KEBIJAKAN PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING DI INDONESIA

KEBIJAKAN PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING DI INDONESIA

1 2 L. Hadi Adha, 3 H.L. Husni, Any Suryani,

Fakultas Hukum Universitas Mataram

ABSTRAK

Perkembangan globalisasi mendorong terjadinya pergerakan aliran modal dan investasi ke berbagai penjuru dunia, terjadi pula migrasi penduduk atau pergerakan tenaga kerja antar negara. Pergerakan tenaga kerja tersebut berlangsung karena investasi yang dilakukan di negara lain pada umumnya membutuhkan pengawasan secara langsung oleh pemilik/investor. Sejalan dengan itu, demi menjaga kelangsungan usaha dan investasinya. Untuk menghindari terjadinya permasalahan hukum serta penggunaan tenaga kerja asing yang berlebihan, maka Pemerintah harus cermat menentukan policy (kebijakan) yang akan di ambil guna menjaga keseimbangan antara tenaga kerja asing (modal asing) dengan tenaga kerja dalam negeri. Oleh karena itu dalam tulisan ini, peneliti telah menemukan ketentuan – ketentuan hokum yang memiliki relevansi dengan pengaturan penggunaan tenaga kerja asing serta menganalisis peraturan tersebut dari aspek keberlakuanya secara yuridis, Seperti Tujuan penggunaan tenaga kerja asing tersebut adalah untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja terampil dan professional dibidang tertentu yang belum dapat diisi oleh tenaga kerja Indonesia serta mempercepat proses pembangunan nasional dengan jalan mempercepat alih ilmu pengetahuan dan tekonologi dan meningkatkan investasi asing sebagai penunjang pembangunan di Indonesia. Hasil penelitian ini tentunya diharapkan dapat menjadi rekomendasi khususnya mata kuliah Hukum Ketenagakerjaan di Fakultas Hukum Universitas Mataram serta kalau memungkinkan dapat menjadi rekomendasi penyempurnaan regulasi dan kebijakan – kebijakan mengenai persoalan Penggunaan Tenaga Kerja Asing di wilayah Indonesia baik skala Nasional maupun Lokal.

Kata Kunci : Kebijakan, Penggunaan Tenaga Kerja Asing

ABSTRACT

Increased globalization encourage the movement of capital and investment flows across the world, there is also a migration of people or movement of labor between countries. The labor movement took place because of the investments made in other countries generally require direct supervision by the owner / investor. Correspondingly, in order to maintain continuity of business and investment. To avoid legal problems as well as the use of foreign labor is excessive, then the Government must carefully determine the policy (policy) to be taken in order to maintain a balance between foreign workers (foreign capital) with domestic labor. Therefore, in this paper, researchers have found -ketentuan legal provisions that have relevance for regulating the use of foreign labor and to analyze the regulation of keberlakuanya juridical aspects, As Intended use of foreign labor is to meet the needs of skilled workers and professionals in the field certain that can not be filled by the Indonesian

1 Dosen Tetap Fakultas Hukum Universitas Mataram

3 Dosen Tetap Fakultas Hukum Universitas Mataram Dosen Tetap Fakultas Hukum Universitas Mataram [Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA

161

[ [U Jurnal Hukum NIVERSITAS M ATARAM ]

JATISWARA ]

aliran modal dan investasi ke berbagai yang mengatur tidak hanya di tingkat penjuru dunia, terjadi pula migrasi

Menteri, dengan tujuan penggunaan tenaga penduduk atau pergerakan tenaga kerja

kerja asing secara selektif dengan tetap antar negara. Pergerakan tenaga kerja

memprioritaskan Tenaga Kerja Indonesia. tersebut berlangsung karena investasi yang

Namun demikian kebijaksanaan dilakukan di negara lain pada umumnya

pemerintah dalam pembangunan tetap membutuhkan pengawasan secara lang- diarahkan pada perluasan dan kesempatan sung oleh pemilik/investor. Oleh karena kerja bagi tenaga kerja Indonesia, maka itu, demi menjaga kelangsungan usaha dan secara bertahahap penggunaan tenaga kerja investasinya. Untuk menghindari terjadi- asing perlu diadakan pembatasan. Untuk nya permasalahan hukum serta pengguna- itu lah, dalam rangka tertib administrasi an tenaga kerja asing yang berlebihan, dan kelancaran pelayanan kepada masya- maka Pemerintah harus cermat menentu- rakat secara cepat dan tepat dalam rangka kan policy yang akan di ambil guna memberikan izin untuk mempekerjakan menjaga keseimbangan antara tenaga kerja tenaga kerja warga Negara asing di- asing (modal asing) dengan tenaga kerja pandang perlu untuk mengikutertakan dalam negeri. Perusahaan Pengurusan Izin Mempe-

Menyadari akan hal tersebut, kerjakan Tenaga Kerja Negara Asing. pemerintah telah memasukkan aturan-

Sampai saat ini Kementerian Tenaga Kerja aturan dalam Undang-undang Nomor 13

(Kemenakertrans) Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

dan

Transmigrasi

mencatat Tahun 2013 jumlah IMTA yang (“ UU Ketenagakerjaan” ) pada Bab VII

diterbitkan sebanyak 68.957. Sedangkan yang mengatur mengenai penggunaan

TKA yang bekerja di Indonesia paling tenaga kerja asing di Indonesia. Tenaga

banyak berasal dari China, Jepang, Korea kerja asing yang berada dan bekerja di 1 Selatan, India dan Malaysia.

Indonesia wajib untuk tunduk dan Kehadiran tenaga kerja asing dapat dilindungi dengan UU Ketenagakerjaan. dikatakan sebagai salah satu pembawa

UU Ketenagakerjaan yang menyangkut devisa bagi negara dimana adanya

perlindungan tenaga kerja asing mengatur pembayaran kompensasi atas setiap tenaga

antara lain tentang Pemberi Kerja Tenaga kerja asing yang dipekerjakan. Pem-

Kerja Asing, Jabatan-jabatan tertentu yang bayaran kompensasi ini dikecualikan pada tidak boleh di duduki TKA, dan pemberi kerja tenaga kerja asing

Penggunaan tenaga kerja asing. merupakan instansi pemerintah, per-

Menyadari kenyataan seperti ini wakilan negara asing, badan-badan harus diakui bahwa Indonesia masih

internasional, lembaga sosial, lembaga memerlukan investor asing, demikian juga

keagamaan, dan jabatan-jabatan tertentu di dengan pengaruh globalisasi peradaban

lembaga pendidikan. Tujuan penggunaan dimana Indonesia sebagai negara anggota

tenaga kerja asing tersebut adalah untuk WTO harus membuka kesempatan masuk-

memenuhi kebutuhan tenaga kerja terampil nya

dan professional dibidang tertentu yang mengantisipasi hal tersebut diharapkan ada

tenaga kerja

asing.

