Keywords – supply chain, ITESCM, AMOS
Bagian I - Bidang Pendidikan
Syarif Hidayat, Widya Nurcahayanty Tanjung, Cinthia Amalia Marthayodha, Dian Rachmawaty
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Al Azhar Indonesia, Jl. Sisingamangaraja, Jakarta 12110
Penulis untuk korespondensi/Email: [email protected]
Abstrak – Pengembangan model pendidikan pada manajemen rantai pasok Universitas Al Azhar
Indonesia (UAI) yang mengacu pada model ITESCM diharapkan mampumemberikan masukan dan dapat dijadikan acuan oleh UAI agar dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas sesuai dengan model dari pelaksanaan pendidikan dan penilaian pendidikan di UAI. Model manajemen rantai pasok pada bidang pendidikan ini dibatasi hanya pada proses pendidikan di UAI yang meliputi pelaksanaan dan penilaian pendidikan. Terdapat delapan hipotesis yang diujikan, yaitu pengaruh masing-masing faktor, program establishment, university culture, faculty capabilities, dan facilities terhadap pelaksanaan dan penilaian pendidikan. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner dengan jumlah sampel sebesar 100 responden yang terdiri dari 4 orang strategic level, 19 orang planning level, dan 77 orang operating level yang penentuannya berdasarkan proportional sampling. Setelah dilakukan diuji validasi dan reliabilitas, hasil menunjukkan bahwa variabel penilaian dan pelaksanaan pendidikan valid dan reliabel. Path diagram untuk merumuskan model digambar dengan menggunakan software AMOS 18 dengan input berupa hasil kuesioner dan kalkulasi goodness of fit. Setelah model diperoleh, dilakukan analisis dengan menggunakan multiple regression linier untuk mencari hubungan antar faktor. Berdasarkan hasil analisis, model pelaksanaan pendidikan menunjukkan pengaruh yang dominan pada level strategis untuk faktor university culture. Sedangkan model penilaian pendidikan, level perencanaan untuk faktor program establishment memiliki pengaruh yang dominan. Kedua model kemudian diuji kecocokannya dengan sistem nyata dan diperoleh hasil “minimum was achieved”dan p ratio sebesar 0,803 yang berarti kedua model ini layak.
Abstract – College education should always pay attention to the quality of its graduates. This research
would like to develop a model of supply chain management education at the Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), which refers to the model ITESCM. This study aims to provide input UAI in order to produce quality graduates based on a model of education development and education assessment in UAI. Eight hypotheses were tested, namely the influence of each factor, programs establishment, university culture, faculty capabilities, and facilities on the development and evaluation of education. Data were collected through questionnaires, in which a sample of 100 respondents consisting of 4 strategic levels, 19 planning levels, and 77 operating levels were determinationed based on proportional sampling. Models created with AMOS 18 software with the path diagram depicting the zoom, then provided input in the form of a questionnaire and the results of the calculation of goodness of fit of AMOS. The results of the development model of education showed a dominant influence on the strategic level for university culture factor, whereas the assessment model of education, the level of planning for the establishment program factors have a dominant influence. Both models are tested for their suitability to the real system and the results obtained show that after calculation "minimum was achieved" and amounting p ratio to 0,803 which means both models are viable.
Keywords – supply chain, ITESCM, AMOS
200 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI, Vol . 2, No. 4, September 2014
PENDAHULUAN
manajemen rantai pasok Universitas Al Azhar Indonesia yang mengacu pada model ITESCM
M adalah usaha sadar dan terencana untuk peneliti akan memberikan masukan kepada
enurut UU No.20 Tahun 2003, pendidikan untuk universitas tersebut. Dengan harapan bahwa
mewujudkan suasana belajar dan proses perguruan tinggi yang ditempati sekarang agar pembelajaran agar peserta didik secara aktif
dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas mengembangkan potensi diri untuk memiliki
berdasarkan model dari pelaksanaan pendidikan kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
dan penilaian pendidikan di Universitas Al Azhar kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta
Indonesia.
keterampilan yang
diperlukan
dirinya,
masyarakat,bangsa dan negara. Pendidikan dilakukan sejak seseorang lahir hingga tak terbatas
TINJAUAN PUSTAKA
waktu.
Supply Chain Management (SCM)
Pendidikan dapat diraih pada pendidikan formal Supply chain atau rantai pasok adalah jaringan fisik dan non-formal. Untuk pendidikan formal, jenjang
yang terdiri dari rangkaian perusahaan-perusahaan pendidikan tertinggi terdapat pada perguruan tinggi.
yang terlibat dalam memasok bahan baku, memproduksi barang, maupun mengirimkannya ke
Pada zaman sekarang ini, hampir seluruh kalangan pelanggan atau pemakai akhir. SCM adalah masyarakat
metode, alat, atau pendekatan pengolahannya. merasakan pendidikan di perguruan tinggi, dengan
Namun perlu ditekankan bahwa SCM menghendaki harapan bahwa seseorang akan lebih siap dalam
pendekatan atau metode yang terintegrasi dengan menghadapi dunia kerja. Pendidikan pada
dasar semangat kolaborasi.
perguruan tinggi seharusnya selalu memperhatikan kualitas lulusannya, apakah sesuai dengan tujuan
SCM pada hakekatnya mencakup lingkup pendidikan ataukah tidak. Oleh karena itu,
pekerjaan dan tanggung jawab yang luas. Secara pendidikan pada perguruan tinggi harus memiliki
umum semua kegiatan yang terkait dengan aliran manajemen pendidikan yang baik demi tercapainya
material, informasi, dan uang di sepanjang supply kualitas lulusan yang terbaik pula.
chain adalah kegiatan-kegiatan dalam cakupan SCM.
