan non-Muslim saja sudah ramai-ramai mengkritiknya. Karena itu,
ekonomi Muslim perlu mengembangkan suatu ilmu ekonomi khas, yang dilandasi oleh
nilai-nilai iman dan Islam yang dihayati dan diamalkannya. Yang secara singkat dapat
disebut dengan “Ilmu Ekonomi Islam “.
1. Ekonomi Islam: Perbedaan Sudut Pandang
Dalam tataran paradigma Ekonomi Islam yang memasukkan atau paling tidak
diwarnai oleh prinsip-prinsip relijius (berorientasi pada kehidupan dunia dan
akhirat) tidak mengalami perbedan pendapat yang berarti. Sampai saat ini,
pemikiran ekonom Muslim kontemporer dapat diklasifikasikan setidaknya
menjadi tiga madzhab, yaitu:
a. Madzhab Baqir As-Sadr
b. Madzhab Mainstream
c. Madzhab Alternatif Kritis
a. Madzhab Baqir As-Sadr
Madzhab ini dipelopori oleh baqir As-Sadr dengan bukunya yang fenomenal
“iqtishaduna” yang artinya “ekonomi kita”. Madzhab ini berpendapat bahwa
ilmu ekonomi ekonomi tidak pernah sejalan dengan Islam.Keduanya tidak
dapat disatukan karena keduanya berasal dari filosofi yang kontradiktif. Yang
satu anti-Islam, yang satu Islam.

PENGANTAR EKONOMI ISLAM

Page 24

Menurut mereka, perbedaan filosofi ini berdampak pada perbedaan cara
pandang keduanya dalam melihat masalah ekonomi. Menurut ilmu ekonomi,
masalah ekonomi muncul karena adanya keinginan manusia yang tidak terbatas
sementara sumber daya yang tersedia terbatas. Tetapi menurut Baqir As-Sadr,
masalah ekonomi menurut Islam muncul karena adanya distribusi yang tidak
merata dan adil sebagai akibat sistem ekonomi yang membolehkan eksploitasi
pihak yang kuat terhadap pihak yang lemah. Dalil yang dipakai adalah Alqur’an:
“Sungguh telah kami ciptakan segala sesuatu dalam ukuran yang setepattepatnya” (Q.S. Qamar (54): 49).
Oleh karena it, menurut mereka istilah ekonomi islami adalah istilah yang
bukan hanya tidak sesuai dan salah, tetapi juga menyesatkan dan kontradiktif,
karena itu penggunaan istilah ekonomi islami harus dihentikan. Sebagai
gantinya, ditawarkan istilah baru yang berasal dari filosofi Islam, yaitu
iqtishad.
Menurut mereka, iqtishad bukan sekedar terjemahan ekonomi dalam bahasa
Arab yang berasal dari kata qasd yang secara harfiah berarti “equilibrium” atau
keadaan sama, seimbang, atau pertengahan.
Sejalan dengan itu, maka semua teori yang dikembangkan oleh ilmu
ekonomi konvensional ditolak dan dibuang. Sebagai gantinya madzhab ini
berusaha untuk menyusun teori-teori baru dalamekonomi yang langsung digali
dan dideduksi dari Al-qur’an dan As-Sunnah.

PENGANTAR EKONOMI ISLAM

Page 25

Tokoh-tokoh madzhab ini selain Muhammad Baqir As-Sadr adalah Abbas
Mirakhor, Baqir al-Hasani, Kadim as-Sadr, Iraj Toutounchian, Hedayati, dan
lain-lain.
b. Madzhab Mainstream
Madzhab Mainstream justru setuju dengan masalah kelangkaan sumber
daya tetapi keinginan manusia tidak terbatas. Mereka berpendapat bahwa,
memang benar permintaan dan penawaran sumber daya dunia berada pada titik
equilibrium, tetapi jika kita berbicara pada tempat dan watu tertentu,maka
sangat mungkin terjadi kelangkaan pada suatu tempat tertentu dibandingkan
dengan tempat lainnya. Dalil yang dipakai:
“Dan sungguh akan Kami uji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira
bagi orang-orang yang sabar” (Q.S. Al-Baqarah (2):155)
Sedangkan keinginan manusia yang tidak terbatas dianggap sebagai hal
yang alamiah. Dalil yang dipakai:
“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu. Sampai kamu masuk ke liang
kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatan itu)”
(Q.S. At-Takatsur (102): 1-5)
Dan sabda nabi Muhammad saw meyebutkan, bahwa manusia tidak akan
pernah puas. Bila diberikan emas satu lembah, ia akan meminta emas dua
lembah, dan seterusnya.
Pandangan madzhab ini tampak tidak ada bedanya dengan ekonomi
konvensional, tetapi ternyata ada perbedaannya. Perbedaannya terletak pada
cara menyelesaikan masalah tersebut (kesenjangan jumlah keinginan dan

