MAKALAH PENGOLAHAN LIMBAH DOSEN PEMBIMBI

MAKALAH
PENGOLAHAN LIMBAH

DOSEN PEMBIMBING
Satria Nanda

Disusun Oleh:
Maula Tuahdi
1524301076
3D PSTKI

POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE
JURUSAN TEKNIK KIMIA
PRODI TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI
TAHUN AJARAN 2016-2017

1

KATA PENGANTAR
Syukur Alhalmdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan

makalah ini guna memenuhi tugas makalah untuk mata kuliah pengolahan limbah
dengan judul: “perbandingan pengolahan limbah di negara asing dengan
Inonesia”.
Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan do’a, sehingga makalah ini
dapat diselesaikan.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang saya miliki. Oleh karena
itu, saya mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Akhirnya saya berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

2

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. 2
DAFTAR ISI............................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................
1.1 Latar Belakang Masalah..............................................................................
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................

1.3 Tujuan Pembahasan.....................................................................................

4
4
5
5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................
2.1 Pengertian Sampah......................................................................................
2.2 Jenis-jenis Sampah.......................................................................................
2.1.1 Sampah Organik......................................................................................
2.1.2 Sampah Anorganik..................................................................................
2.3 Permasalahan Sampah di Indonesia.............................................................
2.4 Permasalahan Sampah Di Negara Lain.......................................................
2.4.1 Jepang.....................................................................................................
2.4.2 Belanda...................................................................................................
2.4.3 Jerman.....................................................................................................
2.4.4 Inggris.....................................................................................................
2.5 Dampak Sampah Bagi Kehidupan Manusia...............................................
2.5.1 Dampak Terhadap Kesehatan..................................................................

2.5.2 Dampak Terhadap Lingkungan...............................................................
2.5.3 Dampak Terhadap Keadaan Sosial dan Ekonomi...................................
2.6 Usaha Pengendalian Sampah.......................................................................
2.7 Peran Pemerintah Dalam Menangani Sampah............................................

6
6
6
6
6
6
7
7
8
8
9
12
12
12
13

13
14

BAB III PENUTUP..................................................................................................15
3.1 Kesimpulan...................................................................................................15
3.2 Saran.............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................16

3

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang masalah
Salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup yang sampai saat
ini masih tetap menjadi masalah besar bagi bangsa Indonesia adalah pembuangan
sampah masyarakat Indonesia sudah banyak yang sering buang sampah sembarangan
dan dibiarkan begitu saja tanpa ada yang peduli. Hal tersebut tentunya sangat
berpengaruh terhadap lingkungan sekitar dimana lingkungan menjadi kotor dan
sampah yang membusuk akan menjadi bibit penyakit dikemduian hari.
Sebaiknya sampah-sampah dibakar atau dikubur agar tidak tumbuh di bibit-bibit

penyakit yang menimpa masyarak walaupun terbukti sampah itu dapat merugikan
bila tidak dikelola dengan baik, tetapi ada juga sisi baiknya hal ini dikarenakan selain
dapat diubah menjadi barang yang bermanfaat, manfaat sampah ini tidak terlepas dari
penggunaan dalam menangani dan juga kesadaran masyarakat untuk mengelolanya.

4

1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian sampah?
2. Apa saja jenis-jenis sampah?
3. Bagaimana permaslahan sampah di Indonesia?
4. Bagaimana permaslahan sampah di negara lain?
5. Apa dampak sampah terhadap kehidupan manusia?
6. Bagaimana upaya penanggulan sampah?
7. Bagaimana peran pemerintah dalam mengangani sampah?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian sampah.
2. Mengetahui jenis-jenis sampah.
3. Mengetahui permasalahan sampah di Indonesia.
4. Mengetahui permasalahan sampah di negara lain.

5. Mengetahui dampak sampah terhadap kehidupan manusia.
6. Mengetahui berbagai upaya penanggulan sampah.
7. Mengetahui peran pemerintah dalam menangani sampah.

BAB II
5

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Sampah
Sampah (solid waste) adalah semua limbah berbentuk padat atau semi padat
yang berasal dari kegiatan manusia, yang dibuang karena tidak bermanfaat atau tidak
diinginkan (Tchobanologlous, 1993). Sampah merupakan material sisa yang tidak
diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah didefinisikan oleh manusia
menurut derajat keterpakaiannya dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada
konsep sampah yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama
proses alam tersebut berlangsung.
2.2 Jenis-jenis Sampah
2.2.1 Sampah Organik
Sampah organik terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang
diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau yang lain.

Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah rumah tangga
sebagian besar merupakan bahan organik. Termasuk sampah organik, minsalnya
sampah dari dapur, sisa tabung, sayuran, kulit buah, dan daun.
2.2.2 Sampah Anorganik
Sampah anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti mineral
dan kinyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak terdapat dari
alam seperti plastik dan aluminium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak
dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam
waktu yang sangat lama. Sampah jenis ini pada tingkat plastik, kertas, karton, kardus,
styrofoam,kaleng dan lain-lain. Sedangkan sampah anorganik berupa plastik
dikurangi pemakaiannya, memakai ulang barang-barang yang diperlukan, daur ulang,
yang masih bersih dikumpulkan dan diberikan kepada pemulung.
2.3 Permaslahan Sampah Di Indonesia
Saat ini berdasarkan data statistik persampahan domestik Indonesia, jenis
sampah plastik meduduki peringkat kedua yaitu sebesar 5,4 juta ton pertahun atau
14% dari total produksi sampah.
Sementara berdasarkan data dari Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Daerah (BPLHD) Jakarta, tumpukan sampah diwilayah DKI Jakarta mencapai lebih
dari 6.000 ton per hari dan sekitar 13% dari jumah tersebut berupa sampah plastik.


6

Dari seluruh sampah yang ada, 57% ditemukan dipantai berupa sampah
plastik. Sebanyak 46.000 sampah plastik menampung disetiap mil per segi samudra
bahkan kedalaman sampah plastik di Samudra Fasifik sudah mencapai 100 meter.
Saat ini rata-rata orang Indonesia menghasilkan sampah 0.5 kg dan 13%
diantaranya adalah plastik. Sampah plastik menduduki peringkat ketiga dengan
jumlah 3.6 juta ton pertahun atau sembilan persen dari jumlah total produksi sampah.
2.4 Perrmasalahan Sampah Di Negara Lain
2.4.1 Jepang
Jepang telah membuat membuat peraturan tentang pengelolaan sampah ini,
yang diatur oleh pemerintah kota. Mereka telah menyiapkan dua buah kantong plastik
besar dengan warna berbeda, hijau dan merah. Namun selain itu ada bebeapa katagori
lainnya, yaitu: botol PET, botol beling, kaleng, bata batere, barang pecah belah,
sampah besar dan elektronik yang masing-masing memeliki cara pengelolaan dan
jadwal pembuangan berbeda.
Sebagai ilustrasi, cara membuang botol minuman plastik adalah botol PET di
buang di keranjang kuning punya pemerintah kota. Setelah sebelumnya lebel plastik
yang menempel dibotol itu diambil dan penutup botol kita lepas, lebel dan penutup
botol plastik harus masuk kekantong sampah berwarna merah dan dibuang setip hari

kamis. Apa bila didalam itu ada lebelharga yang terbuat dari kertas, pisahkan lebel
kertas tersebut dan masukkan ke kantong sam[ah berwarna hijau dan buang setiap
hari selasa.
Selain pengelolaan sampah dirumah, departmenent store, convenient store,
dan supermarket juga menyediakan kotak kotak sampah untuk tujuan recycel (daur
ulang). Kotak-kotak tersebut disusun berderet-deret didekat pintu masuk, kotak untuk
botol beling, kaleng, botol BEP. Bahkan di beberapa supermarket tersedia untuk
kemasan susu dan jus (yag terbuat dari kertas). Uniknya lagi, dalam kotak kemesan
susu dan jus (biasanya terpisah), terdapat ilustrai tentang cara menggunting dan
melipat kemasan sedemikian rupa sebelum dimasukkan kedalam kotak.
Proses daur ulang itupun sebagian besar dikelola perusahaan produk yang
bersangkutan, dan perusahaan lain atau semacam yayaan utntuk menghasilkan produk
baru. Hebatnya lagi, informasi tentang siapa yang akan mengelola proses recycle juga
tertulis dalam setiap kotak sampah.
Sementara pengelola sampah di stasion kereta bawah tanah, shinkansen, pada
saat para penumpang turun dari kereta ada petugas yang berdiri didepan pintu keluar
dengan membawa kantong plastik sampah besar siap untuk menampung kotak bento

