KETIKA BENCI MENJADI CINTA MENJADI CINTA MENJADI CINTA

KETIKA BENCI MENJADI CINTA
Aku kasmawati, yang biasanya dipanggil atau disapa dengan sebutan ammah
ataupun ammahdong, aku sekolah di SMAN 1 PANGSID, atau biasa dekenal dengan
SMANSA,beberapa bulan setelahku sekolah disana aku sering mendengar gosip,
dan gosipnya itu seorang osis yang sangat sok, dan aku ingin membuktikan gosip
itu. Dan ternyata beneran dia sok banget dan itu yang membuatku jengkel dan
sangat membencinya.
Keesokan harinya aku tiba disekolah dan yaah.. seperti biasanya sebelum ke
kelas aku memarkir kendaraanku dulu, tiba-tiba aku melihat seorang cowok yang
menurutku lumayan keren dan menggunakan sebuah ninja berwarna merah,
akupun mengaguminya, tidak lama kemudian setelah memarkir motornya dengan
baik dia membuka helmnya, ternyata dia adalah osis yang sangat sok itu, isshh..
kimmbete aja deh ternyata dia orang yang sangat aku benci.
Suatu hari, tepatnya hari jum’at aku dan temanku yang bernama Eka
prastika,Ismatul Khaira,dan Wulan sedang jalan-jalan mengelilingi SMANSA, yaah
bisa dibilang tebar pesonalah atau tawaf keliling, tidak lama kemudian kami
kembali ke kelas kami,kelas yang paling terakhir dan paling ujung dan yang paling
sudut sebut saja kelas X.14, tiba-tiba temanku Rogaiyyah,Astrina dan yang lainnya
memberi informasi kepadaku kalau aku di cari oleh Ibu Roswati yaitu guru kesenian
yang menurutku sangat baik dan katanya dia menungguku diperpustakaan.
Akupun bergegas menuju kesana untuk menemui ibu Roswati,setelah

sesampaiku disana,saat aku ingin masuk diperpustakaan aku melihat sebuah mata
yang sangat indah dan bersinar lalu detak jantungkupun tak menentu. “ada apa
ini???” tanyaku dalam hati, lalu akupun tidak segan-segan masuk didalam sana
karna mungkin ibu sudah menungguku, disana aku menemui ibu Roswati,dan
seorang kakak kelas yang beranama Wendi,Dandi,dan yang terkhir osis yang sok itu
yang dikenal dengan nama kak Haedar.
Ternyata kehadiranku disana aku diajak untuk bergabung disebuah
band,karena katanya di Pare-pare ada sebuah acara sekolah, aku tidak tau harus
berkata apalagi,karena perasaan suaraku juga lumayan gak bagus sih!!. Setelah itu
aku akupun ingin kembali ke kelasku dan tiba-tiba saja mulutku terbuka dan
menyapa salah satu personil band tersebut. “Kak Haedar, kalau mw ki hubungika
minta ki saja pinku atau nomorku sama diank” kataku kepada osis yang sok itu, dan
dia menjawabnya “ohiya dek” lalu dia memanggil Wendi “Wendi wueeekk...” sambil
menjulurkan lidahnya kepada wendi yang bermaksud mengejek wendi karna pada
saat itu aku memberitahunya untuk meminta nomorku kepada diank, “OMG dia
benar-benar sok” kataku dalam hati.
Beberapa hari kemudian dia nge-sms aku dan isi smsnya itu “malam, kak
Haedar” akupun membalasnya “juga kak”, “lagi apa ki dek?” kata kak Haedar, dan
jawabku “ lagi baring-baring kak ohiya kak latihannya kapan?” lalu jawab kak
haedar “ntar dek nanti saya kasi jki itu kabar”. Orang yang sangat aku benci itu

tiba-tiba memberiku perhatian yang sangat luar biasa, dan anehnya ntah kenapa
setiap membaca sms darinya itu ada yang berbeda denganku,aku selalu merasa
bahagia bahkan salah tingkah.
Beberapa hari kemudian aku dan teman-teman sekelasku diberi tugas
sosiologi yaitu untuk bersosialisasi disebuah pesantren dan panti asuhan. Setelah
itu kami membagi kelompok dan ternyata aku kelompok 1 dan kelompok 1 memilih
untuk bersosialisasi disebuah pesantren yang berada di sekitar Rappang, kami
berencana untuk datang kepesantren tersebut pada hari minggu.
Sabtu malam, dia menyatakan perasaannya kepadaku tapi aku tidak
langsung menerimanya, aku butuh waktu untuk berfkir. Hari minggupun telah tiba,
pagi-pagi pas aku bangun tiba-tiba saja ada sms dari kak Haedar ohh.. bahagianya
aku, beberapa lama kemudian saat aku smsan dengannya tiba-tiba dia bertanya