PENGANTAR EKONOMI ISLAM

Page 26

sumber daya yang ada). Ekonomi islam menyelesaikan masalah tersebut
dengan membuat skala prioritas, memilih dari yang paling penting sampai yang
paling tidak penting menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah. Sedangkan ekonomi
konvensional membuat skala prioritas menurut hawa nafsunya.
Tokoh-tokoh madzhab ini di antaranya, M. Umer Chapra, M.A. Mannan, M.
Nejatullah Siddiqi, dan lain-lain. Mereka mayoritas bekerja diIslamic
Development Bank (IDB) sebagai doktor di bidang ekonomi yang belajar (dan
ada juga yang mengajar) di universitas-universitas barat. Oleh karena itu,
madzhab ini tidak pernah membuang sekaligus teori-teori ekonomi
konvensional ke keranjang sampah. Umer Chapra misalnya berpendapat bahwa
usaha mengembangkan ekonomi islam bukan berarti semua hasil analisis yang
baik dan sangat bermanfaat yang telah dicapai oleh ekonomi konvensional
selama lebih dari seratus tahun terakhir.
c. Madzhab Alternatif Kritis
Pelopor madzhab ini adalah Timur Kuman (Ketua Jurusan Ekonomi di
University of Southern California), Jomo (Yale, Cambridge, Harvard, Malaya),
Muhammad Arif, dan lain-lain. Madzhab ini mengkritik kedua madzhab
sebelumnya. Madzhab Baqir dikritik sebagai madzhab yang berusaha untuk
menemukan sesuatu yang baru yang sebenarnya sudah ditemukan oleh orang
lain. Sementara itu, madzhab mainstream dikritiknya sebagai jiplakan dari
ekonomi neoklasik dengan menghilangkan variabelriba dan memasukkan
variabel zakat serta niat.
Madzhab ini adalah sebuah madzhab yang kritis. Mereka berpendapat
bahwa Islam pasti benar, tetapi ekonomi islam belum tentu benar karena

PENGANTAR EKONOMI ISLAM

Page 27

ekonomi islam adalah hasil tafsiran manusia atas Al-qur’an dan Sunnah,
sehingga nilai kebenarannya tidak mutlak. Proposisi dan teori ekonomi islam
harus selalu diuji kebenarannya sebagaimana yang dilakukan terhadap ekonomi
konvensional.

Prinsip-prinsip umum ekonomi Islam
Walaupun pemikiran tentang ekonomi islam terbagi menjadi tiga madzhab,
tetapi

pada dasarnya mereka setuju dengan prinsip-prinsip umum yang

mendasarinya. Prinsip-prinsip ini membentuk keseluruhan kerangka ekonomi islam,
yang jika diibaratkan sebagai sebuah bangunan dapat divisualisasikan sebagai berikut

Perilaku islami
dalam Bisnis dan

AKHLAK
Multitype
Ownership

Freedom To Act

Social
Justice
Prinsip-prinsip
sistem ekonomi
Islam

Tauhid

‘Adl

Nubuwah

Khilafah Ma’ad

Teori Ekonomi
Islam

Bangunan ekonomi islam didasarkan atas lima ilai universal, yakni: tauhid
(keimanan), ‘adl (keadilan), nubuwwah (kenabian), khilafah (pemerintahan), dan