Manajemen pendidikan dapat dilihat sebagai suatu manajemen rantai pasok untuk perguruan tinggi.
Rantai Pasok Akademik Perguruan Tinggi
Suatu model telah dikembangkan sebelumnya oleh Peranan supply chain management pada universitas Mamun Habib dalam buku yang berjudul Supply
tampak pada Gambar 1. Penelitian yang dilakukan Chain Management for Academia – An Integrated
oleh Mamun Habib (2010) menguraikan konsep Tertiary Educational Supply Chain Management Integrated Tertiary Educational Supply Chain
(ITESCM). Pada buku tersebut menjelaskan Management (ITESCM). ITESCM adalah rantai mengenai model manajemen rantai pasok pada
pasok masukan dan keluaran perguruan tinggi, universitas secara general dengan populasi seluruh
dengan dua bidang pokok kegiatan yaitu universitas yang ada di dunia, sehingga model yang
pendidikan/pengajaran dan penelitian. ada tersebut merupakan model yang dapat digunakan untuk seluruh universitas yang ada di
Process
Supplied Output Consumer
dunia. Supplied Inputs
(Raw Materials)
(Finished Product)
Mengacu pada buku tersebut, manajemen rantai
Internal & External Projects
Research Outcomes
pasok perguruan tinggi memiliki 2 bidang, yaitu
bidang pendidikan dan bidang penelitian. Bidang Society pendidikan yang tertulis pada buku tersebut akan
dijadikan acuan dalam penelitian ini untuk mengembangkan model yang telah ada dengan obyek penelitian di Universitas Al Azhar Indonesia,
Gambar 1. Gambaran Umum dari Rantai Pasok
perguruan tinggi swasta yang menjadi tempat
Perguruan Tinggi [3].
peneliti menempuh pendidikannya.
Peneliti ingin
mengaplikasikan
dan
mengembangkan model
pendidikan
pada
Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI, Vol . 2, No. 4, September 2014 201
Universitas Al Azhar Indonesia
mencirikan tingkat Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) didirikan
Reliabilitas
instrumen
konsistensi. Banyak rumus yang dapat digunakan pada bulan Agustus 2000. Pada saat ini, Januari
untuk mengukur reliabilitas diantaranya adalah 2014, UAI dengan 6 Fakultas dan 15 Program Studi
rumus koefisien reliabilitas Alfa Cronbach, yaitu memiliki 3124 mahasiswa aktif dan telah
meluluskan 2464 sarjana.
} .............. (2.2) UAI memiliki nilai-nilai dasar (core values) yaitu
Keterangan :
cinta pada Allah dan Rasul-Nya, jujur dan amanah, k adalah mean kuadrat antara subyek tanggung-jawab, kendali diri, penghargaan terhadap
adalah mean kuadrat kesalahan yang lain (respect), peduli, adil, kerjasama, dan
adalah mean kuadrat kesalahan rendah hati (humility). Nilai-nilai dasar tersebut
merupakan landasan untuk menciptakan konsep Kemudian dapat dilihat dari nilai alpha cronbach Tujuh Elemen Dasar yang bertujuan untuk
tersebut, bahwa angka cronbach alpha pada kisaran mengembangkan mahasiswa yang profesional dan
0.70 adalah dapat diterima, di atas 0.80 baik [6]. memiliki karakter yang kuat. Tujuh Elemen Dasar
Universitas Al Azhar Indonesia tersebut adalah:
Structural Equation Model (SEM)
1. Teknologi Informasi dan Komunikasi; Ghozali menjelaskan model persamaan struktural
2. Program Bahasa; (Structural Equation Modeling) adalah generasi
3. Jaringan Mitra Strategis;
multivariat yang
4. Kepemimpinan; memungkinkan peneliti menguji hubungan antar
5. Keahlian Manajemen; variabel yang komplek baik recursive maupun non-
6. Kewirausahaan; dan recursive untuk memperoleh gambaran yang
7. Pengetahuan Keislaman. komprehensif mengenai keseluruhan model [3].
UAI ditangani oleh sumber daya manusia yang Analyst of Moment Structure (AMOS) merupakan berkompeten dibidangnya serta berjiwa visioner,
program komputer yang dapat digunakan untuk ditambah dengan manajemen yang berkomitmen
model SEM. AMOS merupakan program aplikasi serta tim akademis yang berdedikasi dalam
SEM yang sangat user friendly, namun juga menciptakan manusia unggul di Indonesia.
powerfull , sehingga saat ini program AMOS merupakan program yang paling banyak digunakan
Uji Validitas dan Reliabilitas
untuk mengolah berbagai riset yang menggunakan Validitas adalah tingkat keandalan dan kesahihan
SEM[5].
