UPAYA MENINGKATKAN AKTIFITAS BELAJAR MAHASISWA DALAM MATA KULIAH METROLOG1 INDUSTRI MELALUI PENGGUNAAN MULTIMEDIA

LAPORAN TEACHING GRANT

UPAYA MENINGKATKAN AKTIFITAS BELAJAR
MAHASISWA DALAM MATA KULIAH METROLOG1
INDUSTRI MELALUI PENGGUNAAN MULTIMEDIA

Oleh:

1.
2.
3.
4.
5.

Rifelino, S.Pd.,MT/NIP. 19800215 200604 1 00 1
Arwizet K, ST.,MT/ NIP. 19690920 199802 1 001
Drs. Abdul Aziz, M.Pd/NIP. 19620304 198602 1 00 1
Eko hdrawan, ST.,M.Pd/NLP.19800114 20 1012 1 00 1
Ir. R.M. Enoh, M-EngINIP. 19510505 197909 1 002

(Ketua)

(Anggota)
(Anggota)
(Anggota)
(Anggota)

Dibiayai Oleh:
Pragrarn Hibah Kompetisi Institusi Tema B (PI-IKI-B) Bath IV
Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Nomor 1966/UN35/PS-DPA/PKUPT120
13
Tanggal 6 Me;20 13, Universitas Negeri Padang

JuRusm TEKNIK MESrn
FAKULTAS 'IrEKNIK
IJNNER§ITAS NEGERI PADANG
Desember, 2013

HALAMAN PENGESAHAN TEACHING GRANT
1. a. Judul Teaching Grant

: Upaya Meningkatkan Aktifitas Belajar


b. Mata Kuliah

Mahasiswa dalam Mata Kuliah Metrologi
Industri Melalui Penggunaan Multimedia
: Metrologi Industri

2. Ketua Peneliti

1.

2.
3.
4.
5.

a NamaLengkap
: Rifelino,S.Pd., MT
b. Jenis Kelarnin
: Laki-laki

c. GoVPangkat
: III/a/Penata Muda
: Asisten Ahli
d. Jabatan Fungsional
-e. Jabatan Struktural
f. Jurusan IFakultas
:Teknik Mesh
g. Pusat Penelitian
h. Alamat Ketua Pengusul
Kantor
:Jurusan Teknik Mesin FT UNP
: (0751)
7053508
Telephone
Rumah
: Jl. Perintis Kemerdekaan, Jati Indah Baru
No.90F7 Jati, Padang
. : rifel2svaolvah0o.com
E-mail
Jurnlah Anggota Pengusul

: 4 (empat) orang
Anggota 1
: Arwizet K, ST., MT
: Drs. Abdul Aziz, M.Pd
Anggota 2
Anggota 3
: Eko Indrawan, ST.,M.Pd
Anggota 4
: Lr. M. Enoh, M.Eng
Lokasi Kegiatan
: Jurusan Teknik Mesin
Kerjasama dg. institusi lain : -Lama Kegiatan
: 6 (enan) bulan
Biaya yang diperhkan
:Rp. 15.000.000,- (lima belas juta rupiah)

Padang, 30 Desember 20 13
Mengetahui:
Ketua Pengusul,


-

@rs.Nelvi Eizon, M.Pd )
NIP.19620208198903 1002

198002152006041001

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktifitas belajar mahasiswa
pada mata kuliah Metrologi Industri dengan menggunakan multimedia sebagai
alat bantu presentasi penyampaian materi. Didasari atas beberapa kasus yang
terjadi masih banyak ditemui mahasiswa yang kurang memahami konsep dan
aplikasi pengukuran linier clan pengukuran sudut.
Dengan menggunakan model rancangan Kurt Lewin, penelitian ini
tergolong pada jenis penelitian tindakan kelas. Subjek yang dijadikan adalah
mahasiswa Teknik Mesin pada mata kuliah Metrologi Industri yang terdaftar pada
semester Juli - Desember 2013 dengan jumlah 18 orang. Proses tindakan
dilakukan melalui 2 siklus, dengan catatan jika siklus pertama belurn optimal
maka dilanjutkan pada tahap siklus kedua.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus pertarna ketercapaian

aktifitas mahasiswa melalui praktikum adalah 64,81 %, setelah melalui siklus
kedua tingkat ketercapaian meningkat menjadi 88,9%. Tingkat pemahaman
menggunakan alat ukur juga meningkat, dari 59,3% pa& siklus pertama menjadi
88,9% setelah melalui siklus kedua
Dapat disimpulkan bahwa penggunaan multimedia dapat meningkatkan
aktifitas belajar mahasiswa serta rnembantu pemahaman materi pengukuran linier
dan pengukuran sudut. Hal ini membuktikan bahwa multimedia sebagai alat bantu
dalam perkuliahan dapat menarik perhatian untuk mempelajari materi yang
disampaikan.