PENGANTAR EKONOMI ISLAM

Page 28

ma’ad (hasil). Kelima nilai ini menjadi dasar inspirasi untuk menyusun proposisiproposisi dan teori-teori ekonomi islam.
Namun, teori yang kuat dan baik tanpa diterapkan menjadi sistem, akan
menjadikan ekonomi islam hanya sebagai kajian ilmu saja tanpa memberi dampak
pada kehidupan ekonomi. Oleh karena itu, dari kelima nilai-nilai universal tersebut,
dibangunlah tiga prinsip derivatif yang menjadi ciri-ciri dari cikal bakalsistem
ekonomi islam. Ketiga prinsip derivatif itu adalah: multitype ownership, freedom to
act, dan social justice.
Di atas semua nilai dan prinsip yang telah diuraikan di atas, dibangunlah konsep
yang memayungi kesemuanya, yakni konsep akhlah. Akhlak menempati posisi
puncak, karena inilah yang menjadi tujuan Islam dan dakwah para Nabi, yakni untuk
menyempurnakan akhlak manusia.
a. Nilai-nilai Universal
Nilai-nilai yang menjadi dasar inspirasi untuk membangun teori-teori ekonomi
Islam, yaitu:
1. Tauhid (Keesaan Tuhan)
Tauhid merupakan fondasi ajaran Islam. Dengan tauhid, manusia menyaksikan
bahwa “tiada sesuatupun yang layak disembah selain Allah) dan tidak ada
pemilik langit, bumi, dan segala isinya, selain daripada Allah. Karena itu segala
aktivitas manusia dalam hubungannya dengan alam (sumber daya) dan manusia
(mu’amalah) dibingkai dengan kerangka hubungan dengan Allah. Karena
kepadaNya kita akan mempertanggungjawabkan segala perbuatan kita, termasuk
aktivitas ekonomi dan bisnis.
2. ‘Adl (Keadilan)

PENGANTAR EKONOMI ISLAM

Page 29

Salah satusifat Allah adalah adil. Dia tidakmembeda-bedakan perlakuan terhadap
makhluk-Nya secara dzalim. Dalam banyak ayat, Allah memerintahkan manusia
untuk berbuat adil. Dalam islam adil didefinisikan sebagai “tidak mendzalimi dan
tidak didzalimi”.Implikasi ekonomi dari nilai ini adalah bahwa pelaku ekonomi
tidak dibolehkan untuk mengejar keuntungan pribadi bila hal itu merugikan
orang lain atau merusak alam.
3. Nubuwwah (Kenabian)
Untuk umat manusia, Allah telah mengirimkan model manusia yang terakhirdan
sempurna untuk diteladani sampai akhir zaman, nabi Muhammad. Sifat-sifat
utama sang model yang harus diteladani oleh manusia pada umumnya dan pelaku
ekonomi dan bisnis pada khususnya, antara lain:
 Shiddiq (benar, jujur)
Konsep turunan khas ekonomi dan bisnis, yakni efektivitas (mencapai
tujuan yang tepat)dan efisiensi (melakukan kegiatan dengan benar, yakni
menggunakan

teknik

dan

metode

yang

tidak

menyebabkan

kemubadziran).
 Amanah (tanggung jawab, kepercayaan, kredibilitas)
Sifat amanah memainkan peranan yang fundamental dalam ekonomi dan
bisnis, karena tanpa kredibilitas dan tanggung jawab, kehidupan ekonomi
dan bisnis akan hancur.
 Fathanah (kecerdikan, kebijaksanaan, intelektualitas)
Implikasi ekonomi dan bisnis dari sifat ini adalah bahwa segala aktivitas
harus dilakukan dengan ilmu, kecerdikan, dan pengoptimalan semua
potensi akal yang ada untuk mencapai tujuan.

