II.A.1.c.1.b.1 4 Prosiding Nasional FKP II Kupang 2015 Tunggal

  

PROSIDING

Seminar Nasional Kelautan dan Perikanan II

  

Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas

Nusa Cendana

Kupang, 19 Agustus 2015

  Hak Cipta © 2015 pada Penulis Hak Publikasi pada Penerbit Universitas Nusa Cendana Kupang Dilarang memperbanyak, memperbanyak sebagian atau seluruh buku ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis dari Penerbit.

  Cetakan ke-

  05

  04

  03

  02

01 Tahun

  19

  18

  17

  16

  

15

FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA Jl. Adi Sucipto Penfui Kupang, NTT 85001 Website:

  Email Prosiding Seminar Nasional Kelautan dan Perikanan II Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Nusa Cendana Kupang, 19 Agustus 2015 iv + 269 halaman: 21 x 29,7 cm

  Dewan Redaksi Diterbitkan Oleh : Fakultas Keluatan dan Perikanan, Undana Penanggungjawab : Dekan Fakultas Keluatan dan Perikanan, Undana Prof. Ir. Ricky Gimin, M.Sc., Ph.D. Pengarah : Dr. Ir. Agnette Tjendanawangi, M.Si.

  Dr. Ir. Yahyah, M.Si.

  Dr. Ir. Marcelien Ratoe Oedjoe, M.Si. Penyunting : Dr. Ir. Sunadji, MP Ir. Felix Rebhung, M.Sc., Ph.D

  Dr. Ir. Fonny J.L Risamasu, M.Si. Dr. Yuliana Salosso, S.Pi., M.Pi. Dr. Chaterina Paulus, S.Pi., M.Si Dr. Ir. Nicodemus Dahoklory, M.Si Dr. Ir. Yulius Linggi, M.Si Dr. Ismawan Tallo, S.Pi., M.Si

  Redaksi Pelaksana : Kiik Gretty Sine, S.Pi., M.Si.

  Crisca B. Eoh, S.Pi.,M.Si Luther P. Sipayung, S.Pi Lumban Nauli Lumban Toruan, S.Pi., M.Si. Aludin Al Ayubi, S.Pi., M.Si Welem Turupadang, S.Pi., M.App.Sc

KATA PENGANTAR

  Dengan memanjatkan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan laporan kegiatan Seminar Nasional Kelautan dan Perikanan 2015 yang dilaksanakan oleh Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Nusa Cendana dengan tema “Optimalisasi Pemanfaatan Sumberdaya Perairan dalam Rangka Peningkatan Ketahanan Pangan Nasional” dapat selesai.

  Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan yang merupakan media yang bisa mempertemukan berbagai kalangan baik dari akademisi, peneliti, pengambil kebijakan, stakeholder, maupun masyarakat yang mempunyai kepedulian pada bidang perikanan dan kelautan untuk mensinergikan hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan agar bisa diaplikasikan untuk peningkatan ketersediaan pangan nasional. Pada kesempatan ini panitia mngucapkan terima kasih kepada Rektor Universitas Nusa cendana beserta staf, Dekan Fakultas Perikanan beserta staf, semua panitia, serta semua pihak yang telah berpartisipasi dalam pelaksanaan seminar nasional tersebut. Panitia juga memohon maaf kepada semua pihak, apabila pelaksanaan seminar nasional sampai penyusunan laporan ini kurang berkenan, serta panitia mengharap kritik dan koreksi demi perbaikan laporan ini. Akhirnya semoga laporan ini bermanfaat.

  Kupang, 25 Agustus 2015 Panitia

  SEMNAS KELAUTAN DAN PERIKANAN II KUPANG, 19 AGUSTUS 2015

DAFTAR ISI

  halaman

  KATA PENGANTAR i

  DAFTAR ISI ii

  KELOMPOK BUDIDAYA PERAIRAN, TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN, PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERAIRAN Persepsi Pembudidaya Tambak di Kecamatan Wewiku dalam