Kata kunci: penelitian tindakan kelas, aktifitas belajar, multimedia

PRAKATA

Alharndulillah, puji syukur kepada Allah SWT Tuhan sekalian alarn yang
telah melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penelitian ini yang berjudul "Upaya Meningkatkan Aktifitas
Belajar Mahasiswa dalam Mata Kuliah Metrologi Industri

Melalui


Penggunaan Multimedia di Jurusan Teknik Mesin FT Universitas Negeri
Padangn. Penelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk mengembangkan suatu

kreasi dan inovasi dalam ha1 metode pembelajaran dalam mata kuliah Metrologi
Industri.
Banyak pihak yang telah banyak membantu dalarn penyelesaian tulisan ini.
Maka dari itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada:
1. Dekan FT UNP yang telah memberi persetujuan untuk melaksanakan
penelitian ini
2. Ketua Jurusan Teknik Mesin sebagai pimpinan langsung tingkat jurusan
3. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Teknik Mesin yang telah memberikan

sumbangsih pernikiran dan ide-ide pentingnya.
4. Para mahasiswa yang turut berperan aktif sebagia subjek d
a
l
m penelitian
ini
Selanjutnya, kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dalam

penulisan ini. Terima kasih atas sumbangsih morilnya, semoga Allah Yang Maha

Kuasa membalas segala kebaikan yang telah diberikan. Semoga tulisan ini
bermanfaat bagi yang membaca dan Jurusan Teknik Mesin FT UNP dalam hal
pengemhangan proses pembelajaran.

Padang, Desember 20 13
Ketua T i Peneliti

DAFTAR IS1
HALAMAN JUDUL ...............................................................................
HALAMAN PENGESAHAN .............................. .
.
................................
ABSTRAK .................................................................................................
PRAKATA ................................................................................................
..
DAFTAR IS1 ...............................................................................................
.
......................................................

DAFTAR GAMBAR ......................
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................

......................................................................
A . Latar Belakang Masalah ........................................................
B. I d e n t i f h i Masalah ..............................................................
C. Rumusan Masalah ..................................................................
D. Tujuan Penelitim ...................................................................
E.Manfaat Penelitian ..................................................................
BAB I1 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................
A . Penelitian Tindakan Kelas .....................................................
B . Aktifitas Belajar .....................................................................
C. Multimedia ..........................
.
.
............................................
D. Metrologi Industri ..................................................................
BAB I11 METODE PENDEKATAN ............................. .
.
.....................


BAB I PENDAHULUAN

A .Pendekatan Penelitian

BAB

............................................................
B . Setting Penelitan ..................................................................
C.Instnunen dan Teknik Pengumpulan Data .............................
D.Tahapan Penelitian ...............................................................
IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................

...........................................................................
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................
A . Kesimpulan ...................................... .....................................
B. Saran .......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
B. Pembahasan


LAMPIRAN

I

..
11

..

*

111

iv
v
vi
vii

..............................................................
Garnbar 2.2 Bagian umum jangka sorong ..........................
.
.
.................
Gambar 2.1

Tipe jangka sorong

..........................................
Jangka sorong ketelitian 0.05 mm ........................................

Gambar 2.3 Jangka sorong ketelitian 0.1 rnm
Gambar 2.4

Gambar 2.5 Jangka sorong ketelitian 0.02 rnrn ........................................
Gambar 2.7

........................................
Mekanisme penggunaan height gauge ................................

Gambar 2.8

Bagian-bagian urnurn mikrometer luar .................................

Gambar 2.6 Bagian-bagian umu Height gauge

Gambar 2.9 Pembagian skala ukur rnikrometer dalarn satuan inchi .........
Gambar 2.1 0 Contoh pembacaan mikrometer dalam satuan inchi

.............

.......................
.................................................................

Gambar 2.1 1 Contoh pembacaan skala mikrometer metrik
Gambar 2.12 Satu set blok ukur

....................................................
Busur bilah ...........................................................................
Bagian-bagian busur bilah ..................................................

Garnbar 2.13 Contoh susunan blok ukur
Gambar 2.14
Gambar 2.1 5

Gambar 2.16 Contoh hasil pembacaan bevelprotractor ............................
Gambar 2.17 Batang sinus .........................................................................

