pengetahuan Ibu tentang Monosodium Glutamate. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner tertutup kemudian pengolahan data dengan menggunakan tabel distribusi dalam bentuk prosentase dan narasi. Hasil penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 13-25 Mar

  

PENGETAHUAN IBU TENTANG MONOSODIUM GLUTAMATE MAKANAN

PADA ANAK PRASEKOLAH DI TK. NUANSA PERTIWI 2 SIDOREJO

Widy Setyowati, M.Kep

  

Program Studi D3 Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit Mojokerto

Abstract

  Anak prasekolah pada usia 4-6 tahun akan mulai aktif dalam belajar mencari pengalaman baru dan mau mengambil keputusan sendiri khususnya dalam memilih jajan makanan ringan. Tanpa sepengetahuan orang tua, makanan tersebut mengandung bahan kimia berbahaya yaitu Monosodium

  

Glutamate . Penelitian ini menggunakan metode “ descriptive” yaitu suatu metode penelitian yang

  dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau diskripsi tentang suatu keadaan secara objektif. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai anak pra sekolah (usia 4- 6 tahun) di TK Nuansa Pertiwi 2 yang berjumlah 91 orang. Teknik pengambilan sampel dengan cara

  

consecutive sampling diperoleh sampel berjumlah 66 orang. Variabel penelitian adalah gambaran

  pengetahuan Ibu tentang Monosodium Glutamate. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner tertutup kemudian pengolahan data dengan menggunakan tabel distribusi dalam bentuk prosentase dan narasi. Hasil penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 13-25 Maret 2017 diperoleh bahwa 3 orang (4,5%) memiliki pengetahuan baik, 52 orang (78,8%) memiliki pengetahuan cukup, dan 11 orang (16,7%) memiliki pengetahuan kurang baik.Pengetahuan diperoleh dari hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan cukup sebanyak 52 orang (78,8%). Saran yang diberikan adalah mengadakan program makanan tambahan dan penyuluhan bagi para ibu wali murid untuk meningkatkan pengetahuan tentang Monosodium Glutamate.

  Kata kunci: Pengetahuan, Monosodium Glutamate, Anak Prasekolah 1. PENDAHULUAN

  Tanpa sepengetahuan orang tua, jajan makanan ringan seperti snack yang biasa dikonsumsi anak-anak terkandung bahan kimia yang berbahaya yaitu Monosodium Glutamate (MSG) atau bumbu penyedap rasa makanan yang dibuat dari hasil fermentasi zat tepung dan tetes dari gula beet atau gula tebu. Hal ini diperkuat oleh Departemen Kesehatan menyatakan bahwa tujuh makanan ringan dalam kemasan (snack) tidak mencantumkan kandungan MSG. Ketujuh produk tersebut adalah Cheetos, Chitato rasa sapi panggang, chiki rasa keju, Happytos Torpilachips, Golden Horn rasa keju, Smax rasa ayam dan Taro snack rasa rumput laut (Ant, 2007). Masyarakat mengonsumsi makanan ringan seperti snack yang sering dibeli saat jajan (Syarifah, 2007). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 23-24 Januari 2017 di TK Nuansa Pertiwi 2 desa Sidorejo Kecamatan Krian, dari 10 responden yang diobservasi, didapatkan

  80% (8 orang) mengizinkan anak mereka untuk membeli snack ber-MSG. Dari 10 responden yang diberi kuesioner didapatkan tingkat pengetahuan ibu tentang bahaya makanan ber- MSG yaitu 30% (3 orang) tingkat pengetahuan baik, 30% (3 orang) tingkat pengetahuan cukup dan 40% (4 orang) tingkat pengetahuan kurang baik. Anak prasekolah (usia 4-6 tahun) senang mengkonsumsi berbagai makanan terutama makanan yang mempunyai rasa gurih seperti

  snack . Makanan tersebut mengandung Monosodium Glutamate (MSG) yang tanpa

  disadari oleh orang tua dapat membahayakan dalam jangka pendek dan jangka panjang bagi kesehatan anak. Oleh sebab itu, pengetahuan orang tua tentang Monosodium Glutamate (MSG) sangat diperlukan oleh orang tua khususnya ibu (Andreas, 2007).

