Pedoman Pengelolaan Data Tebu Secara Online

Buku Pedoman Pengelolaan Data Tebu Nasional Secara Online

2017

BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Subsektor perkebunan mempunyai peranan penting dalam
perekonomian Indonesia. Salah satu komoditas utama di subsektor
perkebunan adalah tebu, dimana tebu mempunyai peranan penting
dalam pemenuhan kebutuhan gula nasional. Dalam rangka mendukung
perencanaan pembangunan pertanian khususnya peningkatan produksi
tebu, dukungan data dan informasi terkait komoditas tebu sangat
diperlukan agar kebijakan yang diambil tepat dan terarah.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian sebagai salah satu
unit instansi di Kementerian Pertanian mempunyai kewajiban untuk
mengumpulkan data, mengolah, menganalisis dan membuat kajian
komoditas utama perkebunan, yang berguna untuk membantu dalam
perumusan kebijakan, perencanaan, evaluasi dan monitoring oleh para
pengambil kebijakan.
Data produksi tebu/gula yang tersedia saat ini dalam periode
data tahunan dengan periode pelaporan triwulanan, data dilaporkan

secara berjenjang dari tingkat kecamatan-kabupaten-provinsi- pusat
(Ditjen Perkebunan). Sumber data produksi gula didapatkan dari dinas
yang membidangi subsektor perkebunan Provinsi dan 65 pabrik gula
yang tersebar 9 Provinsi di Indonesia. Mengingat kebutuhan
perencanaan dan pengambilan kebijakan yang cepat dan tepat oleh
pimpinan maka diperlukan Pemenuhan data bulanan secara real time
yang diperoleh melalui pelaporan dari pabrik gula.

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

1

2017

Buku Pedoman Pengelolaan Data Tebu Nasional Secara Online

Untuk mendapatkan data komoditas tebu/gula secara real time,
akurat dan tepat maka perlu dilakukan pelaporan data tebu/gula
berbasis online yang langsung didapatkan dari pabrik gula yang
memiliki pelaporan bulanan.

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (Pusdatin) dan
Direktorat Jenderal Perkebunan bersama-sama merintis Pengelolaan
Data Tebu Nasional Secara On-Line dalam kerangka proyek Establishing
National Agrifood Information System and Developing Human Resource
in Indonesia yang merupakan kerjasama antara pemerintah Indonesia
dengan Korea Selatan.

1.2 Landasan Hukum dan Operasional
1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik
2. Undang Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Perkebunan
3. Peraturan

Menteri

Pertanian

Nomor:

43/Permentan/OT.010/8/2015, tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pertanian

4. Peraturan

Menteri

Pertanian

Republik

Indonesia

Nomor

53/Permentan/Kb.110/10/2015 Tentang Pedoman Budidaya Tebu
Giling Yang Baik
5. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 3599/Kpts/DP.310/10/2009
tentang Komoditi Binaan Perkebunan.

2

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


Buku Pedoman Pengelolaan Data Tebu Nasional Secara Online

2017

1.3. Tujuan
Tujuan disusunnya Buku Pedoman ini adalah:
1. Sebagai pedoman dalam melakukan pengumpulan data tebu/gula
nasional secara online.
2. Sebagai pedoman dalam melakukan pengolahan dan penyusunan
statistic tebu/gula Kristal putih secara nasional.

1.4. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Buku Pedoman Pengumpulan Data Tebu/Gula
Nasional Secara Online meliputi:
a. Metodologi pengumpulan data tebu
b. Organisasi tim pengumpulan data tebu
c. Pengolahan data tebu
d. Penyajian Data Tebu Bulanan


Sementara, ruang lingkup kegiatan ‘Pengelolaan Data Tebu
Nasional secara Online’ akan dilakukan di 65 (enam puluh lima) PG
yang tersebar di 9 (sembilan) provinsi.

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

3

2017

4

Buku Pedoman Pengelolaan Data Tebu Nasional Secara Online

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Buku Pedoman Pengelolaan Data Tebu Nasional Secara Online

2017


BAB II. METODOLOGI

2.1. Alur Pengumpulan Data
Organisasi pengumpulan data

tebu nasional secara online

digambarkan pada Gambar 2.1. Pengumpulan data dilakukan oleh Pabrik
Gula. Data yang sudah dikumpulkan kemudian dientry pada system
pelaporan data tebu/gula Kristal putih dan dikirim ke server pusat. Data
yang dikirim oleh Pabrik Gula dianggap valid apabila telah diverifikasi dan
divalidasi serta disetujui oleh Kantor Direksi dari Pabrik Gula yang
bersangkutan.

Gambar 2.1. Alur pengumpulan data tebu/gula

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

5


2017

2.2.

Buku Pedoman Pengelolaan Data Tebu Nasional Secara Online

Periode Pelaporan Data

Periode pelaporan data tebu/gula kristal putih yang dilaporkan oleh
Pabrik Gula adalah dua mingguan, dengan ketentuan sbb.:
Tabel 1. Tanggal pelaporan dan cakupan data tebu/gula Kristal putih

2.3. Tugas dan Tanggung jawab
Setiap institusi yang terkait dengan organisasi pengelolaan data tebu
nasional secara online ini mempunyai tugas dan tangung jawab sebagai
berikut:
1.