alat ukur yang digunakan. Intrumen dikatakan valid
berarti menunjukkan alat ukur yang dipergunakan Langkah-langkah menguji suatu model dengan untuk mendapatkan data itu valid atau dapat
AMOS:
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di
1. Gambar dahulu model lengkap dengan tool ukur [7].
graphic yang disediakan oleh AMOS (terdapat icon-icon yang telah disediakan pada tool untuk
Teknik untuk mengukur validitas kuesioner adalah menggambar variable observed (kotak), sebagai berikut dengan menghitung korelasi antar
unobserved (elips), latent variable (yakni data pada masing-masing pernyataan dengan skor
unobserved dan variabel untuk mengukurnya), total, memakai rumus korelasi product moment,
hubungan sebab akibat searah (gambar panah), sebagai berikut :
covariances (hubungan korelasi antar 2 variabel), men-select (telunjuk), menselect semua objek (tangan terbuka), men-deselect pilihan (tangan tertutup), copy object (mesin
photo copy ), memindah objek (truck), menghapus (silang), mengubah besar/kecil
Item Instrumen dianggap valid jika lebih besar dari objek (kotak dengan 4 anak panah keluar), 0,3 atau bisa juga dengan membandingkannya
memutar object misal untuk latent object dengan r tabel. Jika r hitung > r tabel, maka
(lingkaran berputar), memindah angka-angka instrumen dianggap valid.
hasil analisis agar tampak semua (gambar elips ada 2 anak panah di bawahnya).
202 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI, Vol . 2, No. 4, September 2014
2. Attach data sumber (misalnya dari file *.xls) ke tiap variabel yang ada. Mulai
3. Definisikan “Analysis Properties” yang diinginkan.
4. Calculate estimate
Kerangka Pemikiran
Nilai-nilai output itu disampaikan dalam 2 macam:
1. Unstandardized output ini penting terutama Penetapan Hipotesis untuk melihat nilai significancy P, yaitu :
*** significant pada P < 0,01 (jadi kalau ada
Penentuan Jumlah Sampel
nilai P masih relatif dekat dengan 0,01 (Jumlah Indikator x 5 ;
minimum untuk SEM = 100 sampel)
dipertimbangkan) ** significant pada P < 0,05 Kuesioner
2. Standardized: yakni nilai-nilai correlation-nya telah di’standar’kan untuk unit ukuran sebagai ketentuan.
Uji Validitas dan Reliabilitas
Menurut Jacson dengan ketentuan nilai beta
Tidak
sebagai berikut (Tony, 2010) :
Ya
Beta > 0.8 berarti considered besar (pengaruh faktor ini besar) Pendefinisian Variabel Endogen dan
0.8 ≥ Beta > 0.5 berarti moderate Eksogen Beta < 0.2 berarti kecil.
Konstruk Path Diagram dengan AMOS
Regresi Linier Berganda
Analisis regresi merupakan salah satu teknik analisis data dalam statistika yang seringkali
Kalkulasi Goodness of Fit dengan
digunakan untuk mengkaji hubungan antara AMOS beberapa variabel dan meramal suatu variabel [4].
Jika ingin dikaji hubungan atau pengaruh dua atau
Analisis Output Goodness of Fit
lebih variabel bebas terhadap variabel tidak bebas, maka model regresi yang digunakan adalah model
regresi linier berganda (multiple linear regression Analisis Model Regresi Linier
Berganda
model ).
METODOLOGI PENELITIAN
Selesai
Gambar 2 merupakan metodologi untuk penelitian ini.
Gambar 2. Metodologi Penelitian
Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI, Vol . 2, No. 4, September 2014 203
HASIL DAN PEMBAHASAN
Model Education Development
Dalam pembuatan model Education Development, Data hasil kuesioner yang telah didapatkan dari 100
perlu ditentukan terlebih dahulu variabel-variabel responden (lampiran 1), diuji validitas dan
apa saja yang akan digambarkan pada konstruk reliabilitasya
path diagram model ini. Variabel-variabel ini education development dan education assessment.
ditentukan di awal, tetapi setelah melakukan calculate estimate atau perhitungan dengan AMOS,
Dari hasil uji validitas dan reliabilitas, pertanyaan maka variabel ini akan disebutkan pula pada output education development diuji validitas menggunakan
text . Penamaan variabel dilakukan penyingkatan SPSS 16.0, didapatkan bahwa semua nilai pearson
nama dengan inisial-inisial, di mana akan terlihat correlation di atas r tabel ( > 0,256) dengan taraf
pada Gambar 3.
significant 0,01 yang terlihat pada lampiran 2. Hal ini menunjukkan bahwa penilaian untuk semua
Setelah path diagram dibuat serta diinputkan hasil indikator (variabel) dengan 3 level penilaian, semua
kuesioner yang disimpan dalam excel (.xls), maka data yang didapatkan valid, sehingga kuesioner
dapat dilakukan calculate estimate yang outputnya yang digunakan mampu mengungkapkan indikator
dapat dilihat pada gambar 3.
yang akan diukur oleh kuesioner tersebut untuk masukan pada model penelitian.
Kemudian dilihat dari nilai Cronbach’s Alpha, didapatkan nilai 0,757 seperti lampiran 3, di mana nilai ini telah melebihi nilai 0,7, berarti penilaian yang telah diberikan oleh responden untuk Education Development dapat diterima. Data yang diberikan oleh para responden dinilai konsisten akurat, sehingga nilai-nilai pada hasil kuesioner dapat dijadikan input untuk model Education Development yang akan diteliti.