  1 Mendukung Upaya Pengembangan Budidaya Tambak di Kabupaten Malaka

  Liufeto, F. Ch., Soemarno, N. Harahap, dan A. W. Ekawati

  Kelimpahan Fitoplankton di Intertidal dan Komposisinya dalam Isi

  18 Lambung Kerang Darah (Anadara granosa L)

  Priyo Santoso

  Model Pengelolaan Sumberdaya Mangrove di Pesisir Sidoarjo

  28 Berdasarkan Konsep Blue Economy

  Endang Bidayani

  Meiotic Resumption of Catfish Oocytes Still Aughmented Under

  39 Oxydative Stress Exposure

  Yulianus Linggi

  Uji AKtivitas Antibakteri Dan Fitokimia Ekstrak Makroalga Coklat

  51 Terhadap Bakteri Aeromonas hydrophila Secara In-vitro

  Syahailatua, Diana Y., Jane L. Dangeubun, Juliana

  Pengaruh Senyawa Bioaktif Ekstrak Tumbuhan Alstonia acuminate

  62 terhadap Bakteri Vibrio Algynoliticus Secara In-Vitro

  Dangeubun, Jane L. dan Jakomina Metengun

  Korelasi Penururnan Bobot Terhadap Mutu Fillet Ikan Tongkol

  76 (Euthynus affinis) Flavor Asap Leksono, Tjipto., Sukirno Mus, Elisabet Sancti Yudiandani Profil Teknologi Pengolahan Produk Ikan Kadoru (Buddu) di

  89 Kecamatan Katiku Tana, Kabupaten Sumba Tengah

  Dawa, Umbu P. L., Welma Peulima, Hironimus U. M. Gadung SEMNAS KELAUTAN DAN PERIKANAN II KUPANG, 19 AGUSTUS 2015

  KELOMPOK MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN DAN KELOMPOK AGROBISNIS PERIKANAN Coral Reefs Crisis: Escalating Threats, Intensify Research 102

  Welem Linggi Turupadang

  Kelimpahan dan Keanekaragaman Jenis Echinodermata pada 111 Ekosistem Terumbu Karang di Wilayah Perairan Pesisir Pantai Ramu’ Desa Hoelea II Kecamatan Omesuri Kabupaten Lembata

  Ayubi, Aludin Al., Srimulyati Utami, Petrus Rihi, Yosef S. Leutubung

  127 Land Suitability of Makasar Coastal Area for Fishery, Tourism and Conservation

  Tantu, Andi Gusti., Suryawati Salam, Amal Akmal, Sri Mulyani

  Kelimpahan dan Keanekaragaman Jenis Gastropoda pada 139 Ekosistem Mangrove di Wilayah Pesisir Pantai Oesapa Kecamatan Kelapa Lima Kota Kupang

  Sitti Halijah, Aludin Al Ayubi

  Kajian Tingkat Partisipasi Masyarakat Pesisir Desa Bolok 149 Kabupaten Kupang dalam Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap

  Rockie R. L. Supit

  Kajian Morfometrik Lamun (Halophila ovalis) di Perairan Pantai 158 Samuh, Benoa Bali Lumban Nauli Lumban Toruan, Yunus P. Paulangan, Eko S.

  Wibowo, Iwan Kuncoro, Irene Marcelina Far-Far, Afrita Ida Utami, Elok Faiqoh Widodo

  Status Keberlanjutan Pengembangan Potensi Lokal Nelayan di 166 Kabupaten Rote Ndao

   Chaterina Agusta Paulus

  Analisis Kandungan Logam Berat (Pb) pada Air dan Ikan di Keramba 178 Jaring Apung BPPP Ambon

  Rachel L.Wattimena, Debby.A.J. Selannodan J.W. Tuahatu

  Karaktersitik Rumah Tangga Pembudidaya Rumput Laut di 185 Kabupaten Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur

  Sunadji SEMNAS KELAUTAN DAN PERIKANAN II KUPANG, 19 AGUSTUS 2015

  

STATUS KEBERLANJUTAN PENGEMBANGAN POTENSI LOKAL NELAYAN DI

KABUPATEN ROTE NDAO

Chaterina Agusta Paulus

  

Email

  Dosen pada Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas Nusa Cendana

  

ABSTRACT

  The concept of sustainability in terms of development of marine and fisheries have been understood at this time, but in analyzing or evaluating the sustainability of marine and fisheries often faced with problems of integrating information/data from the entire component (holistic), both aspects of the ecological, economic, socio-cultural, infrastructure/ technology, and legal and institutional. The objective of this study was to analyze the index and sustainability status of the Rote Ndao, based on five sustainable dimensions. Secondary data resources have been used from literature study and references, primary data have been received from questionairy feedback and expert judgement survey. The analysis used multi dimensional scaling (MDS) method, called Rap-Rote, and the results were stated in the index and sustainability status. The second objective was to analyze the attributes that affect sensitivity on index and sustainability status and the effect of error using Laverage and Monte Carlo Analysis. The result of this study show that ecological dimension was in the status of sustainable (63.64%), economical dimension was sustainable (73.45%), socio-cultural dimension was the highest sustainable (73.03%), dimensions of the infrastructure and technology was less sustainable (48.20%), as well as law and institutional dimension of highest sustainable status (90.24%). Out of 11 attributes that were analyzed, there were 20 attributes need to be handled immediately as they affect sensitivity on the increase of index and sustainability status with negligible error in the level of 95% conficendence limit. In order to improve the status of sustainability in the future (long term), a scenario that needs to be done is the optimistic scenario, with progressive improvement overall of all the attributes that are sensitive in improving the status of the region.