Pabrik Gula
Pabrik Gula melakukan pengumpulan data dari lapangan


dan

mengirimkannya ke server pusat. Dalam melakukan pengumpulan data,
Pabrik Gula melakukan koordinasi unit-unit kerja di dalamnya.
2.

Kantor Direksi melakukan verifikasi dan validasi terhadap data yang
dikumpulkan dan dikirim oleh Pabrik Gula. Dalam melakukan kegiatan
ini, Kantor Direksi berkoordinasi dengan pabrik Gula yang ada di
bawahnya.

3.

Kementerian Pertanian dalam hal ini adalah Pusdatin dan Direktorat
Jenderal Perkebunan melakukan penyusunan dan perawatan system
6

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


Buku Pedoman Pengelolaan Data Tebu Nasional Secara Online

2017

pengumpulan dan pengiriman data tebu/gula kristal putih secara online.
Disamping itu, melakukan rekapitulasi data yang terkumpul pada server
serta membuat laporan sesuai dengan keperluan unit kerjanya.

2.4. Data yang dikumpulkan
Variabel data yang akan dikumpulan melalui kegiatan ini mencakup:
a. Luas tanaman tebu yang diusahakan oleh pabrik gula
b. Luas Panen Tebu Sendiri (TS), Tebu Rakyat Kemitraan (TRK), dan
Tebu Rakyat Mandiri (TRM)
c. Produksi Tebu/Gula TS, TRK, dan TRM
d. Rendemen Tebu TS, TRK, dan TRM
e. Produktivitas Tebu/Gula TS, TRK, dan TRM
f. Produksi tetes dari Tebu TS, TRK, dan TRM
2.5. Konsep dan Definisi



Luas tanaman awal bulan: jumlah tanaman tebu yang ada di lahan
pada awal bulan laporan.



Luas tanaman rusak: jumlah tanaman tebu yang rusak dikarenakan
oleh hama/penyakit, kebanjiran, kekeringan, dll pada periode bulan
laporan.



Luas penanaman baru: jumlah penanaman tebu yang ada pada
periode bulan laporan. Penanaman tebu bisa berupa PC, R1, R2, R3,
R4, maupun BR.



Tanaman plant cane (PC): tanaman tebu yang pertama kali di tanam
pada lahan yang belum pernah ditanam tebu sebelumnya. Misalnya
dari bukaan hutan yang sudah di landclearing atau lahan eks

komoditi lain. Karena sifatnya yang pertama kali tanam tebu,
diharapkan produktivitas ton/ha tebu bisa lebih dari 90-150 ton/ha.

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

7

2017

8

Buku Pedoman Pengelolaan Data Tebu Nasional Secara Online



Tanaman ratoon cane (R): tanaman tebu yang yang berasal dari
tanaman tebu sebelumnya yang telah ditebang, kemudian
tunggulnya dibiarkan bertunas lagi dan dilakukan perawatan tanpa
perlu menanam bibit lagi dari awal.



R1: tanaman ratoon yang berasal dari keprasan tanaman PC yang
telah ditebang sebelumnya (baru sekali dikepras).



R2: tanaman ratoon yang berasal dari RC1 yang dikepras setelah
ditebang sebelumnya(dua kali dikepras).



R3: tanaman ratoon yang berasal dari RC2 yang dikepras setelah
ditebang sebelumnya (tiga kali dikepras).



R4: tanaman ratoon yang berasal dari RC3 yang dikepras stelah
ditebang sebelumnya (empat kali dikepras).



Bongkar Ratoon (BR): tanaman tebu yang ditanam dari
pembongkaran tanaman tebu yang sudah ada sebelumnya. Lahan
tebu yang sudah ditebang terlebih dahulu dilakukan persiapan dan
pengolahan tanah baru kemudian dilakukan penanaman
menggunakan bibit.



Varietas Genjah (masa awal): varietas yang mencapai masak
optimal < 12 bulan.



Varietas Sedang (masa tengah): varietas yang mencapai masak
optimal pada umur 12-14 bulan.



Varietas Dalam (masa akhir): varietas yang mencapai masak optimal
pada umur lebih dari 14 bulan.



Luas Areal Tebu : jumlah areal untuk usaha budidaya tanaman
berupa kegiatan perluasan, peremajaan (bongkar ratoon) maupun
intensifikasi (rawat ratoon) yang dinyatakan dalam satuan Ha.



Luas Panen Tebu : jumlah areal yang dipanen sekali atau lebih pada
periode bulan laporan, yang dinyatakan dalam satuan Ha.



Produksi Tebu : jumlah tebu yang dihasilkan dari areal kebun tebu
yang dipanen dinyatakan dalam satuan ton.



Produktivitas Tebu : jumlah tebu yang dihasilkan dibagi areal yang
dipanen, dinyatakan dalam satuan ton/ha.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Buku Pedoman Pengelolaan Data Tebu Nasional Secara Online

2017



Rendemen tebu : jumlah hablur yang dihasilkan dibagi tebu yang
diolah dinyatakan dalam prosen (%).