7


dan botol kopi penumpang sambil tidak lupa untuk membungkuk dan mengucapkan
“otsukaresama desihta!”.
Sementara itu di Eropa dalam mengatasi masalah sampah ini, komisi Eropa
telah membuat panduan dasar pengelolaan sampah yang diperuntukkan untuk negaranegara anggotanya, seperti Belanda, Swedia dan Jerman. Dalam penyusun panduan
itu melibatkan pemerintah, pengusaha, dan rakyat masing-masing negara. Lalu,
kebijaksanaan Eropa itu kemudian diterjemahkan oleh parlemen negara masingmasing kedalam perundang-undangan dosmetik, yang berlaku buat pemerintah pusat
hingga daerah.
2.4.2 BELANDA
Sampai dengan abad ke-17 penduduk Belanda melempar sampah di mana saja
sesuka hati. Di abad berikutnya sampah mulai menumbulkan penyakit, sehingga
pemerintah menyediakan tempat-tempat pembuangan sampah. Di abad ke-19, sam[ah
masih tetap dikumpulkan di temat tertentu, tapi bukan lagi penduduk yang
membuangnya, melainkan petugas pemerintah daerah yang datang mengambilnya
dari rumah rumah penduduk. Di abad ke-20 sampah yang terkumpul tidak lagi
dibiarkan tertimbun sampai membusuk, melainkan dibakar. Kondisi pengelolaan
sampah Negara Belanda saat itu kira-kira sama seperti Indonesia saat ini.
Kini di abad ke-21 teknologi pembakaran sampah yang modern mulai
diterapkan. Teknologi itu memungkinkan pembakaran tidak menimbulkan efek
sampingan yang merugikan kesehatan. Agar tujuan itu tercapai, sebelum dibakar
sampah mesti dipilah-pilah, bahkan sejak dari rumah. Hanya yang tidak

membahayakan kesehatan yang boleh dibakar. Yang lebih menggembirakan, selain
bisa memusnahkan sampah, ternyata pembakaran itu juga membangkitkan listrik.
2.4.3 JERMAN
Sedangkan di Jerman terdapat perusahaan yang menangani kemasan bekas
(plastik, kertas, botol dsb) di seluluh negeri, yaitu DSD/AG (Dual System Germany
Co). DSD bertanggung jawab untuk memungut, memilah dan mendaur ulang
kemasan bekas.
Berbeda dengan kondisi Jerman 30 tahun silam, terdapat 50.000 tempat
sampah yang tidak terkontrol, tapi kini hanya 400 TPA (Tempat Pembuangan Akhir).
10-30% dari sampah awal berupa slag yang kemudian dibakar diinsinerator dan
setelah ionnya dikonversikan, dapat digunakan untu bahan konturksi jalan.
Cerita menarik proses daur ulang ini datangnya dari Passau Hellersberg
adalah sampah organik yang dijadikan energi. Produksi kompos dan biogad ini
memulai opersai nya tahun 1996. Sekitar 40.000 ton sampah organik perthun selain
8

menghasilkan pupuk melalui fermentasi, gas yang tercipta digunakan untuk pasokan
listrik bagi 2.000 – 3.000 rumah.
Sejak 1972 pemerintah Jerman melarang sistem sanitary landfill karena
terbukti selalu merusak dan air. Bagaimana pun sampah merupakan campuran segala
macam barang (tidak terpakai) dan hasil reaksi campurannya sering kali tidak pernah
bisa diduga akibatnya. Pada beberpa TPA auat instalasi daur ulang selalu terdapat
pemeriksaan dan pemeliharaan secara manual. Hal ini untuk menghindari bahan
berbahaya tercampur dalam proses, seperti minsalnya baterai dan kaleng bekas oli
yang dapat mencemari air tanah. Sampah berbahaya ini harus dibuang dan
dimusnahkan dengan cara khusus.
2.4.4 INGGRIS
Di Inggris, ada City Council untuk kawasan perkotaan, ada juga Town
Cuoncil untuk kawasan kota dengan ukuran yang lebih kecil dan ada juga Village
Cauncil atau Parish Counchil.
Di Inggirs tiap-tiap rumah diwajibkan membayar pajak bumi dan bangunan
juga, sama seperti di Indonesia, yang disebut cauncill tax. Yang berbeda mungkin
hanya jumlahnya yang lebih mahal.
Cauncill Tax ini digunakan oleh pemerintah lokal setempat untuk memenuhi
kebutuhan kebutuhan lokal semacam perbaikan jalan, pemberian layanan dan fasilitas
umum, dan juga penglolaan sampah.
Konsepnya cukup sederhana. Dalam hal pengelolaan sampah, daur ulang
pajak yang kita bayar tiap bulan, oleh Council dibelanjakan. Salah satunya adalah
untuk pengadaan wheeli bin, atau “tempat sampah beroda”, disebut demikian karena
memang ada rodanya, sehingga mudah didorong kemana mana untuk mempermudah
pekerjaan.