Selanjutnya, pertanyaan kuesioner dan jawaban responden untuk model education asssessment diuji validitas dan reliabilitasnya. Nilai pearson correlation yang didapatkan melebihi nilai r tabel, yaitu 0,256, dengan taraf signifikansi 0,01, seperti yang terlihat pada lampiran 4. Nilai ini menunjukkan bahwa semua kuesioner yang telah ditanyakan kepada responden dapat mengukur indikator yang akan diteliti oleh peneliti untuk pembuatan model Education Assessment. Semua hasil pengumpulan data yang didapatkan menunjukkan kuesioner valid, sehingga kuesioner
yang digunakan mampu mengungkapkan indikator
Gambar 3. Output Model Education Development
yang akan diukur oleh kuesioner tersebut untuk
masukan pada model penelitian. Dari hasil output Gambar 3 di atas, maka dibuatlah
persamaan linier untuk masing-masing variabel Kemudian hasil pengujian menggunakan alpha
sebagai berikut :
cronbach , diperoleh nilai 0,722 seperti yang terlihat
= 0,95 ( SL_PE_ED ) + 0,35 pada lampiran 5. Nilai ini melebihi batas baik,
F Program Establishment ED
.....................(4.1) karena nilai alpha melebihi 0,7, maka jawaban
( PL_PE_ED ) + 0,26 ( OL_PE_ED )
F University Culture ED = 0,97 ( SL_UC_ED ) + 0,30 Penilaian responden dinilai konsisten dan akurat.
yang diberikan oleh responden dapat diterima.
......................(4.2) Dari hasil pertanyaan dan jawaban yang telah valid
( PL_UC_ED ) + 0,25 ( OL_UC_ED )
F Faculty Capabilities ED = 0,97 ( SL_FC_ED ) + 0,45 serta reliabel, maka nilai ini akan dijadikan input
......................(4.3) untuk membuat model masing-masing.
( PL_FC_ED ) + 0,23 ( OL_FC_ED )
F Facilities ED
= 0,98 ( SL_FA_ED ) + 0,42
( PL_FA_ED ) + 0,22 ( OL_FA_ED )
204 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI, Vol . 2, No. 4, September 2014
Setelah diketahui persamaan masing-masing faktor tersebut. Derajat kebebasan adalah 53, yang pengaruh Education Development, maka perlu
menunjukkan nilai lebih dari nol, sehingga model dibuatkan juga persamaan untuk model Education
tersebut dapat diidentifikasikan estimasinya. Development sebagai jawaban untuk perumusan masalah nantinya.
Selain itu, perlu dilihat nilai dari CR dari output di
atas. Tingkat signifikansi dalam penelitian ini ED ) + 1,04 (f University Culture ED ) + 1,00 (f Faculty Capabilities
F Education Development = 0,75 (f Program Establishment
digunakan 5%, sehingga hubungan tersebut ED ) + 1,00 (f Facilities ED )
dikatakan signifikansi apabila nilai CR >1,671 atau P<0,05. Kriteria pengujian adalah terima
Nilai tersebut harus dikalikan masing-masing Ho,apabila nilai CR<1,671 atau P>0,05, dan selain variabel
nilai tersebut maka Ha diterima. persamaan seperti berikut ini.
F Education Development = 0,7125 ( SL_PE_ED ) + 0,2625 Dilihat pada lampiran 6, diketahui bahwa semua ( PL_PE_ED ) + 0,195 ( OL_PE_ED ) + 1,0088 ( SL_UC_ED ) +
nilai CR berada diatas 1,671 dan semua nilai P 0,312 ( PL_UC_ED ) + 0,26 ( OL_UC_ED )) + 0,97 ( SL_FC_ED )
berada di bawah 0,05. Hal ini memberikan + 0,45 ( PL_FC_ED ) + 0,23 ( OL_FC_ED ) + 0,98 ( SL_FA_ED )
kesimpulan untuk hasil uji hipotesis, bahwa Ha, + 0,42 ( PL_FA_ED ) + 0,22 ( OL_FA_ED ) ...................(4.6)
pada model ini adalah H 1 hingga H 4 , dinyatakan diterima. Ini berarti bahwa terdapat pengaruh antara Dari persamaan model Education Developmentdi
program establishment terhadap pelaksanaan atas menginterpretasikan nilai masing-masing
pendidikan (H 1 ), terdapat pengaruh antara variabel terhadap pengaruhnya pada model
terhadap pelaksanaan tersebut. Semua nilai menunjukkan siginfikansi
university
culture
pendidikan(H 2 ), terdapat pengaruh antara faculty positif, tetapi memiliki interpretasi yang berbeda-
capabilities terhadap pelaksanaan pendidikan (H 3 ), beda. Nilai SL_PE_ED memiliki pengaruh 0,7125
dan terdapat pengaruh antara facilities terhadap terhadap model, yang berarti bahwa setiap kenaikan
pelaksanaan pendidikan (H 4 ).
sekali ada variabel SL_PE_ED akan meningkatkan
0,7125 pada model, di mana diasumsikan bahwa
Tabel 1. Variances:
variabel lain tidak mempengaruhi.