Produksi Gula : jumlah gula yang dihasilkan dari areal kebun tebu
yang dipanen, dinyatakan dalam satuan ton.



Tetes tebu atau molases: merupakan salah satu produk hasil dari
pengolahan gula tebu yang masih mengandung gula dan juga asam
organic. Molases memiliki bentuk berupa cairan yang kental
berwarana coklat. Molases juga memiliki kandungan sukrosa yang
cukup tinggi yaitu 48%-55% sehingga molases ini seringkali dijadikan
bahan baku untuk pembuatan etanol.



Produktivitas Gula : jumlah gula yang dihasilkan dibagi areal yang
dipanen dinyatakan dalam satuan ton/ha.



Taksasi : perkiraan produksi, produktivitas tebu/gula dan rendemen
dari areal tanaman tebu yang diusahakan dalam periode 1 (satu) kali
musim tanam.



Realisasi : jumlah produksi tebu/gula yang dihasilkan dari areal tebu
yang ditanam/dikelola dalam satuan ton mulai awal giling hingga
akhir giling.



Kapasitas
Giling
Terpasang:
kemampuan
PG
untuk
menggiling/mengolah tebu sesuai dengan desain mesinnya yang
dinyatakan dalam satuan Ton Tebu per Hari (TTH) atau Tone Cane
Per Day (TCD).



Kapasitas
Giling
Eksklusif
:
kemampuan
PG
untuk
menggiling/mengolah tebu dengan jam berhenti tidak dihitung, yang
dihitung hanya jam efektif untuk menggiling tebu dalam 1 (satu) hari
(24 jam giling). Misal dalam 1 hari hanya giling 22 jam dengan tebu
yang digiling 8.000 ton, maka kapasitas Eksklusifnya adalah :
8.000/22 x 24 = 8.727 TTH.



Kapasitas Inklusif : kemampuan PG untuk menggiling/mengolah
tebu per hari dengan jam berhenti dihitung. Misal dalam 1 hari (24
jam) dengan tebu yang digiling 8.000 ton, maka kapasitas inklusifnya
adalah : 8.000/24 x 24 = 8.000 TTH

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

9

2017

Buku Pedoman Pengelolaan Data Tebu Nasional Secara Online



Tebu Sendiri (TS) : kebun tebu yang diusahakan oleh perusahaan
ditanam di lahan HGU (Hak Guna Usaha) maupun lahan sewa dari
rakyat.



Tebu Rakyat (TR) : kebun tebu yang diusahakan oleh petani di lahan
rakyat (milik sendiri atau sewa).



Tebu Rakyat Kemitraan (TRK): adalah kebun tebu yang diusahakan oleh
petani di lahan rakyat dimana terjalin kemitraan antara perusahaan dan
petani.



Tebu Rakyat Mandiri (TRM): adalah kebun tebu yang diusahakan oleh
petani di lahan rakyat dimana tidak terjalin kemitraan antara perusahaan
dan petani.



Hablur : gula murni dalam bentuk kristal (1 ton hablur = 1,003 ton
gula).



Sukrosa/gula sukrosa : nama kimia dari gula (C12 H22 011) dan gula
ini digunakan dalam berbagai produk maupun di rumah tangga.



Gula Kristal Putih (GKP) : gula berbentuk kristal putih dengan nilai
ICUMSA 81-300, untuk konsumsi langsung rumah tangga.



ICUMSA : International Comitee for Uniform Measurement on Sugar
Analisis (untuk kejernihan gula).



Bilangan ICUMSA : suatu parameter nilai kemurnian yang berkaitan
dengan warna gula yang diukur berdasarkan standar nternasional
dalam satuan International Unit (IU).

2.6. Jenis dokumen
Daftar yang digunakan dalam kegiatan ‘Pengelolaan Data Tebu
Nasional Secara Online’ adalah Daftar ‘Laporan Data Tebu/Gula Kristal Putih
(LD-TG)’ (terlampir). Pengumpulan dan pengiriman data dilakukan secara
bulanan.

10

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Buku Pedoman Pengelolaan Data Tebu Nasional Secara Online

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

2017

11

2017

Buku Pedoman Pengelolaan Data Tebu Nasional Secara Online

2.7. Tata cara pengisian daftar

Blok I. PENGENALAN TEMPAT
1. Tuliskan nama perusahaan/kantor administrator perkebunan tebu
yang resmi digunakan perusahaan
a. Tuliskan alamat lengkap Perusahaan/Kantor Administratur
perkebunan yang biasa digunakan dalam surat menyurat melalui
pos, beserta kode pos, nomor telepon, alamat e-mail dan nomor
faksimili
b. Tuliskan nama provinsi letak perusahaan/kantor administrator
beserta kodenya
c. Tuliskan

nama

kabupaten/kota

letak

perusahaan/kantor

administrator, beserta kodenya
d. Tuliskan

nama

kecamatan

letak

perusahaan/kantor

administrator, beserta kodenya
e. Tuliskan

nama

desa/kelurahan

letak

perusahaan/kantor

administrator, beserta kodenya
f. Tuliskan nama responden atau pemberi jawaban dari kuesioer ini
dan,
g. Tuliskan nomor handphone sesuai nama pada Rincian f.
h. Coretlah pilihan yang tidak sesuai dengan kondisi perusahaan
saat pencacahan.
Kantor Administratur adalah suatu unit kegiatan ekonomi/usaha yang
mengatur kegiatan administrasi kebun.