  Keywords: sustainability status, MDS, sustainability index PENDAHULUAN

  Keberlanjutan merupakan dasar dalam khususnya Pemerintah Kabupaten Rote pembangunan kelautan dan perikanan yang Ndao, dalam rangka meningkatkan status diharapkan dapat memperbaiki kondisi keberlanjutan wilayah Kabupaten Rote Ndao sumberdaya dan masyarakat. Dalam rangka ke depan untuk pengembangan kawasan pengembangan budidaya rumput laut yang budidaya rumput laut. Penelitian ini berkelanjutan, perlu dikaji status bertujuan untuk menganalisis status keberlanjutan wilayah Kabupaten Rote Ndao keberlanjutan wilayah Kabupaten Rote Ndao dan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan dari lima dimensi keberlanjutan, yaitu pertimbangan bagi pengambil kebijakan, dimensi ekologi, ekonomi, sosial,

SEMNAS KELAUTAN DAN PERIKANAN II

  166

METODE ANALISIS STATUS KEBERLANJUTAN KAB. ROTE NDAO

ANALISIS MULTIDIMENSIONAL SCALING (MDS)

  RAPFISH (rapid assessment techniques for fisheries) yang dikembangkan oleh Fisheries

  2001). Untuk melihat atribut yang paling sensitif memberikan kontribusi terhadap indeks keberlanjutan pengembangan kawasan minapolitan, dilakukan analisis sensitivitas dengan melihat bentuk perubahan root mean square (RMS) ordinasi pada sumbu X. Untuk mengevaluasi pengaruh galat pada pendugaan nilai ordinasi pengembangan kawasan minapolitan digunakan analisis Monte Carlo.

  attribute utility theory (Pitcher and Preikshot,

  MDS dalam analisis Rap-Rote ini dilakukan berhubung hasil yang diperoleh terbukti lebih stabil dari metode multivariate analysis yang lain, seperti factor analysis dan multi-

  Center, University of British Colombia (Kavanagh, 2001); yang kemudian digunakan dalam penelitian ini untuk menilai status keberlanjutan budidaya laut dan dinyatakan dalam Indeks Keberlanjutan di Kabupaten Rote Ndao (IKB-Rote). Pemilihan

SEMNAS KELAUTAN DAN PERIKANAN II

  167

  infrastruktur/teknologi, serta hukum dan kelembagaan. Dengan mengetahui status keberlanjutan wilayah dari lima dimensi, akan memudahkan dalam melakukan perbaikan-perbaikan terhadap atribut-atribut yang sensitif berpengaruh terhadap peningkatan status keberlanjutan wilayah, terutama pada dimensi keberlanjutan dengan status yang lebih rendah guna mendukung pengembangan budidaya rumput laut di Kabupaten Rote Ndao.

  Multidimensional Scaling (MDS) yang

  Metode analisis keberlanjutan pengembangan kawasan minapolitan dilakukan dengan pendekatan

  prospektif. Berikut ini adalah penjelasan mengenai kedua analisis tersebut.

  multidimensional scaling (MDS) dan analisis

  Data primer meliputi atribut-atribut yang terkait dengan lima dimensi keberlanjutan pembangunan yaitu dimensi ekologi, ekonomi, sosial, infrastruktur/teknologi, serta hukum dan kelembagaan. Metode analisis data dalam analisis keberlanjutan ini terbagi atas dua bagian yaitu analisis

  Dalam analisis keberlanjutan Kabupaten Rote Ndao, jenis data yang dipakai berupa data primer yang bersumber dari para responden dan pakar terpilih, serta hasil pengamatan langsung di lokasi penelitian.

  disebut juga dengan pendekatan Rap-Rote (rapid appraisal Rote Ndao) yang merupakan pengembangan dari metode

  14 ANALISIS PROSPEKTIF

  Analisis prospektif dilakukan dalam rangka menghasilkan skenario pengembangan kawasan minapolitan secara berkelanjutan di wilayah Kabupaten Rote Ndao untuk masa yang akan datang dengan menentukan faktor kunci yang berpengaruh terhadap kinerja sistem. Kemungkinan-kemungkinan masa depan yang terbaik dapat ditentukan berdasarkan hasil penentuan elemen kunci masa depan dari beberapa faktor-faktor atau elemen-elemen kunci masa depan dari beberapa faktor-faktor atau elemen-elemen yang sangat berpengaruh terhadap pengembangan kawasan minapolitan di wilayah Kabupaten Rote Ndao yang menuntut untuk segera dilaksanakan tindakan. Berdasarkan faktor dominan yang berpengaruh terhadap sistem maka dibangun keadaan yang mungkin terjadi di masa depan dari faktor-faktor tersebut sebagai alternatif penyusunan skenario pengembangan kawasan minapolitan di wilayah Kabupaten Rote Ndao. Selanjutnya disusun skenario pengembangan kawasan minapolitan yang mungkin terjadi di masa depan dapat berupa konservatif-pesimistik, moderat-optimistik, dan progresif-optimistik.