9

Gambar 2.1 Tempat sampah beroda
Ukuran kotak sampah ini bermacam-macam, dari kecil untuk permuhan
perumahan yang agak padat agar menghemat tempat, sempai ukuran raksasa untuk
sampah industri. Warnanya pun beragam, tergantung aturan tiap daerah atau kota
yang memakainya.
Disetiap rumah, diberikan tiga buah Wheeli Bin ukuran sedang oleh Town
Council. Satu berwarna hijau, satu berwarna coklat dan satu lagi berwarna biru tua.
Di titip masing-masing kotak sampah ini, tercetak tulisan dengan rapi apa-apayang
harus dimasukkan kedalam kotak sampah yang mana, dan apa-apa yang tidak boleh.

Gambar 2.2 Tempat sampah besar
Kotak sampah ukuran besar untuk industri, di kotak sampah yang berwarna
coklat, hanya diperbolehkan mengisi sampah kebn semacam daun, akar, ranting,

10

gulma, bunga, sampah organik dapur semacam kulit kupasan buah, sampah sayuran
dan lain-lain, dan juga kertas karton atau kardus berkas. Tetapi abu sisa pembakarn
sampah, kebun, barbaque atau bakar sate tidak boleh dimasukkan ke kotak coklat ini.
Dikotak sampah yang berwanra biru tua, hanya diperbolehkan mengisi botolbotol kemasan plastik yang sudah tidak terpakai. Disini juga bisa dimasukkan
majalah-majalah bekas, koran-koran bekas dan brosur-brosur bekas yang terpakai.
Dikotak sampah yang berwarna hijau, diperbolehkan mengisi apa saja selain
yang harus masuk ke biru dan coklat, kecuali botol kaca. Semua sampah rumah
tangga yang tidak boleh masuk kecoklat dan biru, haru masuk ke kotak hijau ini.
Bagaiman kalau kotak sampah kita sudah penuh? Kemana sampah-sampah
perumahan tadi dibawa pergi? Siapa yang mengambilnya? Disini lagi-lagi peran
Cauncil sangat dibutuhkan. Dari uang pajak rumah yang kita bayarkan tiap bulan
tadi, masing Cauncil di tiap wilayah akan menyediakan mobil-mobil sampah yang
berkeliling dari rumah ke rumah setiap satu minggu sekali.
Sampah dari kotak warna coklat dan biru akan dikirimkan keperusahaan daur
ulang. Sampah organik dari dari kotak coklat akan diproses menjadi kompos, produk
untuk kekebun dan semacamnya. Sedangkan sampah dari kotak berwarna biru yang
berisi kertas dan plastik akan diolah lagi menjadi produk-produk daur ulang yang
berbahan kertas dan plastik.
Karena isinya tidak memenuhi persyaratan daur ulang, sampah dari kotak
yang berwarna hijau akan dikirimkan ke tempat pembuangan sampah atau disebut
landfill setempat yang dikelola dengan cukup baik agar proses pembusukan
sampahnya tidak mencemari air tanah dan udara sekitar. Sebagian lagi dikirimkan ke
sebuah tempat bernama incinerator atau tempat pembakaran sampah untuk
dimusnahkan dengan cara dibakar.
2.5 Dampak Sampah Bagi Kehidupan Manusia
2.5.1 Dampak Terhadap Kesehatan
1. Penyakit diare, kelora, tifus mnyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari
sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum.
2. Penyakit jamur juga dapat menyebar misalnya jamur kulit.
3. Penyakit yang dapat menyebar melalaui rantai makanan. Salah satu contohnya
adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Cacing ini
sebelumnya masuk kedalam pencernaan binatang ternak melalui makanannya
yang berupa sisa makan atau sampah.
4. Sampah beracun. Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000 orang
meniggal akibat mengkomsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa (Hg).