Untuk

belum dapat diisi oleh tenaga kerja kelengkapan peraturan yang mengatur

Indonesia serta mempercepat proses pem- persyaratan tenaga kerja asing, serta

bangunan nasional dengan jalan memper- pengamanan penggunaan tenaga kerja asing. Peraturan tersebut harus mengatur

1 http://www.hukumonline.com/berita/baca/

aspek-aspek dasar dan bentuk peraturan

lt52f4b985f1512/inilah-aturan-baru-penggunaan-tenaga-kerja- asing

[Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA

[ Jurnal Hukum JATISWARA ]

[F AKULTAS H UKUM ]

164 Jurnal Hukum JATISWARA | [ Fakultas Hukum Universitas Mataram]

cepat alih ilmu pengetahuan dan tekono- logi dan meningkatkan investasi asing sebagai penunjang pembangunan di Indonesia walaupun pada kenyataanya perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia baik itu perusahaan-perusahaan swasta asing ataupun swasta nasional wajib menggunakan tenaga ahli bangsa Indonesia sendiri. Pemerintah memandang perlu untuk mengatur pekerjaan- pekerjaan yang dapat dijalankan oleh tenaga asing dengan maksud untuk membatasinya dalam hal-hal yang dipandang perlu dan dengan demikian menyediakan kesempat- an kerja itu bagi warga Negara Indonesia sendiri.

Penempatan tenaga kerja asing sampai sekarang tidak banyak berbeda daripada sebelum kemerdekaan. Keadaan ini akan berlangsung terus, jika pemerintah tidak mulai turut campur dalam penem- patan tenaga itu dengan tegas. Didalam melaksanakan penempatan tenaga-tenaga asing itu Pemerintah berpendapat bahwa khusus untuk menghilangkan unsur- unsur colonial dalam struktur ekonomi Negara kita dalam lapangan usaha yang vital bagi perekonomian nasional. Untuk memenuhi kebutuhan pasar kerja nasional terutama dalam mengisi kekosongan keahlian dan kompetensi di bidang tertentu yang tidak dapat tercover oleh tenaga kerja Indonesia, maka tenaga kerja asing dapat di- pekerjakan di Indonesia sepanjang dalam hubungan kerja untuk jabatan tertentu dan waktu tertentu. Mempekerjakan tenaga kerja asing dapat dilakukan oleh pihak manapun sesuai dengan ketentuan kecuali pemberi kerja orang perseorangan. Setiap pemberi kerja yang mempekerjakan tenaga kerja asing wajib memiliki izin tertulis dari menteri atau pejabat yang ditunjuk kecuali terhadap perwakilan negara asing yang mempergunakan tenaga kerja asing sebagai pegawai diplomatik dan konsuler.

Terhadap setiap pengajuan/rencana penggunaan tenaga kerja asing di Indonesia harus dibatasi baik dalam jumlah maupun bidang-bidang yang dapat diduduki oleh tenaga kerja asing. Hal itu bertujuan agar kehadiran tenaga kerja asing di Indoesia bukanlah dianggap sebagai ancaman yang cukup serius bagi tenaga kerja Indonesia, justru kehadiran mereka sebagai pemicu bagi tenaga kerja Indonesia untuk lebih professional dan selalu menambah kemampuan dirinya agar dapat bersaing baik antara sesama tenaga kerja Indonesia maupun dengan tenaga kerja asing.

Oleh karenanya UUK, membatasi jabatan-jabatan yang dapat diduduki oleh tenaga kerja asing. Terhadap tenaga kerja asing dilarang menduduki jabatan yang mengurusi personalia dan/atau jabatan- jabatan tertentu yang selanjutnya diatur dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 223 Tahun 2003 tentang Jabatan-jabatan di Lembaga Pen- didikan yang Dikecualikan dari Kewajiban Membayar Kompensasi. Jabatan-jabatan yang dilarang (closed list) ini harus diperhatikan oleh si pemberi kerja sebelum mengajukan penggunaan tenaga kerja asing. Selain harus mentaati ketentuan tentang jabatan, juga harus memperhatikan standar kompetansi

yang berlaku. Ketentuan tentang jabatan dan standar kompetensi didelegasikan ke dalam bentuk Keputusan Menteri. Namun dalam prakteknya, kewenangan delegatif maupun atributif ini belum menggunakan aturan yang sesuai dengan UUK. Oleh karena itu Untuk mewujudkan tertib hukum dalam mempekerjakan tenaga kerja asing, maka diperlukan suatu peraturan yang mengatur tenaga kerja asing baik dari peraturan ketenagakerjaan Indonesia hingga per- aturan keimigrasian Indonesia.

[ [U Jurnal Hukum NIVERSITAS M ATARAM ]

JATISWARA ]

2. Rumusan Masalah

Dalam Undang-Undang Ketenaga- kerjaan konsep tentang Hubungan Kerja

Sebagai konsekuensi dari globali- dapat ditemukan dalam Pasal 1 angka 15

sasi dan liberalisasi perdagangan dan yakni Hubungan antara buruh atau pekerja

investasi, sebagaimana telah diuraikan dengan Pengusaha yang didasarkan atas

terdahulu, peningkatan jumlah tenaga kerja perjanjian Kerja dan memuat unsur-unsur

asing yang bekerja di Indonesia cenderung pekerjaan, upah dan perintah. Jadi Hub- mengalami peningkatan dari waktu ke ungan kerja merupakan hubungan antara waktu. Apalagi Indonesia sebagai bagian buruh dengan pengusaha yang terjadi dari komunitas dunia seperti WTO, AFTA setelah diadakanya perjanjian oleh buruh dan APEC semakin memperbesar peluang dengan pengusaha, dimana buruh menya- masuknya tenaga kerja asing ke Indonesia, takan kesanggupanya untuk bekerja sesuai diperlukan adanya ketentuan dan peraturan dengan kehendak (perintah) dari pe- perundang-undangan yang progressif ke- ngusaha dengan menerima upah dan depan yang dijadikan landasan hukum pengusaha menyatakan kesangupanya operasional bekerjanya Tenaga Kerja untuk memperkerjakan buruh dengan Asing di Indonesia. Sehingga kedatangan membayarkan upah. Hubungan kerja ini TKA tidak menjadi ancaman bagi pekerja melahirkan juga hak dan kewajiban para domestik dan Nasional tetapi menjadi pihak yakni antar buruh/pekerja dengan pemicu kinerja dalam rangka alih tek-

majikan/pengusaha.

nologi dan ilmu pengetahuan tenaga kerja nasional. Oleh Karena itu dalam penelitian

Menurut Undang-undang no. 13 ini sangat relevan penulis mengangkat

Tahun 2013 tentang Ketenagakerjaan, rumusan masalah : Bagaimnakah Ke-

yang dimaksud dengan ketenagakerjaan bijakan Pemerintah yang telah dituangkan

adalah segala hal yang berhubungan dalam peraturan perundang-undangan saat

dengan Tenaga Kerja pada waktu sebelum, ini Merespon Penggunaan Tenaga Kerja

selama dan sesudah masa kerja. Jadi Asing di Indonesia dalam rangka glo-

Hukum Ketenagakerjaan dapat diartikan balisasi ketenagakerjaan saat ini.