  Status Keberlanjutan Budidaya Rumput Laut di Kab. Rote Ndao

  Dalam penelitian budidaya rumput laut di Kabupaten Rote Ndao, penentuan indeks keberlanjutan dibatasi pada lima dimensi keberlanjutan yaitu dimensi lingkungan, ekonomi, sosial, infrastruktur dan teknologi, serta hukum dan kelembagaan dengan atribut dan nilai skoring hasil pendapat pakar. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan Rap-ROTE (MDS) diperoleh indeks keberlanjutan untuk dimensi lingkungan sebesar 63,64% dengan status cukup berkelanjutan, dimensi ekonomi sebesar 73,45% dengan status cukup berkelanjutan, dimensi sosial sebesar 73,03% dengan status cukup berkelanjutan, dimensi infrastruktur dan teknologi sebesar 48,20% dengan status kurangberkelanjutan, serta dimensi hukum dan kelembagaan sebesar 90,24% dengan status berkelanjutan. Agar nilai indeks ini di masa akan datang dapat terus meningkat sampai mencapai status berkelanjutan, perlu perbaikan-perbaikan terhadap atribut-atribut yang sensitif berpengaruh terhadap nilai indeks dimensi infrastruktur dan teknologi juga terhadap dimensi lingkungan, ekonomi dan dimensi sosial. Atribut-atribut yang dinilai sensitif oleh para pakar didasarkan pada kondisi eksisting wilayah. Adapun nilai indeks lima dimensi keberlanjutan hasil analisis Rap-ROTE seperti pada Gambar 1.

SEMNAS KELAUTAN DAN PERIKANAN II

  169

  Gambar 1 Diagram layang (kite diagram) nilai indeks keberlanjutan Rumput Laut Rote Ndao

  Atribut yang diperkirakan memberikan pengaruh terhadap tingkat keberlanjutan pada dimensi lingkungan terdiri dari tiga atribut, yaitu (1) mutu bibit, (2) ketersediaan bibit, dan (3) status kepemilikan usaha. Analisis leverage yang dipakai untuk melihat atribut-atribut yang sensitif memberikan pengaruh terhadap nilai indeks keberlanjutan lingkungan. Berdasarkan hasil analisis leverage diperoleh satu atribut yang sensitif terhadap nilai indeks keberlanjutan lingkungan yaitu ketersediaan bibit. Gambar 2 menyediakan informasi mengenai hasil analisis leverage dimensi keberlanjutan lingkungan.

  Ketersediaan bibit untuk budidaya rumput laut dinilai memiliki nilai yang sangat sensitif untuk meningkatkan indeks keberlanjutan dalam budidaya rumput laut di kabupaten Rote Ndao. Pemahaman masyarakat bahwa semakin banyak berat bibit yang ditanam, maka semakin banyak hasil yang diperoleh dan semakin cepat untuk dipanen. Namun pada kenyataannya, semakin sedikit berat bibit yang ditanam, maka semakin cepat laju pertumbuhannya, sehingga bibit yang diperlukan tidak begitu banyak dan menghasilkan panen yang banyak. Upaya yang perlu dilakukan adalah dengan mempertahankan atau meningkatkan atribut-atribut yang berdampak positif terhadap peningkatan keberlanjutan dimensi lingkungan kawasan. Adapun atribut-atribut yang perlu dipertahankan atau ditingkatkan antara lain: (1) mutu bibit, dan (2) status kepemilikan usaha.

  (73.03%) Sosial - Budaya Teknologi (48.20%)

  Infrastruktur - Ekonomi (73.45%)

Ekologi

  

(63.64%)

100

  80

  60

  40

  Kelembagaan (90.24%)

20 Hukum -

a. Status Keberlanjutan Dimensi Lingkungan

SEMNAS KELAUTAN DAN PERIKANAN II

  170

  Gambar 2 Peran masing-masing atribut aspek lingkungan yang dinyatakan dalam bentuk nilai rms (root mean square)