11

Raksi ini bersal dari sampah yang dibuang kelaut oleh pabrik yang
memperoduksi baterai dan akumulator.
2.5.2 Dapak Terhadap Lingkungan
Pencemaran darat yang dapat ditimbulkan oleh sampah minsalnya ditinjau
dari kesehatan sebagi tempat bersarang dam menyebarnya bibit penyakit, sedangkan
ditinjau dari segi keindahan, tentu saja menurunnya estetika (tidak sedap dipandang
mata). Cairan rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau sungai akan
mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberap
spesies akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis.
Peruraian sampah yang dibuang kedalam air akan menghasilkan asam organik dan
gas-cair organik, seperti metana. Selain berbau tidak sedap, gas ini dalam konsentrasi
tinggi dapat meledak.
Macam pencemaran perairan yang ditimbulkan oleh sampah misalnya
terjadinya perubahan warna dan bau pada air sungai, penyebab bahan kimia dan
mikroorganisme yang terbawa air hujan dan meresapnya bahan-bahan berbahaya
sehingga menceari sumur air.
Macam pencemaran udara yang ditimbulkannya minsalnya mengeluarkan bau
yang tidak sedap, debu-debu gas beracun. Pembakaran sampah dapat meningkatkan
karbon monoksida (CO), karbondioksida (CO2) nitrogen-monoksida (NO), gas
belerang, amoniak dan asap di udara. Asap diudara, asap yang ditimbulkan dari
bahan plastik ada yang bersifat karsinogen, artinya dapat menimbulkan kanker,
berhati-hailah dalam membakar sampah.
2.5.3 Dampak Terhadap Keadaan Sosial dan Ekonomi
1. Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang kurang
menyenangkan bagi masyrakat; bau yang tidak sedap dan pemandangan yang
buruk karena sampah bertebaran dimana-mana.
2. Memberikan dampak negatif terhadap kepariwisataan.
3. Pembuangan sampah padat kebadan air dapat menyebakan banjir dan akan
memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembatan,
drainase, dan lain lain.
2.6 Usaha Pengendalian Sampah
Untuk mengani permaslahan sampah secara menyeluruh perlu dilakukan
alternatif pengolahan yang benar. Teknologi landfill yang diharapkan dapat
menyelesaikan masalah lingkungan akibat sampah, justru memberikan permaslahan
lingkungan yang baru. Kerusakan tanah, air tanah, dan air permukaan sekitar akibat

12

air lindi, sudah mencapai tahap yang membahayakan kesehatan masyarakat,
kuhsusunya dari segi sanitasi lingkungan.
Konsep utama dalam pemusnahan sampah selaku buangan sampah adalah
reduksi volume secara maksimum. Salah satu teknologi yang dapat menjawab
tantangan tersebut adalah teknologi pembakaran yang terkontrol atau insinerasi,
dengan menggunakan insinerator.
Produsi bersih (Clean Production) merupakan salah satu pendakatan untuk
merancang ulang industri yang bertujuan untuk mencari cara-cara pengurangan
produk-produk damping yang berbahaya, mengurangi polusi secara keseluruhan, dan
mecciptakan produk-produk dan limbah-limbahnya yang aman dalam kerangka siklus
ekologis. Prinsip-prinsip produksi bersih adalah prinsip-prinsip yang juga dapat
diterapkan dalam keseharian misalnya dengan merapkan prinsip 3R yaitu Reduce,
reuse, Recycle dan Replace.
1. Reduce (mengurangi)
Sebisa mungkin lakukan minimalisasi barang atu material yang kita pergunakan.
Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang
digunakan
2. Reuse (memakai kembali)
Sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari
pemakaian barang-barang yang displosable (sekali pakai, buang). Hal ini dapat
memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah.
3. Recycle (mendaur ulang)
Barang-barang yang sudah tidak berguna lagi bisa didaur ulang, karena tidak
semua barang bisa didaur ulang, tetapi saat ini sudah banyak industri non-formal
dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.
4. Raplace (mengganti)
Teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang-barang yang hanya bisa
dipakai sekali dengan barang yang lebih tanan lama. Juga telitilah agar kita hanya
memakai barang barang yang lebih ramah lingkungan, minsalnya ganti kantong
kresek dengan keranjang bila belanja.
2.7 Peran Pemerintah Dalam Menangani Sampah
Dari perkembangan kehidupan masyrakat dapat disimpulkan bahwa
penanganan masalah sampah tidak dapat semata-mata ditangani oleh Pemerintah
Daerah. Pada tingkat perkembangan kehidupan masyarakat dewasa ini memerlukan
pengeseran pendekatan ke pendekatan sumber dan perubahan paradigma yang pada
gilirannya memerlukan adanya campur tangan dengan pemerintah. Pengelolaan
sampah meliputi kegiatan pengurangan, pemilihan, pengumpulan, pemanfaatan,
pengangkutan, dan pengolahan.
13