“dek bagaimana mi itu soal yang tadi malam” aku hanya menjawabnya “ohiya kak
butuhka waktu”.
Sekitar setelah sholat dhuhur aku menjemput Wulan dirumah teman aku
yang bernama Nini, setelah menjemput Wulan aku kembali kerumah bersama
Wulan untuk menunggu jemputan dari teman-teman aku untuk pergi kepesantren
itu. Merekapun datang menjemputku aku dan wulan,kami pun berangkat,didalam
mobil disana kami bercanda sambil memakan kue yang tadinya dikasih sama mama

aku, sesampainya disana kami tidak langsung turun dari mobil tapi melainkan
didalam mobil kami berdandan dulu seperti memakai jilbab dan memakai lipstick.
Hahahaha.. mau minta izin aja pake bergaya segala emang mau fashion.
Setelah itu aku dan teman-teman pulang dan mereka singgah dirumah untuk
mencicipi kue,karena pada saat itu kebetulan dirumah sedang ada acara. Setelah
Isma,Nini,Eka pulang aku dan wulan sedang makan siang lalu tiba-tiba kak haedar
nge-sms aku untuk datang latihan,setelah selesai makan aku dan Wulan bergegas
pergi ke rumah kak Wendi yang awalnya aku kira rumahnya ibu Roswati.
Aku lelah mengendarai mator karna keliling-keliling mencari rumahnya kak
Wendi dan akhirnya ketemu deh rumahnya, “ternyata ini rumahnya,yang hampir
setiap hari aku lewati!!”, kataku dalam hati. Disana dirumah kak Wendi udah ada
kak Haedar dan kak Dandi, yaah mereka sangat baik. Beberapa menit tlah berlalu
kak Wendi dan kak Dandi masuk kerumahnya kak Wendi buat latihan, dan hanya
aku,Wulan,dan Kak Haedar yang ada didepan rumah kak Wendi.
Semakin aku memandangnya,semakin aku jatuh cinta kepadanya dan
merasa nyaman kepadanya, lalu aku mengaktifkan ponselku dan membuat status
diBBM yang isinya “Jatuh cintaka” lalu memperlihatkannya kepada Wulan dan kami
hanya bisa tertawa. Wulan sibuk telponan sama pacaranya sampai-sampai aku
dilupain dan mencari tempat yang jauh dan sepi agar tidak ada yang
mengganggunya, dasar yaah.. anak jaman sekarang.

Hingga malam telah tiba dan dia menanyakan kembali soal pertanyaannya
itu, lalu beberapa detik kemudian dia neg-sms aku dan isinya “pernah ki ga pacaran
sama Chedar” jawabku “iya kak”. Ohiya hampir lupa Chedar adalah mantanku dia
juga pernah sekolah di SMANSA kelas XII.IA5. lanjut smsnya kak Haedar berkata
“dek boleh ga saya yang gantikani” jawabku “betulanki?”, jawabnya “betulanka”,
“seriuski” jawabku kepadanya lalu ia berkata “seriuska dek”. Dan aku hanya
menjawabnya “maaf kak tidak sepertika cewek yang lain saya yang sering keluar
malam keluyuran sama pacarnya trus bisa jki ga trimaka apa adanya”, jawab kak
Haedar “saya juga dek tidak suka keluar malam, iaa dek siap ja trimaki apa
adanya”. Hingga akhirnya aku menerimanya dan kami pun menjalaninya.
Beberapa hari kemudian dia sakit, aku dan Wulan berencana menjenguknya
tapi sayangnya aku tidak membawakannya bingkisan karena pada saat itu aku
tidak punya uang sepeserpun, sungguh malangnya nasibku. Hingga suatu saat dia
menelponku menggunakan handphone milik ayahnya tapi saat itu aku tertidur dan
saat itu juga aku tidak menjawab telponya, hingga suatu hari aku mengirim pesan
ke nomor ayahnya yang isinya “ini siapa yah??” karena pada saat itu aku belum tau
bahwa yang menelponku pada saat Haedar yang menggunakan handphone milik
ayahnya.
Lalu kemudian sebuah nomor baru yang tidak aku ketahui menelponku,
akupun menjawab telponnya sambil membentak-bentak orang itu “Haloo siapa je