PENGANTAR EKONOMI ISLAM

Page 30

 Tabligh (komunikasi, keterbukaan, pemasaran)
Sifat ini mengimplikasikan pada ekonomi dan bisnis, bahwa sifat tabligh
menurunkan prinsip-prinsipilmu komunikasi (personal maupun massa),
pemasaran, penjualan, periklanan, pembentukan opini massa, open
management, iklim keterbukaan, dan lain-lain.
4. Khilafah (Pemerintahan)
Dalam Islam, pemerintah memainkan peranan yang kecil, tetapi sangat penting
dalam perekonomian. Peran utamanya adalah untuk menjamin perekonomian
agar berjalan sesuai dengan syari’ah, dan untuk memastikan supaya tidak terjadi
pelanggaran terhadap hak-hak manusia. Semua ini dalam rangka mencapai
maqashid al-syari’ah (tujuan-tujuan syari’ah, yaitu keimanan, jiwa, akal,
kehormatan, dan kekayaan manusia), yang menurut Imam Al-Ghazali adalah
untuk memajukan kesejahteraan manusia.
5. Ma’ad (Hasil)
Walaupun sering kali diterjemahkan sebagai “kebangkitan”, tetapi secara harfiah
ma’ad berarti “kembali”. Implikasi nilai ini dalam kehidupan ekonomi dan bisnis
misalnya, diformulasikanoleh Imam Al-Ghazali yang menyatakan bahwa
motivasi para pelaku bisnis adalah untuk mendapatkan laba. Laba dunia dan laba
akhirat. Karena itu, konsep profit mendapatkn legitimasi dalam Islam.
a. Prinsip-prinsip Derivatif: Ciri-ciri Sistem Ekonomi Islam
1. Multitype Ownership (Kepemilikan multijenis)
Nilai tauhid dan nilai ‘adl melahirkan konsep multitype ownership.
Prinsip ini adalah terjemahan dari nilai tauhid:pemilik primer langit,
bumi, dan sisanya adalah Allah, dan manusia hanya sebagai pemilik

PENGANTAR EKONOMI ISLAM

Page 31

sekunder. Sedangkan untuk menjamin keadilan, maka cabang-cabang
produksi yang penting dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai
negara. Sistem kepemilikan campuran juga diakui oleh Islam, baik
campuran negara-swasta, swasta domestik-asing, atau negara-asing.
2. Freedom to Act (Kebebasan Bertindak/Berusaha)
Keempat nilai nubuwwah yang dimiliki oleh Nabi Muhammad bila
digabungkan dengannilai keadilan dan nilai khilafah (goog governance)
akan melahirkan freedom to act pada Muslim, khususnya pada pelaku
ekonomi dan bisnis. Freedom to act akan bagi setiap individu akan
menciptakan mekanisme pasar dalam perekonomian. Karena itu,
mekanisme pasar adalah keharusan dalam Islam, dengan syarat tidak ada
distorsi (proses pendzaliman)
3. Social Justice (Keadilan Sosial)
Gabungan nilai khilafah dan nilai ma’ad melahirkan prinsip keadilan
sosial. Dalam Islam, pemerintah bertanggung jawab menjamin
pemenuhan kebutuhan dasar rakyatnya dan keseimbangan sosial antara
yang kaya dan yang miskin. Semua sistem ekonomi memiliki tujuan
yang sama yaitu menciptakan sistem perekonomian yang adil. Dalam
Islam, keadilan diartikan dengan suka sama sukadan tidak ada yang
terdzalimi.
Akhlak : Perilaku Islam dalam perekonomian
Sekarang kita telah memiliki landasan teori yang kuat serta prinsip-prinsip sistem
ekonomi yang mantap. Tetapi dua hal itu belum cukup, karena teori dan sistem
menuntut adanya manusia yang menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam teori dan

PENGANTAR EKONOMI ISLAM

Page 32

sistem tersebut. Harus ada manusia yang perperilaku, berakhlak secara profesional
(ihsan, itqan) dalam bidang ekonomi. Karena teori yang unggul dan sistem-sistem
ekonomi yang sesuai syari’ah sama sekali bukan merupakan jaminan bahwa
perekonomian umat Islam akan maju. Sistem ekonomi hanya memastikan bahwa tidak
ada transaksi ekonomi yang bertntangan dengan syari’ah.Perekonomian umat Islam
baru dapat maju bila pola pikir dan pola laku Muslimin dan Muslimat sudah itqan
(tekun) dan ihsan (profesional).

PENGANTAR EKONOMI ISLAM

Page 33

BAB IV
SEJARAH EKONOMI ISLAM I

Sejarah Perekonomian Umat Islam pada Masa Awal Pemerintahan Rasulallah
SAW dan Al-Khulafa Ar-Rasyidun
Islam dan Perkembangan Pemikiran Ekonomi
a.