.............
Rancangan model Kurt Lewin ..............................................
Model tahqan penelitian tindakan kelas .............................

Gambar 2.18 Pengecekan sudut benda ukur dengan batang sinus
Gambar 3.1
Gambar 3.2

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.

Silabus

Lampiran 2.

Satuan Acara Pengajaran (SAP) pengukuran linier

Larnpiran 3.

Satuan Acara Pengajaran (SAP) pengukuran sudut

Lampiran 4.

Lab Sheet 1 (Jangka sorong)

Lampifan 5.

Lab Sheet 2 (Mikrometer)

Larnpiran 6.

Lab Sheet 3 (Blok sudut)

Lampiran 7.

Lab Sheet 4 (Bevel Protractor)

Lampiran 8.

Lab Sheet 5 (Batang Sinus)

Lampiran 9.

Slidepower point pengukuran Linier

Lampiran 10. Slide power point pengukuran sudut

Lampiran 11. Biodata ketua peneliti

vii

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Metrologi Industri merupakan salah satu rnata kuliah penunjang yang
sangat diperlukan dalam bidang keteknikan khususnya teknik mesin.
Metrologi yang biasa disebut dengan llmu Pengukuran adalah disiplin ilmu
yang mempelajari jenis-jenis alat ukur keteknikan, metode pengukuran,
kalibrasi dan akurasi di bidang industri, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Penguasaan materi pada mata kuliah ini dapat diamati penerapannya pada
praktikum di labor atau workshop seperti: Pemesinan, Produksi pemesinan,
Fabrikasi, Las Listrik, Pemograman CNC, dan Gambar Teknik. Mengingat
pentinpya Metrologi Industri bagi pengembangan teknologi produksi, maka
kompetensi ilmu pengukuran mutlak hams dikuasai oleh mahasiswa. Untuk
mewujudkan ini berbagai usaha dilakukan diantaranya dengan meningkatkan
kemampuan dosen melalui pelatihan, mengembangkan perangkat pengajaran,
memperbanyak jam praktikum, serta memperbaharui sarana dan prasarana
penunjang praktikum.
Irnplikasi nyata yang sering nampak jika mahasiswa tidak menguasai
ilmu pengukuran adalah pada perkuliahan praktikum di labor. Misalnya, pada

kuliah praktikum pernesinan, masih banyak terdapat beberapa maha'
qmva
yang tidak memahami cara pembacaan jangka sorong dan height gage.
Padahal, dua alat ukur ini paling sering digunakan selama prakthm
berlangsung. Sangat mustahil mahasiswa dapat menghadkan produk
pemesinan yang presisi sesuai dengan gambar kerja jika tidak menguasai
pembacaan alat ukur. Di samping itu sering juga ditemukan saat praktikum
pemesinan di labor, metode pengukuran yang dilakukan tidak benar,
misalnya: menggoreskan ujung sensor jangka sorong pada permukaan benda
kqSa, posisi pengukuran sensor tidak tegak lurus terhadap permukaan ukur
atau posisi pengukuran miring sehingga dapat menimbulkan kesalahan
paralaks.

Bahkan, pengukuran langsung yang dilakukan pada mesin perkakas
sering juga

ditemukan mahasiswa

tidak

memahaminya

Misalnya,

penambahan kedalaman pemotongan (depth of cut) pada operasi mesin bubut,
pengaturan nilai kedalaman potong dengan menaikkan meja pa& operasi
mesin fieis. Pada masing-masing mesin sudah tertera skala ukur beserta
titlgkat keterlitian mesin tersebut, namun masih ditemukan beberapa
mahasiswa kebingungan cara menggunakannya
Melihat arti pentingnya ilmu pengukuran yang dipelajari dalam rnata
kuliah metrologi industri tidak sejalan dengan keberlangsungan perkuliahan
tersebut. Dalarn hal ini masih sering ditemui banyak mahasiswa yang kurang
antusias saat penyampaian materi dan cendenurg bersifat pasif. Kondisi ini
terlihat mahasiswa yang acuh talc acuh, asyik berbicara dengan ternannya saat
dosen ceramah di depan kelas, sering keluar masuk dengan alasan ke toilet,
sering terlambat masuk kelas, sangat jarang bertanya bahkan tertidur. Ketika
ditanya apakah sudah paham terhadap materi yang disampaikan maka
mahasiswa cenderung diam. Namun ketika diberi pertanyaan umpan balik
terhadap materi yang sudah disampaikan sebagian besar tidak bisa menjawab
dan relatif hanya d i m . Saat praktikum berlangsung, masih banyak mahasiswa