  Beberapa cara yang dilakukan untuk mencegah terjadinya peningkatan konsumsi

  snack pada anak prasekolah yaitu dengan cara

  memberi penyuluhan pada ibu tentang bahaya MSG makanan, meningkatkan kewaspadaan orang tua pada perilaku anak yang suka jajan dan memberi saran pada pihak sekolah yang bersangkutan untuk mengadakan Program Makanan Tambahan (PMT). Orang tua diharapkan meningkatkan pengetahuan Ibu tentang Monosodium Glutamate Makanan pada Anak Prasekolah.

  Pengetahuan merupakan proses belajar dengan menggunakan panca indera yang dilakukan seseorang terhadap proses objek tertentu untuk dapat menghasilkan pengetahuan dan ketrampilan (Hidayat, 2005). Pengetahuan merupakan hasil “ tahu “ dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni : indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia melalui mata dan telinga (Notoadmodjo, 2003).

  2). Tingkat Pengetahuan a).

  Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Kata kerja yang digunakan untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain: menyebutkan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.

  b).

  Memahami (Comprehension) kemampuan menjelaskan secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

  c).

  Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum- hukum, rumus, metode, prinsip dan sebaginya dalam konteks atau situasi yang lain.

  d).

  Analisis (Analysis) Analsis adalah suatu kemampuan untuk menyebabkan materi atau suatu objek ke dalam komponen- komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja : dapat menggambarkan (membuat bagan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya).

2. KAJIA LITERATUR a. Pengetahuan 1). Pengertian

  e).

  Sintesis (Synthesis) Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada.

  f).

  Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian- penilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada (Notoadmodjo, 2003).

  3). Faktor-faktor yang mempengaruhi a).

  Tingkat pendidikan Pendidikan menuntun manusia untuk berbuat dan mengisi. Kehidupannya untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Kebahagiaan diperlukan untuk mendapatkan informasi. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, mekin mudah menerima informasi sehingga makin banyak yang dimiliki (Nursalam dan Pariani, 2001).

  Semakin cukup usia seseorang, maka tingkat kematangannya dan kekuatannya seseorang akan semakin matang dalam berfikir dan bekerja. (Nursalam dan Pariani, 2001) c). Intelegensia

  Melalui jalan pikiran Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara berpikir manusia ikut berkembang. Manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya baik melalui induksi maupun deduksi.

  Penyedap yang selalu berisi MSG (1).

  Macam-macam a).

  2).

  natirum . “ Glutamate “ yang berarti garam asal Glutamate (Hasan, 2001).

  dari bahasa latin “ Mono “ yang berarti satu, tunggal, terbatas pada satu bagian, bergabung pada satu atom. “ Sodium“ yang berarti

  Monosodium Glutamat (MSG) berasal

  Pengertin

   Monosodium Glutamate

  2002) b.

  methodology ) (Notoatmodjo,

  Cara baru atau modern Memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut “ metode penelitian ilmiah “, atau lebih populer disebut metodologi penelitian (research

  b).

  Berdasarkan pengalaman pribadi Pengalaman adalah guru yang baik, kata tersebut mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan / pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh pengetahuan. (4).

  Intelegensia pada prinsipnya mempengaruhi kemampaun penyesuaian diri dan cara-cara pengambilan keputusan. Orang yang berintelegensi tinggi akan lebih cepat dan tepat dalam pembuatan keputusan (Latipun, 2001).

  Pengetahuan dapat diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan. (3).

  Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil dicoba kemungkinan yang lain dan seterusnya sampai masalah tersebut dapat dipecahkan.

  error )

  Cara coba salah (Trial and

  Cara tradisional atau non-ilmiah Cara kuno atau tradisional ini dipakai orang untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum diketemukannya metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematik dan logis. Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara (1).

  a).

  4). Cara memperoleh Pengetahuan.

  Pengalaman Pengalaman adalah kecakapan seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang lain di dalam perilaku dengan orang lain (Notoadmodjo, 2003).

  e).

  Seseorang dengan bekerja berarti dapat berbuat yang bernilai, bermanfaat dan dapat memperoleh berbagai informasi yang didapatkan dari pengalaman yang diperoleh (Latipun, 2001).

  Status sosial ekonomi Seseorang yang bekerja untuk dapat berkembang. Berubah dan untuk mencapai suatu keadaan yang lebih baik daripada sebelumnya.

  d).