12

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Buku Pedoman Pengelolaan Data Tebu Nasional Secara Online

2017

2. Isikan nama kantor pusat
a. Tuliskan alamat lengkap Kantor Pusat perkebunan yang biasa
digunakan dalam surat menyurat melalui pos, beserta kode pos,
nomor telepon, alamat e-mail dan nomor faksimili.
b. Tuliskan nama provinsi letak kantor pusat
c. Tuliskan nama kabupaten/kota letak kantor pusat
Kantor

Pusat

adalah

perusahaan/usaha

yang

mempunyai

cabang/perwakilan unit pembantu di tempat lain yang secara
administratif

melakukan

pengkoordinasian

kegiatan

dan

pengawasan terhadap seluruh perusahaan cabang/perwakilan/unit
pembantunya.

Blok II. KETERANGAN PETUGAS


Tuliskan nama pencacah, tanggal melakukan pendataan serta tanda
tangan



Tuliskan nama pemeriksa, tanggal melakukan pemeriksaan daftar
serta tanda tangan

Blok III. KETERANGAN PERUSAHAAN
1. Pilihlah status permodalan/pemilikan perusahaan, apakah (1) PMDN
atau (2) PMA
2. Pilihlah bentuk badan hukum perusahaan, apakah (1) PTPN atau (2)
Perusahaan daerah, (3) Persero, (4) Perum, (5) PT, atau (6) Lainnya,
sebutkan
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

13

2017

Buku Pedoman Pengelolaan Data Tebu Nasional Secara Online

3. Tuliskan tahun berdiri atau mulai beroperasinya perusahaan
4. Informasi apakah perusahaan melaksanakan kemitraan, (1) Ya, (2)
Tidak
5. Informasi apakah perusahaan mempunyai kebun plasma yang belum
dikonversi, (1) Ya, (2) Tidak
6. Informasi

apakah

perusahaan

mempunyai

unit

pengolahan

produksi, (1) Ya, (2) Tidak

Blok IV. LUAS TANAM, LUAS PANEN DAN PRODUKSI TEBU YANG
DIGILING
A. Tuliskan target produksi gula Kristal putih yang akan diproduksi
selama periode tahun ini dalam satuan ton
B. Tuliskan luas tanaman tebu yang diusahakan oleh PG yang berasal
dari kebun sendiri dalam satuan Ha, yang meliputi:


Kolom (1) Luas tanaman awal bulan laporan,



Kolom (2) Luas penamanan yang dilakukan pada bilan laporan,



Kolom (3) Luas yang dilakukan pemanenan pada bulan laporan,



Kolom (4) Luas tanaman yang rusak yang terjadi pada bulan
laporan, dan



Kolom (5) Luas tanaman pada akhir bulan laporan, yang dihitung
dari Kolom (5) = Kolom (1) + (2) – (3) – (4).

Uraian

kolom (2) Luas Penanaman Baru pada bulan ini akan

berdasarkan :


Kolom (1) Isikan rincian luas untuk masing-masing penanaman
baru

14

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Buku Pedoman Pengelolaan Data Tebu Nasional Secara Online



2017

Kolom (2) Tulisakan kondisi tanaman baru tersebut sesuai
dengan katagori sbb.:
✓ Kode 1 untuk PC atau merupakan tanaman yang benar-benar
ditanam dari bibit.
✓ Kode 2 untuk tanaman yang berasal dari ratoon pertama
✓ Kode 3 untuk tanaman yang berasal dari ratoon kedua
✓ Kode 4 untuk tanaman yang berasal dari ratoon ketiga
✓ Kode 5 untuk tanaman yang berasal dari ratoon keempat
✓ Kode 6 untuk katagori lainnya



Kolom (3) Tulisakan varietas tanaman tebu untuk masing-masing
luasan yang ada di Kolom (1).



Kolom (4) Kondisi lahan yakni : kode 1 bila lahan sawah dan Kode
2 bila lahan tegalan



Kolom (5) Status lahan, yakni: Kode 1 bila lahan sendiri, Kode 2
bila lahan sewa dan Kode 3 bila lahan lainnya.

C. Luas panen dan produksi dari kebun sendiri/inti
Berdasarkan rincian pada Kolom (1) Asal kabupaten, maka:


Tuliskan luas panen dalam Ha pada Kolom (2)



Jumlah tebu yang digiling dari kebun sendiri/inti dalam Ton pada
Kolom (3).



Hitunglah produktivitas tebu yang digiling dalam satuan Ton/Ha
pada Kolom (4) = Kolom (3) / Kolom (2).