  Atribut yang diperkirakan memberikan pengaruh terhadap tingkat keberlanjutan pada dimensi ekonomi terdiri dari lima atribut, yaitu (1) jumlah pasar, (2) rantai pemasaran, (3) kontribusi terhadap PAD, (4) keuntungan usaha, dan (5) kelayakan usaha. Berdasarkan hasil analisis leverage diperoleh satu atribut yang sensitif terhadap nilai indeks keberlanjutan ekonomi yaitu kontribusi terhadap PAD. Hasil analisis

  leverage dimensi keberlanjutan ekonomi

  dapat dilihat pada Gambar 3. Rumput laut merupakan salah satu sektor ekonomi yang mendukung atau berkontribusi terhadap pendapatan asli daerah. Rumput laut sebagai salah satu komoditas ekspor merupakan sumber devisa bagi negara dan budidayanya merupakan sumber pendapatan nelayan, dapat menyerap tenaga kerja, serta mampu memanfaatkan lahan perairan pantai di kepulauan Indonesia yang sangat potensial. Sebagai negara kepulauan, maka pengembangan rumput laut di Indonesia dapat dilakukan secara luas oleh para petani/nelayan.

  Untuk lebih meningkatkan status keberlanjutan budidaya rumput laut pada sektor ekonomi di Kabupaten Rote Ndao, maka upaya perbaikan tidak hanya dilakukan terhadap atribut yang sensitif. Atribut-atribut yang perlu dipertahankan atau ditingkatkan antara lain: (1) jumlah pasar, (2) keuntungan usaha, dan (3) kelayakan

  Root Mean Square Change in Ordination when Selected Attribute Removed (on Sustainability scale 0 to 100)

  15

  10

  5 Status Kepemilikan Usaha Ketersediaan Bibit Mutu Bibit

  Analisis Leverage dari Atribut Dimensi Ekologi Kab. Rote Ndao A tr ib u t

b. Status Keberlanjutan Dimensi Ekonomi

SEMNAS KELAUTAN DAN PERIKANAN II

  171

  usaha, sedangkan atribut yang berdampak negatif terhadap keberlanjutan adalah rantai pemasaran. Jumlah pasar perlu ditingkatkan karena karena dapat memutus rantai pemasaran. Permasalahan yang sering terjadi pada pemasaran rumput laut di Kabupaten Rote Ndao adalah munculnya tengkulak atau ijon. Apabila akses penjualan dapat di persingkat dengan memperbanyak jumlah pasar, maka ijon dan tengkulak akan berkurang. Keuntungan usaha juga harus ditingkatkan dan lebih menguntungkan pada nelayan bukan menguntungkan pihak lain. Untuk meningkatkan keuntungan usaha maka kelayakan usaha budidaya rumput laut juga harus ditingkatkan dan dipertahankan dengan menambahkan teknologi tepat guna yang cepat diaplikasikan oleh nelayan dalam budidaya rumput laut tersebut.

  Gambar 3 Peran masing-masing atribut aspek ekonomi yang dinyatakan dalam bentuk nilai rms (root mean square)

  Atribut yang diperkirakan memberikan pengaruh terhadap tingkat keberlanjutan pada dimensi sosial terdiri dari lima atribut, yaitu (1) tingkat pemberdayaan masyarakat, (2) partisipasi keluarga, (3) sistem sosial dalam pengelolaan, (4) jumlah RT pembudidaya rumput laut, dan (5) tingkat pendidikan. Hasil analisis leverage dimensi keberlanjutan sosial dapat dilihat pada Gambar 4. Berdasarkan hasil analisis

  leverage diperoleh dua atribut yang sensitif Root Mean Square Change in Ordination when Selected Attribute Removed (on Sustainability scale 0 to 100)

  15

  10

  5 Kelayakan Usaha Keuntungan Usaha Kontribusi terhadap PAD Rantai Pemasaran

  Leverage dari Atribut Dimensi Ekonomi Kab. Rote Ndao Jumlah Pasar

  A tt ri b u te

c. Status Keberlanjutan Dimensi Sosial

SEMNAS KELAUTAN DAN PERIKANAN II

  172

  terhadap nilai indeks keberlanjutan sosial yaitu (1) jumlah RT pembudidaya rumput laut, dan (2) tingkat pendidikan. Dua atribut sensitif ini mempunyai hubungan yang erat dalam rangka budidaya rumput laut. Rumah tangga dengan pendidikan budidaya rumput laut yang baik akan lebih dapat bertahan dalam pengelolaan rumput laut.

  Gambar 4 Peran masing-masing atribut aspek sosial yang dinyatakan dalam bentuk nilai rms (root mean square)

  Adapun atribut-atribut yang perlu dipertahankan atau ditingkatkan antara lain: (1) tingkat pemberdayaan masyarakat, (2) partisipasi keluarga, dan (3) sistem sosial dalam pengelolaan. Pemberdayaan masyarakat perlu ditingkatkan melalui kegiatan-kegiatan yang bersifat bantuan kepada masyarakat dalam budi daya rumput laut. Pemberdayaan masyarakat ini dapat dilakukan dengan memberikan sosialiasasi, program pendampingan dan pemberian insentive melalui koperasi nelayan. Pemberdayaan masyarakat ini sangat erat kaitannya dengan partisipasi keluarga dan jumlah RT pembudidaya rumput laut.