ine kenapako telponka??” kataku dengan suara yang lantang. Lalu tiba-tiba orang
yang menelpon tersebut itu berkata “kita siapa? Kta yg smska duluan bilang siapa
ini?”. Jawabku dengan marah “eeh kita yang telponka duluan”. Jawab orang itu
“orang manaki? Siapa namata?”,. “orang sereangka trus Ammah namaku” jawabku
kepada penelpon itu, “ohh anakku yang habis pake menelpon ini Haedar, ceweknya
ga Haedar ini?” kata orang itu. Lalu aku hanya bisa diam,aku tidak tau harus

berkata apa lagi karena ternyata orang ini adalah omnya Haedar, betapa
menyesalnya aku,karena habis membentaknya tadi.
“Haloo.. ceweknya ga Haedar ini” kata om itu, jawabku dengan gugup ii..iee
pacarnya”. “saya omnya Haedar” kata om itu, jawabku “ohiyee”. Dan jawannya,
“pernah mki gah ke rumahnya”, “iye pernahmi waktunya sakit” itu jawabku
kepadanya. “itu Haedar tidak pernah tuh bohong sama saya,saya bapaknya” jawab
orang itu, kataku dalam hati “OMG ternyata dia ayahnya Haedar berarti tadi dia
bohong dong kalau dia omnya Haedar”. Akupun semakin bingung,masih lanjut
dalam telpon ayahnya Haedar berkata “ada ji ga mu bawakani”, jawabku sambil
tertawa “aii tidak ada”, “aii kalau begitu bawakani apa-apa” jawab sang ayah,
“ohiye om lain kali pi” kataku.
Beberapa menit berlalu,sebelum menutup telponnya “sudahmi ple dulu calon
menantu” kata ayahnya Haedar, dengan salah tingkahku dan tertawa aku

menjawab “ohiye ple om hati-hatiki”, jawabnya “iye assalamu alaikum” dan
jawabku “walaikum salam”. Setelah telpon itu aku langsung memberi tahu Haedar
yang terjadi tadinya,tapi saat itu Haedar marah kepadaku dan membalas smskupun
biasa-biasa saja.
Suatu hari dia mengajakku untuk kerumahnya, aku tidak tau mau bilang
apa,aku langsung tidak menolaknya karena kataku dalam hati “kapan lagi!!”.
Sebelum kerumahnya, aku ke kosnya wulan dulu untuk berdandan dan untuk
menunggu jemputan darinya, setelah dia datang menjemput aku, kami berdua tidak
langsung berangkat melainkan bercerita atau bercanda sedikit setlah itu kami pun
berangkat,ketika sampai dirumahnya disana aku bertemu dengan nenek dan
ibunya, dan meraka sangat baik. Dan yang selalu hadir dibenakku “apakah mereka
suka kepadaku yaah?”.
Setelah itu Haedar mengantarku pulang,Hingga suatu hari aku mulai jengkel
dan bosan kepadanya aku selalu berfkir ingin menduakannya tapi hal itu tidak
pernah terjadi, akupun mencoba mempertahankannya walau selalu diganggu
dengan rasa benciku itu, 3-4 bulan berlalu rasa jengkel dan bosan itu hilang dan
hadirlah rasa sayang,cintaku kepadanya yang sangat luarbiasa lebih dari yang dia
ketahui. Dan saat itu aku tidak pernah lagi meluangkan waktuku kepadanya dan itu
yang membuatnya berubah.
Hingga pada suatu hari terjadi pertengkaran yang sangat luarbiasa aku tidak

tau harus bilang apa lagi kecuali kata putus, tapi aku juga sayang kepadanya
bahkan dia juga tidak ingin putus kepadaku, banyak kabar dan gosip yang buruk
dari luar yang dia dengar tentang aku, tapi dia mengabaikannya sedangkan aku,
aku hanya bisa marah-marah kepadanya. Tapi dia tetap sabar. Lagi-lagi
pertengkaran hadir aku capek, hingga teman-temanku membujukku untuk
mengakhiri hubungan itu dan akupun mencoba untuk mengakhiri hidupku, tapi apa
kami berdua tidak berpisah malahan hubungan kami malah baik-baik saja, itukah
cinta?
Yahh mungkin itu adalah sebuah cinta yang awalnya benci menjadi cinta,dan
kami pun bahagia bahkan setiap tanggal 23 kami selalu pergi berdua untuk
merayakan happy annivesary kami. “sayang cinta ini milik kita berdua, keep
romantic and long last” itu kataku yang tak pernah aku bosangi untuk mengatakan
kepadanya. Cinta adalah dia si osis yang sok itu kemarin,esok,dan selamanya.