Tuliskan randemen tebu dalam persen pada Kolom (5),



Hitunglah jumlah gula Kristal putih hasil giling dalam satuan ton
pada Kolom (6) = Kolom (3) x Kolom (5)

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

15

2017



Buku Pedoman Pengelolaan Data Tebu Nasional Secara Online

Hitunglah produktivitas gula kristal hasil giling dalam satuan
Ton/ha pada Kolom (7) = Kolom (6) / Kolom (2)



Tuliskan jumlah Tetes pada Kolom (8).

D. Luas panen dan produksi dari Tebu Rakyat Kemitraan (TRK)
Berdasarkan rincian pada Kolom (1) Asal kabupaten, maka:


Tuliskan luas panen dalam Ha pada Kolom (2)



Jumlah tebu yang digiling dari tanaman rakyat yang dibeli dalam
Ton pada Kolom (3).



Hitunglah produktivitas tebu yang digiling dalam satuan Ton/Ha
pada Kolom (4) = Kolom (3) / Kolom (2).



Tuliskan randemen tebu dalam persen pada Kolom (5),



Hitunglah jumlah gula Kristal putih hasil giling dalam satuan ton
pada Kolom (6) = Kolom (3) x Kolom (5)



Hitunglah produktivitas gula kristal hasil giling dalam satuan
Ton/ha pada Kolom (7) = Kolom (6) / Kolom (2)



Tuliskan jumlah Tetes pada Kolom (8).

E. Luas panen dan produksi dari Tebu Rakyat Mandiri (TRM)
Berdasarkan rincian pada Kolom (1) Asal kabupaten, maka:


Tuliskan luas panen dalam Ha pada Kolom (2)



Jumlah tebu yang digiling dari tanaman perkebunan lain dalam
Ton pada Kolom (3).



Hitunglah produktivitas tebu yang digiling dalam satuan Ton/Ha
pada Kolom (4) = Kolom (3) / Kolom (2).



16

Tuliskan randemen tebu dalam persen pada Kolom (5),

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Buku Pedoman Pengelolaan Data Tebu Nasional Secara Online



2017

Hitunglah jumlah gula Kristal putih hasil giling dalam satuan ton
pada Kolom (6) = Kolom (3) x Kolom (5)



Hitunglah produktivitas gula kristal hasil giling dalam satuan
Ton/ha pada Kolom (7) = Kolom (6) / Kolom (2)



Tuliskan jumlah Tetes pada Kolom (8).

F. Mekanisme pembelian tebu yang digiling
Mekanisme pembelian tebu yang digiling dibedakan berdasarkan
atas TS, TR Kemitraan dan TR mandiri. Isikan proporsi dalam persen
(%) untuk masing-masing kepemilikan tebu tersebut berdasarkan
metode pembelian, yakni secara bagi hasil pada Kolom (2), Beli
Putus pada Kolom (3), dan Jumlah pada Kolom (4).

Blok V. PERSEDIAAN DAN DISTRIBUSI GULA KRISTAL PUTIH DI PABRIK
GULA
A. PERSEDIAAN
1. Persediaan awal bulan ini: isikan jumlah gula Kristal putih yang
tersedia pada awal bulan laporan (dalam ton).
2. Produksi bulan ini: isikan jumlah gula Kristal putih yang
diproduksi pada bulan laporan (dalam ton).
B. DISTRIBUSI
1. Dijual di dalam negeri.
a. Di dalam provinsi: isikan jumlah gula Kristal putih yang dijual
di dalam provinsi (dalam ton).
b. Di luar provinsi: isikan jumlah gula Kristal putih yang dijual di
luar provinsi (dalam ton).

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

17

2017

Buku Pedoman Pengelolaan Data Tebu Nasional Secara Online

2. Dijual di luar negeri: isikan jumlah gula Kristal putih yang dijual
ke luar negeri (dalam ton).
3. Rusak/hilang/susut: isikan jumlah gula Kristal putih yang
rusak/hilang/susut (dalam ton).
4. Lainnya: isikan jumlah gula Kristal putih digunakan untuk
kepentingan lainnya (dalam ton).
C. PERSEDIAAN PADA AKHIR BULAN INI: merupakan hasil perhitungan dari
(A1 + A2 - B1 - B2 - B3 - B4).

D. RATA-RATA HARGA LELANG: Isikan rata-rata harga lelang gula kristal putih
yang terjadi pada bulan laporan (Rp/kg).

18

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Buku Pedoman Pengelolaan Data Tebu Nasional Secara Online

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

2017

19

2017

Buku Pedoman Pengelolaan Data Tebu Nasional Secara Online

BAB III. PENGOLAHAN DAN LAPORAN DATA
3.1.

Mekanisme Pengolahan Data

a. BPS Kabupaten Kota melakukan pengolahan data (editing/coding,
validasi, verifikasi, entri, dan update) daftar LD-TG
b. Hasil pengolahan Daftar LD-TG di BPS Kabupaten/Kota (database)
dikirimkan ke Distan/Disbun Kabupaten /Kota setiap bulan.
c. Berdasarkan hasil pengolahan Daftar LD-TG yang diperoleh dari BPS
Kabupaten Kota, Distan/Disbun Kabupaten/Kota:
-

Membuat rekap tingkat kabupaten/kota mengirimkan ke
Distan/Disbun Provinsi.