(Education Development - Default model)
Estimate Begitu pula dengan variabel PL_PE_ED,
Education_Development 0,621 OL_PE_ED,
SL_UC_ED,
PL_UC_ED,
OL_UC_ED, SL_FC_ED,
PL_FC_ED,
OL_FC_ED, SL_FA_ED, PL_FA_ED, dan Nilai variansi ini menunjukkan sebaran hasil OL_FA_ED yang memiliki pengaruh 0,2625,
penilaian responden terhadap kuesioner.Semakin 0,195, 1,0088, 0,312, 0,26, 0,97, 0,45, 0,23, 0,98,
mendekati nilai 0, maka sebarannya mengumpul di 0,42, dan 0,22 secara berturut-turut pada model
tengah, atau mendekati nilai tengah. Apabila akan Education Development. dibuatkan garis regresinya, maka sebaran nilai tidak
terlalu jauh dengan garis linier regresinya. Nilai Dari hasil nilai koefisien tersebut, model
0,621 ini cukup jauh dengan nilai 0, sehingga nilai menunjukkan bahwa pelaksanaan pendidikan
sebaran pada hasil kuesioner ini tidak mengumpul. sangat dikuasai atau didominasi oleh strategic level
Hal ini dapat dilihat dari hasil pengumpulan data dengan sangat memperhatikan university culture
pada kuesioner, nilai yang diberikan responden ada untuk setiap kegiatan yang dilaksanakan selama
yang menunjukkan 2, tetapi ada yang menunjukkan pelaksanaan pendidikan Universitas Al Azhar
5, sehingga gap antara nilai-nilai yang diberikan Indonesia. Hal ini dikarenakan pada Universitas Al
cukup tinggi. Hal ini lah yang menyebabkan nilai Azhar Indonesia, nilai budaya sangat diunggulkan
estimate variances nya jauh dari nilai 0. Perbedaan dan dijunjung tinggi melalui 7 elemen dasar UAI
nilai yang jauh ini disebabkan karena pemahaman yang harus selalu diterapkan pada mahasiswa-
antar responden yang dijadikan penelitian berbeda mahasiswi Universitas Al Azhar Indonesia.
sesuai pemikiran masing-masing dan tidak ada pemahaman yang sama baik antar level keputusan
Hasil output text AMOS 18.0 berupa Minimum
tersebut.
was achieved . Tertulis “minimum was achieved” yang berarti model tersebut sukses untuk dikerjakan
Selanjutnya akan dilihat hasil kalkulasi Goodness dan cocok untuk mengeluarkan nilai-nilai koefisien
of Fit melalui AMOS 18.0 tersebut. Menilai goodness of fit merupakan tujuan utama dalam
Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI, Vol . 2, No. 4, September 2014 205
SEM, yaitu ingin mengetahui sampai seberapa jauh model yang dihipotesiskan ‘fit’ atau cocok dengan sampel data.
Dari beberapa uji kelayakan model, model dikatakan layak jika minimal salah satu metode uji kelayakan model terpenuhi [3], sehingga tidak perlu dianalisis uji kelayakan secara keseluruhan.
Tabel 2. Parsimony-Adjusted MeasuresEducation Development
Model
PRATIO
Default model 0,803
Parsimony ratio (PRATIO) di Tabel 2 menunjukkan nilai 0,803 yang berarti bahwa model sangat baik dan cocok merepresentasikan model Education Development. Hal ini karena nilai tersebut mendekati nilai 1, yang menunjukkan bahwa model layak atau cocok [1].
Oleh karena itu, dapat disimpulkan dari analisis
goodness of fit menyatakan bahwa model yang
Gambar 4. Output Model Education Assessment
digunakan untuk memodelkan sistem nyata Education Development dalam manajemen rantai
Dari output tersebut diketahui persamaan regresi pasok UAI pada bidang pendidikan tersebut dinilai
linier berganda yang menjadi tujuan awal, seperti layak dan cocok.
berikut:
F Program Establishment EA
= 0,45 ( SL_PE_EA ) + 0,96
.....................(4.7) Dalam pembuatan model Education Assessment
Model Education Assessment
( PL_PE_EA ) + 0,38 ( OL_PE_EA )
F University Culture EA = 0,46 ( SL_UC_EA ) + 0,96 perlu ditentukan terlebih dahulu variabel-variabel
.....................(4.8) apa saja yang akan digambarkan pada konstruk
( PL_UC_EA ) + 0,50 ( OL_UC_EA )
F Faculty Capabilities EA = 0,47 ( SL_FC_EA ) + 0,97 path diagram model ini. Variabel-variabel ini
.....................(4.9) ditentukan di awal, tetapi setelah melakukan
( PL_FC_EA ) + 0,40 ( OL_FC_EA )
= 0,47 ( SL_FA_EA ) + 0,91 calculate estimate atau perhitungan dengan AMOS,
F Facilities EA
...................(4.10) maka variabel ini akan disebutkan pula pada output
( PL_FA_EA ) + 0,44 ( OL_FA_EA )
text. Penamaan variabel dilakukan penyingkatan Setelah diketahui persamaan masing-masing faktor nama dengan inisial-inisial, dimana akan terlihat
pengaruh Education Assessment, maka perlu pada Gambar 4.
dibuatkan juga persamaan untuk model Education Assessment sebagai jawaban untuk perumusan
Setelah path diagram dibuat serta diinputkan hasil masalah nantinya. Berikut merupakan persamaan kuesioner yang disimpan dalam excel (.xls), maka
model Education Assessment:
dapat dilakukan calculate estimate yang outputnya
F Education Assessment = 1,09 (f Program Establishment EA ) + 1,04 dapat dilihat pada Gambar 4.