sebagai

peraturan-peraturan yang mengatur tenaga kerja pada waktu

B. KERANGKA TEORI

sebelum, selama dan sesudah masa kerja. Namun Pengertian pekerjaan dan seperti

Perundang-undangan ketenagakerja- apa yang harus dikerjakan oleh pekerja an adalah konsekuensi dari revolusi

dalam peraturan industrial yang dimulai di Eropa pada

tidak

dijumpai

ketenagakerjaan ( UU No 13 Tahun 2013 akhir adab ke-18 dan terus berlanjut di

), Namun Imam Soepomo secara teoritis abad ke-19. Seluruh abad ke-19 ditandai

pekerjaan adalah dengan pemogokan dan kerusuhan yang

mengemukakan

perbuatan untuk kepentingan pengusaha, teramat sangat banyak, dan seringkali

baik langsung maupun tidak langsung dan menuju revolusi yang keras yang membuat

bertujuan secara terus menerus untuk Pemerintah menyadari bahwa negara harus

meningkatkan produksi, baik kuantitas campur tangan dalam penyelenggaraan

maupun kualitasnya 3

hubungan kerja dan penentuan kondisi- kondisi kerja. 2

Dalam rangka pembangunan ke- tenagakerjaan, pemerintah menetapkan

2 Pengawasan Ketenagakerjaan : Apa dan Bagaimana, 3 Imam Soepomo dalam Zaeny Asyhadie, Hukum Panduan untuk Pekerja Organisasi Perburuhan Internasional, ,

Ketenagakerjaan Bidang Hubungan Kerja, PT Raja Grafindo hal 10

Persada, Jakarta 2013 . hal 69

[Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA

[ Jurnal Hukum [F

AKULTAS H UKUM ]

JATISWARA ]

kebijakan dan menyusun perencanaan perlindungan yang mendasar bagi tenaga tenaga kerja. Perencanaan tenaga kerja ini

kerja dan pekerja/buruh serta pada saat meliputi :

yang bersamaan dapat mewujudkan kondisi yang kondusif bagi pengembangan

a. perencanaan tenaga kerja makro; dan dunia usaha. Pembangunan ketenaga-

b. perencanaan tenaga kerja mikro. kerjaan mempunyai banyak dimensi dan Oleh karena itu Dalam penyusunan

keterkaitan. Keterkaitan itu tidak hanya kebijakan, strategi, dan pelaksanaan pro-

dengan kepentingan tenaga kerja selama, gram pembangunan ketenagakerjaan yang

sebelum dan sesudah masa kerja tetapi berkesinambungan, pemerintah harus

juga keterkaitan dengan kepentingan berpedoman pada perencanaan tenaga

pengusaha, pemerintah, dan masyarakat. kerja sebagaimana dimaksud dalam

Untuk itu, diperlukan pengaturan yang perencanaan ketenagakerjaan tersebut

menyeluruh dan kompre-hensif, antara lain yakni Perencanaan tenaga kerja disusun

mencakup pengembang-an sumberdaya atas dasar informasi ketenagakerjaan yang

manusia, peningkatan produktivitas dan antara lain meliputi:

daya saing tenaga kerja Indonesia, upaya perluasan kesempatan kerja, pelayanan

a. penduduk dan tenaga kerja; penempatan tenaga kerja, dan pembinaan

b. kesempatan kerja;

hubungan industrial.

c. pelatihan kerja termasuk kompetensi Di bidang ketenagakerjaan inter- kerja;

nasional, penghargaan terhadap hak asasi

d. produktivitas tenaga kerja; manusia di tempat kerja dikenal melalui 8

e. hubungan industrial; (delapan) konvensi dasar International

f. kondisi lingkungan kerja; Labour Organization (ILO). Konvensi dasar ini terdiri atas 4 (empat) kelompok

g. pengupahan dan kesejahteraan tenaga

yaitu:

kerja; dan

1. Kebebasan Berserikat (Konvensi ILO

h. jaminan sosial tenaga kerja. Nomor 87 dan Nomor 98);

Informasi ketenagakerjaan sebagai- mana dimaksud diatas diperoleh dari

2. Diskriminasi (Konvensi ILO Nomor semua pihak yang terkait, baik instansi

100 dan Nomor 111); pemerintah maupun swasta.

3. Kerja Paksa (Konvensi ILO Nomor 29 dan Nomor 105); dan

Pembangunan

ketenagakerjaan

sebagai bagian integral dari pembangunan

4. Perlindungan Anak (Konvensi ILO nasional berdasarkan Pancasila dan

Nomor 138 dan Nomor 182 ). Undang-undang Dasar Negara Republik

Komitmen bangsa Indonesia terhadap Indonesia Tahun 1945, dilaksanakan penghargaan pada hak asasi manusia di dalam rangka pembangunan manusia tempat kerja antara lain diwujudkan Indonesia seutuhnya dan pembangunan dengan meratifikasi kedelapan konvensi masyarakat Indonesia seluruhnya untuk dasar tersebut. Sejalan dengan ratifikasi meningkatkan harkat, martabat, dan harga konvensi mengenai hak dasar tersebut, diri tenaga kerja serta mewujudkan masya- maka Undang-undang ketenagakerjaan rakat sejahtera, adil, makmur, dan merata, yang disusun harus pula mencerminkan baik materiil maupun spiritual. Pembangu- ketaatan dan penghargaan pada ketujuh nan ketenagakerjaan harus diatur sedemi- prinsip dasar tersebut. Beberapa hal yang kian rupa sehingga terpenuhi hak-hak dan

166 Jurnal Hukum JATISWARA | [ Fakultas Hukum Universitas Mataram]

[ [U Jurnal Hukum NIVERSITAS M ATARAM ]

JATISWARA ]

harus dimuat dalam regulasi ketenaga- 2003 telah mencabut UU No. 3 Tahun kerjaan yang terdapat dalam Undang-

1958 Tentang Penempatan Tenaga Kerja undang no 13 Tahun 2013 antara lain

Asing di Indonesia. Bab VIII Pasal 42 memuat :

sampai 49 UU 13 Tahun 2003 menjadi acuan dasar dalam hal penempatan TKA di

 Landasan, asas,

dan

tujuan

Indonesia saat ini ditambah berbagai pembangunan ketenagakerjaan; peraturan pelaksana lainya di bawah

 Perencanaan tenaga

informasi ketenagakerjaan;  Pemberian kesempatan dan per-lakuan C. METODE PENELITIAN

yang sama bagi tenaga kerja dan Penelitian hukum dilakukan untuk

pekerja/ buruh; mencari pemecahan atas isu hukum yang

 Pelatihan kerja yang diarahkan untuk timbul, oleh karena itu metode yang meningkatkan dan mengem-bangkan

digunakan dalam penelitian ini adalah keterampilan serta keahli-an tenaga

yuridis normatif yakni penelitian yang kerja guna meningkatkan produktivitas

difokuskan untuk mengkaji penerapan kerja dan produk-tivitas perusahaan.

kaidah atau norma-norma dalam hukum positif.