-

Mengirimkan database hasil pengolahan data ke Distan/disbun
Provinsi.

d. Distan/Disbun Provinsi membuat rekapitulasi tingkat provinsi dan
mengirimkan ke Kementerian Pertanian
e. BPS Kabupaten/Kota mengirimkan database hasil pengolahan ke BPS
Provinsi. Selanjutnya Provinsi mengirimkan ke BPS.
f. BPS mengirimkan database ke Kementan.

3.2.

Pengolahan Laporan Data Tebu/Gula (Daftar LD-TG)

a. Editing dan Coding
Dalam editing dilakukan pengecekan terhadap kelengkapan,
konsistensi dan kewajaran isian masing-masing kolom/baris. Pada
20

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

2017

Buku Pedoman Pengelolaan Data Tebu Nasional Secara Online

Daftar LD-TG, periksalah isian kode provinsi, kabupaten, kecamatan,
bulan, tahun, kode pilihan pertanyaan apakah tealah sesuai dengan
kode yang ditetapkan.
b. Pengecekan kolom-kolom
➢ Luas Tanaman Tebu yang diusahakan PG (Kebun sendiri) dalam
Hektar (Ha)

Luas Tanaman Awal Luas Penanaman Baru
Bulan ini
Bulan ini
(1)
100

(2)
25

Luas Panen dalam
Bulan ini
(3)
50

Luas Tanaman Rusak
Bulan ini
(4)
0

Tanaman Akhir Bulan ini
Luas
(5)=(1)+(2)-(3)-(4)
75

Rata-rata umur
Tanaman
(6)(Bulan)
2

Kolom (5) bulan lalu = kolom (1) bulan ini
Kolom (5) = kolom (1) + kolom (2) – kolom (3) – kolom(4)
Rata-rata umur : satuan bulan berkisar antara 1-9 bulan
➢ Luas Panen dan Produksi dari Kebun Sendiri/Inti
➢ Luas Panen dan Produksi dari Tanaman Rakyat yang Dibeli
➢ Luas Panen dan Produksi dari Perkebunan lain

No. Asal
Kabupaten
(1)
1. Cirebon
2. Kuningan
3. Majalengka
4. Indramayu
5. Brebes
JUMLAH

Luas
Panen
(Ha)
(2)
10
15
15
10
20
70

Produktivitas
Jumlah Gula Produktivitas
Kristal Putih Gula Kristal
Jumlah Tebu Tebu yang
Digiling
yang Digiling
Rendemen Hasil Giling
(Ton/Ha)
(Ton/Ha)
(Ton)
(Ton)
(%)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
47
4,70
8,22
3,86
0,386
58
3,87
7,77
4,51
0,300
78
5,20
6,94
5,41
0,361
37
3,70
6,95
2,57
0,257
85
4,25
7,40
6,29
0,315
305
4,36
7,42
22,64
0,323

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Jumlah
Tetes
(Ton)
(8)
1,41
2,90
3,51
2,04
2,55
12,41

21

2017

Buku Pedoman Pengelolaan Data Tebu Nasional Secara Online

Konsistensi antar kolom :
✓ Kolom (4) = kolom (3) / kolom (2)
✓ Kolom (5) = kolom (6) / kolom (3)
✓ Kolom (7) = kolom (6) / kolom (2)
✓ Jumlah kolom (2) = Rincian 1 + Rincian 2 + Rincian 3 + Rincian 4 +
Rincian 5
✓ Jumlah kolom (3) = Rincian 1 + Rincian 2 + Rincian 3 + Rincian 4 +
Rincian 5
✓ Jumlah kolom (4) = Jumlah kolom (3) / Jumlah kolom (2)
✓ Jumlah kolom (6) = Rincian 1 + Rincian 2 + Rincian 3 + Rincian 4 +
Rincian 5
✓ Jumlah kolom (5) = Jumlah kolom (6) / Jumlah kolom (3)
✓ Jumlah kolom (7) = Jumlah kolom (6) / Jumlah kolom (2)
✓ Jumlah kolom (8) = Rincian 1 + Rincian 2 + Rincian 3 + Rincian 4 +
Rincian 5

c. Pengolahan
1.

Rekapitulasi tingkat Kabupaten/Kota yaitu RKLD-TG, dilakukan
dengan menjumlahkan data luas tanam, luas panen , dan
produksi yang terdapat di Daftar LD-TG.

2.

Rekapitulasi tingkat Provinsi yaitu RPLD-TG, dilakukan dengan
menjumlahkan data luas tanam, luas panen , dan produksi
yang terdapat di Daftar LD-TG menggunakan program
pengolahan Sistem Pengelohan Data Tebu Nasional Secara
Online.

22

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Buku Pedoman Pengelolaan Data Tebu Nasional Secara Online

3.

3.3.

2017

Rekapitulasi tingkat Nasional :


Rincian per provinsi



Rincian per pabrik gula/administratur.