Islam Sebagai Sistem Hidup (Way of Life)
Dalam Islam, Prinsip utama dalam kehidupan adalah Allah SWT. Merupakan zat

yang Maha esa, satu-satunya Tuhan dan Pencipta seluruh alam semesta beserta isinya.
Ia adalah Subbuhun dan Quddusun, yakni bebas dari kekurangan, kelemahan, kesalahan
serta suci dan bersih dalam segala hal.
Sementara itu manusia diciptakan dalam bentuk yang paling baik dan
melaksanakan tugas kekhalifahan dalam kerangka pengabdian kepada Allah SWT.
Allah SWT berfirman:
“Orang-orang yang jika kami teguhkan kedudukan mereka dimuka bumi ini,
nsicaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang
ma’ruf dan mencegah dari perbuatan yang munkar ” [QS Al-Hajj (22) : 41]
Ayat tersebut menyatakan, mendirikan shalat merupakan refleksi hubungan yang
baik dengan Allah SWT, dan menunaikan zakat merupakan refleksi keharmonisan
hubungan dengan sesama manusia, sedangkan ma’ruf berkaitan dengan semua yang
dianggap baik oleh agama, akal, serta budaya dan munkar sebaliknya.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Allah SWT

menurunkan Al-Qur’an sebagai

hidayah atas segala persoalan akidah. Syariah, dan akhlak. Akidah dan akhlak
merupakan dua komponenajaran islam yang bersifat konstan/ tetap (tidak mengalami
PENGANTAR EKONOMI ISLAM

Page 34

perubahan terkait tempat dan waktu), sedangkan syariah senantiasa berubah sesuai
kebutuhan dan taraf peradaban umat, bersifat komprehensif (merangkum seluruh aspek
kehidupan, ritual/ibadah maupun sosial/muamalah) dan universal berarti syariah islam
diterapkan dalam setiap waktu dan tempat sampai yaum al-hisab nanti. Adapun untuk
merespon perputaran zaman dan mengatur kehidupan duniawi manusia secara
terperinci, Allah SWT menganugerahi akal pikiran dalam hal ini Nabi Muhammad
SAW bersabda:
“kamu lebih mengetahui urusan keduniaanmu” (Riwayat Muslim)

b.

Kedudukan Akal dalam Islam serta Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Ilmu
Pengetahuan
Dalam pengertian islam, akal adalah daya berpikir yang terdapat dalam jiwa

manusia,

yaitu

daya

memperoleh

pengetahuan

dengan

memerhatiakn

alam

sekitar/semesta. Dalam al-qur’an banyak terdapat anjuran, dorongan bahkan perintah
agar manusia mempergunakan akalnya, Allah SWT berfirman:
“Ini adalah sebuah kitab yang kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya
mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang
yang mempunyai pikiran” [QS. Shad (38): 29]
Rasulallahu Saw pun menyerahkan berbagai urusan duniawi yang bersifat deail dan
teknis kepada akal manusia.
Kedua nash, tersebut menjelaskan bahwa akal memiliki kedudukan yang tinggi dan
penting dalam ajaran agama islam. Dan ini semua dapat mendorong kemajuan ilmu
pengetahuan, sebagai hasilnya muncul para cendikiawan di berbagai bidang termasuk di

PENGANTAR EKONOMI ISLAM

Page 35

ekonomi, pemikiran mereka sangat mendomisili peradaban dunia sejak abad VII hingga
abad XIII Masehi.

c.

Sejarah Pemikiran Ekonomi dalam Islam
Kontribusi kaum muslim yang sangat besar terhadap kelangsungan dan

perkembangan pemikiran ekonomi dan peradaban dunia umunya, telah diabaikan oleh
para ilmuwan barat. Menurut Capra meski sebagian besar kesalahan umat muslim
dikarenakan tidak mengartikulasikan secara memadai kaum muslim, tetap saja ilmuwan
barat memiliki andil karena tidak memberikan penghargaan yang layak bagi kemajuam
manusia.
Ini semua disebabkan ilmuwan barat tidak menyadari sejarah pengetahuan
merupakan suatu prosesn kesinambungan yang dibangun dengan fondasi yang
diletakkan oleh generasi sebelumnya. Menurut Capra, Schumpeter mungkin tidak akan
mengasumsikan adanya kesenjangan selama 500 tahun, dan mencoba menemukan
fondasi diatas para ilmuwan skolastik dan barat mendirikan bangunan intelektual
mereka.
Meski telah memberikan kontribusi yang besar, sebaliknya kaum muslimin tidak
lup