Berarti dari pengertian pengeolahan sampah dapat disimpulkan adanya dua
aspek, yaitu penetapan kebijakan pengelolaan sampah, dan pelaksanaan pengelola
sampah. Kebijakan pengelolaan sampah harus dilakukan oleh Pemerintah Pusat
karena mempunyai cakupan nasional.
Kebijakan pengelolaan sampah ini meliputi:
1. Penetapan instrumen kebijakan
a. Isntrumen regulasi: penetapan aturan kebijakan, undang-undang dan hukum
yang jelas tentang sampah dan perusakan lingkungan.
b. Instrumen ekonomi: penetapan instrumen ekonomi umtuk mengurangi beban
penanganan akhir sampah (sistem insentif dan disinsentif) dan pemberlakuan
pajak bagi perusahaan dan menghasilkan sampah, serta melakukan uji
dampak lingkugan.
2. Mendorong pengembangan upaya mengurangi (reduce), memakai kembali
(reuse), mendaur ulang (recycing), dan mengganti (replace).
3. Pengembangan produk dan kemasan ramh lingkungan.
4. Pengembangan teknologi, standar dan prosedur penangan sampah.
5. Penetapan kriteria dan standar minimal penentuan lokasi penangan akhir sampah.
6. Penetapan lokasi pengolahan akhir sampah, luas minimal lahan untuk lokasi
pengolahan akhir sampah.
7. Penetapan bahan penyangga.

BAB III
PENUTUPAN

14

3.1 Kesimpulan
Sampah merupakan barang sisa yang sudah habis masa gunanya. Secara
umum dapat dibagikan menjadi 2 yaitu sampah organik dan nonorganik. Dan yang
paling bermasalah bagi kehidupan manusia adalah sampah nonorganik karena sampah
ini sangat sukar terurai menjadi tanah, sehingga dapat menyebabkan penumpukkan
sampah. Sebagian orang pun juga tidak perduli tentang cara pembungan sampah, ada
yang membuangnya ke sungai, ke kebun, dan ada juga yang membuangnya begitu
saja ke pinggir jalan. Selain secara estetika hal ini sangatlah buruk, pembuangan
sampah seperti itu juga dapat mengakibatkan pencemaran dan juga banjir.
Di negara-negara lain, pengolahan sampah sudah berbagai jenis cara
penumpukkannya, mulai dari warna kotak sampah yang berbeda maka berbeda pula
isi sampahnya, ada juga pengolahan sampahnya ditanggung oleh perusahaan
negaranya sendiri.
3.2 Saran
Cara pengendalian sampah yang paling sederhanaadalh dengan menumbuhkan
kesadaran dari dalam diri sendiri untuk tidak merusak lingkungan dengan sampah.
Selain itu diperlukan juga kontrol sosial budaya masyarakat untuk lebih menghargai
lingkungan serta kepedulian terhadap lingkungan. Peraturan yang tegas dari
pemerintah juga sangat diharapkan karena jika tidak maka para perusak lingkungan
akan terus merusak sumber daya.

DAFTAR PUSTAKA

15

http://bayusepta.blogspot.co.id/2013/06/pengolahan-sampah-sampah-dinegara-negara-maju.html?m=1
http://bk13097.blogspot.co.id/2015/01/makalah-sampahp-di-indonesia

16