yang tidak paham dalam menggunakan alat ukur serta bingung dan tidak tahu
apa yang harus dikerjakan padahal skema dan prosedur sudah tercantum pada
lab sheet.
Rendahnya perhatian dan motivasi mahasiswa ini berdampak pada

aktifitas belajar mereka di kelas yang cendenmg kaku dan monoton bahkan
membosankan hingga pada akhimya tidak memaharni materi. Kondisi seperti

ini dapat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu: internal dan eksternal. Faktor
internal berasal dari dalam diri mahasiswa yang bersangkutan, seperti: rninat,
motivasi, semangat belajar. Sedangkan faktor ekstemal berasal dari luar diri
mahasiswa, seperti: suasana kelas, metode penyampaian materi oleh dosen,
media pembelajaran.
Media pembelajaran adalah faktor yang cukup penting bagi pesena

didik dalam menyerap informasi materi perkuliahan. Biasanya media yang
digmakan saat penyampaian materi adalah papan tulis clan beberap mntoh

model alat ukur. Apabila media yang disajikan terlalu umurn clan monoton,
maka kecenderungan mahasiswa untuk menyimak dan msngikuti perkuliahan
secara total relatif rendah. Hal ini disebabkan tulisan atau objek yang
disajikan kurang menarik sehingga mahasiswa kurang antusias clan bersifat
pasif. Namun, jika media yang digunakan menarik serta disuguhi dengan
gambar-gambar animasi bahkan video sebagai sarana untuk mengilustrasikan
informasi secara lebih aktual d i i p k a n lebih menarik perhatian mahasiswa
terhadap materi perkuliahan.
Multimedia merupakan salah satu bentuk alat bantu yang digunakan
untuk menyampailcan pesan cian informasi materi belajar kepada mahasiswa.
Media

papan

tulis

yang

digunakan

untuk

menggambarkan

cian

mengilustrasikan suatu proses pengukuran masih bersifat monoton dan kaku,

apalagi jika ilustrasi yang digambarkan masih sulit dibayangkan atau
diimajinasikan dalam bentuk yang sebenarnya. Lain halnya dengan
multimedia, alat bantu ini mampu memberikan ilustrasi yang hampir
menyerupai dalarn bentuk yang sebenarnya dari suatu pengukuran yang
dilakukan. Bahkan dengan pengukuran yang riil dapat ditampilkan dengan
video. Kandungan yang dapat disampaikan dalam multimedia &pat berupa
gambar, tulisan, video dan animasi interaktif dengan menampilkan bentukbentuk ilustrasi yang menarik diharapkan dapat merangsang rninat dan
ketertarikan mahasiswa dalam mengikuti per-hrliahan di kelas.
3. Identil6ikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, beberapa masalah
yang dapat diidentifikasikan adalah:
1. Rendahnya ketertarikan serta minat mahasiswa dalam mengiicuti
perkuliahan metrologi industti.

2. Aktifitas belajar mahasiswa cenderung pasif dan kurang antusias.
3. Media umum yang die&

seperti papan tulis masih W i a t monoton

mtuk menggambarkan suatu proses pengukuran.
4. Penggunaan multimedia sebagai inovasi untuk menggarnbarkan proses

pen-

Yang se-ya-

C. Rumusan Masalah
Perurnusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:
1. Sejauh mana pemakaiau multimedia dapat meningkatkan aktifitas belajar
mahasiswa dalam mata kuliah Metrologi Industri?
2. Sejauh mana penggunaan multimedia mampu meningkatkan pemaharnan
materi belajar dalam mata kuliah Metrologi In-?

D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengamati respon aktifitas mahasiswa selama kuliah berlangsung.
2. Untuk mengetahui dampak perubahan aktifitass belajar mahasiswa dalam

perkuliahan dengan menggunakan alat bantu multimedia sebagai.
3. Merangsang rninat dan motivasi belajar mahasiswa sehingga aktifitas
belajar dapat ditingkatkan secara positif
4. Memberikan inovasi kekinian dalam merancang media pernbelajaran
berbasis multimedia.