  Semakin tinggi partisipasi anggota keluarga, maka jumlah RT pembudidaya juga akan meningkat sehingga sistem sosial dalam pengelolaan dapat terbentuk dengan baik.

  d. Status Keberlanjutan Dimensi Infrastruktur dan Teknologi

  Atribut yang diperkirakan memberikan pengaruh terhadap tingkat keberlanjutan pada dimensi infrastruktur dan teknologi terdiri dari lima atribut, yaitu (1) standarisasi mutu, (2) ketersediaan industri pengolahan hasil, (3) ketersediaan teknologi dan informasi budidaya, (4) tingkat penguasaan teknologi budidaya, dan (5) dukungan sarana dan prasarana. Hasil analisis

  Root Mean Square Change in Ordination when Selected Attribute Removed (on Sustainability scale 0 to 100)

  15

  10

  5 Leverage dari Atribut Dimensi Sosial Budaya

Kab. Rote Ndao

  Tingkat Pemberdayaan Masyarakat Partisipasi Keluarga Sistem Sosial dalam

  Pengelolaan Jumlah RT Pembudidaya Rumput Laut Tingkat Pendidikan

  A tt ri b u te

SEMNAS KELAUTAN DAN PERIKANAN II

  173 leverage dimensi keberlanjutan infrastruktur dan teknologi dapat dilihat pada Gambar 5.

  Berdasarkan hasil analisis leverage diperoleh satu atribut yang sensitif terhadap nilai indeks keberlanjutan dimensi infrastruktur dan teknologi yaitu ketersediaan industri pengolahan hasil. Industri pengolahan hasil budidaya rumput laut sangat berpengaruh terhadap peningkatan usaha budidaya rumput laut di Kabupaten Rote. Setelah rumput laut dipanen, tentunya dapat dijadikan atau diolah menjadi bahan jadi yang memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi. Rumput laut dapat diolah menjadi bahan jadi seperti dodol, pilus, kue kering, permen, dsb. Untuk itu, dibutuhkan industri pengolahan yang baik dan didukung oleh teknologi yang tepat guna. Teknologi pengolahan tersebut harus dikuasai melalui informasi dan sosialisasi seperti pelatihan- pelatihan. Dengan menggunakan sarana dan prasarana teknologi yang baik, maka mutu hasil pengolahan akan menjadi terstandarisasi sehingga dapat meningkatkan keberlanjutan budidaya rumput laut.

  Gambar 5 Peran masing-masing atribut aspek infrastruktur dan teknologi yang dinyatakan dalam bentuk nilai rms (root mean square)

e. Status Keberlanjutan Dimensi Hukum dan Kelembagaan

  Atribut yang diperkirakan memberikan pengaruh terhadap tingkat keberlanjutan pada dimensi hukum dan kelembagaan terdiri dari empat atribut, yaitu (1) ketersediaan perda, (2) ketersediaan lembaga keuangan, (3) keberadaan balai penyuluh, dan (4) ketersediaan kelompok tani (sebutan untuk pembudidaya rumput Root Mean Square Change in Ordination when Selected Attribute Removed (on Sustainability scale 0 to 100) 12 10 8 6 4 Prasarana 2 Dukungan Sarana dan Ketersediaan Industri Pengolahan Hasil Ketersediaan Teknologi dan Informasi Budidaya Tingkat Penguasaan Teknologi Budidaya Standarisasi Mutu

Leverage dari Atribut Dimensi Infrastruktur Teknologi Kab.

  

Rote

A tt ri b u te

SEMNAS KELAUTAN DAN PERIKANAN II

  174

  laut). Berdasarkan hasil analisis leverage diperoleh dua atribut yang sensitif terhadap nilai indeks keberlanjutan hukum dan kelembagaan yaitu (1) ketersediaan lembaga keuangan, dan (2) ketersediaan kelompok tani. Hasil analisis leverage dimensi keberlanjutan hukum dan kelembagaan dapat dilihat pada Gambar 6.

  Kelembagaan menjadi salah satu faktor penentu dalam membuka peluang membangun kemitraan usaha yang bersifat luas. Karena dalam aquabisnis sendiri interaksi antara subsistem/unit usaha akan berjalan efektif jika pola kemitraan tersebut mampu dibangun secara kuat dan berkelajutan.