Perhitungan hasil per hektar/produktivitas tebu dan produktivitas
gula kristal.
A. Tingkat Kabupaten

Rki

: hasil per hektar untuk kabupaten/kota ke-i (ton/ha)

Pki

:

produksi

tebu

/gula

kristal

yang

digiling

kabupaten/kota ke-i (ton)
Lki

: luas areal panen tebu kabupaten/kota ke-I (ha)

B. Tingkat Provinsi

Rprov

: hasil per hektar untuk suatu provinsi (ton/ha)

Rki

: hasil per hektar tebu yang digiling kabupaten/kota

ke-i (ton/ha)
Lki

: luas areal panen tebu kabupaten/kota ke-i (ha)

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

23

2017

Buku Pedoman Pengelolaan Data Tebu Nasional Secara Online

RkiLki

: jumlah produksi tebu/gula kristal (hasil per hektar x

luas panen) kabupaten/kota ke-i

3.4.

Ramalan Produksi Tebu

Salah satu hasil dari kegiatan ini adalah peramalan produksi tebu dan
produksi gula Kristal putih dengan menggunakan data luas tanam atau
dengan menggunakan data luas tanam akhir bulan ini dan informasi
umur rata-rata tanaman.

Luas Panen yang berasal dari kebun sendiri :

Luas Panen KS bulan ke (t+8) = Luas tanam bulan ke t * konversi tanam
ke panen (95% -100%)

Luas Panen yang berasal dari kebun rakyat/perusahaan perkebunan lain:

Luas Panen KR dan KB bulan ke-(t+8) =

Luas Panen Total Provinsi = Luas Panen KS bulan ke (t+8) + Luas Panen
KR dan KB bulan ke-(t+8)

Produksi bulan ke-(t+8) = Rprov X Luas Panen Total Provinsi

24

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Buku Pedoman Pengelolaan Data Tebu Nasional Secara Online

3.5.

2017

Pelaporan Hasil Pengolahan Data

Pelaporan data dari tingkat kabupaten/kota maupun provinsi dibuat
seragam, baik bentuk tabel, satuan berat, bentuk hasil, maupun waktu dan
satuan wilayah untuk memudahkan pengolahan selanjutnya. Laporan dari
kabupaten/kota akan dijadikan dasar penyusunan laporan tingkat provinsi,
demikian juga laporan provinsi menjadi dasar untuk penyusunan angka
nasional. Dengan adanya laporan yang seragam tersebut akan lebih
mudah melakukan kompilasi data laporan kabupaten/kota dan provinsi.
Data yang dikumpulkan melalui Daftar LD-TG meliputi data luas, data
produktivitas dan produksi tebu/gula kristal putih (GKP).

Data

dikumpulkan oleh petugas di tingkat kabupaten/kota untuk kemudian
diolah dan dikirim ke server Pusdatin Kementerian Pertanian baik secara
online.

3.6.

Pelaporan untuk Kabupaten/Kota
Pelaporan dan Pengiriman Daftar LD-TG dan Daftar Rekapitulasi LD-TG

(RK LD-TG)
BPS Kabupaten/Kota mengirimkan (upload) Database-LD-TG ke BPS
Provinsi dan Kementerian Pertanian.
Berdasarkan data dari Daftar LD-TG, Dinas Perkebunan Kabupaten/Kota
membuat rekap kabupaten dalam Daftar Rekap LD-TG (RK TL-TG) dan
mengirimkan ke Dinas Perkebunan Provinsi.
Rekapitulasi Daftar LD-TG dibuat 4 (empat) rangkap oleh Dinas
Perkebunan Kabupaten/Kota dan dikirim ke:
a) BPS Provinsi melalui BPS Kabupaten/Kota
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

25

2017

Buku Pedoman Pengelolaan Data Tebu Nasional Secara Online

b) Dinas Perkebunan Propinsi
c) BPS Kabupaten/Kota
d) Arsip di Dinas Perkebunan Kabupaten/Kota

Jenis Dokumen Hasil Rekap Kabupaten meliputi :
1. Rekapitulasi Luas Tanam Tebu Menurut Pabrik Gula
2. Rekap Luas Panen Tebu Menurut Pabrik Gula
3. Rekap Produksi Tebu Menurut Pabrik Gula
4. Rekap Produktivitas Tebu Menurut Pabrik Gula
5. Rekap Produksi Gula Menurut Pabrik Gula
6. Rekap Persediaan dan Distribusi Menurut Pabrik Gula

3.7.

Pelaporan Untuk Provinsi

Pelaporan dan Pengiriman Daftar Rekapitulasi LD-TG (RP LD-TG)
Berdasarkan RK LD-TG dari Dinas Perkebunan Kabupaten/Kota, Dinas
Perkebunan

Provinsi

membuat

rekapitulasi

tingkat

provinsi

menggunakan Daftar RP LD-TG sesuai periode dan bentuk laporan LDTG.
RP LD-TG dibuat rangkap 3 (tiga), selanjutnya dikirim ke :
a) Ditjen Perkebunan/Pusdatin.
b) BPS Provinsi.
c) Arsip Dinas Perkebunan Provinsi.
Jenis Dokumen Hasil Rekap Provinsi meliputi :
1. Rekapitulasi Luas Tanam Tebu Menurut Kabupaten/Kota
2. Rekap Luas Panen Tebu Menurut Kabupaten/Kota
26

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Buku Pedoman Pengelolaan Data Tebu Nasional Secara Online

2017

3. Rekap Produksi Tebu Menurut Kabupaten/Kota
4. Rekap Produktivitas Tebu Menurut Kabupaten/Kota
5. Rekap Produksi Gula Menurut Kabupaten/Kota
6. Rekap Persediaan dan Distribusi Menurut Kabupaten/Kota

3.8.