 Pelayanan penempatan tenaga kerja dalam rangka pendayagunaan tenaga

1. Pendekatan Masalah

kerja secara optimal dan penempatan Oleh karena tipe penelitian yang

tenaga kerja pada pekerjaan yang digunakan adalah yuridis normatif, maka

sesuai dengan harkat dan martabat pendekatan dalam penelitian ini adalah kemanusiaan sebagai bentuk tanggung

Undang-Undang (statute jawab pemerintah dan masyarakat

pendekatan

approach ) yakni melakukan pengkajian dalam upaya perluasan kesempatan

perundang-undangan yang kerja ;dan

peraturan

berhubungan dengan tema sentral  Penggunaan tenaga kerja asing yang

Pendekatan perbandingan tepat sesuai dengan kom-petensi yang

penelitian.

(comparative approach) yakni dengan diperlukan;

mengadakan study perbandingan hukum untuk mendapatkan informasi tentang tema

Khususnya mengenai Pengunaan yang akan diteliti. Pendekatan konsep

Tenaga Kerja Asing sebagaimana yang (conceptual approach) yang dilakukan

termuat dalam regulasi ketenagakerjaan di untuk menggali konsep-konsep dan Indonesia, tentunya harus dibedakan doktrin hukum yang terkait dengan dengan pengaturan tenaga kerja warga

masalah yang diteliti.

Negara Indonesia. Tujuan pengaturan mengenai TKA ditinjau dari aspek hukum

2. Bahan Hukum

ketenagakerjaan pada dasarnya adalah Uraian tentang bahan hukum yang untuk menjamin dan memberi kesempatan dikaji meliputi beberapa hal yang meliputi

kerja yang layak bagi warga Negara : bahan hukum primer yakni bahan hukum

Indonesia di berbagai lapangan dan level. yang terdiri atas ketentuan hukum dan

Karenanya dalam mempekerjakan TKA di

perundang-undangan yang Indonesia dilakukan melalui mekanisme

peraturan

disesuaikan dengan permasalahan yang dan prosedur yang ketat dimulai dengan diteliti. Bahan hukum sekunder yakni seleksi dan prosedur perizinan hingga bahan hukum yang terdiri atas buku-buku pengawasan.1 Berlakunya UU 13 Tahun teks yang ditulis para ahli hukum, jurnal-

[Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA

[ Jurnal Hukum [F

AKULTAS H UKUM ]

JATISWARA ]

jurnal hukum, pendapat para sarjana, UU 13 Tahun 2003 menjadi acuan dasar kasus-kasus hukum serta hasil-hasil

dalam hal penempatan TKA di Indonesia seminar mutakhir yang berkaitan dengan

saat ini ditambah berbagai peraturan topik penelitian. Bahan hukum tersier

pelaksana. Menurut ketentuan peraturan yakni bahan hukum yang memberikan

perundang- undangan, TKA adalah warga petunjuk atau penjelasan terhadap bahan

negara asing pemegang visa dengan hukum primer dan bahan hukum sekunder.

maksud bekerja di wilayah Indonesia. Defenisi dalam tersebut sedikit berbeda

3. Analisis Bahan Hukum

dengan apa yang disampaikan oleh Adapun bahan hukum yang diper-

Budiono, yang mengatakan TKA adalah oleh dalam penelitian study kepusta-kaan,

tiap orang bukan warga negara Indonesia aturan perundang-undangan dan artikel

yang mampu melakukan pekerjaan, baik di yang dimaksud penulis uraikan dan

dalam maupun di luar hubungan kerja, hubungkan sedemikian rupa, sehingga

guna menghasilkan jasa atau barang untuk akan disajikan dalam penulisan yang lebih

memenuhi kebutuhan masyarakat. sistematis guna menjawab permasalahan

TKA telah menjadi bagian dari yang telah dirumuskan kemudian dihub- tenaga kerja yang ada di Indonesia. ungkan dengan masalah yang diteliti akan

Sebagai gambaran Persaingan di bursa dipaparkan dan dianalisis untuk menginter-

tenaga kerja akan semakin meningkat prestasikan hukum yang berlaku.

menjelang pemberlakuan pasar bebas

D. PEMBAHASAN

ASEAN akhir 2015. Pembenahan kualitas sumber daya manusia merupakan faktor

1. Penggunaan Tenaga Kerja Asing di

penentu keberhasilan pembangunan dan

Indonesia

kemajuan suatu bangsa. Sebaliknya, tenaga kerja Indonesia juga memiliki peluang

Tenaga Kerja Asing (TKA) sudah yang sangat besar untuk mengisi lapangan

menjadi fenomena yang lumrah tidak pekerjaan yang semakin terbuka, meng- hanya dewasa ini yang disebut sebagai era

ingat jumlah penduduk Indonesia sebanyak globalisasi namun juga telah ada sejak

43 persen dari jumlah penduduk ASEAN dimulainya industrialisasi di muka bumi.

dan angkatan kerja kita mencapai 125,3 Dilihat dari perkembangannya, latar

juta orang pada Tahun 2014, bertambah belakang digunakannya TKA di Indonesia

sebanyak 5,2 juta orang dari Tahun lalu. mengalami perubahan sesuai zamannya.

Dengan demikian, Pemerintah, DPR dan Tujuan pengaturan mengenai TKA ditinjau

swasta harus bersinergi membuat kebijak- dari aspek hukum ketenagakerjaan pada

an yang relevan dan saling mendukung dasarnya adalah untuk menjamin dan

dalam meningkatkan kualitas sumber daya memberi kesempatan kerja yang layak

manusia yang bermartabat. bagi warga negara Indonesia di berbagai

lapangan dan level. Karenanya dalam Jumlah TKA di Indonesia masih mempekerjakan TKA di Indonesia dilaku-

sangat sedikit dibandingkan dengan kan melalui mekanisme dan prosedur yang

negara-negara lain. Misalnya Singapura ketat dimulai dengan seleksi dan prosedur

yang jumlah TKA nya separuh dari jumlah perizinan hingga pengawasan. 1

total penduduk. "Di Malaysia penduduk- nya 27 juta, TKI yang dari Indonesia saja

Berlakunya UU 13 Tahun 2003 telah sudah 1,2 juta, belum lagi yang dari mencabut UU No. 3 Tahun 1958 Tentang

negara-negara lain,. Berdasarkan data Izin Penempatan Tenaga Kerja Asing di

Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing Indonesia. Bab VIII Pasal 42 sampai 49

168 Jurnal Hukum JATISWARA | [ Fakultas Hukum Universitas Mataram]

[ [U Jurnal Hukum NIVERSITAS M ATARAM ]

JATISWARA ]