E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini khususnya bagi dosen adalah:
1.

untuk mendapatkan suatu strategi pernbelajaran serta penggunaan media

yang efektif pada ata kuliah Metrologi Industxi.
2. Memberikau inovasi kekinian dalam merancang media pembelajwm
berbasis multimedia

BAB n

TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan untuk
mengatasi permasalahan-perrnasalahan didalam kelas. Penelitian jenis ini
dapat dijadikan sarana bagi pendidik (guru dan dosen) dalam meningkatkan

kualitas pembelajaran secara efektif.
Untuk mengetahui konsep penelitian tindakan kelas (PTK) yang di
dalam bahasa Inggris disebut classroom action research (CAR), secara jelas
perlu dikemukakan sejumlah batasan tentang penelitian tersebut. Dave
Ebbutt, sebagaimana dikutip Hopkins (1993), menyatakan bahwa penelitian
tindakan adalah kajian sistematik tentang upaya meningkatkan mutu praktik
pendidikan oleh sekelompok masyarakat melalui tindakan praktis yang
mereka lakukan dan melalui tindakan praktis yang mereka lakukan dan
melalui refleksi atas hasil tindakan tersebut.
Suharsimi Arikunto (2006) menjelaskan fiasa penelitian tindakan
kelas dari unsur kata pembentuknya, yakni penelitian, tindakan, clan kelas.
Penelitian mengacu pada suatu kegiatan mencennati suatu objek dengan
menggunakan cara atau aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data
atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu ha1 yang
menarik minat dan penting bagi peneliti. Tidakan mengacu pada suatu gerak
kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam p e l i t i a n

tindakan kelas tindakan itu berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.
Kelas mengacu pada pengertian ymg tidak terikat pada ruang kelas, tetapi
pada pengertian yang lebih spesifik. Istilah kelas mengacu pada sekelompok
siswa yang dalarn waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru
yang sama. Kelas bukan wujud ruang, tetapi sekelompok peserta didik yang
sedang belajar. Dengan demikian, penelitian tindakan kelas dapat dilakukan
ti&& hanya di ruang kelas, tetapi di mana saja tenpatnya, yang penting ada
sekelompok anak belajar. Pembelajaran dapat terjadi di laboratorium, di
perpu-,

di lapangan olahraga, di tempat kunjungan, atau tempat lain.

Berdasarkan uraian di atas tergarnbar bahwa dalarn kegiatan penelitian
tindakan, pendidik dalam ha1 ini adalah dosen merupakan faktor utama yang
harus memainkan perannya secara baik. Pendiidik dituntut memiliki

kepekaan terhadap setiap pennasalahan dalam proses belajar mengajar. Tanpa

kepekaan itu pendidik sulit menemukan permasalahan yang layak untuk
diteliti atau diperbaiki.

Secara urnurn, menurut Rochman Natawidjaya (1997) tujuan
penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:
1. Untuk menanggulangi masalah atau kesulitan dalarn bidang pendidikan
dan pengajaran yang dihadapi pendidik dan tenaga kependidikan,
terutama

yang

berkenaan

dengan

masalah

pembelajaran

clan

pengembangan materi pengajaran.
2. Untuk memberikan pedoman bagi guru atau administrator pendidikan di
sekolah guna memperbaiki dan meningkatkan mutu kinerja atau
mengubah sistem kerjanya agar menjadi lebih baik dan produktif

3. Untuk melaksanakan program latihan, terutama pelatihan d a l m jabatan
guru, yaitu sebagai salah satu strategi pelatihan yang bersifat inkuiiri agar
peserta lebih banyak menghayati dan langsung menerapkan hasil

pelatihan tersebut.
4. Untuk memasukkan unsur-unsur pembaruan dalam sistem pembelajaran
yang sedang berjalan dan sulit untuk ditembus oleh p e m k m pa&
umumnya

5. Untuk menibangun dan meningkatkan mutu komunikasi dan interaksi
antara praktisi (guru dan dosen) dengan para peneliti akademis.

6. Untuk perbaikan suasana keseluruhan sistem atau masyarakat sekolah,
yang melibatkan administrasi pendidikan, guru, siswa, orang tua, dan
pihak lain yang bersangkutan dengan pihak sekolah.
Mengacu kepada beberapa defhisi di atas dapat disirnpulkan bahwa
PTK sebagai bentuk kajian kelas yang bersifat reflektif oleh peiaku tindakan

(guru, dosen atau pendidik) untuk meningkatkan kernantapan rasional dalam
melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman krhadap tindakan-tindakan

yang dilakukannya, dan memperbaiki praktik-praktik pembelajaran yang
dilakukan. Kajian kelas yang dimaksudkan pada konteks PTK berbeda
dengan studi kasus karena pada PTK yang digunakan sebagai fokus studi
adalah masalah yang paling dominan dan paling penting pada kelas tersebut
atau dialami oleh sebagaian besar siswa di kelas. Berbeda dengan studi kasus
yang

mengambil fokus masalah-masalah yang dialarni oleh mahasiswa

tertentu (sebagian kecil mahasiswa di kelas). Pada studi kasus, masalah yang
digunakan f o b bukan masalah kelas tetapi rnasalah personal mahasiswa.