  Monosodium Glutamat (MSG) (2). Protein sayuran Hydrolyzed (3). Protein tanaman Hydrolized

  (5).

  Pengaruh Monosodium

  Syndrome “. Hal ini akibat dari

  terjadinya permeabilitas terhadap ion Ca, Na, dan air pada membrane saraf, sehingga

  Ca masuk dalam sel (adanya

  peningkatan ion Ca intraselulaer). Ini merupakan fase awal dan fase lanjut kematian sel. Mekanisme depolarisasi juga yang meningkatkan aktifasi sebagian besar di Sinaptic

  vesicle . Sehingga glutamat

  dalam konsentrasi besar merupakan neutrotoxin untuk sistem saraf pusat. Hal ini telah dibuktikan oleh Headly and Grilliner pada tahun 1990 (Andreas, 2007). (2).

  Glutamat pada darah Monosodium Glutamate merupakan

  eksogen . Berupa garam

  garam natrium (Sodium dari

  Asam Glutamate ). Konsumsi

  natrium yang berlebih pada anak dapat menimbulkan resiko terjadinya hipertensi saat dewasa nanti. Adanya konsumsi natrium berlebih menyebabkan konsentrasi natrium dalam cairan ekstraseluler meningkat. Untuk menormalkannya, cairan intraseluler ditarik keluar sehingga volume cairan ekstrakseluer meningkat. Meningkatnya volume cairan darah, sehingga berdampak (Made, 2007). (3).

  Pengaruh Monosodium

  Glutamat pada retina Monosodium Glutamate (MSG)

  akan melekat pada sel-sel retina dan merusak retina, sehingga mengganggu kemampua sel tersebut memancarkan signal-signal elektrikal ke otak (PDT, 2005 ). (4).

  sebagai penyedap yang dikenal dengan “ Chinese Restaurant

  Masyarakat memang banyak mengkonsumsi Glutamate

   Sodium Caseinate (6). Calsium Caseinate (7).

  3).

  Sari ragi (8). Protein jaringan (termasuk

  TVP) (9). Ragi Autolyzed (10).

  Tepung gandum Hydrolized (11). Minyak jagung b). Penyedap yang sering berisi MSG (1).

  Sari gandum (2). Malt flavoring (3). Bouillon (4). Broth (5). Stock (6). Flavoring (7). Natural Flavors/Flavoring (8). Seasoning (9). Spices c). Penyedap yang mungkin berisi MSG atau Exitoxym

  (1).

  Carrageenan (2). Enzymes (3). Soy protein cocentrate (4). Soy protein isolate (5). Whey protein concentrate (Himpunan Alumni IPB, 2005).

  Efek a).

  Glutamat pada mata

  Efek jangka pendek Efek jangka pendek merupakan efek yang muncul ± 30 menit. Setelah mengkonsumsi makanan ber MSG yang kandungan MSG-nya melebihi kadar 1-120 mg/Kg BB/hari yang telah ditentukan oleh WHO. Dan efek yang muncul pada anak antara lain: (1).

  Rasa mual (2). Haus (3). Nyeri dada Sesak nafas (5). Sakit kepala (6). Rasa terbakar pada leher dan dada

  (7).

  Kelemahan (8). Pegal-pegal pada tengkuk.

  b).

  Efek jangka panjang (1).

  Pengaruh Monosodium

  Upaya Mengurangi dan

  Snack pada Anak. Untuk

  Bahasa Anak telah mampu mengucapkan sebagian besar huruf, dengan pengecualian huruf f, p, s dan z yang kemungkinan besar akan tetap sulit diucapkan dan sh, l, th, dan r yang baru dapat dikuasai pada usia akhir prasekolah. Kosakata anak prasekolah sudah berkembang sekitar 1.500 kata dan akan bertambah 1.000 atau lebih. Anak mampu menceritakan kembali sebagian cerita yang didengarkan, dapat menceritakan cerita yang lebih panjang, dan mampu menyebutkan nama dan alamatnya sendiri.