  Gambar 6 Peran masing-masing atribut aspek hukum dan kelembagaan yang dinyatakan dalam bentuk nilai rms (root mean square) Dalam siklus aquabisnis peran kemitraan sendiri diibaratkan sebagai “motor” yang tentunya akan mempengaruhi pergerakan semua sistem yang ada. Terkait dengan aquabisnis rumput laut, maka sejatinya kemitraan usaha tersebut adalah hubungan antara perusahaan mitra dengan pelaku utama (pembudidaya) dalam meningkatkan efektifitas, efesiensi dan produktifitas diseluruh subsistem aquabisnis rumput laut sehingga tercipta nilai tambah dan daya saing produk rumput laut yang dihasilkan.

  Bentuk perusahaan mitra tersebut dintaranya adalah lembaga keuangan, balai penyuluh dan kelompok nelayan itu sendiri. Ketiga stakeholder ini perlu diperkuat dengan peraturan daerah (perda) yang Root Mean Square Change in Ordination when Selected Attribute Removed (on berpihak pada nelayan itu sendiri, sehingga Sustainability scale 0 to 100)

  20

  10

  15

  5 Ketersediaan Kelompok Tani Keberadaan Balai Penyuluh

  Ketersediaan Lembaga Keuangan Ketersediaan Perda

  

Leverage dari Atribut Dimensi Hukum dan

Kelembagaan Kab. Rote Ndao

A tt ri b u te

SEMNAS KELAUTAN DAN PERIKANAN II

f. Status Keberlanjutan Multidimensi

20 RAPFISH Ordination (Median with Error Bars showing

  80

  95%Confidence of Median) Ot h e r Di s ti n g is h in g F e a tu re s

  40

  60

  20

  40

  60

  120 100

  175

  Fisheries Sustainability

  Tabel 1 Perbedaan Nilai Indeks Keberlanjutan Monte Carlo dengan Rap-ROTE Dimensi Keberlanjutan Nilai Indeks Keberlanjutan (%) Perbedaan

  Monte Carlo disajikan pada Tabel 1.

  dalam analisis dapat diperkecil baik dalam hal pemberian skoring setiap atribut, variasi pemberian skoring karena perbedaan opini relatif kecil, dan proses analisis data yang dilakukan secara berulang-ulang stabil, serta kesalahan dalam menginput data dan data hilang dapat dihindari. Perbedaan nilai indeks keberlanjutan analisis MDS dan

  Scaling = MDS). Ini berarti bahwa kesalahan

  Gambar 7 Indeks keberlanjutan multidimensi rumput laut Kab. Rote Ndao Hasil analisis Monte Carlo menunjukkan bahwa nilai indeks keberlanjutan budidaya rumput laut di Kabupaten Rote pada taraf 95%, memperlihatkan hasil yang tidak banyak mengalami perubahan dengan hasil analisis Rap-ROTE NDAO (Multidimensional

  Hasil analisis Rap-ROTE multidimensi keberlanjutan Kabupaten Rote untuk budidaya rumput laut berdasarkan kondisi existing, diperoleh nilai indeks keberlanjutan sebesar 73,11% dan termasuk dalam status cukup berkelanjutan. Hasil analisis multidimensi dengan Rap-ROTE mengenai keberlanjutan budidaya rumput laut di kabupaten Rote dapat dilihat pada Gambar 7.

  dengan adanya kemitraan ini, akan terbangun iklim budidaya rumput laut yang positif dan berkelanjutan.

  • 20
  • 40
  • 60

SEMNAS KELAUTAN DAN PERIKANAN II

  Monte Carlo MDS

  Ekologi 63,64 62,32 1,32 Ekonomi 73,45 71,73 1,72 Sosial Budaya 73,03 72,32 0,71 Infrastruktur dan Teknologi 48,20 48,37 0,17 Hukum dan Kelembagaan 90,24 87,66 2,58 Multi Dimensi 73,11 70,79 2,32

  2 Hasil analisis Rap-ROTE menunjukkan bahwa (R ) yang diperoleh berkisar antara 0,84 dan

  semua atribut yang dikaji terhadap status 0,95. Hal ini sesuai dengan Fisheries (1999), keberlanjutan budidaya rumput laut di yang menyatakan bahwa hasil analisis Kabupaten Rote, cukup akurat sehingga memadai apabila nilai stress lebih kecil dari

  2

  memberikan hasil analisis yang semakin baik 0,25 (25%) dan nilai koefisien determinasi (R ) dan dapat dipertanggungjawabkan. Ini terlihat mendekati nilai 1,0. Adapun nilai stress dan

  2

  dari nilai stres yang hanya berkisar antara 12 koefisien determinasi (R ) disajikan pada Tabel 2. sampai 18 % dan nilai koefisien determinasi