(IMTA) yang diterbitkan oleh Kemen- tersebut dimulai dari kewajiban pemberi terian Ketenagakerjaan per Oktober Tahun

kerja yang menggunakan TKA untuk 2014, tercatat sebanyak 64.604 orang TKA

memperoleh izin tertulis; memiliki rencana yang bekerja di Indonesia. Jumlah ini terus

penggunaan TKA yang memuat alasan, menurun dibandingkan Tahun 2013

jenis jabatan dan jangka waktu peng- sebanyak 68.957 orang dan Tahun 2012

gunaan TKA; kewajiban penunjukan sebanyak 72, 427 orang TKA asal Cina

tenaga kerja WNI sebagai pendamping tetap mendominasi dengan jumlah men-

TKA; hingga kewajiban memulangkan capai 15.341 orang, Jepang 10.183, dan

TKA ke negara asal setelah berakhirnya Korea Selatan 7.678. Sedangkan TKA

hubungan kerja.

dari India 4.680, Malaysia 3.779, dan UUK menegaskan bahwa setiap Amerika Serikat 2.497. Dilihat dari pengusaha dilarang mempekerjakan orang-

kategori sektor pekerjaan, sebagian besar orang asing tanpa izin tertulis dari Menteri.

TKA di Indonesia bekerja di sektor jasa Pengertian Tenaga Kerja Asing juga

sebanyak 38. 540 orang, sektor industri dipersempit yaitu warga negara asing

23.482 orang Dan sisanya sector pertanian pemegang visa dengan maksud bekerja di sebanyak 2.582 orang Dilihat dari segi wilayah Indonesia. Di dalam ketentuan

jumlah TKA di Indonesia masih terus tersebut ditegaskan kembali bahwa setiap

berada di kisaran 70 ribu. Pada 2012 pemberi kerja yang mempekerjakan tenaga

sekitar 77 ribu, 2013 ada 72 ribu, 2014 ada kerja asing wajib memiliki izin tertulis dari

68 ribu, dan per Agustus 2015 ada sekitar Menteri atau pejabat yang ditunjuk. Untuk 50an ribu. Ini artinya penggunaan TKA

4 memberikan kesempatan kerja yang lebih trennya terus menurun, luas kepada tenaga kerja Indonesia (TKI),

2. Kebijakan Nasional tentang Tenaga

pemerintah membatasi penggunaan tenaga

Kerja Asing di Indonesia

kerja asing dan melakukan pengawasan. Dalam rangka itu, Pemerintah menge-

a. Undang –Undang No 13 Tahun 2003

luarkan sejumlah perangkat hukum mulai

Tentang Ketenagakerjaan

dari perizinan, jaminan perlindungan Sebelum lahirnya Undang-Undang

kesehatan sampai pada pengawasan. Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenaga-

Sejumlah peraturan yang diperintahkan kerjaan (UUK), penggunaan tenaga kerja

oleh UUK antara lain : asing di Indonesia diatur dalam Undang-

Undang Nomor 3 Tahun 1958 tentang b. Peraturan Pemerintah Republik Penempatan Indonesia No 97 Tahun 2012 Tentang Tenaga Kerja Asing (UUPTKA). Dalam perjalanannya, penga- Retribusi Pengendalian Lalu Lintas turan mengenai penggunaan tenaga kerja dan Ritribusi Perpanjangan Izin asing tidak lagi diatur dalam undang- Memperkerjakan Tenaga Kerja Asing

undang tersendiri, namun sudah merupa- Dalam Peraturan Pemerintah ini, kan bagian dari kompilasi dalam UU

ditetapkan 2 (dua) jenis retribusi baru, Ketenagakerjaan yang baru. Dalam UUK,

yaitu Retribusi Pengendalian Lalu Lintas pengaturan Penggunaan Tenaga Kerja

dan Retribusi Perpanjangan IMTA. Asing (TKA) dimuat pada Bab VIII, Pasal

Retribusi Pengendalian Lalu Lintas me-

42 sampai dengan Pasal 49. Pengaturan rupakan salah satu cara pembatasan lalu lintas kendaraan bermotor pada ruas jalan

4 http://www.republika.co.id/berita/nasional/

tertentu, koridor tertentu, atau kawasan

umum/15/01/03/nhl4kp-jumlah-tenaga-kerja-asing-di-

tertentu pada waktu tertentu dengan

indonesia-menurun

tingkat kepadatan tertentu. Retribusi Per-

[Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA

[ Jurnal Hukum JATISWARA ]

[F AKULTAS H UKUM ]

170 Jurnal Hukum JATISWARA | [ Fakultas Hukum Universitas Mataram]

panjangan IMTA merupakan pemberian perpanjangan IMTA oleh Gubernur atau Bupati/Walikota atau Pejabat yang di- tunjuk kepada Pemberi Kerja Tenaga Kerja Asing yang telah memiliki IMTA dari Menteri yang bertanggungjawab di bidang ketenagakerjaan atau Pejabat yang ditunjuk. Pungutan perpanjangan IMTA sebelumnya merupakan PNBP yang dengan Peraturan Pemerintah ini di- tetapkan sebagai Retribusi.

Pemilihan Retribusi Pengendalian Lalu Lintas dilakukan dengan pertimbang- an jenis Retribusi tersebut telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Sementara itu, pemilihan Retribusi Perpanjangan IMTA dilakukan dengan pertimbangan pemberian perpanjangan IMTA sudah merupakan kewenangan Pemerintahan Daerah berdasar Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabu- paten/Kota. Disamping itu, penambahan kedua jenis retribusi ini relatif tidak menambah beban masyarakat, mengingat adanya tambahan biaya yang ditimbulkan akibat kemacetan, sedangkan Retribusi Perpanjangan IMTA hanya merupakan pengalihan kewenangan pungutan Peme- rintah. Dalam Peraturan Pemerintah ini juga diatur mengenai objek dan subjek, prinsip dan sasaran penetapan tarif, struktur dan besarnya tarif, dan peman- faatan penerimaan Retribusi Pengendalian Lalu Lintas dan Retribusi Perpanjangan IMTA. Sementara itu, pemberlakukan Retribusi Perpanjang IMTA dimulai pada tanggal 1 Januari 2013 untuk memberikan kesempatan kepada Daerah mempersiap- kan kebijakan daerah dan hal-hal lain yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan pemungutan

c. Peraturan Presiden No 72 Tahun 2014

Dengan pertimbangan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 49 Undang- undang no 13 Tahun 2003 tentang Ke- tenagakerjaan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 10 Juli 2014 telah menandatangani

Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2014 tentang Penggunaan Tenaga Kerja Asing serta Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kerja Pendamping. Dalam Perpres itu beberapa hal yang diatur antara lain disebutkan, yang bisa memberikan pekerjaan pada Tenaga Kerja Asing (TKA) adalah: a. Instansi pemerintah, perwakilan negara asing, badan-badan internasional; b. Kantor perwakilan dagang asing, kantor perwakilan perusahaan asing, dan kantor berita asing yang melakukan kegiatan di Indonesia; c. Perusahaan swasta asing yang berusaha di Indonesia; d. Badan hukum yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia atau badan usaha asing yang terdaftar di instansi yang berwenang; e. Lembaga sosial, keagamaan, pendidikan, dan kebudayaan; dan f. Usaha jasa impresariat. Kemudian Setiap Pemberi Kerja TKA wajib mengutamakan peng- gunaan tenaga kerja Indonesia pada semua jenis jabatan yang tersedia. Dalam hal jabatan sebagaimana dimaksud belum dapat diduduki oleh tenaga kerja Indonesia, jabatan tersebut dapat diduduki oleh TKA, Pasal 4 Ayat (1,2).