(f University Culture EA ) + 1,02 (f Faculty Capabilities EA ) + 1,07 (f Facilities EA )
206 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI, Vol . 2, No. 4, September 2014
Nilai tersebut harus dikalikan masing-masing Dari lampiran 7, dapat diketahui dari hasil variabel
pengolahan bahwa semua nilai CR berada diatas persamaan seperti berikut ini.
1,671 dan semua nilai P berada di bawah 0,05. Hal
ini memberikan kesimpulan untuk hasil uji 1,0464 ( PL_PE_EA ) + 0,4142 ( OL_PE_EA ) + 0,4784
F Education Assessment = 0,4905 ( SL_PE_EA ) +
hipotesis, bahwa Ha, pada model ini adalah H 5 ( SL_UC_EA ) + 0,9984 ( PL_UC_EA ) + 0,52 ( OL_UC_EA )) +
hingga H 8 , dinyatakan diterima. Ini berarti bahwa 0,4794
terdapat pengaruh antara program establishment +0,408( OL_FC_EA ) + 0,5029 ( SL_FA_EA ) + 0,9737
( SL_FC_EA )
( PL_FC_EA )
terhadap penilaian pendidikan (H 5 ), terdapat ( PL_FA_EA ) + 0,4708 ( OL_FA_EA )
pengaruh antara university culture terhadap ...................(4.12)
penilaian pendidikan (H 6 ), terdapat pengaruh antara faculty capabilities terhadap penilaian pendidikan Dari persamaan model Education Assessmentdi atas
(H 7 ), dan terdapat pengaruh antara facilities menginterpretasikan nilai masing-masing variabel
terhadap penilaian pendidikan (H 8 ). terhadap pengaruhnya pada model tersebut. Semua
nilai menunjukkan signifikansi positif, tetapi
Tabel 3. Variances:
memiliki interpretasi yang berbeda-beda. Nilai
(Education Assessment - Default model )
SL_PE_EA memiliki pengaruh 0,4905 terhadap Estimate model, yang berarti bahwa setiap kenaikan sekali
,162 ada variabel SL_PE_EA akan meningkatkan 0,4905
Education_Assessment
pada model, di mana diasumsikan bahwa variabel
lain tidak mempengaruhi. Nilai variansi ini menunjukkan sebaran hasil penilaian responden terhadap kuesioner. Semakin
Begitu pula dengan variabel PL_PE_EA, mendekati nilai 0, maka sebarannya mengumpul di OL_PE_EA,
tengah, atau mendekati nilai tengah apabila akan OL_UC_EA,
SL_UC_EA,
PL_UC_EA,
dibuatkan garis regresinya, maka sebaran nilai tidak OL_FC_EA, SL_FA_EA, PL_FA_EA, dan
SL_FC_EA,
PL_FC_EA,
terlalu jauh dengan garis linier regresinya. Nilai OL_FA_EA yang memiliki pengaruh 1,0464,
0,162 ini mendekati nilai 0, sehingga nilai sebaran 0,4142, 0,4784, 0,9984, 0,52, 0,4794, 0,9894,
pada hasil kuesioner ini hampir mengumpul. Hal ini 0,408, 0,5029, 0,9737, dan 0,4708 secara berturut-
menunjukkan bahwa gap antara nilai-nilai yang turut pada model Education Assessment.
diberikan cukup kecil. Hal ini lah yang menyebabkan
estimate variances -nya Dari hasil nilai koefisien tersebut, model Education
nilai
mendekati nilai 0. Hal ini juga dipengaruhi dengan Assessment di atas menunjukkan bahwa penilaian
pemahaman antar level yang hampir sama, pendidikan sangat dikuasai atau didominasi oleh
sehingga nilainya tidak memiliki gap yang jauh planning level dengan sangat memperhatikan
berbeda.
program establishment untuk setiap penilaian
pendidikan Universitas Al Azhar Indonesia. Selanjutnya akan dilihat hasil kalkulasi Goodness of Fit melalui AMOS 18.0 tersebut. Menilai
Hasil output text AMOS 18.0 berupa Minimum goodness of fit merupakan tujuan utama dalam was achieved . Tertulis “minimum was achieved”
SEM, yaitu ingin mengetahui sampai seberapa jauh yang berarti model tersebut sukses untuk dikerjakan
model yang dihipotesiskan ‘fit’ atau cocok dengan dan cocok untu mengeluarkan nilai-nilai koefisien
sampel data.
tersebut. Derajat kebebasan adalah 53, yang
menunjukkan nilai lebih dari nol, sehingga model Dari beberapa uji kelayakan model, model tersebut dapat diidentifikasikan estimasinya.
dikatakan layak jika paling tidak salah satu metode uji kelayakan model terpenuhi [3], sehingga tidak
Selain itu, perlu dilihat nilai dari CR dari output di perlu dianalisis uji kelayakan secara keseluruhan. atas. Tingkat signifikansi dalam penelitian ini
digunakan 5%, sehingga hubungan tersebut
Tabel 4. Parsimony-Adjusted MeasuresEducation
dikatakan signifikansi apabila nilai CR > 1,671 atau
Assessment
P < 0,05. Kriteria pengujian adalah terima Ho,
PRATIO apabila nilai CR < 1,671 atau P > 0,05, dan selain
Model
,803 nilai tersebut maka Ha diterima.
Default model
Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI, Vol . 2, No. 4, September 2014 207
Parsimony ratio (PRATIO) di Tabel 4 goodness of fit melalui pratio yang bernilai menunjukkan nilai 0,803 yang berarti bahwa model
0,803, mendekati nilai 1.
sangat baik dan cocok merepresentasikan model Education Assessment. Hal ini karena nilai tersebut
3. Model penilaian pendidikan (education mendekati nilai 1, yang menunjukkan bahwa model
assessment ) untuk menghasilkan kualitas lulusan layak atau cocok [1].
Universitas Al Azhar Indonesia yang baik dapat digambarkan dengan formula
Oleh karena itu, dapat disimpulkan dari analisis
F Education Assessment = 0,4905 ( SL_PE_EA ) goodness of fit menyatakan bahwa model yang
+ 1,0464 ( PL_PE_EA ) + 0,4142 ( OL_PE_EA ) + digunakan untuk memodelkan sistem nyata
0,4784( SL_UC_EA ) + 0,9984 ( PL_UC_EA ) + 0,52 Education Assessment dalam manajemen rantai
( OL_UC_EA )) + 0,4794 ( SL_FC_EA ) + 0,9894 pasok UAI pada bidang pendidikan tersebut dinilai
( PL_FC_EA ) + 0,408 ( OL_FC_EA ) + 0,5029 ( SL_FA_EA ) layak dan cocok.
+ 0,9737 ( SL_FA_EA ) + 0,4708 ( SL_FA_EA ),
4. Terlihat bahwa semua faktor atau variabel
KESIMPULAN
memberikan pengaruh positif dengan nilai berbeda sesuai koefisien nilai masing-masing,
Kesimpulan
dengan faktor yang paling berpengaruh adalah Kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian
planning level untuk faktor program ini harus menjawab permasalahan di awal
establishment dengan nilai koefisien 1,0464. Hal penelitian dan harus mencapai tujuan penelitian ini,
ini berarti bahwa penilaian pendidkan UAI dapat sehingga berikut merupakan kesimpulan yang dapat
menjadi sebuah perguruan tinggi swasta terbaik ditarik dari penelitian ini :
dengan meluluskan sarjana yang berkualitas
1. Model pelaksanaan pendidikan (education apabila Program Establishment yang ada di UAI development ) untuk menghasilkan kualitas
(Program Studi) sekarang memiliki nilai yang lulusan Universitas Al Azhar Indonesia yang
terbaik pula yang sangat dipengaruhi oleh baik dapat digambarkan dengan formula sebagai
peranan planning level. Model ini dinilai baik berikut :
dan cocok dengan analisis goodness of fit
F Education Development = 0,7125 ( SL_PE_ED ) + 0,2625 melalui p ratio yang bernilai 0,803, mendekati ( PL_PE_ED ) + 0,195 ( OL_PE_ED ) + 1,0088 ( SL_UC_ED )+
nilai 1.
0,312 ( PL_UC_ED ) + 0,26 ( OL_UC_ED )) + 0,97 ( SL_FC_ED ) + 0,45 ( PL_FC_ED ) + 0,23 ( OL_FC_ED ) +
Saran
0,98 ( SL_FA_ED ) + 0,42 ( SL_FA_ED ) + 0,22 ( SL_FA_ED ), Saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya yang akan menggunakan pendekatan
2. Terlihat bahwa semua faktor atau variabel serupa atau model yang sama, maka beberapa saran memberikan pengaruh positif dengan nilai
dari peneliti sebagai berikut :
berbeda yang ditunjukkan oleh nilai koefisien
1. Penelitian mengenai Supply Chain Management masing-masing, dengan faktor yang paling
bagi strata-1 sebaiknya tidak mencakup berpengaruh di antaranya adalah SL_UC_ED
keseluruhan rantai dalam rantai pasok karena dengan nilai 1,0088. Ini berarti bahwa di
cukup luas dan tidak mudah. Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), peranan
2. Indikator yang digunakan dalam pembuatan strategic level memiliki pengaruh paling besar
kuesioner sebaiknya sangat spesifik sehingga dalam pelaksanaan pendidikan pada university
tidak menimbulkan kerancuan pada responden culture dibandingkan dengan level perencanaan
dalam memberikan penilaian. dan operasional. Hal ini menunjukkan bahwa
3. Sebaiknya peneliti menggunakan banyak pelaksanaan university culture harus didorong
referensi dalam pembuatan model ataupun dari strategic level agar terlaksana dengan baik.
analisisnya, sehingga cakupannya luas meskipun Salah satu ciri khas UAI adalah adanya nilai
yang diteliti spesifik.
budaya (core values) yang sangat diunggulkan dan dijunjung tinggi melalui 7 elemen dasar UAI yang harus selalu diterapkan pada
DAFTAR PUSTAKA
mahasiswa-mahasiswi UAI sebagai pembeda lulusan UAI dengan perguruan tinggi yang lain.
[1] Md M. Habib, Supply Chain Management for
Model ini dinilai baik dan cocok dengan analisis
Academia – An Integrated Tertiary Educational Supply
Chain
Management (ITESCM),
208 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI, Vol . 2, No. 4, September 2014
Deutschland : LAP LAMBERT
[4] M. H. Kurner, C. J. Nachtsheim, J. Neter, Applied Publishing GmbH & Co. KG, 2010.
Academic
Linear Regression Models, 4th ed. Mc New York: [2] Md M. Habib, & C. Jungthirapanich, Integrated
McGraw-Hill Companies, Inc, 2004. Educational Supply Chain Management (IESCM)
[5] R. Pardede, & R. Manurung, Prosedur dan aplikasi for the Universities, Sixth AIMS International
dalam persamaan model Conference on Management December 28-31,
program
AMOS
persamaan struktural (MPS). Jakarta : Harfa 2008.
Media, 2013.
[3] S. Haryono, & P. Wardoyo, Structural Equation [6] U. Sekaran, Metode Riset Bisnis. Jakarta: Salemba Model (SEM) untuk Penelitian Manajemen dengan
Empat, 2006.
AMOS 18.00, Jakarta : PT Intermedia Personalia [7] Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Utama Jakarta, 2013.
Pusat Bahasa Depdiknas, 2003.
Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI, Vol . 2, No. 4, September 2014 209
Lampiran 1. Hasil Kuesioner
Educational Assessment Responden
Educational Development
PE
UC
FC FA PE
UC
FC FA
210 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI, Vol . 2, No. 4, September 2014
Lampiran 1. Hasil Kuesioner (Lanjutan)
Educational Assessment Responden
Educational Development
PE
UC
FC FA PE
UC
FC FA
Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI, Vol . 2, No. 4, September 2014 211
Lampiran 1. Hasil Kuesioner (Lanjutan)
Educational Assessment Responden
Educational Development
PE
UC
FC FA PE
UC
FC FA
77 4 4 4 5 5 3 5 5 78 4 4 4 3 5 4 3 4 79 5 5 5 4 5 4 3 4 80 5 5 5 5 4 3 2 4 81 4 4 3 4 3 3 4 3 82 5 5 5 5 5 5 5 5 83 3 3 5 4 4 4 4 3 84 3 3 5 3 3 3 3 4 85 3 3 3 4 3 3 4 3 86 5 5 3 5 3 5 3 4 87 3 3 5 5 4 4 5 4 88 3 3 4 4 4 4 3 4 89 4 4 4 5 4 4 4 4 90 4 4 5 5 5 3 3 4 91 3 3 4 4 4 4 4 4 92 4 4 4 5 3 4 3 5 93 4 4 4 5 5 3 4 3 94 3 3 5 5 4 4 5 4 95 5 5 4 5 4 4 3 5 96 5 5 5 5 4 4 4 4 97 5 5 5 4 5 4 5 4 98 5 5 5 5 5 3 3 5 99 5 5 5 5 5 4 4 5
100 3 3 3 3 5 3 4 3
212 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI, Vol . 2, No. 4, September 2014
Lampiran2. Correlations Variables Education Development
FA_ED PE_ED
PE_ED
UC_ED
FC_ED
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
UC_ED ** Pearson Correlation .694 1 .378 .324
Sig. (2-tailed)
100 FC_ED
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
100 FA_ED
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
100 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Lampiran3.Reliability Statistics Education Development
100.0 Excluded a 0 .0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Cronbach's Alpha
N of Items
Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI, Vol . 2, No. 4, September 2014 213
Lampiran 4. Correlations for Education Assessment
FA_EA PE_EA
PE_EA
UC_EA
FC_EA
Pearson Correlation
1 .390 ** .399 ** .420 **
Sig. (2-tailed)
UC_EA Pearson Correlation .390 ** 1 .458 ** .366 **
Sig. (2-tailed)
FC_EA
Pearson Correlation
.399 ** .458 ** 1 .324 **
Sig. (2-tailed)
FA_EA
Pearson Correlation
.420 ** .366 ** .324 ** 1
Sig. (2-tailed)
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Lampiran 5. Reliability Statistics Education Assessment
100.0 Excluded a 0 .0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Cronbach's Alpha
N of Items
.722
214 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI, Vol . 2, No. 4, September 2014
Lampiran 6. Regression Weights: (Education Development - Default model)
P Label PE_ED
Education_Development
1,000
UC_ED
<---
Education_Development
1,000
FC_ED
<---
Education_Development
1,000
FA_ED
<---
Education_Development
1,000
,002 SL_UC_ED
PL_PE_ED
<---
PE_ED
UC_ED
1,000
*** OL_FC_ED
PL_FC_ED
<---
FC_ED
,013 SL_FA_ED
<---
FC_ED
FA_ED
1,000
PL_FA_ED
*** OL_FA_ED
<---
FA_ED
,020 SL_PE_ED
<---
FA_ED
PE_ED
1,000
*** OL_UC_ED
PL_UC_ED
<---
UC_ED
,002 OL_PE_ED
<---
UC_ED
,017 SL_FC_ED
<---
PE_ED
FC_ED
1,000
Lampiran 7. Regression Weights: (Education Assessment - Default model)
P Label PE_EA
Education_Assessment
1,000
UC_EA
<---
Education_Assessment
1,000
FC_EA
<---
Education_Assessment
1,000
FA_EA
<---
Education_Assessment
1,000
PL_PE_EA
*** SL_UC_EA
<---
PE_EA
UC_EA
1,000
PL_FC_EA
*** OL_FC_EA
<---
FC_EA
*** SL_FA_EA
<---
FC_EA
FA_EA
1,000
*** OL_FA_EA
PL_FA_EA
<---
FA_EA
*** SL_PE_EA
<---
FA_EA
PE_EA
1,000
*** OL_UC_EA
PL_UC_EA
<---
UC_EA
*** OL_PE_EA
<---
UC_EA
*** SL_FC_EA
<---
PE_EA
FC_EA
1,000