  2 Tabel 2 Hasil analisis Nilai Stress & Koefisien Determinasi (R ) Rap-ROTE

  Dimensi Keberlanjutan Parameter

  A B C D E F Stress 0,18 0,17 0,15 0,14 0,16 0,12

  2 0,84 0,94 0,92 0,86 0,95

  R 0,91 Iterasi

  3

  3

  2

  2

  3

  2 Keterangan: A = Dimensi Ekologi, B = Dimensi Ekonomi, C = Dimensi Sosial Budaya, D =

  Dimensi Infrastruktur-Teknologi, E = Dimensi Hukum-Kelembagaan, dan F = Multidimensi

SKENARIO STRATEGI PENGEMBANGAN RUMPUT LAUT KABUPATEN ROTE NDAO

  177

  13 Berdasarkan hasil analisis keberlanjutan

  6 Tingkat Pendidikan

  (3) Jumlah Pasar, (4) Keuntungan Usaha Budidaya Rumput Laut, (5) Jumlah RT Pembudidaya RL dan (1) Ketersediaan Bibit Rumput laut

  11 Ketersediaan Kelompok Pembudidaya RL Berdasarkan hasil analisis tingkat kepentingan faktor diperoleh 4 (empat) faktor kunci/penentu yang mempunyai pengaruh kuat dan ketergantungan antar faktor tidak terlalu kuat, yaitu :

  10 Ketersediaan Lembaga Keuangan

  9 Dukungan Sarana Prasarana Dimensi Hukum dan Kelembagaan (2 faktor kunci) :

  8 Ketersediaan Industri Pengolahan Hasil

  7 Tingkat Pemberdayaan Masyarakat Dimensi Infrastruktur dan Teknologi (2 faktor kunci) :

  5 Jumlah RT Pembudidaya RL

  diperoleh 11 faktor (atribut) yang sensitif (Tabel 4) dan selanjutnya diajukan kepada pakar untuk dinilai dan selanjutnya dianalisis prospektif. Hasil analisis prospektif diperoleh 4 (empat) faktor kunci seperti yang disajikan pada Gambar.

  4 Keuntungan Usaha Dimensi Sosial (3 faktor kunci) :

  3 Jumlah Pasar

  2 Kontribusi terhadap PAD

  1 Ketersediaan Bibit Dimensi Ekonomi (3 faktor kunci) :

  No Faktor Analisis Dimensi Keberlanjutan Dimensi Ekologi (1 faktor kunci) :

  Tabel 4 Faktor-faktor Kunci yang Berpengaruh dalam Pengembangan Rumput Laut di Kabupaten Rote Ndao

SEMNAS KELAUTAN DAN PERIKANAN II

  Gambar 8 Hasil Analisis Tingkat Kepentingan Faktor-faktor yang Berpengaruh pada Sistem Pengembangan Rumput Laut di Kabupaten Rote Ndao

  KESIMPULAN

  Berdasarkan kondisi eksisting di lokasi meningkatkan status keberlanjutan ke depan penelitian berbasis budidaya laut di (jangka panjang), skenario yang perlu Kabupaten Rote Ndao, dimensi ekologi dan dilakukan untuk meningkatkan status sosial-budaya berkelanjutan, dimensi pengembangan rumput laut di Kabupaten infrastruktur dan teknologi serta dimensi Rote Ndao adalah skenario progesif- hukum dan kelembagaan kurang optimistik dengan melakukan perbaikan berkelanjutan, sedangkan dimensi ekonomi secara menyeluruh terhadap semua atribut cukup berkelanjutan. Secara multidimensi yang sensitif, minimal 4 atribut faktor kunci wilayah budidaya laut di Kabupaten Rote yang dihasilkan dalam analisis prospektif, Ndao cukup berkelanjutan dengan 11 atribut sehingga semua dimensi menjadi yang sensitif berpengaruh dalam berkelanjutan untuk sistem pengembangan meningkatkan indeks keberlanjutan. Untuk rumput laut di Kabupaten Rote Ndao.

DAFTAR PUSTAKA

  Fisheries. 1999. Rapfish Software for Excel. Hardjomidjojo, H. 2006. Panduan Analisis Fisheries Center Research Reports. Prospektif. Materi Kuliah Program

  Studi Pengeloaan Sumberdaya Alam

SEMNAS KELAUTAN DAN PERIKANAN II

  177

  14

  dan Lingkungan. Sekolah Pascasarjana. IPB. Bogor. 23hal. Kavanagh P. 2001. Rapid Appraisal of

  Fisheries (Rapfish) Project. Rapfish

  Software Description (for Microsoft Excel). Vancouver: University of

  British Colombia, Fisheries Center. Canada. 10(2): 352-370.

  Pitcher and Priekshot. 2001. Rapfish: A Rapid Appraisal Technique to Evaluate The Sustainability Status of Fisheries Research 49(3): 225-270.