Menurut Perpres ini, setiap Pemberi Kerja TKA harus memiliki Ren-cana Penggunaan

Tenaga

Kerja Asing (RPTKA) yang disahkan oleh Menteri Tenaga Kerja atau pejabat yang ditunjuk sebelum mempekerjakan TKA. RPTKA sebagaimana dimaksud harus diajukan secara tertulis kepada Menteri Tenaga Kerja atau pejabat yang ditunjuk. RPTKA sebagaimana dimaksud digunakan sebagai dasar untuk memperoleh Izin Mempe-

[ [U Jurnal Hukum NIVERSITAS M ATARAM ]

JATISWARA ]

kerjakan Tenaga Asing (IMTA) Pasal 5 menyangkut pengembangan SDM di Ayat (3) Peraturan Presiden Nomor 72

Indonesia dengan cara alih keterampilan Tahun 2014. Perpres ini juga kembali

dan alih teknologi Pertimbangan lainnya menegaskan, kewajiban memiliki RPTKA

harus melengkapi dokumen dan perijinan tidak berlaku bagi instansi pemerintah,

dan penggunaan tenaga kerja asing. Selain perwakilan negara asing, dan badan-badan

itu juga harus mendorong pembukaan internasional. RPTKA itu sendiri diberikan

lapangan kerja yang luas terutama bagi untuk jangka waktu paling lama 5 (lima)

pekerja Indonesia.

Tahun, dan dapat diperpanjang untuk Perpres ini menugaskan Kemen-

jangka waktu yang sama dengan memper- terian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

hatikan kondisi pasar kerja dalam negeri. untuk melakukan pembinaan terhadap

Berbekal RPTKA, menurut Perpres Pemberi Kerja TKA. Sementara penga- ini, setiap Pemberi Kerja TKA wajib

wasan atas pelaksanaan penggunaan TKA, memiliki IMTA yang diterbitkan oleh

serta pelaksanaan pendidikan dan pelatihan Menteri Tenaga Kerja atau pejabat yang

tenaga kerja pendampingi menjadi tugas di tunjuk. “Kewajiban memiliki IMTA

pegawai pengawas ketenagakerjaan pada tidak berlaku bagi perwakilan negara asing

Kementerian Tenaga Kerja dan Trans- yang menggunakan TKA sebagai pegawai

migrasi. Pemberi Kerja TKA wajib me- diplomatik atau konsuler, Pasal 8 Ayat (2).

laporkan penggunaan TKA setiap 6 (enam) IMTA diberikan untuk jangka waktu

bulan kepada Menteri Tenaga Kerja, Pasal paling lama 1 (satu) Tahun dan dapat

17 Ayat (1). Laporan sebagaimana di- diperpanjang paling lama 1 (satu) Tahun,

a. Pelaksanaan dengan ketentuan tidak melebihi jangka

maksud

meliputi:

penggunaan TKA; dan b. Pelaksanaan waktu berlakunya RPTKA. Khusus untuk

pendidikan dan pelatihan tenaga kerja jabatan komisari dan direksi, menurut

pendamping. Dengan diberlakukannya Perpres ini, IMTA diberikan paling lama 2

Perpres ini, Presiden mencabut dan (dua) Tahun, dengan ketentuan tidak

menyatakan tidak berlaku Keputusan melebihi jangka waktu berlakunya

Presiden No. 75 Tahun 1995 tentang RPTKA.

Penggunaan Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang.

Selanjutnya Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2014 ini juga mewajib-

d. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan

kan setiap Pemberi Kerja untuk menunjuk

dan Transmigrasi No 12 Tahun 2013

tenaga kerja Indonesia sebagai Tenaga Kementerian Tenaga Kerja dan

Kerja Pendamping; dan melaksanakan Transmigrasi mengeluarkan beleid (

pendidikan dan pelatihan sesuai dengan kebijakan ) baru penggunaan pekerja

kualifikasi jabatan yang diduduki oleh warga negara asing. Diundangkan pada 30 TKA. Ketentuan ini tidak berlaku untuk Desember 2013, Peraturan Menteri Tenaga

jabatan direksi dan/atau komisaris. Kerja ini mengatur tentang Tata Cara

Penunjukan tenaga kerja Indonesia sebagai Penggunaan Tenaga Kerja Asing (TKA).

Tenaga Kerja Pendamping dilaksanakan Peraturan menteri ini mengantikan

untuk alih teknologi dan alih keahlian, Permenakertrans No 2 Tahun 2008 tentang Pasal 12 Perpres. Mengenai pendidikan hal yang sama. Namun salah satu yang

dan pelatihan bagi tenaga kerja Indonesia menjadikan perbedaan dengan aturan yang

yang menjadi Tenaga Kerja Pendamping, lama, bahwa Permenakertrans No 12

menurut Perpres ini, dapat dilaksanakan di Tahun 2013 ini lebih mempertegas bahwa

dalam dan/atau di luar negeri. Karena Perusahaan pemberi kerja harus berbadan

[Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA

[ Jurnal Hukum [F

AKULTAS H UKUM ]

JATISWARA ]

hukum. Kalaupun ada pengecualian buat untuk setiap TKA. Dengan begitu maka badan usaha bukan badan hukum, harus

TKA yang memegang dua jabatan di dinyatakan dalam undang-undang.

perusahaan berbeda sebagaimana diatur dalam pasal 33 ayat (3) Permenakertrans

Beberapa hal yang berbeda dengan maka yang harus dibayar yaitu dua kali

peraturan sebelumnya Misalnya dalam besaran kompensasi. Misalnya, seorang

peraturan lama, persekutuan komanditer TKA menjabat sebagai direksi di per- (CV), diperkenankan menggunakan TKA usahaan A dan sebagai komisaris di per- Ketentuan lain yang diperbarui adalah izin usahaan B. Dengan kondisi itu maka Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing kompensasi yang dibayar untuk seorang (RPTKA) untuk pekerjaan sementara.