B. Aktifitas Belajar
Kegiatan belajar merupakan usaha manusia dalam proses membangun
pengetahuan dalam dirinya Dalam proses belajar terjadi perubahan dan
peningkatan mutu kemampuan, pengetahuan, dan keterarnpilan siswa baik
dari segi kognitif, afektif, clan psikomotor. Kata aktifitas berasal dari kata
aktif yang berarti tangkas, giat bekerja, dinamis dan bertenaga. Aktif belajar

mernpakan fungsi interaksi antara individu dan situasi di sekitarnya yang
diarahkan oleh tujuan pengajaran. Interaksi yang terjadi secara :ems menerus,
dapat menimbulkan beberapa pengalaman, serta keinginan untuk memahami
sesuatu yang barn.
Menurut Siberman dalam Oemar Hamalik (1989) mengatakan, bahwa
siswa dikatakan telah belajar secara aktif apabila siswa tmebut dalam proses
pembelajm sudah

melakukan sebagian besar pekerjaan, berpikir

menyelesaikan masalslhnya, mampu 3an berani mengemukakan pendapat dan
mengajukan pertanyaan, membvat kesimpulan, menerapkan zesuatu,
mendiskusikan dengan mengajar pada orang lain. Untuk mencapai ha1
tersebut di atas, maka kegiatan belajar hendaknya dirancang sedemiian rupa
sehingga memberikan makna tersendiri bagi peserta didik. Belajar yang
bemakna terjadi bila siswa~mahasiswaberperan secara aktif dalam proses
belajar mengajar dan akhirnya mampu memutuskan apa yang akan dipelajari
dan cara mempelajarinya.

Melalui pendekatan belajar aktif diharapkan mahasiswa akan lebii
mampu mengenal dan mergembangkan kapasistas belajar serta potensi yang

dirniliknya. Sejalan dengan penciapat yang dikemukan di atas, Sardiman
( 1986) mengemukakan "Tidak ada belajar kalau tidak ada aktifitas". Adapun

aktifitas belajar meliputi antara lain:
1. Visual activities, yaitu membaca, memperhatikan gambar, memperhatikan
demonstrasi dan

percobaan

yang dilakukan guruldosen,

dan

memperhatikan pekerjaan orang lain.
2. Oral activities, yaitu kegiatan yang berhubungan dengan menyatakan,
merumuskan, bertanya, memberi saran, mengadakan wawancara,
interupsi, clan lain-lain.

3. Listening activities, seperti mendengarkan uraian, percakapan, diskusi,
musk
4. Writing activities, mengarang cerita, menulis cerita pendek, membuat

karangan dan laporan, dan lain-lain.
5 . Drawing activities, menggambar, membuat grafik, peta, diagram.

6. Motor activities, melakukan percobaan, membuat konstruksi, model,
mereparasi, bermain, berkebun, betemak.
7. Mental activities, kegiatan mengingat, memecahkan soal, menganalisa,
melihat hubungan, mengarnbil keputusan.
8. Emotional activities, seperti menaruh minat, rma bosan, g e m b i i

bersemangat bergairah, berani, gugup.
Agar supaya pembelajaran terjadi optimal pada diri rnahasiswa, maka

aktifitas tersebut di atas hanu muncul sesusli dengan pokok bahasan dan
tujuan dari pembelajaran. Untuk terciptanya suasana belajar &Sf dan menarik
motivasi belajar m h i s w z A o s e n hendaknya dapat bekerja secara profesional, mengajar sistematis, berdasarkan prinsip pembelajaran yang efektif
dan efisien antam lain:
1. Memperjelas relevansi dan keterkaitan materi ajar dengan alat pengajaran

Yang digunakan.
2. Mengembmgkan pengetahuan keterampilan dan perilaku rnahasiswa
secara bertahap clan utuh.

3. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk dapat berkembang
secara rnaksirnal sesuai dengan kemarnpuannya.
Berdasarkan prinsip pembelajaran tersebut di atas, rnaka dosen
hendaknya perlu mengembangkan berbagai kegiatan belajar, yang dapat
mernantau mahasiswa secara aktif dalam proses belajar. Dosen juga perlu
mengajarkan mahasiswa pengetahuan keterarnpilan secara interaksi dari
proses pembelajaran.
Usaha untuk meningkatkan aktifitas belajar, hams selalu dilakukan baik
oleh pendidik, peserta didik, praktisi pendidikan maupun oleh pemerhati
pendidkin Beberapa usaha yang dapat dilakukan perubahan, inovasi melalui
proses belajar mengajar dan penelitian. Kegiatan belajar mengajar yang
diiringi dengan kegiatan penelitian tindakan. Merupakan suatu sistem yang
terintegrasi, sehingga setiap unsurkomponen yang terlibat langsung (dosen
dan mahasiswa) akan &pat saling mempengaruhi yang akhirnya akan
memberi darnpak yang positif atau negatif terhadap hasi! belajar mahasiswa.
Adapun aktifitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah aktifitas
mahasiswa dalam perkuliahan Metrologi Industri, sesuai dengan yang telah
diuraikan di atas yang dirnaksud. Dengan menggunakan metode pengajaran
yang efektif guna &an sangat b e r p e n g d terhadap aktifitas dan hasil belajar
rnahasiswa. Multimedia adalah saiah s;ltu altematif untuk meningkatkan

aktifitas belajar mahasiswa.
Multimedia

Dalam p s e s helajar mengajar, kehadiran media mempunyai arti yang
cukup penting karena dalam kegiatan tersebut ketidaicjelasan bahan yang
disarnpaikan dosen dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai
perantara. Kenmitan bahan yang akan disampaikan kepada peserta didik
dapat disederhanakan dengan bantuanmedia. Menurut Oemar Hamalik
(2008), media pengajaran lebih banyak membantu peserta didik belajar

daripada gum mengajar.

Penggunaan alat bantu pembelajaran berpusat pada peserta didik,

dalam ha1 ini adalah mahassiswa. Alat bantu terssebut berfungsi membantu
proses belajar mahasiswa agar lebih mudah memahami materi ajar. Dosen
sebagai mediator dan fasilitator berusaha mengkomunikasikan pengalaman
kepada mahasiswanya Ada dua cam mengkomunikasikan yakni melalui
pendengaran atau penglihatan, alat bantu (media) pembelajaran dapat
membantu dalam kedua cara tersebut. Menurut Sucipto, (2010) multimedia
adalah media yang menggabungkan dua unsur atau lebih media yang terdiri
dari teks, grafis, gambar, foto, audio, video dan animasi secara terintegrasi.

Secara umum manfaat yang dapat diperoleh dengan menggunakan
multimedia adalah proses pembelajaran lebih menarik, lebih efektif, jurnlah

waktu mengajar lebih efesien, kualitas belajar mahasiswa dapat ditingkatkan
dan proses belajar mengajar dapat dilakukan di mana dan kapan saja, serta
s k i p belajar mahasiswa dapat ditingkatkan. Manfaat di atas akan diperoleh
mengingat terdapat keunggulan dari sebuah multimedia pembelajaran, yaitu:
1. Memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh mata, seperti

skala nonius pada jangka sorong dan rnikrometer.

2. Menyajikan benda atau peristiwa yang kompleks, rumit dan berlangsung
cepat atau lambat, seperti kalibari alat ukur,prosedural pengukuran.

3. Memberikan gambaran yang sesungguhnya dari suatu bentuk atau proses
tertentu. Misalnya, a;limasi video tentang mekanisme penggunaan alat

ukur.
Sebagai salah satu komponen sisterr pembelajaran, pemilihan d m
p e n m a a n multimedia pembelajaran harus memperhatikan karakteristik
komponen

laiqseperti:

pembelajaran.

tujuan,

Menurut

materi,

Sucipto

suategi, clan Juga evaluasi

(2010),

karslkteristik

multimedia

pembelajaran adalah :

1. Merniliki lebih dari satu media yang Konvergen, misalnya menggabungkan
unsur audio dan visual
2.

Bersifar i n t e , dalam pengertian memiliki kemampuan untuk
mengokomodasi respon pengguna.