  Secara internal Memberikan penyuluhan pada para ibu tentang bahaya Monosodium

  Glutamete (MSG) pada

  anak prasekolah, dengan menyarankan agar mengurangi konsumsi

  snack , meningkatkan

  konsumsi sayur dan buah- buahan serta mengkonsumsi vitamin. Meningkatkan kewaspadaan orang tua, sehingga orang tua dapat mengawasi, mengontrol pemberian dan penggunaan uang jajan dan membiasakan membawa bekal makanan dari rumah (Retrieved, 2007 ). (b).

  Secara eksternal Meneruskan kegiatan PMT (Program Makanan Tambahan) dengan memanfaatkan sumber makanan lokal (Retrieved, 2007).

  Kognitif Anak prasekolah mulai mengeksplorasi banyak konsep dasar yang akan diajarkan dengan lebih detail di sekolah. Anak mampu menghitung sepuluh objek atau lebih, dengan benar menyebutkan sedikitnya empat warna, memahami mampu mengetahui hal-hal yang digunakan setiap hari di rumah (uang, makanan, perabotan). Selain itu, anak akan mulai banyak mengajukan pertanyaan- pertanyaan “

  c).

  mengurangi dan meminimalisasi dampak negatif MSG makanan pada anak prasekolah dapat diupayakan dengan beberapa cara, antara lain : (a).

  b).

c. Anak Pra Sekolah

  Anak pra sekolah adalah anak usia 4-6 tahun (Hidayat, 2005) Tumbuh Kembang a).

  1) Pengertian

  universal

  “ tentang subyek seperti asal mula dunia, kematian, sakit, komposisi matahari atau langit.

  d).

  Sosial Anak mulai menjalani kehidupan sosial yang aktif bersama teman dan

  Motorik Pada anak pra sekolah telah mempunyai koordinasi dan keseimbangan seorang dewasa. Anak mulai berjalan dan berlari dengan langkah-langkah panjang, mengayun, penuh percaya diri, naik turun tangga tanpa memegang pegangan tangga, berdiri berjinjit berputar dalam lingkaran, dan mengayun. Anak sudah mempunyai aktivitas yang menantang, seperti jungkir balik, dan lompat jauh. Selain itu koordinasi dan kemampuan menggunakan tangan hampir berkembang sempurna. Anak mulai mampu merawat diri, seperti dapat menggosok gigi, berpakaian sendiri dengan sedikit pertolongan dan dapat mengikat tali sepatunya. Anak telah mampu membuat bangunan yang rumit dengan banyak balok, menggunting dan menempel, membuat barang-barang dari tanah liat, dan dapat melukis dengan kuas dan jari.

  Penilaian pada jawaban responden yang terkumpul dilakukan dengan cara memberi skor 1 jika jawaban benar dan skor 0 jika jawaban salah. Kemudian data di proses dalam bentuk prosentase.

  x Sm Sp N

  e).

  Emosional Anak sudah mulai dapat membedakan fantasi dan kenyataan, anak juga mulai menunjukkan minatnya dalam seksualitas dasar, baik pada dirinya sendiri maupun seksualitas dari jenis kelamin yang berbeda, dan pada usia ini anak terkadang menuntut tetapi terkadang sangat kooperatif (Shelov, 2005)

  3) Perkembangan Psikososial

  Menurut Erikson, anak prasekolah (usia 4- 6 tahun) merupakan tahap inisiatif dan rasa bersalah. Anak akan mulai inisiatif dalam belajar mencari pengalaman baru secara aktif dalam melakukan aktifitasnya. Dan apabila pada tahap ini anak dilarang atau dicegah maka akan tumbuh perasaan bersalah pada dirinya (Hidayat, 2005).

  Keterangan : N = nilai yang didapat Sp = Skor yang didapat Sm = Skor maksimal hasil prosentase diinterpretasikan dengan menggunakan standar kualitatif : Baik = Bila didapat 76

  Pengumpulan data pada penelitian ini dengan menggunakan angket atau kuesioner tertutup yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden yang sudah disediakan jawaban, sehingga resonden hanya memilih dan memberi tanda (X) pada pilihan yang tersedia (Arikunto, 2002). Kuesioner tersebut dibagikan setelah peneliti memberikan penjelasan dan ada informed consent dengan responden.

  tidak selalu berjenis kelamin sama). Idealnya, anak mempunyai teman di lingkungan rumah atau sekolah taman kanak-kanak. Anak akan senang menyanyi, berdansa, beraksi, ingin seperti temannya, lebih mudah setuju pada peraturan dan lebih menunjukkan kemandirian (misalnya dapat pergi sendiri ketetangga disebelah rumah).

  Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur variabel pengetahuan : % 100

3. METODE PENELITIAN

  Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat menuntut peneliti untuk dapat memperoleh jawaban terhadap pertanyaan peneliti. Rancang bangu penelitian ini menggunakan metode “ descriptive” yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat secara objektif. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai anak pra sekolah (usia 4-6 tahun) di TK Nuansa Pertiwi 2 desa Sidorejo Krian yang berjumlah 91 orang. Penelitian ini menggunakan teknik consecutive sampling yaitu cara pengambilan sampel dengan memilih sampel yang memenuhi kriteria penelitian sampai kurun waktu tertentu sehingga jumlah sampel terpenuhi (Hidayat, 2003). Sampel dalam penelitian ini berjumlah 66 orang. Peneliti sebelum melaksanakan mengajukan permohonan ijin kepada kepala sekolah TK. Nuansa Pertiwi 2 desa Sidorejo untuk melakukan studi pendahuluan maupun penelitian di TK. Nuansa Pertiwi 2 desa Sidorejo atas rekomendasi dan institusi Pendidikan Politeknik Kesehatan Majapahit.

  • – 100 % Cukup = Bila didapat 56 - 75 % Kurang baik = Bila didapat < 56 % (Nursalam, 2003).

  4. HASIL DAN PEMBAHASAN

  Hasil penelitian tentang pengetahuan ibu tentang Monosodium Glutamat makanan pada anak prasekolah di TK. Nuansa Pertiwi 2 Sidorejo Krian pada tanggal 13-25 Maret 2017.

  a. Gambaran Lokasi Penelitian

  TK Nuansa Pertiwi 2 didirikan oleh Ibu Sri Astuti pada tahun 2011, bertempat di Perum. Graha Permata Sidorejo Indah Blok Y No. 19-20 Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo. Didirikan pada tanah seluas 450 m² terdiri dari 4 ruang kelas dengan luas 5 x 6 m, 2 toilet untuk murid, 1 toilet untuk guru dan 1 ruang guru. Kapasitas murid 1 kelas 20 anak. yayasan. Metode pembelajaran yang digunakan dengan pendekatan Learning by playing (belajar sambil bermain), joyfull (belajar yang menyenangkan), life skill (menumbuh kembangkan ketrampilan sejak dini). Masuk sekolah hari Senin-Kamis jam 07.00-11.30, Jumat jam 07.00-11.00. Tidak ada sarana kantin sehingga anak membeli jajan di warung dan toko sekitar sekolah.

  b. Data Umum Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur Ibu No. Umur f % 1.

  c. Data Khusus Tabel 5 Distribusi Responden Berdasarkan Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Monosodium Glutamat Makanan Pada Anak Prasekolah Di TK. Nuansa Pertiwi 2 No. Pengetahuan f % 1.

  4. IRT Swasta Wiraswasta Petani

  30

  33

  1

  2 45,5

  50 1,5

  3 Total

  66 100

  Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa 50% responden memiliki pekerjaan swasta sebanyak 33 orang (50%).

  2.

  2.

  3. Baik Cukup Kurang

  3

  52

  11 4,5

  78,8 16,7

  Total 66 100

  Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki gambaran pengetahuan cukup sebanyak 52 orang (78,8%).

  Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar responden memiliki gambaran pengetahuan cukup yaitu sebanyak 52 orang (78,8%). Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Tinggi rendahnya pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain usia, tingkat pendidikan, dan sosial ekonomi

  Pengetahuan responden yang cukup tentang Monosodium Glutamate (MSG) makanan dapat disebabkan 47% responden dapat menerima informasi dengan tingkat pendidikan SMP. Seperti yang dinyatakan Nursalam (2001), bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin mudah menerima informasi sehingga banyak pengetahuan yang dimiliki dan sebaliknya. Selain itu, pengetahuan responden yang cukup juga dipengaruhi oleh 33.3% responden berusia 28-32 tahun dan menurut Nursalam (2001) bahwa semakin cukup usia seseorang maka tingkat pematangan dan kekuatan seseorang akan semakin matang dalam berfikir.

  3.

  Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan No. Jenis Pekerjan f % 1.

  2.

  Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan No. Tingkat Pendidikan f % 1.

  3.

  4.

  21-27 tahun 28-32 tahun 33-39 tahun 40-46 tahun

  18

  22

  19

  7 27,3 33,3 28,8 10,6

  Total 66 100

  Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa paling banyak adalah umur 28-32 tahun sebanyak 22 orang (33,3%).

  2.

  Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa paling banyak adalah tingkat pendidikan SMP sebanyak 31 orang (47%).

  3.

  4. SD SMP SMA PT

  15

  31

  18

  2 22,7

  47 27,3

  3 Total

  66 100

  Pengetahuan responden yang cukup juga dapat dipengaruhi oleh sosial ekonomi responden. Dari data didapatkan responden sebanyak 50% memiliki jenis pekerjaan swasta dan menurut Latipun (2001) bahwa seseorang dengan bekerja berarti dapat berbuat yang bernilai, bermanfaat, dan dapat memperoleh berbagai informsi yang didapatkan dari pengalaman yang diperoleh. Hal ini terjadi informasi cukup baik mengenai efek yang tidak baik dari mengkonsumsi makanan yang mengandung MSG terutama untuk pertumbuhan dan perkembangan anak pra sekolah. Tindak lanjut dari hasil penelitian ini adalah berkoordinasi dengan pihak sekolah untuk membuat kantin sekolah dengan menu makanan sehat yg bebas MSG, mengadakan program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) setiap hari jumat yang dikelola oleh wali murid dan memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu tentang MSG.

  5. KESIMPULAN

  14. Syarifah. (2007). MSG dan “Chinese

  Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

  11. Nursalam dan Pariani, Siti. (2001).

  Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan . Jakarta : CV. Sagung Seto.

  12. Retrieved. (2016). FDA and Monosodium

  Glutamate (MSG). (Online) (http : // , diakses

  08 Oktober 2016).

  13. Shelov Steven. (2005). Perawatan untuk Bayi dan Balita . Jakarta : Arcan.

  Restaurant Syndrome. (Online) (http : // pikiran-rakyat.com , diakses 08 Oktober

  Muhammadiyah 9. Notoadmodjo. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

  2016).

  15. Retrieved. (2016). Upaya Meminimasi

  Dampak Negatif. (Online) (http : // www.tumoutou_net , diakses 08 Oktober

  2016 16. Syarifah. (2007). MSG dan “Chinese

  Restaurant Syndrome. (Online) (http : // pikiran-rakyat.com , diakses 08 Oktober

  2007).

  17. PDT. (2005). Awas MSG (Monosodium

  10. Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan

  Edisi Ketiga. Malang : Universitas

  Berdasarkan analisis data dalam penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa gambaran pengetahuan ibu tentang Monosodiun Glutamate makanan pada anak prasekolah (usia 4-6 tahun) di TK. Nuansa Pertiwi 2 desa Sidorejo Kecamatan Krian adalah sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan cukup sebanyak 52 orang (78,8%)

  Suatu Pendekatan Praktek . Jakarta : PT.Rineka Cipta.

  REFERENSI 1.

  Andreas. (2007). Tentang Glutamate dan

  Monosodium Glutamate. (Online) (http:// www. Hanyawanita.com, diakses

  20 November 2016 2. Ant. (2003). Waspadai Snack Ber-MSG,

  Ancam Kesehatan Anak.(Online)(http : // www. Depkes.go.id .diakses 10 Oktober

  2016).

  3. Arikunto, Suharsimi. (2002). Penelitian

  4. Ham. (2007). Memilih Jajan. (Online)

  8. Latipun. (2001). Psikologi Konseling

  (http : // diakses 20 November 2016).

  Hidayat, Aziz Alimul. (2003). Riset

  Keperawatan dan teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika.

  6. Hidayat, Aziz Alimul. (2005). Pengantar

  Ilmu Keperawatan Anak1. Jakarta:

  Salemba Medika 7. Himpunan Alumni IPB. (2005). MSG,

  Racun yang Sedap! Merdekakan Diri dan Anak Cucu dari Racun MSG. (Online) (http : // diakses 08 Oktober 2016).

  Glutamate) / Micin. (Online) (http : // diakses 08 Oktober 2016).