Beleid TKA 200 dolar AS setiap bulan.

lama tak membuat rincian yang jelas. Sedangkan, Pasal 8 Permenakertrans

Namun, yang tak kalah penting No 12 Tahun 2013 menyebut empat jenis

adalah pengawasan TKA. Kepala Bidang pekerjaan yang bersifat sementara yaitu

Pengawasan Disnakertrans DKI Jakarta, pemasangan mesin, elektrikal, layanan

Mujiyono, mengatakan selama ini peman- purnajual, dan produk dalam masa

tauan dilakukan terhadap perusahaan- penjajakan usaha. Meski lebih rinci, tidak

perusahaan yang mempekerjakan TKA. ada perubahan Izin Mempekerjakan

Namun, ia menjelaskan rata-rata perusaha- Tenaga Kerja Asing (IMTA) untuk

an yang mempekerjakan TKA sudah pekerjaan sementara.

memenuhi aturan sehingga tergolong minim pelanggaran. Saat pengawas me-

Perubahan penting lainnya adalah lakukan pemeriksaan ke perusahaan, yang mengenai kompetensi. Dalam beleid lama, dilakukan adalah pemeriksaan secara hanya pekerjaan yang mensyaratkan kom- umum terkait ketenagakerjaan, termasuk petensi TKI yang dipekerjaan harus kom-

penggunaan TKA.

peten. Dalam beleid baru, TKA harus menunjukkan sertifikat kompetensinya.

e. Beberapa Keputusan - Keputusan

Sesuai pasal 26 Permenakertrans, ini

Menteri (Kepmenakertrans )

menjadi syarat untuk mempekerjakan TKA Di Indonesia kehadiran tenaga kerja

syarat ini dicantumkan untuk menin- asing sebagai suatu kebutuhan sekaligus

daklanjuti hasil monitoring KPK terhadap tantangan yang tidak dapat dihindari lagi,

lembaga negara termasuk Kemenakertrans. karena negara kita mem-butuhkan TKA Ini juga sejalan dengan spirit UU No. 13 pada berbagai sektor. Pergerakan tenaga

Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang kerja antar negara ini akan mem-

mendorong kompetensi kerja. Kompetensi pengaruhi situasi keterampilan dan

itu antara lain dibuktikan lewat serti- pengetahuan tenaga kerja di Indonesia.

fikat Kompetensi kalau sertifikat kom- Kehadiran TKA dalam perekonomian petensi tak ada, maka TKA harus sudah nasional suatu negara mampu menciptakan

punya pengalaman di bidang tersebut kompetisi yang bermuara pada efisiensi dan

minimal lima Tahun sebelum menduduki meningkatkan daya saing perekonomian.

jabatan tertentu. Sedangkan secara filosofis dan spirit

Pemberi kerja juga harus men- globalisasi, penggunaan TKA pada negara cermati pasal 32 Permenakertrans TKA

berkembang dimaksudkan untuk alih yang mengatur tentang besaran kom-

pengetahuan (transfer of knowledge) dan pensasi penggunaan TKA. Menurut Diar

alih teknologi (transfer of technology)2. besaran kompensasi senilai 100 dolar AS

berlaku untuk satu jabatan dan per bulan 172 Jurnal Hukum JATISWARA | [ Fakultas Hukum Universitas Mataram]

[ [U Jurnal Hukum NIVERSITAS M ATARAM ]

JATISWARA ]

P emerintah Indonesia di Tahun 2015 • Kepmenaker No. 12 Tahun 2015 tampaknya semakin memperketat per-

tentang Jabatan Yang Dapat Di-duduki syaratan-persyaratan yang harus di-penuhi

Oleh Tenaga Kerja Asing Pada untuk dapat mempekerjakan tenaga kerja

Kategori Pertanian, Kehutan-an Dan asing (TKA). Pelayanan PTSP BKPM,

Perikanan, Golongan Peter-nakan secara prosedural tentu saja me-mudahkan

• Kepmenaker No. 15 Tahun 2015 karena pengajuan perizinan hanya perlu tentang Jabatan Yang Dapat Di-duduki dilakukan secara online di BKPM, Oleh Tenaga Kerja Asing Pada sehingga tidak lagi perlu untuk

Industri Pengolahan, mengunjungi kementerian/instansi lainnya

Kategori

Subgolongan Industri Alas Kaki untuk pengurusan dokumen pendukung

perizinan. Namun ternyata khusus dalam • Kepmenaker No. 16 Tahun 2015 hal perizinan penggunaan tenaga kerja

tentang Jabatan Yang Dapat Di-duduki asing ini, secara substansi pemerintah

Oleh Tenaga Kerja Asing Pada justru memperketat persyaratan yang harus

Kategori Penyediaan Ako-modasi Dan dipenuhi untuk mengajukan permohonan

Penyediaan Makan Minum Golongan perizinan penggunaan TKA, sehingga

Pokok Penyedia-an Akomodasi Dan semakin sulit untuk dipenuhi persyaratan-

Penyediaan Makanan Dan Minuman nya. Jadi walaupun secara prosedural

• Kepmenaker No. 17 Tahun 2015 mendapatkan kemudahan karena difasi-

tentang Jabatan Yang Dapat Di-duduki litasi layanan PTSP di BKPM, namun

Oleh Tenaga Kerja Asing Pada secara substansi justru persyaratannya

Industri Pengolahan, semakin dipersulit.

Kategori

Subgolongan Industri Rokok Dan Sebelumnya di Tahun 2015 ini,

Cerutu

Menteri Ketenagakerjaan juga telah Umumnya pada peraturan-peraturan menerbitkan bebagai peraturan yang mem-

di atas tersebut, ada pembatasan bagi batasi jabatan-jabatan yang dapat diduduki

seorang TKA untuk dapat bekerja dengan oleh TKA di berbagai sektor industry,

jabatan tertentu. Misalnya ditentu-kan diantaranya melalui:

oleh Kepmenaker No. 12 Tahun 2015, • Keputusan Menteri Ketenaga-kerjaan

(hanya) jabatan yang tercantum dalam (Kepmenaker) No. 13 Tahun 2015

daftar pada Lampiran Kepmenaker ini tantang Jabatan Yang Dapat Diduduki

yang dapat diduduki oleh TKA pada Oleh Tenaga Kerja Asing Pada

kategori pertanian, kehutanan dan per- Kategori

ikanan, golongan peternakan. Sedang-kan Ketenagakerjaan, Agen Per-jalanan

Jasa

Persewa-an,

bila jabatan-jabatan yang akan diduduki Dan Penunjang Usaha Lainnya,

oleh TKA tidak terdapat di dalam lampiran Kelompok Jasa Penyelek-sian Dan

Kepmenaker tersebut, maka menteri dapat Penempatan Tenaga Kerja Dalam

memberikan izin dengan terlebih dahulu Negeri

meminta rekomendasi

dari kementerian yang membidangi peternakan. Jadi TKA

• Kepmenaker No. 14 Tahun 2015 yang hendak bekerja di luar daftar jabatan-

tentang Jabatan Yang Dapat Di-duduki jabatan yang dapat diduduki TKA sesuai Oleh Tenaga Kerja Asing Pada pengaturan kepmenaker harus memenuhi

Kategori Industri

Pengolahan,

persyaratan baru, yaitu mendapatkan re- Subgolongan Industri Furnitur

komendasi dari kementerian terkait.

[Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA

[ Jurnal Hukum [F

AKULTAS H UKUM ]

JATISWARA ]

Hubungan Industrial jabatan yang dapat diduduki oleh TKA pun

Selain itu, dalam daftar jabatan-

2. Manajer

(Industrial Relation Manager) terdapat pembatasan lainnya dalam bentuk

3. Manajer Personalia (Human Resource jangka waktu. Misalnya ditentukan Kep-

Manager)

menaker No. 12 Tahun 2015, TKA di

4. Supervisor Pengembangan Personalia bidang pertanian hanya dapat menduduki

(Personnel Development Supervisor) jabatan Ahli Teknik Mesin selama 2 Tahun

5. Supervisor Perekrutan Personalia tanpa kemungkinan untuk mendapatkan

(Personnel Recruitment Supervisor) perpanjangan izin. Dapat dimengerti juga

6. Supervisor Penempatan Personalia alasan pemberlakukan persyaratan demi-

(Personnel Placement Supervisor) kian adalah agar dalam suatu periode

7. Supervisor Pembinaan Karir Pegawai waktu tertentu terjadi pengalihan keahlian

Career Development dan pengetahuan dari pekerja asing/TKA

(Employee

Supervisor)

ke pekerja Indonesia Pendampingnya.

8. Penata Usaha Personalia (Personnel Perlu diketahui, salah satu persyaratan bagi

Declare Administrator) TKA untuk dapat bekerja di Indonesia

9. Kepala Eksekutif Kantor (Chief (memiliki IMTA) ialah adanya pernyataan

Executive Officer)

dari TKA untuk bersedia mengalihkan

10. Ahli Pengembangan Personalia dan keahliannya ke Tenaga Kerja Indonesia

Karir (Personnel and Careers Pendamping (Lihat Permenakertrans No.

Specialist)

Personalia (Personnel pengaturan tersebut di atas tampaknya

12 Tahun 2013). Keseluruhan pengaturan-

11. Spesialis

Specialist)

melengkapi daftar beberapa jabatan yang

12. Penasehat Karir (Career Advisor) sebelumnya pada Tahun 2012 telah di-

13. Penasehat tenaga Kerja (Job Advisor) larang untuk diduduki oleh seorang TKA

14. Pembimbing dan Konseling Jabatan berdasarkan Kepmenakertrans No. 40 (Job Advisor and Counseling)

Tahun 2012 tentang Jabatan-Jabatan Ter-

15. Perantara Tenaga Kerja (Employee tentu Yang Dilarang Diduduki Tenaga

Mediator)

Kerja Asing.

16. Pengadministrasi Pelatihan Pegawai Pada dasarnya tenaga kerja asing (Job Training Administrator)

Pegawai (Job (TKA) diperbolehkan menduduki suatu jabatan tinggi di dalam perusahaan di Interviewer)

17. Pewawancara

18. Analis Jabatan (Job Analyst) Indonesia. Namun tidak semua jabatan

19. Penyelenggara Keselamatan Kerja tinggi di suatu perusahaan boleh diduduki

(Occupational oleh TKA. Oleh karena itu pemerintah Safety

Pegawai

Specialist)

menerbitkan KepMen Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 40 Tahun 2012. Kepmen

Dengan adanya peraturan tersebut, tersebut bertujuan untuk mengingatkan dan

maka tidak diperbolehkan bagi perusahaan mengatur jabatan-jabatan yang tidak boleh

untuk menempatkan TKA pada jabatan- diduduki oleh TKA di suatu perusahaan.

jabatan sebagaimana tercantum diatas. Berdasarkan Lampiran Keputusan Menteri

Karena jabatan tersebut berkaitan langsung ini, ada 19 jabatan yang tidak boleh

a) pengelolaan sumber daya diduduki tenaga kerja asing. Berikut

dengan

manusia (SDM), b) pengembangan SDM, adalah daftar jabatan-jabatan tersebut:

c) keselamatan SDM, hingga d) perekrutan SDM harus dipegang oleh tenaga kerja

1. Direktur Personalia

(Personnel

Director) lokal. Hal tersebut bertujuan agar setiap

keputusan yang diambil tidak merugikan 174 Jurnal Hukum JATISWARA | [ Fakultas Hukum Universitas Mataram]

[U NIVERSITAS M ATARAM ] [ Jurnal Hukum

JATISWARA ]

[Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA

kepentingan karyawan serta calon karya- wan. Sebagai contoh kecil, sulit dibayang- kan apa yang akan terjadi apabila perekrutan calon tenaga kerja disebuah perusahaan dipegang oleh TKA yang belum tentu mengenal dan memahami karakteristik

orang-orang

Indonesia.

Contoh lainnya bila terjadi perselisihan antara perusahaan dengan karyawan, maka Manajer Hubungan Industrial (Industrial Relation Manager) adalah pihak yang bertanggung jawab untuk menyelesaikan perselisihan tersebut dipegang oleh TKA. Bisa dibayangkan betapa repotnya bila posisi manajerial tersebut dipegang oleh orang asing.

E. KESIMPULAN

1. Kesimpulan

Di Indonesia kehadiran tenaga kerja asing (selanjutnya disingkat dengan TKA) sebagai suatu kebutuhan sekaligus tantangan yang tidak dapat dihindari lagi, karena negara kita membutuhkan TKA pada berbagai sektor. Pergerakan tenaga kerja antar negara ini akan mempenga- ruhi situasi keterampilan dan pengetahu- an tenaga kerja di Indonesia. Kehadiran TKA dalam perekonomian nasional suatu negara mampu menciptakan kompetisi yang bermuara pada efisiensi dan mening- katkan daya saing perekonomian. Sedang- kan secara filosofis dan spirit globalisasi, penggunaan TKA pada negara berkem- bang dimaksudkan untuk alih pengetahuan (transfer of knowledge) dan alih teknologi (transfer of technology). Sejalan dengan itu, demi menjaga kelangsungan usaha dan investasinya. Untuk menghindari terjadi- nya permasalahan hukum serta pengguna- an tenaga kerja asing yang berlebihan, maka Pemerintah harus cermat menentu- kan policy yang akan di ambil guna men- jaga keseimbangan antara tenaga kerja asing (modal asing) dengan tenaga kerja dalam negeri. Beberapa peraturan yang

telah dikeluarkan mulai dari Undang- undang sampai dengan Keputusan Menteri sebagai kebijakan penggunaan Tenaga Kerja Asing di Indonesia teah menggalami beberapa kali perubahan, yang tentunya hal ini disesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan Negara dalam rangka melindungi tenagakerja lokal dan nasional. Beberapa peraturan-peraturan tersebut diantaranya adalah, Undang-undang no 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 97 Tahun 2012, Peraturan Presiden No

72 Tahun 2014, Peraturan Menteri Ketenagakerjaan dan Transmigrasi No 12 Tahun 2013 serta beberapa ketentuan- ketentuan teknis tentang Penggunaan Tenaga Kerja Asing di Indonesia di muat dalam Keputusan-keputusan kementerian.

2. Saran