3. Bersifat mandiri, dalarn pengertian memberi kemudahan dan kelengkapan

isi sedemikian rupa sehingga pengguna bisa menggunakan tanpa
bimbingan orang lain.
Media merniliki multi makna, baik dilihat secara terbatas maupun

secara luas. Munculnya berbagai macm delinisi disebabkan adanya
perbedaan dalam sudut pandang, maksud, dan tujuannya. AECT (Association
for Education and Communicatian Technology) dalam Harsoyo (2002)
mernaknai media sebagai segala bentuk yang dimanfiaatkan dalam proses
penyaluran informasi. NEA (National Education Association) memaknai
media sebagai segala benda yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar,
dibaca, atau dibincangkan beserta instnunen yang digunakan untuk kegiatan
tersebut.
Heinich dalam Dadang Supriatna (2009) mengatakan bahwa
multimedia merupakan penggabungan atau pengintegrasian dua atau lebih
format media yang terpadu seperti teks, grafik, dan video untuk membentuk
aturan informasi ke dalam system komputer. Lebih jauh dengan memandang
media secara luas/makro dalam sistem pendidikan sehingga mendefinisikan
media adalah segala sesuatu (multimedia) yang dapat merangsang terjadinya
proses belajar pada diri peserta didik.
Menilrut Barker &in Tucker (1990) multimedia adalah kumpulan dari
berbagai media yang digunakan untuk presentasi. Hackbarth, Philips,
C h a p a n dan Chapman mendefinisikan multimedia sebagai penyampaian
informasi secara i n W f dan terktegrasi

yang mencakup teks, gambar,

suara, video, dan animasi.
Dapat disimpulkan bahwa multlrnedia adalah p e r a p a n dari beberapa
format media dalam suatu kegiatan belajar mengajar. Media yang akan
digunakan dalam kegiatan penelitian ini adalah teks, gambar, animasi, video
yang dikemas dalarn bentuk slide power point dan bahan cetakan berupa
handout.

D. Metrologi Industri
Metrologi Industri merupakan matakuliah wajib yang harus diarnbil
oleh setiap mahasiswa Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri
Padang dengan beban 3 SKS. Mata kuliah ini memberikan pengetahuan dan

keterarnpilan kepada mahasiswa tentang berbagai jenis alat-alat ukur dan
penggunaannya, metode pengukuran, konsep pengukuran serta mekanisme
pembacaan alat ukur. Metrologi kadang disebut juga dengan ilmu
pengukuran. Penguasaan materi mata kuliah ini memiliki pengaruh besar
yang bersifat aplikatif pada mata kuliah-mata kuliah lainnya khususnya dalam
bentuk praktikum, seperti: pemesinan, fabrikasi, teknik pembentukan pelat

daan logam, teknologi produksi pemesinan, pemesinan dan pengepasan,
praktek fenomena dasar mesin, fisika teknik.
Materi metrologi industri yang dibahas dalam penelitian ini adalah
pengukuran linier dan pengukuran sudut. Pembahasan pengukuran linier
terdiri dari jangka sorong (vernier caliper), mikrometer dan height gauge.
Sedangkan bahasan materi pengukuran sudut terdiri dari busur bilah (bevel
protractor), blok sudut (angle block) dan batang sinur (sine bar).
1. Pengukuran Linier

Sebgaian besar pengukuran geometris benda ukur dalam metrologi
industri adalah menyangkut pengukuran linier atau pengukuran panjang
(jar&). SepeAi mengukur diameter poros, tebal gigi, kedalaman lubang,
lebar celah dan lain sebagainya.
a. Jangka sorong (vernier caliper)
Alat ukur ini b a ~ y a kterdapat di bengke'l-bengkel kerja, yang dalam
praktek sehari-hari mempunyai bmyak sebutan rnisalnya jangka sorong,
mistar geser, schuifmaal =tau vernier. Pada batang ukurnya terdapat skala
utama yang cara pembacaannya sama seperti pada mistar ukur. Pada ujung
yang lain dilengkapi dengan dua rahang ukur yaitu rahang ukur tetap dan
rahang u h gerak. Dengan adanya rahang ukur tetap dan rahang ukur gerak

ini maka mistar ingsut bisa digunakan untuk mengukur dimensi luar,

dimensi dalam, kedalaman dan ketinggian dari benda ukur.Di samping skala
utama, dilengkapi pula dengan skala tarnbahan yang sangat penting
perannya di dalarn pengukuran yaitu yang disebut dengan skala nonius.

Adanya skala nonius inilah yang membedakan tingkat ketelitian mistar
ingsut.

..

Secara umum, jangka sorong terdiri dari jenis vernier (nonius), dial
(jam ukur) serta digital. Garnbar berikut menunjukkan ketiga jenis tersebut.
;~~..:~tg.d$?j&.$~q;,

.. ' 4
3 :?(

;

,.+..

.... .

...,..

- , - .- -

,

: