PERKEMBANGAN INTERAKSI SOSIAL PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI PAUD TARBIYATHUS SYIBHYAN DESA GAYAMAN KECAMATAN MOJOANYAR MOJOKERTO

  

PERKEMBANGAN INTERAKSI SOSIAL PADA ANAK USIA

PRASEKOLAH DI PAUD TARBIYATHUS SYIBHYAN DESA GAYAMAN

KECAMATAN MOJOANYAR MOJOKERTO

FARIS MUJI KURNIAWAN

  1212010012 Subject: Perkembangan interaksisosial, Anak prasekolah

  Descriptions : Perkembangan interaksi sosial merupakan faktor utama yang mempengaruhi pembentukan karakter seorang anak, yang akan mengekespresikan pengalamannya secara utuh dan anak akan belajar secara bertahap untuk meningkatkan kemampuannya untuk mandiri, bekerja sama dengan orang lain dan bertanggung jawab terhadap kelompoknya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perkembangan interaksi sosial anak usia pra sekolah.

  Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif. Variabel dalam penelitian ini adalah Perkembangan Interaksi Sosial Anak Usia PraSekolah. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Anak Usia PraSekolah di PAUD Tarbiyatush Shibyan sebanyak 30 anak. Sampel dalam penelitian sebanyak 25 responden, Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan non probability sampling dengan teknik purposive sampling. Instrumen dalam penelitian ini adalah menggunakan lemba robservasi pengolahan data melalui tahap Editing, Coding, Scoring, Entry data, Cleaning, Penyajian Data ditampilkan dalam bentuk distribusi frekuensi.

  Hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar perkembangan interaksi sosial responden dalam kategori baik sebanyak 13 anak (52%), sangat baik sebanyak 6 anak (24%), dan cukup baik sebanyak 6 anak (24%).

  Hasil analisa pada setiap perkembangan interaksi social anak di dapatkan bahwa perkembangan interaksi sosial anak di PAUD Tarbiyatush Shibyan, sebagian besar perkembangan interaksi sosial responden dalam kategori baik yang ditandai dengan, setiap anak mampu berinteraksi dengan anak yang lain, misalnya anak mampu merespon panggilan temannya, anak merasa nyaman saat berada dalam sebuah kelompok yang telah dibentuk sebelumnya.

  Pada dasarnya perkembangan interaksi sosial sangatlah penting dalam pembentukan karakter anak. Oleh karena itu disarankan agar para orang tua dan para guru di sekolah dapat memberikan perhatian lebih untuk mengetahui perkembangan interaksi sosial pada setiap anak.

  

ABSTRACT

The development of social interaction is the main factor that influence the

shaping of the character of child, who would express their experience as a whole

and the child will gradually learn to improve their ability to be independent, to

cooperate with others and be responsible for the group. The purpose of this study

was to determine the development of social interaction of preschool children.

  The type of this research is descriptive. The variabel in this study is the

development of social interaction Pre-School Age Children. The population in this

study was all pre-school age children at PAUD Tarbiyatush Shibyan as many as

30 children. The sample was 25 respondents, the sampling in this study used non-

probability sampling with purposive sampling.Instrument in this research used

observation sheet data processing through Editing, Coding, Scoring, Data Entry,

Cleaning, the presentation of Data is displayed in the form of frequency

distribution

  The result suggest that the development of social interaction of the

respondents was in good categories, 13 children (52%), very good as many as 6

children (24%), and quite good as many as 6 children (24%) Results of the analysis of the development of social interaction children

suggest that the development of social interaction of children at PAUD

Tarbiyatush Shibyan, most of the development of social interaction is in good

category marked with: each child is able to interact with other children, for

example, children are able to respond to call, the child feels comfortable when

their are in a group that had been formed earlier.

  Basically, the development of social interaction is very important in the

shaping of character. Therefore, it is suggested that parents and teachers at

school can give more attention to determine the development of social interaction

in each child.

  Keywords: development of social interaction, preschooler Constributor : 1. Dwiharini P,S.Kep.,Ns.,M.Kep.

  2. Umul Fatkhiyah, S.Kep.Ns. Date : 3 Agustus 2015 Type material : laporan penelitian Edentifier : Right : Open Document SUMMARY :

  Latar belakang

  Pendidikan anak usia dini atau dikenal dengan istilah PAUD telah menjadi bagian penting dalam kehidupan sebab dengan terdidiknya anak sejak dini berarti generasi atau tunas-tunasbangsa telah dibantu untuk menjadi pelanjut cita-cita perjuangan bangsa yang tidak lemah (Rahman, 2009).Masa pra sekolah merupakan “golden ageperiod”, artinya merupakan masa emasuntuk seluruh aspek perkembanganmanusia, baik fisik, kognisi emosi maupunsosial (Martani, 2012).Pada usia tiga sampai enamtahun, perkembangan dipusatkan untuk menjadimanusia sosial, belajar bergaul dengan oranglain (Komariah, 2012). Sementara interaksi sosial menurut Bonner dalam Syaodih (2005)adalah hubungan antara dua atau lebih individu dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya. Interaksi sosial merupakan bagian dari perkembangan sosial, dimana anak usia 3 sampai 6 tahun memiliki ciri-ciri di antaranya,mampu untuk bereaksi terhadap orang lain, menikmati pada saat bergaul dengan anak-anak lain, dapat memelihara keterlibatan dengan anak yang lain untuk suatu periode yang sangat pendek, mampu berbagi tanpa perlu membujuk, menunjukkan kemampuan yang sangat kecil untuk menunda kepuasaan.dapat meniru tindakan dari orang lain, dan mulai untuk melibatkan diri pada permainan yang parallel (Haryanto, 2011).

  Penelitian di Indonesia mendeteksi adanya gangguan perkembangan anak pada usia prasekolah mencapai 12,8%-28,5% dari seluruh populasi anak usia prasekolah. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur pada tahun 2010 melakukan pemeriksaan deteksi tumbuh kembang pada anak usia prasekolah atau 63,48% dari 3.657.353 jumlah anak balita (Imaniah, 2013). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Grace Joana Singgih pada tahun 2013 tentang perbedaan kematangan sosial anak usia pra sekolah di TPA X dan Y menunjukkan bahwa kematangan sosial sebagian besar subjek pada TPA X matang secara sosial dan berada pada kategori tinggi yaitu sebesar 42,9% dan subjek pada kategori sedang yaitu sebesar 28,6% sedangkan pada TPA Y menunjukkan bahwa kematangan sosial sebagian besar berada pada kategori tinggi, yaitu sebesar 42,9% dan kategori sedang sebesar 35,7% subjek pada kategori tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan dimana skor kematangan sosial anak pada TPA Y lebih besar dibanding dengan kematangan sosial anak pra sekolah pada TPA X. Peneliti juga menyatakan bahwa perbedaan kematangan sosial pada anak usia pra sekolah disebabkan karena faktor internal (kematangan biologis) dan faktor eksternal (cara mengajar / pola asuh orang tua) (Singgih, 2013).

  Perkembangan sosial merupakan suatu proses kontinu yang dimulai sejak anak dilahirkan. Kematangan sosial merupakan evolusi perkembangan perilaku, dimana nantinya seorang anak dapat mengekespresikan pengalamannya secara utuh dan dia belajar secara bertahap untuk meningkatkan kemampuannya untuk mandiri, bekerja sama dengan orang lain dan bertanggung jawab terhadap kelompoknya (Soetjiningsih, 2012). Faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial anak yakni disebabkan oleh sosial ekonomi orang tua, pekerjaan orang tua, lingkungan dan salah satu faktor dominan adalah pola asuh orang tua. Orang tua merupakantokoh sentral dalam perkembangan anakterutama dalam pola pengasuhan anaksikap positif sangat diperlukan dalammembimbing tumbuh

  Pola asuh yang diterapkan akan membentuk suatu kepribadian yang berbeda sesuai dengan apa yang diajarkan oleh orangtua. Pola asuh demokratis akan menghasilkan karakteristik anak yang mandiri, dapat mengontrol diri, mempunyai hubungan baik dengan teman dan kooperatif terhadap orang lain. Pola asuh otoriter akan menghasilkan karakteristik anak penakut, pendiam, tertutup, tidak inisiatif dan menarik diri. Pola asuh permisif akan menghasilkan karakteristik anak yang agresif, tidak patuh, manja, kurang mandiri, kurang percaya diri, dan kurang matang secara sosial. Pola asuh penelantaran akan menghasilkan karakteristik anak yang memiliki harga diri rendah, cenderung tidak kompeten secara sosial, kurang mandiri dan terasing dari keluarga. Sikap ibu dalam mengasuh anak merupakan pancaran kasih sayang, sehingga keluarga sebagai dasar pembentukan perilaku anak serta pengalaman anak dalam bersosialisasi di masyarakat dan lingkungan (Afrianingsih, 2014).

  Upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia antaralain dengan diadakannya program BKB (Bina Keluarga dan Balita) dikarenakan masa balita merupakan masa yang menentukan dalam tumbuh kembangnya, yang akan menjadi dasar terbentuknya manusia seutuhnya. Tujuan pemerintah mengadakan adanya program BKB yaitu untuk meningkatkan peranan ibu dan anggota keluarga lainnya untuk sedini mungkin memberikan stimulasi pada tumbuh kembang anak yang menyeluruh dalam aspek fisik, mental dan sosial. Disamping hal tersebut salah satu upaya untuk meningkatkan keterampilan anak yakni dengan menggunakan metode bermain. Dimana bermain bagi anak sangat mempunyai arti dalam tumbuh kembang karena melalui bermain banyak keuntungan yang diperoleh, tidak saja terhadap pertumbuhan fisik juga terhadap perkembangan mental dan sosial anak (Soetjiningsih, 2012). Peran perawat sebagai edukator adalah memberikan pengarahan kepada orang tua yang memiliki anak usia pra sekolah dimana orang tua diharapkan tidak memberikan kekangan terhadap anak seperti halnya memberikan larangan terhadap anak untuk bermain dengan teman sebayanya. Selain itu orang tua diharapkan tidak memanjakan anaknya. Hal tersebut dilakukan agar anak dapat tumbuh lebih percaya diri dalam bersosialisasi baik dengan teman sebayanya maupun dengan orang lain di seklilingnya (Hidayat, 2008).

  Berdasarkan permasalahan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “ Perkembangan interaksi sosial anak usia pra sekolah di PAUD

  Tarbiyatush Shibyan Desa Gayaman Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto ”.

  Metode penelitian

  Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif, yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang terjadi di dalam masyarakat (Notoatmodjo, 2010).Rancangan atau desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian survei, yaitu suatu penelitian yang digunakan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang terjadi di dalam masyarakat.Pada penelitian ini, jenis survei yang ditekankan adalah survei pendapat umum (public opinion survey) (Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini adalah untuk menggambarkanPerkembangan interaksi sosial anakusia pra sekolah di PAUD Tarbiyatush Shibyan Desa Gayaman Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto.

  Hasil penelitian dan pembahasan

  Perkembangan interaksi sosial anak usia 4-5 tahun di PAUD Tarbiyatush Shibyan Desa Gayaman Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto didapatkan bahwa sebagian besar perkembangan interaksi soaial responden dalam kategori baik sebanyak 13 anak (52%)

  Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya (Soetjiningsih, 2012).Interaksi sosial merupakan sutu proses yang dilakukan oleh setiap anak ketika dia bertindak dalam sebuah relasi dengan anak lainya. interaksi sosial dapat juga dipahami sebagai proses yang dilakukan seorang anak untuk meyatakan identitas dirinya kepada anak lain, dan menerima pengakuan atas identitas diri tersebut sehingga terbentuk perbedaan identitas antara seorang anak dengan anak lainya Pengertian interaksi sosial diatas menunjukkan bahwa identitas diri kita tidak semata-mata ditunjukkan oleh apa yang kita miliki, tetapi ditentukan pula oleh pengakuan semua orang atau sekelompok lain terhadap kita dalam situasi tertentu (Liliweri, 2010). Menurut para ahli sosiologi yang terangkum dalam berbagai pengertian tentang interaksi sosial mengemukakan bahwa sebagai suatu kejadian ketika suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang terhadap individu lain diberi ganjaran atau hukuman dengan menggunakan suatu tindakan oleh individu lain yang menjadi pasangannya. Konsep yang dikemukakan oleh Homans ini mengandung pengertian bahwa interaksi adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam interaksi merupakan suatu stimulus bagi tindakan individu lain yang menjadi pasangannya. Interaksi sosial adalah suatu pertukaran antarpribadi yang masing - masing orang menunjukkan perilakunya satu sama lain dalam kehadiran mereka, dan masing- masing perilaku mempengaruhi satu sama lain. Hal senada juga dikemukan oleh Thibaut dan Kelley bahwa interak si sosial sebagai peristiwa saling mempengaruhi satu sama lain ketika dua orang atau lebih hadir bersama, mereka menciptakan suatu hasil satu sam lain atau berkomunikasi satu sama lain. Jadi dalam kasus interaksi, tindakan setiap orang bertujuan untuk mempengaruhi individu lain. Interaksi merupakan suatu hubungan antara dua orang atau lebih individu, dimana kelakuan individu mempengaruhi, mengubah atau mempengaruhi individu lain atau sebaliknyas dapat disimpulkan bahwa, interaksi adalah hubungan timbal balik anatara dua orang atau lebih, dan masing-masing orang yang terlibat di dalamnya memainkan peran secara aktif.Dalam interaksi juga lebih dari sekedar terjadi hubungan antara pihak - pihak yang terlibat melainkan terjadi saling mempengaruhi (Haryanto, 2011).

  Perkembangan interaksi sosial anak PAUD dalam penelitian ini diketahui dalam kategori baik, yaitu anak mampu berinteraksi dengan sesama temanya hal ini diketahuii melalui tabulasi silang antara jenis kelamin dengan kemampuan interaksi sosial dari 12 anak perempuan terdapat 7 anak (58,3%) perkembangan interaksi sosialnya dalam kategori baik, sedangkan pada anak laki-laki sebanyak 13 anak hanya terdapat 6 anak yaitu (46,2%) mengalami perkemabngan baik. hal ini karena diketahui bahwa anak perempuan lebih berani dan mampu berintearksi dengan baik.

  Hasil Penelitian dari segi usia responden yang berusia 5 tahun sebagian besar mengalami perkembangan interaksi sosial baik sebanyak 11 anak (57,9%). Umur yang paling rawan adalah masa balita, oleh karena itu masa itu anak mudah sakit dan mudah terkena kurang gizi. Disamping itu masa balita merupakan dasar pembentukan kepribadian anak (Soetjiningsih, 2012), usia anak menentukan tingkat perkembangannya semakin tinggi usia mereka maka akan lebih cepat mengalami perkembangan, karena perkembangan anak seharusnya berjalan seiring dengan bertambahnay usia (Notoatmodjo, 2011). diketahui pada anak usia 5 tahun perkembanganya interaksi sosialnya lebih baik dari pada anak usia 4 tahun.

  Simpulan

  Berdasarkan hasil penelitian tentang perkembangan interaksi sosial anak dapat disimpulkan bahwa Perkembangan interaksi sosial anak 4-5 tahun di PAUD Tarbiyatush Shibyan Desa Gayaman Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto didapatkan bahwa sebagian besar perkembanagan interaksi sosial responden dalam kategori baik sebanyak 13 anak (52 %).

  Rekomendasi

  Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan tambahan referensi untuk melakukan penelitian terkait dengan perkembangan interaksi sosial anak usia 4-5 tahun dan sebaiknya peneliti selanjutnya menambahkan beberapa variable seperti faktor yang mempengaruhi perkembanagn anak maupun dikaitkan dengan kecerdasan emosional anak. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan hasil penelitian ini mampu memberikan wacana baru dalam perkembangan interaksi sosial anak usia pra sekolah. Bagi Tenaga KesehatanMeningkatkan kinerja tenaga kesehatan dan mensosialisasikan tentang pentingnya perkembangan pada anak usia pra sekolah.

  Alamat Corresponden :

  Alamat : jalan tamtama no 23 RT.08 RW.09 desa mojokrapak kec.tembelang kab.jombang Email : No Hp : 082233456500