Pelaporan Tingkat Nasional

Pelaporan Daftar Rekapitulasi LD-TG (RN LD-TG)
Berdasarkan RP LD-TG dari Dinas Perkebunan Kabupaten/Kota, Ditjen
Perkebunan/Pusdatin

membuat

rekapitulasi

tingkat

provinsi

menggunakan Daftar RN LD-TG sesuai periode dan bentuk laporan LDTG.
RN LD-TG dibuat rangkap 3 (tiga), selanjutnya dikirim ke :
a) Kementerian Pertanian.
b) BPS RI.
c) Arsip Dtjen Perkebunan/Pusdatin.

Jenis Dokumen Hasil Rekap Nasional meliputi :
1. Rekapitulasi Luas Tanam Tebu Menurut Provinsi
2. Rekap Luas Panen Tebu Menurut Provinsi
3. Rekap Produksi Tebu Menurut Provinsi
4. Rekap Produktivitas Tebu Menurut Provinsi
5. Rekap Produksi Gula Menurut Provinsi
6. Rekap Persediaan dan Distribusi Menurut Provinsi
Dokumen rekapitulasi pengumpulan data tebu tersaji pada Lampiran 1.

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

27

2017

Buku Pedoman Pengelolaan Data Tebu Nasional Secara Online

Lampiran 1.
TABEL 1.
REKAP LUAS TANAM TEBU MENURUT PABRIK GULA
HASIL KEBUN SENDIRI / PERKEBUNAN NEGARA
Kabupaten :
PG
(1)
PG-1
PG-2
….
…..
Jumlah

Juli
(2)

Bulan
Agustus September Oktober
(3)
(4)
(5)

November Desember
(6)
(7)

TABEL 2.
REKAP LUAS TANAM TEBU MENURUT PABRIK GULA
HASIL KEBUN SENDIRI / PERKEBUNAN SWASTA
Kabupaten :
PG
(1)
PG-1
PG-2
….
…..
Jumlah

28

Juli
(2)

Bulan
Agustus September Oktober
(3)
(4)
(5)

November Desember
(6)
(7)

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Buku Pedoman Pengelolaan Data Tebu Nasional Secara Online

2017

1. Rekapitulasi Kabupaten (Secara lengkap ada di File Excell)

Contoh Draft

2. Rakapitulasi Provinsi (Secara lengkap ada di File Excell)

Contoh Draft
TABEL 1.
REKAP LUAS TANAM TEBU MENURUT KABUPATEN
HASIL KEBUN SENDIRI / PERKEBUNAN NEGARA
Kabupaten :
Kabupaten
(1)
Kabupaten-1
Kabupaten-2
….
…..
Jumlah

Juli
(2)

Bulan
Agustus September Oktober November Desember
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

TABEL 2.
REKAP LUAS TANAM TEBU MENURUT KABUPATEN
HASIL KEBUN SENDIRI / PERKEBUNAN SWASTA
Provinsi :
Kabupaten
(1)
Kabupaten-1
Kabupaten-2
….
…..
Jumlah

Juli
(2)

Bulan
Agustus September Oktober November Desember
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

3. Rakapitulasi Nasional (Secara lengkap ada di File Excell)
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

29

2017

Buku Pedoman Pengelolaan Data Tebu Nasional Secara Online

Contoh Draft

TABEL 1.
REKAP LUAS TANAM TEBU MENURUT PROVINSI
HASIL KEBUN SENDIRI / PERKEBUNAN NEGARA
INDONESIA
PROVINSI
(1)
Provinsi-1
Provinsi-2
….
…..
Jumlah

Juli
(2)

Bulan
Agustus September Oktober November Desember
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

TABEL 2.
REKAP LUAS TANAM TEBU MENURUT PROVINSI
HASIL KEBUN SENDIRI / PERKEBUNAN SWASTA
INDONESIA
PROVINSI
(1)
Provinsi-1
Provinsi-2
….
…..
Jumlah

30

Juli
(2)

Bulan
Agustus September Oktober November Desember
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Buku Pedoman Pengelolaan Data Tebu Nasional Secara Online

2017

Lampiran 2. Kuesioner ‘Laporan Data Tebu/Gula Kristal Putih (LD-TG)

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

31

2017

32

Buku Pedoman Pengelolaan Data Tebu Nasional Secara Online

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Buku Pedoman Pengelolaan Data Tebu Nasional Secara Online

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

2017

33

2017

34

Buku Pedoman Pengelolaan Data Tebu Nasional Secara Online

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Buku Pedoman Pengelolaan Data Tebu Nasional Secara Online

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

2017

35

2017

36

Buku Pedoman Pengelolaan Data Tebu Nasional Secara Online

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian